URGENSI INTEGRASI DALAM PENYULUHAN PERTA

URGENSI INTEGRASI DALAM
PENYULUHAN PERTANIAN
SEFRIWATI (1610226004)
DWI AYI FORTUNA YASRI (1610222025)
PUTRI SAHSA (1610223025)

LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang mengusahakan berbagai komoditi pertanian. Salah
satu pelaku pertanian yakni petani, mayoritas berasal dari penduduk dengan
pendidikan yang minim. Secara formal maupun informal, khususnya pendidikan
mengenai dunia yang mereka jalani yakni pertanian.
Menjawab pertanyaan tersebut, maka pemerintah memberikan berbagai kebijakan di
setiap subsistem agribisnis. Untuk mendukung kebijakan itu, maka perlu dukungan
dari penyuluh agar solusi mudah untuk dijalankan. Namun, penyuluhan hari ini
dimaknai dan dikerjakan dengan kurang mempertimbangkan kebutuhan petani.
Petani kurang berkontribusi dan tidak dikontrol perkembangan nya setelah sebuah
kebijakan ditetapkan.
Diharapkan, petani & pemerintah daat bekerjasama sehingga menghasilkan produksi
pertanian yang diharapkan bersama. Caranya yaitu dengan adanya kerjasama dari
semua pelaku pertanian, yakni petani, peneliti, akademisi dan dinas terkait. Struktur
organisasi kelembagaan penyuluh pertanian berawal dari provinsi dan

didelegasikan ke unit dibawahnya hingga pos penyuluhan di desa. Semuanya harus
berkoordinasi dan bekerjasama dengan dinas pertanian agar lembaga penyuluh
dapat berjalan dengan baik hingga tujuan bersama dapat tercapai.

1. Mungkinkah pertanian dapat
berkembang dengan baik jika
pengetahuan dan keterampilan SDM
petani itu rendah? Mengapa?

Keberlanjutan pertanian dalam menyediakan pangan
sangat tergantung pada SDM pertanian. Namun
mayoritas pendidikkan SDM pertanian Indonesia
masih rendah, banyak petani yang berusia lanjut
dan rendahnya kapasitas dalam aspek
kewirausahaan.
Salah satu kebijakan dalam meningkatkan produksi
pertanian adalah pengembangan sumber daya
manusia (SDM). Pengembangan SDM penting
karena SDM tidak hanya sekedar faktor produksi
melainkan pelaku langsung dari pembangunan

pertanian.

Pelaku utama

Sikap
pengetahuan

ketrampilan

Petani memerlukan
penyesuaian substansi materi
penyuluhan untuk mengantisipasi
perkembangan ilmu
pengetahuan, global warning,
persaingan globalisasi
Perubahan strategi
(perdagangan bebas) mendorong (nasional,internasional)
semakin tingginya mobilitas
tenaga kerja sektor pertanian
antar negara atau perubahan

lingkungan, baik lingkungan alam,
social maupun budaya.

Pembinaan mutu SDM di era otonomi daerah, di mana pemerintah
otonomi daerah mempunyai proporsi yang besar dalam
mewujudkan bagus atau tidaknya SDM pada sektor agribisnis.
Pembinaan tersebut dapat dilakukan dengan ;
a) Pembinaan unsur kognitif yang meliputi pengetahuan dasar
tentang agribisnis, teknologi agribisnis, dan manajerial dibidang
agribisnis serta bidang pendukungnya seperti keuangan,
pemasaran operasi produksi dan lain-lain.
b) Pembinaan unsur psikomotorik mencakup upayaupaya untuk
membina dan meningkatkan keahlian dan keterampilan spesifik
dari penjabaran bidang-bidang kognitif seperti keterampilan bidang
manejerial, keterampilan bidang produksi, keterampilan bidang
tekhnologi;
c) Pembinaan unsur afeksi, yakni sikap mental, moral, dan etika .

