BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan merupakan suatu prosedur pengalaman. Karena aktivitas hidup adalah pertumbuhan, maka pendidikan berarti mendukung pertumbuhan moral manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses adaptasi pada setiap babak dan meningkatkan kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan (Dewey, 2010). Pendidikan adalah usaha yang di rencanakan untuk mengakibatkan orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka menjalankan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan merupakan salah satu peranan yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga dan masyarakat secara terpadu dengan berbagai institusi yang memang diadakan dengan terencana untuk mengembangkan fungsi pendidikan (Supriadi, 2001: 13).

  Dalam ranah pendidikan kurikulum sangatlah penting. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, terdapat dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah persiapan dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 berlaku mulai tahun ajaran 2013/2014 memuat kedua dimensi tersebut (Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013). Bertolak belakang dengan pendapat Hamalik (2010) kurikulum adalah suatu program pendidikan yanag disediakan untuk membelajarkan siswa, dengan program ini diharapkan siswa dapat melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Pendidikan di sekolah dasar saat ini dalam proses belajar mengajar sudah banyak yang menggunakan kurikulum 2013. Pengajaran di SD sendiri, haruslah sudah menggunakan Kurikulum 2013.

  Kurikulum 2013 bermaksud bagi manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang berkeyakinan, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan semua kemampuan siswa selaku manusia Indonesia bermutu yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (Permendikbud, 2014). Penarapan kurikulum 2013 harus mengandung kegiatan literasi, berpikir tingkat tinggi (Higher Order of Thinking Skill) dan pendidikan karakter. Selain itu, pembelajaran harus pula menggunakan pendekatan saintifik (Permendikbud, 2016).

  Dalam kurikulum 2013 di jenjang sekolah dasar terdapat mata pelajaran matematika. Matematika diberikan kepada peserta didik mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 ditingkat pendidikan dasar. Di kehidupan sehari-hari secara langsung memerlukan keterampilan berkaitan dengan menghitung, misalnya saat kita berbelanja. Keterampilan berkaitan dengan menghitung berupa pengembalian uang belanja, menginterpretasikan ukuran-ukuran dalam resep makanan, dan menghitung harga barang yang dibeli. Untuk itu manusia perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penalaran dan hitung menghitung melalui pelajaran di sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

  Matematika ialah kumpulan dari kebenaran dan aturan, ilmu matematika bukan sekedar hanya berhitung saja. Matematika merupakan suatu bahasa, kegiatan untuk menemukan serta untuk mempelajari pola dan hubungan (Riedesel, 1996). Dalam pembelajaran matematika, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola dan untuk menentukan hubungan. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir berbeda menggunakan pola pikir mereka sendiri sehingga menghasilkan penemuan mereka sendiri (Ebbut, 1995).

  Mengacu ketiga pengertian di atas, mata pelajaran matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang berhitung dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan mengacu pada pola berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kerja sama. Lebih lanjut dijelaskan pula pemberian pendidikan matematika dapat digunakan untuk sarana dalam pemecahan masalah dan mengomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Dalam hal ini, guru harus berupaya menciptakan pembelajaran yang menimbulkan masalah matematika yang harus dipecahkan oleh siswa menggunakan cara mereka sediri.

  Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual anak seusia siswa SD maka penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran matematika harus dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak; dari mudah ke sukar; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh (Sugihartono, 2007). Guru harus mampu memunculkan kegembiraan dan keinginan siswa untuk bereksplorasi terhadap lingkungannya, tanpa aktivitas pemaksaan. Untuk mencapai proses ini, guru harus memiliki gaya belajar yang menantang siswa dan menarik, sehingga pengelolaan pembelajaran benar-benar menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswa. Upaya yang telah dilakukan oleh SDN Kutowinangun 11 untuk meningkatkan mutu guru yaitu dengan mengikuti Kelompok Kerja Guru (KKG), workshop, seminar, dan sosialisasi program. Selain itu, guru juga diwajibkan memiliki ijazah S1 sebagi bentuk pendidikan formal.

  SDN Kutowinangun 11 menerapkan siswa supaya duduk tegak dan diam saat pembelajaran matematika berlangsung di kelas 4. Penyajian kegiatan pem- belajaran di SDN Kutowinangun 11 sudah menerapkan literasi dan pendidikan

  

of Thinking Skill (HOTS) dan pendekatan saintifik belum sepenuhnya diterapkan

  dalam praktik pembelajaran matematika. Guru menjadi sumber belajar dengan memberikan banyak penjelasan materi pelajaran. Guru masih dominan meng- gunakan model pembelajaran yang hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Hal ini berarti siswa hanya menerima pengetahuan dari guru, padahal dalam Kurikulum 2013 guru harus mengembangkan pembelajaran yang merangsang siswa untuk mendapatkan pengetahuannya sendiri. Sehingga yang terjadi adalah belum terpenuhinya pembelajaran yang mengandung 4C (Communication,

  

Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and

Innovation ) dan 5m (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

  mengomunikasikan) yang harus ada pada proses siswa saat mendapatkan pengetahuan. Akibatnya, pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika rendah.

