STRATEGI SISTEM INFORMASI E FILING DAN E

STRATEGI SISTEM INFORMASI E-FILING DAN E-BILLING SEBAGAI ECOMUNICATION ADMINISTRASI PERPAJAKAN
Zainal Arifin
Magister Akuntansi
Universitas Negeri Jember
aanzainalarifin@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini hanya bertujuan untuk memperoleh bukti empiris dari literature –
literature yang penulis peroleh dari jurnal – jurnal penelitian terdahulu, apakah dengan
adanya penerapan metode e-Billing dan e-Filing wajib pajak akan merasa terbantu
untuk meningkatkan kepatuhannya dalam memenuhi kewajiban administrasi
perpajakan. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan Salah satu wujud dari
perbaikan business process dan teknologi informasi dan komunikasi. Program e-Filing
dan e-billing yang juga merupakan wujud penerapan e-Government. E-Filing dan eBilling merupakan suatu cara penyampaian SPT Tahunan dan pembayran pajak secara
elektronik yang dilakukan secara online melalui internet pada website Direktorat
Jenderal Pajak. Berdasarkan dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada
penerapan e-billing dan e-Filing tidak terlalu berpengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam hal pelaporan SPT Tahunan dan Pembayaran
pajak. Dengan ini penulis menyimpulkan kesadaran wajib pajak dalam melakukan
kewajiban administrasi perpajakan di Indonesia masih kurang.
Kata Kunci : e-filing, e-Biling, Pelaporan Pajak Online
I.


PENDAHULUAN
Dalam sejarah reformasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

telah melakukan reformasi secara besar – besaran pertama kali pada tahun 1983 dengan
merubah system pemungutan pajak dari semula Official Assesment System menjadi Self
Assesment System yang pada waktu itu Kantor Pajak masih bernama Kantor Inspeksi
Pajak Dinas Luar. Kemudian pada tahun 1989, Kantor Inspeksi Pajak di ubah menjadi
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang menjalankan fungsi pelayanan untuk jenis Pajak
Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sedangkan KP. PBB (Kantor
Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan) yang berfungsi sebagai Kantor Pelayanan untuk
melayani jenis Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan/atau Bangunan (BPHTB). (Kemenkeu. 2007)
Seiring dengan perkembangan zaman, sebuah tehnologi informasi saat ini kian
bertambah canggih dan bervariasi. Tehnologi informasi layaknya suatu hal yang tak
bisa lepas dari suatu organisasi, pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sangat
diperlukan untuk menunjang realisasi penerimaan pajak yang setiap tahun mengalami
peningkatan. Suatu tujuan organisasi tanpa di dukung oleh tehnologi informasi yang
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)


Page 1

handal sepertinya mustahil untuk dicapai. Apalagi organisasi yang besar dan memiliki
kantor cabang di hampir seluruh pelosok negeri seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas merupakan satu-satunya
jenis pajak yang bertumbuh. Berdasarkan data yang tercatat pada Direktorat Jenderal
Pajak (DJP), penerimaan PPh nonmigas hingga 30 September 2015 tercatat mencapai
Rp357,769 triliun. Dengan realisasi tersebut, PPh nonmigas mencatatkan pertumbuhan
sebesar 8,65 % dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Pada periode yang sama
tahun 2014, realisasi PPh nonmigas tercatat sebesar Rp329,278 triliun.
Di sisi lain, realisasi penerimaan PPh migas mengalami penurunan
pertumbuhan sebesar 33,07 % dibanding realisasi pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga 30 September 2015, penerimaan pajak dari sektor ini tercatat sebesar Rp39,725
triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun 2014 realisasinya mencapai Rp59,350
triliun.
Namun demikian, apabila dibandingkan dengan target pajaknya, realisasi PPh
Migas hingga 30 September 2015 mencatatkan persentase penerimaan yang lebih baik,
yakni sebesar 80,20 %. Sementara, persentase PPh Migas pada periode yang sama
tahun 2014 tercatat sebesar 70,75% (Kemenkeu, 13/10/2015).
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan terus melaksanakan berbagai upaya dan

