PERANCANGAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP FRACTAL-BOWTIE FREKUENSI DUAL BAND (900 MHz 1800 MHz) PADA WIRELESS COMMUNICATION DESIGN AND REALIZATION FOR FRACTAL-BOWTIE MICROSTRIP ANTENNA ON DUAL BAND FREQUENCY (900 MHz 1800MHz) FOR WIRELESS COMMUNICATION

ISSN : 2355-9365

e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 | Page 3696

PERANCANGAN & REALISASI ANTENA MIKROSTRIP FRACTAL-BOWTIE
FREKUENSI DUAL BAND (900 MHz & 1800 MHz) PADA WIRELESS
COMMUNICATION
DESIGN AND REALIZATION FOR FRACTAL-BOWTIE
MICROSTRIP ANTENNA ON DUAL BAND FREQUENCY (900
MHz & 1800MHz) FOR WIRELESS COMMUNICATION
Ishak Garlie Delano Girsang1
1,2,3

Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
1
ishakgarlie@gmail.com

Abstrak
Seiring dengan semakin bertumbuhnya kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi, maka teknologi untuk
berkomunikasi pun yang dulunya masih menggunakan telepon kabel biasa juga mengalami perkembangan
yang begitu pesat juga. Wireless communication merupakan salah satu sistem komunikasi yang paling

mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia sekarang ini karena wireless communication memungkinkan
kita untuk bisa berkomunikasi tanpa harus dibatasi oleh jarak yang ada.
Maka, pada tugas akhir ini dirancang dan direalisasikan antena mikrostrip fractal-bowtie yang bekerja pada
frekuensi dual band yaitu pada frekuensi 900MHz dan 1800MHz sehingga bisa mendukung untuk
komunikasi wireless pada GSM. Pembuatan antena terlebih dahulu dilakukan perhitungan secara matematis
lalu disimulasikan di software CST dan setelah di dapat spesifikasi yang tepat maka antena akan dirancang,
kemudian setelah antena selesai dirancang akan dilakukan pengukuran secara langsung kepada antena
tersebut.
Kesimpulannya pada tugas akhir ini didapatkan antena dengan penggunaan substrat FR-4 epoxy yang
mampu bekerja di dua frekuensi yaitu 900 MHz dan 1800 MHz . Dengan return loss -10 dB , pola radiasi
omnidirectional, dan bandwith yang lebih besar yaitu 40 MHz pada frekuensi 900 MHz dan 100 MHz pada
frekuensi 1800 MHz dengan ukuran dimensi antena 6 cm x 10 cm.
Kata kunci : Antena mikrostrip,bowtie,fractal,GSM.
Abstract
Along with the growth of the need for people to communicate, then the technology to communicate that
formerly still use ordinary telephone wires also developed really fast.Wireless communication is one of a
communication system that the ablest to meet the needs of current human beings because a wireless
communication allows us to be able to communicate without having to be limited by the distance.
So, this final project will be designed and realized the microstrip fractal-bowtie antenna that works at the
frequency of dual band that is at the frequency of 900mhz and 1800mhz so that it can support for wireless

communication in GSM.The making of the antenna firstly done by the mathematical calculation and after
that, it will be simulated in CST software and after obtaining a precise specification then the antenna will be
designed after the antenna finished being designed, the measurement will be directed straight to the antenna.
Finally in this final project got antenna able to work in two frequency that is 900 MHz and 1800 MHz. With a
return loss below -10, the omnidirectional radiation pattern, and a larger bandwidth of around 40 MHz and
100 MHz, the polarization produced by this antenna is also linear with dimensions or antenna size about 6 cm
x 10 cm.
Keywords: Microstrip antenna,bowtie,fractal,GSM.
1. Pendahuluan
Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia saat ini. Untuk memperoleh informasi
, salah satunya dengan berkomunikasi. Oleh karena dipicu oleh kegiatan manusia yang begitu padat dan mobile,
maka dibutuhkan alat komunikasi yang bisa membantu manusia untuk tetap bisa berkomunikasi, yang tidak
menghalangi aktifitas manusia tersebut. Saat ini ,teknologi communication wireless sangatlah dibutuhkan, karena
proses komunikasi tetap bisa berlangsung tanpa media kabel dan pengguna bisa tetap beraktifitas seperti biasa. Salah
satu teknologi yang mendukung communication wireless tersebut adalah GSM (Global System for Mobile
Communication) yang bekerja pada frekuensi 900MHz dan 1800MHz.
Dalam mendukung teknologi GSM yang bersifat wireless tersebut maka dibutuhkan device sebagai pengirim
maupun penerima, yaitu sebagai transformator gelombang elegtromagnetik di udara. Antenna merupakan device
yang digunakan untuk melakukan proses tersebut. Pada sistem komunikasi GSM ini, dibutuhkan antenna yang
mampu bekerja difrekuensi tinggi, desain compact, berukuran kecil, bandwith yang lebar, dan mampu bekerja pada

