LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MEDIA BALON YANG DIGANTUNG DI SDN 34 SENGIANG GURUNG

LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MEDIA BALON
YANG DIGANTUNG DI SDN 34 SENGIANG GURUNG

ARTIKEL ILMIAH

OLEH
ANTONIUS ATAW
NIM F1102141049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN
DAN REKREASI
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016

LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MEDIA BALON
YANG DIGANTUNG DI SDN 34 SENGIANG GURUNG
Antonius Ataw, Y. Tauvan Juni Samodra, Eka Supriatna
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Untan, Pontianak

Email; ataw23@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan media
balon yang digantung pada siswa kelas V SDN 34 Sengiang Gurung. Bentuk
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V (lima) SDN 34 Sengiang Gurung dengan
jumlah 16 siswa terdiri dari 11 orang siswi dan 5 orang siswa. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh data pada pelaksanaan tes awal tingkat ketuntasan siswa
hanya sebesar 25% (4 siswa), serta yang belum dapat meraih ketuntasan 75% (12
siswa). Kemudian pada hasil siklus I hasil belajar yang di peroleh 68,75% (11
siswa) dan siswa yang belum tuntas 31,5% (5 siswa). Sedangkan hasil belajar
pada siklus II menunjukan hasil yang bagus yakni terjadi peningkatan sebesar
75%. Data ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok dengan pendekatan media balon yang digantung.
Kata Kunci: Lompat Jauh Gaya Jongkok, Media Balon Yang Digantung
Abstract: This research aims to determine the level of learning outcomes of
students in the learning process long jump squat style with media approach
balloon hung in class V SDN 34 Sengiang Gurung. Forms of research is
classroom action research. The subjects in this study were students of class V

(five) SDN 34 Sengiang Gurung with the number of 16 students consisting of 11
women and 5 men. Based on the results obtained data on the implementation of
the initial test student mastery level only by 25 % (4 students), and which has not
been able to achieve mastery of 75% (12 students). Then on the results of the first
cycle of learning outcomes are achieved 68.75 % (11 students) and students who
have not completed 31.5 % (5 students). While the results of study on the second
cycle showed a good result which is an increase of 75 %. This data shows an
increase learning outcomes long jump squat style with balloons strung media
approach.
Keywords: Long Jump Squat Style, Media Balloon Hung

1

endidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari pendidikan pada
umumnya. pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang
dilakukan dengan gerak tubuh atau fisik serta berperan penting dalam
pembinaan dan pengembangan baik individu maupun kelompok dalam menunjang
pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohani. Bergerak bagi seorang anak
adalah suatu hal yang menyenangkan apalagi jika ditambah dengan suatu
permainan. Dengan melakukan aktivitas gerak maka akan sekaligus melatih pola

pikir anak kearah yang lebih baik.
Pendidikan jasmani dapat mengembangkan karakter yang terdapat dalam
setiap pelaksanaan pembelajaran, guna mewujudkan tujuan salah satu upaya yang
hendaknya dilakukan adalah dengan mengembangkan kemampuan gerak. Salah
satu cara mengembangkan kemampuan gerak yakni melalui cabang atletik yaitu
pada nomor lompat jauh. Atletik adalah cabang olahraga yang tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan kegiatan alami manusia. Hal ini dapat dilihat
dalam kegiatan alami manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar.
Olahraga Atletik dapat dilakukan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan
dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.
Untuk mencapai kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang maksimal
dipengaruhi oleh faktor kekuatan, daya ledak, dan kecepatan bergerak. Menurut
Feri Kurniawan (2011:24) menyatakan bahwa olahraga lompat jauh menuntut
gerakan di saat sang atlet melakukan lompatan setelah diawali dengan berlari
sehingga menghasilkan lompatan yang sangat jauh. Pemenangnya ditentukan dari
seberapa jauh sang atlet mampu melompat di kolam pasir sebagai media
pengukurannya.
Gerak lompat jauh merupakan gerakan dari perpaduan antara kecepatan
(speed), kekuatan (strenght), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance),
ketepatan (acuration). Pada saat praktek di lapangan agar siswa dapat melompat

