SIMULASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SEPIC S
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
Jurnal
Elektro
UMSIDA
SIMULASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SEPIC (SINGLE
ENDED PRIMARY INDUCTOR CONVERTER) UNTUK
MENGOPTIMALKAN KELUARAN DAYA PHOTOVOLTAIC
(PANEL SURYA) MENGGUNAKAN ARDUINO UNO
1
Abd. Gofar, 2Izza Anshory, ST., MT.
Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected]
Abstrak
Kebutuhan energi yang tinggi menyebabkan ketersediaan bahan bakar fosil
berkurang sangat cepat. Hal ini, menuntut riset pada bidang energi terbarukan sebagai
pengganti bahan bakar fosil menjadi semakin mendesak. Penelitian pada bidang energi
terbarukan saat ini berkembang dengan pesat, terutama penelitian tentang Photovoltaic
(panel surya) dan permodelannya. Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dapat
memperoleh sinar matahari rata-rata 8 jam perhari memiliki energi surya yang cukup
tinggi. Pemanfaatan Photovoltaic yang semakin besar mendorong perkembangan kearah
pemaksimalan daya yang dihasilkan oleh Photovoltaic (PV) tersebut. Saat ini, telah banyak
dikembangkan metode untuk memaksimalkan keluaran daya dari Photovoltaic. Salah
satunya sistem SEPIC (Single Ended Primary Inductor Converter) yang mana fariasi
tegangan dan daya yang dikeluarkan oleh Photovoltaic (PV) distabilkan menjadi 14Volt
dan daya maksimal sehingga diperoleh efisiensi yang baik.
Kata Kunci : Photovoltaic, SEPIC-Converter, Arduino-Uno, Baterai.
1
1.
PENDAHULUAN
SEPIC-Converter sangat erat kaitannya dengan penyimpanan energi dan efisiensi
daya yang berhubungan dengan Photovoltaic, menjadi pilihan yang sangat diminati untuk
diteliti dan terus dikembangkan menjadi lebih baik sebagai alternatif memaksimalkan daya
pada sumber energi terbarukan.
Pada penelitian kali ini diajukan rangkaian Sepic Converter sebagai penyetabil
tegangan ripel photovoltaic (PV) kemudian diteruskan sebagai penyimpan energi listrik
seperti yang digambarkan pada Gambar 1 berikut:
Photovoltaic
ARDUINO UNO
Modul SEPIC
Battery
Beban
Gambar 1. Blok diagram rangkaian Sepic-Converter sebagai penyetabil penyimpanan
energi listrik
Pada blok diagram yang ditunjukkan pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa
masukan Sepic-Converter adalah dari photovoltaic (PV) kemudian modul Sepic
menerima masukan tegangan dari photovoltaic dan meneruskan ke baterai sesuai pulse
PWM dari Arduino UNO. Arduino UNO mengontrol modul SEPIC sesuai masukan dari
PV, apabila tegangan PV lemah maka pulse PWM yang dikirim ke modul SEPIC akan
semakin naik sesuai tegangan yang dikehendaki, apabila tegangan PV terlalu besar maka
pulse PWM yang dikirim ke modul SEPIC akan semakin turun sesuai tegangan yang
dikehendaki. Sedangkan Baterai digunakan sebagai storage/penyimpan tenaga yang tidak
digunakan bila beban yang dipakai tidak digunakan dan juga sebagai penguat tegangan
Output SEPIC. Load/Beban berupa Lampu 12V DC/20W.
2
Rangkaian Sepic-Converter ditunjukkan pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Diagram Sepic-Converter
Diagram Sepic-Converter berfungsi sebagai converter aliran arus dan tegangan
yang mempunyai dua mode yaitu mode buck dan mode buck. Yang mana mode buck
digunakan untuk menurunkan tegangan dari output photovoltaic (PV) yang melebihi
tegangan charging baterai sedangkan mode boost digunakan untuk menaikkan tegangan
dari output photovoltaic (PV) yang kurang dari tegangan charging baterai.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemodelan Photovoltaic (PV)
DC/DC
DC/AC
LOAD
Gambar 2.1 PV Direct Series [7]
Modul PV terdiri dari multi sel yang menghasilkan tegangan DC ketika terkena
cahaya. Modul PV dapat terdiri dari 36 sel atau 72 sel. Daya keluaran dari modul PV
dipengaruhi oleh radiasi cahaya dan suhu. Semakin besar radiasi cahaya, semakin besar
daya keluaran yang dapat dihasilkan oleh modul PV dan sebaliknya. Dalam penelitian ini
digunakan 1 modul PV 50W 36 sel dengan tegangan maksimum 17.24V dan Arus
maksimum 2.91A.
Gambar 2.2 Rangkaian Ekuivalen Standar PV [7]
3
Menggunakan rangkaian ekuivalen standar sel PV ditunjukkan pada Gambar 2.2, arustegangan (I-V) persamaan karakteristik dari string p paralel dengan sel s seri per string
dikembangkan dari (1) ke (5) seperti di bawah ini [7].
6
=
−
=
+
=
(
=
6
!8<
8<
;exp +
4 − 1= −
$ #
>
−
) exp[!"# (
&'
,-./
[()*+
0' 123
=7
(2-2)
−
)/
# $]
[exp(!8/7
$) − 1]
= ?ℎABA − CDEEFGB (A)
6
= Arus pada terminal keluaran (A)
= Arus saturasi diode (A)
= Saturasi arus balik (A)
= Temperatur XAYZE CFYY (°C)
]
>
#
= Temperatur referensi (25°C)
=Resistansi seri (Ohm)
= Konstanta Boltzman (1,38x105h J/°K)
8< = Tegangan diode (V)
>
(2-3)
(2-4)
45 ]
−7
(2-1)
= Resistansi paralel (ohm)
! = Muatan elektron (1,6x105o C)
2.2 Sepic-Converter
(a)
4
(2-5)
(b)
(c)
Gambar 2.3 Rangkaian SEPIC-Converter [7]
Bentuk rangkaian umum SEPIC terlihat pada (Gambar 2.3(a)). Untuk
mendapatkan hubungan tegangan masukan dan keluaran, digunakan beberapa asumsi awal
yaitu [7]:
a. Nilai induktansi kedua induktor sangat besar dan arus yang melewatinya konstan.
b. Nilai kapasitansi kedua kapasitor sangat besar dan tegangan pada kapasitor tersebut
konstan.
c. Rangkaian dioperasikan dalam kondisi steady-state (bentuk gelombang arus dan
tegangan berulang).
d. Untuk sebuah duty cycle D, saklar tertutup untuk waktu DT dan terbuka untuk (1-D)T.
e. Saklar dan dioda ideal.
