BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum 2013 S

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam kegiatan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada kegiatan prasiklus, peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui kebutuhan kelas yang sedang di teliti. Kemudian pada kegiatan 2 siklus, setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan dengan memanfaatkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi dan tahap refleksi.

4.1.1 Pra Siklus

  Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun 11 Salatiga dengan subjek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 20 anak pada mata pelajaran matematika materi luas dan keliling bangun datar menggunakan model pembelajaran Discovery

  

Learning berbasis Kurikulum 2013. Data pra siklus atau kondisi awal dalam

  penelitian ini didapat dari hasil nilai ulangan harian matematika semester genap pada mata pelajaran matematika siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 11. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 67. Berikut ini nilai pra siklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dan distribusi ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Matematika

  

Pra Siklus

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

  20

  1

  5

  30

  1

  5

  40

  1

  5

  50

  3

  15

  60

  2

  10

  65

  2

  10

  75

  4

  20

  85

  1

  5

  90

  1

  5 20 100

  Jumlah Rata 62,25

  • – rata Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  20 Terlihat pada tabel di atas perbandingan siswa yang mencapai KKM (67) adalah sebanyak 10 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa. Terlihat pula kesenjangan nilai yang begitu juah antara nilai terendah dan nilai tertinggi. Selanjutnya, berdasarkan tabel diatas maka dapat disajikan prosentase ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika pra siklus pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

  Ketuntasan Jumlah siswa No. Nilai Belajar Jumlah Prosentase (%) 1.

  67 Tuntas

  10

  50 2. <67 Belum tuntas

  10

  50

  20 Jumlah 100 Dari tabel 4.2. di atas, ketuntasan belajar siswa pra siklus masih dikatakan rendah yaitu dengan prosentase 50%. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013, siswa yang belum tuntas dapat diperbaiki karena sejatinya model pembelajaran akan berpengaruh pada hasil belajar. Serupa dengan pernyataan bahwa penggunaan model pembelajaran akan memiliki peran penting pada hasil belajar siswa (Pratiwi, 2014: 3).

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1 a.

  Perencanaan Hasil evaluasi yang diadakan pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Dalam perencanaan siklus 1 guru: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. 2) menyiapkan media pembalajaran berupa kertas persegi besar dan persegi satuan untuk memudahkan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. 3) menyiapkan tugas kelompok. 4) menyiapkan tes akhir tiap siklus dengan materi luas dan keliling bangun persegi dan persegi panjang. 5) menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

  b.

  Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan siklus 1 dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Salatiga.

  Pertemuan pertama membahas materi tentang menemukan rumus luas persegi menggunakan benda konkrit. Selanjutnya pertemuan kedua membahas materi tentang menemukan rumus keliling persegi menggunakan benda konkrit. Pertemuan ketiga membahas materi yang telah diajarkan dan tes akhir siklus. Dalam pembelajaran yang dilakukan dinilai oleh observer atau teman sejawat.

  Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2018. Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakukan, karena siswa kelas 4 belum pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

  Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan stimulations pada apersepsi untuk membangun rasa keingintahuan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan contoh bangun persegi yang ada di kelas; 2) memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran berlangsung; 3) mengajukan permasalahan (problem statement) yaitu dengan bertanya “bagaimana cara menghitung luas bangun persegi?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis ; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Kegiatan inti, kegiatan data collections 1 antara lain: 1) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok beranggotakan 4 siswa; 2) Guru membagikan pada masing-masing kelompok lembar kerja dan 4 persegi dengan ukuran yang berbeda; 3) siswa dalam kelompok diminta untuk mengamati persegi dan mengukur sisi persegi menggunkan penggaris serta menuliskan hasil pengukurannya pada lembar kerja; 4) siswa diminta untuk membuat persegi satuan (panjang sisi 1 cm) untuk dilakukan percobaan; 5) siswa diminta untuk melakukan percobaan yaitu menutupi sisi persegi dengan persegi satuan dan menutupi seluruh permukaan persegi dengan persegi satuan, dilakukan bergantian untuk keempat persegi yang disediakan guru; 6) siswa mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja; 7) guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk membangun critical thinking (4C) pada siswa dalam menemukan rumus luas persegi (disini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru); 8) guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan dan meminta kelompok lain menanggapi apakah ada hasil yang berbeda. Kegiatan selanjutnya merupakan 9) data

  processing 1

  yaitu siswa dibantu guru untuk menarik kesimpulan “banyaknya persegi satuan yang menutupi seluruh permukaan persegi menyatakan luas persegi”. Selanjutnya kegiatan data collections 2 diantaranya yaitu 10) siswa diminta untuk mengamati rumus luas persegi yang telah dipelajari; 11) guru meminta siswa mencari rumus mencari sisi menggunakan rumus luas persegi; 12) Siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dalam tabel. 13) kegiatan data

  processing 2 yaitu siswa dengan dibantu guru menarik kesimpulan:

