UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT – SIFATNYA MELALUI PENGGUNAAN METODE INQUIRI PADA SISWA KELAS VI SDN BALAGEDOG I KECAMATAN SINDANGWANGI Kusnadi Guru SDN Balagedog I ABSTRAK - UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAY

Jurnal Elementaria Edukasia
Volume 1 No 1 Tahun 2018

ISSN: 2615-4625

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG CAHAYA DAN
SIFAT – SIFATNYA MELALUI PENGGUNAAN METODE INQUIRI PADA
SISWA KELAS VI SDN BALAGEDOG I KECAMATAN SINDANGWANGI
Kusnadi
Guru SDN Balagedog I

ABSTRAK
Materi Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ), merupakan suatu rangkaian konsep
yang saling berkaitan dan berkembang dapat dilihat dari hasil eksperimen dapat
berupa suatu penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) sebagai
wahana bagi pseserta didik dalam mempelajari lingkungan sekitar, untuk lebih
menerapkan di dalam kehidupan sehari – hari. Berdasarkan observasi dilapangan
dan wawancara dengan guru IPA, peneliti menarik kesimpulan hasil belajar
peserta didik selama ini belum mencapai KKM yang ditentukan. Bahwa dalam
pembelajaran IPA di kelas VI setelah diterapkan metode inquiri pada mata
pelajaran IPA materi cahaya dan sifat – sifatnya di SDN Balagedog I. hasil

penelitian menunjukan bahwa penerapan metode inquiri untuk pembelalajaran
IPA siswa kelas VI SDN Balagedog I. Penggunaan metode inquiri terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas VI SDN Balagedog I. kegiatan belajar peserta didik meningkat
dari siklus I ke siklus II. Hasil belajar yang dilakukan peserta didik pada siklus I
memperoleh nilain rata – rata dari data pra tindakan yaitu 4.8 naik menjadi 74.2
pada siklus I. kemudian dilihat dari jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM
pada data awal hanya 6 peserta didik atau 24% menjadi 13 peserta didik atau 52%
pada siklus I, sehingga ada peningkatan dari jumlah siswa sebesar 28%.
Berdasarkan hasil tes hasil belajar siklus I tersebut masih ada 12 peserta didik
yang dinyatakan belum mencapai KKM.
Kata Kunci: Metode Inquiri, Hasil Belajar

38 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode
Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi

Jurnal Elementaria Edukasia
Volume 1 No 1 Tahun 2018

PENDAHULUAN

Guru adalah bagian dari kesadaran
sejarah pendidikan di dunia. Citra
guru berkembang dan berubah sesuai
dengan perkembangan dan perubahan
konsep dan persepsi manusia terhadap
pendidikan dan kehidupan itu sendiri.
Porefsi guru pada mulanya dikonsep
sebagai kemampuan memberi dan
mengembangkan pengetahuan peserta
didik. Tetapi beberapa dasawarsa
terakhir konsep, persepsi dan penilaian
terhadap profesi guru mulai bergeser.
Hal itu selain karena ada perubahan
pandangan manusia – masyarakat
terhadap integritas seseorang yang
berkaitan
dengan
produktivitas
ekonomisnya,
juga

karena
perkembangan yang cukup radikal di
bidang pengetahuan dan teknologi,
terutama di bidang informasi dan
komunikasi,
yang
kemudian
mendorong pengembangan media
belajar
dan paradigm teknologi
pendidikan.
Begitupun yang terjadi di SDN
Balagedog
I
UPTD
Pendidikan
Kecamatan Sindangwangi Kabupaten
Majalengka. Hal ini terbukti dari hasil
belajar peserta didik, sebagian besar
mempunyai nilai kurang memuaskan

atau nilai dibawah rata – rata Kriteria
ketunasan Minimal ( KKM ). Misalnya,
pesrta didik kelas VI sekitar 45% yang
dapat mencapai KKM. Dalam proses
pembelajaran berlangsung, peserta
didik tersebut pasif atau tidak kreatif
untuk mencari dan memecahkan
permasalahan yang dihadapinya dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
( IPA ). Berdasarkan fenomena
dilapangan, penulis meminta bantuan
kepada sekolah dan berdiskusi dengan
teman – teman sejawat untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dari
pembelajaran yang dilaksanakan, pada

