IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI M

ARINA ALFI FAUZIA
6507040029
IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI
MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND
EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS)
SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT
(STUDI KASUS PADA PT BARATA INDONESIA)

ABSTRAK








PT Barata Indonesia (Persero) Gresik adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha proses
produksi pengecoran menggunakan dapur induksi (induction furnace). Dapur induksi ini memiliki
kapasitas produksi 10 ton/hari dan beroperasi pada temperatur mencapai 1550 oC – 1580
oC. Pada pengoperasiannya, dapur induksi ini memiliki risiko peledakan. Peledakan yang

terjadi akan menimbulkan bencana industri yang mengakibatkan banyak kerugian.
Untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang mungkin terjadi pada dapur induksi
digunakan metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) dan RCA (Root Cause Analysis).
Sedangkan untuk memberikan evaluasi terhadap manajemen bencana digunakan checklist dari
NFPA (National Fire Protection Association) yang memuat 19 elemen.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada satu item komponen yang memiliki nilai risiko
sangat tinggi yaitu water cool lead pecah. Dari hasil RCA (Root Cause Analysis) menunjukkan
bahwa penyebab water cool lead pecah karena selang yang tersumbat oleh kotoran.
Sedangkan dari hasil evaluasi mengenai manajemen tanggap darurat menunjukkan bahwa
perusahaan telah melaksanakan 10 item elemen yaitu program administrasi, koordinator
program, program evaluasi, hukum dan wewenang, penilaian risiko, pencegahan insiden,
pengelolaan sumber daya dan logistik, komunikasi dan peringatan, fasilitas (pusat operasi
darurat), pelatihan/ training.
Kata kunci : Dapur induksi, Bencana, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis), RCA (Root Cause
Analysis), Checklist

LATAR BELAKANG

Konsep Manajemen
Bencana


PERKEMBANGAN
INDUSTRI

Kecelakaan dan
bencana merupakan
kejadian yang tidak
dapat diperkirakan
sebelumnya

Contoh bencana
industri pada PT.
Barata Indonesia

PERUMUSAN MASALAH






Bagaimana identifikasi resiko pada dapur induksi?
Bagaimana penilaian risiko dan identifikasi
penyebab kegagalan pada dapur induksi?
Bagaimana evaluasi manajemen tanggap darurat
pada perusahaan?

TUJUAN PENELITIAN






Melakukan identifikasi resiko pada dapur induksi
dengan menggunakan metode FMEA (Failure Modes and
Effect Analysis).
Melakukan penilaian dan evaluasi risiko dari hasil
metode FMEA (Failure Modes and Effect Analysis)
kemudian dicari penyebab dasar suatu kegagalan bisa
terjadi menggunakan RCA (Root Cause Analysis).

Melakukan evaluasi manajemen tanggap darurat pada
perusahaan untuk mengetahui sampai sejauh mana
penerapan manajemen tanggap darurat berbentuk
checklist.

MANFAAT PENELITIAN







Bagi mahasiswa :
Dalam penulisan tugas akhir ini peneliti mendapatkan wawasan
baru mengenai bencana industri, dampak yang di timbulkannya
serta cara memitigasi bencana agar asset perusahaan dapat
terlindungi dengan baik pada PT Barata Indonesia (Persero) Gresik.
Bagi perusahaan :
Memberikan masukan bagi perusahaan PT Barata Indonesia

(Persero) Gresik untuk identifikasi resiko bencana dan memberikan
gambaran dampak mengenai bencana yang dapat terjadi.
Memberikan penilaian dan evaluasi resiko bagi PT Barata Indonesia
(Persero) Gresik untuk dicari penyebab dasarnya.
Memberikan rekomendasi pengendalian bencana pada PT Barata
Indonesia (Persero) Gresik.

BATASAN PERMASALAHAN





Penelitian dilakukan hanya pada dapur induksi
Workshop I.
Data kegagalan yang digunakan adalah tahun
2006-2010.
Untuk identifikasi penyebab dasar menggunakan
RCA (Root Cause Analysis) adalah komponen
dengan nilai risiko sangat tinggi.


