PENGHITUNGAN BURUNG-AIR DI INDONESIA

Bagian dari Kegiatan Asian Waterbird Census 2007

Laporan Teknis

PENGHITUNGAN BURUNG-AIR
DI INDONESIA

Oleh: Ferry Hasudungan

Indonesia Programme

PENGHITUNGAN BURUNG-AIR
DI INDONESIA
Bagian dari Kegiatan Asian Waterbird Census 2007

Mei, 2007

Indonesia Programme

Tim Produksi


Penyusun

: Ferry Hasudungan

Penyunting

: Yus Rusila Noor

Desain & Tata letak

: Triana & Ferry Hasudungan

Foto-foto

: Ferry Hasudungan

© Wetlands International - Indonesia Programme, 2007

Dokumen ini dapat diperoleh di:
Wetlands International - Indonesia Programme

Jl. Ahmad Yani No. 53. Bogor 16161
PO. Box 254/Boo Bogor 16002
Telp: +62 251 312189, Tel/Fax: +62 251 325755
E-mail: publication@wetlands.or.id

Saran Kutipan:
Hasudungan, F. 2007. Penghitungan Burung-air di Indonesia: Bagian dari Kegiatan Asian Waterbird
Census 2007. Laporan Teknis. Wetlands International - Indonesia Programme, Bogor.

Kontributor AWC 2007 di Indonesia
Para pengamat 1 di Muara Angke, DKI Jakarta:
Imanuddin (Flora & Fauna Indonesia), Ady Kristanto (Jakarta Birdwatching Community), Putri
Rani S, Rindita, Putri KW, Isluyandari (KPB Nycticorax), Ujang, Ike Naya Silana,
Ruskomalawati, Sartika, Dimas Haryo, Didu, Fitri, Ika Rani S, Riri Rafiani, Alex Sumadijaya,
Debbie, Agung Sedayu, Titis, Asep Koswara & Edy Sutrisno.
Kelompok Organisasi 2 pengamat di Bagan Percut - Medan, Sumatera Utara:
BIOPALAS USU, GMPA-ITM, GEMPAHR-STT Harapan, GEMAPALA Sastra USU, GURKHA,
GP4 Percut, KSRM Paluh, HIMABIO FMIPA USU dan, YAYASAN AKASIA Indonesia.
Para pengamat 3 di Pesisir utara Banten & Pulau Dua, Banten:
Teguh Lestiyanto & Nova Fajarianty (BIODESA), Umar & Madsahi (BKSDA Jabar - Sie Serang),

Anang, Romi, Aris, Pendrianto & Putera (Biologi - Universitas Al-Azhar Jakarta), Ferry
Hasudungan.
KEPAK SAYAP - Birdwatching Club
Hary Susanto (Balai Taman Nasional Karimun Jawa)
Karyadi Baskoro & Dwi Putranto (Lab. Ekologi, Jurusan Biologi - FMIPA, Universitas
Diponegoro – Semarang)
Niken Condrowati (PMPA Kompos Fakultas Pertanian Universitas Negeri Surakarta)
Moh. Anis Utomo, dkk. (BIONIC UNY, HIMABIO FMIPA – Universitas Negeri Yogyakarta)
Iwan Londo & Yuwana Peksa Hutama (Anak Burung)
Mark Schellekens (Holland-Flores)
Nur Shofie Yuliarti (PEKSIA-Unair)
Yayasan Perlindungan & Pemberdayaan Lingkungan (YPPL/ECODEF)
Muhammad Iqbal & Ismael (KPB SOS – Palembang)
Wahyu Hernawan, Umar Istiqoroh, I. Reza Lubis, Nasrul Ichsan & Ferry Hasudungan
(Wetlands International - Indonesia Programme)
Pieter van Eijk (Wetlands International – Netherland)

1

Melakukan pengamatan bersama di SM Muara Angke dan sekitarnya, 7 Januari 2007

Melakukan pengamatan bersama di Bagan Percut, pada tanggal 21 Januari 2007
3
Melakukan pengamatan di Pesisir Utara Propinsi Banten dan Cagar Alam Pulau Dua, 26 Januari 2007.
2

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

ii

Ringkasan
Asian Waterbird Census (AWC) merupakan suatu kegiatan pemantauan burung air tahunan
yang bersifat sukarela. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Wetlands International, yang
menjadikannya suatu perangkat bagi upaya konservasi bagi burung-air serta lahan basah
sebagai habitatnya. Kegiatan ini berjalan bersama-sama dengan sensus internasional yang
meliputi wilayah Afrika, Eropa, Asia Tengah & Barat, dan Amerika Latin, dibawah payung
International Waterbird Census (IWC). Secara global sensus dilaksanakan secara serentak
pada minggu kedua sampai ketiga bulan Januari. Untuk tahun ini, kegiatan di Indonesia telah
dilakukan pada tgl 7 - 28 Januari. Sebanyak 36 berkas laporan hasil pengamatan telah diterima
di meja koordinator hingga Mei 2007. Dari hasil tersebut, diperoleh data dari 27 lokasi di 10
propinsi di Indonesia. Total sebanyak 16.286 ekor burung-air terhitung, jumlah tersebut

tergolong dalam 67 species. Sebanyak 46 orang berpartisipasi dari dalam pelaksanaan
kegiatan sensus ini, baik secara perorangan maupun juga atas nama organisasi (tercatat 11
lembaga yang mengirimkan laporan atas nama organisasi). Hasil ini masih belum
menggambarkan kondisi burung-air di Indonesia baik jenis maupun populasi, mengingat daerah
yang terlingkup dalam kegiatan ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan daerah lahan
basah yang menjadi habitat bagi burung-burung air di Indonesia.