terobosan untuk memaksimalkan penerimaan pajak, dengan adanya tuntutan tersebut
mendorong Dirjen Pajak terus melakukan reformasi perpajakan berupa penyempurnaan
terhadap kebijakan perpajakan dan system administrasi perpajakan sehingga potensi
penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara maksimal.
Administrasi modern dengan memanfaatkan tehnologi informasi diperkenalkan
sebagai jawaban atas keluhan terhadap administrasi perpajakan yang sering dianggap
biang kerok kelemahan dan penyimpangan dibidang perpajakan. Untuk memberikan
pelayanan dan pengawasan yang lebih baik diperlukan dukungan tehnologi
informasiyang memadai, Sistem Informasi Perpajakan (SIP) yang digunakan sejak
tahun 1994 sudah tidak memadai untuk melayani dan mengawasi wajib pajak di
seluruh Indonesia. Pada tahun 2002, SIP dikembangkan menjadi Sistem Administrasi
Perpajakan Terpadu (SAPT) yang berbasis struktur organisasi berdasarkan fungsi.
Karena masih terdapat kelemahan dalam system pelaporan Wajib Pajak (WP)
yaitu masih menggunakan pelaporan secara manual, maka pihak fiskus mengharuskan
kerja dua kali dengan cara melakukan perekaman ulang yang rawan kesalahan
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 2

manuasia (human error) serta memerlukan sumber daya manusia yang tidak sedikit,

dengan alasan tersebut Direktorat Jenderal Pajak mengembangkan beberapa program
yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak berupa e-Filing,
dalam system pembayaran pajak juga ditemukan beberapa masalah antara lain berupa
pemalsuan Surat Setoran Pajak (SSP), untuk mencegah hal tersebut DJP
mengembangkan system pembayaran secara elektronik yang dikenal dengan e-Billing.
Sistem e-Filing dan e-Billing adalah sebagai salah satu bentuk modernisasi yang
dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dan merupakan wujud e-government yang
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan efisiensi dalam menyampaikan SPT
Tahunan dan melakukan pembayaran pajak tanpa harus antri di Bank atau tempat
pembayaran lain yang di akui oleh kementerian keuangan. Sehingga dengan
kemudahan – kemudahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib
pajak.
Alasan mengapa mengambil tema ini dalam artikel yang penulis buat, tidak
semua wajib pajak di Negara kita semuanya mengerti atau mahir dalam menggunakan
tehnologi informasi seperti : Komputer, Laptop, Handpond Android, dan Internet,
penulis membayangkan jika realitanya wajib pajak merupakan orang desa atau desa
terprencil yang jauh dari jangkauan internet, dan mungkin orang yang tidak pernah
terbiasa dengan tehnologi informasi, apakah malah tidak menjadi bomerang bagi
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang akibatnya realisasi penerimaan pajak dan
kepatuhan wajib pajak malah akan menurun.

Tetapi dari literature dan penelitian – penelitian dari Rysaka, N. (2014),
Sarunan, W. K. (2016), Saputra, E. N (2013) , Lingga (2013), Pujiani, M. (2013), Nur,
I. I. (2010), dan Abdurrohman, S. (2015) yang penulis baca sebetulnya DJP ingin
menciptakan transparansi dan keterbukaan guna mengatisipasi terjadinya kolusi,
korupsi dan nepotisme termasuk di dalamnya penyalahgunaan kekuasaan dan
wewenang demi terwujudnya pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Selain itu menyikapi meningkatnya Wajib Pajak yang tersebar diseluruh
Indonesia

akan

tingkat

pelayanan

yang

setiap

hari


harus

semakin

baik,

membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi
beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas (e-Filing) sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ/2004 tentang penyampaian SPT

Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 3

secara elektronik, dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2014
tentang system pembayaran pajak secara elektronik (e-Billing).
II.

LITERATUR TERKAIT


2.1 Sistem
Menurut Hartono Bambang (2013:9) pengertian sistem mengandung dua
konotasi, yaitu (1) benda atau entitas, dan (2) Proses atau metode. Sedangkan menurut
Schrode dan Voich (1974) dalam bukunya Hartono Bambang (2013:9) suatu rangkaian
yang tersusun dari berbagai elemen, jadi sistem adalah suatu himpunan dari berbagai
bagaian dan elemen yang saling berhubungan secara terorganisasi berdasarkan fungsi –
fungsinya menjadi suatu kesatuan.
Sedangan menurut Darmawan dan Fauzi (2013:4) sistem merupakan sebagian
kumpulan/grup dari bagian/komponen apa pun baik fisik yang saling berhubungan satu
sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapaisuatu tujuan. Kita hidup di
dunia ini penuh dengan sistem, di sekeliling kita yang terlihat merupakan kumpulan
dari suatu sistem.
Gambar 1.

