Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Pada bagian ini akan menjelaskan tentang deskripsi Prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus akan mebahas tentang kondisi awal siswa sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian beserta hasil belajar sebelum dilakukkannya PTK. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Pada bagian deskripsi siklus II sama seperti sub bab siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Prasiklus

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Banjardowo pada Semester II Tahun Ajaran 2014/2015. SD Negeri 1 Banjardowo memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 16 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 9 Guru Kelas, 2 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 2 Guru Mata Pelajaran Penjaskes, dan 1 Penjaga Sekolah. Sebagian besar tenaga di SD Negeri 1 Banjardowo lulusan sarjana .

  Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN 1 Banjardowo Semester II Tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 20 siswa pada pembelajaran

  IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 8.1.Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Di SD Negeri 1 Banjardowo mata pelajaran IPA diampu oleh ibu Siti nurjanah.

  Sebelum melakukan PTK peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Siti nurjanah S.Pd guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo pada tanggal 23 januari 2015 ternyata hasil belajar IPA kelas 4 Masih rendah. Setelah itu peneliti melakukan observasi, ada sebagian murid yang nilainya masih di bawah

  (KKM) yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 75. Dari 20 hanya 11 siswa yang nilainya mencapai KKM, sedangkan 9 siswa tidak mencapai KKM yang sudah ditentukan. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan beberapa faktor. Pertama, saat dijelaskan guru sebagian siswa tidak memperhatikan ada yang melamun, bercerita dengan teman, bermain, dsb. Kedua, pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif, kebanyakan masih menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik kurang semangat mengikuti pelajaran. Ketiga, pembelajaran masih dilaksanakan di dalam kelas karena bersepsi bahwa pembelajaran hanya dilaksanakan di dalam kelas saja. Keempat, siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajarn tersebut, karena mereka hanya menerima apa yang guru berikan tanpa melalui proses menemukan. Penggunaan model pembelajaran discovery diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar tidak didominasi oleh guru dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa faktor-faktor tersebut menjadi suatu hambatan di dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas 4 SD N 1 Banjardowo. Hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Dengan kondisi tersebut menyebabkan hasil belajar siswa ada yang masih di bawah KKM. Adapun data proses pembelajaran pada prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

  No Aspek yang Diamati Skor penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

  1 Memeriksa kesiapan belajar 4 1, 3

  2

  12 siswa (Pra Pembelajaran)

  2 Melakukan apersepsi, 5, 6, 7

  9 tujuan

  3 Membimbing siswa

  8

  2 melakukan eksplorasi

  4 Penguasaan materi pelajaran

  10

  9

  5

  5 Pendekatan/strategi 11, 12,

  14

  15 pembelajaran 13, 15, 16, 17

  6 Pemanfaatan media 18, 19

  4 pembelajaran/sumber belajar

  7 Penggunaan Bahasa

  21

  20

  5

  8 Penilaian Proses Dan Hasil

  22

  23

  4 Belajar

  9 Membuat kesimpulan dan 26, 27 24, 25 28

  14 melakukan kegiatan refleksi

  Jumlah

  1

  14

  11

  2

  70 Kriteria Cukup Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi aktivitas guru prasiklus yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui hasil penilaian indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 1 item, indikator dengan jumlah skor 2 sebanyak 14 item, dan indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 11, dan indikator yang memperoleh 4 sebanyak 2 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh

  70. Pada aspek memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran) terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 4 mendapatkan skor 2, indikator 1, 3 memperoleh skor 3, dan indikator 2 memproleh skor 4. sehingga pada aspek satu jika dijumlahkan sebanyak 12 skor. Selanjutnya pada aspek kedua yaitu melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator. indikator 5, 6, 7 memperoleh skor 3. Sehingga jumlah skor aspek kedua sebanyak 9 skor. Pada aspek membimbing siswa melakukan eksplorasi terdiri dari 1 indikator pada indikator nomer 8 memperoleh skor 2. Sehingga memperoleh skor 2. Selanjutnya pada aspek penguasaan materi pelajaran terdiri dari 2 indikator. Pada indikator 10 memperoleh skor 2 dan indikator 9 memperoleh skor 3. Sehingga pada aspek keempat ini memperoleh skor 5. Pada aspek pendekatan/strategi pembelajaran terdiri dari 7 indikator. Indikator nomor 11, 12, 13, 15, 16, 17 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 14 memperoleh skor 3. Sehingga jumlah skor pada aspek kelima sebanyak

