PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN CARA PENAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN CARA PENANAMAN DI
PEMBIBITAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TUJUH RUAS PANILI
Yulie Oktavia, Taufik Hidayat, Erpan Ramon
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Jl. Irian km. 6.5 Kelurahan Semarang Kota Bengkulu
Email : taufikhidayat_stp@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tanaman panili merupakan salah satu tanaman dari famili Orchidaceae. Panili
dapat diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan stek batang. Stek
yang digunakan biasanya berukuran satu meter atau lebih dengan jumlah ruas
7-8 ruas. Bibit kadang-kadang harus didatangkan dari daerah lain, sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai di pembibitan. Penanaman
bibit stek langsung di lahan membawa resiko yakni besarnya persentase stek
yang mati akibat luka pangkasan yang belum kering sehingga pathogen mudah
masuk dan melakukan aktivitasnya. Teknik penanaman merupakan cara
budidaya yang mungkin ada pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman.
Bentuk pangkal stek panili ada dua yaitu lurus dan melengkung. Dengan
adanya kedua bentuk pangkal stek tersebut maka penanaman harus
menyesuaikan dengan bentuk pangkal stek yang ada. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dan cara penanaman yang

akan memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan stek tujuh ruas panili.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2009 di
Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial.
Faktor pertama adalah lama penyimpanan yang terdiri dari L0; 0 hari, L1; 4 hari,
L2; 8 hari, L3; 12 hari, L4; 16 hari, factor kedua adalah cara penanaman yang
terdiri dari P1; lurus, P2; melengkung dan P3; melengkung menyembul. Setiap
kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali dan setiap kombinasi terdiri dari
tiga tanaman, dua sebagai sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara lama
penyimpanan dan cara penanaman terhadap pertumbuhan stek panili. Namun
secara tunggal, lama penyimpanan terbaik diperolah dari perlakuan lama
penyimpanan 8 hari, sedangkan cara penanaman terbaik diperoleh dari cara
penanaman lurus. Pada perlakuan lama penyimpanan, panjang tunas tertinggi
dan jumlah daun terbanyak diperoleh dari lama penyimpanan 8 hari yaitu 71,2
cm dan 10 helai daun. Pada perlakuan cara penanaman, panjang akar
terpanjang, berat kering akar, dan berat kering tunas tertinggi diperoleh dari
cara penanaman lurus yaitu 28,95 cm, 1,17 gram dan 3,13 g, sedangkan
jumlah akar terbanyak diperoleh dari perlakuan cara penanaman melengkung
yaitu sebanyak 4 helai.

Kata kunci : Panili, stek, penyimpanan dan cara tanam.
ABSTRACT
Vanilla crop is a plant of the family Orchidaceae. Vanilla can be propagated with
vegetative using stem cuttings. Cuttings are used typically measuring one meter
or more by the number of sections 7-8 segments. Seeds sometimes have to
come from other areas, so it takes a long time to get to the nursery. Planting
seeds directly in the soil cuttings carries a risk that the percentage of cuttings
that died due to injuries that have not dried prunings that pathogen easily enter
and do activities. Planting techniques are ways of farming that may have an
effect on crop productivity. Shape the base of vanilla cuttings there are two

straight and curved. With the second form of the base of the cuttings are then
planting must adjust to the shape of the base of the cuttings were there. This
study aimed to determine the effect of storage time and method of planting that
will provide the best results for the growth of vanilla cuttings of seven sections.
This study was conducted from June to September 2009 in the Village of
Bengkulu City Kandang Limun. This study using Complete Randomized Design
(RAKL) arranged in a factorial. The first factor is the length of storage consisting
of L0; 0 day, L1, 4 days, L2; 8 days, L3; 12 days, L4; 16 days, the second factor
is a way of planting that consists of P1; straight, P2; curved and P3 ; curved pop