Model Umum Sebuah Sistem
UMPAN BALIK
(Feedback)

MASUKAN

(Input)

PENGOLAHAN
(Process)

KELUARAN
(Output)

Sumber : Bambang Hartono, 2013
2.2 Informasi
Menurut Hartono Bambang (2013:15) informasi di maknai dengan sehimpunan
data yang telah melalui proses pengolahan data menjadi sesuatu yang memiliki arti dan
berguna bagi penggunanya untuk pengambilan keputusan pada saat ini atau masa yang
akan datang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah seperangat
komponen yang saling berhubungan yang bekerja untuk mengumpulkan dan
menyimpan data serta mengolahnya menjadi sebuah informasi untuk digunakan.
Maksut dari diolahnya data menjadi sebuah informasi dengan tujuan yang
semula mungkin data tersebut memiliki kegunaan yang terbatas, nantinya akan menjadi
lebih luas dari segi kegunaan maupun fungsinya.

Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 4

Tujuan penggunaan Tehnologi Informasi dalam administrasi perpajakan adalah
untuk

menghemat

waktu,

mudah,

akurat,

diharapkan

dapat

meningkatkan


pelayananterhadap wajib pajak baik dari segi kualitas maupun waktu sehingga lebih
efektif dan efisien.
2.3 E-system Perpajakan
E-system perpajakan merupakan hasil dari modernisasi perpajakan yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan tehnologi informasi
dengan harapan dapat mempermudah wajib pajak untuk melaporkan pajak.
Menurut jenisnya E-system perpajakan terdiri dari beberapa system yaitu eFaktur, e-Billing, e-Filing, e-Registration, e-SPT.(www.pajak.go.id)
1) e-Faktur
faktur pajak berbentuk elektronik, yang biasa di sebut dengan e-faktur adalah
Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan
dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak
Gambar 2.

Cara pembuatan faktur secara online

Sumber : www.pajak.go.id
2) e-Billing
Sistem pembayaran secara elektronik (Billing system). Sistem pembayaran pajak
secara elektronik adalah bagian dari sistem Penerimaan Negara secara elektronik

yang diadministrasikan oleh Biller Direktorat Jenderal Pajak dan menerapkan
Billing System. Billing System adalah metode pembayaran elektronik dengan
menggunakan Kode Billing.
Gambar 3.

Cara Pembayran Pajak Menggunakan e-Billing

Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 5

Sumber : www.pajak.go.id
3) e-Registration
e-Registration atau Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara Online adalah sistem
aplikasi bagian dari Sistem Informasi Perpajakan di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh
perangkat komunikasi data yang digunakan untuk mengelola proses pendaftaran
Wajib Pajak. Sistem ini terbagi dua bagian, yaitu sistem yang dipergunakan oleh
Wajib Pajak yang berfungsi sebagai sarana pendaftaran Wajib Pajak secara online
dan sistem yang dipergunakan oleh Petugas Pajak yang berfungsi untuk memproses
pendaftaran Wajib Pajak.
Gambar 4. Cara Pendaftran NPWP secara online

Sumber : www.pajak.go.id
4) e-SPT
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 6

e-SPT adalah sebuah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
untuk digunakan oleh Wajib Pajak (WP) dalam melaporkan SPT atau Surat
Pemberitahuan (agar lebih mudah dan tidak menghabiskan banyak kertas). e-SPT
adalah kependekan dari elektronik surat pemberitahuan
Gambar 5. Cara Pelaporan Menggunakan e-SPT

Sumber : www.pajak.go.id
5. e-Filling
e-Filing adalah salah satu cara penyampaian SPT secara elektronik yang dapat
dilakukan melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau
website Penyalur SPT Elektronik.
Gambar 2.