Summary
The Asian Waterbird Census (AWC) is an annual voluntary waterbird monitoring activities. This
event coordinated by Wetlands International, which use as a tool for conservation efforts on
waterbird and wetlands as their habitat. The AWC runs parallel with other waterbird census
carried out in Africa, Europe, Central and West Asia, Latin America, under the umbrella of the
International Waterbird Census (IWC). Globally census held simultaneously during the second
and third weeks of Januari. This year, in Indonesia census was held from 7th to 28th January. Up
to May 2007, total of 36 sheet reports has been accepted by national coordinator. Data of 27
sites from ten provinces were covered. Total of 67 species of waterbirds totalling 16.286 were
recorded. 46 volunteers participated in this event, individually or as an organization (11
organizations recorded their participation). This result not yet represent waterbird status in
Indonesia, cause sites that covered by AWC 2007 still very limited compared to large area of
wetland sites as habitat for waterbird in Indonesia.


Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

iii

Daftar Isi
Halaman
TIM PRODUKSI ............................................................................................ ………

i

KONTRIBUTOR .......................................................................................................

ii

RINGKASAN & SUMMARY .....................................................................................

iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................


iv

DOKUMENTASI FOTO ............................................................................................

v

I

PENDAHULUAN .............................................................................................

1

II

METODOLOGI ...............................................................................................

2

III


HASIL ..............................................................................................................

3

IV

KESIMPULAN, EVALUASI DAN SARAN ......................................................

8
10

PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir AWC 2007 ..............................................................................

11

Lampiran 2. Daftar Lokasi .........................................................................................


13

Lampiran 3. Daftar Jenis Burung-air yang terhitung..................................................

14

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

iv

Dokumentasi Foto

Cangak abu (Ardea cinerea) dan kondisi habitatnya di Muara Angke yang tercemar oleh
sampah yang dibawa aliran sungai dari arah hulu dan menumpuk di muara sungai.

Pelaksanaan kegiatan di Muara Angke yang bekerjasama dengan FFI, menarik
perhatian media: yang terjun langsung untuk meliput kegiatan di SM Muara Angke, HL
& TWA. Muara Angke.

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007


v

Pengamatan di persawahan di Desa Sawah Luhur, Kec. Kasemen (kiri) dan ke arah persawahan
di Teluk Naga, Tanggerang (kanan) - Provinsi Banten.

Berkas data yang dikirikan
melalui pos, sebagian data
juga dikirim dalam bentuk
soft-file melalui surat
elektronik (e-mail).

Penyampaian hasil kegiatan
dalam Presentasi yang
diselenggarakan oleh Kelompok
Pengamat Burung (KPB)
NYCTICORAX - Universitas
Negeri Jakarta.

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007


vi

Pendahuluan
Asian Waterbird Census (AWC) merupakan suatu skema yang terkoordinasi secara internasional
untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai burung-air dan lahan basah.
Skema ini telah dilakukan sejak tahun 1987 dibawah koordinasi Wetlands International
(sebelumnya Asian Wetlands Bureau/AWB dan International Waterfowl and Wetlands Research
Bureau/IWRB). AWC dilaksanakan setahun satu kali, selama minggu ke-2 hingga ke-3 bulan
Januari, berlangsung secara paralel dengan sensus burung-air lainnya di Afrika, Europa, Asia
tengah dan Barat serta Amerika Latin, dibawah payung koordinasi International Waterbird
Census (IWC) (Li and Mundkur, 2004)
Di Indonesia, AWC dikoordinasi oleh Wetlands International Indonesia Programme, dan telah
mulai dilakukan sejak tahun 1987 (dulu Asian Wetland Bureau/AWB) hingga saat ini.
TUJUAN
Secara umum, tujuan dari AWC adalah:
ˆ

Menyiapkan dasar untuk memperkirakan populasi burung-air,

ˆ

memantau perubahan-perubahan jumlah dan distribusi burung-air secara teratur,
membakukan penghitungan pada daerah yang mewakili lahan basah,

ˆ

meningkatkan pengetahuan terhadap jenis-jenis burung-air serta lahan basah yang masih
sedikit diketahui,

ˆ

mengidentifikasi dan memantau lokasi-lokasi yang termasuk dalam kualifikasi lahan basah
yang penting secara international berdasarkan Konvensi Ramsar,

ˆ

menyediakan informasi bagi status konservasi dari jenis-jenis burung-air untuk digunakan
dalam kesepakan internasional,

ˆ

meningkatkan pemahaman serta kepedulian terhadap burung air dan lahan basah sebagai
habitatnya di tingkatan lokal, nasional dan international.

Secara khusus untuk mengamati ada tidaknya keterkaitan antara wabah flu-burung dengan
sebaran burung-air, pada AWC 2007 di Indonesia, Koordinator Nasional menyisipkan beberapa
pertanyaan untuk mengumpulkan informasi dasar berkaitan dengan sebaran wabah flu burung.
ORGANISASI
Sensus ini secara umum dilakukan oleh para sukarelawan dari berbagai latar belakang bidang.
Pada tingkat nasional, sensus dikoordinasi oleh satu (atau lebih) koordinator. Pada negaranegara yang tidak memiliki koordinator, informasi/data dikirim langsung kepada Wetlands
International oleh para sukarelawan di lapangan.