  “rumus sisi persegi didapat dari rumus luas persegi. ” 14) kegiatan verification yaitu siswa diajak kembali melihat jawaban atas permasalahan rumus luas persegi, siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesisnya dan menjawab ulang permasalahan berdasarkan konsep baru yang telah didapat melalui percobaan sebelumnya. 15) kegiatan generalization (penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus luas persegi dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus luas persegi.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2018. Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan

  

stimulations pada apersepsi untuk membangun rasa keingintahuan siswa, yaitu menampilkan gambar kebun yang berbentuk perssegi dengan pohon disekelilingnya; 2) memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran berlangsung; 3) mengajukan permasalahan (problem statement) yaitu dengan bertanya “bagaimana cara menghitung keliling bangun persegi?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis ; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Kegiatan inti, kegiatan data collections 1 antara lain: 1) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. 2) Guru membagikan pada masing-masing kelompok lembar kerja dan 4 persegi dengan ukuran yang berbeda. 3) siswa dalam kelompok diminta untuk mengamati persegi dan mengukur sisi persegi menggunkan penggaris serta menuliskan hasil pengukurannya pada lembar kerja. 4) siswa diminta untuk membuat persegi satuan (panjang sisi 1 cm) untuk dilakukan percobaan. 5) siswa diminta untuk melakukan percobaan yaitu menutupi salah satu sisi persegi dengan persegi satuan, dilakukan bergantian untuk keempat persegi yang disediakan guru. 6) siswa mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja. 7) guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk membangun critical thinking (4C) pada siswa dalam menemukan rumus keliling persegi (disini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru). 8) guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan dan meminta kelompok lain menanggapi apakah ada hasil yang berbeda. Kegiatan selanjutnya merupakan 9) kegitan data processing 1 yaitu siswa dibantu guru untuk menarik kesimpulan “banyaknya persegi satuan yang menutupi seluruh sisi persegi menyatakan keliling pers egi”. Selanjutnya kegiatan data collections 2 diantaranya yaitu 10) siswa diminta untuk mengamati rumus keliling persegi yang telah dipelajari. 11) guru meminta siswa mencari rumus sisi menggunakan rumus keliling persegi. 12) Siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dalam tabel. 13) kegiatan data processing 2 yaitu siswa dengan dibantu guru menarik kesimpulan:

  “rumus sisi persegi didapat dari rumus keliling persegi.” 2) kegiatan yaitu siswa diajak kembali melihat jawaban atas permasalahan rumus

  verification

  keliling persegi, siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesisnya dan menjawab ulang permasalahan berdasarkan konsep baru yang telah didapat melalui percobaan sebelumnya; 3) kegiatan generalization (penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus keliling persegi dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus keliling persegi.

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2018. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang kembali materi “luas dan keliling persegi

  ” dan penilaian hasil akhir siklus, kegiatan pertemuan ketiga ini antara lain: 1) mendiskusikan bersama tentang materi yang telah diajarkan dan berfungsi menggali kembali yang telah diajarkan. 2) memberikan evaluasi siklus 1 sebagai penilaian hasil. 3) menyampaikan rencana remidial dan pengayaan.

  c.

  Observasi Pada pertemuan pertama siklus 1 kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan siswa dalam menerapkan model pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika.

  Discovery Learning

  Hasil aktivitas siswa dalam pelajaran matematika selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 4.3. di bawah ini: Tabel 4.3.

