BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) di Tinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas V
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian Eksperimen. Penelitian
ini untuk memperoleh informasi yang diperoleh dengan eksperimen (slameto,
2015). Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu
(Quasi-experiment) yaitu eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan
memenuhi syarat-syarat eksperimen.3.1.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Desain Nonequvalent Control Group
Desaign menggunakan gambar 3.1 berikut: O1 X O2 O3 O4
Terdapat data dari 4 kelompok dalam desain penelitian ini yaitu data
pretest kelas eksperimen 1 (O1) dan kelas kontrol (O3), data posttest kelas
eksperimen 1 (O2) dan kelas kontrol (O4).3.1.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Gugus Ki Hajar Dewantara yang terletak
di Kecamatan Tengaran. Penelitian ini mengambil beberapa SD Gugus Ki Hajar
Dewantara yaitu SD Negeri Sugihan 1 dan SD Negeri Sugihan 04.Penelitian ini
dilaksanakan bulan Februari semester II tahun ajaran 2017/2018.3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variable dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variable bebas (X) atau
independent variabel dan variable tergantung atau dependent. Variable bebas
adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain.1. Variabel bebas Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang diduga
sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Dengan kata lain bahawa variabel
bebas ini memengaruhi variabel lain dan variabel yang secara langsung
dipengaruhi dinamakan variabel tergantung (Nur Kholisiyani, 2013). Dalam
penelitian ini variabel bebas nya adalah model pembelajaran kooperatif tipe
TSTS.2. Variabel Terikat Variabel terikat atau dependent variabel adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2012). Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu hasil belajar matematika kelas V
SD Gugus Ki Hajar Dewantara Tahun ajaran 2017/2018 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang.3.2.2 Definisi operasional
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dan kontaks dengan cara memberikan arti atau lebih menspesifikasikan
kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
kontaks variabel tersebut. Untuk memahami objek permasalahan dalam penelitian
ini secara jelas maka diperlukan pendefinisian variabel secara operasional sebagai
berikut :1. Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran TSTS Model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray merupakan model
pembelajaran yang membagi kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa yang
heterogen tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Dalam penelitian ini
pembentukan kelompok dilakukan dengan cara pengambilan bola berwarna.
Pembelajaran dengan model pembelajaran ini dimulai dengan pembentukan
kelompok yang dilakukan secara acak, kemudian pembagian topik permasalahan
setiap kelompok dengan diawali penjelasan singkat mengenai topik yang akan
setiap kelompoknya, perwakilan kelompok yang bertugas menjadi tamu mulai
berjalan menuju kelompok kelompok lainnya, setelah mendapatkan informasi
yang diinginkan kedua siswa kembali menuju kelompoknya untuk menjelaskan
kepada teman satu kelompok yang tinggal, dan yang terakhir mengevalusi hasil
pekerjaan secara bersama. Pembelajaran ini sebagai model pembelajaran untuk
siswa melakukan komunikasi dengan teman sekelas, keterampilan menjelaskan
kepada sesama anggota, dan menggali informasi. Selain itu pembelajaran dengan
model ini membelajarkan siswa untuk belajar dengan temannya sendiri, serta
dapat membantu siswa berani mengungkapkan pendapatnya dihadapan temannya.