ISSN: 2615-4625


mata pelajaran IPA. Dari hasil diskusi
dapat disimpulkan bahwa masalah
yang teridentifikasi adalah perlu
diterapkan metode inquiri dengan
teknik latihan dalam pembelajaran IPA
yang
mamapu
membangkitkan
motovasi pesrta didik untuk belajara.
Berdasarkan
identifikasi
masalah
tersebut, maka penulis tertarik yang
menjadikan focus perbaikan adalah “
Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA
Tentang Cahaya dan Sifat – Sifatnya
Melalui Penggunaan Metode Inquiri
Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I
Kecamatan Sindangwangi.
Berdasarkan hasil wawancara, penulis

mengidentifikasi
masalah-masalah
yang terjadi diantaranya adalah :
1. Sebagian besar peserta didik belum
mencapai KKM karena peserta
didik belum diarahkan secara
langsung pada pengamatan terhaap
materi pembelajaran.
2. Peserta didik belum diarahkan
pada pembelajaran mandiri, aktif,
kreatif sesuai dengan pembelajaran
yang disampaiakan.
3. Proses
pembelajaran
masih
berpusat pada guru, sedangkan
peserta didik pasif karena belum
menggunakan
metode
pembelajaran yang sesuia dengan

materi yang di sampaiakan.
Berdasarkan
identifikasi
masalah
tersebut, penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu: Apakah
upaya peningkatan hasil belajar IPA
tentang cahaya dan sifat – saifatnya
melalui penggunaan metode inquiri pada
siswa kelas VI SDN Balagedog I
Kecamatan Sindangwangi ?.
KAJIAN TEORI
Pengertian Belajar

39 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode
Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi

Jurnal Elementaria Edukasia
Volume 1 No 1 Tahun 2018


Teori
belajar
atau
teori
perkembangan mental berisi tentang
apa yang terjadi dan apa yang
diharapkan terjadi pada mental anak,
apa yang kita lakukan pada usia (
tahap perkembangan mental ) tertentu.
Pada terori belajar tidak ada uraian
tentang prosedur dan tujuan mengajar.
Dilain pihak teori mengajar adalah
uraian tentang petunjuk bagaimana
semestinya mengajar
pada usia
tertentu bila anak sudah siap untuk
belajar. Jadi pada teori mengajar
terdapat tujuan dan dan prosedur
mengajar.
Menurut Rusyan ( 1992 : 8 ). Belajar

adalah proses perubahan tingkah laku
yang
dinyatakan dalam
bentuk
penugasan, penggunaan dan penelitian
terhadap atau mengenal sikap dan nilai
– nilai, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai
bidang studi atau lebih luas lagi, dalam
berbagai
asfek
kehidupan
atau
pengalaman yang terorganisasi. Tujuan
pendidikan dapat tercapai bilamana
menggunakan metode pengajaran yang
tepat guna. Sedangkan pembelajaran
menyiratkan danya interaksi antara
pengajar dengan peserta didik.
Menurut Oemar ( 2003 : 54 ),

pembelajar adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur – unsur
manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi
untuk
mencapai
tujuan
dari
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses belajar
yang memiliki asfek penting yaitu
bagaimana
siswa
dapat
aktif
mempelajari materi pelajaran yang
disajikan sehingga dapat dikuasai
dengan baik. Sedangkan menurut
Ahmadi dan Fiskha ( 2012 : 10 )
mengemukakan,