up. Each treatment combination was repeated three times and each
combination consists of three plants, two in the sample.
The results showed that there is no interaction between storage time and
manner of planting the cuttings growing vanilla. But the single best storage
duration of treatment obtained 8 days storage time, while the best planting
method derived from the method of planting straight. In the treatment of storage
time, the highest shoot length and number of leaves obtained from most 8 days
storage time is 71.2 cm and 10 leaves. In the treatment method of planting, the
longest root length, root dry weight, and the highest shoot dry weight obtained
from the straight way of planting that is 28.95 cm, 1.17 g and 3.13 g, while the
highest number of roots obtained from the treatment method that is curved
planting by 4 strands.
PENDAHULUAN
Tanaman panili (Vanilla planifolia Andr) merupakan salah satu tanaman
dari famili Orchidaceae (anggrek-anggrekan) yang menghasilkan buah dengan
aroma yang khas dan dipergunakan untuk memberikan aroma pada makanan,
gula-gula, coklat dan es krim (wahid, 1996). Prospek pengembangan tanaman
panili di Indonesia cukup cerah, hal ini dikarenakan syarat tumbuh yang sesuai
pada beberapa daerah seperti Sumatera, Bali, Jawa dan Sulawesi (Lawani,
1991). Di provinsi Bengkulu prospek pengembangan tanaman panili cukup

cerah karena syarat tumbuh yang memadai di beberapa daerah (Balai
Informasi Pertanian, 1990)
Pada tahun 2010, ekspor produksi panili di provinsi Bengkulu sebesar
3,19 ton (BPS, 2011) dengan luas perkebunan panili rakyat di provinsi
Bengkulu pada tahun 2010 adalah 67 ha, yang terdiri dari tanaman muda 25
ha, tanaman menghasilkan seluas 13 ha, dan tanaman tua/rusak seluas 29 ha.
(BPS, 2011). Rata-rata produksi 245,38 kg/ha.
Tanaman

panili

dapat

diperbanyak

secara

generative

dengan


menggunakan biji dan secara vegetative dengan menggunakan stek batang
(Ruhnayat, 2003). Stek yang digunakan biasanya berukuran satu meter atau
lebih, dengan jumlah ruas 7-8 ruas (Rismunandar dan Sukma, 2003). Bibit
kadang-kadang didatangkan dari daerah lain, sehingga memerlukan waktu

yang cukup lama untuk sampai di pembibitan (Hayani dan Suparman, 1991).
Penanaman stek bibit langsung dilahan membawa resiko yakni besarnya
persentase stek yang mati akibat luka pangkasan belum kering sehingga
patogen mudah masuk dan melakukan aktivitasnya (Lawani, 1991). Menurut
Dhalimi dan husjni dalam Evizal (1995), stek panili dapat bertahan selam 12-15
hari bila disimpan pada lingkungan yang sejuk dan lembab sehingga laju
penguapan dan perombakan dapat ditekan. Teknik penanaman stek merupakan
cara budidaya yang mungkin ada pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman.
Di tingkat petani umumnya penanaman stek dilakukan dalam posisi lurus. Cara
lain seperti posisi melengkung serta melengkung menyembul belum banyak
dilakukan dan dilaporkan hasilnya (Imran dan Ahmad, 1991)
Tanaman panili mempunyai batang berwarna hijau, agak lunak, beruasruas serta mengandung air dan cenderung tumbuh lurus keatas. Bentuk
pangkal stek ada dua yaitu lurus dan bengkok (melengkung). Dengan adanya
bentuk pangkal stek tersebut, maka penanaman harus menyesuiakan dengan

bentuk pangkal stek yang ada (Santoso, 1998). Menurut Hidayat (1996), hal ini
dapat diatasi dengan cara penanaman melengkung dan lurus. Menurut Lawani
(1991), selain kedua cara tersebut, ada juga petani yang tidak memasukkan
seluruh ruas kedalam lubang tanam, melainkan dengan sengaja membiarkan
ujung bekas potongan stek (bagian yang akan ditanam) menyembul sedikit ke
permukaan tanah untuk menghindari pembusukan stek yang ditanam terutama
yang terbenam di dalam tanah.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Pengkajian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai dengan September tahun
2009 di Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu dengan lahan seluas 6x8 m
dengan diberi naungan rumbia setinggi 175 cm sebelah barat dan 200 cm
sebelah timur. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
Lengkap (RAKL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah lama
penyimpanan (L) yang terdiri dari L0; 0 hari, L1; 4 hari, L2; 8 hari, L3; 12 hari,
L4; 16 hari, faktor kedua adalah cara penanaman (P) yang terdiri dari P1; lurus,
P2; melengkung dan P3; melengkung menyembul. Dari kedua faktor tersebut
didapat 15 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan dan setiap kombinasi
perlakuan terdiri dari 3 tanaman sehingga didapat 135 polibag tanaman yang


