POLA KOMUNIKASI WALIKOTA DEPOK H. NUR MA

POLA KOMUNIKASI WALIKOTA DEPOK H. NUR MAHMUDI ISMA`IL
(Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Depok)

Endang Wigati
Alumnus Pascasarjanana Komunikasi Univ. Mercubuana

ABSTRACT
This study discusses the Depok Mayor Communication Patterns period (2011- 2016) H.
Nur Mahmudi Isma`il In Lead State Civil Apparatus (Studies in Depok City Government). In an
organization of communication is needed to establish the cooperation between employees and
between fields. Departing from this, the researchers were interested in knowing how Depok
Mayor Communication Patterns in leading the city government apparature. The purpose of this
study was to describe the mayor of Depok Communication Patterns in leading the city
government apparature of Depok. Knowing any factors supporting and inhibiting factors of the
communication process is done.
This research is compiled through a qualitative approach using case study method. The
paradigm used in this study is a constructivist paradigm. Data collection through: observation
and dept interviews and literature study. The research found a pattern wheels and pattern y
Mayor in the communication process are: Patterns of communication carried Depok Mayor Nur
Mahmudi H. Isma`il, vary, depending on the post of ASN, the opportunity or the time of
communication and one's work unit. When viewed from the pattern based on the current

message. As things often become barriers to communication 2011- 2016 period Depok Mayor
Nur Mahmudi H. Isma`il in the lead ASN Depok City Government is a factor: Noise, Style
rambling, and emotional conditions.
Keywords:
Depok Mayor Communication Patterns, Patterns Communications
Penelitian ini membahas tentang Pola Komunikasi Walikota Depok Periode (2011- 2016)
H. Nur Mahmudi Isma`il Dalam Memimpin Aparatur Sipil Negara (Studi Kasus Pada
Pemerintah Kota Depok). Dalam suatu organisasi komunikasi sangat dibutuhkan untuk
membentuk terjadinya kerjasama antar karyawan dan antar bidang. Berangkat dari hal tersebut,
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana Pola Komunikasi Walikota Depok dalam
memimpin aparatur Pemerintah Kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pola
Komunikasi Walikota Depok dalam memimpin aparatur Pemerintah Kota Depok. Mengetahui
apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dari proses komunikasi yang dilakukan. Pola
Komunikasi sangat penting diketahui karena dapat menjadi bahan evaluasi dikemudian hari
dalam penerapan komunikasi khususnya dalam kepemimpinan.

Penelitian ini disusun melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi
kasus. Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme.
Teknik pengumpulan data melalui: observasi dan wawancara mendalam dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ditemukan pola roda, Walikota Depok sebagai orang sentral yang dapat

berkomunikasi dengan siapa saja terutama kepada Sekda dan seluruh kepala OPD. Juga
ditemukan Pola Y. Komunikasi yang dilakukan Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma`il,
bervariasi, tergantung pada jabatan ASN, kesempatan atau waktu berkomunikasi dan unit kerja
seseorang. Adapun hal yang kerap kali menjadi hambatan komunikasi Walikota Depok periode
2011- 2016 H. Nur Mahmudi Isma`il dalam memimpin ASN Pemkot Depok adalah faktor:
Kebisingan, Gaya bertele - tele, dan Kondisi emosi.

Pendahuluan
Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dalam
kehidupannya manusia tidak bisa tidak berkomunikasi, artinya setiap orang memerlukan orang
lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Komunikasi
memungkinkan dan mendukung sebuah sistem berjalan dengan baik. Tanpa adanya komunikasi
tidak akan terjadi sebuah koordinasi, karena untuk memungkinkan sebuah kerjasama diperlukan
sebuah koordinasi. Dalam sistem Pemerintah daerah untuk mengawasi dan mengevaluasi para
Kepala OPD, sangat diperlukan peran Kepala Daerah/ Walikota yang dapat berkomunikasi
dengan efektif. Kota yang terus maju dan berkembang sebagai Kota Satelit Ibu Kota Indonesia.
Kota yang menjadi pilihan masyarakat untuk bermukim. Hal ini menimbulkan ketertarikan
penulis untuk mengkaji Pola Komunikasi Walikota Depok dalam memimpin aparatur Pemerintah
Kota Depok.
Memerlukan sebuah pola Komunikasi yang baik, agar pesan yang disampaikan dapat dimaknai

dengan baik oleh Para Kepala OPD. Juga diharapkan dengan ditemukannya pola, dapat menjadi
bahan evaluasi kedepannya.
Pesan ini nantinya, akan diteruskan pada sub- sub kerja, untuk merealisasikan pesan tersebut
pada bentuk real, sebuah aksi, pengimplementasian program – program pemerintah.