Cara Pelaporan SPT Tahunan dengan Menggunakan e-Filing

Sumber :www.pajak.go.id
2.4 Theory of Reaseond Action (TRA)
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 7

Dalam teori yang dikembangkan oleh Ajzen and Fisbein (1980) bahwasannya
TRA berpendapat seseorang akan menerima sebuah tehnologi informasi tersebut jika
memberikan manfaat bagi penggunanya, didalam model TRA penngunaan tehnologi
informasi ditentukan oleh persepsi individu dan sikap yang pada akhirnya akan
mmbentuk prilaku seseorang, didalam TRA disebutkan ada dua konsep yang dapat di
percaya oleh user yaitu Perceived Usefulness dan Perceived ease of use. Perceived
Usefulness diartikan sebagai kebermanfaatan sebagai tingkat kepercayaan seseorang
bahwa suatu penggunaan TI meningkatkan kinerja dalam pekerjaanya. Sedangkan
Perceived ease of use diartikan sebagai kemudahan sebagai tingkat kepercayaan
seseorang bahwa penggunaan tehnologi

system informasi akan mudah dan tidak

membutuhkan usaha yang keras.
2.5 Theory of Planned Behavior (TPB)
Teori Theory of Planned Behavior (TPB) adalah sebuah pengembangan dari
teori TRA yang dilakukan oleh Ajzen (1988) dia menambahkan kontrol prilaku
seseorang yang persepsikan Perceived behavioral control yang berarti bahwa individu
pernah melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu, individu
memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu
melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak
memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu.
II.6 Technology Acceptance Model (TAM).
Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah teori yang dikembangkan
oleh Davis (1986) Dalam memformulasikan TAM, Davis menggunakan TRA sebagai
grand theorinya namun tidak mengakomodasi semua komponen teori TRA, Davis
memasukkan komponen Belief dan Attitude, perilaku menggunakan tehnologi informasi
diawali oleh adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi mengenai
kemudahan menggunakan IT (ease of use). Kedua komponen ini bila dikaitkan dengan
TRA adalah bagian dari Belief.
2.7 Modernisasi Administrasi Perpajakan
Sebagai bentuk penghargaan atas peran serta masyarakat, DJP senantiasa
berusaha untuk memberikan pelayanan yang efisien, profesional, dan adil dalam
penyelenggaraan administrasi perpajakan. Semenjak tahun 2002, DJP telah
meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa
disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 8

governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan
akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini.
Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan
intensif kepada para Wajib Pajak.
Perubahan – perubahan yang diakukan meliputi bidang – bidang sebagai berikut :
-

Struktur Organisasi
Proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi
Manajemen sumber daya manusia
Pelaksanaan good governance
2.8 Realisasi Penerimaan Pajak
Tabel 1. Penerimaan Penerimaan Pajak Lima Tahun Terkhir
No

Ket

2009

2010

2011

2012

2013

2014

1.

Target

Rp 652 T

Rp 743 T

Rp 879 T

Rp 1.016 T

Rp 1.148 T

Rp 1.246 T

2.

Realisasi

Rp 620 T

Rp 723 T

Rp 874 T

Rp 981 T

Rp 1.077 T

Rp 1.143 T

3.

Ratio

95,1%

97,3%

99,4%

96,4%

93,8%

91,7%

Sumber : www.bps.go.id (diolah)
Tabel 2. Kepatuhan Wajib Pajak
No

Jenis WP

Terdaftar

WP Lapor

WP Tidak Lapor

Ratio

1.

WP Badan

1.184.816

676.405

508.411

57.09 %

2.

WP OP Usahawan

2.054.732

837.228

1.217.504

40.75 %

3.

WP OP Karyawan

14.920.292

9.431.934

5.488.358

63.22 %

Sumber : www.pajak.go.id (diolah)
2.9 Sistem Informasi Menurut Para Ahli
Pada dasarnya sustu system informasi dibangun dengan beberapa tahap
pengembangan serta melibatkan sumber daya dari para disiplin ilmu yang berbeda, baik
sisi manajemen, tehnologi informasi, keuangan, dan lain – lain.
Menurut Darmawan, D., dan Fauzi, K. N. (2013:27) suatu system informasi
memiliki 5 (lima) komponen utama pembentuk yaitu :
1.
2.
3.
4.

