TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN DAN PENJUA

TEKNIK DAN STRATEGI PEMASARAN DAN PENJUALAN ONLINE
BERBASIS MEDIA SOSIAL DALAM HUKUM ISLAM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Dr. Iwan Purwanto, MPd

Disusun Oleh :
Semester 5D
Kelompok VII
1. Ade Kamalia

(15311603)

2. Ayu Dwi Puriyanti

(15311608)

3. Imroatus Sholihah

(15311616)


4. Mariyah Afifah

(15311618)

5. Nuzul Aulia

(15311624)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yakni Nabi Muhammad Saw.
Makalah

ini

disusun

agar

pembaca

dapat

memperluas

ilmu

mata


kuliah

“Kewirausahaan” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Teknik dan Strategi Pemasaran dan Penjualan Online
Berbasis Media Sosial dalam Hukum Islam”, yang mana nantinya akan dijelaskan tentang.
pengertian dari pemasaran, teknik dan strategi pemasaran dalam Islam, dan penjualan online
dalam hukum hukum Islam.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Jakarta, 5 November 2017

i

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
A. Pengertian Pemasaran................................................................................................... 2
B. Pemasaran dalam Islam................................................................................................ 3
C. Teknik dan Strategi Pemasaran dalam Islam................................................................ 4
D. Penjualan Online dalam Hukum Islam...................................................................... ..13
E. Hasil Wawancara Teknik dan Strategi Pemasaran dan penjualan
Online berbasis Media Sosial dalam Hukum Islam.................................................... 16
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 19

ii

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada pihak yang meminta
dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik dari
perusahaan, lembaga maupun antar bangsa. Proses pemasaran menjadi bagian penting dalam
menawarkan barang dagangan kepada calon pembeli. Apabila seorang pengusaha mempunyai
manajemen pemasaran yang bagus, maka usahanya akan cepat berkembang.
Cepat atau lambat perusahaan harus memperbaiki kemampuannya untuk mempertahankan
dan mengembangkan perusahaannya.

Kiblat perusahaan adalah para langganan dan semua

fungsi bekerjasama untuk melayani dan memuaskan konsumen. Akhirnya banyak ahli pemasaran
mengatakan bahwa pemasaran perlu diutamakan dalam perusahaan jika kebutuhan pelanggan
dipuaskan secara efisien. Dalam hal ini maka manajemen pemasaran itu sangat memegang
peranan penting agar perusahaan tetap berjalan bahkan maju dalam bisnisnya.
Pemasaran yang berhasil sudah tentu memiliki konsep yang baik pula, tidak ada unsur
penipuan maupun ketidakjujuran, biasanya pemasaran seperti ini menggunakan konsep religius
atau memasukkan unsur-unsur keagamaan,sehingga ada kehati-hatian dalam memasarkannya.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Pemasaran menurut Islam?
2. Bagaimana teknik dan strategi pemasaran dalam Islam?
3. Bagaimana penjualan online dalam hukum hukum Islam?

C. Tujuan Pemakalah
1. Mengetahui pengertian dari Pemasaran menurut Islam.
2. Memahami teknik dan strategi pemasaran dalam Islam.
3. Mengetahui penjualan online dalam hukum hukum Islam.

1

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran atau dalam bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan sebutan marketing, istilah
tersebut sudah sangat dikenal dikalangan pebisnis. Pemasaran mempunyai peran penting dalam
peta bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi terhadap strategi produk, strategi harga, strategi
penyaluran atau distribusi, dan strategi promosi. Definisi Pemasaran secara umum menurut

Philip Kotler seorang guru pemasaran dunia, adalah sebagai berikut: “Pemasaran (marketing)
adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran”. Sedangkan Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan
disiplin strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah.1
Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholder -nya, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islami.
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula memberikan dua tujuan utama dari
Marketing Syariah atau Pemasaran Syariah, yaitu:
a) Me-marketing-kan Syariah
Dimana perusahaan yang pengelolaannya berlandaskan syariah Islam dituntut untuk bisa
bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis. Juga dibutuhkan suatu program
pemasaran yang komprehensif mengenai nilai dan value dari produk-produk syariah agar
dapat diterima dengan baik, sehingga tingkat pemahaman masyarakat yang masih
memandang rendah terhadap diferensiasi yang ditawarkan oleh perusahaan yang berbasiskan
syariah.
b) Men-syariah-kan Marketing
Dengan mensyariahkan marketing, sebuah perusahaan tidak akan serta merta menjalankan
bisnisnya demi keuntungan pribadi saja tetapi juga karena usaha untuk menciptakan dan
menawarkan bahkan dapat merubah suatu values kepada para stakeholder utamanya (Allah


1

Philip Kotler, Marketing , (Bandung: PT. Rosdakarya, 2011), hlm. 2

2

SWT, konsumen, karyawan, pemegang saham). Sehingga perusahaan tersebut dapat
menjaga keseimbangan laju bisnisnya dan menjadi bisnis yang sustainable.2