Hukum Kirchoff tegangan di sekitar jalur yang terdapat Vs, L1, C1, dan L2 memberikan
−Vs + vL1 + vC1 − vL2 = 0
(2-6)
Dengan menggunakan rata-rata dari tegangan – tegangan ini, maka
−Vs + 0 + VC1 − 0 = 0
(2-7)
Menunjukkan bahwa tegangan rata-rata pada kapasitor C1 adalah
VC1 = Vs
(2-8)
Ketika saklar tertutup, dioda off, dan rangkaian terlihat seperti pada (Gambar 2.3(b)).
Besar tegangan pada L1 untuk interval DT adalah
VL1 = Vs
(2-9)
Ketika saklar terbuka, dioda on, dan rangkaian terlihat seperti pada (Gambar 2.3(c)).
Hukum Kirchoff tegangan di jalur terluar rangkaian adalah
5
−Vs + vL1 + vC1 + VDC = 0
(2-10)
Dengan mengasumsikan tegangan pada C1 tetap konstan pada nilari rata-rata Vs, maka
−Vs + vL1 + Vs + VDC = 0
Atau
(2-11)
vL1 = −VDC
Untuk interval (1-D)T. Saat tegangan rata-rata pada sebuah induktor adalah nol untuk
operasi berulang, persamaan (2-5) dan (2-6) digabung untuk mendapatkan
(v
L1 , sw _ closed
) ( DT ) + ( v
L2 , sw _ open
Vs ( DT ) − VDC (1 − D ) T = 0
) (1 − D ) T = 0
(2-12)
dengan D adalah duty cycle dari saklar. Hasilnya adalah
D
VDC = Vs
1− D
(2-13)
yang dapat juga diekspresikan sebagai
D=
VDC
VDC + Vs
(2-14)
Dengan mengasumsikan tidak ada rugi-rugi pada konverter, daya yang tersuplai dari
sumber adalah sama dengan daya yang diserap beban (Ps = PDC). Daya yang tersuplai dari
sumber DC adalah
Ps = Vs I s = Vs I L1
(2-15)
Sedangkan daya keluaran pada DC bus dapat diekspresikan sebagai
PDC = VDC I DC
(2-16)
menghasilkan
Vs I L1 = VDC I DC
(2-17)
Penyelesaian untuk arus rata-rata induktor, yang juga merupakan arus rata-rata sumber,
maka
I L1 = I s =
2
VDC I DC VDC
=
Vs
Vs R
(2-18)
Variasi di dalam iL1 ketika saklar tertutup didapat dari
diL
vL1 = Vs = L1 1
dt
∆iL1
= L1
∆t
∆iL1
= L1
DT
(2-19)
Sehingga, besarnya nilai induktor L1 yang dipilih adalah
L1 =
Vs DT Vs D
=
∆iL1
∆iL1 f
(2-20)
6
dengan f adalah frekuensi saklaring yang dipakai.
Untuk L2, arus rata-rata ditentukan dari Hukum Kirchoff Arus pada titik dimana C1, L2, dan
dioda terhubung.
iL2 = iD − iC1
(2-21)
Arus dioda adalah iD = iC2 + I DC yang membuat
iL2 = iC2 + I DC − iC1
(2-22)
arus rata-rata pada setiap kapasitor adalah nol, sehingga arus rata-rata pada L2 adalah
I L2 = I DC
(2-23)
Variasi didalam iL2 ditentukan dari rangkaian ketika saklar tertutup. Dengan
menggunakan Hukum Kirchoff Tegangan pada jalur saklar yang tertutup, C1, dan L2
dengan tegangan pada C1 diasumsikan adalah Vs yang konstan, maka
diL
vL2 = vC1 = Vs = L2 2
dt
∆iL2
= L2
∆T
∆iL2
= L2
DT
(2-24)
sehingga, besarnya nilai induktor L2 yang digunakan adalah
L2 =
Vs DT
VD
= s
∆iL2
∆iL2 f
(2-25)
Hukum Kirchoff Tegangan diaplikasikan untuk menentukan nilai C1 dan C2 yang
diperlukan. Pada (Gambar 2.3(c)), diasumsikan tidak ada tegangan pada kapasitor, maka
tegangan pada saklar ketika open adalah Vs + VDC. Dari (Gambar 2.3(b)), tegangan reverse
bias dioda ketika off juga Vs+VDC. Bagian keluaran terdiri dari dioda, C2, dan resistor beban
yang sama seperti konverter Boost [7], sehingga tegangan ripple keluaran adalah
∆VDC = ∆VC2 =
VDC D
RC2 f
(2-26)
Sehingga, nilai kapasitor C2 yang diperlukan adalah
C2 =
D
R ( ∆VDC / VDC ) f
(2-27)
Variasi tegangan pada C1 ditentukan dari rangkaian ketika saklar tertutup
(Gambar 2.3(b)). Arus kapasitor iC1 berlawanan dengan iL2, yang sebelumnya telah
ditentukan mempunyai nilai rata-rata dari IDC. Dari definisi kapasitansi dan memikirkan
besarnya muatan,
∆VC1 =
∆QC1
C
=
I DC ∆t I DC DT
=
C
C
(2-28)
kemudian mengganti IDC dengan VDC/R, maka didapat besarnya C1 yang diperlukan adalah
C1 =
(
D
(2-29)
)
R ∆VC1 / VDC f
7
3.