-------Peter Thigpen (1991) dalam Pfeffer (1996)


KADERISA
SI

SECOND LOST
GENERATION

2. Mengapa penyuluhan dan
komunikasi pertanian ini penting
dalam pembangunan pertanian?

Menurut Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara, 1995.
Penyuluh
pertanian membawa 2 (dua) misi pokok, yaitu:
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Ahli Teknologi
Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu
dilaksanakan oleh
penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektor
pertanian,
pengembangan sumber daya manusia (SDM) berinti pada

pengembangan perilaku dan kemampuan serta pendayagunaan
kemampuan-kempauan yang telah berkembang didalam upayaupaya peningkatan pendapatan, kesejahteraan, pencipataan
lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta kelangsungan
pembangunan pertanian dan pembanguan nasional.
--------(B. Sinulingga, 1995)

Mutu petani khususnya SDM nya hanya dapat
diwujudkan melalui proses pendidikan yang
berintikan pemberdayaan yaitu penyuluhan
Pertanian. Tanpa mutu SDM patani akan sulit
dicapai akselerasi pembangunan pertanian di
masa kini dan masa mendatang. Mutu SDM
petani akan dapat mendukung pembangunan
pertanian kini dan masa yang mendatang,
karena manakala penyuluh pertanian merupakan
proses pemberdayaan bukan transfer teknologi.  

Sejumlah tahapan yang harus di tempuh dalam
menyusun rencana
komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan

adalah:
1. Menganalisa masalah yang dihadapi
2. Merumuskan tujuan komunikasi
3. Memilih media
4. Menentukan pendekatan yang digunakan.
---------(Van Den Ban dan Hawknis 1999)

Teori Efek Komunikasi Massa
Teori efek komunikasi masa terdiri dari beberapa teori sebagai berikut,
a. Model Lasswell
Salah satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling
terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948
mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutif
banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam
saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan
pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).
b. Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi
Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai
efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940.
Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja

dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian
menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan
asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas
audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan
menentukan pendapat umum.

3
Jelaskan devinisi dan paradigma penyuluhan pertanian?

Definisi penyuluhan pertanian
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999)
istilah penyuluhan dalam bahasa Belanda
digunakan kata voorlichting yang berarti
memberi penerangan untuk menolong
seseorang menemukan jalannya.

Paradigma penyuluhan pertanian
Menurut Marsh and Pannell (2002), tantangan penyuluhan
masa depan adalah bagaimana mengintegrasikan penyuluhan
pemerintah (public sector) dengan penyuluh swasta (private

sector). Untuk mengintegrasikannya dibutuhkan:
(1) pengembangan pendidikan, pelatihan dan
keprofesionalan untuk sektor publik,
(2) menyusun kelembagaan yang efisien dan berkelanjutan
untuk meminimumkan biaya transaksi, dan
(3) membangun struktur kelembagaan yang menjamin
keefektifan keterkaitan antara sektor publik dengan swasta.

4
Jelaskan fungsi dan tujuan penyuluhan pertanian : mendorong
peningkatan produksi pertanian atau pemberdayaan petani?

Fungsi penyuluhan pertanian
1. Penyuluhan pertanian sebagai proses
penyebaran informasi
2. Penyuluhan pertanian sebagai penerangan
3. Penyuluhan pertanian sebagai proses
perubahan perilaku
4. Penyuluhan pertanian sebagai proses
pendidikan


Tujuan penyuluhan pertanian
1) Perbaikan kelembagaan pertanian (better
organization)
2) Perbaikan kehidupan masyarakat (better
community)
3) Perbaikan usaha dan lingkungan hidup
(better enviroment)

5. Pendekatan & Strategi agar Tujuan Penyuluhan
Tercapai
Penetapan strategi penyuluhan pertanian yang dijalankan selama ini terlihat
adanya kelemahan, karena penetapan strategi hanya memusatkan pada
kegiatannya untuk menyuluh pelaku utama yaitu petani dan keluarganya.
Padahal, keberhasilan penyuluhan seringkali ditentukan oleh kualitas
penyuluh, dukungan banyak pihak dan komitmen politik pemerintah pusat,
serta dukungan penuh pemerintah daerah selaku penguasa tunggal sebagai
administrator pemerintahan dan pembangunan.
Fakta menunjukkan sampai saat ini kewenangan yang diberikan pemerintah
pusat belum berjalan secara baik, bahkan beberapa diantaranya tidak

berjalan. Akibatnya, dijumpai banyak penyuluh yang meninggalkan wilayah
kerja, karena tugas-tugas penyuluh lebih banyak berkaitan dengan tugastugas kantor, bahkan pemanfaatan tenaga penyuluh lebih banyak digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan diluar tugas pokoknya sebagai penyuluh.