B. Pemasaran dalam Islam
Pemasaran Syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari pemasaran yang kita kenal.
Pemasaran yang kita kenal sekarang adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses
penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga
hubungan dengan para stakeholders-nya. Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga
ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya
atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya tidak
bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau bergabung dan belanja. Bedanya
adalah Pemasaran Syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain.
Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai

yang harus dijunjung oleh seorang pemasar.3
Pemasaran Syariah yang ditawarkan oleh Hermawan dam Muhammad Syakir di antaranya
adalah:
1) Syariah Marketing Strategy, untuk memenangkan mind-share, dapat dilakukan pemetaan
pasar berdasarkan pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif dan situasi persaingan. Dari
pemetaan potensi pasar sebelumnya, dapat dilihat bahwa pasar rasional atau pasar
mengambang merupakan pasar yang sangat besar. Para pembisnis harus dapat membidik
pasar rasional yang sangat potensial tersebut. Setelah itu mereka perlu melakukan posisi
sebagai perusahaan yang mampu meraih mind-share.
2) Syariah Marketing Tactic, untuk memenangkan market-share. Ketika posisi pembisnis
syariah di benak pasar tradisional telah kuat, mereka harus melakukan diferensiasi yang
mencakup apa yang ditawarkan (content), bagaimana menawarkan (context) dan apa
infrastruktur dalam menawarkannya. Langkah selanjutnya para marketer perlu menerapkan
diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan menggunakan marketing mix (price, product,
place and promotion). Hal-hal yang perlu dipersiapkan juga, bagaimana pebisnis melakukan

penjualan dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mampu menghasilkan
keuntungan finansial.4
Said Sa’ad, Ekonomi Islam: di tengah Krisis Ekonomi Global , (Jakarta: PT Bestari Buana Murni, 2004),
hlm. 26-30

3
Kertaya dan Sula, Syari’ah Marketing, (Yogyakarta: Zikrul Hakim, 2010), hlm. 53-55
4
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami Tataran Teoritis dan Praksis , (Bandung: PT Rajawali Press, 2008),
hlm. 86-88
2

3

3) Syariah Marketing Value, untuk memenangkan heart-share (kecintaan pelanggan terhadap
produk). Terakhir, semua strategi dan taktik yang sudah dirancang akan berjalan optimal bila
disertai dengan peningkatan value dari produk atau jasa yang dijual. Peningkatan value di
sini berarti bagaimana kita mampu membangun brand yang kuat, memberikan service yang
membuat pelanggan loyal, dan mampu menjalankan proses yang sesuai dengan kepuasan
pelanggan. Dalam Syariah Marketing Value, brand merupakan nama baik yang menjadi
identitas seseorang atau perusahaan. Contohnya Nabi Muhammad saw yang terekam kuat di
pikiran semua orang bahwa beliau adalah seorang Al-Amin. Brand itu menjadikan Nabi
Muhammad lebih mudah untuk mengkomunikasikan produknya, karena semua orang telah
mempercayai semua kata-katanya.
4) Syariah Marketing Scorecard, untuk menciptakan keseimbangan value kepada para

stakeholders. Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah people, customers, dan
shareholders. Ketiga stakeholders tersebut sangat penting karena mereka adalah orang-orang

yang sangat berperan dalam menjalankan suatu usaha. Di dalam pasar komersial
(commercial market), perusahaan harus bisa mengakuisisi dan meretensi pelanggannya. Di
dalam pasar kompetensi (competency market), perusahaan harus bisa memilih dan
mempertahankan orang-orang yang tepat. Sedangkan di dalam pasar modal (capital market),
perusahaan harus bisa mendapatkan dan menjaga para pemegang saham yang tepat. Untuk
menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value yang unggul bagi
ketiga stakeholders utama tersebut dengan ukuran dan bobot yang sama.
5) Syariah Marketing Enterprise, untuk menciptakan sebuah inspirasi (inspiration). Setiap
perusahaan, layaknya manusia, haruslah memiliki impian (dream). Inspirasi tentang impian
yang hendak dicapai inilah yang akan membimbing manusia, dan juga perusahaan,
sepanjang perjalanannya. Sebuah perusahaan harus mampu menggabungkan antara
idealisme dan pragmatisme. Perusahaan harus mampu idealistik dan sekaligus pragmatis,
dan mampu mengimplementasikan kedua hal ini sekaligus dan secara simultan, tanpa adanya
trade-off.5

C. Teknik dan Strategi pemasaran dalam Islam
Para marketer perlu menerapkan diferensiasi secara kreatif dan inovatif dengan
menggunakan marketing mix seperti strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi,
dan strategi promosi. Masing-masing strategi berkaitan erat satu sama lain. Setiap salah satu
5
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islami Tataran Teoritis dan Praksis, (Bandung: PT Rajawali Press, 2008),
hlm. 88-92