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1 Spesifikasi Modul PV
Parameter
Maximum Power (Pmax)
Voltage @ Pmax (Vmp)
Current @ Pmax (Imp)
Short-circuit Current (Isc)
Open-circuit Voltage (Voc)
Tolerance
Normal Temperature
Nilai
50 W
17.8 V
2.81 A
3,45 A
22.4 V
±3%
25oC
Gambar 3.1 Modul PV dan Spesifikasi Modul PV
Modul PV yang digunakan adalah modul PV jenis Polycrystaline yang berwarna
biru dengan suhu maksimal 85oC. Modul ini sangat cocok apabila digunakan di daerah
Surabaya, dikarenakan suhu di Surabaya mencapai 50oC
Gambar 3.2 Skematik Sistem SEPIC-Converter
Keterangan Gambar 3.2 :
1. PV1
: PhotoVoltaic (PV)
2. L1
: Lilitan Induktor 1 3,46mH
3. Q1
: Mosfet IRFP460
4. C2
: Kapasitor Elektrolit 50mF 50V DC
5. L2
: Lilitan Induktor 2 3,46mH
8
6. D1
: HF Diode 10A
7. C1
: Kapasitor Elektrolit 2200mF 50V DC
8. R1
: Resistor 50 Ohm
9. R2,3,4 : Resistor 1k Ohm
10. RV1,2 : Variable Resistor 1k Ohm
11. D2
: Led
12. Duino1: Arduino Uno
Adapun cara kerja dari alat ini adalah:
Photovoltaic mengirimkan Tegangan sesuai dengan besaran radiasi dan panas
dari paparan matahari menuju photovoltaic, kemudian modul SEPIC menerima masukan
tegangan dari photovoltaic dan meneruskan ke baterai sesuai pulse PWM dari Arduino
UNO, sedangkan Arduino UNO mengontrol modul SEPIC sesuai masukan dari PV, apabila
tegangan PV lebih dari 6 Volt DC dan kurang dari 14 Volt DC maka pulse duty cycle PWM
yang dikirim ke modul SEPIC akan naik sesuai dengan tegangan output yang dikehendaki
yaitu 14 Volt DC, apabila tegangan PV melebihi 14 Volt DC dan Kurang dari 21 Volt DC
maka pulse duty cycle PWM yang dikirim ke modul SEPIC akan semakin turun sesuai
dengan tegangan output yang dikehendaki yaitu 14Volt. Baterai digunakan sebagai
storage/penyimpan tenaga yang tidak digunakan bila beban yang dipakai tidak digunakan
dan juga sebagai penguat tegangan Output SEPIC setelah itu diberi Load/Beban berupa
Lampu 12V DC 20W untuk mengetahui bahwa sistem SEPIC dapat bekerja dengan
maksimal.
4.
HASIL
4.1 modul Sepic-Converter
Rangkaian Sepic-Converter ini berfungsi sebagai Buck-Boost Converter
dan bekerja secara otomatis sesuai tegangan yang ditentukan terhadap riple
tegangan keluaran photovoltaic (PV), sehingga didapat data yang ditunjukkan pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
9
Gambar 4.1 Modul Sepic-Converter
Tabel 4.1 Hasil pengujian Mode Boost
No.
Input Tegangan
Output Tegangan
PWM Signal
SEPIC-Converter
SEPIC-Converter
Duty Cycle
hasil
1
0 Volt
0 Volt
0%
Okey
2
3 Volt
0 Volt
0%
Okey
3
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
4
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
5
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
6
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
7
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
8
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
9
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
10
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
11
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
12
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
13
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
14
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
15
9 Volt
13 Volt
30,859375%
Okey
16
9 Volt
13 Volt
30,859375%
Okey
17
9 Volt
13 Volt
30,859375%
Okey
18
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
19
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
20
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
21
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
22
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
23
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
10
24
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
25
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
26
12 Volt
14 Volt
21,484375%
Okey
27
12 Volt
14 Volt
21,484375%
Okey
28
12 Volt
14 Volt
21,484375%
Okey
29
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
30
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
31
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
32
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
Data Sepic-Converter Boost Mode
7:00:00
7:00:01
7:00:02
7:00:03
7:00:04
7:00:05
7:00:06
7:00:07
7:00:08
7:00:09
7:00:10
7:00:11
7:00:12
7:00:13
7:00:14
7:00:15
7:00:16
7:00:17
7:00:18
7:00:19
7:00:20
7:00:21
7:00:22
7:00:23
7:00:24
7:00:25
7:00:26
7:00:27
7:00:28
7:00:29
7:00:30
7:00:31
16
14
12
10
8
6
4
2
0
voltage in - Plot 0
voltage out - Plot 0
Gambar 4.2 Grafik pengambilan data tegangan dari Lab-View (input: 0Volt s/d 13Volt,
output: 12Volt s/d 14Volt).
Dari hasil pengujian rangkaian Sepic-Converter dalam mode boost dengan fariasi
tegangan input 0V0lt s/d 13Volt didapati tegangan Output 12Volt s/d 14Volt dengan fariasi
duty cycle PWM 0% s/d 19,53125%.
Tabel 4.2 Hasil pengujian Mode Buck
No.