dengan baik atau hasil lompatannya jauh, maka perlu memperhatikan beberapa
teknik seperti teknik awalan, tolakan, melayang, dan teknik mendarat. Pada saat
berjalannya proses pembelajaran sering kali mendapatkan suatu permasalahan
bahwa masih rendahnya kemampuan dasar lompat jauh gaya jongkok.
Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus
dikuasai seorang pelompat. Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang
dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan benar. Jess Jarver
(2012:27) berpendapat bahwa supaya lompatan cukup jauh, usahakan untuk
menekankan gerak pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjangnya langkah
kedua terakhir sebelum melompat, serta hindarkan dorongan dengan cara
memperpendek langkah take off .
Dalam Pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
di Sekolah Dasar Negeri 34 Sengiang Gurung Kabupaten Sekadau belum pernah
menggunakan pendekatan pembelajaran dengan rintangan yang dapat lebih
memotivasi siswa untuk mencoba dan memperbaiki koordinasi gerak agar lebih
baik, maka perlu diketahui pengaruh pembelajaran melalui rintangan.
Upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
harus dilakukan pembelajaran dengan menerapkan metode yang baik dan tepat.
Dari pelaksanaan pembelajaran teknik dasar lompat jauh gaya jongkok yang


P

2

diukur dari hasil lompatannya, ternyata kemampuannya masih rendah. Masih
rendahnya kemampuan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V di
Sekolah Dasar Negeri 34 Sengiang Gurung Kabupaten Sekadau disebabkan pada
saat berjalannya proses pembelajaran sering kali mendapatkan suatu permasalahan
bahwa masih rendahnya kemampuan dasar lompat jauh gaya jongkok. Rendahnya
hasil kemampuan dasar lompat jauh gaya jongkok ini dibuktikan dengan hasil
perolehan nilai yang tidak memenuhi kriteria kelulusan yang diberikan guna
mengukur tingkat keberhasilan lompatan serta hasil refleksi guru selam proses
pembelajaran berlangsung.
Rendahnya hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok ini juga terjadi
karena pada saat pembelajaran siswa mengalami beberapa kesulitan lain, yakni
siswa terlalu lama menunggu giliran melompat sehingga merasa jenuh dan karena
disebabkan bak lompatan tidak berisi pasir tetapi tanah yang keras dan berkerikil
dan hasil menjadi tidak efektif.
Guna pencapaian hasil yang efektif maka penggunaan media di dalam
proses pembelajaran perlu dilakukan. Media yang akan digunakan adalah balon,

karena di samping mudah didapat balon juga sangat disenangi anak-anak pada
umumnya. Dalam pelaksanaannya balon digantung dengan tali rafia dan siswa
melakukan lompatan berulang-ulang kali. Pada pengulangan lompatan balon akan
dinaikkan sehingga siswa akan semakin merasa tertantang. Dengan penggunaan
media ini pasti tingkat kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh pasti
akan meningkat.
Dengan adanya media pembelajaran dalam latihan lompat jauh gaya
jongkok pada Sekolah Dasar Negeri 34 Sengiang Gurung diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Media pembelajaran ini dapat
mempermudah hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok karena dapat
menarik minat siswa dalam belajar, siswa tidak merasa bosan dalam melakukan
latihan, serta dapat dengan mudah menerima materi pembelajaran yang diberikan.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin mengetahui lebih dalam
melalui penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya
Jongkok Dengan Pendekatan Media Balon Yang Digantung Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 34 Sengiang Gurung Kabupaten Sekadau.
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Adakah
terjadi peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui balon yang
digantung pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 34 Sengiang Gurung
Kabupaten Sekadau?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan
diatas, penelitian ini bertujuan untuk: meningkatan hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok dengan pendekatan media balon yang digantung pada siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri 34 Sengiang Gurung Kabupaten Sekadau.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Metode adalah cara menentukan bagaimana memperoleh data mengenai variabelvariabel tersebut. Didalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal
sebagai metode pengumpulan data.
3