  

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

  Nilai Pertemuan Materi aktivitas Kriteria

  Siklus 1 Cukup

  Pertemuan 69,56% Baik

  1 Luas dan keliling persegi Siklus 1

  Pertemuan 78,26% Baik

  2 Pada pertemuan pertama siklus 1 aktivitas siswa dengan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 secara umum dapat menanggapi yang telah presentasi, mengamati rumus luas persegi, mencari rumus sisi persegi, melihat kembali jawaban atas permaslahan, dan melakukan refleksi kegiatan. Selama pembelajaran masih ditemui siswa ramai dan sebagian siswa bingung karena kurang mengerti tentang pembelajaran yang dilakukan, tetapi siswa tidak takut bertanya dengan guru, kebanyakan siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

  Pada pertemuan kedua siklus 1 aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati observer aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Aspek yang belum dilakukan yaitu melakukan reflesi kegiatan. Walaupun masih ada siswa yang masih ramai tetapi sebagian besar siswa sudah mengerti alur pembelajaran yang dilakukan. Dilihat dari hasil tersebut bahwa aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada siklus 1 pertemuan pertama dan pertemuan kedua meningkat dari 69,56% menjadi 78,26%. Sejalan dengan pernyataan bahwa aktivitas belajar siswa merupakan hal cukup penting dalam suatu proses pembelajaran (Istiana, dkk, 2015).

  Hasil aktivitas guru dalam pelajaran matematika selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. di bawah ini:

  

Tabel 4.4.

Hasil Observasi Aktivitas Guru

  Nilai Pertemuan Materi aktivitas Kriteria

  Siklus 1 Cukup

  Pertemuan 70,00% Baik

  1 Luas dan keliling persegi Siklus 1

  Pertemuan 80,00% Baik

  2 Pada pertemuan pertama siklus 1 penerapan model pembelajaran

  

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 secara umum dapat dikatakan menyebutkan tujuan pembelajaran. Selain itu, guru belum mengajak siswa melihat kembali jawaban atas permasalahan dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.

  Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran

  

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati oleh observer dapat

  dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik. Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Kegiatan yang belum terpenuhi yaitu melakukan presensi dan melakukan refleksi kegiatan pembelajaran. Dilihat dari hasil di atas, aktivitas guru meningkat dari presentase 70,00% menjadi 80,00%.

  Selain hasil aktivitas siswa dan guru, siklus 1 mendapatkan hasil belajar dari siswa selama 3 kali pertemuan. Hasil belajar didapat dari evaluasi siklus 1 yang dilaksanakan pada pertemuan 3. Berikut ini merupakan tabel Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus 1.

  

Tabel 4.5.

Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Matematika Siklus 1

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

  40

  1

  5

  50

  2

  10

  60

  2

  10

  70

  4

  20

  80

  4

  15

  90

  5

  25 100

  2

  20 Jumlah 20 100 75,5

  Rata – rata Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah

  40 Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan frekuensi nilai yang diperoleh pada evaluasi siklus 1. Dapat dilihat antara nilai terendah dan nilai tertinggi memiliki kesenjangan yang tidak begitu jauh dibandingkan pada pra siklus. Perolehan nilai terbanyak terdapat pada nilai 70, 80 dan 90. Dari tabel distribusi perolehan nilai tersebut maka dapat dilihat presentase ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.6. dibawah ini.

  

Tabel 4.6.

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

Jumlah siswa

  Ketuntasan No. Nilai Belajar Jumlah Presentase (%) 1.

  67 Tuntas

  15

  75 2. <67 Belum tuntas

  5

  25

  20 Jumlah 100 Dari tabel 4.6. di atas, ketuntasan belajar siswa siklus 1 mengalami peningkatan yaitu 15 siswa dengan prosentase 75%. Selain itu, perlu adanya sorotan bagi 5 siswa yang belum tuntas. Artinya bahwa guru dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 belum maksimal. Guru harus mengoptimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mengoptimalkan pula aktivitas siswa yang akan berdampak pada hasil belajarnya.

  d.

  Refleksi Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Refleksi diadakan dengan melibatkan teman sejawat dan guru kelas. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat dan guru kelas selaku observer, agar pada siklus 2 hasil evaluasi pembelajaran mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

  1) Pertemuan pertama, dilihat dari data aktivitas siswa dan guru penggunaan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 sudah baik. Aktivitas siswa masih tergantung oleh instruksi guru, oleh sebab itu saat guru tidak menginstruksikan salah satu kegiatan maka siswa juga tidak akan melakukan. Dibutuhkan kecermatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar siswa aktif. Selain itu, guru harus menegur siswa yang ramai saat kegiatan kelompok berlangsung agar tidak mengganggu siswa lainnya. Kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana hendaknya menjadi sorotan guru supaya dilaksanakan pada proses pembelajaran selanjutnya. Sehingga pada pertemuan kedua siklus 1 guru harus berusaha melakukan semua kegiatan. 2)