frekuensi si stem operasi mobile wireless.

ISSN : 2355-9365

e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 | Page 3697

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan akan telekomunikasi wireless tersebut maka, pada Tugas Akhir ini akan
dirancang antenna yang mampu memenuhi kebutuhan dari system communication wireless tersebut adalah antenna
mikrostrip. Namun, antenna mikrostrip sendiri memiliki kekurangan yaitu memiliki bandwith dan gain yang kecil.,
sehingga untuk mengatasi kelemahan tersebut, antenna mikrostip yang nantinya dirancang akan memiliki patch
berbetuk bowtie agar membantu antenna yang memiliki bandwith lebar. Untuk membantu antenna, agar bisa
berfungsi didua frekuensi maka patch antenna tersebut akan ditambahkan fractal sierpinski gasket untuk membuat
antenna bekerja difrekuensi dual band yaitu 900MHz dan 1800 MHz pada aplikasi GSM.
2. Landasan Teori
2.1 Antena Mikrostrip
Definisi resmi IEEE dari suatu antena yang diberikan oleh Stutman dan Thiele (Stutzman, W. L. and
Thiele, G. A. 1998) adalah: “Bagian dari sistem pengiriman dan penerimaan yang dirancang untuk
meradiasikan gelombang elektromagnetik.” Antena microstrip merupakan salah satunya.
Bentuk paling sederhana dari sebuah antenna mikrostrip adalah berupa sisipan dua buah lapisan konduktif
yang saling parallel dan dipisahkan oleh suatu substrat diantaranya yang bersifat dielektrik. Konstanta

dielektrik dari substrat berkisar dari 1,17 sampai kisaran 25, dengan loss tangent mulai dari 0,0001 sampai
0,004. Konduktor atas dapat berupa bentuk apapun seperti, persegi, persegi panjang, lingkaran, dsb (C. A.
Balanies, Antenna Theory : Analysis & Design, John Willey & Sons, Inc. 1997).
Bandwidth dan efisiensi antenna mikrostrip bergantung pada ukuran, bentuk, ketebalan substrat, konstanta
dielektrik substrat, tipe feed point, dll. Untuk kinerja antenna yang baik, substrat dielektrik yang tebal
dengan konstanta yang rendah tepat untuk bandwidth yang lebih besar, Karena efisiensi dan radiasi yang
lebih baik, namun dengan ukuran antenna yang lebih besar. Untuk merancang antenna mikrostrip dengan
ukuran yang lebih kecil membutuhkan konstanta dielektrik yang besar, namun bisa menyebabkan
bandwidth dan efisiensi yang kecil (C. A. Balanies, Antenna Theory : Analysis & Design, John Willey &
Sons, Inc. 1997).
Sehingga disinilah kita memberikan rekayasa seperti perubahan bentuk patch, teknik pencatuan, dll untuk
bisa mengatasi kekurangan dari bentuk antenna mikrostrip yang berukuran kecil ini. Oleh Karena itu,
desain akhir dari sebuah antenna mikrostrip merupakan akhir atau titik temu dari dimensi dan kinerja
antenna yang diinginkan .
2.2 Antena Fraktal Sierpinski Gasket
Secara umum fraktal didefinisikan sebagai bentuk geometri yang terbentuk dari bagian-bagian yang
memiliki kesamaan bentuk apabila dilakukan proses pembesaran terhadap bentuk geometri tersebut. Fraktal
dikatakan memiliki detil yang tak hingga dan dapat memiliki struktur serupa diri pada tingkat perbesaran
yang berbeda. Pada banyak kasus,sebuah fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola dalam
proses rekursif atau iteratif.