Pembelajaran
merupakan aktivitas yang sistematis

ISSN: 2615-4625

yang terdapat komponen – komponen
dimana masing – masing komponen
pembelajaran tersebut tidak bersifat
terpisah tetapi harus berjalan secara
teratur,
saling
tergantung,
komplementer dan berkesinambungan.
Disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan paling pokok
dalam keseluruhan proses pendidikan,
sebab berhasil tidaknya pendidikan
bergantung pada bagaimana proses
belajar seseorang terjadi setelah
berakhirnya
melakukan
aktivitas
belajar.
Tujuan
pembelajaran
merupakan komponen yang paling
penting yang harus ditetapkan dalam
proses pembelajaran yang mempunyai
fungsi sebagai tolak ukur keberhasilan
pembelajaran.
Tujuan
ini
pada
dasarnya merupakan rumusan tingkah
laku dan kemampuan yang harus
dicapai dan dimiliki peserta didik
setelah menyelesaikan pengalaman
dan kegiatan belajar dalam proses
pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan perangkat kegiatan belajar
mengajar yang direncanakan untuk
mencapai tujuan.
T. Raka Joni ( 1985 ) merumuskan
pengertian mengajar sebagai pencipta
suatu
system
lingkungan
yang
memungkinkan
terjadinya
proses
belajar. System lingkungan ini terdiri
dari komponen – komponen yang
saling mempengaruhi yaitu tujuan
instruksional yang ingin di capai, guru
dan peserta didik yang memainkan
peranan senada yang dalam hubungan
social tertentu, materi yang diajarkan,
bentuk kegiatan yang dilakukan serta
sarana dan prasarana belajar mengajar
yang tersedia. Perbuatan mengajar
merupakan perbuatan yang kompleks.
Mengajar
menuntut
keterampilan
tinggi karena harus mengatur berbagai
komponen dan menyelaraskannya

40 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode
Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi

Jurnal Elementaria Edukasia
Volume 1 No 1 Tahun 2018

untuk
terjadinya
proses
belajar
mengajar yang efektif.
Oleh karena para pendidik atau guru
harus pandai – pandai dalam
penerapan metode pengajaran yang
sesuai dengan materi pelajaran dan
tujuan yang ingin di capai ( Ahmad
1988 dalam Ginoto, 2006 ).
Banyak para ahli yang mendifinisikan
belajar diantaranya :
1. Belajar
menurut
pandangan
Skinner
Bahwa
merupakan
suatu
prilaku,saat orang belajar maka
responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya bila seseorang tidak
belajar maka responnya menurun (
Dimyati, 2002 : 9 )
2. Menurut Gagne
Belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat
stimulus lingkungan melewati
pengolahan informasi menjadi
kapabilitas baru ( Dimyati, 2002 :
10 ).
3. Menurut H.C Witherington dalam
bukunya Educational Psychology
belajar adalah proses perubahan
kepribadian seseorang sebagai pola
baru dari reaksi yang berupa
kecakapan,
sikap,
kebiasaan
kepribadian atau pengertian ( Lilis
1993 ).
Dalam kegiatan belajar mengajar,
peserta didik diharapkan selalu
diberi
kesempatan
untuk
berkembang agar bisa menjadi
manusia yang akhirnya bisa berdiri
sendiri dan apat bertanggungjawab
atas hidupnya nanti. Tetapi dalam
kegiatan belajar mengajar peserta
didik tidak selalu lancar seperti apa
yang diharapkannya. Sedangkan
kalau berpegang teori belajar J.
Pieget, bila kita menginginkan
perkembangan
mental
anak

ISSN: 2615-4625

tersebut harus diperkaya dengan
banyak pengalaman – pengalaman
belajar.
Belajar
menurut
Zoltan.P.Dienes ( 1989 : 36 ) system
pengajaran di sekolah dibuat
dalam
usaha
peningkatan
pengajarannya agar lebih mudah
dipelajari dan lebih menarik.
Demikian pula dengan adanya
perpustakaan
akan
dapat
membantu usaha belajar, dan ini
akan memebrikan pengaruh yang
besar
terhadap
pembentukan
materiil maupun pembentukan
formil bagi peserta didik. Oleh
karena itu setiap guru hendaknya
menyadari
betapa pentingnya
pengaruh alat – alat belajar itu
dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar. Disamping itu
guru mengetahui tentang kesulitan
– kesulitan peserta didik untuk
memiliki buku – buku paket, buku
– buku penunjang belajar lain yang
diperlukan.
Sehingga
dengan
fasilitas
yang
yang
cukup,
memadai prestasi belajar dalam
proses belajar mengajar bisa
tercapai sesuai dengan tujuan
pendidikan
yang
telah
direncanakan yaitu pendidikan
nasional. Jadi menurut pendapat
penulis antara penyediaan sarana
dan prasarana belajar dengan
prestasi belajar dalam proses
belajar mengajar sangat erat
hubungannya
karena
dengan
adanya sarana –sarana ataupun
alat – alat belajar yang memadai,
maka peserta didik cenderung
berhasil dalam belajar.
Pengertian Metode Inquiri
Menurut Philips ( dalam
Arnyana, 2007 : 39 ) mengemukakan,
Inquiri
merupakan
pendekatan