Beberapa Pertimbangan dalam Penetapan
Strategi
 Kebijakan

pertanian dan tujuan pembangunan
 Identifikasi kategori petani
 Perumusan strategi penyuluhan untuk
penerapan teknologi

Selain itu, strategi penyuluhan pertanian harus diarahkan untuk
meningkatkan keterlibatan perempuan dan generasi muda. Hal ini
dikarenakan kaum perempuan belum memperoleh perhatian sederajat
dalam kegiatan pertanian dan penyuluhan, padahal perempuan terbukti
memiliki kontribusi yang besar dalam pertanian.
Untuk generasi muda, perlu dirancang beberapa program, yaitu :
a. Pengembangan kepemimpinan

b. Kewarganegaraan
c. Pengembangan pribadi, khususnya yang berkaitan dengan perilaku,
kepercayaan diri dan keterampilan mengemukakan pendapat melalui
latihan berorganisasi.
Menurut Mardikanto (1995), meskipun strategi partisipasi dapat dinilai
sebagai strategi terbaik, sesungguhnya tidak ada strategi penyuluhan
secara efektif dan “baik” untuk semua kelompok sasaran, karena pilihan
strategi tergantungmotivasi penyuluh dan perlu memperhatikan kondisi
kelompok sasaran.

6. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian agar dapat
Terlaksana dengan Baik
Pada era otonomi daerah saat ini, dampak perubahan tatanan ternyata ikut
merubah paradigma penyuluhan. Berbagai daerah menyikapinya dengan
cara dan bentuk yang berbeda-beda. Salah satu contoh berada di Provinsi
Riau. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan dengan kelembagaan yang
bervariasi. Seperti di kota Pekanbaru, kegiatan penyuluhan pertanian
diselenggarakan oleh Kantor Pusat Informasi Penyuluhan Terpadu dan di
kabupaten Kampar diselenggarakan oleh Kantor Informasi dan
Penyuluhan Pembangunan. Keberagaman persepsi
provinsi/kabuaten/kota dalam menangani penyelenggaraan penyuluhan
pertanian menyebabkan beragamnya kinerja penyuluh.
UU Nomor 16 tahun 2006 telah mengatur sistem penyuluhan pertanian,
perikanan & kehutanan beserta tugas dari setiap lembaga pada tingkat
pusat hingga pos penyuluhan tingkat desa.

Upaya untuk Meningkatkan Peran
Kelembagaan
perbaikan visi misi organisasi
mengacu pada konsep penyuluhan yang sebenarnya
yakni penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan non
formaldi bidang pertanian untuk petani dan keluarganya
serta anggota masyarakat
 pemberdayaan kelembagaan
mengembangkan sistem manajemen & jenjang
pendidikan pelatihan bagi penyuluh pertanian yang lebih
selaras dengan kebutuhan kerja penyuluh dan kebutuhan
petani di lapangan.


pemberdayaan petani dan kelompok tani
hakikat dasar penyuluhan adalah
meningkatkan kualitas SDM petani untuk
mencapai kemandirian. Namun banyak
intervensi yang mengakibatkan kelompok tani
tidak mengakar dan kurang dinamis. Selain itu,
orientasi penyuluhan menekankan pada produksi
dan kurang menyentuh subsistem agribisnis.


DAFTAR PUSTAKA
Ikbal, Mohamad. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian
dan dampaknya pada perilaku petani jagung
di Provinsi Gorontalo (disertasi). IPB
Kusnadi, Desy. 2011. Dasar-dasar
penyuluhan. STPP. Bogor
Syabrina, El. 2009. Analisis kelembagaan
penyuluhan pertanian di provinsi Riau. IPB.