4

strategi yang akan ditetapkan harus mempertimbangkan strategi lainnya. Akan sangat berbahaya
jika pelaksanaan strategi tidak dilakukan dengan matang dan tidak saling berkaitan satu sama
lain.6
Adapun penjelasan mengenai marketing mix adalah sebagai berikut:
1. Strategi Produk
Dalam marketing mix, langkah yang pertama dilakukan adalah strategi produk. Hal ini
penting karena yang akan dijual adalah produk, dan konsumen akan mengenal perusahaan
melalui produk yang ditawarkan. Dalam strategi produk yang perlu diingat adalah yang
berkaitan dengan produk secara utuh, mulai dari nama produk, bentuk, isi, atau pembungkus.
Karena strategi produk berkaitan dengan produk secara keseluruhan, sebelum kita
membicarakan lebih jauh, kita harus mengenal apa itu produk. Dalam arti sederhana, produk
dikatakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sementara itu,
pengertian produk menurut Philip Kolter adalah: “sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, sehingga dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Dari pengertian ini dapat dijabarkan bahwa produk merupakan sesuatu, baik berupa
barang maupun jasa, yang ditawarkan ke konsumen agar diperhatikan, dan dibeli oleh
konsumen. Tujuan menawarkan produk ke pasar adalah untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen.
Sesuai dengan definisi di atas, produk dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Produk yang berupa benda fisik atau benda berwujud, seperti makanan, buku, meja, kursi,
rumah, mobil, dan lain-lain.
2. Produk yang tidak berwujud, biasanya disebut jasa. Jasa dapat disediakan dalam berbagai
wahana, seperti pribadi, tempat, kegiatan, organisasi, dan ide-ide.
Strategi produk yang perlu dan harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
mengembangkan produk adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Logo dan Motto
Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan produk, sedangkan motto merupakan
serangkaian kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat.
Baik logo ataupun motto harus dirancang dengan baik dan benar. Dalam menentukan
logo dan motto perlu beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Harus memiliki arti (dalam arti positif).
6

Dr. Kasmir, Kewirausahaan , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 187-188

5

b. Harus menarik perhatian.
c. Harus mudah diingat.
2. Menciptakan Merek
Merek merupakan suatu tanda bagi konsumen untuk mengenal barang atau jasa yang
ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain, atau
kombinasi dari semuanya. Agar merek mudah dikenal masyarakat, penciptaan merek
harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a. Mudah diingat.
b. Terkesan hebat dan modern.
c. Memiliki arti (dalam arti positif).
d. Menarik perhatian.
3. Menciptakan Kemasan
Kemasan merupakan pembungkusan suatu produk. Penciptaan kemasan pun harus
memenuhi berbagai persyaratan, seperti:
a. Kualitas kemasan (tidak mudah rusak).
b. Bentuk atau ukuran termasuk desain menarik.
c. Warna menarik.
4. Keputusan Label
Label merupakan sesuatu yang dilekatkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan
bagian dari kemasan. Di dalam label harus dijelaskan:
a. Siapa yang membuat.
b. Di mana dibuat.
c. Kapan dibuat.
d. Cara menggunakannya.
e. Waktu kedaluarsa.7
2. Strategi Harga
Setelah produk berhasil diciptakan dengan segala antribusinya, langkah selanjutnya
adalah menentukan harga produk. Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata
uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang
ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing
mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga

7

Dr. Kasmir, Kewirausahaan , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 189-190

6

merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah satu
dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan
berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.8
Penentuan harga yang akan ditetapkan harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Adapun tujuan penentuan harga oleh suatu perusahaan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Untuk bertahan hidup
Jika tujuan perusahaan dalam menentukan harga adalah untuk bertahan hidup, penentuan
harga dilakukan semurah mungkin. Tujuannya adalah agar produk atau jasa yang
ditawarkan laku dipasaran dengan harga murah, tetapi masih dalam kondisi yang
menguntungkan.
2. Untuk memaksimalkan laba
Penentuan harga bertujuan agar penjualan meningkat, sehingga laba menjadi maksimal.
Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
3. Untuk membesar market share
Untuk memperbesar market share maksudnya adalah untuk memperluas atau
memperbesar jumlah pelanggan. Penentuan harga yang murah diharapkan dapat
meningkatkan jumlah pelanggan dan pelanggan pesaing beralih ke produk yang
ditawarkan.
4. Mutu produk
Tujuan penentuan harga dengan pertimbangan mutu produk adalah untuk memberikan
kesan bahwa produk atau jasa uang ditawarkan memilki kualitas yang tinggi atau lebih
tinggi dari kualitas pesaing. Biasanya yang ditentukan setinggi mungkin karena masih ada
anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya lebih tinggi
dibanding harga pesaing.
5. Karena pesaing
Penentuan harga dengan melihat harga pesaing bertujuan agar harga yang ditawarkan
lebih kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan pesaing. Artinya dapat melebihi
harga pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.
Setelah ditetapkan tujuan dari penentuan harga, langkah selanjutnya adalah menentukan
besarnya harga berdasarkan angka. Besarnya nilai harga yang harus dipasang tentu