  Berdasarkan hasil observasi, penggunaan model pembelajaran Discovery

  Learning berbasis Kurikulum 2013 pada siklus 1 dari pertemuan pertama

  dibandingkan yang kedua sudah mengalami peningkatan dari segi aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Pada pertemuan kedua, hampir semua kegiatan yang direncanakan dilakukan akan tetapi belum maksimal sehingga untuk memperoleh hasil yang maksimal pada pertemuan siklus 2 guru harus seoptimal mungkin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Sejalan dengan pernyataan “keberhasilan suatu pembelajaran akan sangat ditentukan oleh bagaimana seorang guru dapat mengelola pembelajaran tersebut (Aini, 2013: 121)”. 3)

  Hasil belajar siswa pada evaluasi hasil tes yang diperoleh dari pra siklus dibandingkan dengan siklus 1 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari prosentase jumlah siswa yang tuntas meningkat dari pra siklus sebesar 50% (10 siswa) menjadi 75% (15 siswa) dan rata-rata kelas meningkat dari 62,25 menjadi 75,5. Dalam hal ketuntasan masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal yaitu 67. Target yang ditentukan untuk ketuntasan pada siswa yaitu sebesar 80% dari seluruh siswa.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2 a.

  Perencanaan Hasil refleksi pada siklus 1 dengan sejawat dan guru kelas menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi.

  Tindakan awal perencanaan siklus 2, yaitu: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. 2) menyiapkan media pembalajaran berupa kertas persegi besar dan persegi satuan untuk memudahkan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. 3) menyiapkan tugas kelompok. 4) menyiapkan tes akhir tiap siklus dengan materi luas dan keliling bangun persegi dan persegi panjang. 5) menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

  b.

  Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan siklus 2 dilakukan selama 3 kali pertemuan, yang dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Salatiga. Pertemuan pertama membahas materi tentang menemukan rumus luas persegi panjang menggunakan benda konkrit. Selanjutnya pertemuan kedua membahas materi tentang menemukan rumus keliling persegi panjang menggunakan benda konkrit. Pertemuan ketiga membahas materi yang telah diajarkan dan tes akhir siklus.. Dalam pembelajaran yang dilakukan dinilai oleh observer atau teman sejawat.

  Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2018. Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakukan, karena siswa kelas 4 belum pernah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013.

  Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan stimulations pada apersepsi untuk membangun rasa keingintahuan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan contoh bangun persegi panjang yang ada di kelas; 2) memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran berlangsung; 3) mengajukan permasalahan (problem

  statement

  ) yaitu dengan bertanya “bagaimana cara menghitung luas bangun persegi panjang ?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Kegiatan inti, kegiatan data collections 1 antara lain: 1) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok beranggotakan 4 siswa; 2) Guru membagikan pada masing-masing kelompok lembar kerja dan 4 persegi panjang dengan ukuran yang berbeda; 3) siswa dalam kelompok diminta untuk mengamati persegi panjang dan mengukur panjang dan lebarnya menggunkan penggaris serta menuliskan hasil pengukurannya pada lembar kerja; 4) siswa diminta untuk membuat persegi satuan (panjang sisi 1 cm) untuk dilakukan percobaan; 5) siswa diminta untuk melakukan percobaan yaitu menutupi sisi persegi panjang dengan persegi satuan dan menutupi seluruh permukaan persegi panjang dengan persegi satuan, dilakukan bergantian untuk keempat persegi panjang yang disediakan guru; 6) siswa mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja; 7) guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk membangun critical thinking (4C) pada siswa dalam menemukan rumus luas persegi (disini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru); 8) guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan dan meminta kelompok lain menanggapi apakah ada hasil yang berbeda. Kegiatan selanjutnya merupakan 9) data processing 1 yaitu siswa dibantu guru untuk menarik kesimpulan “banyaknya persegi satuan yang menutupi seluruh permukaan persegi panjang menyatakan luas persegi”. Selanjutnya kegiatan data

  

collections 2 diantaranya yaitu 10) siswa diminta untuk mengamati rumus luas

  persegi panjang yang telah dipelajari; 11) guru meminta siswa mencari rumus mencari panjang dan lebar menggunakan rumus luas persegi panjang; 12) Siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dalam tabel. 13) kegiatan data yaitu siswa dengan dibantu guru menarik kesimpulan:

  processing 2

  “rumus panjang dan lebar persegi panjang didapat dari rumus luas persegi panjang.