Kajian Literatur
Komunikasi Organisasi
“Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan didalam
kelompok formal ataupun informal organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang
sifatnya berorientasi pada organisasi, dan komunikasi informal adalah komunikasi yang
orientasinya tidak pada organisasi namun lebih ke para anggotanya secara individual”
(Masmuh,2008 : 6).
Pola Komunikasi Organisasi
Pengertian Pola Komunikasi “Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola
hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami” (Djamarah, 2004)

“Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada
konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah hubungan yang berlainan”
(Sunarto, 2006:1).

Dalam organisasi ada beberapa pola yang biasa digunakan untuk berkomunikasi, diantaranya
adalah pola komunikasi organisasi menurut Joseph A. devito dalam buku karangan Abdullah
Masmuh, yakni : Pola Lingkaran, Pola Roda, Pola Y, Pola Rantai, dan Pola Bintang, (Abdullah
Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang: UMM Press,
2008), h. 57-58 ).

Komunikasi Pemerintahan
Diperkenalkannya prinsip- prinsip good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan,
fungsi komunikasi semakin mengemuka. Penyebabnya, salah satu criteria good governance
adalah transparansi. Konsep transparansi tidak identik dengan ketelanjangan, melainkan
keterbukaan. Dengan demikian, organisasi pemerintah, di tingkat manapun, memerlukan
kecakapan menjalankan fungsi komunikasinya dalam rangka mencapai kualitas trasparansi
sebagai salah satu criteria good governance.
Terdapat dua jenis komunikasi yang eksis bersamaan pada komunikasi Pemerintahan. Yaitu
komunikasi formal dan informal. Komunikasi Formal adalah komunikasi yang terjadi di dalam
struktur formal organisasi. Pemahaman ini menjadi inti pemahaman komunikasi organisasi
dalam perspektif scientific management yang diperkenalkan oleh Fredrick Taylor dan Hendy
Fayol. Komunikasi yang formal tidak berbeda dengan komunikasi yang hierarkal. Hanya Fayol
mengembangkan lebih jauh dengan memasukan unsure jembatan yang dikenal dengan “jembatan
Fayol” (Riant: 2004). Jurnal terdahulu oleh Bernadet Wulanjari tahun 2009 yang juga alumnus

dari Universitas Mercubuana berjudul “ Pola Komunikasi Melalui Blog”, Studi Fenomenologis
Terhadap Blogger di Jakarta. Tesis Jarot Sumardjono 2012 Magister Ilmu Komunikasi yang
berjudul “Pola Komunikasi Kader dan Pengurus Partai Keadilan Sejahteran (PKS) Dapil 5 Kota
Tangerang. Jurnal Komunikasi yang di tulis oleh Sabethia Sihombing dan Elvi Andriani Yusuf
berjudul : Gambaran Pola Komunikasi Dalam Penyelesaian Konflik Pada Wanita Indonesia yang
Menikah Dengan Pria Asing (Barat).

Metode Penelitian
Penelitian ini disusun melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus.
Jumlah informan ada 5 orang, yang terdiri:1 Key Informan: Walikota Depok, Informan
Pendukung: 2 Kepala OPD Kepala OPD dan 3 Aparatur Pemkot Depok. Teknik Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.Teknik pengumpulan data
primer dilakukan dengan: Wawancara yang mendalam (depth interview) terhadap Walikota
Depok selaku Key Informan dan beberapa informan pendukung sesuai dengan rekomendasi Key
Informan, dalam hal ini beberapa kepala OPD yang selalu berkomunikasi dengan rutin dengan
Walikota. Observasi, Peneliti setiap hari berada di dekat Walikota saat bekerja sampai tahun
2015.Data Sekunder melalui: Studi analisis dokumen internal dan eksternal Pemerintah Kota

Depok yang terkait pelaksanaan komunikasi yang dilakukan Walikota Kota Depok . Diantaranya
biografi, dan buku – buku tentang Nur Mahmudi Isma`il. Studi Kepustakaan, khususnya terkait

komunikasi organisasi, pola komunikasi di peroleh dari buku-buku, majalah, website, jurnal
terdahulu. Teknis Analisis Data melalui: Reduksi data, Penyajian data, Penarikan Kesimpulan
dan Verifikasi. Teknik Pemeriksaan Keabsahan data: melalui Triangulasi data.

