PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DI SD NEGERI MAKMURJAYA IV KARAWANG

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

ISSN 2442-2470

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMELALUI PENGGUNAAN
MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DI SD NEGERI
MAKMURJAYA IV KARAWANG

Mahpudin
Universitas Majalengka
Mahpudin893@gmail.com

ABSTRAK
Artikel didasarkan pada hasil penelitian yang dilatarbelakangi oleh masih
rendahnya hasil belajar IPS di sekolah dasar. Kondisi ini banyak dipengaruhi oleh
proses belajar mengajar yang kurang efektif, pada saat menyampaikan materi ajar,
guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah sehingga timbul verbalisme
pada diri siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah alternatif yang dapat
meningkatkan mutu pembelajaran IPS di SDN Makmurjaya IV. Penggunaan
media audio-visual menjadi alternatif yang ditawarkan untuk memperbaiki
permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas

dengan desain Kemmis Mc. Taggart yang terdiri dari tiga siklus dengan setiap
siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Hasil
yang didapat dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa
pada materi kegiatan ekonomi di Indonesia setelah menggunakan media audiovisual. dengan menggunakan media audio-visual, materi yang diajarkan menjadi
lebih konkrit dan memberikan pengalaman yang mendekati pengalaman nyata
pada diri siswa sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.
Kata Kunci: Media audio-visual, Hasil Belajar, IPS

Pendahuluan
Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting bagi kehidupan
manusia, karena dengan pendidikan
dapat memberikan kontribusi positif
untuk perkembangan suatu bangsa.
Belajar merupakan kegiatan pokok
dari sebuah program pendidikan.
Proses
pembelajaran
akan
berpengaruh terhadapa pencapaian

sebuah tujuan pendidikan.Dimyati

dan
Modjiono
(2006:156)
mengemukakan bahwa “belajar
adalah suatu proses yang melibatkan
manusia secara perorangan sebagai
satu kesatuan organisme sehingga
terjadi perubahan pada pengetahuan,
keterampilan, dan sikap”. Hal
tersebut berarti bahwa belajar
melibatkan segala aspek yang ada
dalam diri manusia sehingga pada
akhirnya terjadi perubahan ke arah
yang lebih baik dalam segi

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

pengetahuan,

keterampilan.

sikap,

ISSN 2442-2470

dan

kondisi hidup manusia lainnya untuk
dapat mengalami semua pengalaman.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan suatu synthetic antara
disiplin ilmu pendidikan dan disiplin
ilmu sosial itu sendiri. Maka,
didalam pengembangan IPS tidak
saja didasarkan pada pengembangan
dari segi keilmuan semata melainkan
diarahkan
untuk

tujuan
pendidikan.Temuan yang menarik
perhatian yang dirasa pelu untuk
dikaji lebih mendalam adalah, proses
pembelajaran IPS yang terjadi di
dalam kelas sering kali menjadikan
IPS sebagai mata pelajaran yang
bersifat
hafalan.
Hal
ini
mengakibatkan pengalaman belajar
yang diterima siswa hanya berupa
pengalaman dengan kata-kata saja,
siswa menjadi hafal mengenai isi
dari pelajaran yang disampaikan
namun tidak begitu memahami
makna dari apa yang dia hafal, selain
itu informasi yang berupa kata-kata
saja cenderung kurang menarik dan

mudah dilupakan. Sebuah kata tidak
dengan sendirinya mengandung arti
tertentu bagi seseorang. Untuk itu,
pengalaman
nyata
merupakan
pengalaman belajar yang lebih
epektif untuk memberi suatu
pengertian karena pengalaman nyata
mengikut sertakan semua indera dan
akal. Akan tetapi karena keterbatasan
hidup manusia, tidak mungkin
manusia
mendapatkan
semua
pengalaman nyata yang langsung
dialami. Selain itu, manusia tidak
mungkin bisa hidup dengan pola dan

Oleh karena pengalaman nyata tidak

selalu dapat dihayati dan pengalaman
dengan kata-kata tidak selalu dapat
dimengerti, maka diperlukan sesuatu
untuk
dapat
menjembatani
permasalahan tersebut. Hal itu adalah
dengan
menggunakan
media
pembelajaran
audio-visual.
Penggunaan media audio-visual
dalam proses pembelajaran mampu
memberikan pengalaman belajar
yang mendekati kepada pengalaman
nyata kepada siswa sehingga
pengetahuan yang didapat tidak
hanya sebatas pengetahuan berupa
hafalan,

namun
siswa
dapat
mengetahui makna dari konsep
tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas,
maka dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian dalam rangka
memecahkan
permasalahan
pembelajaran IPSdi SD Negeri
Makmurjaya
IV
Kabupaten
Karawang
dengan
judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS
Melalui
Penggunaan

