CASE ANALYSIS DEGRADASI LAHAN DAN POTENS

DEGRADASI LAHAN DAN POTENSI BENCANA AKIBAT ALIH
FUNGSI LAHAN DAN IZIN USAHA SECARA ILLEGAL
Oleh:
Ikhda Zikra
(8111416096)
Fakultas Hukum
Universitas Negeri Semarang
(ikhdazikra@students.unnes.ac.id)
ABSTRAK
Diera globalisasi dan modernisasi dewasa ini aktivitas manusia dalam
lingkungan sehari-harinya banyak sekali menimbulkan polutan yang
berimbas pada Polusi dan degradasi ekologis antar komponen
suatu
ekosistem yang berpotensi menimbulkan bencana alam. Tuntutan
kebutuhan yang semakin kompleks membuat manusia untuk berusaha
semaksimal mungkin dalam mengolah sumberdaya yang ada dan terkadang
cara-cara yang diterapkan dalam memenuhi kebutuhan tersebut sangatlah
tidak bijaksana dan bertolak belakang atau sama sekali tidak sesuai dengan
aturan yang berlaku. Perkembangan arah pola pikir juga turut menjadi faktor
penyebab hal tersebut. kebanyakan orang hanya memikirkan manfaat untuk
diri sendiri dan mengabaikan dampak yang ditimbulkan dari perbuatan yang

telah dilakukannnya. Selain egoisme ekonomi pola pikir antroposentrisme 1.
Kasus alih fungsi lahan di Cipadu Jaya. Kecamatan Larangan. Kota Tangerang
(Tangerang. Kompas) antara Nurwita Residence salah satu badan usaha
yang bergerak dalambidang tata Kelola pembangunan Kompleks Perumahan
dengan Wali kota Tangerang yang menuntut agar pembangunan usaha ini
disegel sementara sampai pihak yang bersangkutan memperoleh izin usaha
yang legal mengingat ketentuan Pasal 36 Jo. Pasal 40 Undang-Udang Nomor
36 tahun 2009 bahwa Izin Lingkungan menjadi dasar bagi Perusahaan untuk
memperoleh izin usaha.2 Yang bertujuan meningkatkan perhatian pihak
pengelola usaha dalam mengembagkan system Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) sehingga pembangunan tersebut menjadi salah satu
penyebab terjadinya banjir karena tat pembangunan yang tidak sesuai
dengan sebagaimana mestinya salah satunya dapat dilihat dari
pembangunan saluran air yang sangat dangkal dan tidak adanya tempat
pembuangan sampah yang tepat sehingga apabila hujan turun dalam
kapasitas dan intensitas yang sedang sekali pun tetapberpotensi terjadi
1

2


Gatot Supramono, 2012, Hukum Pertambangan Mineral Dan Batu Bara Di Inonesia, Rineka
Cipta, Jakarta, hlm 238.
Puji Hardati, 2016, Pendidikan Konservasi, Unnes Press, Semarang, hlm 47-50..

banjir sehingga pihak dari Pemerintah Kota Tangerang memutuskan untuk
mmeberhentikan secara paksa pembangunan dan pengembangan tata
usaha perumahan tersebut guna mendapatkan izin yang resmi sebagai
legalitas formilnya selain itu dengan dilakukannya pengurusan perizinan
usaha setidak-tidaknya perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang
ini mendapatkan sosialisasi mengenai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
Kata Kunci: Degradasi. Konservasi.Lingkungan. Ekologis.Polusi.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Lingkungan terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang saling
berkesinambungan satu sama lain yang berada pada waktu dan tempa
tertentu dalam suatu ekosistem tertentu. Untuk menjaga kelangsungan dan
kelestariannya makhluk hidup perlu dijaga dan dilindungi di Indonesia sendiri

instrument perlindungan lingkungan ini sendiri telah diatur dalam melalui
substansi. struktur. dan Kultur. Substansinya adalah melaui tata peraturan
perundang-undangan yang berlaku yakni dengan dibentuknya UndangUndang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang memuat mengenai aturan-aturan yang harus ditaati
oleh setiap orang dalam hal Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Khususnya dalam Pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda. daya. keadaan. dan
makhluk hidup. termasuk manusia dan perilakunya. yang mempengaruhi
alam itu sendiri. kelangsungan perikehidupan. dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain.3 kemudian terkait strukturnya meliputi badan yang
menjalankan fungsinya dalam upaya Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup itu sendiri yakni melalui badan pengadilan karena
memang belum ada pengaturan khusus yang mengatur tentang pengadilan
khusus tentang Lingkungan setidaknya yurisdiksi peradilan Umum yakni
pengadilan Negeri dalam menegakkan dan melindungi kelestarian
Lingkungan Hidup telah berupaya semaksimal mugkin.
Kemudian setelah adanya Undang-Undang yang mengatur serta ada
badan yang akan menjalankan isi undang-undang itu diharapkan adanya
output (keluaran) berupa kultur atau budaya hidup yang peduli terhadap
lingkungan sehingga tidak mudah untuk berbuat kerusakan berupa