Komponen Perangkat Keras (Hardware)
Komponen Perangkat Lunak (sofeware)
Komponen Sumber Daya Manusia (Brainware)
Komponen Sumber Daya Data (Dataware)
Berikut beragam definisi Sistem Informasi Menurut Darmawan, D., dan Fauzi,

K. N. (2013:26):
1. Turban, Mclean dan Wetherbe (1999)
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 9

Sistem informasi adalah sebuah system informasi yang bisa atau memiliki fungsi
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menghasilkan output
sebuah informasi untuk tujuan yang spesifik.
2. Bodnar dan Hopwood (1993)
Sistem informasi adalah sekumpulan perangkat keras dan lunak yang dirancang
untuk mentransformasi data kedalam bentuk informasi yang berguna.
3. Atler (1992)
Sistem informasi adalah kombinasi dari prosedur kerja, informasi, orang, dan
tehnologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
perusahaan.
III. Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi literature dengan mencari referensi
teori yang relefan dengan topik atau permasalahan yang dibahas. Referensi yang
diperoleh dengan jalan penelitian studi literature sebagai dasar dan alat utama bagi
penerapan penelitian dilapangan.
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk mencari data atau dokumen yang
dianggap sesuai dengan tema yang diangkat oleh penulis melalui jurnal – jurnal
penelitian yang terindeks google scholar, buku – buku terkait system informasi, serta
melalui media elektronik yaitu internet, yang ada kaitannya dengan diterapkannya
penelitian ini. karena penulis menganggap sumber literatur dari media online tersebut
sangat terpercaya.
3.2.2 Studi Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau
sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian.
Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan
pustaka
3.3 Metode Analisa Data
Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis
deskriptif. Dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian diambil
kesimpulan, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman
dan penjelasan secukupnya.

Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 10

IV.

Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang dilakukan oleh Nur, I. I. (2010) tentang Analisis Penerapan

Sistem Pelaporan Pajak dengan Aplikasi E-Filling secara Online, bahwasannya
penerapan dari pelaporan SPT Tahunan dengan menngunakan e-Filing ternyata sitem
tersebut tidak membuat kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Negara.
Penelitian yang dilakukan oleh Sarunan, W. K. (2016) tentang Pengaruh
Modernisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, hasil penelitian menunjukkan
modernisasi system administrasi perpajakan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputra, E. N. (2013) tentang pengaruh kualitas
tehnologi informasi dan e-filing terhadap kualitas pelayanan, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kualitas Teknologi Informasi berpengaruh Terhadap Kualitas
Pelayanan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mentari, D. A. (2016) tentang analisis pengaruh
penerapan metode e-biling terhadap penerimaan pajak, berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan menunjukkan bahwa pada data nominal penerapan e-billing tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak sedangkan penerimaan manual
berpengaruh signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rysaka, N. (2014) tentang penerapan system
elektronik dalam pelayanan perpajakan, hasil penelitian ini menunjukan pelaksanaan
sistem elektronik perpajakan yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang
Utara tiap tahunnya mengalami kenaikan dalam penggunaan e-SPT dan e-Filing.
Penelitian yang dilakukan oleh Santoso, B. (2011). Memenangkan Persaingan
Bisnis Dengan Memberdayakan Solusi Teknologi Informasi, bahwasan nya perubahan
tersebut membawa perubahan terhadap paradigma organisasi dan managemen, dengan
berkembangnya bisnis lewat internet.
Sedangkan menurut Indrajit, R. E. (2000) system informasi strategi adalah
bagaimana mendefinisikan kebutuhan akan system informasi yang mendukung
kebutuhan bisnis korporat secara umum. Kebutuhan tersebut tidak hanya terbatas pada
jenis maupun karakteristik informasi saja, namun lebih jauh lagi menyangkut relevansi
informasi yang dihasilkan.
Dalam penelitiannya Abdurrohman, S. (2015) Implementasi Program E-Filing
Dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, salah satu wujud
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 11

dari perbaikan business process dan teknologi informasi dan komunikasi adalah
program e-Filing dan e-billing yang juga merupakan penerapan dari e-Government, eonline, dan Realtime melalui internet Direktorat Jenderal Pajak
V.

