MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENUL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS NARASI
BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS IMAJINATIF
EVI HARDIANTI
JURUSAN BAHASA INGGRIS, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Evihardianti1803@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi
pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas
dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Namun dengan semakin
berkembangnya teknologi seperti saat ini, menulis juga bisa dilakukan dengan
menggunakan komputer atau laptop. Banyak definisi / pengertian menulis yang di
paparkan oleh para ahli. Untuk selengkapnya mengenai pengertian menulis menurut
para ahli, silakan simak artikel di bawah ini.
Kemampuan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda. Setiap kemampuan
saling berhubungan membentuk suatu tindakan. Akhmad Sudrajat membagi
kemampuan menjadi dua jenis, yaitu: a) actual ability, dan b) potential ability. Actual

ability atau kecakapan nyata merupakan kecakapan yang diperoleh karena belajar
yang dapat segera didemonstrasikan atau diuji sekarang. Potential ability atau
kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri
individu dan diperoleh dari faktor keturunan. Lebih lanjut menurut Robbins dalam
menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu:


kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan
melakukan aktivitas secara mental,



kemampuan fisik (physical intellectual), merupakan kemampuan
melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik
fisik.

Kemampuan memiliki kaitan erat dengan inteligensi individu. Kemampuan yang
besar akan meningkatkan intelegensi dan sebaliknya. Ada beberapa teori yang
mengemukakan keterkaitan kemampuan dengan intelegensi.
Thurstone dalam Akhmad Sudrajat mengungkapkan teori “Primary Mental

Abilities”, bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu:


kemampuan berbahasa,



kemampuan mengingat,



kemampuan nalar atau berpikir,



kemampuan tilikan ruang,



kemampuan bilangan,




kemampuan menggunakan kata-kata,



kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat.

Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang
disampaikan penulis dapat di pahami pembaca. Dalam pembelajaran bahasa inggris
terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca
dan yang terakhir adalah menulis meskipun menulis ditempatkan terakhir akan tetapi
menulis bukanlah keterampilan yang tidak penting.
Dalam pembelajaran Writing di kelas sering kali guru hanya memberi peserta
didik sebuah judul atau sebuah topik. Peserta didik membuat sebuah teks, dan guru
menilai kesalahan grammar, vocabulary, dan pengejaan yang ada di dalamnya.
Writing kemudian hanya menjadi sebuah alat pengujian.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Keterampilan Menulis
Menulis

merupakan

salah

satu

aspek

kemampuan

berbahasa

yang

diprogramkan dalam tujuan khusus penggunaan bahasa. [1] Menurut Tarigan,
Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang

disampaikan penulis dapat di pahami pembaca.[2] Sedangkan dalam Oxford
Dictionary, “writing is produce something in written form so that people can
read, perform or use it.” Yang mana pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat
Pooteet yang mengartikan bahwa menulis merupakan penggambaran visual
tentang pikiran, perasaan atau ide, dengan menggunakan simbol-simbol sistem
bahasa untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
Kegiatan writing diidentikan dengan penggunaan graphic symbols, yaitu
gabungan huruf yang berhubungan dengan bunyi bahasa yang diucapkan. Namun
lebih jelasnya kegiatan writingtidak hanya sekedar menghasilkan grapic symbols.
Simbol-simbol tersebut perlu disusun sesuai dengan ketentuan yang tepat, baik
dalam membentuk kata, menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat
menjadi paragraf, ataupun menyusun paragraf menjadi sebuah teks. Terdapat dua
aktivitas writing yang dapat dilakukan di SD yaitu learning to write dan writing to
learn.[3]
Kedua istilah ini memang hampir sama namun artinya sangatlah jauh
berbeda. Learning to write merupakan suatu kegiatan dimana siswa lebih dituntut
untuk mengendalikan bentuk luar dari suatu tulisan seperti bentuk tulisan, ejaan,
tanda baca, dan penggunaan kata serta grammar yang tepat. Sedangkan
dalam writing to learn, siswa tidak hanya mengontrol bentuk luar dari suatu
tulisan namun juga telah memperhatikan makna atau ekspresi dari tulisan tersebut.