Hasil dan Pembahasan
Ditemukan Pola Roda sebagai Pola utama yang dominan dan Pola Y. Pola utama, Pola
berdasarkan strutur jaringan yang paling dominan adalah Pola Struktur Roda, pola komunikasi
yang dilakukan lebih banyak bersifat sentralistik, dari pusat kemudian disebarkan ke semua.
Walikota dapat berkkomunikasi kepada seluruh anggota sebagai orang sentral. Dalam hal ini
lebih sering kepada Sekda, dan seluruh kepala OPD. Jadi Beliau cukup berkomunikasi dengan
Kepala Dinasnya saja (kepala OPD), lalu kemudian nanti pesan tersebut akan disebarkan kepada
seluruh ASN di Kota Depok melalui Pimpinan OPD nya masing- masing, biasanya didahului
dengan komunikasi secara lisan, lalu kemudian secara resmi melalui surat. Hal ini tergambar
sekali komunikasi formal dilakukan Beliau dalam memimpin aparatur sipil negara pada
Pemerintah Kota Depok. Jika dilihat berdasarkan struktur jaringan komunikasi kelompok maka,
terlihat Pola Struktur Roda. Walikota sebagai orang yang berada ditengah sebagai pemimpin
yang mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya. Namun
pola ini juga menggambarkan Beliau bebas melakukan komunikasi kepada staf atau ASN
(Aparatur Sipil Negara) secara umum, tanpa meilhat jabatannya. Komunikasi biasanya dilakukan
saat memimpin upacara, atau saat memberikan arahan kerja pada staf yang kesehariannya

tugasnya sering bersama Beliau. Tergambar juga Pola Y
Pola Y ini, menempatkan Walikota dan Wakil Walikota, sebagai dua orang sentral yang
menyampaikan informasi kepada anggota lainnya yaitu; Sekretaris Daerah, Lalu Sekretaris
Daerah menyampaikan kembali kepada Kepala Dinas dan kemudian diteruskan kepada jajaran
dibawahnya, baik eselon III, dan IV lalu ke tingkat staff. Walikota bersama Wakil Walikota
dalam hal ini memang sebagai komunikator utama, tetapi Sekretaris Daerah merupakan orang
nomer tiga di tingkat Pemkot, kemudian pesan diteruskan kepada Kepala Dinas merupakan
pimpinan utama di tiap- tiap OPD, dimana perintah atau disposisi Kepala OPD wajib diikuti dan
dilaksanakan oleh seluruh ASN di OPD tersebut.
Kesimpulan dan Saran
Pola komunikasi yang dilakukan Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma`il, bervariasi,
tergantung pada jabatan ASN, kesempatan atau waktu berkomunikasi dan unit kerja seseorang.
Biasanya pada jabatan atau unit kerja yang strategis memungkinkan Beliau berkomunikasi secara
langsung dan diwarnai banyak komunikasi informal. Biasnya Pola Komunikasi dua arah terjadi
disini.
Secara umum pola komunikasi yang dilakukan Walikota Depok Periode 2011-2016 H. Nur
Mahmudi Isma`il dalam memimpin aparatur Pemerintah Kota Depok dapat dilihat dengan jelas,
dan berjalan cukup baik. Namun penulis akan mengemukakan beberapa saran untuk

penyempurnaan dikemudian hari berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap pola