b. Model pembelajaran konvensional Model konvensional dimulai dengan penyampaian pembelajaran dengan
menuliskan materi atau dengan meminta siswa untuk membaca materi terlebih
dahulu. Kemudian guru mejelaskan materi yang disampaikan, siswa diminta
untuk menghafalkan apa yang terpenting dalam materi tersebut. Dalam
pembelajaran model ini hanya menekankan pada menghafal materi yang
terpenting misalnya rumus dalam pembelajaran matematika.2. Hasil belajar Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu
materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data angka (hasil tes) maupun
proses belajar. Hasil belajar diperoleh pada kegiatan akhir yang diisi dengan
pemberian evaluasi terhadap siswa dan dilakukan di dalam kelas. Pengambilan
hasil belajar digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan belajar dan menunjukkan
kompetensi siswa melalui mengadakan tes terhadap siswa.3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar dari Gugus Ki Hajar
kelas V SDN Sugihan 01 dan SDN Sugihan 04, kecamatan Tengaran. Secara rinci
gambaran populasi dapat dilihat pada tabel 3.1:Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara
No Nama sekolah Status Jumlah siswa kelas 4
1 SD Negeri Sugihan 01 SD Negeri 24 siswa
2 SD Negeri Sugihan 04 SD Negeri 23 siswa Jumlah 47 siswa
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 120) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini untuk
menentukan sampel penelitian baik kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen
2 tidak dipilih secara random tetapi menggunakan kelas yang sudah tersedia yaitu
siswa kelas V SD Negeri Sugihan 01 sebagai kelompok eksperimen 1. Siswa
kelas V SD Negeri Sugihan 04 sebagai kelompok experiment 2. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel 3.2 :Tabel 3.2 Sampel PenelitianNo Nama sekolah Status Jumlah siswa Kelompok Jumlah
1 SD Negeri Sugihan 04 Negeri
23 Kelompok eksperimen 1
47
2 SD Negeri Sugihan 01 Negeri
24 Kelompok eksperimen 2
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data 1) Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2012). Alat/instrument observasi tersebut
berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa
dengan penerapan model TSTS dan model konvensional. Observasi dilakukan
pada tahap persiapan, yaitu untuk menentukan subyek penelitian, membuat kisi-
kisi soal. Pada tahap pelaksanaan lembar observasi juga digunakan untuk
mengetahui penerapan pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu dengan model
pembelajaran TSTS dan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional. Kemudian lembar observasi tersebut akan diserahkan kepada guru
atau observer, agar mengetahui apakah langkah-langkah yang terdapat pada
aktivitas guru dan aktivitas siswa terlaksana semua atau tidak terlaksana. Secara
lebih jelasnya lembar observasi terdapat pada lampiran. Klasifikasi keterlaksanaan
pembelajaran hasil observasi adalah sebagai berikut:
Rentang Kategori
81%-100% Sangat baik
61%-80% Baik41%-60% Sedang
21%-40% Kurang baik
<20% Tidak baik2) Penilaian
Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan atau memaknai hasil data pengukuran tentang kompetensi yang
dimiliki oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran (Eko, 2014). Penilaian yang
diterapkan dalam tahap persiapan yaitu untuk mengujicobakan instrument pretes
dan post test materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada kelas uji coba
yang telah dipilih yaitu kelas V SDN Sruwen 3 untuk mencari validitas dan
reliabilitas soal. Pada tahap akhir juga diperlukan penilaian berupa soal postest
materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol yaitu kelas V SDN Sugihan 01 sebagai kelas eksperiman dan SDN
Sugihan 04 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran
TSTS pada siswa kelas V Gugus Ki Hajar Dewantara tahun ajaran 2017/2018
yaitu :a) Tes Tes merupakan prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara
sistematis, untuk mengukur indikator atau kompetensi tertentu (Wardani, Slameto,
& Winanto, 2014). Tes lebih cocok untuk mengukur hasil belajar aspek kognitif
dan aspek psikomotor, tes tidak cocok untuk mengukur hasil belajar aspek afektif
(sikap) karena sikap tidak bisa diukur dengan wujud angka, melainkan diukur
dengan menggunakan deskripsi. Penelitian ini menggunakan teknik tes yang
berupa pilihan ganda dan uraian yang akan dilakukan sebelum dan sesudah
dilaksanakannya penerapan model pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil
pretest berupa hasil tes yang telah dilakukan sebagai acuan. Dan soal sesudah
diberikan perlakuan sebanyak 15 soal, 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.b) Penilaian sikap Penilaian sikap merupakan penilaian guru terhadap sikap siswa dalam
merespon suatu objek. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan observasi perilaku,
pertanyaan secara langsung, dan laporan pribadi.3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah sesuatu yang berwujud, bisa berupa tulisan, gambar,
rekaman, dan video yang dipakai sebagai alat bukti untuk keperluan tertentu.