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Suharsimi Arikunto, (2012: 3) bahwa “Dengan menggabungkan batasan
pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, segera dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Ada tiga hal terpenting dalam PTK yakni:
1. PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru
dan siswa dalam berbagai tindakan,
2. Kegiatanrefleksi (perenungan, pemikiran, danevaluasi) dilakukan berdasarkan

pertimbangan rasional (menggunakan konsepteori) yang mantapdan valid
guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang
terjadi,
3. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan
dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik
pembelajara).
Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran setiap siklusnya. Menurut
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2012:16), “ada empat tahapan
yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun desain PTK dan tahap pelaksanaan penelitian ini dapat di lihat pada
gambar di bawah ini:
Perencanaan
Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan
Refleksi


Perencanaan
SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan
Gambar Desain PTK
(Suharsimi Arikunto, 2012: 16)

Keterangan:
a. Perencanaan adalah menentukan tindakan apa yang akan dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap
yang diinginkan.
b. Pelaksanan adalah suatu tindakan yang telahdirencankan oleh peneliti
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
c. Pengamatanya itu mengamati hasil yang dilaksanakan dengan tes.
d. Refleksi yaitu penulis mengkaji, melihat,dan mempertimbangkan atas
hasil penelitian dari berbagai kriteria.


4

Subjek dari penelitian adalah siswa kelas V (lima) Sekolah Dasar Negeri
34 Sengiang Gurung dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 11 orang
siswi dan 5 orang siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data secara alamiah dimana
peneliti berperan sebagai perencana dan pelaksana tindakan yang terlibat langsung
dalam melaksanaan penelitian tindakan kelas, mengumpulan dan menganalisis
data serta melaporkan hasil penelitian. “Mencari tahu secara alamiah dalam
pengumpulan data lebih banyak tergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul
data” (Agus Kristanto, 2010: 19).
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan
melalui beberapa tahap, antara lain:
1. Observasi awal.
Pada kegiatan observasi ini peneliti langsung mengamati pelaksanaan
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan selama proses
pembelajaran itu berlangsung. Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan
berbagai permasalahan yang dihadapi siswi kelas V Sekolah Dasar Negeri 34
Sengiang Gurung Kabupaten Sekadau.

2. Refleksi Awal.
Setelah dilakukan refleksi pembelajaran awal dengan melihat kekurangan
yang dialami siswa dan guru mata pelajaran dalam proses pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok.
3. Tes Awal.
Berdasarkan refleksi awal, maka sebelum tindakan pada siklus I peneliti
akan memulai dengan melakukan tes awal lompat jauh gaya jongkok (preimplementasi).
4. Tindakan Siklus I.
Berdasarkan hasil observasi awal dan melihat hasil pre-implementasi,
maka peneliti akan menerapkan sistem pembelajaran dengan media balon
digantung yang menggunakan pembelajaran teknik dasar lompat jauh gaya
jongkok.
5. Refleksi Pembelajaran Siklus I.
Setelah melakukan tes dan evaluasi, peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan seberapa besar pengaruh/dampak positif penerapan
pembelajaran dengan media balon digantung terhadap tindakan yang diberikan,
apa saja kekurangan dan yang menjadi hambatan selama tindakan pada siklus I.
Dari hasil refleksi dan evaluasi siklus I, peneliti dapat merencanakan
variasi-variasi pembelajaran dengan media balon agar hasil pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai.
1. Tindakan Siklus II.
Berdasarkan dari hasil refleksi dari siklus I, maka disusun perencanaan
pembelajaran pada siklus II. Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II ini
ditekankan pada perbaikan dari permasalahan yang ditemukan pada saat observasi
siklus I. Pada siklus II pembelajaran dengan media balon akan lebih domain lagi,
5