  15. Selanjutnya pada aspek Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar terdiri dari 2 indikator. Indikator nomor 18 dan 19 memperoleh skor 2 . Sehingga jumlah skor pada aspek keenam sebanyak 4. Pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 2 indikator. Indikator 21 memproleh skor 2 dan indikator 20 memperoleh skor 3. Sehingga pada aspek ketujuh ini memperoleh skor 5. Pada penilaian proses dan hasil belajar terdiri dari 4 indikator. Indikator 22 memperoleh skor 1, indikator 23 memperoleh skor 3. sehingga pada aspek kedelapan memperoleh skor 4. Pada aspek yang terakhir membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi ini terdiri dari 5 indikator. Pada indikator 26, 27 memperoleh skor 2, indikator 24, 25 memperoleh skor 3, sedangkan indikator 28 memperoleh skor 4. Jadi pada aspek kesembilan ini memperoleh skor 14. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru prasiklus adalah 70 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini:

  16

  14

  12

  10

  8

  15

  14

  6

  12

  9

  4

  5

  5

  2

  4

  4

  2

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 Aspek yang diamati

Diagram 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

  Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan kedua yang diperoleh dari lembar observasi. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

  No Aspek yang Diamati Skor penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4 Kesiapan Belajar Siswa 1, 2

  1

  8

  2 Melakukan apersepsi, motivasi, 4, 5

  3

  10 dan menyampaikan tujuan

  3 Melakukan eksplorasi dan

  6

  3 memperhatikan penjelasan guru

  4 Penguasaan materi pelajaran 8 7, 9

  8

  5 Pendekatan/strategi 10,11,

  12

  17 pembelajaran 13, 14, 15, 16,

  17

  6 Pemanfaatan media 18, 19,

  6 pembelajaran/sumber belajar

  20

  7 Membuat Kesimpulan dan 21, 22 23,

  14 Melakukan Kegiatan Refleksi

  24 Jumlah

  11

  8

  5

  66 Kriteria Cukup Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas siswa prasiklus yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui hasil penilaian indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 2 sebanyak 11 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 8 item, indikator yang mendapatkan skor 4 sebanyak 5 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 66. Pada aktivitas siswa ini terdiri dari 7 aspek. Aspek pertama yaitu aspek kesiapan belajar siswa yang terdiri dari 2 indikator, pada indikator nomer 1 dan 2 memperoleh skor 4. Sehingga aspek pertama diperoleh skor sebanyak 8 skor. Selanjutnya pada aspek Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator. Indikator nomer 4, 5 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomer 3 memperoleh skor 4. Jadi jumlah skor aspek kedua sebanyak 10 skor. Selanjutnya pada aspek melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru terdiri dari 1 indikator. Indikator nomer 6 memperoleh skor 3. Jadi jumlah skor aspek ketiga sebanyak 3 skor. Pada aspek keempat yaitu aspek Penguasaan materi pelajaran terdiri dari 3 indikator. Pada indikator nomer 8 memperoleh skor 2, sedangkan indikator 7, 9 memperoleh skor

  3. Sehingga pada aspek keempat ini memperoleh skor 8. Selanjutnya pada aspek

  13, 14, 15, 16, 17 memperoleh skor 2. Sedangkan indikator nomor 12 memperoleh skor 3. Jadi pada aspek kelima memperoleh skor 17. Pada aspek Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar terdiri dari 3 indikator. Indikator nomor 18, 19, 20 memperoleh skor 2. Jadi pada aspek keenam memperoleh skor

  6. Pada aspek yang terakhir yaitu aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator. Pada indikator nomor 21, 22 memperoleh skor 3, indikator 23, 24 memperpleh skor 4. Sehingga pada aspek terakhir memperoleh jumlah skor 14. Jadi total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa prasiklus adalah 66 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

  18

  16

  14

  12

  10

  17

  8

  14

  6

  10

  4

  8

  8

  6

  2

  3

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Aspek yang diamati

Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

  Selanjutnya akan dijelaskan mengenai hasil penilain RPP prasiklus yang dibuat oleh ibu Siti Nurjanah selaku guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo dan peneliti sebagai observer. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian RPP Prasiklus

  No Aspek yang Diamati Skor penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