disusun secara acak. Dari ketiga tanaman diambil dua tanaman sebagai
sampel.
Tahapan penelitian dimulai dengan survey lokasi dan sumber bibit,
penyiapan lahan dan pembuatan naungan, penyiapan media tanam yakni tanah
top soil dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 diayak dengan
menggunakan ayakan 5 mm dan dimasukkan kedalam polybag warna hitam
ukuran 40 x 50 cm sebanyak 10 kg per polybag. Kemudian penyedian bahan
stek diambil pada waktu yang berbeda sehingga penanaman dilakukan
serempak. Bahan stek disimpan dalam gedebog pisang segar, dibungkus
sampai seluruh bagian stek tertutup. Penanaman stek dilakukan sedalam 2
ruas dan berdasarkan perlakuan cara penanaman (lurus, melengkung,
melengkung menyembul) dan setiap polybag di beri ajir. Pemeliharaan meliputi
penyiraman dan penyiangan.
Variabel yang diamati meliputi persentase tumbuh, panjang tunas,
jumlah daun, jumlah akar, panjang akar, berat kering akar, berat kering tunas.
Sementara data penunjang yang diamati adalah suhu dan kelembaban di
penyimpanan dan di pembibitan. Data yang diperoleh diuji secara statistic
dengan menggunakan uji F pada taraf 5% dan 1% dan apabila hasil analisis
menunjukkan perbedaan yang nyata maka akan dilakukan uji lanjut DMRT
pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan tanaman panili secara visual tumbuh normal, hal ini diduga
karena keadaan lingkungan tumbuh yang cukup mendukung. Pertumbuhan stek panili
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban selama penyimpanan dan di pembibitan.
Pengukuran suhu dan kelembaban selama penyimpanan adalah 28-32 oC dan 66,580,5%, sedangkan suhu dan kelembaban selama di pembibitan adalah 28-30,5 oC dan
68-80%. Menurut Ruhnayat (2003) suhu yang sangat sesuai untuk tanaman panili
adalah 24-26 oC sedangkan kelembaban yang sangat sesuai untuk tanaman panili
adalah 60-75%, antara suhu dan kelembaban yang sangat sesuai untuk tanaman panili
dengan suhu dan kelembaban di penyimpanan dan di pembibitan saat penelitian tidak
berbeda jauh sehingga tanaman panili dapat tumbuh dengan baik selama dilakukan
penelitian.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan lama
penyimpanan dan cara penanaman memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap
semua peubah yang diamati. Lama penyimpanan (L) sebagai faktor tunggal
memberikan pengaruh yang sangat nyata pada peubah panjang tunas dan jumlah

daun, sedangkan untuk peubah persentase stek tumbuh, jumlah akar, panjang akar,
berat kering tunas dan berat kering akar memberikan pengaruh yang tidak nyata. Cara
penanaman (P) sebagai faktor tunggal memberikan pengaruh yang sangat nyata pada
peubah jumlah akar, berat kering tunas, berat kering akar dan berpengaruh nyata pada

peubah panjang akar sedangkan untuk peubah persentase stek tumbuh, panjang
tunas dan jumlag daun memberikan pengaruh yang tidak nyata.
Table 1. Rangkuman nilai F hitung pengaruh lama penyimpanan dan cara
terhadap semua peubah yang diamati
F hitung
Peubah yang diamati
Lama
Cara
Penyimpanan (L) Penanaman (P)
Persentase stek tumbuh
0,51 ns
0,82 ns
**
Panjang tunas
4,44
0,11 ns
**
Jumlah daun
9,08
0,96 ns

ns
Panjang akar
3,01
3,48 *
ns
Jumlah akar
2,41
5,10 **
Berat kering tunas
1,35 ns
5,53 **
ns
Berat kering akar
2,88
13,2 **
Ket : Ns
= Berbeda tidak nyata pada uji F taraf 5%
*
= Berbeda nyata pada uji F taraf 5%
**