8

Dr. Kasmir, Kewirausahaan , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 191

7

disesuaikan dengan tujuan penentuan harga. Berikut ini beberapa metode dalam penentuan
suatu harga produk.
1. Modifikasi harga atau diskriminasi harga dapat dilakukan menurut hal-hal berikut:
a. Menurut pelanggan
Harga dibedakan berdasarkan pelanggan utama (primer) atau pelanggan biasa
(sekunder). Pelanggan utama adalah konsumen yang loyal dan memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan. Penentuan harga untuk pelanggan utama biasanya relatif lebih
murah.
b. Menurut bentuk produk
Harga ditentukan berdasarkan bentuk atau ukuran produk atau kelebihan-kelebihan
yang dimiliki oleh suatu produk. Misalnya, untuk kartu kredit ada master card dan
via card.

c. Menurut tempat
Harga ditentukan berdasarkan lokasi atau wilayah di amna produk atau jasa tersebut
ditawarkan. Hal ini dilakukan karena setiap wilayah atau daerah memiliki daya beli
dan kondisi persaingan tersendiri.
d. Menurut waktu
Harga ditentukan bedasarkan periode atau masa tertentu. Harga tersebut dapat
berubah pada jam-jam tertentu, hari-hari tertentu (untuk hotel hari sabtu dan
minggu), dan minggu atau bulan-bulan tertentu (musiman).
2. Penetepan harga untuk produk baru
a. Market skimming pricing
Yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan produk
atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b. Market penetration pricing
Yaitu menetapkan harga serendah mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar.
3. Metode penetapan harga
a. Cost plus pricing
Di dalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah
seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang
dikehendaki pada unit tersebut (margin)
Rumus: Biaya total + Margin = Harga jual

8

Contohnya: perusahaan jus dengan biaya total Rp. 250.000,- dan ingin mendapatkan
laba 20% (margin) maka: 250.000 + (20% * 250.000) = 300.000. maka hrga setiap
jus dijual dengan harga Rp. 3000,b. Cost plus pricing dengan mark up
Untuk metode Mark-up ini, harga jual unit ditentukan dengan menghitung harga
pokok pembelian per unit ditambah (mark-up) jumlah tertentu
Rumus: Harga beli + Mark-up = Harga jual
Contohnya: jika anda membeli sebuah baju dengan harga Rp 150.000,- kemudian
anda menginginkan laba Rp. 50.000,- maka harga jualnya Rp. 200.000,c. Break Even Pricing (BEP) atau Target Pricing, yaitu hanya ditentukan berdasarkan
titik impas (pulang pokok).
Metode penetapan berdasarkan keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan
dengan jumlah total penerimaan keseluruhan.
Rumus: BEP => Total biaya = Total penerimaan
BEP secara sistematis dapat dibagi dua, yaitu:
1) BEP atau titik impas dalam unit
Rumusnya: BEP = biaya tetap : (harga jual per unit – biaya variabel rata-rata)
2) BEP atau titik impas dalam satuan rupiah
Rumusnya: biaya tetap total : 1–(biaya variabel rata-rata : harga jual per unit)
Contohnya: misalkan anda menjual berbagai macam buah. Biaya tetap yang
dikeluarkan senilai Rp. 200.000,- dan biaya variabelnya Rp. 1000,- kemudian anda
berencana menjual macam-macam buah tersebut dengan harga Rp. 2000,-/Buah.
Maka BEP nya sebagai berikut:
a. BEP (dalam unit) = 200.000 : (2000-1000) = 200
b. BEP (dalam satuan rupiah) = 200.000 : 1- (1000: 2000) = 400.000
Jadi anda harus menjual 200 macam buah atau senilai Rp. 400.000,- agar anda
mencapai BEP. Maksudnya anda harus menjual 200 buah atau senilai Rp. 400.000,untuk kembali modal.9
3. Strategi Tempat dan Distribusi
Berikut ini akan dibahas bagaimana strategi perusahaan dalam mendistribusikan
barangnya, mulai dari pabrik atau produsen sampai ke tangan konsumen.
9

Dr. Kasmir, Kewirausahaan , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 192-195