DAPUR INDUKSI


Prinsip dasar dapur induksi yaitu
dapat menimbulkan panas
dengan cara mengubah tenaga
listrik menjadi panas. Listrik yang
dialirkan lewat coil melingkar
akan menimbulkan medan
magnet pada inti (material)
sehingga terjadi induksi listrik
yang dapat menimbulkan panas
yang digunakan untuk
mencairkan logam sekitarnya.

Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA)



Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
mengevaluasi bagaimana cara peralatan dapat
gagal (atau tidak dapat beroperasi dengan baik)
dan efek kegagalan ini pada proses. Deskripsi
kegagalan digunakan oleh analis sebagai dasar
untuk menentukan perubahan mana yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki sistem. (Safety, 1992)

RCA (Root Cause Analysis)


Root Cause Analysis adalah merupakan suatu proses
yang dirancang untuk digunakan dalam menyelidiki
akar penyebab dari suatu kejadian dengan
keselamatan, kesehatan, lingkungan, kualitas,
kehandalan dan dampak produksi

Manajemen bencana



Manajemen bencana (disaster management) adalah
upaya sistematis dan komprehensif untuk
menanggulangi semua kejadian bencana secara
cepat, tepat dan akurat untuk menekan korban dan
kerugian yang ditimbulkannya (Ramli, 2010).

NFPA (National Fire Protection
Association)


NFPA (National Fire Protection Association) edisi
1600 tentang standard pada program bencana/
manajemen darurat dan kelangsungan bisnis
diterbitkan oleh standards council pada 1 Desember
2006. NFPA (National Fire Protection Association)
edisi 1600 ini telah disetujui sebagai American
National Standard pada 20 Desember 2006.

Mulai
Observasi

Identifikasi dan perumusan masalah
Penetapan tujuan

Studi Literatur

Studi Lapangan

Tahap Pendahuluan
Pengumpulan Data :
1. Gambar Proses
2. Komponen dan fungsi
3. Wawancara dengan pihak
manajemen

Identifikasi dan Penilaian risiko
menggunakan FMEA (Failure
Modes and Effect Analysis)

Nilai
Risiko

tinggi ?

Tahap Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Tahap analisis dan
rekomendasi

Ya

Tidak

Analisis dan rekomendasi

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Evaluasi sistem tanggap
darurat dengan checklist


Nilai risiko paling
tinggi dicari penyebab
dasarnya menggunakan
RCA (root cause
analysis)

HASIL FMEA

Penilaian risiko


Penilaian likelihood
 Penilaian consequence

RCA (Root Cause Analysis)


Berdasarkan hasil Penilaian risiko, ada satu nilai
very high yaitu water cool lead pecah yang
kemudian dicari akar penyebab dari kejadian
tersebut menggunakan RCA (Root Cause Analysis).

RCA (Root Cause Analysis)

Evaluasi Manajemen Tanggap
Darurat


Evaluasi manajemen tanggap darurat ini digunakan
untuk melakukan penilaian terhadap PT Barata
Indonesia (Persero) Gresik tehadap kesiapan dalam
menghadapi suatu bencana. Dalam melakukan
penilaian manajemen tanggap darurat di siapkan
checklist dari National Fire Protection Association
1600, 2007

HASIL CHECKLIST NFPA
Prosentase Jawaban "YA"

Diagram hasil checklist NFPA

120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%

Elemen pada checklist NFPA 1600

Analisa Aliran Proses Pada Dapur Induksi




Dapur induksi berfungsi untuk meleburkan besi atau
baja menjadi benda cair dengan kapasitas muat
adalah 10 ton/hari
Kegagalan dapur dapat mengganggu proses
produksi

Analisa FMEA (Failure Mode And Effect Analysis)






Dari data historis kegagalan yang diperoleh dari
bagian maintenance terdapat 17 macam kegagalan
komponen pada dapur induksi pada kurun waktu
selama 2006 hingga 2010.
Berdasarkan probabilitas/ kemungkinan yang telah
dihitung terdapat 5 probabilitas dengan level
Rare, Unlikely, Moderate, Likely, Almost Certain
Berdasarkan consequence yang ditimbulkan, diketahui
terdapat 5 level consequence yang secara keseluruhan
yaitu insignificant, minor, moderate, major, catastrophic