Biasanya tipe aktivitas belajar yang ke dua ini diterapkan di kelas tinggi karena
siswa memerlukan kognitif yang lebih tinggi agar dapat lebih kreatif dalam
menulis.
2. Manfaat Menulis
Kemampuan menulis memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis
lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut
antara lain:

(a) Mencegah kepikunan.
Menulis adalah kebiasaan yang sangat erat sekali hubunganya dengan
kerja otak. Saat kita menulis,otak kita akan bekerja sangat maksimal
karena sembari kita menulis kita juga mengingat ilmu yang akan kita tulis.
Jika terus demikian ,maka otak tidak akan pikun nantinya, tidak menjadi
pelupa di saat tua karena kita asah terus tiap kali menulis.
(b) Media berbagi yang sangat bermanfaat
tulisan yang telah kita buat mempunyai nilai tersendiri dan mengandung
ilmu yang bermanfaat. Dan dengan tulisan itu kita bisa berbagi dengan
semasa melalui media social atau web.
(c) Sebagai media pembelajaran
sebelum menulis ,seorang penulis pasti mencari referensi atau pun ilmu

yang berkaitan dengan apa yang akan kita tulis nantinya .Dan secara tidak
langsung ,kita juga belajar banyak hal dari kita mencari sebuah referensi
tersebut dan disitulah kita bisa sebut menulis adalah sebagai media belajar.
(d) Menulis akan membentuk pribadi yang bijak dan santun
kenapa bisa demikian ? Karena seorang penulis pasti mengunakan bhasa
yang baik dan benar .Dan juga mempertimbangkan kata–kata yang akan di
gunakan ,supaya tulisan tersebut mudah di pahami. Dan yang jelas
menggunakan kata–kata yang sopan dan santun. Jika kata–kata yang ada di
sebuat tulisan mengandung kata–kata kasar ,siapa yang akan membaca
tulisan tersebut .Dan secara tidak langsung, kata–kata sopan dan santun itu
masuk kedalah kehidupan sehari–hari penulis.
(e) Sebagai penghasilan
dengan hasil kita menuli yang di jadikan buku dan kita jual buku tersebut
secara otomatis kita akan mendapatkan keuntungan. Bukan hanya dalam
bentuk buku saja ,namaun bisa dalam bentuk web (Blog) ,di blog kita bisa
menulis sebuah artiket dan bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan
menggiurkan .Maka menulis bisa dikatakan sebagai tambang penghasilan.
(f) Sebagai alat komunikasi
menulis adalah media komunikasi kita dengan orang lain, media untuk
menyampaikan apa yang kita inginkan, menyebarkan apa yang kita

pikirkan, dan mengajak orang lain serta menggiring mereka untuk ikut
berfikir dan berkembang. Dan secara tidak langsung ,kita membuat orang

tertawa dengan tulisan humor ,membuat orang sedih dengan cerita yang
mengharukan ,membuat ornag berpikir dan juga mengajak ornag untuk
saling berkomunikasi .
3. Jenis-Jenis Tulisan
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut
pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan
pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu;
a. narasi
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan
untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah
diketahui atau apa yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan
pada dimensi waktu dan adanya konflik (Pusat Bahasa. 2003.46).
b. eksposisi

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk
karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis
suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan
seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara
analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang
dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi
yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering
digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi,
tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.
c. deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat „ melihat‟ apa yang
dilihatnya, dapat „mendengar‟ apa yang didengarnya, „merasakan‟ apa
yang dirasakanya, serta sampai kepada „kesimpulan‟ yang sama
dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil

dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata
(Marahimin. 1993.46)
d. argumentasi

Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar
amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca.
Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan
data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).
4. Model Pembelajaran Menulis Imajinatif dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis narasi
Dalam proses pembelajaran menulis Imajinatif ini siswa diajarkan menguasai

kompetensi menulis/mengarang secara bebas sesuai imajinasinya sendiri-sendiri.
Di sini siswa diberi kebebasan untuk menuangkan segala ide/gagasan,
pendapat/opini, imajinasi atau daya khayal, dsb ke dalam bentuk tulisan/karangan.
Langkah-langkah:
Menulis

Imajinatif merupakan

tataran tertinggi

dalam pembelajaran


menulis/mengarang. Dalam proses pembelajaran menulis Imajinatif ini siswa
diajarkan menguasai kompetensi menulis/mengarang secara bebas sesuai
imajinasinya sendiri-sendiri. Disini siswa diberi kebebasan untuk menuangkan
segala ide/gagasan, pendapat/opini, imajinasi atau daya khayal, dsb ke dalam
bentuk tulisan/karangan. Adapun pemilihan metode dan media pembelajarannya
tergantung situasi pembelajaran seperti apa yang dikehendaki/diinginkan, dan
relevansinya dengan tujuan pembelajaran/KDnya.
Salah satu alternatif langkah-langkah pembelajarannya, sebagai berikut :
1.

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.

2.

Guru

menjelaskan

secara

singkat

cara

membuat

sebuah

tulisan/karangan.
3.

Guru membagikan kertas kerja sejumlah siswa.

4.

Setiap siswa membuat tulisan/karangan dengan daya cipta dan
kreasinya sendiri.

5.

Setelah

selesai,

guru

menunjuk

salah

satu

siswa

menampilkan/membacakan hasil tulisannya/karangannya.

untuk

6.

Setiap satu siswa selesai langsung diberi aplaus. Siswa yang lain diberi
kesempatan menyampaikan tanggapan, pendapat, kritik atau saran atas
karangan siswa tersebut.

7.

Guru menunjuk siswa lain atau menawarkan siswa lain yang
menyatakan siap untuk membacakan karangannya.

8.

Demikian seterusnya sampai seluruh siswa tampil membacakan hasil
karangannya.

9.

Evaluasi, meliputi isi karangan, kalimat, pilihan kata, penggunaan
ejaan, tanda baca, dsb

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan membuat desain pembelajaran merupakan fokus kompetensi
yang harus dikuasai oleh seorang guru yang benar-benar profesional. Alasannya,
kemampuan mendesain pembelajaran sangat berkaitan langsung dengan pelaksanaan
tugas guru di lapangan sebagai pemegang kendali proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas.
Tidak ada metode pembelajaran menulis/mengarang yang demikian sempurna,
maka seorang Guru diharapkan untuk mampu memilah dan memilih serta menentukan
media dan metode pembelajaran yang paling relevan dengan tujuan dan situasi yang
dihadapinya di kelas.
B. Saran
Dalam pembelajaran bahasa inggris terdapat empat aspek keterampilan
berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan yang terakhir adalah menulis
meskipun menulis ditempatkan terakhir akan tetapi menulis bukanlah keterampilan
yang tidak penting. Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang
diprogramkan dalam tujuan khusus penggunaan bahasa, sudah sepatutnya kita
memahami sistematikan dalam sebuah penulisan sebagai contoh penulisan narasi,
apalagi menulis memiliki banyak manfaat salah satu diantaranya yaitu mencegah
kepikunan.

REFERENCES
Sutrisna.2012.”tujuan dan manfaat menulis”
https://bahasakublog.wordpress.com/2012/08/13/tujauan-dan-manfaat-menulis/.
(online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:15 wita.

Zaminang.2013.”definisi menulis menurut para ahli”
https://zhaminang.wordpress.com/2013/05/17/definisi-menulis-menurut-para-ahli/.
(online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:20 wita.
Rochmatin,erlinda.2015.”pengertian writing dan jenis-jenis”
http://erlinda-rochmatin.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-writing-dan-jenis-jenis.html.
(online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:22 wita.

Widodo,rahmat. 2009. “model pembelajaran menulis imajinatif”
https://wyw1d.wordpress.com/2009/12/13/model-pembelajaran-menulis-imajinatif/.
(online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:25 wita.