deforestasi. illegal loging. dan masih banyak lagi. Selain alasan-alasan
tersebut diatas ada beberapa langkah lagi yang dapat dilakukan dalam
rangka menjaga dan menumbuhkan jiwa kecintaan dan kepekaan terhadap
lingkungan salah satu langkah yang efektif adalah melalui jalur pendidikan
dengan dimasukkan mata kuliah Pendidikan Konservasi kedalam muatan
kurikulum seperti halnya yang dilakukan oleh Universitas Negeri Semarang
sebagai Universitas yang “Berwawasan Konservasi dan Bereputasi
3

Penjelasan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009.

Internasional”demikian Visi UNNES dalam mengembangkan budaya.
semangat. dan nilai-nilai Konservasi yang mengacu pada Prinsip-prinsip
Konservasi. dan tata peraturan perundang-undangan yang berlaku guna
terciptanya implementasi yang nyata bagi segenap civitas akademika
Universitas Negeri Semarang sebagai persiapan kaderisasi atau regenerasi
keemimpinan (Kader) Konservasi kedepannya.
Sadar atau tidak bahwa manusia dan lingkungan sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dan memiliki peranan yang sama pentingnya satu sama lain yang
menunjukkan rangkaian dari alur siklus kehidupan misalnya saja tanah

sebagai benda non abiotik sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup tumbuhan yang menopang diatasnya. yang menjadi titik fokusnya
adalah kualitas tanah dalam menghasilkan zat/unsur hara yang berpengaruh
pada tingkat kesuburan tanaman kemudia dalam relasional yang lain kita
melihat tumbuhan yang hidup disekitar manusia menghasilkan oksigen (O2)
yang sangat diperlukan dalam proses dan siklus pernafasan manusia
kemudian manusia mengeluarkan karbndioksida (CO2) yang sangat
diperlukan oleh tumbuhan dalam kapasitas tertentu untuk melakukan foto
sintesis guna menghasilkan makanan hal ini berkorelasi dengan konsep
pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat
memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan
generasi berikutnya dalam melangsungkan hidupnya.4
1.2 Kronologi Kasus
Pada Minggu. 10 September 2017 lalu Pemerintah Kota Tangerang
melakukan penelusuran mengenai penyebab terjadinya banjir didaerah
Cipadu Jaya. Kecamatan Larangan. Kota Tangerang. Pada Senin pagi Wali
Kota Tangerang pun terjun kelapangan guna memastikan dan melihat sendiri
faktor penyebab banjir yang terjadi padahal kapasitas hujan yang turun pada
waktu itu hanya dengan itensitas sedang. seharusnya tidak terlalu
berpotensi untuk menyebabkan banjir. Alhasil dalam pemeriksaan itu tim

telusur menemukan saluran air yang sempit. dan dangkal ditambah dengan
endapan lumpur membuat air meluap kepermukaan dengan cepat. selain itu
tumpukan sampah pun terlihat tengah menghambat jalannya sirkulasi air
sehingga menyebabkan genangan yang meluap dan merembes ke daerah
lain yang lebih rendah.
Menjamurnya perumahan disepanjang area Cipadu Jaya. juga
merpakan salah satu penyebabnya yakni merapatnya jejerran rumah
mengakibatkan saluran air yang dibangun hanyalah dalam ukuran yang
sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk menampung julah debit air
yang besar sehingga air merembes kemana-mana. Dengan kontur dan relief
yang berbentuk cekungan membuat daerah ini rawan terkena banjir
ditambah lagi dengan tata kelola bangunan yang tidak memadai maka debit
Wiryono, Menuju Pembangunan Berkelanjutan Membangun Tanpa Merusak Lingkungan,
‘Jurnal Lingkungan Hidup’, Vol. 1, No. 3, 14 April 2016 : 4-5 diakses pada 15 September
2017 jam 11:00.
`
4

air harus dikurangi dengan membuat sumur-sumur resapan. pulau-pulau
taman yang berada pada daerah tersebut sesegera mungkin dibangun dan