= Berbeda sangat nyata pada uji F taraf 1%

penanaman

LXP
0,82 ns
0,47 ns
1,18 ns
0,56 ns
2,59 ns
0,93 ns
0,98 ns

Berdasarkan hasil analisis varian pada semua peubah yang diamati, ternyata
tidak terdapat interaksi antara perlakuan lama penyimpanan dan cara penanaman. Hal
ini diduga karena antara perlakuan lama penyimpanan dan cara penanaman tidak
saling mempengaruhi terhadap pertumbuhan stek panili. Tetapi sebagai faktor tunggal,
baik lama penyimpanan maupun cara penanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan
stek panili.
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Pertumbuhan Stek Panili
Hasil analisis varian dari perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat
nyata terhadap peubah panjang tunas, dan jumlah daun. Sedangkan peubah jumlah
akar, panjang akar, berat kering akar, berat kering tunas dan persentase stek tumbuh
berpengaruh tidak nyata.
Tabel 2. Pengaruh lama penyimpanan terhadap peubah yang diamati
Perlakuan
Peubah yang diamati
Lama penyimpanan
Panjang Tunas
Jumlah Daun
0 hari (Lo)
48,8 b
8,00 d
4 hari (L1)
55,5 b
8,16 cd
8 Hari (L2)
71,2 a
9,94 a
12 hari (L3)
57,6 b
9,00 bc
16 hari (L4)
63,0 b
9,60 ab
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada pada uji DMRT 5%
Dari tabel hasil uji DMRT diatas dapat kita lihat bahwa perlakuan lama penyimpanan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tunas dan jumlah daun. Untuk

peubah panjang tunas, lama penyimpanan 8 hari berbeda nyata dengan lama
penyimpanan 0 hari, 4 hari, 12 hari, dan 16 hari. Peubah jumlah daun, lama
penyimpanan 8 hari tidak berbeda nyata dengan lama penyimpanan 16 hari namun
berbeda nyata dengan lama penyimpanan 0 hari, 4 hari, dan 12 hari. Lama
penyimpanan berpengaruh terhadap awal pertumbuhan dan perkembangan tanaman
panili. Selama penyimpanan bahan stek akan mengalami penurunan daya tumbuh
yang disebabkan karena tekanan lingkungan seperti kelembaban yang rendah dan
suhu yang tinggi. Pada penyimpanan 8 hari diduga stek belum mengalami proses
transpirasi yang berlebihan, sehingga kandungan air yang tersedia pada stek masih
mencukupi untuk pertumbuhan. Pada penyimpanan 0 hari dan 4 hari diduga stek
belum dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang baru sehingga
pertumbuhan stek menjadi terganggu, sedangkan pada penyimpanan 12 hari dan 16
hari stek telah mengalami proses transpirasi yang berlebihan sehingga kandungan air
yang tersedia pada stek tidak mencukupi untuk pertumbuhan serta selama
penyimpanan perombakan karbohidrat masih kecil.
Adanya penagruh yang nyata pada peubah panjang tunas dan jumlah daun
diduga disebabkan pertumbuhan daun pada stek panili berkaitan erat dengan dengan
panjang tunasnya. Semakin panjang tunasnya maka akan semakin banyak daun yang
terbentuk. Suatu tanaman akan dapat tumbuh baik kalau telah terbentuk daun yang
cukup sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. (Djafarudin dkk, 1990).
Menurut Dwijoseputro (1984), daun mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
hasil fotosintesis yang merupakan sumber energi dalam bahan-bahan sel menjadi
biomassa tanaman.
Pengaruh Cara Penanaman terhadap Peubah Pertumbuhan Stek Panili
Hasil analisis varian dari ketiga cara penanaman berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah akar, berat kering tunas dan berat kering akar, berbeda nyata
terhadap peubah panjang akar sedangkan untuk peubah panjang tunas, jumlah daun,
dan persentase stek tumbuh menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.
Tabel 3. Pengaruh Cara Penanaman terhadap Peubah Yang Diamati
Perlakuan
Peubah yang diamati
Cara Penanaman
JA
PA
BKT
BKA
Lurus (P1)
3,70 b
36,47 a
3,13 a
1,17 a
Melengkung (P2)
4,43 b
28,95 b
2,16 b
0,64 b
Melengkung
Menyembul
4,00 ab
31,05 ab
2,,24 b
0,72 b
(P3)
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada pada uji DMRT 5%
JA= Jumlah Akar, PA= Panjang Akar, BKT= Berat Kering Tunas, BKA= Berat
Kering Akar
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa cara penanaman lurus merupakan
cara penanaman yang terbaik bagi pertumbuhan stek panili. Hal ini diduga karena