Analisa Matriks Risiko


Hasil dari nilai risiko didapat dengan
mengkombinasikan nilai likelihood dan
consequence, didapatkan 4 hasil risiko yaitu low
(rendah), medium (sedang), high (tinggi) atau very high
(sangat tinggi). Kegagalan komponen dengan level
risiko rendah adalah as aus. Untuk level risiko sedang
adalah selang air pendingin bocor, busbar rusak, baut
kendor, OCB rusak, seal bocor, ulir dol, jarum pengunci
lepas, katup berkarat. Untuk level risiko tinggi adalah
pompa rusak, v-belt sobek, motor rusak, bearing
aus, kontaktor aus, coil bocor, kabel antenna putus. Dan
untuk level risiko sangat tinggi adalah water cool lead
pecah.

Analisa RCA (Root Cause Analysis)


Dari hasil risk matriks menunjukkan ada 1
komponen dengan nilai sangat tinggi yaitu water
cool lead pecah. Maka dari hasil ini kegagalan
komponen di cari penyebab dasarnya dengan
menggunakan RCA (root cause analysis).

Evaluasi Manajemen Tanggap Darurat


Hasil hasil dari evaluasi checklist yang telah
dijabarkan dengan diagram batang menunjukkan
prosentase jawaban “ya”. Untuk jawaban
prosentase elemen sebesar 100% telah dipenuhi
oleh perusahaan yaitu pada elemen program
administrasi, koordinator program, program
evaluasi, hukum dan wewenang, penilaian
risiko, pencegahan insiden, pengelolaan sumber
daya dan logistik, komunikasi dan
peringatan, fasilitas (pusat operasi
darurat), pelatihan/ training

KESIMPULAN






Dari hasil identifikasi menggunakan FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) terdapat 17
bentuk kegagalan yaitu kegagalan pada komponen coil bocor, selang air pendingin
bocor, kerusakan pompa, v belt sobek, motor terbakar, bearing aus, busbar rusak, baut
kendor, Asnya aus, kabel antenna putus, OCB rusak, kontaktor aus, seal bocor, ulir dol, jarum
pengunci lepas, katup berkarat, water cool lead pecah.
Pada hasil penilaian risiko FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) terdapat 7 bentuk
kegagalan dengan risiko tinggi yaitu coil bocor, pompa rusak, v-belt sobek, motor
rusak, bearing aus, kabel antenna putus, kontaktor aus. Selanjutnya ada 8 komponen dengan
risiko sedang yaitu selang air pendingin bocor, busbar rusak, bau kendor, OCB rusak, seal
bocor, ulir dol, jarum pengunci lepas, katup berkarat dan 1 komponen dengan risiko rendah
yaitu As aus. Selanjutnya didapatkan 1 bentuk kegagalan dengan nilai risiko paling tinggi
yaitu water cool lead pecah. Identifikasi penyebab dasar dari water cool lead yang pecah
disebabkan karena air kotor yang kemudian menyebabkan selang mengalami kebuntuan.
Dari evaluasi manajemen tanggap darurat menggunakan checklist dari NFPA dihasilkan
prosentase 100% pada elemen program administrasi, koordinator program, program
evaluasi, hukum dan wewenang, penilaian risiko, pencegahan insiden, pengelolaan sumber
daya dan logistik, komunikasi dan peringatan, fasilitas (pusat operasi darurat), pelatihan/
training.

SARAN




Pihak manajemen perlu melakukan tindakantindakan preventif untuk melindungi dapur induksi
ini sebagai aset perusahaan. Selain itu, dapur
induksi juga memiliki risiko besar sehingga perlu
dilakukan maintenance yang baik.
Hendaknya dilakukan koordinasi yang baik pada
manajemen tanggap darurat untuk kedepannya
saat terjadi bencana dapat diatasi dengan baik.

SEKIAN
MATUR SEMBAH NUWUN

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124