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

1

Metodologi
RUANG LINGKUP
Lingkupan geografis: daerah yag terlingkup dalam jangkauan AWC adalah : Asia Selatan, Asia
Tenggara, Australasia (Australian, New Zealand dan pulau-pulau disekitarnya) serta bagian timur
Russia. Indonesia yang termasuk dalam wilayah Asia Tenggara, cakupan wilayahnya meliputi 33
provinsi yang ada, mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga bagian paling timur, Papua.
Lingkupan lokasi: seluruh jenis lahan basah baik alami maupun buatan manusia, termasuk
didalamnya : sungai, danau, bendungan, kolam, rawa air-tawar, mangrove, dataran lumpur (mudflat), terumbu karang, persawahan.
Lingkupan spesies: seluruh jenis burung-air yang secara teratur ditemukan di daerah lahan basah,
termasuk diantaranya: titihan, pecuk, pelican/undan, cangak, kuntul, bangau, ibis, paruh sendok,
bebek, angsa, mandar, burung-pantai, camar, dara-laut. Sebagai jenis tambahan, jenis-jenis
burung-pemangsa (raptors), raja udang dan burung lain yang bergantung pada lahan basah juga
dicatat.
PENGUMPULAN DATA
Sebagai awal kegiatan, koordinator nasional akan menyampaikan undangan 4 dan formulir (lihat
gambar/skema dibawah). Data penghitungan burung-air dan informasi lokasi dicatat dalam formulir
sensus yang telah dibakukan (Lampiran 1.). Satu penghitungan dilakukan untuk setiap lokasi.
Informasi tersebut kemudian dikirimkan kepada koordinator nasional atau regional.
Hasil pengamatan yang masuk kemudian diperiksa, apabila terdapat hasil pengamatan yang
memerlukan klarifikasi lebih lanjut, maka Koordinator Nasional melakukan komunikasi dengan
penyumbang data tersebut. Setelah pengumpulan data, dan analisa dilakukan penyusunan
sebuah laporan nasional (country report), informasi ini kemudian dapat disebarkan secara luas
untuk penggunaan nasional dan lokal. Informasi ini juga dikirimkan kepada Wetlands International
untuk dikumpulkan menjadi suatu database regional. Laporan-laporan regional dan analisa yang
dihasilkan kemudian disebar-luaskan, dalam bentuk publikasi Waterbird Population Estimate.
Gambar 2.1 Skema penyebaran dan pengumpulan informasi AWC
1
Informasi &
formulir

Koordinator
Nasional

4

Koordinator
Asia &
Australasia
Koordinator
Afrika

3
Koordinator
Eropa

Kontributor
Data

Data hasil
observasi
2

5

Waterbird
Population
Estimate

Koordinator
Amerika

4

Pada tahun ini, Koordinator Nasional di Indonesia menyebarkan sekitar 1.000 undangan dan formulir, atas nama
individu atau organisasi. Pengiriman dilakukan bersamaan dengan pengiriman Warta Konservasi Lahan Basah. Selain
penyebaran informasi melalui lembaran tercetak, informasi juga disampaikan dalam bentuk soft-file yang disebarkan
melalui surat elektronik (e-mail) kepada individu-individu atau kelompok/milist (IdOU, SBI dan burung-pantai).

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

2

Hasil
3.1

Peserta Sensus

Sampai dengan akhir bulan Mei 2007, terkumpul sebanyak 36 lembar formulir hasil sensus.
Berdasarkan data tersebut, tercatat total pengamat yang turut serta dalam kegiatan ini sebanyak
46 orang pengamat serta 11 organisasi yang tidak menyebutkan nama individu/pengamatnya.
Latar belakang pengamat umumnya dari akademisi (dosen & mahasiswa) biologi/kehutanan,
kelompok pengamat burung setempat, anggota/ staf lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang
bergerak di bidang lingkungan, pengamat luar negeri yang kebetulan berada di Indonesia serta
staf lembaga pemerintah di bidang konservasi.
3.2

Lokasi Sensus, Kondisi & Tipe Habitat

Total sejumlah 27 lokasi penghitungan tercatat dari 10 provinsi, yaitu: Nanggroe Aceh
Darusalam (NAD), Sumatera Utara (SUMUT), Sumatera Selatan (SUMSEL), Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi
Selatan (SULSEL). Beberapa lokasi dilaporkan lebih dari 1 kali (Wonorejo, Jawa Timur; Sayung
dan Kaliwungu di Jawa Tengah). Untuk memperkecil bias penghitungan jumlah individu di lokasi
tersebut, data penghitungan yang dimasukan hanya temuan terbesar saja (untuk masing-masing
jenis).

Percut, SUMUT
Pulot, NAD

SUMSEL

DKI Jakarta
BANTEN

Wonorejo,
Jawa Timur

SULSEL

Jawa Tengah
Jawa Barat

NTB

Sumber Peta Dasar: GoogleEarth, diunduh pada tanggal 12 April 2007

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

3

Sebagian besar tipe lahan basah yang dilaporkan adalah berupa daerah pantai, tambak dan
persawahan. Gambar dibawah menunjukkan presentase dari tipe lahan basah yang menjadi
areal sensus.
Tipe Lahan Basah (%)
14 .2 9

Persawahan
3 .57

irigasi
Waduk

7.14

Rawa

7.14

Danau

7.14

Tambak

14 .2 9
7.14

M angrove

10 .71

M uara

17.8 6

Pantai
10 .71

Lainnya
0.00

3.3

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

Tipe dan Cakupan Survey
Tidak
tercatat, 4.17
T ip e sur vey

berperahu,
8.33

Campuran,
37.50

berjalan ,
50.00

Para pengamat melakukan pengamatan dengan
berjalan kaki (50 %), sebagian lain menggunakan
cara campuran antara kendaraan darat/air
(perahu/boat) dan berjalan kaki (37.5%),
sementara yang secara khusus menggunakan
boat: 8.33 %. Hasil ini, secara tidak langsung
dapat menunjukkan bahwa sebagian besar
daerah yang dikunjungi merupakan daerahdaerah yang relatif mudah dijangkau, bahkan
dengan berjalan kaki. Daerah-daerah lahan
basah lain yang potensial sebagai habitat
burung-air baik yang penetap maupun yang
bermigrasi relatif tidak mudah dijangkau dan
membutuhkan sarana transportasi air.