  ” 14) kegiatan verification yaitu siswa diajak kembali melihat jawaban atas permasalahan rumus luas persegi panjang, siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesisnya dan menjawab ulang permasalahan berdasarkan konsep baru yang telah didapat melalui percobaan sebelumnya. 15) kegiatan generalization (penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus luas persegi panjang dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus luas persegi panjang.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2018. Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) kegiatan awal melakukan

  

stimulations pada apersepsi untuk membangun rasa keingintahuan siswa, yaitu

  menampilkan gambar persegi panjang; 2) memberikan motivasi belajar pada siswa agar tidak jenuh saat pembelajaran berlangsung; 3) mengajukan permasalahan (problem statement menghitung keliling bangun persegi panjang ?”; 4) siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan membuat hypothesis; 5) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

  Kegiatan inti, kegiatan data collections 1 antara lain: 1) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok beranggotakan 4 siswa. 2) Guru membagikan pada masing-masing kelompok lembar kerja dan 4 persegi panjang dengan ukuran yang berbeda. 3) siswa dalam kelompok diminta untuk mengamati persegi panjang dan mengukur panjang dan lebarnya menggunkan penggaris serta menuliskan hasil pengukurannya pada lembar kerja. 4) siswa diminta untuk membuat persegi satuan (panjang sisi 1 cm) untuk dilakukan percobaan. 5) siswa diminta untuk melakukan percobaan yaitu menutupi salah satu sisi persegi panjang dengan persegi satuan, dilakukan bergantian untuk keempat persegi panjang yang disediakan guru. 6) siswa mencatat hasil percobaannya pada lembar kerja. 7) guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk membangun critical

  

thinking (4C) pada siswa dalam menemukan rumus keliling persegi panjang

  (disini siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru). 8) guru menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan dan meminta kelompok lain menanggapi apakah ada hasil yang berbeda. Kegiatan selanjutnya merupakan: 9) kegitan data

  processing 1

  yaitu siswa dibantu guru untuk menarik kesimpulan “banyaknya persegi satuan yang menutupi seluruh sisi persegi panjang menyatakan keliling persegi”. Selanjutnya kegiatan data collections 2 diantaranya yaitu 10) siswa diminta untuk mengamati rumus keliling persegi yang telah dipelajari. 11) guru meminta siswa mencari rumus panjang dan lebar menggunakan rumus keliling persegi panjang. 12) Siswa diminta untuk mencatat hasil pengamatan dalam tabel. 13) kegiatan data processing 2 yaitu siswa dengan dibantu guru menarik kesimpulan:

  “rumus panjang dan lebar didapat dari rumus keliling persegi panjang. ” 2) kegiatan verification yaitu siswa diajak kembali melihat jawaban atas permasalahan rumus keliling persegi panjang, siswa diberi kesempatan untuk menguji hipotesisnya dan menjawab ulang permasalahan berdasarkan konsep baru yang telah didapat melalui percobaan sebelumnya; 3) kegiatan generalization

  (penarikan kesimpulan) yaitu guru membimbing siswa untuk menemukan rumus keliling persegi panjang dan menarik kesimpulan secara umum tentang rumus keliling persegi panjang.

  Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2018. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang kembali materi “luas dan keliling persegi

  ” dan penilaian hasil akhir siklus, kegiatan pertemuan ketiga ini antara lain: 1) mendiskusikan bersama tentang materi yang telah diajarkan dan berfungsi menggali kembali yang telah diajarkan. 2) memberikan evaluasi siklus 2 sebagai penilaian hasil. 3) menyampaikan rencana remidial dan pengayaan.

  c.

  Observasi Pada pertemuan pertama siklus 2 kegiatan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan siswa dalam menerapkan model pembelajaran

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika.

  Hasil aktivitas siswa dalam pelajaran matematika selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. di bawah ini.