9

Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan barangnya, mulai dari perusahaan
sampai ke tangan konsumen akhir. Distribusi juga dapat diartikan sebagai cara menentukan
metode dan jalur yang akan dipakai dalam menyalurkan produk ke pasar. Pendek atau
panjangnya jalur yang digunakan perlu dipertimbangkan dengan matang.
Perlu diketahui bahwa saluran distribusi memiliki fungsi tertentu. Fungsi-fungsi
tersebut menunjukkan betapa pentingnya strategi distribusi bagi perusahaan. Adapun fungsi
saluran distribusi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Transaksi
Fungsi transaksi adalah fungsi yang meliputi bagaimana perusahaan menghubungi dan
mengomunikasikan produknya dengan calon pelanggan. Fungsi ini membuat mereka
sadar terhadap produk yang telah ada dan menjelaskan kelebihan serta manfaat produk
tersebut.
b. Fungsi Logistik
Fungsi logistik merupakan fungsi yang meliputi pengangkutan dan penyortiran barang,
termasuk tempat menyimpan, memelihara, dan melindungi barang. Fungsi ini sangat
penting agar barang yang diangkut datang tepat waktu dan tidak rusak atau cepat rusak.
c. Fungsi Fasilitas
Fungsi fasilitas meliputi penelitian dan pembiayaan. Penelitian yakni menggumpulkan
informasi tentang jumlah anggota saluran dan pelanggan lainnya. Pembiayaan adalah
memastikan bahwa anggota saluran tersebut mempunyai uang yang cukup guna
memudahkan aliran barang melalui saluran distribusi sampai ke konsumen akhir.
Dalam strategi saluran distribusi terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai
perusahaan. Strategi yang dijalankan tersebut akan memberikan banyak manfaat dalam
berbagai hal, seperti melayani konsumen secara cepat, menjaga mutu produk agar tetap
stabil, menghemat biaya, dan menghindari pesaing. Strategi yang akan dijalankan
perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan karena faktorfaktor tersebut mempengaruhi berhasil tidaknya strategi yang dijalankan. Berikut faktorfaktor yang mempengaruhi strategi distribusi tersebut.
a. Pertimbangan pembeli atau faktor pasar
Karakteristik pelanggan mempengaruhi keputusan apakah perlu menggunakan suatu
pendekatan

distribusi

langsung

atau

10

tidak

langsung.

Perusahaan

harus

mempertimbangkan jumlah dan frekuensi pembelian, sasaran pelanggan,

apakah

sasarannya pasar konsumen atau pasar industri, serta lokasi geografis dan ukuran pasar.
b. Karakteristik produk
Produk yang kompleks, dibuat khusus, dan mahal cenderung menggunakan saluran
distribusi yang pendek dan langsung. Dan hidup produk juga menentukan pilihan saluran
distribusi. Pada tahap awal pembuatan, produk dijual secara langsung tetapi dalam
perkembangannya dapat digunakan jasa perantara. Produk yang tidak tahan lama
memerlukan saluran distribusi yang pendek.
c. Faktor produsen atau pertimbangan pengawasan dan keuangan.
Produsen memiliki sumber daya keuangan, manajerial, dan pemasaran yang besar lebih
baik menggunakan saluran langsung. Sebaliknya, perusahaan yang kecil dan lemah lebih
baik menggunakan jasa perantara.
Strategi distribusi melalui pemilihan saluran distribusi adalah jaringan dari organisasi
dan fungsi-fungsi yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen akhir. Dasar
penentuan saluran distribusi untuk produk konsumen dan industri adalah sebagai berikut.
a. Dasar pemilihan dan penentuan saluran distribusi untuk produk konsumen terdiri dari:
1) Produsen-konsumen
2) Produsen-pengecer-konsumen
3) Produsen-agen tunggal- pengecer-konsumen
4) Produsen-agen-subagen-pengecer-konsumen
5) Produsen-agen-subagen-grosir-pengecer-konsumen
b. Dasar pemilihan dan penentuan saluran distribusi untuk produk industri terdiri dari:
1) Produsen-pemakai barang industri
2) Produsen-dealer-pemakai barang industri
3) Produsen-agen-dealer-pemakai barang industri10
4. Strategi Promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini sama
pentingnya dengan kegiatan-kegiatan di atas, baik produk, harga, maupun distribusi. Dalam
kegiatan ini setiap perusahaan berusaha mempromosikan seluruh produk jasa yang
dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung.

10

Dr. Kasmir, Kewirausahaan , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 195-198

11

Tanpa promosi pelanggan tidak dapat mengenal produk atau jasa yang ditawarkan.
Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan
mempertahankan

konsumennya.

Salah

satu

tujuan

promosi

perusahaan

adalah

menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon
konsumen yang baru. Paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan
setiap perusahaan dalam mempromosikan produksinya, baik barang maupun jasa. Keempat
macam sarana promosi yang dapat digunakan adalah:
a. Periklanan (advertising)
b. Promosi penjualan (sales promotion)
c. Publisitas (publicity)
d. Penjualan pribadi (personal selling)
Iklan merupakan sarana promosi yang sering digunakan oleh perusahaan untuk
menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon konsumennya. Penggunaan promosi
dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media, seperti :
a. Pemasangan billboard di jalan, tempat, atau lokasi yang strategis.
b. Pencetakan brosur untuk ditempel atau disebarkan disetiap cabang, pusat perbelanjaan,
atau diberbagai tempat yang dianggap strategis.
c. Pemasangan spanduk atau umbul-umbul dijalan, tempat atau lokasi yang strategis.
d. Pemasangan iklan melalui media cetak seperti koran, majalah, tabloid, buku, atau lainnya.
e. Pemasangan iklan melalui media elektronik, seperti televisi, radio, internet, film atau
lainnya.11
Penggunaan dan pemilihan media iklan tergantung dari tujuan perusahaan. Masingmasing media memiliki tujuan dan segmentasi sendiri. Paling tidak ada empat macam tujuan
penggunaan iklan sebagai media promosi, yaitu:
a. Untuk pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan produk yang dimiliki
oleh suatu perusahaan, seperti peluncuran produk baru, keuntungan dan kelebihan suatu
produk, atau informasi lainnya.
b. Untuk mengingatkan kembali kepada pelanggan tentang keberadaan atau keunggulan
produk yang ditawarkan.
c. Untuk perhatian dan minat para pelanggan baru dengan harapan akan memperoleh daya
tarik para calon pelanggan.