Cakupan Survey

Cakupan Survey: sebagian besar pengamat
hanya dapat mencakup 25-50% dari areal
pengamatannya yang menjadi habitat
burung-air yang dihitung. Berdasarkan
pengamatan serta hasil komunikasi dengan
para pengamat: aksesibilitas, keterbatasan
waktu serta dana cenderung menjadi faktor
yang mempengaruhinya, sehingga pengamat
tidak dapat melakukan pengamatan dan
penghitungan untuk keseluruhan areal
pengamatannya.

Tidak tercatat
100%

21.74
4.35

75-99%
50-75%

13.04

8.70

25-50%
up to 25%
0.00

43.48

8.70

10.00

20.00

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

30.00

40.00

50.00

4

3.4
Perlindungan dan Ancaman
Sebagian kecil (12.5%) dari seluruh lokasi sensus yang diketahui merupakan wilayah yang
dilindungi oleh pemerintah Indonesia, 8.3% dilindungi secara adat. Sebagian besar lainnya
statusnya tidak diketahui (37.5%), demikian juga daerah yang tidak dilindungi (37.5%).
Status Perlindungan Daerah Sensus

Tidak Tahu

37.50

Tidak dilindungi

37.50

Pribadi

4.17
8.33

Adat

12.50

Pemerintah
0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

Lokasi sensus yang merupakan areal konservasi adalah: Suaka Margasatwa Muara Angke dan
Taman Nasional Karimun Jawa, ini hanya sebagian kecil dari total sebanyak 55 Suaka
Margasatwa, dan 41 taman nasional yang terdapat di Indonesia (Anonim, 2003). Teramati dari
hasil ini bahwa peranserta dari pengelola kawasan dalam AWC masih sangat terbatas, dan
penting untuk terus ditingkatkan. Mengingat data hasil AWC ini dapat digunakan dalam prioritas
pelestarian terutama kawasan yang berupa lahan basah.
Ancaman & Potensial Ancaman
Ancaman yang umum dilaporkan dari areal sensus tahun ini cukup banyak dan bervariasi yaitu
sejumlah 17 macam ancaman. Dari jumlah tersebut, limbah domestik tercatat paling banyak
dilaporkan yaitu 14,12 % kemudian penangkapan ikan sekala kecil (10.59%) sementara
reklamasi dan perburuan tercatat dalam jumlah yang sama (9.41 %). Penggunaan pestisida
juga menjadi potensial ancaman di beberapa daerah sensus (7.06 %).
Pariw isata
Pembangunan Dam

5.88
1.18

Reklamasi sebagian

9.41

Perburuan

9.41
10.59

Penangkapan ikan
tumpahan minyak

2.35

Limbah Industri

4.71

Limbah padat

4.71

Penebangan

4.71
2.35

Penggunaan Pupuk
Pestisida

7.06

Limbah Domestik

Eutrofikasi

2.35

Pertumbuhan berlebih

2.35

Sedimentasi

5.88
7.06

Tidak diketahui
0.00

14.12

5.88

Pertanian

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

14.00

16.00

5

3.5

Jumlah dan Jenis Burung-air yang disensus

Total sejumlah 16.286 individu burung-air terhitung dalam rangkaian kegiatan ini. Jumlah individu
burung-air terbanyak terhitung di wilayah Jawa Tengah yaitu sebanyak 8.225 individu, disusul
Jawa Timur (3.584) dan Banten (2.636). Jumlah individu tersebut tergolong dalam 67 jenis, atau
sekitar 35 % dari jumlah jenis burung-air yang tercatat (pernah) ditemukan di Indonesia.
Jumlah Burung-air terhitung di setiap provinsi
219

Sulaw esi Selatan

41

NTB

3584

Jaw a Timur

8225

Jaw a Tengah
195

Jaw a Barat

2636

BANTEN
408

DKI Jakarta
61

Sumatera Selatan

908

Sumatera Utara
9

NAD
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Sejumlah 67 jenis burung-air tercatat dan terhitung dalam rangkaian sensus ini. Kuntul Kerbau
Bubulcus ibis, sebanyak 6.841 individu merupakan jenis yang paling banyak terhitung, disusul
Blekok Sawah Ardeola speciosa (1.482) dan Kuntul Kecil (1045). Grafik dibawah menunjukan 10
jenis burung-air yang terbanyak terhitung dalam AWC 2007. Data jenis selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Sepuluh Jenis Burung-air yang paling banyak terhitung
257

Nycticorax nycticorax

407

Limosa lapponica
Ardea alba

571

Calidris canutus

580

Calidris tenuirostris

650

Chlidonias hybridus

650
808

Numenius phaeopus

1045

Egretta garzetta

1482

Ardeola speciosa

6841

Bubulcus ibis
0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

7000

6

3.6

Burung-air yang dilindungi

Dari 67 jenis burung-air tercatat dan terhitung dalam rangkaian sensus ini, 18 jenis diantaranya
termasuk jenis yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia (Peraturan Pemerintah RI No. 7
Tahun 1999 dalam Noerjito dan Maryanto, 2001). Tiga jenis diantaranya yaitu: Kuntul Cina
Egretta eulophotes, Bangau Bluwok Mycteria cinerea, Bangau Tongtong Leptoptilos
javanicus juga merupakan spesies yang terancam kepunahan kategori rentan (Vulnerable)
menurut IUCN Red List (IUCN, 2006). Bluwok juga termasuk ke dalam App. I - CITES, yang
berarti spesies ini termasuk kelompok yang terancam kepunahannya sehingga dilarang
memperjual-belikan spesies ini kecuali pertukaran untuk kebutuhan non-komersial, oleh institusi
penelitian (UNEP-WCMC, 2007).
Burung-air yang dilindungi dan atau terancam kepunahan

Nama Indonesia

Nama Inggris

IUCN

Nama Ilmiah

CITES

No.