dibenahi. saluran airjuga perlu dilebarkan dan tendon air harus dibangun
hingga pada saat hujan turun tidak lagi menggenangi daerah tersebut.
kapsasitas pompa air yang adadi Jalan Dahlia 1 Kompleks Taman Cipulir
Estate harus perbesar lagi. Sehingga pemerintah Kota Tangerang Terpaksa
megambil langkah tegas untuk menangani masalah tersebut yakni dengan
memberhentikan sementara pembangunan Kompleks didaerah tersebut
selain itu ternyata pembangunan yang dilakukan oleh Nurwita Residence ini
tidak memiliki izin resmi sehingga kompleks perumahan tersebut disegel
sampai dengan adanya pemberian izin secara resmi dari pihak yang berwajib
untuk melanjutkan pembangunan tersebut. Setidaknya dengan adanya izin
membangun secara resmi perusahaan yang menjalankan usahanya
khususnya dalam bidang pembangunan kompleks perumahan ini
mendapatkan arahan serta masukan untuk lebih memperhatikan system
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).dan
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Korelasi antara perbuatan/perilaku manusia terhadap
tingkat kualitas lingkungan hidup di era globalisasi?
2. Bagaimana sikap atau langkah yang harus diambil dalam menyikapi
kasus pencemaran lingkungan yang terjadi diwilayah Tangerang?
3. Bagaimana langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka

mewujudkan ksesimbangan hidup antar komponen dalam suatu
lingkup ekosistem?

PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Manusia Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup Pada
Era Globalisasi.
Kerusakan Lingkungan kini telah menjadi masalah yang kompleks
dimana-mana dengan berbagai macam faktor penyebab baik itu karena ulah
manusia maupun gejolak alam itu sendiri. namun pada era globalisasi ini
penyebab utama lebih cenderung/lebih banyak ditimbulkan oleh ulah
manusia itu sendiri yang berefek pada Pemanasan Global. 5 Sehingga
masalah banjir. polusi udara. polusi air. kebakaran hutan. tanah longsor. dan
berbagai permasalahan lingkungan lainnya sudah menjadi sesuatu yang
lumrah didengar. namun aksi atau tindak lanjut mengenai hal tersebut masih
sangat rendah dimana tingkat kepedulian kita terhadap lingkungan masih
kurang. Kita bisa melihat atau berkacamata dari berbagai kasus yang ada
lagi-lagi faktor utama terjadinya bencana adalah karena ulah manusia itu
sendiri. Kasus Alih fungsi lahan saja misalnya sangat sering kita temui
didaerah bibir sungai dan bibir pantai masih banyak berjejeran rumah

5

Masrudi Muchtar dkk., 2016, Hukum Kesehatan Lingkungan, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta, hlm 28-29.

penduduk terutama dikota Tangerang. sebagai salahsatu kota metropolitan
di Indonesia tentunya tingkat kemajemukan penduduk Kota Tangerang juga
kian bertambah hal tersebut juga seiring dengan bertambahnya kebutuhan
manusia terutama untuk menetap/hunian.
Sehingga
usaha
pembangunan
kompleks
perumahan
pun
menunjukkan perkembangan yang pesat. sehingga sebagian lahan yang
seharusya menjadi ruang terbuka hijau sebagai sumber pemasok (supplier)
Oksigen bagi kelangsungan hidup bersama malah menjadi susunan jamur
perumahan yang kadang juga tidak menerapkan prinsip-prinsip dan
ketentuan pembangunan yang berkelanjutan serta Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL) sehingga berpengaruh buruk bagi lingkungan
dikemudian hari. Dalam kasus ini Nurwita Residence sebagai badan usaha
yang bergerak dalam bidang Pembangunan dan Pengembangan Kompleks
Perumahan belum terdaftar secara resmi serta belum memiliki izin legal
usaha yang sah sehingga badan usaha tersebut dianggap illegal. Hal ini
tentu menjadi problematika yang sangat berpengaruh pada hal-hal yang
akan terjadidikemudian harai. hal ituterlihata pada permasalahan lingkungan
yang ditimbulkannya yakni banjir yang akhir-akhir ini menjadi masalah dalam
kompleks tersebut selain konturnya yang berada ditengah cekungan
ternyata persuhaan tersebut belum melakukan perizinan secara sah
tentunya hal tersebut berimbas pada ketidaktahuan pada system
Analisisterhadap
Mengenai dampak lingkungan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yakni system pembangunan
dengan memanfaakan apa yang ada sekarang tanpa mengabaikan
ketersediaannya dimasa yang akan datang. Segala aspeknya harus benarbenar diperhatikan terutama analisis dan kajian mendalam tentang akibat
yang ditimbulkan dari suatu program telah dirancang sedemikian rupa serta
kemampuan berpikir secara visioner jauh kedepan dan inilah yang tidak
dilakukan oleh Nurwita Residence sehingga menimbulkan bencana banjir di
sekitar daerah kompleks perumahan tersebut.