Dokumentasi diperluakn pada tahap persiapan untuk mengetahui subyek
penelitian. Pada tahap pelaksanaan juga perlukan tahap dokumentasi sebagai bukti
guru melaksanakan pembelajaran pada kelas ekperimen dengan menggunakan
dengan menggunakan model konvensional. Selain itu dokumentasi juga bisa
sebagai bukti bahwa sudah melakukan penelitain dengan benar menggunakan
model pemnbelajaran TSTS.3.4.2 Intrument Pengumpulan Data
Teknik instrument pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
lembar observasi guru dan lembar observasi siswa dalam menerapkan model
pembelajaran TSTS dan lembar soal pretes dan posttes yang berjenis pilihan
ganda dan uraian. Observasi dilakukan oleh guru kelas V (observer) masing-
masing SD untuk mengetahui tingkat ketercapaian guru dan siswa dalam
menerapkan model pembelajaran TSTS. Berikut dipaparkan kisi-kisi lembar
observasi aktivitas guru dan siswa dalam menerapakan model TSTS.1. Instrument Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen pengumpulan data yang gunakan pada variabel ini ada lembar
observasi. Lembar observasi ini untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran model TSTS dan model Konvensional.Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model TSTSNo No Aktifitas Guru
Item Guru menyampaikan salam dan berdoa bersama sebagai awal
1 1,2 pembelajaran
Guru menyampaikan skenario pembelajaran matematika yang akan
2 3 dilaksanakan
Guru menggali pengetahuan siswa mengenai mengidentifikasi sifat-sifat
3 4 bangun datar dan bangun ruang
4 Guru menjelaskan tata cara pembelajaran TSTS
5 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dengan
5 6 anggota 4 orang setiap kelompok.
6 Guru memberikan pertanyaan berupa soal kepada setiap kelompok.
7
7
8 Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mendapat tugas sebagai tamu, juga yang sebagai penerima tamu.
8 Guru membimbing siswa dalam menjelaskan hasil dari bertamu kepada kelompoknya sendiri.
1
8 Siswa memperhatikan guru ketika membahas dan mengoreksi jawaban yang telah didapatkan.
7
7 Dua siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya masing-masing dan menjelaskan kepada anggota kelompok yang tinggal.
6
6 Dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain yang telah ditentukan oleh guru sebelumnya.
5
4 5 Siswa mengerjakan soal dengan berdiskusi bersama kelompoknya.
4 Siswa bertransisi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan arahan guru.
3
3 Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tata cara pembelajaran kooperatif TSTS.
2
2 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang
1 Siswa mendengarkan guru menyampaikan skenario pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan
9
No Aktifitas Siswa No item
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan Model
Pembelajaran TSTS
15 Tabel 3.4
14 Guru membantu siswa membuat kesimpulan
14
13 13 Guru meluruskan kesalahpahaman siswa.
12 Guru mengoreksi perkerjaan bersama siswa
12
11 Guru berkeliling mengawasi siswa mengerjakan soal evaluasi
11
10 Guru memberikan soal evaluasi (postest)
10
9 Guru membahas dan mengoreksi hasil dari anggota kelompok yang bertamu ke kelompok lainnya.
8
9 Siswa menerima dan mengerjakan soal evaluasi (postest)
4 Guru meminta siswa mengerjakan soal
3 Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang disampaikan
2
2 Siswa memperhatikan penjelasan mengenai sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang.
1
No Indikator No Item 1 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan.
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Konvensional
7 Tabel 3.6
7 Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang diajarkan dan materi selanjutnya.