Media
Pembelajaran Audio-visual di SD
Negeri Makmurjaya IV Karawang”
Studi Literatur
PembelajaranIPS di Sekolah Dasar
Pembelajaran ialah membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar. Hamalik, dkk.
(2001:48) mengemukakan bahwa

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

“pembelajaran pada hakikatnya
merupakan
proses
komunikasi
transaksional yang bersifat timbal
balik, baik antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan hal tersebut, maka
pembelajaran merupakan komunikasi
yang terjadi antara guru dengan
siswa dalam sebuah lingkungan yang
sengaja dikelola untuk terjadinya
situasi belajar pada diri siswa
sehingga tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan.
IPS
sendiri
merupakan
penyederhanaan dari disiplin-disiplin
ilmu sosial, ideologi negara, dan
disiplin ilmu lainnya serta maslahmasalah soalial terkait, yang
diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan pada tingkat pendidikan
dasar dan menengah. Djahiri dan
Ma‟mun
(1978:2)

berpendapat
bahwa “IPS atau studi sosial konsepkonsepnya
merupakan
konsep
pilihan dari berbagai ilmu lalu
dipadukan dan diolah secara
didaktis-pedagogis sesuai dengan
tingkat
perkembangan
siswa”.
Sedangkan Somantri (2001:101)
berpendapat bahwa “ Istilah IPS
merupakan subprogram pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah,
maka lahirlah nama IPS”. Pendidikan
IPS memegang peranan penting
dalam upaya mewujudkan tujuan
pendidikan
nasiona,
karena

pendidikan IPS mengembangkan
potensi siswa menjadi manusia yang

ISSN 2442-2470

berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, sebagaimana
yang menjadi tujuan pendidikan
nasional juga merupakan tujuan
pendidikan IPS. Menurut Chapin dan
Messick (Susanto, 2014:10) bahwa
tujuan pembelajaran IPS dapat
dikelompokkan ke dalam enam
komponen, yaitu:
1. Memberi
pengetahuan
tentang pengalaman manusia
dalam bermasyarakat pada
masa lalu, sekarang, dan yang
akan datang.
2. Mengembangkan
keterampilan untuk mencari
dan mengolah informasi.
3. Mengembangkan nilai sikap
demokrasi
dalam
bermasyarakat.
4. Menyediakan
kesempatan
siswa untuk berperan serta
dalam kehidupan sosial.
5. Ditujukan pada pembekalan
pengetahuan, pengembangan
berpikir dan kemampuan
berpikir
kritis,
melatih
kebebasan keterampilan dan
kebiasaan.
6. Ditujukan kepada peserta
didik
untuk
mampu
memahami hal yang bersifat
konkret,
realistis
dalam
kehidupan sosial.
Sementara itu, Hasan (Supriatna,
2007:5) mengungkapkan bahwa
„tujuan pendidikan IPS dapat

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

dikelompokkan ke dalam tiga
kategori,
yaitu
pengembangan
kemampuan
intelektual
siswa,
pengembangan kemampuan dan rasa
tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat dan bangsa, serta
pengembangan diri siswa sebagai
pribadi‟. Mutaqin (2003:12-13)
mengungkapkan
bahwa
tujuan
pembelajaran IPS secara keseluruhan
membantu setiap individu untuk
meningkatkan
aspek
ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai keterampilan. Disamping
juga memenuhikebutuhan human
relationship, civic responsibility,
economic competence, dan thinking
ability.
Berdasarkan pemaparan di atas,
maka dapat dimaknai bahwa
pembelajaran IPS di sekolah dasar
merupakan interaksi dari berbagai
unsur pembelajaran dalam sebuah
lingkungan
yang
dirancang
sedemikian
rupa
untuk
mengembangkan
kemampuan
intelektual siswa, kemampuan dan
rasa tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, serta pengembangan diri
siswa. .
Media Audio-visual
Media media berasal dari bahasa
latin “Medius” yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau
pengantar.Hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan Heinich (Azhar,
2009: 4) „istilah medium sebagai
perantarayang mengantar informasi