tetapi tetap menggunakan rancangan formasi-formasi pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok yang telah dibuat.
Pada siklus II, tindakan dibagi dalam 2 kali pertemuan, dimana di dalam
1 minggu peneliti melakukan 2 kali pertemuan setiap hari jumat sama seperti
siklus I, sehingga tindakan dilakukan dalam waktu 1 minggu, hal ini dilakukan
agar intensitas pertemuan dan biaya yang diperlukan dan biaya yang dikeluarkan
menjadi lebih tepat. Hal ini juga sudah mendapatkan persetujuan dari pihak
sekolah.
2. Evaluasi dan Tes Pembelajaran Siklus II.
Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari tindakan
pada siklus II yang dilaksanakan pada siswa. Tes dan evaluasi lompat jauh gaya
jongkok yang dilakukan pada akhir siklus II ini sama seperti tes lompat jauh gaya
jongkok yang dilakukan pada tes siklus I. Oleh karena itu pada saat tes diharapkan
semua siswa diharapkan bisa hadir.
3. Refleksi Pembelajaran Siklus II.
Setelah melakukan tes dan evaluasi peneliti mengkaji, melihat dan
menganalisis seberapa besar pengaruh/dampak posistif penerapan pembelajaran
menggunakan media balon yang digantung terhadap tindakan yang telah
diberikan. Pada refleksi siklus II inilah peneliti akan menghitung dan mengolah
data yang telah diperoleh selama pembelajaran pada siklus II, apakah terjadi
peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media
pembelajaran balon yang digantung ini. Disini akan dilihat seberapa besar
pencapaian ketuntasan belajar siswa dari hasil tes siklus II, dengan
membandingkan hasil tes awal dan tes siklus I yang diperoleh.
Analisis data ini dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi terhadap aktifitas, dan hasil belajar. Kegiatan analisis data
mempergunakan pedoman sebagai berikut:
1.) Dalam teknik analisis data ini, data yang akan dianalisis ialah dengan
membandingkan hasil kemampuan belajar siswa dari siklus I dan pada
kemampuan hasil belajar pada siklus II.
2.) Kategori penilaian yang dilakukan ialah dengan melihat peningkatan hasil
belajar siswa seperti, bertambahnya jarak lompatan siswa pada setiap
pertemuan.

HASIL DAN PEMABAHSAN
Hasil
Hasil yang dilakukan peneliti selama penelitian di SDN 34 Sengiang
Gurung terlihat bahwa pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan media
balon yang digantung sudahlah baik, meskipun dalam proses pembelajaran setiap
siklus nya masih terdapat nilai siswa dibawah standar.
Pembahasan
Sesuai dengan rancangan penelitian yang tercantum pada saat penelitian
sebelumnya yang menerangkan bahwa sebelum diadakan tindakan hal yang
6

terlebih dahulu diadakan ialah tes awal atau pre-implementasi dalam pengambilan
nilai. Hal ini dilakukan guna mengetahui hasil tes yang akan digunakan sebagai
data awal bagi peneliti untuk mendapatkan data awal, dimana peneliti dapat
mengetahui tingkat kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan oleh
siswa.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 34
Sengiang Gurung Kabupaten Sekadau yang berjumlah 16 siswa. Proses
pengumpulan data ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Mengambil data tes Pra-siklus hasil lompat jauh dengan media balon
yang digantung.
b.
Melakukan Tindakan Siklus I dan II sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang direncanakan oleh guru .
c.
Melakukan evaluasi tentang hasil belajar lompat jauh dengan media
balon yang digantung.
Data yang telah diperoleh ini merupakan data asli dari pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa sebelum peneliti melakukan tindakan-tindakan terhadap
siswa untuk melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Adapun data hasil tes Pre-Implementasi lompat jauh gaya jongkok
tersebut agar dapat memudahkan dalam melihat data hasil belajar tersebut, akan
ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Pra-Siklus (Data Awal) Lompat Jauh Gaya Jongkok
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Persentase
Tuntas
4
25%
Belum Tuntas
12
75%
Jumlah
16
100%
Melihat dari tabel di atas data tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan
siswa hanya sebesar 25% (4 siswa). Siswa yang belum tuntas 75 % (12 siswa),
tentunya hal ini masih jauh dari indikator keberhasilan belajar minimal 75% dari
jumlah siswa yang mencapai KKM = 75 %.
Hal ini menandakan bahwa terdapat masalah serius yang perlu
ditindaklanjuti oleh guru secara mendalam untuk meningkatkan kemampuan
lompat jauh gaya jongkok yang harus dipecahkan untuk mengatasi permasalahan
dan guru dituntut untuk dapat mencari jalan keluarnya atau solusi yang tepat.
Peneliti menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan solusi melalui
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media balon.
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok di
SDN 34 Sengiang Gurung dengan menggunakan media balon yang didesain untuk
membuat anak senang, gembira dan menemukan gerak yang sesunguhnya dalam