  1 Perumusan indikator 1, 2, 3

  9 pembelajaran

  2 Pemilihan dan 4, 5, 6,

  8 Pemilihan sumber 8, 9,

  3 9 belajar/media pembelajaran

  10

  4 Skenario/kegiatan 11, 12,

  15

  11 pembelajaran 13, 14

  5 Penilaian hasil belajar 17 16,

  11 18, 19

  Jumlah

  9

  10

  48 Berdasarkan tabel 4.3 hasil penilaian RPP prasiklus yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui hasil penilaian indikator penilaian RPP prasiklus yang mendapat skor 3 sebanyak 9 item, indikator yang mendapatkan skor 4 sebanyak 10 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 48. Pada hasil penilaian RPP ini terdiri dari 5 aspek. Aspek pertama yaitu Perumusan indikator pembelajaran terdiri dari 3 indikator, pada indikator nomer 1, 2, 3 memperoleh skor 3. Sehingga aspek pertama diperoleh skor sebanyak 9 skor. Selanjutnya pada aspek Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar terdiri dari 4 indikator. Indikator nomer 4, 5, 6, 7 memperoleh skor 2. Jadi jumlah skor aspek kedua sebanyak 8 skor. Selanjutnya pada aspek Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran terdiri dari 3 indikator. Indikator nomer 8, 9, 10 memperoleh skor 3. Jadi jumlah skor aspek ketiga sebanyak 9 skor. Pada aspek keempat yaitu Skenario/kegiatan pembelajaran terdiri dari 5 indikator. Pada indikator nomer 11, 12, 13, 14 memperoleh skor 2, sedangkan indikator 15 memperoleh skor 3. Sehingga pada aspek keempat ini memperoleh skor 11. Pada aspek yang terakhir yaitu aspek Penilaian hasil belajar terdiri dari 4 indikator. Pada indikator nomor 17 memperoleh skor 2, indikator 16, 18, 19 memperoleh skor 3. Sehingga pada aspek terakhir memperoleh jumlah skor 11. Jadi total keseluruhan skor hasil penilaian RPP prasiklus 48 skor. Untuk lebih jelasnya hasil penilaian RPP prasiklus dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

  12

  10

  8

  6

  11

  11

  9

  9

  4

  8

  2

  1

  2

  3

  4

  5 Aspek yang diamati

Diagram 4.3 Hasil Penilaian RPP Prasiklus

  Selanjutnya sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti meminta data ulangan harian semester II pada guru kelas 4 terlebih dahulu kepada Ibu Siti Nurjanah. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan harian

  

Kondisi Awal

No Rentang nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase

  1 42-52

  2 Tidak Tuntas 10% 2 53-63

  4 Tidak tuntas 20% 3 64-74

  3 Tidak tuntas 15% 4 75-85

  10 Tuntas 50% 5 86-96

  1 Tuntas 5% 20 100% Nalai rata-rata 69,75 Nilai terendah

  46 Nilai tertinggi

  86 Frekuensi hasil belajar mata pelajaran IPA masih rendah hal itu dapat dilihat pada tabel 4.1 dapat diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 42- 52 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 53-63 sejumlah 4 siswa dengan persentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 64-74 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 75-85 sejumlah 10 siswa dengan persentase 50% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai 86-96 sejumlah 1 orang siswa dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 86 dan nilai terendah 46.

  Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan dalam diagram 4.4 sebagai berikut:

  5%

  12 42-52 53-63 64-74 75-85 86-96 Nilai

  10

  8

  6

  4

  2

  10% 20% 15% 50%

  Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal

  Dapat diketahui pada tabel 4.2 ketuntasan belajar kondisi awal/sebelum tindakan kelas ada beberapa siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM. Sebanyak 9 siswa atau 45% dari total keseluruhan siwa belum tuntas, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 11 siswa dengan persentase 55% dari total

  2 Tidak Tuntas < 75 11 55% Jumlah 20 100%

  1 Tuntas ≥ 75 9 45%

  No Ketuntasan belajar nilai Jumlah siswa frekuensi Persentase(%)

Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

  Berdasarkan KKM ≥ 75 data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam tabel 4.5.

  B a n y a kn y a s is w a keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa sebagian dari siswa belum mencapai KKM atau belum tuntas. Ketuntasan belajar belajar siswa dapat dilihat pada diagram 4.5 dibawah ini.