Input Tegangan
Output Tegangan
PWM Signal
SEPIC-Converter
SEPIC-Converter
Duty Cycle
Hasil
1
14 Volt
14 Volt
17,1875%
Okey
2
14 Volt
14 Volt
17,1875%
Okey
3
15 Volt
14 Volt
16,015625%
Okey
4
15 Volt
14 Volt
16,015625%
Okey
5
15 Volt
14 Volt
16,015625%
Okey
6
16 Volt
14 Volt
14,453125%
Okey
7
16 Volt
14 Volt
14,453125%
Okey
8
16 Volt
14 Volt
14,453125%
Okey
9
17 Volt
14 Volt
13,28125%
Okey
11
10
17 Volt
14 Volt
13,28125%
Okey
11
17 Volt
14 Volt
13,28125%
Okey
12
18 Volt
14 Volt
12,109375%
Okey
13
18 Volt
14 Volt
12,109375%
Okey
14
18 Volt
14 Volt
12,109375%
Okey
15
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
16
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
17
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
18
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
19
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
20
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
21
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
22
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
23
21 Volt
14 Volt
10,546875%
Okey
24
21 Volt
14 Volt
10,546875%
Okey
25
21 Volt
14 Volt
10,546875%
Okey
26
21 Volt
13 Volt
10,546875%
Okey
Data Sepic-Converter Buck Mode
7:01:0
7:01:1
7:01:2
7:01:3
7:01:4
7:01:5
7:01:6
7:01:7
7:01:8
7:01:9
7:01:10
7:01:11
7:01:12
7:01:13
7:01:14
7:01:15
7:01:16
7:01:17
7:01:18
7:01:19
7:01:20
7:01:21
7:01:22
7:01:23
7:01:24
7:01:25
7:01:26
25
20
15
10
5
0
voltage in - Plot 1
voltage out - Plot 1
Gambar 4.3 Grafik pengambilan data tegangan dari Lab-View (input: 14Volt s/d
21Volt, output: 13Volt s/d 14Volt).
Dari hasil pengujian rangkaian Sepic-Converter dalam mode boost dengan
fariasi tegangan input 14V0lt s/d 21Volt didapati tegangan Output 12Volt s/d
14Volt dengan fariasi duty cycle PWM 17,1875% s/d 10,546875%.
5.
DISKUSI
Dengan mengunakan rangkaian Sepic-Converter saat mode buck
prosentase duty cycle PWM naik dan memperkecil nilai induktansi untuk
12
mempertahankan tegangan output tetap stabil sesuai yang diinginkan yaitu
mendekati tegangan 14Volt, sedangkan pada saat mode boost prosentase duty cycle
PWM turun dan memperbesar nilai induktansi untuk mempertahankan tegangan
output tetap stabil sesuai yang diinginkan yaitu mendekati tegangan 14Volt, pada
proyek akhir ini Sepic-Converter didesain dengan arus keluaran maksimal 4,5A
dengan beban berupa lampu 12V/20W, lampu 12V/30W, lampu 12V/40W dan
Lampu 12V/50W.
6.
KESIMPULAN
1.
Hasil pengukuran konverter dalam mode buck dan mode boost telah mampu
mempertahankan tegangan output mendekati stabil ditegangan 14Volt.
2.
Hasil pengujian dengan menggunakan beban lampu 12V/20W, lampu 12V/30W,
lampu 12V/40W dan Lampu 12V/50W telah mampu menghasilkan keluaran
arus maksimal 4,5Volt.
Referensi
[1] Ki-Bum Park, Student Member, IEEE, Gun-Woo Moon, Member, IEEE, and MyungJoong Youn, SEPTEMBER 2010, “Nonisolated High Step-up Boost Converter
Integrated With Sepic Converter”, IEEE TRANSACTIONS ON POWER
ELECTRONICS, VOL. 25, NO. 9.
[2] Ovidiu Pop, Gabriel Chindris, Alin Grama, Florin Hurgoi, May 5-9,2001, “Power
Factor Correction Circuit with a New Modified SEPIC Converter”, 24th International
Spring Seminar on Electronics Technology.
[3] Seung-Pil Mun’, Jin-Tae Kim3, Su-Jh Jang4, Chung-Yuen Won’, November 2 – 6,
2004, “A New Sepic- Flyback Converter. Soo-Seok Kim”, The 3Mh Annual
Conference of the IEEE lnduslrial Electronics Soclety.
[4] Jingying Hu, Student Member, IEEE, Anthony D. Sagneri, Student Member,
IEEE,JuanM.Rivas, Member, IEEE, Yehui Han, Member, IEEE, Seth M. Davis, and
David J. Perreault, JANUARY 2012, “High-Frequency Resonant SEPIC Converter
With Wide Input and Output Voltage Ranges”. IEEE TRANSACTIONS ON POWER
ELECTRONICS, VOL. 27, NO. 1.
[5] Seema P. N, Gireesh. G. 20I5, “High Frequency SEPIC Converter with PWM Integral
Sliding Mode
Contro”l. IEEE
Interational
Advancements in Power & Energy.
13
Conference
on Technological
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Panel_surya. Diakses tanggal 21-April-2016.
[7] Farid Dwi Murdianto, 2015, “Simulasi dan Implementasi MPPT-Bidirectional
Menggunakan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) pada Sistem Energi
Pembangkit Terdistribusi”, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
[8] Dr. Eng. R.H. Sianipar, S.T, M.T, M.Eng I. Ketut Wiryajati, S.T, M.T Herry S.
Mangiri, S.T, M.Eng., 2013, “Pemrograman & Struktur Data C”, ISBN 978-6021514-12-2, Penerbit IF “Informatika” Bandung.
[9] http://www.geyosoft.com/2014/pwm-pulse-width-modulation. Diakses tanggal-08Agustus-2016.
[10] F. U. Ermawati, 2010, “Photovoltaic in Indonesia Research, Projects and Market
Possibilities”, Physics Dept., Surabaya State University.
[11] Farid Dwi Murdianto, 2013, “Rancang Bangun Bidirectional Dc-Dc Converter
Sebagai Penyimpan Energi Listrik”, Jurusan Teknik Elektro Industri, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
14
Jurnal
Elektro
UMSIDA
SIMULASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM SEPIC (SINGLE
ENDED PRIMARY INDUCTOR CONVERTER) UNTUK
MENGOPTIMALKAN KELUARAN DAYA PHOTOVOLTAIC
(PANEL SURYA) MENGGUNAKAN ARDUINO UNO
1
Abd. Gofar, 2Izza Anshory, ST., MT.
Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected]
Abstrak
Kebutuhan energi yang tinggi menyebabkan ketersediaan bahan bakar fosil
berkurang sangat cepat. Hal ini, menuntut riset pada bidang energi terbarukan sebagai
pengganti bahan bakar fosil menjadi semakin mendesak. Penelitian pada bidang energi
terbarukan saat ini berkembang dengan pesat, terutama penelitian tentang Photovoltaic
(panel surya) dan permodelannya. Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dapat
memperoleh sinar matahari rata-rata 8 jam perhari memiliki energi surya yang cukup
tinggi. Pemanfaatan Photovoltaic yang semakin besar mendorong perkembangan kearah
pemaksimalan daya yang dihasilkan oleh Photovoltaic (PV) tersebut. Saat ini, telah banyak
dikembangkan metode untuk memaksimalkan keluaran daya dari Photovoltaic. Salah
satunya sistem SEPIC (Single Ended Primary Inductor Converter) yang mana fariasi
tegangan dan daya yang dikeluarkan oleh Photovoltaic (PV) distabilkan menjadi 14Volt
dan daya maksimal sehingga diperoleh efisiensi yang baik.
Kata Kunci : Photovoltaic, SEPIC-Converter, Arduino-Uno, Baterai.
1
1.
PENDAHULUAN
SEPIC-Converter sangat erat kaitannya dengan penyimpanan energi dan efisiensi
daya yang berhubungan dengan Photovoltaic, menjadi pilihan yang sangat diminati untuk
diteliti dan terus dikembangkan menjadi lebih baik sebagai alternatif memaksimalkan daya
pada sumber energi terbarukan.
Pada penelitian kali ini diajukan rangkaian Sepic Converter sebagai penyetabil
tegangan ripel photovoltaic (PV) kemudian diteruskan sebagai penyimpan energi listrik
seperti yang digambarkan pada Gambar 1 berikut:
Photovoltaic
ARDUINO UNO
Modul SEPIC
Battery
Beban
Gambar 1. Blok diagram rangkaian Sepic-Converter sebagai penyetabil penyimpanan
energi listrik
Pada blok diagram yang ditunjukkan pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa
masukan Sepic-Converter adalah dari photovoltaic (PV) kemudian modul Sepic
menerima masukan tegangan dari photovoltaic dan meneruskan ke baterai sesuai pulse
PWM dari Arduino UNO. Arduino UNO mengontrol modul SEPIC sesuai masukan dari
PV, apabila tegangan PV lemah maka pulse PWM yang dikirim ke modul SEPIC akan
semakin naik sesuai tegangan yang dikehendaki, apabila tegangan PV terlalu besar maka
pulse PWM yang dikirim ke modul SEPIC akan semakin turun sesuai tegangan yang
dikehendaki. Sedangkan Baterai digunakan sebagai storage/penyimpan tenaga yang tidak
digunakan bila beban yang dipakai tidak digunakan dan juga sebagai penguat tegangan
Output SEPIC. Load/Beban berupa Lampu 12V DC/20W.
2
Rangkaian Sepic-Converter ditunjukkan pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Diagram Sepic-Converter
Diagram Sepic-Converter berfungsi sebagai converter aliran arus dan tegangan
yang mempunyai dua mode yaitu mode buck dan mode buck. Yang mana mode buck
digunakan untuk menurunkan tegangan dari output photovoltaic (PV) yang melebihi
tegangan charging baterai sedangkan mode boost digunakan untuk menaikkan tegangan
dari output photovoltaic (PV) yang kurang dari tegangan charging baterai.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemodelan Photovoltaic (PV)
DC/DC
DC/AC
LOAD
Gambar 2.1 PV Direct Series [7]
Modul PV terdiri dari multi sel yang menghasilkan tegangan DC ketika terkena
cahaya. Modul PV dapat terdiri dari 36 sel atau 72 sel. Daya keluaran dari modul PV
dipengaruhi oleh radiasi cahaya dan suhu. Semakin besar radiasi cahaya, semakin besar
daya keluaran yang dapat dihasilkan oleh modul PV dan sebaliknya. Dalam penelitian ini
digunakan 1 modul PV 50W 36 sel dengan tegangan maksimum 17.24V dan Arus
maksimum 2.91A.
Gambar 2.2 Rangkaian Ekuivalen Standar PV [7]
3
Menggunakan rangkaian ekuivalen standar sel PV ditunjukkan pada Gambar 2.2, arustegangan (I-V) persamaan karakteristik dari string p paralel dengan sel s seri per string
dikembangkan dari (1) ke (5) seperti di bawah ini [7].
6
=
−
=
+
=
(
=
6
!8<
8<
;exp +
4 − 1= −
$ #
>
−
) exp[!"# (
&'
,-./
[()*+
0' 123
=7
(2-2)
−
)/
# $]
[exp(!8/7
$) − 1]
= ?ℎABA − CDEEFGB (A)
6
= Arus pada terminal keluaran (A)
= Arus saturasi diode (A)
= Saturasi arus balik (A)
= Temperatur XAYZE CFYY (°C)
]
>
#
= Temperatur referensi (25°C)
=Resistansi seri (Ohm)
= Konstanta Boltzman (1,38x105h J/°K)
8< = Tegangan diode (V)
>
(2-3)
(2-4)
45 ]
−7
(2-1)
= Resistansi paralel (ohm)
! = Muatan elektron (1,6x105o C)
2.2 Sepic-Converter
(a)
4
(2-5)
(b)
(c)
Gambar 2.3 Rangkaian SEPIC-Converter [7]
Bentuk rangkaian umum SEPIC terlihat pada (Gambar 2.3(a)). Untuk
mendapatkan hubungan tegangan masukan dan keluaran, digunakan beberapa asumsi awal
yaitu [7]:
a. Nilai induktansi kedua induktor sangat besar dan arus yang melewatinya konstan.
b. Nilai kapasitansi kedua kapasitor sangat besar dan tegangan pada kapasitor tersebut
konstan.
c. Rangkaian dioperasikan dalam kondisi steady-state (bentuk gelombang arus dan
tegangan berulang).
d. Untuk sebuah duty cycle D, saklar tertutup untuk waktu DT dan terbuka untuk (1-D)T.
e. Saklar dan dioda ideal.