ISSN 2442-2470

antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, film, foto, radio, rekaman
audio, gambar yang diproyeksikan,
bahan-bahan cetakan dan sejenisnya
adalah
media
komunikasi.‟
Pengertian media dalam kegiatan
pembelajaran
menurut
Briggs(Hernawan, 2007:4) adalah
„Sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti buku,
film,
video,
slide,
dan
sebagainya.‟Secara umum media
dapat dibedakan menjadi media
visual, media audio, dan media
audio-visual.
Media
audio-visual
merupakan
kombinasi audio dan visual atau
biasa disebut media pandang-dengar.
Penggunaan media audio-visual akan
semakin
melengkapi
dan
mengoptimalkan penyajian bahan
ajar kepada para siswa, selain dari itu
media ini dalam batas-batas tertentu
dapat juga menggantikan peran dan
tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak
selalu berperan sebagai penyaji
materi (teacher) tetapi karena
penyajian materi bisa diganti oleh
media audio-visual, maka pern guru
bisa beralih menjadi fasilitator
belajar
yaitu
memberikan
kemudahan bagi para siswa untuk
belajar. (Hernawan, dkk., 2007: 34).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas merupakan salah satu

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

ISSN 2442-2470

upaya guru dalam bentuk berbagai
kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan
mutu
pembelajaran
di
kelas.
Wardani,
dkk.
(2006:14)
mengemukakan bahwa “Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya melalui refleksi diri, dengan
tujuan memperbaiki kinerja sebagai
guru sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
Desain
penelitian

tindakan kelas yang digunakan
mengacu kepada desain Kemmis dan
Mc. Taggart, yaitu model siklus yang
dilakukan secara berulang dan
berkelanjutan yang meliputi tahap
perencanaan (plan), pelaksanaan
(act), observasi (observe), dan
refleksi (reflect).
Berikut merupakan alur PTK desain
Kemmis dan Mc. Taaggart.

Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus 1

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan
Perencanaan

Siklus 2

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan
Perencanaan

Siklus 3

Pengamatan

Refleksi

Gambar1 Alur PTK Desain Kemmis & Mc. Taggart

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

1. Perencanaan
Pada tahap perencanaanini
peneliti menyusun Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
dengan
melihat
kurikulum yang digunakan,
menganalisis materi yang nanti
akan
diberikan,
kemudian
menentukan Kompetensi Dasar
(KD) yang akan di ajarkan,
menyiapkan sumber belajar
berupa buku paket kelas V.
Menentukan
model
pembelajaran,
menyusun
instrumen penilaian. Hal ini
dilakukan agar pada saat
pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat baik mengenai
penggunaan
metode
pembelajaran,
penggunaan
media
pembelajaran,
dan
perangkat pembelajaran lainnya.
3. Observasi
Pada kegiatan observasi
peneliti mengamati siswa yang
sedang melakukan pembelajaran
dengan media audio-visual.

ISSN 2442-2470

Mengamati keaktifan siswa,
kerja sama siswa, kekompakan.
Observasi ini juga mengamati
bahwa
pembelajaran
harus
sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, sehingga peneliti
mengetahui apakah ada kendala
atau tidak.
4. Refleksi
Pada tahapan ini peneliti
melakukan evaluasi dengan
memberikan instrumen penilaian
berupa tes lisan maupun tertulis.
Tes ini dimaksudkan untuk
mengetahui
sejauh
mana
ketercapaian hasil belajar siswa
dengan media audio-visual
Adapun
pelaksanaan
penelitian
dilakukan di SD Negeri Makmurjaya
IV Kecamatan Jayakerta Kabupaten
Karawang. Dengan subjek penelitian
adalah seluruh siswa kelas V SDN
Makmurjaya IV.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada setiap siklusnya
mengalami peningkatan yang cukup
memuaskan, data hasil belajar pada
pra siklus, siklus I, siklus II, dan
siklus III disajikan dalam Tabel 1
berikut:

Tabel 1
NilaiHasil Belajar Siklus I,II,dan III

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kode
Siswa

s1
s2
s3
s4
s5
s6
s7
s8
s9
s 10
s 11
s 12
s 13
s 14
s 15
s 16
s 17
s 18
s 19
s 20
Jumlah
Rata-rata

ISSN 2442-2470

Niai
Pra
Siklus Siklus
Siklus
I
II
40
60
60
80
80
95
40
60
70
20
45
60
60
80
85
60
60
65
40
55
60
60
80
80
40
50
65
35
45
50
40
65
65
35
50
55
60
60
65
55
70
70
45
65
70
60
60
70
40
70
75
20
50
60
50
60
60
45
60
65
925
1225
1345
46,25 61,25
67,25