7

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, maka perlu diketahui data tersebut dalam
bentuk tertulis pada siklus I.

Adapun hasil dari tindakan siklus I dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Siklus 1 Lompat Jauh Gaya Jongkok
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Persentase
Tuntas
11
68,75%
Belum Tuntas
5
31,25%
Jumlah
16
100%
Tabel di atas, menunjukkan bahwa sebanyak 13 siswa sudah termasuk
pada kolom tuntas dan yang belum tuntas masih 3 siswa. Hal ini menandakan
bahwa dari tindakan yang dilakukan melalui penggunaan media balon ternyata
dapat meningkatkan persentasi ketuntansan yang baik. Pada akhir siklus I masih
terdapat siswa yang nilainya belum memenuhi dari ketercapaian hasil tes yaitu 75,
sehingga berdasarkan pertimbangan ini dilanjutkan penelitian tindakan siklus
selanjutnya dalam siklus II.
1) Refleksi Siklus I
Adapun hasil refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
siklus I, sebagai berikut:
a) Hasil refleksi dari guru penjasorkes dan teman sejawat terhadap penelitian
yang dilakukan:
Pemahaman siswa terhadap teknik dasar lompat jauh gaya jongkok
dengan media balon yang digantung membuat siswa bersemangat untuk
melakukan pembelajaran, bahkan mereka semakin aktif untuk mencoba
melakukan pembelajaran sendiri tanpa harus disuruh.
Saat melakukan tes lompat jauh gaya jongkok masih terdapat siswa
yang mengalami kesulitan, sehingga pembelajaran divariasikan dengan
media balon harus lebih ditingkatkan lagi.
Kelebihan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu:
1.) setiap teknik yang diberikan oleh peneliti selalu diberikan simulasi
sehingga mempermudah siswa untuk menirukan gerakannya.
2.) materi yang disampaikan dalam pembelajaran dari yang mudah ke sukar
sehingga siswa bersemangat dan aktif untuk mengikuti pelajaran.
3.) pembelajaran yang telah dilakukan peneliti sudah baik, karena
pembelajaran yang diberikan belum pernah diterapkan dari
pembelajaran yang sebelumnya hanya berupa ceramah tanpa
mensimulasikan dan hanya berupa pemberian tugas (bermain sendiri).
b) Hasil refleksi terhadap siswa.
Terdapat beberapa siswa yang rnulai merasa mudah didalam menerima
materi pembelajaran yang dilakukan peneliti, karena materi yang disampaikan
cukup jelas yaitu dengan adanya simulasi yang dilakukan peneliti.
8

