PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memahami peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki dan
dilakukan guru, agar guru dapat mengetahui aspirasi / tuntutan peserta
didik yang bisa dijadikan

bahan pertimbangan dalam penyusunan

program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran
pun akan dapat memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat
berdasarkan dengan perkembangan mereka.
Beberapa dasar pertimbangan perlunya ” memahami peserta didik ”
sebagai berikut :
1) Dasar pertimbangan psikologis,
Bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai
dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta
didik.
2)

Dasar pertimbangan sosiologi

Bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan
aktif mengikuti kegiatan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian peserta didik?
2) Apa saja kebutuhan peserta didik?
3) Bagaimana karakteristik perkembangan peserta didik ?
4) Seberapa pentingkah memahami peserta didik?
C. TUJUAN
1) Untuk memenuhi tugas kuliah perkembangan peserta didik
2) Untuk mengetetahui pengertian peserta didik
3) Untuk mengetahui kebutuhan peserta didik
4) Untuk mengetahui karakteristik peserta didik
5) Untuk mengetahui pentinya memahami peserta didik

1

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengetian Peserta Didik
Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis
makhluk homo educantum’, makhluk yang menghajatkan pendidikan.
Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang
memiliki potensi sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk
mengatualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang
berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun
psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah
tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titk optimal kemampuan
fitrahnya.1
Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”
Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di
atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki
sejumlah karakteristik, diantaranya:
1) Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan

psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik.
2) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya
peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam
dirinya secara wajar, baik yang ditujukan kepada diri sendiri
maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.
1

Sudarwan Danim,Perkembangan Peserta Didik.(Bandung:Alfabeta.2013)

2

3) Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan
individual dan perlakuan manusiawi.
4) Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk
mandiri.2
B. Kebutuhan Peserta Didik
Tingkah laku individu merupakan perwujudan dari dorongan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan
inti kodrat manusia.Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan
sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan

individu tersebut. Oleh sebab itu, seorang guru

perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya,
Sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas
pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan
peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran setepat mungkin, sesuai
dengan kebutuhan peserta didiknya.
Berikut ini disebutkan beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu
mendapat perhatian dari guru, di antaranya:
1) Kebutuhan jasmaniah
Sesuai dengan teori kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan
jasmaniah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat
instinktif dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan.
Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik yang perlu mendapat
perhatian dari guru di sekolah antara lain: makan, minum, pakaian,
oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta
terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan jasmaniah ini

tidak terpenuhi, di samping mempengaruhi pembentukan pribadi dan
perkembangn psikososial peserta didik, juga akan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar di sekolah.
2

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik.(Bandung:Rosdakarya.2009)
hal 39-40

3

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik
ini, sekolah melakukan upaya-upaya seperti:
a) Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang
pentingnya pola hidup sehat dan teratur
b) Menanamkan

kesadaran

kepada


peserta

didik

untuk

mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan
vitamin tinggi
c) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat
d) Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik
seperti olahraga.
e) Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang
memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain,
berolahraga, dan sebagainya
f)

Merancang bangunan sekolah sedemikian rupa dengan mempe
rhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan dan
sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar
dengan nyaman


g) Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai
dengan kondisi fisik mereka masing-masing.
2) Kebutuhan akan rasa aman
Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
kehidupan peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan
sekolah.Setiap siswa yang datang ke sekolah sangat mendambakan
suasana sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan teratur, serta
terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam.
Hilangnya rasa aman di kalangan peserta didik juga dapat
menyebabkan rusaknya hubungan interpersonalnya dengan orang lain,
membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi
penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya. Lebih dari itu, perasaan
tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah.

4

3) Kebutuhan akan kasih sayang
Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari
orangtua, guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang

berada di sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang
akan senang, betah, dan bahagia berada di dalam kelas, serta memiliki
motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih
sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih,
gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta
memicu munculnya tingkah laku maladaptif. Kondisi demikian pada
gilirannya akan melemahkan motivasi belajar mereka.
4) Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta
didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri.
Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui
keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai
akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap
mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif. Sebaliknya,
apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau
tidak kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang
dikerjakannya, maka sikapnya terhadap dirinya dan lingkungannya
menjadi negatif.3
Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan

peserta didik, guru dituntut untuk:
a.

Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh

b. Menghargai pendapat dan pilihan siswa
c.

Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan
mereka dalam kelompok secara tepat berdasarkan pilihan
masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru.

3

Semiawan,Conny,R.Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.( Jakarta:
Depdikbud,1999)

5

d.


Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukkan
kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri di
hadapan peserta didiknya

e.

Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep
diri siswa yang positif, menyadarkan siswa akan kelebihan
dan kekurangan yang dimiliknya

f.

Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif
berdasarkan

pertimbangan

kuantitatif


dan

kualitatif.

Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan diri
peserta didik secara menyeluruh dan bersifat psikologis,
tidak semata-mata bersifat matematis
5) Kebutuhan akan rasa bebas
Peserta didik juga memiliki kebutuhan untuk merasa bebas,
terhindar dari kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu.
Peserta didik yang merasa tidak bebas mengungkapkan apa yang
terasa dalam hatinya atau tidak bebas melakukan apa yang diinginkan
nya, akan mengalami frustasi, merasa tertekan, konflik dan sebagainya
Oleh sebab itu, guru harus memberikan kebebasan kepada peserta didi
k dalam batas-batas kewajaran dan tidak membahayakan. Mereka haru
s diberi kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan
kebebasan.
6) Kebutuhan akan rasa sukses
Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di
sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil dengan baik.
Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang
dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Ini
menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi peserta didik.Untuk itu, guru harus mendorong peserta
didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta
memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai, betapapun

6

kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan
non-verbal.
Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan
perasaan sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap
dan motivasi yang tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan.
Kalaupun terdapat peserta didik yang gagal tetap perlu diberi
penghargaan atas segala kemauan, semangat, dan keberaniannya
dalam melakukan suatu aktivitas. Guru harus menghindari komentarkomentar ynag bernada negative atau menampakkan sikap tidak puas
terhadap mereka yang gagal. Komentar-komentar negatif atau sikap
tidak puas guru akan membuat peserta didik kehilangan kepercayaan
diri, merasa tidak berharga dan putus asa.
7) Kebutuhan akan agama
Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama.Yang dimaksud
agama dalam kehidupan adalah iman yang diyakini oleh pikiran,
diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan,
perkataan dan sikap.
Kebutuhan peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadangkadang tidak dapat dipenuhi apabila telah berhadapan dengan agama,
nilai-nilai sosial dan adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan
sosialnya telah matang, yang seringkali menguasai pikirannya.
Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila remaja
tersebut berhadapan dengan berbagi situasi, misalnya film di televisi
maupun di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan,
mode pakaian yang seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang
sering menyajikan gambar yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah
moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan kebingungan bagi
remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan. Oleh
sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral
dan agama serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia
khususnya bagi remaja sejak usia dini.

7

Remaja dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang
dilarang oleh ajaran agama yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan
pertentangan antara pengetahuan dan keyakinan yang diperoleh
dengan praktek masyarakat di lingkungannya. Oleh sebab itu pada
situasi yang demikian ini peranan orangtua, guru maupun ulama
sangat diperlukan.4
C. Karakteristik Perkembangan Peserta didik (Usia Remaja—SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa
kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang yang dewasa.Masa
remaja sering dikenal denga masa pencarian jati diri (ego identity). Masa
remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
1)

Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

2)

Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau
wanita dewasa yang menjunjung tinggi oleh masyarakat

3)

Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara
efektif

4)

Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang
dewasa lainnya

5)

Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai
dengan minat dan kemampuannya

6)

Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup
berkeluarga dan memiliki anak

7)

Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan sebagai warga Negara

8)

Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

9)

Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
pedoman dalam bertingkah laku

10)

Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan
religiusitas

4

Panut Panuju. Psikologi remaja. (Yogyakarta: Tiara Wacana.2005)
(hlm. 29-30)

8

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut
menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi
kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya:
1)

Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan
reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan
narkotika

2)

Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap
postur tubuh atau kondisi dirinya

3)

Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembang
kan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatnya,
seperti sarana olahraga, kesenian, dan sebagainya

4)

Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah dan mengambil keputusan

5)

Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan
dalam kondisi sulit dan penuh godaan

6)

Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk berpikir kritis, reflektif, dan positif

7)

Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan
sikap wiraswasta

8)