Sebelum
menggunakan
media
audio-visual, hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS pokok bahasan
kegiatan ekonomi di Indonesia belum
mencapai tingkat yang dikatakan
berhasil atau optimal. hal ini bisa
terlihat dari nilai rata-rata pra siklus
siswa yang masih rendah yaitu 46,25.
Setelah diterapkan pembelajaran
dengan menggunakan media audiovisual, hasil tes pada setiap siklus

Siklus
III
80
100
80
75
85
70
70
85
70
65
70
65
70
80
70
70
80
70
70
75
1500
75

mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari rata-rata hasil belajar
siswa pada siklus I sebesar 61,25.
meningkat menjadi 67,25 di siklus II,
dan menjadi 75 pada siklus III.
Supaya lebih mudah dipahami,
berikut disajikan peningkatan hasil
belajar siswa pra siklus, siklus I,
siklus II, dan siklus III dalam bentuk
diagram pada Gambar 2 berikut:

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

ISSN 2442-2470

Nilai Rata-Rata
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 2
Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan
pada
saat
proses
pembelajaran. terlihat respon yang
cukup baik
dari siswa, siswa
menjadi lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran. terlebih lagi
media audio-visual dapat membawa
siswa mendapatkan pengalaman
yang mendekati pengalaman nyata
sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi ajar.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilaksanakan,
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebelum menggunakan media
audio-visual dalam pembelajaran
IPS, skor rata-rata hasil belajar
siswa kelas V SDN Makmurjaya
IV
Kecamatan
Jayakerta
Kabupaten Karawang mengenai
pokok
bahasan
kegiatan
ekonomi di Indonesia masih

rendah. Hal ini terlihat dari
kondisi awal hasil belajar siswa
pada pra siklus rata-rata skor
hasil belajar hanya sebesar
46,25. Nilai tersebut masih
dibawah KKM.
2. Proses pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual cukup baik. Selama
pembelajaran berlangsung siswa
antusias
untuk
mengikuti
pelajaran dengan baik, motivasi
mereka
meningkat
karena
mereka lebih dapat memaknai
materi ajar yang disampaikan.
3. Setelah menggunakan media
audio-visual, jika dilihat dari
hasil belajar siswa rata-rata skor
hasil belajar siswa mengalami
peningkatan
pada
setiap
siklusnya. Dari pra siklus
dengan rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 46,25, siklus I
rata-rata hasil belajar siswa

Jurnal Cakrawala Pendas Vol 2 No 1

61,25 meningkat di siklus II
menjadi 67,25 lalu mengalami
peningkatan lagi di siklus III
menjadi
75.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
penggunaan media audio-visual
epektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, membuktikan bahwa
media audio visual efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Saran yang dapat peneliti sampaikan
adalah Guru diharapkan dapat
melakuka terobosan-terobosan baru
yang dapat menggugah minat belajar
siswa seperti dalam penggunaan
media pembelajaran sehingga dapat
menghasilkan kualitas pembelajaran
yang memuaskan.
Penelitian yang dilakukan terbatas
pada penggunaan media audio-visual
pada kelas V Sekolah Dasar, mata
pelajaran IPS materi kegiatan
ekonomi di Indonesia. Untuk itu
perlu dilakukan penelitian yang
menjadi tindak lanjut dari penelitian
ini, yaitu penggunaan media audiovisual pada tingkatan usia yang
berbeda dan pada materi ajar yang
berbeda.

ISSN 2442-2470

Depdiknas.
(2006).
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. (2006).
Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. (1980). Pendekatan
Baru
strategi
Belajar
Mengajar
Berdasarkan
CBSA. Jakarta: Sinar Baru
Algesindo.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hernawan, dkk. (2007). Media
Pembelajaran Sekolah dasar.
Bandung: UPI PRESS.
Somantri,M.N. (2001). Menggagas
Pembaharuan
Pendidikan
IPS. Bandung: UPI Bekerja
Sama dengan PT. Remaja
Rosdakarya.
Supriatna,
N.,
dkk.
(2007).
Pendidikan IPS di SD.
Bandung: UPI PRESS.
Susanto, A. (2014). Pengembangan
Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana.

Daftar Pustaka
Azhar,

A.
(2009).
Media
Pambelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada

Wardani, W., dkk. (2006). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.