Beberapa keuntungan utama dari bentuk antenna fractal adalah :
1. Fraktal, melalui bentuk self-similar mereka, adalah sebuah sistem alami dimana melalui
komplektifitasnya menyediakan sifat antenna yang dicari saat ini. Antena fractal secara radikal
mengubah hubungan antara bandwidth, gain, dan ukuran sehingga memungkinkan antenna untuk lebih
kuat, serbaguna, dan kompak [4].
2. Fraktal antenna bisa menghasilkan semua bentuk dari fractal yang cocok untuk semua tipe antenna.
3. Teknologi antena fractal mampu memberi peningkatan yang unik pada antenna array, meningkatkan
bandwidth-nya, memungkinkan untuk bekrja multiband, mengurangi bentuk atau ukuran, dan
memungkinkan teknologi antenna cerdas bekerja secara optimal.
4. Meningkatkan bandwidth/multiband dan gain dalam ukuran yang lebih kecil.
5. Kualitas yang melekat pada fractal memungkinkan menghasilkan antenna dengan performansi tinggi
yang biasanya 50 sampai 70 persen lebih kecil dari bentuk yang lama.
Lebih lanjut, antenna fractal lebih andal dan lebih murah dalam pembuatan dibanding antenna tradisional
dimana performansi antenna dapat dicapai melalui bentuk geometri dari konduktor, daripada harus
melakukan akumulasi dari beberapa komponen yang terpisah atau beberapa elemen terpisah yang tentunya
meningkatkan kompleksifitas dan biaya.
2.3 Antena Bowtie
Antena Bowtie merupakan perkembangan dari antenna biconical dimana antenna biconical mengambil
prinsip antenna dipole. Antenna biconical memiliki dimensi yang cukup besar terdiri dari dua buah corong
berbentuk kerucut. Alasan dibuatnya antenna biconical adalah karena antenna biconical memiliki

karakteristik bandwith yang lebih besar daripada antenna dipole biasa.
Kelebihan utama dari bowtie adalah desain yang sederhana dan impedansi yang lebar. Antenna bow-tie
dibuat dengan dua buah lempeng segitiga yang terbuat dari logam dan diberi catuan di kedua sudutnya.
Antenna jenis ini akan dipengaruhi oleh besar sudut dan memiliki frekuensi kerja yang bersifat bebas hanya
jika panjang lengan segitiga tidak terbatas. Namun untuk membuat antenna bow-tie ini, kita harus memberi
jarak antara dua lempeng segitiga tersebut dan panjang lengan kedua segitiga juga harus dibatasi. Hal ini
akan membatasi bandwith. Dimana panjang lengan antena bowtie dibatasi sebesar :
0.5λ
(2.1)
c
(2.2)
Dimana 𝜆 =
fr√εr

ISSN : 2355-9365

e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 | Page 3698

2.4 Perancangan Kerja
Alur perancangan kerja dapat dilihat di gambar 2.3 :


Gambar 2.3 Alur Perancangan Kerja
2.5 Perhitungan Dimensi Antena
Untuk menghitung panjang maksimal dari patch bowtie antena tersebut, maka kita harus mencari terlebih
dahulu nilai λ dari antena tersebut :
c
λ=
= 158.5 mm
fr√εr

Untuk menghitung tinggi antenna (h) maka perlu digunakan perhitungan trigonometri pada segitiga karena
telah diketahui sebelumnya sudut dari segitiga tersebut dan panjang dari lengan tiap antenna. Maka tinggi
patch dapat dicari dengan:
ℎ/2
Tan 300=
39.625
Jadi, h = 45.755mm.
Panjang saluran transmisi dari antenna pada tugas akhir ini sendiri adalah :
1.
Lebar Saluran Transmisi


Zo=50Ω
B=

377 𝜋

2 𝑥 𝑍𝑜 𝑥 √𝜀𝑟
Wo

= 5.646
2

(2.3)
𝜀𝑟−1

0.61

= [B-1-ln(2B-1)+
(ln(B-1)+0.39- )]
(2.4)