pada penanaman lurus terdapat keseimbanagn konsentrasi auksin yang membuat
pertumbuhan antara akar dan tunas pada cara penanaman lurus berimbang,
sedangkan cara penanaman melengkung dan melengkung menyembul kemungkinan
menyebabkan akar tidak dapat tumbuh normal karena sepanjang pangkal stek yang
melengkung konsentrasi auksin terlalu tinggi sehingga menghambat pengembanagan
sel-sel akar. Hal ini sejalan dengan pendapat Dwijoseputro (1984), yang menyatakan
bahwa konsentrasi auksin yang tinggi pada akar akan menggiatkan pengembangan
sel-sel batang, akan tetapi akan menghambat pengembanagn sel-sel akar.
Cara penanaman memberikan pengaruh pengaruh yang nyata terhadap
variabel jumlah akar dan panjang akar. Menurut rochiman dan harjadi (1973) serta
tasma (1989), komponen akar yang terbentuk merupakan faktor awal yang terpenting
selam pertumbuhan tanaman. Semakin cepat dan banyak akar yang terbentuk
memberi kemungkinan terbentuknya tunas baru yang sehat dan tumbuh normal.
Jumlah akar terbanyak diperoleh dari perlakuan melengkung namun tidak memberikan
perbedaan yang nyata dengan penanaman melengkung menyembul. adanya akar
terbanyak pada kedua perlakuan ini diduga karena terjadi penumpukan auksin pada
sepanjang pangkal stek yang melengkung. Auksin merupakan hormon yang dapat
merangsang pembentukan akar. Namun, adanya konsentrasi auksin yang tinggi pada
akar akan menghambat pengembangan sel-sel akar. Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan sel-sel akar menjadi tidak normal dan pendek.
Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel meristem ujung (Gardner
et al., 1985) panjang akar yang terpanjang diperoleh dari perlakuan cara penanaman
lurus, ini diduga terjadi karena kenaikan panjang akar diimbangi dengan jumlah akar
yang sedikit. Menurut Toniko (2004), pertambahan panjang akar merupakan respon
pertumbuhan untuk menyediakan unsur hara dan air yang dibutuhkan oleh tanaman.
Perlakuan cara penanaman memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
variabel berat kering tunas, dan berat kering akar. Berat kering tunas dan berat kering
akar tertinggi diperoleh dari perlakuan cara penanaman lurus sebesar 3,13 g dan 1,17
g. Hal ini diduga berkaitan dengan perakaran pada cara penanaman lurus yang
mempunyai sistem perakaran yang abik sehingga akar dapat menyerap unsur hara
denagn baik juga. Suplai unsur hara yang diperlukan tanaman dari dalam tanah lebih
besar, sehingga pembentukan tunas lebih baik pula. Akibatnya aktivitas fotosintesis
pada tanaman berjalan lebih sempurna, serta hasil-hasil dari fotosintesis terutama
karbohidrat yang tersimpan pada bagian tanaman, yaitu akar dan batang lebih banyak,
sehingga akan menghasilkan berat kering yang lebih besar (Korie, 1989). Meurut
Harjadi

(1982),

pertambahan

menyatakan

ukuran

(berat

bahwa
kering)

pertumbuhan
yang

tanaman

irreversibel

ditunjukkan

yang

bertambahnya protoplasma karena ukuran dan jumlah sel bertambah.