11

Dr. Kasmir, Kewirausahaan , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 198-199

12

d. Mempengaruhi pelanggan saingan agar berpindah ke produk dari perusahaan yang
mengiklankan.
Pertimbangan penggunaan media yang akan dipakai untuk pemasangan iklan di suatu
media antara lain jangkauan media yang akan digunakan, sasaran atau konsumen yang akan
dituju, dan besarnya biaya yang akan dikeluarkan.
Promosi lainnya dapat dilakukan melalui promosi penjualan atau sales promotion.
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau meningkatkan jumlah
pelanggan. Promosi ini dilakukan untuk menarik pelanggan agar segera membeli setiap
produk atau jasa yang ditawarkan. Agar pelanggan tertarik untuk membeli, promosi
penjualan harus dibuat semenarik mungkin.
Jenis-jenis promosi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sangat beragam,
bergantung dari situasi konsumen atau kondisi pada saat itu. Adapun jenis promosi
penjualan yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemberian harga khusus (special price) atau potongan harga (discount) untuk produk
tertentu.
b. Pemberian undian kepada setiap pelanggan yang membeli dalam jumlah tertentu.
c. Pemberian cinderamata serta kenang-kenangan lainnya kepada konsumen yang loyal.
d. Promosi penjualan lainnya.
Promosi yang ketiga adalah publisitas. Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk
memancing pelanggan melalui kegiatan. Seperti pameran, bakti sosial, serta kegiatan
lainnya. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pamor perusahaan di mata para
konsumennya. Oleh karena itu, promosi melalui publisitas perlu diperbanyak.
Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi atau personal selling. Dalam
dunia bisnis penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh salesman dan salesgirl dengan
cara door to door .12

D. Penjualan Online dalam Hukum Islam
Sebagaimana keterangan dan penjelasan mengenai dasar hukum hingga persyaratan
transaksi salam dalam hukum Islam, kalau dilihat secara sepintas mungkin mengarah pada
ketidak dibolehkannya transaksi secara online (E-commerce), disebabkan ketidak jelasan tempat
dan tidak hadirnya kedua pihak yang terlibat dalam tempat. Tapi kalau kita mencoba menelaah

12

Dr. Kasmir, Kewirausahaan , (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 200-201

13

kembali dengan mencoba mengkolaborasikan antara ungkapan al-Qur’an, hadits dan ijma’,
dengan sebuah landasan:

‫أ‬
‫أ أأ‬
‫أ أ‬
‫ىَتحَ َرَيمَ أها‬
َ ‫الدلَيَ َلَ أعَ َل‬
َ‫ىَيدَ َلَ أ‬
َ‫ةَحتَ أ‬
َ‫اح أ‬
َ‫الأَب أ‬
َ ََ‫ام َلة‬
َ ‫الصَلََفَيَالمَ َع‬
َ

Dengan melihat keterangan diatas dijadikan sebagai pemula dan pembuka cenel
keterlibatan hukum Islam terhadap permasalahan kontemporer. Karena dalam Al-Qur’an
permasalahan trasnsaksi online masih bersifat global, selanjutnya hanya mengarahkan pada
peluncuran teks hadits yang dikolaborasikan dalam permasalahan sekarang dengan menarik
sebuah qiyas.
Sebagaimana ungkapan Abdullah bin Mas’ud : Bahwa apa yang telah dipandang baik oleh
muslim maka baiklah dihadapan Allah, akan tetapi sebaliknya. Dan yang paling penting adalah
kejujuran, keadilan, dan kejelasan dengan memberikan data secara lengkap, dan tidak ada niatan
untuk menipu atau merugikan orang lain.
Salah satu ayat Al-Qur’an yang dapat dipedomani mengenai “etika marketing” adalah
dalam QS. Al-Baqarah: [2] : 2

         

Artinya: “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa”.
Ayat ini memberikan petunjuk kepada kita mengenai urut-urutan aktifitas yang perlu
dilakukan dalam “etika marketing”.
1) Allah SWT memberi jaminan terhadap kebenaran Al-Qur’an, sebagai reability product
guarantee.