Siswa mulai merasa percaya diri pada waktu pelaksanaan tes, karena
mereka yakin dengan kemampuan dasar yang dimiliki mereka bisa melakukan
tes dengan baik.
Dibalik dari rasa mudah melakukan dan percaya diri yang dirasakan oleh
siswa, namun hasil belajar yang didapat sesuai kemampuan siswa belum
mencapai indikator keberhasilan klasikal minimal 75%.
Menindak lanjuti dari belum tercapainya indikator keberhasilan minimal
(KKM) yang sudah ditetapkan, maka perlu dilanjutkan ke siklus II dengan
komposisi materi yang lebih dirancang lebih baik (perbaikan), sedangkan untuk
instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran tidak berubah.
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Berdasarkan data yang terlampir pada siklus I yang menunjukkan belum
terjadinya perlakuan siklus I kemudian pada akhir siklus II dilakukan pengetesan
ulang, maka peneliti perlu menindaklanjuti dari belum tercapainya KKM.
Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok yang bertujuan untuk
meningkatkan/memperbaiki hasil belajar siswa pada siklus II dijelaskan pada
penjelasan di bawah ini:
Berdasarkan dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan pada Siklus II,
terdapat peningkatan prestasi siswa yang semula nilai rata-rata dari Siklus I
sebesar 25 %, pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 75 %, sebagaimana
tampak pada tabe1 di bawah ini:
Tabel 3
Siklus 1 Lompat Jauh Gaya Jongkok
Keberhasilan Jumlah Siswa
%
Tuntas
16
100%
Belum Tuntas
0
0%
Jumlah
16
100%

KKM
75

Tabel di atas menunjukan bahwa secara umum terjadi peningkatan yang
sangat baik terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V
SDN 34 Sengiang Gurung pada Siklus II, yaitu nilai persentase rata-rata dari
siklus I sebesar 68,75% menjadi 100% pada siklus II.
Peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dari Siklus I dan
Siklus II ditandai dengan tidak adanya penurunan nilai siswa. Hal ini menunjukan
bahwa siswa bisa memahami dan mudah melakukan gerakan-gerakan lompat jauh
gaya jongkok dengan media balon yang digantung dapat meningkatkan semangat
belajar, melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan kemampuan siswa
khususnya pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
Refleksi Siklus II
Adapun hasil refleksi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
siklus II sebagai berikut :
a) Hasil refleksi peneliti yang melakukan tindakan:

9

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan peneliti tidak
mengalami kesulitan, karena materi yang diberikan jelas dan dapat diterima
oleh siswa.
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan peneliti
membuat siswa bersemangat, karena metode pembelajaran yang diajarkan
mempunyai banyak variasi-variasi yang membuat siswa tertarik, senang,
bersemangat dan selalu aktif dalam melakukan proses pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan peneliti dapat ditindaklanjuti, sebab
pembelajaran yang dilakukan selalu mencari yang model dan variasi
pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa dan selalu memberikan
simulasi yang mendorong siswa untuk mencoba melakukan gerakan, semakin
banyak siswa dalam mempraktekkannya maka hasil belajar lompat jauh gaya
jongkok akan semakin meningkat.
b) Hasil refleksi terhadap siswa.
Siswa merasa senang dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
dengan media balon yang digantung karena pembelajaran diberikan peneliti
banyak menggunakan variasi alat peraga dan tidak membebani siswa sehingga
ketika proses pembelajaran membuat siswa menjadi lebih bersemangat dan
terasa senang dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Siswa merasa mudah dan percaya diri dalam mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan peneliti, sebab pembelajaran dimulai dengan
teknik lompat jauh gaya jongkok dan diberi simulasi untuk mempermudah
dalam menirukan gerakan bermain yang diberikan.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap hasil belajar siswa terlihat bahwa
sudah mencapai indikator keberhasilan klasikal minimal (KKM) 75%, yaitu
sebesar 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Data ini menunjukkan bahwa
seluruh siswa kelas kelas V (lima) Sekolah Dasar Negeri 34 Sengiang Gurung
tuntas dalam mengikuti pembelajran lompat jauh gaya jongkok.
Dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran tentang materi lompat
jauh gaya jongkok bukanlah sebuah latihan yang mudah, karena disamping
membosankan pembelajaran ini juga sulit untuk dilakukan terlebih untuk siswa di
tingkat Sekolah Dasar. Pada proses pembelajaran yakni pada pengambilan nilai
tahap pra siklus yang akan digunakan sebagai Standar Ketuntasan atau Standar
Kelulusan serta sebagai tolak ukur dalam pengambilan data.Pada tahap pra-siklus
ini terdapat beberapa siswa yang tidak dapat melompat dengan jarak yang
diinginkan.
Hasil yang belum maksimal ini disebabkan diantaranya, masih kurangnya
motivasi dari guru dalam mendorong minat siswa, serta guru belum terlalu
memahami tahapan-tahapan dalam melakukan lompat jauh. Sedangkan dari siswa,
terdapat beberapa kesalahan karena perhatian siswa belum sepenuhnya terarah
kepada proses pembelajaran atau belum begitu paham akan hal yang disampaikan
oleh guru.
Setelah diketahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam melakukan
lompatan dan telah ditentukannya rerata nilai lompatan siswa, maka tahap
berikutnya yakni Siklus I. Dalam proses pembelajaran pada siklus I siswa
melakukan lompatan dengan menggunakan media balon yang digantung pada
10