Hukum Kirchoff tegangan di sekitar jalur yang terdapat Vs, L1, C1, dan L2 memberikan
−Vs + vL1 + vC1 − vL2 = 0
(2-6)
Dengan menggunakan rata-rata dari tegangan – tegangan ini, maka
−Vs + 0 + VC1 − 0 = 0
(2-7)
Menunjukkan bahwa tegangan rata-rata pada kapasitor C1 adalah
VC1 = Vs
(2-8)
Ketika saklar tertutup, dioda off, dan rangkaian terlihat seperti pada (Gambar 2.3(b)).
Besar tegangan pada L1 untuk interval DT adalah
VL1 = Vs
(2-9)
Ketika saklar terbuka, dioda on, dan rangkaian terlihat seperti pada (Gambar 2.3(c)).
Hukum Kirchoff tegangan di jalur terluar rangkaian adalah
5
−Vs + vL1 + vC1 + VDC = 0
(2-10)
Dengan mengasumsikan tegangan pada C1 tetap konstan pada nilari rata-rata Vs, maka
−Vs + vL1 + Vs + VDC = 0
Atau
(2-11)
vL1 = −VDC
Untuk interval (1-D)T. Saat tegangan rata-rata pada sebuah induktor adalah nol untuk
operasi berulang, persamaan (2-5) dan (2-6) digabung untuk mendapatkan
(v
L1 , sw _ closed
) ( DT ) + ( v
L2 , sw _ open
Vs ( DT ) − VDC (1 − D ) T = 0
) (1 − D ) T = 0
(2-12)
dengan D adalah duty cycle dari saklar. Hasilnya adalah
D
VDC = Vs
1− D
(2-13)
yang dapat juga diekspresikan sebagai
D=
VDC
VDC + Vs
(2-14)
Dengan mengasumsikan tidak ada rugi-rugi pada konverter, daya yang tersuplai dari
sumber adalah sama dengan daya yang diserap beban (Ps = PDC). Daya yang tersuplai dari
sumber DC adalah
Ps = Vs I s = Vs I L1
(2-15)
Sedangkan daya keluaran pada DC bus dapat diekspresikan sebagai
PDC = VDC I DC
(2-16)
menghasilkan
Vs I L1 = VDC I DC
(2-17)
Penyelesaian untuk arus rata-rata induktor, yang juga merupakan arus rata-rata sumber,
maka
I L1 = I s =
2
VDC I DC VDC
=
Vs
Vs R
(2-18)
Variasi di dalam iL1 ketika saklar tertutup didapat dari
diL
vL1 = Vs = L1 1
dt
∆iL1
= L1
∆t
∆iL1
= L1
DT
(2-19)
Sehingga, besarnya nilai induktor L1 yang dipilih adalah
L1 =
Vs DT Vs D
=
∆iL1
∆iL1 f
(2-20)
6
dengan f adalah frekuensi saklaring yang dipakai.
Untuk L2, arus rata-rata ditentukan dari Hukum Kirchoff Arus pada titik dimana C1, L2, dan
dioda terhubung.
iL2 = iD − iC1
(2-21)
Arus dioda adalah iD = iC2 + I DC yang membuat
iL2 = iC2 + I DC − iC1
(2-22)
arus rata-rata pada setiap kapasitor adalah nol, sehingga arus rata-rata pada L2 adalah
I L2 = I DC
(2-23)
Variasi didalam iL2 ditentukan dari rangkaian ketika saklar tertutup. Dengan
menggunakan Hukum Kirchoff Tegangan pada jalur saklar yang tertutup, C1, dan L2
dengan tegangan pada C1 diasumsikan adalah Vs yang konstan, maka
diL
vL2 = vC1 = Vs = L2 2
dt
∆iL2
= L2
∆T
∆iL2
= L2
DT
(2-24)
sehingga, besarnya nilai induktor L2 yang digunakan adalah
L2 =
Vs DT
VD
= s
∆iL2
∆iL2 f
(2-25)
Hukum Kirchoff Tegangan diaplikasikan untuk menentukan nilai C1 dan C2 yang
diperlukan. Pada (Gambar 2.3(c)), diasumsikan tidak ada tegangan pada kapasitor, maka
tegangan pada saklar ketika open adalah Vs + VDC. Dari (Gambar 2.3(b)), tegangan reverse
bias dioda ketika off juga Vs+VDC. Bagian keluaran terdiri dari dioda, C2, dan resistor beban
yang sama seperti konverter Boost [7], sehingga tegangan ripple keluaran adalah
∆VDC = ∆VC2 =
VDC D
RC2 f
(2-26)
Sehingga, nilai kapasitor C2 yang diperlukan adalah
C2 =
D
R ( ∆VDC / VDC ) f
(2-27)
Variasi tegangan pada C1 ditentukan dari rangkaian ketika saklar tertutup
(Gambar 2.3(b)). Arus kapasitor iC1 berlawanan dengan iL2, yang sebelumnya telah
ditentukan mempunyai nilai rata-rata dari IDC. Dari definisi kapasitansi dan memikirkan
besarnya muatan,
∆VC1 =
∆QC1
C
=
I DC ∆t I DC DT
=
C
C
(2-28)
kemudian mengganti IDC dengan VDC/R, maka didapat besarnya C1 yang diperlukan adalah
C1 =
(
D
(2-29)
)
R ∆VC1 / VDC f
7
3.