2) Allah menjelaskan manfaat Al-Qur’an itu bagi manusia yang ditunjuknya sebagai hudan
(petunjuk).
3) Allah menjelaskan objek, sasaran, custamer, sekaligus target penggunaan kitab suci tersebut
yaitu orang-orang yang muttaqin.13
Isyarat ayat tersebut sangat relevan untuk dipedomani dalam rangka tugas marketing.
Sebab, marketing merupakan bagian yang sangat penting dari mesin suatu perusahaan.
Mengambil petunjuk dari kalimat “jaminan” yang dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an,
maka dalam rangka penjualan itupun kita harus dapat memberi jaminan bagi produk yang kita
miliki. Jaminan tersebut mencakup dua aspek:
13

Azti Arlina, Belajar Bisnis Kepada Khadijah, (Bandung: Mizan Media Utama, 2010), hlm. 58-59

14

a) Aspek Material, yaitu: mutu bahan, mutu pengobatan, dan mutu penyajian
b) Aspek non material, yaitu: kehalalan, kethaharahan, dan ke Islaman dalam penyajian.14
Dalam hal ini dapat kita sebutkan bahwa jaminan terhadap kebaikan makanan itu bahwa
sebagian dari jaminan yang perlu diberikan, disampung keislaman ssebagai proses pengolahan
dan penyajian, serta kehalalalan dan ketharahan. Jadi totalitas dari keseuruhan pekerjaan dan
semua bidang kerja yang ditangani di dalam dan di luar perusahaan merupakan integralitas dari
“jaminan”.15
Urutan pertama yang dijelaskan Allah adalah manfaat dari apa yang dipasarkan. Jika ini
dijadikan dasar dalam upaya marketing, maka yang perlu dilakukan adalah memberikan
penjelasan “mengenai manfaat produk atau manfaat proses produksi yang dijalankan”. Adapun
metode yang dapat digunakan seperti petunjuk Allah dalam QS. Al-An’am: 143

               
          

Artinya: “(Yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang domba, sepasang dari

kambing. Katakanlah: Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang
betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Terangkanlah kepadaku dengan
berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar”.

Ayat tersebut mengajarkan kepada kita bahwa untuk meyakinkan seseorang terhadap
kebaikan yang kita jelaskan haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan, data, dan fakta. Jadi dalam
menjelaskan manfaat produk nampaknya peranan data dan fakta sangat penting bahkan data dan
fakta jauh lebih berpengaruh dibanding penjelasan.
Urutan kedua, adalah penjelasan mengenai sasaran atau costumer dari produk yang kita
miliki. Dalam hal ini kita dapat menjelaskan bahwa makanan yang halal dan baik (halalal
thoyyiban), yang menjadi darah dan daging manusia akan membuat kita menjadi taat kepada

Allah. Sebab konsumsi yang dapat mengahtarkan manusia kepada ketakwaan harus memenuhi
tiga syarat yaitu materi yang halal, proses pengolahan yang bersih (thaharah), dan penyajian yang
Islami. 16

14

Muhammad Arief Mufraini, Etika Bisnis Islam, (Depok: Gramata Publising, 2011), hlm. 91
Fauzi Fauzan, Multitam Islamic Business Strategy, (Jakarta: Bestari Buana Murni, 2006), hlm. 45-47
16
Muhammad Arief Mufraini, Etika Bisnis Islam, (Depok: Gramata Publising, 2011), hlm. 30-33

15

15

E. Hasil Wawancara Teknik dan Strategi Pemasaran dan penjualan Online berbasis Media
Sosial dalam Hukum Islam
Biodata Responden
Nama

: Rosita Idrus

Umur

: 29 Tahun

Pekerjaan

: Mahasiswa Pasca Sarjana UNJ dan Owner Elmore Kids

Pertanyaan
a. Sejak Kapan Kakak Memulai Usaha?
Jawab: Kalau belajar bisnis sudah lama dari waktu kuliah S1 udah mulai bisnis kecil-kecilan
seperti jualan donat itu ngambil dari orang terus dimarketingin di beberapa kantin kampus
dan itu hanya marketingin saja. Dan menerima pesanan seperti jas-jas Almamater. Dan
Setelah lulus S1 saya ngambil sekolah bisnis selama satu tahun bagian marketing di sekolah
enterpreneur Umar Usman. Dan setelah lulus saya buka usaha di bagian fashion tapi pada
waktu itu fashion campuran maksdunya ada fashion dewasa, ada anak-anak, dll. Nah setelah
2 tahun terakhir ini, saya memfokuskan diri hanya fashion anak-anak agar lebih fokus. Dan
Alhamdulillah sampai sekarang bertahan.
b. Bagaimana strategi marketing yang kakak lakukan?
Jawab: Untuk 2 Tahun terkahir ini, pemasaran melalui online seperti Facebook, Instagram
dan pernah juga di BukaLapak dan Shopee, tetapi belum terkelola dengan baik. Karena
keterbatasan tenaga dan kurangnya SDM. Jadi, sejauh ini masih fokusnya ke Instagram dan
Facebook dan pemasaran via WhatsApp.
c. Bagaimana strategi harga agar konsumen tertarik dengan produk yang kakak pasarkan?
Jawab: Kalau saya sendiri pakai harga standar dari kebanyakan pembisnis fashion anakanak, dan apabila mau memakai harga tinggi maupun rendah tergantung pasarnya. Kalau
kata khoucing (mentor enterpreneur) kalau kita menjual barang dengan harga di bawah
pasaran dan lebih banyak dapat income setiap harinya itu bagus, dan ada juga yang bilang
menjual dengan harga di atas pasaran walaupun kita data target pasarnya sedikit tapi kita
dapat keuntungan yang banyak. Dan kalau saya pribadi lebih senang pakai harga standar dan
dapat pemasukan yang sering.
d. Sejauh ini kakak mendapat customer paling banyak dari mana?
Jawab: Kalau untuk Elmore Kids sendiri karena menggunakan sistem grosir, partai besar
atau serian jadi sejauh ini target pasar kita adalah daerah seperti, Makasar, Masamba, Jambi,
Bengkulu, kalau daerah jawa itu Lamongan dan Malang, Kalimantan Tengah, Kalimantan
16