Perlindungan
Indonesia

Status

18

1

8

1

Anhinga melanogaster

Pecuk ular

Oriental Darter

P

-

NT

2

Pelecanus conspicillatus

Pelican

Australian Pelican

P

-

-

3

Ardea alba

Kuntul besar

Great Egret

P

-

-

4

Egretta intermedia

Kuntul perak sedang

Intermediate Egret

P

-

-

5

Egretta garzetta

Kuntul kecil

Little Egret

P

-

-

6

Egretta eulophotes

Kuntul cina

Chinese Egret

P

-

VU

7

Egretta sacra

Kuntul karang

Reef Egret

P

-

-

8

Bubulcus ibis

Kuntul kerbau

Cattle Egret

P

-

-

9

Mycteria cinerea

Bangau bluwok

Milky Stork

P

App. I

VU

10

Ciconia episcopus

Bangau
sandanglawe

Woolly-necked Stork

P

-

-

11

Leptoptilos javanicus

Bangau tongtong

Lesser Adjutant

P

-

VU

12

Plegadis falcinellus

Ibis roko-roko

Glossy Ibis

P

-

-

13

Threskiornis melanocephalus

Ibis pelatuk-besi

Black-headed Ibis

P

-

NT

14

Charadrius javanicus

Cerek jawa

Javan Plover

-

-

NT

15

Numenius phaeopus

Gajahan pengala

Whimbrel

P

-

-

16

Numenius arquata

Gajahan besar

Eurasian Curlew

P

-

-

17

Limosa limosa

Biru-laut ekor-hitam

Black-tailed Godwit

-

-

NT

18

Limosa lapponica

Biru-laut ekor-blorok

Bar-tailed Godwit

-

-

NT

19

Sterna hirundo

Dara-laut biasa

Common Tern

P

-

-

20

Sterna albifrons

Dara-laut kecil

Little Tern

P

-

-

21

Sterna bergii

Dara-laut jambul

Great Crested Tern

P

-

-

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

7

Kesimpulan, Evaluasi & Saran
KESIMPULAN


Duapuluh tujuh (27) lokasi (sites) penghitungan tercatat, yang secara adminitratif termasuk
ke dalam 10 provinsi, yaitu: Nanggroe Aceh Darusalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara
Barat dan Sulawesi Selatan.



Sebanyak 46 orang (baik secara individu maupun organisasi) serta 11 organisasi yang
tidak menyebutkan nama individu/pengamatnya turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.



Sebanyak 16,286 individu burung-air yang tergolong kedalam 67 jenis, tercatat dan
terhitung dalam rangkaian sensus ini, 18 jenis diantaranya termasuk jenis yang dilindungi
oleh undang-undang di Indonesia (Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 dalam
Noerjito dan Maryanto, 2001). Tiga jenis diantaranya yaitu: Kuntul Cina Egretta
eulophotes, Bangau Bluwok Mycteria cinerea, Bangau Tongtong Leptoptilos javanicus
juga merupakan spesies yang terancam kepunahan kategori rentan (Vulnerable) menurut
IUCN Red List (IUCN, 2006). Bluwok juga termasuk ke dalam App. I CITES.



Daerah yang berhasil tercakup dalam kegiatan ini masih sangat sedikit bila dibandingkan
dengan daerah-daerah lahan basah penting yang banyak dan luas tersebar di wilayah
Indonesia.

EVALUASI
Kegiatan AWC 2007 telah dilaksanakan di wilayah Indonesia. Apabila berkaca pada rangkaian
proses dalam kegiatan ini, mulai dari informasi awal berupa pengiriman undangan (baik melalui
internet, komunikasi lisan serta 1.000 undangan yang dikirim bersama WKLB), kemudian
dikaitkan dengan hasil yang diterima dan dicapai, dan dibandingkan dengan hasil yang dicapai
tahun sebelumnya (2006), belum terlihat peningkatan yang signifikan baik dari jumlah lokasi
pengamatan, jumlah burung yang terhitung. Namun dari segi jumlah partisipan atau peserta
yang terlibat dalam kegiatan ini, cukup menjanjikan dimana pengamat-pengamat baru muncul.
Meski hal ini tidak didukung oleh partisipan lama dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya menurun
cukup drastis.
Pengiriman sekitar 1.000 lembar undangan dan formulir bila dibandingkan dengan hasil yang
dicapai masih sangat jauh dari yang diharapkan. Ini tentu akan menimbulkan pertanyaan.
Apakah pengiriman undangan bersamaan dengan WKLB sudah cukup efektif? Hal ini kembali
kepada sifat kegiatan yang merupakan kegiatan sukarela. Sosialisasi kegiatan dan komunikasi
yang teratur dan terjaga merupakan kunci keberhasilan dalam menggalang perhatian untuk
meningkatkan masukan hasil-hasil pengamatan dari partisipan. Komunikasi baru mulai dibangun
kembali saat ini (terutama partisipan yang tidak terjangkau fasilitas internet) sehingga perlu
waktu untuk kembali pulih dan berkembang. Disamping itu, wilayah Indonesia yang demikian
luas dan tersebar menuntut pembagian wilayah untuk meningkatkan efektivitas sosialisasi
kegiatan dan komunikasi untuk penyebaran informasi.