  Belum tuntas Tuntas 55% Tuntas

  45% Belum tuntas

  Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

  Dapat diketahui dari diagram 4.5 bahwa hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model Discovery Learning sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

  Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan membahas tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan.adapun tahapnya sebagai berikut:

4.1.2.1.Tahap Perencanaan

  Pada sub unit ini akan menjelaskan tentang perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model Discovery Learning meliputi penyusunan RPP dan alat dan media yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Masing- masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit, dengan rincian sebagai berikut: 1)

  Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada minggu ketiga bulan

  Maret. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan yang dapat mendukung proses pembelajaran. Misalnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Discovery Learning dengan Kompetensi Dasar 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Siti Nujanah S.Pd selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Isi diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain : (1) Menyebutkan sumber-sumber energi panas. (2) Membuktikan sumber energi panas. (3) Menyebutkan perpindahan panas. (4) Membuktikan adanya perpindahan panas. Setelah merumuskan indikator kemudian peneliti dan guru kolaborator menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapau yaitu (1) Melalui percobaan, siswa dapat menyebutkan sumber-sumber energi panas dengan benar.(2) Melalui percobaan, siswa dapat membuktikan sumber energi panas dengan benar. Kemudian menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang sumber energi panas. Selanjutnya peneliti menyiapkan media pembelajaran antara lain : korek api, lilin, kain, batu, kaleng bekas, sendok, air, setrika, dan rol kabel yang sudah dipersiapakan dari rumah. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar kerja siswa (LKS), handout materi pembelajaran tentang energi panas. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4. 2)

  Pertemuan kedua

  Perencanaan pada siklus I pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama yang membedaakan hanya pada materi yang akan diajarkan. Pada pertemuan kedua siklus I ini dilaksanakan pada minggu keempat bulan Maret. Sebelumnya peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan yang dapat mendukung proses pembelajaran. Misalnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Discovery Learning dengan Kompetensi Dasar 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Siti Nujanah S.Pd selaku guru kelas 4 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Isi diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain : (1) Menyebutkan perpindahan panas. (2) Membuktikan adanya perpindahan panas. Setelah merumuskan indikator kemudian peneliti dan guru kolaborator menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapau yaitu (1) Melalui percobaan, siswa dapat menyebutkan perpindahan dengan benar.(2) Melalui percobaan, siswa dapat membuktikan perpindahan panas dengan benar. Kemudian menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang sumber energi panas. Selanjutnya peneliti menyiapkan media pembelajaran antara lain : korek api, lilin, kaleng bekas, sendok, teh, kardus bekas minyak tanah yang sudah dipersiapkan dari rumah. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar kerja siswa (LKS), handout materi pembelajaran tentang perpindahan panas. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4. 3)

  Pertemuan Ketiga Pada perencanaan pembelajaran siklus I pertemuan keempat merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga ini digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I, kegiatan ini dimaksudkan dilaksanakannya tindakan pembelajaran menggunakan model discovery learning pada siswa kelas 4 SD Negeri 1 banjardowo. Materi yang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tentang energi panas dan perpindahan panas. Penyusunan soal evaluasi juga telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan Ibu Siti Nurjanah S.Pd selaku guru kolaborator. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 20 siswa, lembar jawab untuk 20 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo . Sebelum mengadakan tes evaluasi guru mengulang materi tentang energi panas dan perpindahan panas yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, dan kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 30 menit.

4.1.2.2.Pelaksanaan Tindakan

  Pada Sub unit ini menjelaskan mengenai pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I mengenai proses pembelajaran dan hasil tindakan dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.

1) Proses Pembelajaran

  Pada sub ini akan membahas mengenai Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Adapun rinciaan pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

  a) Pertemuan Pertama Pada pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan . pada hari rabu tanggal 18 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB oleh Ibu Siti Nurjanah,

  S.Pd. guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo selaku guru kolaborator. Kemudian Duwik Nofia Oftari S.Pd selaku guru 3 SD Negeri 1 banjardowo yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, kemudian dilanjut dengan memeriksa kehadiharin siswa atau disebut dengan presensi. Kemudian sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa “apa yang kalian rasakan jika kalian berada di dekat api unggun?” siswa menjawab katanya panas. Karena sebagian besar dari mereka sudah pernah berda di dekat api unggun. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu melalui percobaan, siswa dapat menyebutkan sumber-sumber energi panas dengan benar, melalui percobaan, siswa dapat membuktikan sumber energi panas dengan benar Kompetensi Dasar (KD) 8.1. mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya . Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