2.2 Langkah Tegas Pemerintah Kota Tangerang dalam menyikapi
kasus tersebut
Mengingat Indonesia adalah negara hukum maka segala sesuatunya
harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. menyikapi
tindakan Nirwana Residence sebagai badan usaha yang secara otomastis
menjadi subjek hukum dalam melakukan aktivitas dalam suatu relasi atau
hubungan hukum yang tidak sesuai dengan prosedurnya maka langkah
tegas dalam menyikapi hal tersebut sangat diperlukan. dalam hal ini
tindakan
Pemerintah Kota Tangerang memberhantikan dan menyegel
Pembangunan Perumahan ini sudah tepat karena usaha ini illegal
menyimpang dari ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku
sehingga standar pelaksanaan Operasional Perusahaan (SOP) tidak
memenuhi kriteria perusahaan yang berdasarkan atas pembangunan
berkelanjutan serta memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) merupakan hasil studi mengenai dampak yang direncanakan

terhadap lingkungan dan bagaimana tindakan
yang akan diambil
dikemudian hari sebagai dasar antisispasi potensi bencana yang akan
terjadi dikemudian hari6. Hal ini lah yang sebenarnya menjadi problematika
menurut pandangan penulis karena hypotesa dan analisis pembangunan
berkelanjutan ini sangat penting sebagai pertanggung jawaban yang terjadi
dikemudian hari karena masalah lingkungan merupakan permasalahan yang
umum namun yang memiliki dampak yang luas bagi setiap komponen dalam
suatu ekosistem tertentu terutama difokuskan pada makhluk hidupnya yakni
manusia. hewan dan tumbuhan.
2.3 Upaya-Upaya Dalam Usaha Penegakan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup
Di Indonesia sebenarnya dalam regulasi/pengaturan dan upaya perlindungan
Lingkungan Hidup telah memuat unsur-unsur yang idealisme yakni dengan
adanya substansi
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
kemudian didukung dengan adanya instrument atau badan yang
menjalankan isi substansi materi perundang-undangan berupa pengadilan
dan badan khusus lainnya. serta perwujudan budaya Konservatif mlelalui
media pendidikan karena dianggapa lebih efektik sebagai upaya tindakan
preventif guna mencegah perbuatan perbuatan menyimpang dari ketentuan
yang berlaku karena pada prinsipnya mencegah lebih baik dari pada
memperbaiki. Selain itu tindakan tegas dan kebijaksanaan dalam menyikapi
permasalahan ini juga diperlukan guna menghindari perilaku yang
memanjakan masyarakat sehingga menganggap bahwa perbuatan itu
bukanlah suatu hal yang salah karena tidak adanya teguran atau larangan
terkait hal tersebut. sehingga secara tidak langsung pemerintah terkesan
membiarkan hal tersebut terjadi sesuai kehendak masyarakat sehingga
peran hukum dan aparat penegak hukum.
Tapi yang paling penting adalah bagaimana membuat manusiamanusia Indonesia ini sadar dan mempunyai jiwa atau kesadaran akan
pentingnya rasa peduli terhadap lingkungan sekitar. tentu ini bukan lah
perkara yang mudah khususnya untuk wilayah Kota Tangerang adalah
melakukan kebijakan pemerataan penduduk agar tidak memadat di suatu
daerah saja karena jika ini terus dibiarkan maka permasalahan tidak akan
kunjung selesai karena perbandingan antara ruang dan muatannya sudah
sangat tidak seimbang hal ini tentu akan memberi pengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan dan perubahan
kualitas lingkungan sehingga menyebabkan menurunnya
angka indeks
kualitas lingkungan hidup (IKLH). Maka ada beberap hal yang perlu
dipertimbangkan lagi yakni terkait pemerataan penduduk akan sangat wajar
jika kota Jakarta dan sekitarnya selalu terkena banjir dan permasalahan
lingkungan lainnya karena hampir 40% penduduk Indonesia dari total
keseluruhan mendiami pulau Jawa terutama Kota Jakarta.
6

Erwin Muhamad, 2008, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Lingkungan
Hidup, PT Rafika Aditama, Bandung, Hlm 44-45.