6
6 Guru menyuimpulkan materi yang telah diajarkan
5
5 Guru dan siswa membahas hasi dari pekerjaan siswa
4
3
9
3 Guru dan siswa bertanya jawab mengenai sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang
2
2 Guru menjelaskan mengenai sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang
1
1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
No Indikator No Item
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Model Konvensional
13 Tabel 3.5
12 13 Siswa bersama guru membuat kesimpulan.
12 Siswa memperhatikan guru ketika meluruskan kesalahpahaman
11
10 11 Siswa mengoreksi pekerjaan bersama guru.
10 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu
3
4 Siswa mengerjakan soal
4 5 Siswa dengan guru membahas hasil pekerjaan.
5 Siswa menyimak penjelasan guru mengenai kesimpulan pelajaran
6 6 tersebut
Siswa mendengarkan nasehat guru mengenai untuk belajar kembali 7 mengenai materi yang disampaikan dan mempelajari materi yang 7 akan datang.
2. Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar Kognitif
Penyusunan kisi-kisi soal akan digunakan sebagai pretest dan post test
didasarkan pada Standar Kompetensi yang telah dipilih yaitu Geometri dan
Pengukuran. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah sifat-sifat hubungan antar
bangun. Jumlah item soal yang dikembangkan (untuk keperluan uji coba sebanyak
20 item), jumlah soal yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi siswa
sebanyak 10 soal. Peneliti sengaja menyusun soal uji coba lebih dari dua kali lipat
soal yang akan digunakan karena mengantisipasi soal-soal yang drop karena
kualitasnya yang kurang baik. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7.Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal TesKompetensi Materi pokok Indikator soal Nomor soal Dasar
6 Memahami Sifat-sifat bangun PG (1,3, 7,8) Mengidentifikasi ciri- sifat-sifat persegi dan persegi ciri bangun persegi.
Uraian (1, 2) hubungan antar panjang Menjelaskan ciri-ciri bangun bangun persegi dari bentuk benda konkrit
6.1 Mengidentifikasi sifat- mengidentifikasi sifat bangun persegi sifat-sifat Mengidentifikasi ciri- bangun persegi ciri bangun pesegi dan persegi panjang. panjang
Membandingkan ciri- ciri persegi dan siri-siri
Mengidentifikasi sifat- sifat bangun persegi panjang.
KD : mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar Indikator : mengidentifikasi sifat-sifat bangun segitiga dan jajargenjang.
Sifat-sifat dan ciri- ciri bangun segitiga jajargenjang
Mengidentifikasi ciri- ciri bangun segitiga. Menjelaskan ciri-ciri bangun segitiga dengan benda konkritt.
Mengidentifikasi sifat- sifat bangun segitiga. Mengidentifikasi ciri- ciri bangun jajargenjang.
Menjelaskan sifat-sifat bangun jajargenjang. Membandingkan sifat- sifat bangun segitiga dan jajargenjang.
PG (2, 11, 12, 20) Uraian 5
KD : 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang Indikator : Mengidentifikasi sifat-sifat bangun kubus dan balok.
Sifat-sifat dan ciri- ciri bangun ruang balok dan kubus
Mengidentifikasi ciri- ciri bangun kubus. Mengidentifikasi sifat- sifat bangun kubus. Menyebutkan sifat- sifat bangun kubus. Menggambar bangun kubus Mengidentifikasi ciri- iri bangun balok. Mengidentifikasi sifat- sifat bangun balok. Menggambar bangun balok. Membedakan sifat-sifat bangun kubus dan balok.
PG (13, 5, 15) Uraian (9, 10)
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun limas dan tabung
Sifat-sifat dan ciri- ciri bangun ruang limas dan tabung
Mengidentifikasi ciri- ciri bangun limas Mengidentifikasi sifat- sifat bangun limas. Menyebutkan sifat- sifat bangun limas. Menggambarkan bentuk bangun limas. Mengidentifikasi ciri- ciri bangun tabung.
PG (4, 6) Isian (3, 4) sifat bangun tabung. Menggambarkan bangun tabung
KD 6.3 menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana Indikator : Menentukan jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus Mengamati bangun kubus Membuka kubus dalam bentuk berbagai cara.