Memupuk semangat keberagaman siswa melalui pembelajaran
agama terbuka dan lebih toleran

9)

Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia
mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.5

5

Siti Rahayu H,psikologi perkembangan.(Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press,2006)hal 258

9

Memahami cara belajar anak adalah kunci pokok untuk menunjang
keberhasilan anak. Sebaliknya, jika cara belajar anak tidak dipahami, maka
hasilnya akan kurang maksimal. Secara umum, cara belajar adalah
bagaimana seseorang menangkap, mengerti, memproses, mengungkapkan,
dan mengingat suatu informasi. Jadi seorang Guru harus memahami cara
belajar masing-masing anak,karena setiap anak memiliki cara belajar yang
berbeda-beda.
A. Macam-Macam Gaya Belajar
Para ahli mengelompokkan tipe pembelajar kedalam 3 kelompok
utama, yaitu:
a. Pembelajar tipe Auditori (pendengaran) atau auditory learner
Para pembelajar auditori adalah pendengar yang baik, mereka
cenderung dapat menyerap informasi lebih efisien melalui
pendengaran sehingga merupakan kelompok yang paling
mengambil manfaat dari teknik mengajar konvensional yaitu
teknik ceramah. Bila diminta, pembelajar tipe ini mudah
menjelaskan

secara

lisan

suatu

ceramah/pidato

yang

didengarnya. Diperkirakan di dunia, populasi orang tipe auditori
mencapai 30%.
Ciri-ciri pembelajar tipe auditori antara lain:
1) Suka laporan lisan.
2) Suka berbicara.
3) Bagus dalam menjelaskan sesuatu secara lisan atau
mempresentasikan secara lisan.
4) Mudah mengingat nama orang.
5) Bagus dalam tata bahasa dan bahasa asing.
6 ) Membaca perlahan-lahan.
7) Mudah menirukan ucapan orang dengan baik.
8) Tidak bisa diam untuk waktu yang lama.
9) Suka bertindak dan berada di panggung.
10) Sering menjadi yang terbaik dalam kelompok belajar.

10

11) Suka membaca keras untuk diri sendiri.
12) Tidak takut berbicara di dalam kelas.
Kelemahan pembelajar auditori antara lain:
1) Kurang baik dalam membaca
2) Kurang dapat mengingat apa yang dibacanya bila tidak
disuarakan.
3) Kurang baik dalam menulis karangan.
b. Pembelajar tipe Visual (penglihatan) atau visual learner
Para pembelajar tipe visual cenderung lebih berhasil dalam
pembelajaran yang menggunakan sesuatu yang dapat dilihat.
Artinya, informasi lebih mudah ditangkap bila ada bukti-bukti
yang dapat dilihat, misalnya gambar, foto, peta, diagram, grafik.
Di seluruh dunia, populasi orang dengan tipe ini diperkirakan
mencapai 65%.
Ciri-ciri pembelajar visual antara lain:
1) Sering duduk di kursi deretan depan ketika mengikuti
pelajaran.
2) Bagus dalam mengeja (spelling).
3) Perlu berpikir sebentar (tidak langsung bereaksi) dalam
memahami apa yang baru didengarnya.
4) Menyukai warna-warna dan mode.
5) Mimpi berwarna.
6) Mudah mengerti dan menyukai grafik-grafik.
7) Mudah mempelajari bahasa isyarat.
8) Suka menggunakan bahasa tubuh.
9) Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut tanpa merasa
terganggu.
10) Berbakat dalam menulis.
11) Mengerjakan dengan baik tugas-tugas tertulis.

11

Kelemahan pembelajar visual antara lain:
1) Kurang baik dalam menangkap pesan-pesan lisan.
2) Kurang suka berlama-lama mendengarkan orang berbicara.
3) Mudah melupakan nama orang.
4) Lambat mendengarkan dan merespon pembicaraan orang
(sebenarnya hal ini bisa juga merupakan kelebihan tipe ini.
c. Pembelajar Tipe kinestetik/taktil atau kinesthetic/tactile learner
Para pembelajar tipe ini cenderung lebih berhasil dalam
pembelajaran bila dia mengalami, bertindak, mempraktekkan,
bergerak, menyentuh dan menggunakan jari-jari (motorik halus)
untuk mengingat dan membangun konsentrasi. Diperkirakan di
dunia ada sekitar 5% populasi orang bertipe kinestetik/taktil.
Ciri-ciri pembelajar tipe kinestetik antara lain:
1) Bagus dalam bidang olahraga.
2) Cenderung