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

8

BEBERAPA SARAN
Mengingat hasil tersebut diatas, beberapa hal penting untuk dilakukan di masa mendatang,
antara lain:


Sosialisasi. Penyebaran informasi kegiatan AWC perlu terus ditingkatkan. Sebagai salah
satu langkah awal adalah mengirimkan laporan ini dalam bentuk hard-copy (khusus untuk
partisipan AWC 2007) dan soft-file (atau press realese) untuk semua kalangan.



Komunikasi. Komunikasi antara koordinator dan partisipan sangat penting untuk dijaga dan
ditingkatkan. Wahana seperti mailing-list, web-site khusus untuk AWC & burung-air di
Indonesia yang di up date secara teratur dapat menjadi perangkat yang efektif untuk
menjaga komunikasi tersebut.



Pelatihan. Untuk wilayah-wilayah yang masih sangat minim informasi seputar burung-air,
seperti: Kalimantan, Nusa Tenggara serta Indonesia bagian Timur, rangkaian pelatihan
survey dan identifikasi sangat penting untuk diselenggarakan sebagai langkah awal untuk
penyebaran informasi serta peningkatan jaringan.



Pengamatan bersama. Kegiatan pengamatan bersama secara teratur juga dapat menjadi
salah satu saran untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas data, disamping itu
memperkuat jaringan yang telah terbangun.

Penghitungan Burung-air di Indonesia – AWC 2007

9

Pustaka
Anonim. 2003. Buku Panduan 41 Taman Nasional di Indonesia. Direktorat Jenderal PHKA –
Departemen Kehutanan, Unesco & CIFOR. PT. Insan Graphika. Bogor.
IUCN 2006. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. . Downloaded on
April 2007.
Li, Z.W.D. and Mundkur, T. 2004. Numbers and distribution of waterbirds and wetlands in the
Asia-Pacific region. Result of the Asian Waterbird Census: 1997-2001. Wetlands
International, Kuala Lumpur, Malaysia.
Noerjito, M. & I. Maryanto. 2001. Jenis-jenis hayati yang dilindungi Perundang-undangan
Indonesia. Balitbang Zoologi (MZB) Puslitbang Biologi LIPI & The Nature Conservation.
UNEP-WCMC. 2007. UNEP-WCMC Species Database: CITES-Listed Species. On the World
Wide Web: http://sea.unep-wcmc.org/isdb/CITES/Taxonomy/fa_user.cfm/isdb/CITES/
Taxonomy/fa_user.cfm?

10

LAMPIRAN 1.

Formulir AWC 2007

11

12

LAMPIRAN 2.

Daftar Lokasi AWC 2007 di Indonesia
Tipe Lahan
Basah

Status
Perlindungan
kawasan

Nanggroe Aceh
Darussalam

Pantai

adat

Bagan Percut & Paluh, Deli Serdang

Sumatera Utara

Muara

Adat, pribadi

3

S. Sebalik, Muara Banyuasin, Palembang

Sumatera Selatan

4

Muara Angke, Wildlife Reserve

DKI JAKARTA

5

Tanjung Pasir, Teluk Naga

BANTEN

6

Kec. Pakuhaji

BANTEN

Persawahan

Tidak tahu

7

Desa Lontar, Kec. Kemiri

BANTEN

Persawahan

Tidak tahu

8

Sawah Luhur, Kasemen

BANTEN

Tambak

Tidak tahu

9

Pulau Dua, Nature Reserve

BANTEN

Hutan bakau

Tidak tahu

10

Taman Ganesha, Bandung

JAWA BARAT

Taman Kota

Tidak dilindungi

11

Kebun Raya Bogor, Bogor

JAWA BARAT

Taman Kota

Dilindungi

12

Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri

JAWA TENGAH

Waduk

Tidak dilindungi

13

Waduk Mulur, Sukoharjo

JAWA TENGAH

Waduk

Tidak tahu

14

Legon Lele - Karimun Jawa, Jepara

JAWA TENGAH

Persawahan

Pribadi

15

Pulau Menjangan Besar - Karimun Jawa, Jepara

JAWA TENGAH

Pantai

Tidak tahu

16

Terusan-Karimun Jawa, Semarang

JAWA TENGAH

Pantai

Tidak tahu

17

Jati Kekep - Karimun Jawa, Jepara

JAWA TENGAH

Tambak

Tidak tahu

18

Danau Fakultas Pertanian UNS, Surakarta

JAWA TENGAH

Danau

Tidak tahu

19

Kaliwungu, Semarang

JAWA TENGAH

Tambak

Tidak dilindungi

20

Sayung - Demak, Semarang

JAWA TENGAH

Tambak,
Mangrove

Adat

21

Jrakah, Semarang

JAWA TENGAH

Persawahan

Tidak dilindungi

22

Dusun Ngentak, Desa Pagak - Purworejo

JAWA TENGAH

Persawahan,
rawa air tawar

Tidak dilindungi

23

Wonorejo, Surabaya

JAWA TIMUR

Tambak

Pribadi

24

Danau di dekat Praya

NUSA TENGGARA BARAT

Danau

Tidak dilindungi

25

Gili Nanggu, Lembar - Lombok

NUSA TENGGARA BARAT

Pantai

Tidak dilindungi

26

Tanjung di Tenggara, Lembar Lombok

NUSA TENGGARA BARAT

Pantai

Tidak dilindungi

27

Daerah Irigasi Langkemme - Takalala, Soppeng

SULAWESI SELATAN

Irigasi

Tidak tahu

NO.