KESIMPULAN
Salah satu kebutuhan
pokok manusia adalah papan (tempat
tinggal/pemukiman). Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar
kawasan hutan lindung. baik yang berupa kawasan perkotaan atau
pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Namun dalam mewujudkan hal itu manusia kurang memahami
dampak yang ditimbulkan dari pembangunan disembarang tempat dan
tanpa
izin resmi.7 Hal ini telah dibuktikan dengan adanya kasus
pembangunan perumahan Ilegal di Kota Tangerang yang dilakukan oleh
Nirwana Residence sebagai badn usaha yang bergerak dalam bidang
Pembangunan Kompleks Perumahan yang bahkan belom mendapat izin
resmi sehingga tata kelola ruang nya kurang memadai karena kurangnya
pemahaman terkait analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sebagai
tolak ukur pembangunan berkelanjutan yang memiliki arah sudut pandang
visioner jauh kedepan sehingga dapat meminimalisir terjadinya bencana
terutama yang berdampak pada lingkungan.
Menyikapi hal tersebut perlu diambil langkah tegas dalam menangani
permasalahan agar tidak berlarut dan lebih kompleks sehingga menurut
pandangan penulis apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Tangerang dalam hal ini adalah Wali Kota Tangerang sudah tepat karena
elemen pemerintah adalah pejalan atau pelaksana undang-undang jadi
apabila ada praktik di lapangan yang tidak sesuai dengan procedural hukum
maka harus ditindak secara tegas dalam yakni dengan memberhentikan
serta menyegel pembangunan sementara waktu sampai procedural hukum
yang semestinya ditempuh sudah dilaksanakan yakni melakukan
mendaftarkan Surat Izin Usah Perusahaan (SIUP) sehingga secara hukum
dapat diakui sebagai badan usaha resmi yang telah mendapat izin usaha
karena jika hal ini tidak dilakukan maka hal-hal yang tidak diinginkan
kemudian hari dapat saja terjdi khususnya dalam keruakan lingkungan.
Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk menanggulangi hal
tersebut mulai dari usaha-usaha preventif. sampai dengan pemulihan
kembali melalui ketegasan undang-undang dan peraturan yang berlaku
lainnya. Usaha preventif ini dapat dilihat dalam dunia pendidikan misalnya
dengan memasukkan mata kuliah Pendidikan Konservasi kedalam muatan
kurikulum pembelajaran dengan memberikan pengetahuan dan kemampuan
dasar kepada mahasiswa sebagai agent of change yang sengaja dibekali
untuk menjadi kader-kader bangsa yangberwawasan konservasi seperti yang
telah dilakukan oleh UNNES dalam visinya “menjadi unversitas yang
berwawasan konservasi dan bereputasi internasional”. Setelah itu baru
7

Soedjajadi
Keman,
Kesehatan
Perumahan,
‘Jurnal
Kesehatan
Lingkungan’,
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/44360032/KESLING. Vol. 2, No. 1, 30
Juli 2015 : 29 -42 diakses pada 15 September 2017 jam 11:00. `

mengacu pada system regulasi tata peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagai muatan substansi materi dari norma-norma dasar yang di
kodifikasikan kedalam peraturan perundang-undangan. Indonesia telah
memiliki tata peraturan itu yakni melalui Undang-Undang Nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup. kemudian didukung oleh
instrument terkait melalui lembaga peradilan . Namun yang terpenting dari
semu aituadalah bagaimana menimbulkan rasa peduli dan membangkitkan
kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Erwin Muhamad. 2008. Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan
Lingkungan Hidup. Bandung : PT Rafika Aditama.
Muchtar Masrudi dkk.. 2016. Hukum Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Supramono Gatot. 2012. Hukum Pertambangan Mineral Dan Batu Bara Di
Inonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Siahaan N.H.T. 2004. Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan. Jakarta:
Eirlangga.
Puji Hardati. 2016. Pendidikan Konservasi. Semarang : Unnes Press.
Daldjoeni, N. 2004. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung :PT
Alumni.
Soedjajadi Keman, Kesehatan Perumahan, ‘Jurnal Kesehatan Lingkungan’,
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/44360032/KESLIN
G. Vol. 2, No. 1, 30 Juli 2015 : 29 -42 diakses pada 15 September 2017
jam 11:00.
Wiryono, Menuju Pembangunan Berkelanjutan Membangun Tanpa Merusak
Lingkungan, ‘Jurnal Lingkungan Hidup’, Vol. 1, No. 3, 14 April 2016 : 4-5
diakses pada 15 September 2017 jam 11:00.
`
Martopo, Sudeng dan Gunawan. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta :
Program Pasca Sarjana UGM.

Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009