frustrasi

dan

gelisah

bila

harus

duduk

mendengarkan kuliah untuk jangka waktu yang lama, oleh
karena itu mereka sering mengambil break (istirahat) saat
kuliah sedang berlangsung.
3) Mengunyah permen ketika mendengarkan kuliah.
4) Kurang bagus dalam mengeja (spelling)
5) Tidak memiliki tulisan tangan yang besar.
6) Menyukai kerja di laboratorium sains.
7) Suka belajar sambil mendengar musik.
8) Suka buku-buku dan film petualangan.
9) Suka bermain peran.
10) Membangun/membuat ‘model’, diorama dan proyek.
11) Menyukai seni bela diri dan seni tari.
12) Koordinasi mata dengan tangan sangat bagus.
13) Menyukai tes/ujian jenis multiple choice dan definisi pendek,
tetapi tidak menyukai tes jenis esai dan tes tertulis yang
memakan waktu yang panjang.

12

B. Cara Guru Membelajarkan Peserta Didik
Guru merupakan orang tua sekaligus pendidik di dalam sekolah.
Seorang guru harus memahami gaya belajar anak. Seorang guru
harus mampu menciptakan strategi-strategi belajar sesuai dengan
gaya belajar peserta didiknya.
1. Anak Visual:
a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan
peta.
b. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
c. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d. Gunakan multi-media seperti komputer dan video.
.

e. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke
dalam gambar.
2. Anak Auditori:
a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di
dalam kelas maupun di dalam keluarga.
b. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
d. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
e. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset.
3. Anak Taktil/Kinestetik:
a. Dalam kegiatan belajar, jangan terlalu banyak memberikan
materi, sesekali berikan.
b.

Ajak

anak

untuk

belajar

sambil

mengeksplorasi

lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda,
gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
c. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting
dalam bacaan.
d. Ciptakan suasana belajar kooperatif

13

D. Pentingnya Memahami Peserta Didik
Pentingnya Pemahaman Guru Mengenai Peserta Didik diantaranya adalah:
1) Dengan memahami peserta didik, seorang guru akan dapat
memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Ini
adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan pada
anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan
tidak mampu jika ia tidak mencapai standar yang ditetapkan
orangtua dan guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan
dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih
mengembangkan kemampuannya.
2) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam
memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang
anak.
3) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam
mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya
dimulai, sehingga guru dapat mempersiapkan anak menghadapi
perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan
perilakunya.
4) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam
memberikan bimbingan belajar yang tepat pada peserta didik.

BAB III
PENUTUP

14

A. KESIMPULAN
Pada proses memahami peserta didik penting kiranya memahami
kebutuhan peserta didik juga perkembangan peserta didik terlebih
dahulu, sehingga peserta didik dapat mengembangkan diri pribadi
seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai
individu dan sebagai anggota masyarakat.
Guru merupakan orang tua sekaligus pendidik di dalam sekolah.
Seorang guru harus memahami gaya belajar anak. Seorang guru harus
mampu menciptakan strategi-strategi belajar sesuai dengan gaya belajar
peserta didiknya.
Selain itu guru juga harus memahami kebutuhan peserta didik
yaitu: kebutuhan jasmani,kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa
sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan rasa sukses,
kebutuhan akan agama, kebutuhan akan rasa bebas.
B. SARAN
Dari beberapa uraian diatas tentunya banyak sekali kesalahan dan
kekurangan. Semua itu dikarenakan keterbatasan penulis. Untuk itu,
demi kemajuan bersama kami mengharap kritik dan sarannya yang
bersifat membangun untuk lebih sempurna

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Desmita.2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya.
Panuju, Panut. 2005. Psikologi remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana.
15

http://warnadunia.com/psikologi-anak/memahami-peserta-didik-7529/s37t.html.
Semiawan,Conny R.1999.Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta:
Depdikbud.
Siti,Rahayu H.2006.Psikologi Perkembangan.Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.
Syamsu Yusuf,dkk.2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
Sudarwan,Danim.2013.Perkembangan Peserta Didik.Bandung:Alfabeta.

16