Merangkai enam sisi kubus dalam berbagai cara. Menentukan jaring- jaring kubus. Menggambar jaring- jaring kubus.
PG 17, 9, 10 Uraian 8
Menentukan jaring-jaring balok
Jaring-jaring balok Mengamati bangun balok Membuka balok dalam berbagai cara.
Merangkai sisi-sisi balok dalam berbagai bentuk cara untuk menentukkan jaring- jaring balok Menentukan bentuk jaring-jaring balok Menggambar jaring- jaring balok
Pilihan ganda no 19 Uraian no 6,7
Menentukan jaring-jaring tabung
Jaring-jaring tabung Mengamati bangun tabung Membuka tabung dalam berbagai cara.
Menentukan jaring- jaring tabung. Menggambar jaring- jaring tabung.
Pilihan ganda no 18 Menentukan jaring-jaring limas
Jaring-jaring limas segiempat dan limas segitiga
Mengamati bangun limas (segitiga, segiempat) Pilihan ganda no 14, 16
3. Kisi-kisi Isntrument Hasil Belajar Afektif dan Psikomor
Aspek yang dinilai dalam penilaian afektif atau sikap siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8 Kisi-kisi Penilaian AfektifNo Aspek yang dinilai No Item
1 Bekerjasama
1
2 Tanggungjawab
2
3 Percaya Diri
3
4 Teliti
4 Tabel 3.9
Kisi-kisi Penilaian Psikomotor
No Aspek yang dinilai No item
1 Interaksi dengan guru
1
2 Interaksi dengan teman
2
3 Kemampuan menjelaskan terhadap teman
3 Tabel afektif dan psikomotor menggunakan skala likert dikembangkan
oleh Rensis Likert. Keterangan sebagai berikut : 4 = sangat baik 2 = kurang baik 3 = baik 1 = perlu bimbingan
Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran dngan model TSTS dengan rumus di
Jumlah skor yang diperoleh Dengan kriteria nilai : >86%= Baik Sekali 70-85%= Baik 55-69%= Cukup Baik <54%= Kurang
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.5.1 Validitas Instrumen
Berkaitan dengan uji validitas soal tes, butir soal dianggap valid apabila mencapai nilai koefisien korelasi.
Mansur (1979) menyakatakn “Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampe sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”, selanjutnya. Mansur menyatakan “Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30. Jadi kalau koefisien korelasi kurang dari batas minimum maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2012). Instrumen yang telah dibuat diuji-cobakan kepada subyek yang bukan menjadi subyek penelitian. Berdasarkan hasil uji oba instrumen tersebut, kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut
Tabel 3.10 Uji validitas Instrumen Soal Pilihan Gandaket Nomor Jumlah butir
Indikator soal Tidak soal soal
Valid Valid
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun persegi.
1, 3, 7,8
4
2
2 Menjelaskan ciri-ciri bangun persegi
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi Mengidentifikasi ciri-ciri bangun pesegi panjang. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi panjang.
2
11
20
20
1 Total
1
2
14, 16
1 1 - Mengamati bangun limas (segitiga, segiempat)
18
1 Menentukan jaring-jaring tabung.
19 1 -
1 Menentukan bentuk jaring-jaring balok
3
Mengidentifikasi ciri-ciri bangun segitiga. Menjelaskan ciri-ciri bangun segitiga dengan benda konkritt. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun segitiga. Mengidentifikasi ciri-ciri bangun jajargenjang.
17, 9, 10
2 2 - Mengamati bangun kubus Merangkai enam sisi kubus dalam berbagai cara. Menentukan jaring-jaring kubus.
4, 6
2 Mengidentifikasi ciri-ciri bangun limas Mengidentifikasi sifat-sifat bangun limas. Mengidentifikasi ciri-ciri bangun tabung. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun tabung.
1
3
13, 5, 15
2 Mengidentifikasi ciri-ciri bangun kubus. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun kubus. Mengidentifikasi ciri-iri bangun balok. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun balok.
