PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG

PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA PANJANG
TERHADAP KETEPATAN WAKTU LAPORAN KEUANGAN PADA PT.XL AXIATA
Tbk
(Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
Septian Imam Adi Purnomo
11121047
PROPOSAL

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR
JURUSAN AKUNTANSI
JANUARI 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perusahaan membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut bisa berasal dari
sumber internal (misalnya laba ditahan) dan sumber eksternal (misalnya modal sendiri).
Kebutuhan dana suatu perusahaan pada umumnya merupakan gabungan antara dana
jangka pendek dan dana jangka panjang. Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka

pendek digunakan sumber pendanaan dari hutang jangka pendek atau hutang lancar,
misalnya hutang dagang. Sedangkan kebutuhan dana jangka panjang seperti pemenuhan
dana untuk peningkatan kapasitas produksi atau investasi pada umumnya digunakan
pendanaan jangka panjang misalnya obligasi.
Kebijakan manajemen dalam mencari sumber dana dan mengatur pembelanjaan
perusahaan merupakan salah satu fungsi manajer keuangan. Dalam menjalankan fungsi
tersebut, manajer keuangan selalu dihadapkan pada dua masalah utama. Pertama,
mengenai bagaimana keputusan pembelanjaan yang harus diambil dari berbagai alternatif
yang ada, sehingga nantinya akan diperoleh dana dengan cara yang paling efisien untuk
membiayai investasi perusahaan. Dalam hal ini manajer keuangan atau perusahaan perlu
mempertimbangkan alternatif sumber dana dari pasar modal guna mengurangi
ketergantungan pendanaan melalui pinjaman perbankan. Melalui pasar modal,
perusahaan memperoleh cara lain untuk mendapatkan sumber dana dengan terlebih
dahulu menyatakan sebagai perusahaan go-public dengan memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan. Kedua, penentuan metode yang digunakan dalam menentukan investasi,
agar dana tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dalam memilih alternatif pendanaan untuk membiayai aktifitas perusahaan, yang
akan menjadi pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan kombinasi
yang menguntungkan antara penggunaan sumber dana dari ekuitas dengan dana yang
berasal dari hutang jangka panjang. Hal ini menyangkut masalah keberadaan struktur

modal perusahaan yang menggambarkan pengaturan komposisi yang tepat antara hutang
jangka panjang dengan ekuitas, karena sumber pendanaan tersebut merupakan salah satu
hal penting dari manajer keuangan dalam meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyusun proposal dengan judul
“PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA PANJANG
TERHADAP KETEPATAN WAKTU LAPORAN KEUANGAN PADA PT.XL AXIATA
Tbk “

2

B. Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan, maka penulis hanya akan membahas
tentang pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap ketepatan
waktu laporan keuangan , dengan menggunakan rasio Current Ratio ( Rasio Lancar),
Quick Ratio ( Rasio Cepat ), Cash Ratio ( Rasio Lambat), Total Debt to Total Asset Ratio
( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva ) untuk menilai hutang jangka pendek dan jangka
panjang pada perusahaan PT.XL AXIATA Tbk.
C. Rumusan Masalah
Apakah hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang mempengaruhi ketepatan
waktu dalam laporan keuangan?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam menyeleseikan
laporan keuangan perusahaan.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi pembaca,sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
2. sama dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.Bagi perusahaan yang
bersangkutan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan atau membenahi
system keuangan perusahaan.
3. Bagi peneliti, Untuk sarana menambah ilmu pengetahuan dan penerapan teori yang
diperoleh dengan praktek yang sesungguhnya.

3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1.1 Pengertian Hutang

Menurut FASB, hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang
mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat ransaksi masa lalu.
Menurut IAI, kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi ( Ghozali dan Chairiri, 2007).
Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal
perusahaan yang berasal dari kreditor.
Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh
perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan akan
penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari
hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan
dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa.
1.2 Pengertian hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal
pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat
diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang
jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda

akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka
pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang
jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka Panjang
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan
dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap
yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang
jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua
pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal
sendiri dengan mengeluarkan saham.
4

Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding
menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
1.
Keuntungan menarik obligasi
Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga
tidak mempengaruhi manajemen.
2.
Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus

dibayarkan kepada pemegang saham.
3.
Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat
dibebankan sebagai biaya.
Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :
1.
Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan
mendapat laba atau mengalami kerugian
2.
Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo,
pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi
sedangkan pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang saham
adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung resiko kerugian
perusagaan.
1.3 Jenis Hutang Jangka Panjang
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :
1. Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman
yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang
dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada

waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian
diperhitungkan dengan hutang.
2. Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui
pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam
surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan
obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.
1.4 Pengertian Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi
dalam waktu kurang dari satu tahun.
A. Hutang Jangka Pendek Yang Sudah Pasti
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang
5

menimbulkan kewajiban membayar
2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
B. Yang termasuk utang jangka pendek adalah
a. Utang dagang dan utang wesel
b. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu
c. Utang dividen

d. Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali
e. Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga
f. Utang biaya
g. Utang bonus
h. Utang gaji dan upah
i. Pendapatan yang diterima dimuka
C. Utang Dagang & Utang Wesel
• Timbul dari pembelian barang atau jasa dan dari pinjaman jangka pendek
• Pencatatan utang memperhitungkan barang yang dibeli yang masih dalam perjalanan
dengan mempertimbangkan syarat pengirimannya
D. Utang Deviden
Utang dividen yang termasuk dalam utang jangka pendek adalah:
1. Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang segera
akan dilunasi
2. Utang dividen skrip yang segera akan dilunasi
• Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal
pengumuman belum merupakan utang
• Dividen yang dibagi dalm bentuk saham merupakan elemen modal
E. Uang muka & jaminan yang dapat diminta kembali
Termasuk utang jangka pendek adalah:

1. pembayaran dimuka dari pembeli yang sebelum barang-barang tersebut diserahkan
kepada pembeli
2. Jaminan dari pelanggan dan dapat ditarik kembali sewaktu-waktu
Jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka
termasuk kelompok utang jangka panjang.
F. Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga
Terkadang perusahaan menjadi pihak yang mengumpulkan uang dari langganan/pegawai
yang nantinya diserahkan kepada pihak lain. Pengumpulan dana ini dapat dilakukan
dengan cara pemotongan upah pegawai atau membebani pembeli dengan jumlah tertentu.
G. Utang Biaya (Biaya yang masih harus dibayar)
Merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah
terjadi tetapi belum dibayar, seperti utang yang timbul dari gaji dan upah, bonus, dan
biaya sewa.
6

1.5 Rasio – Rasio Keuangan Perusahaan
Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan,
perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan
bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran
yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio.

Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah
dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : “
Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan
rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan”.
analisa Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan angka–angka dalam
laporan keuangan dan trend angka –angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari
analisis laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk
memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa yang akan datang.
Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk
menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio
karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna
daripada berbagai angka mentahnya sendiri”.
Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan
dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur
keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati – hatian dalam mempertimbangkan
masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.
Menurut Kown (2004: 108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas
empat pertanyaan yaitu :
1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan
2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva

3. Bagaimana perusahaan didanai
4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian
yang cukup.
Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan rata – rata pembanding yang tepat bagi
perusahaan yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang
berlainan.
Sebagai salah satu bentuk informasi yang relevan dan kegunaanya yang efektif dalam
menganalisa rasio dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan analisa, penganalisa
dapat menggunakan dua macam perbandingan yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio – rasio yang lalu atau dengan rasio –
rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
7

2. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio –rasio yang sejenis dengan perusahaan
lain yang sejenis, dan pada waktu yang sama.
Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :
1. Rasio – rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio – ratio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset
ratio, current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.
2. Rasio – rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun
dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating
margin, operating ratio dan sebagainya.
3. Rasio –rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio –ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement,
misalnya asset turnover, Inventory turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu :
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio Rentabilitas.
1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang – hutang jangka pendek
(short time debt) Menurut Van Horne :”Sistem Pembelanjaan yang baik Current ratio
harus berada pada batas 200% dan Quick Ratio berada pada 100%”. Adapun yang
tergabung dalam rasio ini adalah :
a. Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Contoh : Current Ratio Pada PT XYZ Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2006 : = 1,05
Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar, untuk tahun 2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh
Aktiva lancar Rp. 1,04. untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh
Rp.1,05 aktiva lancar.
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid .
Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :

8

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar

c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan
diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
2. Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman
(Bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan
jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan
aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,
9

profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau
modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan
dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari
jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
c. Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio
ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun
saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham

10

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kuantitatif
karena bersifat angka dan sistematis.
B. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek yang di teliti adalah perusahaan go public yang
terdaftar pada BEI, yaitu PT. XL AXIATA tbk.
C. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan tekhnik pengumpulan data-nya maka prosedur yang di tempuh
adalah sebagai berikut :
1. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan
mempelajari dokumen-dokumen dan catatan-catatan tentang perusahaan yang
diteliti, seperti neraca, laporan laba/rugi.
2. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu memperoleh data
dengan cara membacadan mempelajari secara seksama data dari perpustakaan
yang berasal dari buku-bukuliterature, media massa, internet, dan makalahmakalah yang berhubungan denganpenelitian ini.

11

D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
telahgo publik di Indonesia, yang listing dan aktif dalam transaksi penjualan di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Sampel
Penentuan sampel menggunakan teknik non random sampling dengan
jenis sensus sampling yaitu teknik yang menggunakan semua populasi dalam
pengambilan sampelnya.

E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel yang diteliti diantaranya:
A. Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
B. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid .
Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar

12

C. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan
diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar

D. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan
jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan
aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva

F. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan metode yang diambil dari data salah satu perusahaan
yang terdaftar pada BEI, kemudian diolah penulis sedemikian rupa yang bertujuan
menunjang keberhasilan penelitian ini.

G.Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif,
yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
13

DAFTAR PUSTAKA
http://shelmi.wordpress.com/2009/03/04/rasio-%E2%80%93-rasio-keuangan-perusahaan/
http://susriyunita.blogspot.com/2010/12/hutang-jangka-pendek.html
http://www.scribd.com/doc/45204361/HUTANG-JANGKA-PENDEK
http://zulidamel.wordpress.com/2009/02/26/hutang-jangka-panjang/

14