siswa kelas V Sekolah Dasar. Proses pembelajaran pada siklus ini hasil yang
dicapai sudah semakin meningkat, hal ini dikarenakan siswa mulai memahami
tahapan-tahapan dengan awalan menggunakan cek marka.
Pada pelaksanaan tes awal tingkat ketuntasan siswa hanya sebesar 25% (4
orang siswa), serta yang belum dapat meraih ketuntasan 75% atau 12 orang siswa.
Kemudian pada hasil siklus I hasil belajar yang di peroleh 68,75% (11 orang ) dan
siswa yang belum tuntas 31,5% (5 orang). Sedangkan hasil belajar pada siklus II
menunjukan hasil yang bagus yakni terjadi peningkatan sebesar 75%.
Pada siklus I ini hasil yang memuaskan masih belum bisa dicapai. Dari
faktor guru, belum tepatnya cara penyampaian materi yang diberikan kepada
siswa sehingga masih terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Hal
lain yang juga menjadi penyebab kurang berhasilnya hasil lompatan ialah karena
siswa tidak serius dalam melakukan, misalnya siswa lebih banyak bermain dan
tidak begitu fokus dan juga masih terdapat siswa yang kurang percaya diri.
Pada tahap proses pembelajaran yang terakhir, yakni pada siklus II hasil
yang baik baru dapat dilihat dari jarak lompatan siswa. Dikatakan mendapatkan
hasil lompatan yang baik karena dari 16 orang siswa di Sekolah Dasar Negeri 34
Sengiang Gurung mampu mencapai atau melewati standar ketuntasan/rerata yang
telah ditentukan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan media balon
digantung sangat bagus diterapkan di sekolah dasar karena dapat meningkkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan khususnya pada cabang atletik. Dengan demikian hasil pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok pada pembelajaran siklus I siswa yang baru lulus atau
tuntas berjumlah 11 siswa atau 68,75 %, sedangkan siswa yang belum lulus
berjumlah 5 siswa atau 31,25% maka dilanjutkan pada siklus II agar hasil belajar
yang terbaik dapat dicapai oleh 16 orang siswa tersebut atau dapat mencapai nilai
KKM 75.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan adapun saran dari peneliti
adalah: (1). Pendidik harus selalu respon terhadap keinginan siswa dalam proses
pembelajaran khususnya pada nomor lompat jauh gaya jongkok.Salah satu latihan
yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan media balon yang digantung.
Tujuan pengguanaan media ini agar merangsang minat siswa untuk melakukan
gerakan yang ada didalamnya.Tantangan ini harapannya siswa menjadi senang.
(2). Sebaiknya pendidik selalu membuat strategi-strategi atau metode yang bisa
menumbuhkan minat belajar yang tinggi. Agar siswa selalu bergerak dan bermain.
Hal ini disebabkan karena memang dunia anak ialah bermain dimana melalui
bermain siswa akan menjadi lebih senang.

11

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rhineka Cipta.
Ferdinansyah dan Abitur. 2008. Mengenal Olahraga Atletik, Ngabang: CV.
Menara Mega Perkasa.
(http/telaga.es.ui.ac.id,25/10,juli.doe)
Jarver, Jess. 2013. Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: Pionir Jaya.
Kristanto, Agus.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan
Jasmani dan Kepelatihan Olahraga, Surakarta: University Press.

12