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1 Spesifikasi Modul PV
Parameter
Maximum Power (Pmax)
Voltage @ Pmax (Vmp)
Current @ Pmax (Imp)
Short-circuit Current (Isc)
Open-circuit Voltage (Voc)
Tolerance
Normal Temperature
Nilai
50 W
17.8 V
2.81 A
3,45 A
22.4 V
±3%
25oC
Gambar 3.1 Modul PV dan Spesifikasi Modul PV
Modul PV yang digunakan adalah modul PV jenis Polycrystaline yang berwarna
biru dengan suhu maksimal 85oC. Modul ini sangat cocok apabila digunakan di daerah
Surabaya, dikarenakan suhu di Surabaya mencapai 50oC
Gambar 3.2 Skematik Sistem SEPIC-Converter
Keterangan Gambar 3.2 :
1. PV1
: PhotoVoltaic (PV)
2. L1
: Lilitan Induktor 1 3,46mH
3. Q1
: Mosfet IRFP460
4. C2
: Kapasitor Elektrolit 50mF 50V DC
5. L2
: Lilitan Induktor 2 3,46mH
8
6. D1
: HF Diode 10A
7. C1
: Kapasitor Elektrolit 2200mF 50V DC
8. R1
: Resistor 50 Ohm
9. R2,3,4 : Resistor 1k Ohm
10. RV1,2 : Variable Resistor 1k Ohm
11. D2
: Led
12. Duino1: Arduino Uno
Adapun cara kerja dari alat ini adalah:
Photovoltaic mengirimkan Tegangan sesuai dengan besaran radiasi dan panas
dari paparan matahari menuju photovoltaic, kemudian modul SEPIC menerima masukan
tegangan dari photovoltaic dan meneruskan ke baterai sesuai pulse PWM dari Arduino
UNO, sedangkan Arduino UNO mengontrol modul SEPIC sesuai masukan dari PV, apabila
tegangan PV lebih dari 6 Volt DC dan kurang dari 14 Volt DC maka pulse duty cycle PWM
yang dikirim ke modul SEPIC akan naik sesuai dengan tegangan output yang dikehendaki
yaitu 14 Volt DC, apabila tegangan PV melebihi 14 Volt DC dan Kurang dari 21 Volt DC
maka pulse duty cycle PWM yang dikirim ke modul SEPIC akan semakin turun sesuai
dengan tegangan output yang dikehendaki yaitu 14Volt. Baterai digunakan sebagai
storage/penyimpan tenaga yang tidak digunakan bila beban yang dipakai tidak digunakan
dan juga sebagai penguat tegangan Output SEPIC setelah itu diberi Load/Beban berupa
Lampu 12V DC 20W untuk mengetahui bahwa sistem SEPIC dapat bekerja dengan
maksimal.
4.
HASIL
4.1 modul Sepic-Converter
Rangkaian Sepic-Converter ini berfungsi sebagai Buck-Boost Converter
dan bekerja secara otomatis sesuai tegangan yang ditentukan terhadap riple
tegangan keluaran photovoltaic (PV), sehingga didapat data yang ditunjukkan pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
9
Gambar 4.1 Modul Sepic-Converter
Tabel 4.1 Hasil pengujian Mode Boost
No.
Input Tegangan
Output Tegangan
PWM Signal
SEPIC-Converter
SEPIC-Converter
Duty Cycle
hasil
1
0 Volt
0 Volt
0%
Okey
2
3 Volt
0 Volt
0%
Okey
3
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
4
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
5
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
6
6 Volt
12 Volt
41,015625%
Okey
7
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
8
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
9
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
10
7 Volt
13 Volt
37,109375%
Okey
11
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
12
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
13
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
14
8 Volt
13 Volt
34,375%
Okey
15
9 Volt
13 Volt
30,859375%
Okey
16
9 Volt
13 Volt
30,859375%
Okey
17
9 Volt
13 Volt
30,859375%
Okey
18
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
19
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
20
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
21
10 Volt
14 Volt
27,34375%
Okey
22
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
23
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
10
24
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
25
11 Volt
14 Volt
24,609375%
Okey
26
12 Volt
14 Volt
21,484375%
Okey
27
12 Volt
14 Volt
21,484375%
Okey
28
12 Volt
14 Volt
21,484375%
Okey
29
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
30
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
31
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
32
13 Volt
14 Volt
19,53125%
Okey
Data Sepic-Converter Boost Mode
7:00:00
7:00:01
7:00:02
7:00:03
7:00:04
7:00:05
7:00:06
7:00:07
7:00:08
7:00:09
7:00:10
7:00:11
7:00:12
7:00:13
7:00:14
7:00:15
7:00:16
7:00:17
7:00:18
7:00:19
7:00:20
7:00:21
7:00:22
7:00:23
7:00:24
7:00:25
7:00:26
7:00:27
7:00:28
7:00:29
7:00:30
7:00:31
16
14
12
10
8
6
4
2
0
voltage in - Plot 0
voltage out - Plot 0
Gambar 4.2 Grafik pengambilan data tegangan dari Lab-View (input: 0Volt s/d 13Volt,
output: 12Volt s/d 14Volt).
Dari hasil pengujian rangkaian Sepic-Converter dalam mode boost dengan fariasi
tegangan input 0V0lt s/d 13Volt didapati tegangan Output 12Volt s/d 14Volt dengan fariasi
duty cycle PWM 0% s/d 19,53125%.
Tabel 4.2 Hasil pengujian Mode Buck
No.