  Pada kegiatan eksplorasi, Guru bertanya apakah tumbuhan juga membutuhkan energi panas? Kemudian siswa menjawab pertanyaan kalau tumbuhan itu membutuhkan energi panas. Setelah kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi dengan pembagian kelompok. Guru kelas membagi kelompok tiap masing-masing kelompok ada salah satu siswa yang munurut ibu siti nurjanah anak itu mempunyai kemampuan lebih. Karena guru kelas sudah mengajar tiap hari di kelas 4 tersebut maka dari itu bu siti nurjanah mengetahui karakteristik dan kemampuan siswa tersebut. Tujuan pembagian kelompok seperti itu yaitu agar kelompok satu dengan yang lain sama rata. Walaupun ada sebagian yang protes karena dikelompokkan dengan teman mereka yang kurang aktif, namun kemudian mereka sudah pada menerima kelompok masing-masing. Setelah pembagian kelompok selesai kemudian siswa bergabung dengan kelompok mereka masing-masing. Setelah mereka sudah bergabung dengan kelompok masing-masing guru meminta perwakilan kelompok percobaan. Selain itu siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS). Kemudian masing- masing kelompok diberi rumusan masalah yang berbeda-beda. setelah semua sudah mendapatkan rumusan masalah kemudian siswa diminta untuk menemukan. Masing-masing kelompok mempraktikkan kegiatan sesuai langkah-langkah yang ada di LKS. Setelah selesai melakukan langkah-langkah penemuan ada salah 1 anggota kelompok yang mencatat hasil penemuan. Setelah beberaapa menit kemudian ada salah anggota kelompok yang sudah selesai. Namun dari anggota kelompok yang sudah selesai itu pun mengganggu teman yang belum selesai, meskipun sudah dilarang untuk tidak mengganggu namun masih saja mengganggu kelompok yang lain. 5 menit kemudian kelompok sudah selesai semua melakukan percobaan. Setelah itu semua kelompok berebutan untuk maju kedepan kelas duluan, sehingga guru harus menunjuk salah satu kelompok untuk maju kedepan duluan agar tidak pada berebutan. Pertama Ibu siti nurjanah S.Pd menunjuk kelompok yang melakukan percobaan dua buah batu yang digesekkan. Siswa menggesekkan 2 buah batu tersebut selama 5 menit. Setelah 5 menit siswa mengatakan bahwa batu yang digesekkan tadi lama-kelamaan menjadi panas. Dari percobaan tersebut siswa menemukan hal baru bahwa 2 buah batu yang digesekkan menghasilkan energi panas. Kelompok kedua yang ditunjuk yaitu kelompok yang melakukan percobaan energi panas dari sumber api. Perlengkapan yang digunakan untuk percobaan tersebut yaitu korek api dan lilin. Karena anak pada takut menyalakan api sehingga korek api dinyalakan oleh guru kelas 4 yaitu ibu siti nurjanah. Setelah korek api menyala kemudiaan tangan anak-anak didekatkan dengan sumber api beberapa kemudian anak mengatakan bahwa tangannya mulai terasa panas. Dari percobaan tersebut anak dapat menyimpulkan bahwa energi panas dapt dihasilkan dari api. Setelah selesai presentasi anak-anak yang lain memberi tepuk tangan yang sudah maju kedepan. Selanjutnya kelompok yang melakukan percobaan setrika dan kain. Sebelumnya guru sudah mencolokkan rol kabel. Karena alat yang digunakan itu setrika maka guru mendampingi secara intensif pada anak takutnya anak kenapa-napa. Setrika dipanaskan setelah beberapa menit kemudian setrika ditempelkan atau digosokkan