oleh

mencerminkan

KESIMPULAN
1. Tidak ada interaksi antara perlakuan lama penyimpanan dengan cara
penanaman pada pertumbuhan stek panili, namun secara tunggal lama
penyimpanan terbaik diperoleh dari perlakuan lama penyimpanan 8 hari,
sedangkan cara penanaman terbaik diperolah dari cara penanaman lurus
2. Pada perlakuan lama penyimpanan panjang tunas tertinggi dan jumlah daun
terbanyak diperoleh dari lama penyimpanan 8 hari yaitu sebesar 71,2 cm
dan 9,94 helai.
3. Cara penanaman terbaik didapat dari perlakuan penanaman lurus dengan
panjang akar terpanjang 28,95 cm, berat kering tunas 3,13 g dan berat
kering akar tertinggi 1,17 g, sedangkan untuk jumlah akar terbanyak
diperoleh dari perlakuan cara penanaman melengkung sebesar 4,43 helai.

DAFTAR PUSTAKA
Balai Informasi Pertanian. 1990. Bertanam Panili. Buletin Informasi Pertanian
untuk Para Penyuluh Pertanian. Departemen Pertanian. Bengkulu.
BPS. 2004. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri, Eksport. Badan Pusat
Statistik Jakarta
BPS. 2009. Bengkulu Dalam Angka. Kantor Badan Pusat Statistik Bengkulu,
Bengkulu
Daniel, T.W.,J.A. Helms dan F.S. Baker.1995. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Edisi
Kedua. UGM-Press, Yogyakarta.
Djafarudin, Yusrizal M. Zen, Muhsanawati, Irawati, dan Rida, P. 1990. Pengaruh
jumlah ruas terhadap pertumbuhan stek panili (Vanilla Planifolia Andrew).
Majalah Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Andalas. No. 1. Hal: 3541.
Dwijoseputro. 1984. Pengantar Fisiologi Tanaman. Gramedia, Jakarta
Evizal, R. 1995. Ketahanan stek panili (vanilla Planifolia Andrew) terhadap
penyimpanan. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian. 3 (1): 75-77.
Gaspertz, V. 1989. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian,
Ilmu-Ilmu Teknik dan Biologi. Armico, Bandung
Harjadi. 1982. Pengantar Agronomi. Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman. Gramedia, Jakarta
Hayani dan U. Suparman. 1991. Pengaruh lama dan cara penyimpanan stek
lada terhadap pertumbuhannya di persemaian. Pemberitaan Littri XVI
(3): 104-107.
Hidayat, A. 1996. Teknik Bertanam dan Budidaya Panili. Karya Anda, Surabaya.
Korie, M. 1989. Pengaruh penundaan saat tanam dan jumlah ruas bahan stek
terhadap pertumbuhan bibit panili (vanilla Planifolia Andrew). Skripsi
Fakultas
Pertanian
Universitas
Bengkulu,
Bnegkulu
(tidak
dipublikasikan).
Lawani, M. 1991. Panili, Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. Kanisius,
Yogyakarta.
Murni, A. 1994. Upaya perbaikan mutu bahan tanam panili. Jurnal Litbang
Pertanian. XIII (3). 78-82
Rismunandar dan E. S, sukma. 2003. Bertanam Panili. Penebar Swadaya,
Jakarta
Rochiman, K dan Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi.
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Ruhnayat, A. 2003. Bertanam Vanili, Si emas Hijau Nan Wangi. Agro Media
Pustaka, Depok-Tanggerang.
Santoso, H.B. 1988. Panili, Budidaya dan analisis ekonomi. Sinar Baru
Bandung, Bandung.
Toniko, M. 2004. Pengaruh teknik penanganan bibit dan waktu penyimpanan
terhadap pertumbuhan stump Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk).
Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Bnegkulu (tidak dipublikasikan)

Wahid, P. 1996. Budidaya rempah-rempah dan tanaman Penyegar. Universitas
Terbuka, Jakarta
Wudianto, R. 1999. Membuat stek, Cangkok, dan Okulasi, Penebar Swadaya,
Jakarta