2
4
20
2, 11, 12,
9
Tabel 3.10 diatas menunjukan hasil uji validitas. Berdasarkan uji validitas dengan 20 soal yang diuji terdapat 11 soal yang valid dengan r hitung >0,312 dan 9 soal yang tidak valid dengan r hitung <0,312. Kemudian dari 11 soal yang telah valid di uji reliabilitasnya.
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Soal UraianKeterangan Nomor Jumlah
Indikator Soal Tidak
Soal butir soal Valid
Valid Menjelaskan ciri-ciri bangun persegi dari bentuk benda konkrit
2
2 - 1, 2 Membandingkan ciri-ciri persegi dan ciri- ciri persegi panjang.
Menggambar macam-macam bentuk
2
2 - 5, 6 segitiga Menggambar bangun balok.
9, 10
2
2 Membedakan sifat-sifat bangun kubus dan
- balok.
Menyebutkan sifat-sifat bangun tabung
2
2 - 3, 4 Menggambarkan bangun tabung
2 Membandingkan gambar jarning-jaring
7, 8 2 - bangun ruang Total
10
10
10 Tabel 3.11 diatas menunjukan hasil uji validitas. Berdasarkan uji
validitas dengan 10 soal yang diuji terdapat 10 soal yang valid dengan r hitung > 0,312. Kemudian dari 10 soal yang telah valid di uji reliabilitasnya.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas kemudian dilakukan uji relibilitas untuk mengetahui konsisten alat ukur. Ketentuan reliabilitas mengacu pada pendapat Azwar (2011:98) sebuah tes yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,6
kurang baik, 0,7 dapat diterima, dan lebih dari 0,8 dinyatakan reliable. Sehingga
penulis mengikuti ketentuan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items.716
11 Dari tabel 3.12 diatas Cronbach Alpha menunjukkan 0,716 yang berarti soal yang valid telah teruji reliabel.
Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Uraian
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.735
10
3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran yaitu parameter untuk menyatakan bahan item soal
dinyatakan mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang
untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks (Wardani, dkk, 20012 :338). Indeks tingkat
kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut B P=N Keterangan : B = jumlah peserta didik yang menjawab betul P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal Ketentuan taraf kesukaran soal pada penelitian ini mengacu pada rentang
nilai tingakt kesukaran soal yang dikemukan oleh Wardani,dkk (2012:339). Untuk
menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel berikutTabel 3.14 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Sukar 0.00-0.25 Sedang 0.26-0.75 Mudah 0.76-1.00 Berikut adalah hasil uji kesukaran pada instrumen soalTabel 3.15 Hasil Uji Kesukaran Instrumen Pilihan GandaTaraf Butir Soal Jumlah Kesukaran 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, Mudah
18 18, 19, 20 Sedang 17, 3
2
- Sukar
3.5.4 Daya Pembeda
Daya Pembeda (DB) dapat diartikan sebagai suatu indeks yang
menunjukkan bagaimana pilihan jawaban membedakan peserta didik pandai (atau
yang belajar dengan baik) dari yang kurang pandai (atau yang tidak belajar).
Sebagian besar peserta didik yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk
menjawab butir item tersebut, lebih banyak menjawab betul, sementara peserta
didik yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian
besar tidak dapat menjawab dengan betul (Wardani, Slameto, & Winanto, 2014) Cara menghitung Daya Pembeda (DB) menggunakan rumus berikut ini: ( − ) Daya Pembeda =0.5 X J Keterangan :
KA = Jumlah peserta dalam kelompok atas (sekitar 30% berdasarkan rangking
skor total) yang menjawab benarKB = Jumlah peserta dalam kelompok bawah (sekitar 30% berdasarkan rangking
skor total) yang menjawab salah J = Jumlah seluruh peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00.