  Hal di atas dibuktikan dengan nilai siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 (50%) dari 20 siswa pada ulangan matematika. Disamping itu, hanya ada 2 siswa yang mendapat nilai diatas 8. Oleh karena data tersebut perlu adanya inovasi pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  Salah satu bentuk inovasi pembelajaran pembelajaran matematika adalah dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-pola dan untuk menentukan hubungan. Inovasi pembelajaran yang akan dikembangkan adalah Discovery Learning, dengan

  

Discovery Learning diharapkan terciptanya pembelajaran yang bermakna di

  dalam kelas. Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang dapat mengarahkan kepada siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

  Model pembelajaran Discovery Learning yaitu mengeksplorasi dan menemukan sesuatu. Belajar yang berawal dari investigasi yang pada akhirnya menemukan sebuah jawaban, simpulan, atau ide cemerlang sebagai jawaban atas pencarian dalam kegiatan belajar. Penelitian Pakpahan (2014: 88) menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari analisis data siklus I diperoleh 13 (43,33%) siswa KKM. Hasil penelitian Astuti (2015: 21) juga menunjukan jumlah siswa tuntas untuk muatan Matematika, dari siklus I sebesar 46,6% menjadi 80,00% diakhir siklus II. Diharapkan supaya dengan penggunaan model Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 dapat meningkatkan hasil belajar yang memenuni Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika SDN Kutowinangun 11 sebesar 67 dapat tercapai secara individual maupun klasikal lebih dari 80% siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa idealnya penerapan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran matematika di kelas diharapkan bermuatan 4C. Guru bertugas menjadi fasilitator dan motivator bukan pemberi informasi utama. Pada kenyataannya, guru kelas 4 SDN Kutowinangun 11 belum menggunakan model pembelajaran yang menggugah siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Guru masih menjadi sumber belajar yang utama. Pihak sekolah sudah berusaha meningkatkan mutu dengan baik yaitu diperoleh juara 10 besar siswa teladan. Namun, sesuai tuntutan Kurikulum 2013, pihak sekolah belum merasa puas. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian berkaitan dengan model pembelajaran yang bermuatan Kurikulum 2013 (fokus 4C).

  Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah. Selain itu, kalau masalah tersebut tidak diatasi akan berdampak pada mutu sekolahan yang akan terpuruk. Jika masalah tersebut dialami oleh satu gugus depan, maka akan memberikan dampak negatif pada daerah gugus depan. Terlebih jika dialami oleh cakupan daerah yang lebih luas.

  Salah satu penyebab masalah di atas adalah guru dalam menggunakan model pembelajaran yang kurang inovatif dan tidak sesuai karakteristik Kurikulum 2013. Sebagai calon profesional guru, penulis tidak tinggal diam. Guna mengatasi masalah di atas, penulis memilih model pembelajaran Discovery Learning karena

  

Discovery Learning memenuhi pembelajaran yang bermuatan 4C. Disamping itu,

  juga efektif meningkatkan hasil belajar siswa menurut

  Discovery Learning

  1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka rumusan masalahnya:

  1. Apakah model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika di kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Salatiga? 2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis

  Kurikulum 2013 dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika di kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Salatiga?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Dari rumusan masalah yang telah dibahas maka tujuan penelitian ini antara lain:

  1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 11 pada mata pelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran Discovery

  Learning berbasis Kurikulum 2013.

2. Mendiskripsikan cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN

  Kutowinangun 11 pada mata pelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

  Secara teoritis penelitian ini berguna memperkaya hasil penelitian untuk menjadi rujukan bagi peneliti yang akan datang mengenai penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dalam kaitannya dengan menciptakan kondisi belajar bermuatan 4C (khususnya critical thinking) dalam pelajaran matematika.

2. Secara Praktis

  Penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada beberapa pihak diantaranya yaitu yang pertama bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dapat menyelesaikan evaluasi yang diberikan pada akhir pembelajaran dan pelajaran matematika menjadi salah satu pelajaran yang masukan dan pemahaman dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaraan Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 dan diharapkan guru menerapkan dalam pembelajaran. Selain itu, mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam menghadapi masalah yang nyata dalam proses pembelajaran di kelas, khususnya pada mata pelajaran matematika. Untuk mengetahui model atau metode pembelajaran apa yang cocok digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dikelas. Ketiga, bagi sekolah, agar tercapainya tujuan pembelajaran serta tujuan sekolah yang berkualitas serta untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Suasana belajar lebih hidup di kelas 4 sehingga mutu sekolah tersebut dapat berkembang.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupate

0 0 51

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA LINGKUNGAN SAHABAT KITA PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 3 NAMBUHAN KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20172018 Tugas Akhir - Institutiona

0 0 16

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN OBSERVASI DAN PENELITIAN TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Si

0 11 176

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered He

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads To

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pem

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Berbasis Kurikulum 2013

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Berbasis Kurikulum 2013

0 1 98