Kesimpulan
Kunci perbaikan birokrasi yang berbelit-belit adalah perbaikan proses bisnis,

yang mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja. Perbaikan proses bisnis merupakan
pilar penting program modernisasi DJP, yang diarahkan pada penerapan full
automation dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama untuk
pekerjaan yang bersifat administratif/klerikal. Pelaksanaan full automation diharapkan
akan menciptakan suatu proses bisnis yang efisien dan efektif karena proses
administrasi menjadi lebih cepat, mudah, akurat, dan paperless, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, baik dari segi kualitas maupun waktu.
Proses bisnis yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi
kontak langsung antara pegawai DJP dengan Wajib Pajak untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya KKN. Di samping itu, fungsi pengawasan internal akan lebih
efektif dengan adanya built-in control system, karena siapapun dapat mengawasi
bergulirnya proses administrasi melalui sistem yang ada.
Sebetulnya dengan adanya aplikasi e-Filing dan e-Billing baik wajib pajak
maupun Direktorat Jenderal Pajak akan sangat diuntungkan, beberapa hal yang dapat
disampaikan mengenai kelebihan yang dapat diperoeh bagi wajib pajak, dengan adanya
aplikasi e-Filing dan e-Billing Wajib Pajak bisa menyampaikan SPT secara elektronik
(via internet) atau pembayaran lewat e-Bangking, sehingga Wajib Pajak (WP) tidak
perlu lagi antri di kantor pelayanan pajak untuk lapor SPT atau antri di Bank untuk
melakukan pembayaran, wajib pajak bisa memenuhi kewajiban administrasi perpajakan
di manapun wajib pajak berada.
Menurut penulis kenapa Direktorat Jenderal Pajak selalu melakukan terobosan –
terobosan

tersebut

dikarenakan

menurut

data

yang

penulis

peroleh

dari

www.pajak.go.id kepatuhan wajib pajak masih sangat memprihatinkan dari jumlah
18.159.840 Wajib Pajak baru 10.945.567 WP yang menyampaikan SPT Tahunan atau
60,27% dari jumlah total WP Wajib SPT.
Angka 375.569 WP Badan Bayar atau Non SPT-Nihil jelas sangat kecil jika
dibandingkan dengan 3 juta lebih perusahaan yang ada dan beroperasi di Indonesia.
Sedangkan jumlah 612.881 WP Bayar OP Non Karyawan dan 181.537 WP Bayar OP
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 12

Karyawan, jauh sangat tak berarti dibandingkan dengan jumlah total 93 juta lebih
penduduk Indonesia yang bekerja dan menerima penghasilan.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2007) Laporan Tahunan : Modernisasi
Administrasi Perpajakan.
Diunduh dari: www.pajak.go.id/sites/default/files/Annual_Report%202007.pdf
(diakses pada tanggal 15 Juni 2016).
Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 13

Nur, I. I. (2010). Analisis Penerapan Sistem Pelaporan Pajak dengan Aplikasi E-Filling
secara Online. sumber, 743(992.40), 74-9.
Sarunan, W. K. (2016). PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASIf
PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
DAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA MANADO. JURNAL RISET EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS
DAN AKUNTANSI, 3(4).
Saputra, E. N. (2013) PENGARUH KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PENERAPAN E-FILING TERHADAP KUALITAS PELAYANAN (SURVEI
PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI PT. KERETA API INDONESIA
(PERSERO)) Oleh.
MENTARI, D. A. (2016). ANALISIS PENGARUH PENERAPAN METODE EBILLING

DAN

MANUAL

WAJIB

PAJAK

BADAN

TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal
Asing Enam, Jakarta).
Rysaka, N. (2014). Penerapan Sistem Elektronik dalam Pelayanan Perpajakan (Studi
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara).Jurnal Administrasi
Publik, 2(3), 420-425.
Santoso, B. (2011). Memenangkan Persaingan Bisnis Dengan Memberdayakan Solusi
Teknologi Informasi. KARYA ILMIAH MAHASISWA.
Indrajit, R. E. (2000). Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Abdurrohman, S. (2015). Implementasi Program E-Filing Dalam Upaya Peningkatan
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bojonegoro). Jurnal Administrasi Publik, 3(5), 807-811.
Hartono, B. (2013). Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer.Jakarta: PT
Rineka.
Darmawan, D., & Fauzi, K. N. (2013). Sistem Informasi Manajemen.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Sistem Informasi Manajemen (Zainal Arifin/150820301010)

Page 14