Kesepakatan umummenyatakan bawah DB (Daya Pembeda) terkecil yang
diterima adalah 0,25. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin
mampu soal yang bersangkutan membedakan peserta didik yang telah memahami
materi dengan peserta didik yang belum memahami materi. Berikut adalah hasil
uji Daya Pembeda soal pilihan ganda.Tabel 3.16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda Index Daya Pembeda No soal0,25 - 1,00 Soal no 3, no 17 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
- 1,00 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan
teknik statistic inferensial ANCOVA. Tenik satatistik ANCOVA dilakukan jika
memenuhi uji prasyarat: a) uji normalitas, b) uji homogenitas, c) uji linieritas data.
Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi maka akan dilakukan pengujian dengan
teknik statistik non parametric Kolomogorov Smirnov.3.6.1. Uji normalitas
Untuk mengetahui data yang ada di setiap kelas itu memiliki data yang
terdistribusi normal atau tidak maka perlu dilakukan uji normalitas data.Apabila
data yang digunakan normal maka dapat digunakan statistic parametrik. Namun
jika data yang digunan tidak normal maka akan digunakan statistic nonparametrik.
Acuan yang digunakan yaitu, jika signifikan ≥ 0,05 maka data tersebut
terdistribusi normal. Jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka data tersebut
tidak normal. Dalam uji normalitas dapat menggunakan bantuan software SPSS 21
for windows yaitu :Tabel 3.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
aKolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk * kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig. NILAI konvensional .117 21 .200 .954 21 .401 tsts .178
23 .056 .905 23 .032 *. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 3.18 Hasil Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
aKolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk *
kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nilai konvensional .155 21 .200 .926 21 .114 tsts .19423 .025 .883 23 .012
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 3.17 pada kelas eksperimen terdapat nilai signifikan
pretes 0,032 dan 0,012 pada siginifikan postes, hal tersebut terlihat jelas bahwa
nilai signifikan pada kelas eksperimen >0,005, artinya penyebaran data pada kelas
eksperimen pretes dan postes berdistribusi normal. Sedangkan pada kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 3.17 terdapat nilai signifikan pretes 0,401 dan nilai
signifikan postes 0,114. Hal itu terlihat jelas bahwa pada kelas kontrol nilai
signifikan >0,005, artinya penyebaran pretes dan postes pada kelas kontrol
berdistribusi normal.3.6.2. Uji homogenitas
Uji homogenitas varian digunakan apakah varian kedua kelompok
homogen atau tidak. Varian data kedua kelompok dikatakan homogen jika nilai
probabilitas/signifikasi lebih dari 0,05. Jika probabilitas kurang dari 0,05 maka
data dikatakan tidak homogen. Analisis uji homogen dapat dilakukan dengan cara
menggunakan software SPPS 21 for windowsTabel 3.19 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
NILAI Levene Statistic df1 df2 Sig..713
1 42 .403 Jika data populasi homogenitas signifikan >0,005 maka H ditolak
berarti data populasi tidak homogen. Berdasarkan tabel 3.19 hasil uji homogenitas
kelas Eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai homogenitas signifikan 0.403,
maka H diterima berarti data yang diperoleh homogen.3.6.3. Uji Hipotesis Teknik analisi data pada penelitian ini adalah menggunakan hipotesis t.
Melalui uji t ini peneliti ingin menguji kemampuan generalisasi (signifikan hasil
penelitian yang merupakan perbandingan dua rata-rata sampel). Melalui uji t
peneliti berharap menemukan perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran tipe TSTS dengan model pembelajaran konvensional. Untuk
menganalisis hal tersebut peneliti menggunakan uji t.Hipotesis yang akan diujikan dieksperimen ini adalah H : μ1 = μ2 Tidak
terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5
SD Negeri Sugihan 01 dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Two Stay Two Stray dan pembelajaran konvensional. H: μ1 ≠ μ2 terdapat
perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan pada siswa kelas 5a SD
Negeri Sugihan 01 dan SD Negeri Sugihan 04 dalam pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Two Stay Two Stray dan pembelajaran Konvensional.