  

Tabel 4.7.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

  Nilai Pertemuan Materi aktivitas Kriteria

  Siklus 2 Pertemuan 86,95% Baik

  Luas dan

  1 keliling persegi Siklus 2 panjang

  Baik Pertemuan 95,65%

  Sekali

  2 Pada pertemuan pertama siklus 2 aktivitas siswa dengan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 secara umum dapat dikatakan dilaksanakan sudah baik. Kegiatan yang belum dilakukan sudah berkurang dibandingkan dengan pelaksanaan siklus 1. Selama pembelajaran masih ditemui sedikit yang siswa ramai. Namun, kebanyakan siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung seperti tidak malu bertanya, aktif menanggapi yang telah presentasi, menjawab jika ditanya oleh guru.

  Pada pertemuan kedua siklus 2 aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati observer aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Kegitatan sepenuhnya dilakukan dengan baik sekali. Sebagian besar aspek kegiatan sudah terlaksana. Siswa semakin mengerti dengan alur pembelajaran menggukana model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013. Dilihat dari hasil tersebut bahwa aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada siklus 2 pertemuan pertama dan pertemuan kedua meningkat dari 86,95% menjadi 95,65%.

  Hasil aktivitas guru dalam pelajaran matematika selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8. di bawah ini:

  

Tabel 4.8.

Hasil Observasi Aktivitas Guru

  Nilai Pertemuan Materi aktivitas Kriteria

  Siklus 2 Pertemuan 85,00% Baik

  Luas dan

  1 keliling persegi Siklus 2 panjang

  Baik Pertemuan 95,00%

  Sekali

  2 Pada pertemuan pertama siklus 2 penerapan model pembelajaran

  

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 secara umum dapat dikatakan

  dilaksanakan dengan baik. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan teliti. Walaupun belum sepenuhnya terlaksana semua.

  Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan guru dalam pembelajaran

  

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 setelah diamati oleh observer dapat

  dikatakan pembelajaran yang dilakukan guru baik sekali. Pada pertemuan kedua ini aspek yang belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang. Sebagian besar aspeknya telah dilaksanakan. Dilihat dari hasil di atas, aktivitas guru meningkat dari presentase 85,00% menjadi 95,00%. Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika siswa kelas 4 SDN 11 Kutowinangun 11 Salatiga dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari nilai persentase kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus 2 berhasil.

  Selain hasil aktivitas siswa dan guru, siklus 2 mendapatkan hasil belajar dari siswa selama 3 kali pertemuan. Hasil belajar didapat dari evaluasi siklus 2 yang dilaksanakan pada pertemuan 3. Berikut ini merupakan tabel Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus 2.

  

Tabel 4.9.

Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Matematika Siklus 2

Nilai Frekuensi Prosentase (%)

  50

  1

  5

  60

  1

  5

  70

  4

  20

  80

  5

  25

  90

  3

  15 100

  6

  30 20 100

  Jumlah Rata 83,0

  • – rata

  Nilai Tertinggi 100

  50 Nilai Terendah Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan frekuensi nilai yang diperoleh pada evaluasi siklus 1. Dapat dilihat antara nilai terendah dan nilai tertinggi memiliki kesenjangan yang tidak begitu jauh dibandingkan pada pra siklus. Perolehan nilai terbanyak terdapat pada nilai 100. Dari tabel distribusi perolehan nilai tersebut maka dapat dilihat prosentase ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.6. dibawah ini.

  

Tabel 4.10.

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2

Jumlah siswa

  Ketuntasan No. Nilai Belajar Jumlah Prosentase (%) 1.

  67 Tuntas

  18

  90 2. <67 Belum tuntas

  2

  10

  20 Jumlah 100 Dari tabel 4.10. di atas, ketuntasan belajar siswa siklus 2 mempunyai jumlah yang banyak yaitu 18 siswa dengan prosentase 90%. Selain itu, perlu adanya sorotan bagi 2 siswa yang belum tuntas. Artinya bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan dibuktikannya data di atas. Seirama dengan hasil penelitian Fitrianingtyas dan Radia (2017: 719) bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar. Walaupun masih ada siswa yang belum memenuhi KKM yang ditetapkan, karena berbagai faktor dari dalam maupun dari luar siswa itu sendiri.

  d.

  Refleksi Pada akhir kegiatan siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi diadakan dengan melibatkan teman sejawat. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer. Hasil refleksi tersebut adalah model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pada siklus 2 pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih baik lagi. Dalam proses pembelajaran guru menjadi motivator dan fasilitator agar siswa dapat melakukan tugasnya dengan benar. Selain itu, waktunya dapat menjadi lebih efisien. Pada pertemuan kedua siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 sehingga pembelajaran yang dilakukan kelihatan aktif dan siswa tidak seramai pembelajaran pada siklus 1.