41 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode
Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi

Jurnal Elementaria Edukasia
Volume 1 No 1 Tahun 2018

pembelajaran yang dapat diterapkan
pada semua jenjang pendidikan.
Pembelajaran dengan pendekatan ini
sangat terintegrasi meliputi penerapan
proses sains yang menerapkan proses
berpikir logis dan berpikir kritis.
Senjaya, ( 2008 : 196 )
berpendapat
bahwa,
strategi
pembelajaran inquiri adalah rangkaian
kegiatan
pembelajaran
yang
menekankan pada proses berpikir
kritis dan analistis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu
maslah yang dipertanyakan. Menurut
Syaeful Sagala ( 2011 : 196 ). Metode
Inquiri
merupakan
metode
pembelajaran
yang
berupaya
menanamkan dasar – dasar berpikir
ilmiah pada diri peerta didik yang
berperan sebagai subyek belajar,
sehingga dalam proses pembelajaran
ini peserta didik lebih banyak belajar
sendiiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Aziz (
Ahmad, 2011 ) . Metode Inquri adalah
metede yang menenmpatkan dan
menuntut guru untuk membantu
peserta didik menemukan sendiri data,
fakta dan informasi tersebut dari
berbagai sumber agar dengan kegiatan
itu dapat memebrikan pengalaman
kepada peserta didik. Pengalaman ini
akan berguna dalam menghadapi dan
memecahkan masalah – masalah dalam
kehidupannya.
Berdasarkan
beberapa
pengertian
diatas
dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa
metode
pembelajaran Inquiri adalah suatu
metode
pembelajaran
yang
menekankan peserta didik dalam
memperoleh informasi dengan cara
proses berpikir logis dan analistis
untuk memecahkan suatu masalah.
Metode Penelitian

ISSN: 2615-4625

Pada
awalnya
penelitian
tindakan ( action reseach ) ini
diperkenalkan dalam bidang bisnis
byangb dilakukan di perusahaan –
perusahaan. Disamping dalam bidang
pendidikan, action research juga sering
digunakan dalam bidang – bidang lain.
Maka dari itu, untuk membedakan
dengan action reaseach dalam bidang
lain para peneliti pendidikan sering
menggunakan istilah “ Classroom
Action Research “ ( CAR ) Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) atau Classroom
Reasech
“.
Dalam
penelitian
pendidikan action reaserch tidak hanya
terbatas pada ruang kelas saja, tetapi
dimana saja guru bekerja atau
mengajar. Berikut ini disajikan batasan
PTK dari berbagai pandangan para ahli

Classroom
Action
Reaserch
merupakan kegiatan yang dilakukan
guru
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan kualitas mengajarnya
atau
kualitas
mengajar
teman
sejawatnya ( Hopkins, 1993 : 57 ).
Desain
penelitian
dalam
penelitian
ini
adalah
Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ). PTK adalah
penelitian tindakan yang dilaksanakan
oleh guru di dalam kelas. PTK pada
hahikatnya merupakan rangkaian riset
tindakan yang dilakukan secara siklik,
dalam rangka memecahkan masalah
sampai masalah itu terpecahkan.
Sesuai pendapat Dr. Karwono ( 1988 :
42 ) mendefinisikan PTK sebagai suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh
pelaku
tindakan,
untuk
meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan – tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas. Menurut Kurt
Lewin ( 1991 : 70 ), PTK terdiri dari
empat
komponen
yaitu
:
1).
Perencanaan ( Planning ), 2).Tindakan
(Acting), 3). Pengamatan (observing),
dan 4). Repleksi (replection). Hubungan