Lokasi, dan Kota Terdekat

Provinsi

1

Desa Pulot, Aceh Besar

2

Sungai,
Muara
Hutan bakau,
Tambak &
Muara
Rawa
berumput

Tidak dilindungi
Pemerintah
Tidak tahu

13

LAMPIRAN 3. Daftar Jenis Burung yang terhitung (per-Provinsi)

Jawa Tengah

Jawa Timur

NTB

Sulawesi Selatan

61

408

2636

195

8225

3584

41

219

16,286

1

Tachybaptus novaehollandiae

Black-throated Little Grebe

0

0

3

0

3

2

Tachybaptus ruficollis

Red-throated Little Grebe

0

0

1

0

1

3

Phalacrocorax sulcirostris

Little Black Cormorant

19

0

0

134

4

Phalacrocorax melanoleucos

Little Pied Cormorant

0

0

0

5

Phalacrocorax niger

Little Cormorant

0

0

6

Anhinga melanogaster

Oriental Darter

0

0

0

2

22

X

Unidentified Cormorants

55

0

0

2

57

7

Pelecanus conspicillatus

Australian Pelican

0

0

0

1

1

8

Ardea cinerea

Grey Heron

3

53

3

9

Ardea sumatrana

Great-billed Heron

0

0

0

3

3

10

Ardea purpurea

Purple Heron

0

5

72

11

Ardea alba

Great Egret

0

18

571

P

12

Egretta intermedia

Intermediate Egret

48

P

13

Egretta garzetta

Little Egret

1045

P

14

Egretta eulophotes

0

1

P

15

0

24

P

0

6841

P

115

20

1
4

15

8

0

2

7

2

48

218

17

40

278

19

27

2

0

20

370

449

104

21

Chinese Egret

1

0

0

Egretta sacra

Reef Egret

4

2

11

16

Bubulcus ibis

Cattle Egret

33

1018

5788

17

Ardeola speciosa

Javan Pond-heron

46

994

377

57

4

18

Butorides striatus

Striated Heron

33

1

32

16

1

38

29

2
3

4

7

1

IUCN

Jawa Barat

908

CITES

BANTEN

9

TOTAL

Perlindungan
Indonesia

DKI Jakarta

English name

Sumatera Selatan

SPECIES

Sumatera Utara

No.

Status

NAD

SITE CODE

1
8
P

NT

75

14

4

VU

1482
86

14

Jawa Tengah

Jawa Timur

NTB

Sulawesi Selatan

61

408

2636

195

8225

3584

41

219

1

IUCN

Jawa Barat

908

CITES

BANTEN

9

Perlindungan
Indonesia

DKI Jakarta

English name

Sumatera Selatan

SPECIES

Sumatera Utara

No.

Status

NAD

SITE CODE

26

P

App. I

VU

5

P

31

P

TOTAL

16,286

5

44

195

0

4

0

8

257

4

1

10

92

4

65

19

Nycticorax nycticorax

Black-crowned Night-heron

20

Ixobrychus sinensis

Yellow Bittern

1

0

76

21

Ixobrychus cinnamomeus

Cinnamon Bittern

1

0

60

0

22

Ixobrychus flavicollis

Black Bittern

0

1

0

X

Unidentified Egrets & Herons

0

221

0

23

Mycteria cinerea

Milky Stork

0

10

0

24

Ciconia episcopus

Woolly-necked Stork

0

0

0

25

Leptoptilos javanicus

Lesser Adjutant

0

1

0

X

Unidentified Storks

0

0

0

26

Plegadis falcinellus

Glossy Ibis

1

0

0

1

P

27

Threskiornis melanocephalus

Black-headed Ibis

1

0

0

1

P

28

Dendrocygna arcuata

Wandering Whistling-duck

3

55

29

Dendrocygna javanica

Lesser Whistling-duck

0

9

15

0

24

30

Anas gibberifrons

Sunda Teal

2

38

19

0

77

31

Anas superciliosa

Pacific Black Duck

0

0

0

2

2

X

Unidentified Geese & Ducks

0

20

0

10

31

32

Porzana fusca

Ruddy-breasted Crake

0

5

0

5

12

33

Poliolimnas cinerea

White-browed Crake

0

8

0

34

Amaurornis phoenicurus

White-breasted Waterhen

0

25

35

Gallicrex cinerea

Watercock

0

36

Gallinula tenebrosa

Dusky Moorhen

0

1
14

2
30

1

30
18
1
2
11

0

3

1
7
5
5

13

229

VU

6
NT

101

8

0

9

48

8

0

23

31

0

0

10

10

15

Jawa Tengah

Jawa Timur

NTB

Sulawesi Selatan

61

408

2636

195

8225

3584

41

219

16,286

5

0

8

64

37

Gallinula chloropus

Common Moorhen

1

0

50

38

Porphyrio porphyrio

Purple Swamphen

1

0

36

0

20

57

X

Unidentified Rails, Gallinules & Coots

0

0

0

15

16

39

Rostratula benghalensis

Greater Painted Snipe

0

0

40

Pluvialis squatarola

Grey Plover

0

11

41

Pluvialis fulva

Pacific Golden Plover

0

22

42

Charadrius dubius

Little Ringed Plover

5

43

Charadrius alexandrinus

Kentish Plover

44

Charadrius javanicus

45

1

0

4

0

11

0

28

2

0

7

35

25

0

60

Javan Plover

0

26

0

51

Charadrius leschenaultii

Greater Sand-plover

0

1

0

1

46

Numenius phaeopus

Whimbrel

300

0

107

1

808

P

47

Numenius arquata

Eurasian Curlew

200

0

0

0

200

P

48

Limosa limosa

Black-tailed Godwit

3

0

0

8

0

11

NT

49

Limosa lapponica

Bar-tailed Godwit

7

0

0

400

0

407

NT

50

Tringa totanus

Common Redshank

65

0

0

0

65

51

Tringa stagnatilis

Marsh Sandpiper

0

0

186

0

186

52

Tringa nebularia

Common Greenshank

0

47

9

2

58

53

Tringa glareola

Wood Sandpiper

20

66

56

0

142

54

Xenus cinereus

Terek Sandpiper

0

0

91

0

91

55

Actitis hypoleucos

Common Sandpiper

2

142

34

5

209

56

Heteroscelus brevipes

Grey-tailed Tattler

0

6

9

0

15

1

25

4

IUCN

Jawa Barat

908

CITES

BANTEN

9

TOTAL

Perlindungan
Indonesia

DKI Jakarta

English name

Sumatera Selatan

SPECIES

Sumatera Utara

No.