Barat, dan untuk wilayah Papua belum karena mungkin disana penggunaan belanja via
sosmed masih terbatas.
e. Untuk Elmore Kids sediri pemasarannya sudah sampai mana saja kak?
Jawab: Alhamdulillah untuk beberapa titik di Indonesia sudah ada.
f. Saran dari kakak untuk yang masih pemula dalam melakukan marketing bisnis seperti apa?
Jawab: Saran saya untuk wirausahaa secara umum modal itu bukan masalah utama yang
pertama yag harus dimiliki untuk memulai usaha adalah mental, dan tanpa modal pun bisa
asalkan mentalnya kuat, karena banyak temen-temen yang memulai usaha dengan modal nol
rupiah dan sekarang udah mendapat penghasilan banyak dari usahanya. Terkait marketing
untuk saat ini melalui sosmed sangat efisien. Dan kalau misalnya kita jualan offline kita
terbatas dari segi jangkauannya, dan kalau jualan online jangkauan tidak terbatas. Dan
karena sekarang eranya millenial lebih efektif menggunakan online walaupun kita punya
lapak offline juga.
g. Terkait marketing via Instagram apakah kakak bisa menunjukan cara-caranya?
Jawab: Kalau di Instagram itu sebenarnya ada optimasi, sama seperti facebook. Dan kalau di
Instagram ada trik pemasaran yang bisa kita pakai seperti followers itu sedikit banyak sangat
mempengaruhi, kemudian interaksi kita di Instagram, walaupun kita banyak followers tapi
kita tidak pernah berinteraksi dengan teman Instagram di akun kita itu agak buruk juga,
misalnya dengan interaksi hanya sekedar menyapa selamat siang followers dan sebagainya,
intinya membuat suasana hidup di akun milik kita. Dan kita bisa komen di beberapa akun
milik followers kita itu juga mempengaruhi, dan kalau akun instagram itu dia kan menjual
gambar dan kalau untuk mendapatkan customer, kualitas foto, kualitas gambar, model foto,
desain gambar itu lumayan berpengaruh untuk mendapatkan customer baru, dan hastag juga
sangat berpengaruh, kalau penjelasan tentang produk yang kita pajang di Instagram cukup
inti-intinya saja, tidak usah terlalu panjang, dan yang penting banyakin di hastag.
h. Hastag sendiri kegunaannya buat apa kak?
Jawab: Kegunaannya untuk menjangkau trending di Instagram.

17

BAB III
PENUTUP

Strategi merupakan langkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk
mencapai suatu tujuan. Pelaksanaan strategi bauran pemasaran terdiri dari strategi produk,
strategi harga, strategi lokasi daan distribusi, dan strategi promosi.
Pengertian produk menurut Philip Kotler adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian agar dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, sehingga dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan. Strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan suatu
produk adalah sebagai berikut penentuan logo dan motto, menciptakan merek, menciptakan
kemasan, dan keputusan label. Tujuan penentuan harga oleh suatu perusahaan adalah untuk
bertahan hidup, untuk memaksimalkan laba, untuk memperbesar market share, mutu produk, dan
karena pesaing.

18

DAFTAR PUSTAKA
Arlina, Azti. Belajar Bisnis Kepada Khadijah. Bandung: Mizan Media Utama. 2010.
Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Islami Tataran Teoritis dan Praksis . Bandung: PT Rajawali Press.
2008.
Fauzan, Fauzi. Multitam Islamic Business Strategy. Jakarta: Bestari Buana Murni. 2006.
Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Kertaya dan Sula. Syari’ah Marketing. Yogyakarta: Zikrul Hakim. 2010.
Mufraini, Muhammad Arif. Etika Bisnis Islam. Depok: Gramata Publising. 2011.
Philip Kotler. Marketing. Bandung: PT. Rosdakarya. 2011.
Sa’ad, Said. Ekonomi Islam: di tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta: PT Bestari Buana Murni. 2004.

19