komunikasi Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma`il dalam memimpin aparatur Pemerintah
Kota. Saran- saran tersebut antara lain:
Saran Teoritis
1) Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka untuk penelitian selanjutnya agar dapat
menggunakan metode kuantitatif untuk dapat lebih melengkapi dan melihat keefektifan dari
pola komunikasi yang dilakukan Walikota dalam memimpin ASN (Aparatur Sipil Negara).
2) Penelitian ini tidak dapat digeneraliasikan, sehingga penelitian seperti ini perlu dilakukan di
Pemerintah Daerah lain, karena pada dasarnya setiap Kepala Daerah bebas memilih pola
dalam melakukan komunikasi ketika memimpin ASN (Aparatur Sipil Negara) ditempatnya.
3) Saat ini penerapan reformasi birokrasi terus digalakkan, oleh karena itu, diperlukan pola
yang komunikasi baik agar para ASN (Aparatur Sipil Negara) bekerja dengan maksimal,
maka untuk penelitian lebih lanjut dapat meneliti topic seperti audit komunikasi pada
Pemerintah daerah.
Saran Praktis
Peneliti menyarankan kepada pihak – pihak terkait:
Walikota agar dapat menggunakan komunikasi yang lebih dekat lagi dengan ASN (Aparatur Sipil Negara),
tanpa melihat jabatannya, agar menjadi motivasi yang baik dalam pelaksanaan kerja ASN (Aparatur Sipil
Negara) di seluruh OPD di Pemerintah Kota Depok. Kepada setiap Kepala OPD mempunyai

pengetahuan yang luas menjadi suatu keharusan, hal ini agar dapat mengimbangi ketika

berkomunikasi dengan Walikota. Sebagai sumber kedua dalam komunikasi, kepemimpinan
Walikota, Kepala OPD harus benar- benar memahami betul pesan dan diharapkan dapat
menyampaikan dengan baik pesan dari sumber utama lain yaitu Walikota, sehingga dapat
dipahami oleh seluruh anggota (dalam hal ini seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) di tiap- tiap
OPD). Sebagai anggota yang menerima pesan dari Walikota hendaknya harus menyiapkan
pengetahuan dan sikap yang baik sehingga ketika Walikota ingin berkomunikasi langsung
kepada staf, staf sudah mengetahui cara berkomunikasi dan bersikap kepada pimpinan
Pemerintah Daerah yang paling tinggi di tenmpatnya masing- masing. Walikota harus dapat
berkomunikasi secara professional, dan mengesampingkan ego atau suasana hati. Sehingga pesan
yang berisikan arahan, atau kebijakan yang disampaikan kepada para Kepala OPD, atau anggota
dapat diterima dengan baik. Seburuk apapun kondisi suasana hati, sebaiknya jangan sampai
terlihat oleh ASN (Aparatur Sipil Negara), sehingga hal ini tidak menjadi hambatan dan
membuat ASN (Aparatur Sipil Negara) takut untuk mendekat dan berkomunikasi.

Daftar Pustaka
Angreni, Hanny.2013.Pola Komunikasi Instruksional Pada Sekolah Inklusif.Mercubuana.
Bungin, Burhan.2007. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

D Nugroho, Riant. 2004. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Davis, Keith.1997.Organization Behaviours.New York:Mc.Graw- Hill Book Company.

Effendy, Onong Uchjana.1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Karya.

Gibson, James L. (et al). 1973. Organizations, Structure, Proceses, Behaviour. Dalas, Texas:
Business Publications.
Hardjito, Dydiet.2001. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Henry. 1988. Administrasi Negara dan Masalah- Masalah Ketatanegaraan (edisi
Indonesia).Jakarta: Rajawali.
Huda, Maftuchul Moch, 2006. nalisis Hubungan Intensitas Kebisingan Jalan Raya, Jarak,
Penghalang dan Lama Tinggal dengan Pola Keluarga YanG Tinggal di Tepi Jalan Raya
Kecamatan Kota Kediri. Universitas Indonesia.
Imron, M. Bashori.2012. Pola komunikasi dalam hubungan industrial : Suatu tinjauan tentang
hubungan antara pimpinan perusahaan Industri.Universitas Indonesia.
Jumroni. 2003. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta:UIN Press.
Kartono.1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.
Ladiawati, Dewi.1998. Pola Komunikasi Masyarakat Dayak dan Pendatang: Ditinjau dari segi
komunikasi sosial, sosial ekonomi serta persepsi sosial.Universitas Indonesia.
Masmuh, Abdullah.2008.Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, Malang:
UMM Press.