  Penerapan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 yang dilakukan sudah bisa dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukkan dari meningkatnya hasil belajar siswa. Sejalan dengan penelitian Fitri dan Derlina (2015: 95) bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Peningkatan hasil belajar siswa juga nampak pada pra siklus, siklus 1 hingga siklus 2. Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar dari pra siklus 62,25 menjadi 75,50 pada siklus 1 kemudian mengalami peningkatan pada siklus 2 yaitu menjadi 83,00. Selain itu prosentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan. Hal tersebut juga dibuktikan dengan jumlah siswa yang tuntas pada pra siklus yaitu sebanyak 10 dari 20 siswa jika dipresentasikan 50% meningkat pada siklus 1 yaitu sebanyak 15 dari 20 siswa jika diprosentasikan 75% yang kemudian meningkat lagi menjadi 18 siswa dari 20 siswa jika diprosentasekan 90% pada siklus 2.

  Meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa memang sudah dikatakan memuaskan. Namun demikian, masih ada 2 siswa yang belum tuntas. Untuk mengatasi hal ini dilakukan acara pengayaan dan remidial. Pengayaan ditujukan untuk siswa yang sudah tuntas, sedangkan remidial untuk siswa yang belum tuntas. Pengayaan dan remidial dilakukan setelah evaluasi siklus 2 untuk meningkatkan pengetahuan bagi siswa yang telah tuntas dan untuk menolong siswa yang belum tuntas.

4.2 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

  Berikut terdapat tabel hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan (pra siklus), siklus 1 dan siklus 2 serta hasil rekapitulasi perbandingan hasil belajar dalam tabel 4.11 dibawah ini.

Tabel 4.11 Perbandingan Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Nilai Rata-

  

rata, Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Siswa Kelas 4

Hasil Belajar Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

  Nilai Rata-rata 62,25 75,50 83,00

  Nilai Terendah

  20

  40

  50 Nilai Tertinggi 90 100 100 Berdasarkan perbandingan hasil belajar yang berkaitan dengan nilai prosentase dan jumlah siswa dalam tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai rata- rata hasil belajar matematika SDN Kutowinangun 11 meningkat. Dibuktikan dari nilai rata-rata pra siklus sebesar 62,25 pada siklus 1 meningkat menjadi 75,50 dan kemudian pada siklus 2 terjadi peningkatan lagi menjadi 83,00.

  Selain dari sisi nilai rata-rata, nilai minimal dan nilai maksimal siswa juga mengalami peningkatan. Skor minimal pada pra siklus sebesar 20, meningkat pada siklus I sebesar 40, dan kembali meningkat menjadi 50. Skor maksimal pada pra siklus 90, meningkat pada siklus 1 dan 2 menjadi 100.

  Jumlah siswa yang tuntas dari KKM yang telah ditentukan yaitu ≥67 semakin meningkat. Pada pra siklus ada 10 siswa yang tuntas, siklus 1 ada 15 siswa dan siklus 2 ada 18 siswa tuntas. Perbandingan distribusi hasil belajar matematika berdasarkan ketuntasan lebih jelas dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12 Perbandingan Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus,

  

Siklus 1 dan Siklus 2 Siswa Kelas 4

Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 No. Hasil (f) (%) (f) (%) (f) (%) Belajar 1.

  Tuntas 10 50% 15 75% 18 90%

  2. Tidak 10 50% 5 25% 2 10%

  Tuntas Jumlah 20 100%

  20 100% 20 100%

Tabel 4.12 merupakan tabel hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 pada mata pelajaran matematika kelas 4 SDN Kutowinangun 11. Pada pra siklus

  yang didapatkan dari nilai ulangan terdapat 10 siswa atau 50% dari keseluruhan jumlah siswa yang telah mencap ai KKM yang ditentukan yaitu ≥67. Sebanyak 10 siswa atau 50% dari keseluruhan jumlah siswa masih memperoleh nilai dibawah

  KKM.

  Pada siklus 1 setelah diberi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran

  

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 jumlah siswa yang tuntas

  meningkat menjadi 15 siswa atau 75% dari keseluruhan jumlah siswa yang belum tuntas dan akan diberikan perbaikan pembelajaran di siklus 2.