Status

NAD

SITE CODE

6

25
400

NT

16

Jawa Tengah

Jawa Timur

NTB

Sulawesi Selatan

61

408

2636

195

8225

3584

41

219

57

Gallinago stenura

Pintail Snipe

0

1

58

Calidris tenuirostris

Great Knot

0

0

59

Calidris canutus

Red Knot

0

60

Calidris ruficollis

Rufous-necked Stint

61

Calidris ferruginea

62

Himantopus leucocephalus

X

16,286

0

1

650

0

650

0

580

0

580

0

0

2

0

2

Curlew Sandpiper

0

30

5

0

35

White-headed Stilt

0

15

0

15

Unidentified shorebirds - waders

0

36

0

63

Chlidonias hybridus

Whiskered Tern

0

0

650

0

650

64

Chlidonias leucopterus

White-winged Tern

0

0

50

0

50

65

Sterna hirundo

Common Tern

0

0

150

0

206

P

66

Sterna albifrons

Little Tern

0

1

17

0

18

P

67

Sterna bergii

Great Crested Tern

0

1

3

4

P

56

15

IUCN

Jawa Barat

908

CITES

BANTEN

9

TOTAL

Perlindungan
Indonesia

DKI Jakarta

English name

Sumatera Selatan

SPECIES

Sumatera Utara

No.

Status

NAD

SITE CODE

51

P = Dilindungi, menurut Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.;
EN = Endangered/genting; VU = Vurnerable/rentan, nt = near threatened/mendekati terancam punah; kategori keterancaman menurut Daftar Redlist - IUCN (IUCN, 2006)
App I (Appendix I) & App II (Appendix II) = kriteria perdagangan jenis satwa yang diatur dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora
and Fauna) UNEP-WCMC, 2007.

17

LAMPIRAN 4. Catatan Kegiatan berkenaan dengan pelaksanaan AWC 2007

Kegiatan

: ASIAN WATERBIRD CENSUS 2007, di SM. Muara Angke, DKI Jakarta

Lokasi & Waktu

:

Pelaksana

: FFI Indonesia Programme

Ringkasan

:

Kantor FFI-IP, (Komp Lab. Universitas Nasional; Ragunan, Jakarta), 06 January
2007, dan Suaka Margasatwa Muara Angke, 07 January 2007.

Pada tanggal 06 Januari 2007, Ferry Hasudungan memberikan presentasi dan pelatihan mengenai:
Pengenalan Burung-air dan habitatnya serta simulasi penghitungan burung-air. Kehadiran ini
memenuhi undangan dari Flora Fauna International Indonesia Programme (selanjutnya disebut FFIIP), sehubungan dengan partisipasi FFI-IP dalam kegiatan Asian Waterbird Census 2007. Kegiatan
pemberian materi presentasi ini merupakan bagian pendukung dari kegiatan penghitungan burung-air
yang dilaksanakan pada tanggal 07 Januari 2007, di Suaka Margasatwa Muara Angke. Sebanyak 31
peserta turut aktif berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pengamatan dibagi menjadi lima (5) kelompok
yang kemudian disebar berdasarkan wilayah cakupan pengamatan, yaitu: SM. Muara Angke, Hutan
Lindung dan Taman Wisata Alam. Sebanyak 408 ekor burung air terhitung dalam pengamatan pagi
hingga siang hari tersebut, jumlah tersebut dari 22 jenis burung-air.

Kegiatan

: WATERBIRD LECTURE

Lokasi & Waktu

:

Pelaksana

: Kelompok Pengamat Burung NYCTICORAX, Universitas Negeri Jakarta

Ringkasan

:

Gedung CD, Kampus A – Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10
Rawamangun. Sabtu, 31 Maret 2007.

Ferry Hasudungan telah menyampaikan materi tentang Wetlands & Asian Waterbird Census dalam
acara WATERBIRD LECTURE, yang diadakan oleh Kelompok Pengamat Burung (KPB)
NYCTICORAX - Universitas Negeri Jakarta, selanjutnya disebut KPB – Nycticorax. KPB – Nycticorax
adalah organisasi intra-universitas di Jurusan Biologi, Universitas Negeri Jakarta. KPB Nycticorax
secara teratur me-agendakan kegiatan lecture sebagai salah satu program dalam upaya turut serta
ambil bagian dalam pelestarian burung. Untuk lecture kali ini, KPB – Nycticorax secara khusus
mengangkat topik tentang burung-air. Kegiatan ini juga terbuka untuk umum, sebanyak 51 orang hadir
mengikuti kegiatan ini.

Publikasi

: Warta Konservasi Lahan Basah (WKLB), Vol.15 No.1, April 2007. Judul:
Penghitungan Burung-air di Indonesia: Bagian dari Kegiatan Asian Waterbird
Census 2007.

Penulis

: Ferry Hasudungan

Catatan

:

Artikel ini berdasarkan hasil kompilasi hingga awal bulan April 2007. Dalam laporan ini, artikel tersebut
direvisi, yaitu dengan penambahan data dari Sumatera Selatan, serta revisi lokasi penghitungan dari
daerah DI. Yogyakarta oleh Tim Pengamat dari BIONIC UNY.

18