Input Tegangan
Output Tegangan
PWM Signal
SEPIC-Converter
SEPIC-Converter
Duty Cycle
Hasil
1
14 Volt
14 Volt
17,1875%
Okey
2
14 Volt
14 Volt
17,1875%
Okey
3
15 Volt
14 Volt
16,015625%
Okey
4
15 Volt
14 Volt
16,015625%
Okey
5
15 Volt
14 Volt
16,015625%
Okey
6
16 Volt
14 Volt
14,453125%
Okey
7
16 Volt
14 Volt
14,453125%
Okey
8
16 Volt
14 Volt
14,453125%
Okey
9
17 Volt
14 Volt
13,28125%
Okey
11
10
17 Volt
14 Volt
13,28125%
Okey
11
17 Volt
14 Volt
13,28125%
Okey
12
18 Volt
14 Volt
12,109375%
Okey
13
18 Volt
14 Volt
12,109375%
Okey
14
18 Volt
14 Volt
12,109375%
Okey
15
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
16
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
17
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
18
19 Volt
14 Volt
11,328125%
Okey
19
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
20
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
21
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
22
20 Volt
14 Volt
10,9375%
Okey
23
21 Volt
14 Volt
10,546875%
Okey
24
21 Volt
14 Volt
10,546875%
Okey
25
21 Volt
14 Volt
10,546875%
Okey
26
21 Volt
13 Volt
10,546875%
Okey
Data Sepic-Converter Buck Mode
7:01:0
7:01:1
7:01:2
7:01:3
7:01:4
7:01:5
7:01:6
7:01:7
7:01:8
7:01:9
7:01:10
7:01:11
7:01:12
7:01:13
7:01:14
7:01:15
7:01:16
7:01:17
7:01:18
7:01:19
7:01:20
7:01:21
7:01:22
7:01:23
7:01:24
7:01:25
7:01:26
25
20
15
10
5
0
voltage in - Plot 1
voltage out - Plot 1
Gambar 4.3 Grafik pengambilan data tegangan dari Lab-View (input: 14Volt s/d
21Volt, output: 13Volt s/d 14Volt).
Dari hasil pengujian rangkaian Sepic-Converter dalam mode boost dengan
fariasi tegangan input 14V0lt s/d 21Volt didapati tegangan Output 12Volt s/d
14Volt dengan fariasi duty cycle PWM 17,1875% s/d 10,546875%.
5.
DISKUSI
Dengan mengunakan rangkaian Sepic-Converter saat mode buck
prosentase duty cycle PWM naik dan memperkecil nilai induktansi untuk
12
mempertahankan tegangan output tetap stabil sesuai yang diinginkan yaitu
mendekati tegangan 14Volt, sedangkan pada saat mode boost prosentase duty cycle
PWM turun dan memperbesar nilai induktansi untuk mempertahankan tegangan
output tetap stabil sesuai yang diinginkan yaitu mendekati tegangan 14Volt, pada
proyek akhir ini Sepic-Converter didesain dengan arus keluaran maksimal 4,5A
dengan beban berupa lampu 12V/20W, lampu 12V/30W, lampu 12V/40W dan
Lampu 12V/50W.
6.
KESIMPULAN
1.
Hasil pengukuran konverter dalam mode buck dan mode boost telah mampu
mempertahankan tegangan output mendekati stabil ditegangan 14Volt.
2.
Hasil pengujian dengan menggunakan beban lampu 12V/20W, lampu 12V/30W,
lampu 12V/40W dan Lampu 12V/50W telah mampu menghasilkan keluaran
arus maksimal 4,5Volt.
Referensi
[1] Ki-Bum Park, Student Member, IEEE, Gun-Woo Moon, Member, IEEE, and MyungJoong Youn, SEPTEMBER 2010, “Nonisolated High Step-up Boost Converter
Integrated With Sepic Converter”, IEEE TRANSACTIONS ON POWER
ELECTRONICS, VOL. 25, NO. 9.
[2] Ovidiu Pop, Gabriel Chindris, Alin Grama, Florin Hurgoi, May 5-9,2001, “Power
Factor Correction Circuit with a New Modified SEPIC Converter”, 24th International
Spring Seminar on Electronics Technology.
[3] Seung-Pil Mun’, Jin-Tae Kim3, Su-Jh Jang4, Chung-Yuen Won’, November 2 – 6,
2004, “A New Sepic- Flyback Converter. Soo-Seok Kim”, The 3Mh Annual
Conference of the IEEE lnduslrial Electronics Soclety.
[4] Jingying Hu, Student Member, IEEE, Anthony D. Sagneri, Student Member,
IEEE,JuanM.Rivas, Member, IEEE, Yehui Han, Member, IEEE, Seth M. Davis, and
David J. Perreault, JANUARY 2012, “High-Frequency Resonant SEPIC Converter
With Wide Input and Output Voltage Ranges”. IEEE TRANSACTIONS ON POWER
ELECTRONICS, VOL. 27, NO. 1.
[5] Seema P. N, Gireesh. G. 20I5, “High Frequency SEPIC Converter with PWM Integral
Sliding Mode
Contro”l. IEEE
Interational
Advancements in Power & Energy.
13
Conference
on Technological
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Panel_surya. Diakses tanggal 21-April-2016.
[7] Farid Dwi Murdianto, 2015, “Simulasi dan Implementasi MPPT-Bidirectional
Menggunakan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) pada Sistem Energi
Pembangkit Terdistribusi”, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
[8] Dr. Eng. R.H. Sianipar, S.T, M.T, M.Eng I. Ketut Wiryajati, S.T, M.T Herry S.
Mangiri, S.T, M.Eng., 2013, “Pemrograman & Struktur Data C”, ISBN 978-6021514-12-2, Penerbit IF “Informatika” Bandung.
[9] http://www.geyosoft.com/2014/pwm-pulse-width-modulation. Diakses tanggal-08Agustus-2016.
[10] F. U. Ermawati, 2010, “Photovoltaic in Indonesia Research, Projects and Market
Possibilities”, Physics Dept., Surabaya State University.
[11] Farid Dwi Murdianto, 2013, “Rancang Bangun Bidirectional Dc-Dc Converter
Sebagai Penyimpan Energi Listrik”, Jurusan Teknik Elektro Industri, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.
14