𝜋
2𝜀𝑟
𝜀𝑟
Wo = 3.17mm= lebar feed 50 Ω

Zo=100Ω
Dengan cara yang sama maka dapat ditentukan bahwa lebar nya adalah 0,626mm
2.
Panjang Saluran Transmisi
Zo=50Ω
Lf = 19.875mm
Zo=100Ω
Lf = λ/4 = 158.5/4 = 39.625mm
Jadi, panjang total saluran transmisi = 19.875mm + 39.625mm =59.5mm
Lalu, untuk menghitung panjang (ls) dan lebar (ws) substrat dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Ls = 6(tebal dielektrik) + h + Lstriptotal
(2.5)
Pada percobaan ini, tebal dielektrik yang digunakan adalah sebesar 1,6mm , dengan tinggi patch 45.755 dan
panjang total saluran transmisi adalah 59.5 maka panjang substrat adalah 114.855mm
Sedangkan rumus untuk mencari lebar substrat adalah :

Ws = 6(tebal dielektrik) + panjang lengan
(2.6)
Pada percobaan ini, tebal dielektrik yang digunakan adalah sebesar 1.6 mm dan panjang lengan adalah
79.25mm sehingga dapat diketahui lebar dari substrat adalah 88.85mm.
Tebal Dielektrik

ISSN : 2355-9365

e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 | Page 3699

Untuk groundplane sendiri dilakukan modifikasi dari bentuk groundplane itu sendiri dari yang biasanya
berbentuk sama dengan substrat tetapi pada percobaan ini dilakukan beberapa percobaan dalam
menentukan groundplane antenna dengan cara partial groundplane . Yaitu dimana terjadi pemotongan baik
secara horizontal maupun vertical terhadap bentuk dari grounplane tersebut.
Tujuan penggunaan partial groundplane adalah tentunya untuk memperbaiki karakteristik ataupun
parameter – parameter dari antenna tersebut. Proses dari penggunaan partial groundplane ini untuk
menghasilkan hasil yang terbaik sebenarnya juga hanya dilakukan dengan cara trial and error.
Sehingga dari hasil perhitungan tersebut gambar antenna simulasi dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2.4 Hasil Antena pada CST

3.

Pembahasan Hasil Simulasi
3.1 VSWR

Gambar 3.1 VSWR
VSWR dari antenna tersebut baik pada 900MHz dan 1800MHz telah memenuhi spesifikasi yaitu ≤2.
3.2 Return Loss dan Bandwidth

ISSN : 2355-9365

e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 | Page 3700

Gambar 3.2 VSWR dan Bandwidth
Return Loss di dua frekuensi yaitu pada 900MHz dan 1800Mhz sudah memenuhi persyaratan dimana harus
lebih besar dari -10db dimana pada 900MHz = -13.054 dan pada 1800MHz = -10.51.
Untuk Bandwidth sendiri dapat dilihat bahwa bandwidth dari antenna tersebut sudah semakin lebar dan juga
telah memenuhi spesifikasi yaitu pada frekuensi 900MHz bandwidth mencapai 38.73 MHz dan pada 1800MHz
mencapai 134 MHz .
4.

Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Realisasi
 VSWR

Gambar 4.1 Gambar VSWR

ISSN : 2355-9365



e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 | Page 3701

Return Loss dan Bandwidth

Gambar 4.2 Return Loss dan Bandwidth
4.2 Pembahasan
 VSWR
Terlihat di Gambar 4.1 bahwa adanya terjadi perbedaan antara hasil perhitungan VSWR di simulasi
dan realisasi, dimana di hasil perhitungan realisasi terjadi sedikit pergeseran pada grafik VSWR
tersebut . Hal ini mungkin disebabkan karena pada proses simulasi, tidak ada gangguan dari luar
sedangkan saat realisasi banyak factor yang menyebabkan ketidaktelitian namun walaupun begitu nilai
VSWR sebenarnya tidak terlalu jauh dan hasil realisasi juga VSWR masih dibawah 2 sehingga bisa
ditolerir.