42 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode
Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi

Jurnal Elementaria Edukasia
Volume 1 No 1 Tahun 2018

meempat komponen itu di pandang
sebagai satu siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil belajar yang dilakukan
peserta
didik
pada
siklus
1
memperoleh nilai rata – rata dari data
pra tindakan yaitu 4.8 naik menjadi
74.2 pada siklus 1. Kemudian jika
dilihat dari jumlah peserta didik yang
nilainya mencapai KKM pada data
awal hanya 6 peserta didik atau 24%
menjadi 13 peserta didik atau 52%
pada
siklus
1.
Sehingga
ada
peningkatan jumlah peserta didik
sebesar 28%. Berdasarkan tes hasil
belajar siklus 1 masih ada 12 peserta
didik
yang
dinyatakan
belum
mencapai
KKM.
Penelitian
ini
dilakukan di SDN Balagedog I UPTD
Pendidikan Kecamatan Sindangwangi
Kabupaten Majalengka. Penelitian
terdiri dari 2 siklus. Masing – masing
siklus terdiri dari empat tahap yaitu
tahap perencanaan, pelaksanaan ,
observasi, dan repleksi. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VI
berjumlah
25
pesrta
didik.
Pengumpulan data yang dilakukan
melalui tes dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
dapat disarankan dalam melaksanakan
pembelajaran
melalui
penerapan
metode inquiri di kelas, sebaiknya guru
memberikan kesempatan pada peserta
didik kelas untuk bertanya dan
mengungkapkan kesan – kesan sebagai
perbaikan
pada
pembelajaran
berikutnya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan metode inquiri dapat
meningkatkan
pemahaman
dan
prestasi belajar siswa pada pelajaran

ISSN: 2615-4625

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) materi
cahaya dan sifat – sifatnya di kelas VI
SDN Balagedog I UPTD Pendidikan
Kecamatan Sindangwangi Kabupaten
Majalengka. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya
pemahaman
dan
prestasi belajar perserta didik pada
akhir siklus II mengalami peningkatan
yang signifikan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa metode inquiri
sangat baik untuk diterapkan pada
pembelajaran IPA di kelas VI Sekolah
Dasar.
Adapun Saran yang ingin
disampaikan penulis adalah :
1. Bagi Siswa, disarankan agar pesrta
didik terus mempelajari dan
berlatih IPA tentang cahaya dan
sifat – sifatnya agar semakin sering
berlatih maka cara berpikir dalam
menyelesaikan masalah juga akan
semakin cepat dan cerdas.
2. Bagi Guru, hendaknya guru
menggunakan
metode
inquiri
dalam mata pelajara IPA tentang
cahaya dan sifat – sifatnya.
3. Bagi
Sekolah,
agar
dapat
melengkapi sarana dan prasarana
penunjang
kegiatan
belajar
mengajar untuk pembelajaran IPA
entang cahaya dan sifat – sifatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, 2002. Belajar
dan Pembelajaran, Jakarta : Dit.
Pendidikan lanjutan pertama
Moleong, ( 2004 ), Metode Penenlitian
Kualitatif, Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Rusman
( 2012 ). Model – Model
Pembelajaran . PT. Raja Grapindo
Persada. Jakarta

43 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode
Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi

Jurnal Elementaria Edukasia
Volume 1 No 1 Tahun 2018

ISSN: 2615-4625

Sukamdinata Nana Syaodih ( 2008 ).
Metode Penelitian Pendidikan. PT.
REMAJA ROSDAKARYA
Sugiyono ( 2013 ) . Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif dan R & D . Bandung :
CV Alfabeta

44 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya Dan Sifat – Sifatnya Melalui Penggunaan Metode
Inquiri Pada Siswa Kelas VI SDN Balagedog I Kecamatan Sindangwangi - Kusnadi