  Pada siklus 2 setelah diperbaiki kembali proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 jumlah siswa yang tuntas meningkat kembali menjadi 18 siswa atau 90% dari keseluruhan jumlah siswa. Sepaham dengan pernyataan peningkatan hasil belajar tentunya didahului dengan perbaikan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan memperhatikan hasil evaluasi dan refleksi di tiap-tiap pertemuan dan tiap siklus (Rismayani, 2013: 10).

  Namun masih ada 2 siswa yang belum mencapai nilai K KM ≥67. Untuk siswa yang belum tuntas dicarai tahu sebabnya melalui wawancara sederhana dengan guru kelas dan kepala sekolah tentang latar belakang siswa tersebut.

  Setelah penulis melakukan tanya jawab dengan guru kelas dan kepala sekolah dapat diketahui bahwa siswa yang belum mencapai ketuntasan tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang menghambat siswa untuk mencapai nilai ketuntasan minimum adalah rendahnya tingkat pemahaman siswa dalam menerima materi dan latar belakang orang tua yang kurang memperhatikan siswa. Siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal tidak hanya disebabkan dari sekolah dan dari orang tua yang kurang memperhatikan siswa, tetapi karena faktor internal yang lain. Sejalan dengan pendapat Slameto (2003: 54) faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari faktor internal dan faktor eksternal.

4.3 Pembahasan

  Pemberian tindakan dalam penelitian ini berlangsung selama 2 siklus setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama dengan materi mencari rumus luas bangun persegi menggunakan benda konkrit. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa kurang mengerti tentang model pembelajaran

  

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013, dalam proses pembelajaran masih

  banyak siswa sibuk sendiri dan membuat keramaian kelas. Selain itu karena terbiasa dengan proses pembelajaran yang lalu dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu guru menjadi sumber utama dalam pembelajaran. Pada pertemuan kedua siklus 1 masih ditemukan permasalahan seperti pertemuan pertama, sehingga guru terus menerus untuk memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun kegiatan- kegiatan yang direncanakan sudah banyak dilakukan tetapi kurang optimal yang ditujukan hasil penilaian observer terhadap pembelajaran yang dilakukan masih di bawah kriteria baik sekali.

  Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukkan antara lain: siswa sudah terbiasa menempatkan diri sesuai tanggung jawab kelompok masing-masing berdasarkan perintah guru sehingga kondisi kelas tidak ramai dan siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Discovery

  

Learning berbasis Kurikulum 2013. Aktivitas siswa meningkat karena

  pembelajaran tersebut menuntut siswa untuk berpikir kritis (4C) dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat menemukan pengetahuannya sendiri. Serupa dengan pernyataan Discovery learning adalah metode yang mendorong siswa untuk sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan pada aktivitas siswa itu sendiri dan observasinya oleh Balım (2009: 2).

  Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

  

Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 tidak hanya dapat meningkatkan

  hasil belajar saja. Tetapi juga dapat meningkatkan aktivitas dan berpikir kritis (4C) siswa sehingga mempengaruhi hasil belajar. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan bahwa tahapan-tahapan dari model Discovery Learning dapat mengembangkan sikap ilmiah, rasa ingin tahu, pemahaman konsep, dan sikap kritis siswa yang berpengaruh pada meningkatkan hasil belajar (Widiadnyana, 2014: 8).

  Ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai siklus 2. Nilai siswa yang diatas KKM dari pra siklus 10 siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 15 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 18 siswa dari 20 siswa. Nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 62,25 dengan ketuntasan klasikal 50% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbasis Kurikulum 2013 pembelajaran nilai rata-rata siklus 1 menjadi 75,50 dengan ketuntasan belajar mencapai 75% siswa tuntas, sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83,00 dengan ketuntasan klasikal mencapai 90% siswa tuntas hasil belajarnya.

Dokumen yang terkait

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN OBSERVASI DAN PENELITIAN TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Tema Lingkungan Sahabat Kita pada Si

0 11 176

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered He

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads To

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pem

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Berbasis Kurikulum 2013

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar PPKN KelaS 4 SD Negeri Tingkir Tengah 02 Tahun Pelajaran 2017/2018 Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Berbasis Kurikulum 2013

0 1 98

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Kurikulum

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Matematika SD 2.1.1.1 Pengertian Matematika - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Mod

0 1 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 4 SDN Kutowinangun 11 Menggunakan Model Pembelajaran Discovery

0 2 14