Return Loss dan Bandwidth
Dapat dilihat bahwa perbedaan Return Loss pada simulasi dan realisasi sangatlah sedikit . Return Loss
pada realisasi juga lebih kecil dari -10 jadi walaupun ada perbedaan tetapi pada dasarnya parameter
yang dihasilkan antenna realisasi juga sudah sesuai dengan spesifikasi.
Namun sedikit berbeda pada bandwidth karena pada bandwidth antenna ternyata di dapati bahwa ada
perbedaan bandwith yang ada di simulasi dan di realisasi dimana bandwidth antenna realisasi terlihat
sedikit lebih lebar walaupun tidak terlalu banyak atau signifikan. Perbedaan ini mungkin sebagian
besar disebabkan karena saat proses pengukuran banyak alat elektronik yang memancarkan gelombang
elektromagnetik di ruangan pengukuran sehingga bisa menyebabkan sedikit perbedaan antara simulasi
dan realisasi.

5.

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Antena microstrip fractal – bowtie yang dirancang dan direalisasikan dapat bekerja pada range frekuensi
sesuai dengan spesifikasi, yaitu 900MHz dan 1800MHz dimana itu merupakan frekuensi kerja dari GSM
dengan VSWR ≤ 2.
2.

Kombinasi antara saluran transmisi, bentuk patch fractal – bowtie, dan groundplane yang berbentuk partial
mampu menurunkan nilai VSWR kebatas minimum, sehingga membuat bandwidth menjadi lebih lebar dan
memenuhi spesifikasi.

3.

Polaradiasi yang dihasilkan antena adalah omnidirectional, dan polarisasi antena adalah linier.

Saran yang bisa diberikan adalah :
1.

Menggunakan bentuk fraktal yang berbeda dari fraktal sierpinski gasket.

2.

Pemilihan bahan substrat yang tepat dapat menghasilkan hasil yang optimal pada antena yang dirancang.

3.

Pemasangan konektor dapat dilakukan serapih mungkin agar meminimalisir redaman yang mengakibatkan
hasil yang kurang optimal.

ISSN : 2355-9365

4.

e-Proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 | Page 3702

Pengukuran sebaiknya dilakukan diruangan yang sangat minim ganguan dan pantulan dari perangkat
elektronik lain.

Daftar Pustaka
[1] Adhi mahendra, Perancangan Antena Microstrip Bow-tie pada Aplikasi Ultra Wideband, Universitas
Pancasila, 2012
[2] Balanis, C. (1982.). Antenna Theory Analysis And Design.
[3] C. Puente Baliarda, C. Borja Borau, M. Navarro Rodero and J. Romeu, ‘An iterative model for fractal antenna
: application to the Sierpinski gasket antenna’, IEEE Transactions on Antennas and Propagation, Vol. 48,
No. 5, pp. 713-719, 2000.
[4] David M. Pozar, Daniel H. Schaubert, "Microstrip Antennas: The Analysis and Design of Microstrip Antennas
and Arrays", John Wiley & Son, inc, 1995
[5] Iqbal Adhiyogo,"Perancangan dan Realisasi Antena Microstrip Fractal Sierpinski Gasket Pada Beberapa
Range Frekuensi (Multiband) dengan Menggunakan Substrat Rogers 4003",Universitas Telkom, Bandung,
2011.
[6] J.R. James and P.S. Hall, "Handbook of Microstrip Antennas", London: United Kingdom, 1989.
[7] Kurnia Sari, Dian, "Simulasi Dan Implementasi Antena Mikrostrip Bowtie Untuk Aplikasi ISM Pada
Frekuensi 2,4GHz", Universitas Telkom, Bandung, 2008
[8] M.K.A. Rahim, M.Z.A. Abdul Aziz, C.S. Goh, "Bow-tie Microstrip Antenna Design," in IEEE, Wireless
Communication Centre, Faculty of Electrical Engineering, University Teknologi Malaysia, 2005.
[9] Mufti, Nachwan A, ST. Edisi Revisi (2001). Modul Sistem Antena. Jakarta : Mobile Communication
Laboratory.
[10] Pozar and Schaubert, “Microstrip Antennas,” Proceedings of the IEEE, vol. 80, 1992.
Cohen. N.L., “Fractal Antennas Part 1,” Communications Quarterly,
Summer, pp. 5-23 (1995).
[11] Ramesh Garg, Prakash Bhartia, Inder Bahl, Apisak Ittipoboon, "Microstrip Antenna Design Handbook",
Artech House, inc, Norwood, 2001.
[12] Stutzman, W. L. and Thiele, G. A., Antenna Theory and Design, John Willey & Sons, Inc., 1998.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25