tersebut menjadi panas. Dari percobaan tersebut anak menjadi tahu bahwa sumber energi panas dapat dihasilkan oleh energi listrik.setelah selesai presentasi teman- teman yang lain memberi tepuk tangan pada kelompok yang ada di depan. Percobaan terakhir yaitu kain panas yang sudah direndam kemudian diperas dan dipanaskan di luar kelas. Karena percobaan tersebut menggunakan energi matahari jadi anak-anak diajak untuk mengamati diluar kelas. Kelompok yang ditunjuk untuk mempraktikkan percobaan tersebut berda ditengah-tengah sedangkan guru dan teman-teman yang lain berda di sekelilingnya. Dari kain yang agak basah kemudian ditaruh di bawah sinar matahari kain itu menjadi agak kering. Namun tidak kering banget karena percobaan itu dilakukan tidak lama. Namun ada perubahan walapun tidak banyak. Setelah percobaan itu anak menyimpulkan bahwa energi panas dapat dihasilkan dari energi matahari. Karena pembelajaran dilakukan diluar kelas anak menjadi senang dan tidak keliatan tertekan. Setelah selesai kemudian anak diajak masuk kedalam kelas lagi.kemudian guru memberi penguatan dari beberapa percobaan yang dilakukkan oleh siswa kemudian guru bersama murid membuat rangkuman tentang materi energi panas.

  Pada kegiatan akhir guru bertanya kepada siswa apakah ada kesulitan dan ada pembelajaran yang kurang jikan ada boleh ditanyakan sekarang, namun anak mengatakan sudah cukup jelas. Karena siswa menjawab sudah cukup jelas sehingga guru mengajak siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari ini. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dan menngucap salam. 2) Pertemuan Kedua

  Pada pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan . pada hari rabu tanggal 25 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB oleh Ibu Siti Nurjanah, S.Pd. guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo selaku guru kolaborator. Kemudian Duwik Nofia Oftari S.Pd selaku guru 3 SD Negeri 1 banjardowo yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal ini guru siswa untuk memimpin doa, kemudian dilanjut dengan memeriksa kehadiran siswa atau disebut dengan presensi. Kemudian sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa “apa kalian pernah melihat ibu kalian memasak didapur?” siswa menjawab katanya pernah,ada yang menjawab katanya pernah membantu ibunya memasak. Kemudian ibu siti nurjanah menyakan lagi apa yang ibu kalian masak. Ada yang menjawab nasi, sayur, ketela, goreng telur, dan ada yang menjawa memasak air. Karena sebagian besar dari mereka sudah pernah melihat ibunya memasak. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu (1) Melalui percobaan, siswa dapat menyebutkan perpindahan panas dengan benar (2)Melalui percobaan, siswa dapat membuktikan perpindahan panas dengan benar dengan kompetensi dasar yaitu 8.1. mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya . Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

  Pada kegiatan eksplorasi, Guru bertanya pada siswa “pada saat mengaduk kopi panas, apa yang kalian rasakan ketika memegang ujung sendok?” Kemudian siswa menjawab pertanyaan katanya pernah tapi yang diaduk susu dan rasanya panas. Setelah kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi dengan pembagian kelompok. Pada saat pembagian kelompok guru meminta untuk berhitung dari 1-5 setelah selesai berhitung kemudian yang tadi kelompok satu kumpul dengan kelompok satu, kelompok dua kumpul dengan kelompok dua begitu pun selanjutnya sampai kelompok lima.

  Walaupun sangat berisik dan susah diatur guru melakukan pembagian seperti itu dengan tujuan yaitu agar kelompok satu dengan yang lain sama rata dan adil. Walaupun ada sebagian yang protes karena dikelompokkan dengan teman mereka yang kurang aktif, namun kemudian mereka sudah pada menerima kelompok masing-masing. Setelah mereka sudah bergabung dengan kelompok masing- masing guru meminta perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengambil perlengkapan yang sudah disediakan guru untuk percobaan. Selain itu siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS). Kemudian masing-masing kelompok diberi rumusan masalah yang berbeda-beda. setelah semua sudah mendapatkan rumusan masalah kemudian siswa diminta untuk menemukan. Masing-masing kelompok mempraktikkan kegiatan sesuai langkah-langkah yang ada di LKS . Setelah selesai melakukan langkah-langkah penemuan ada salah 1 anggota kelompok yang mencatat hasil penemuan. Setelah beberaapa menit kemudian ada salah anggota kelompok yang sudah selesai. 3 menit kemudian kelompok sudah selesai semua melakukan percobaan. Setelah itu semua kelompok berebutan untuk maju kedepan kelas duluan, sehingga guru harus menunjuk salah satu kelompok untuk maju kedepan duluan agar tidak pada berebutan. Pertama Ibu siti nurjanah S.Pd menunjuk kelompok yang melakukan percobaan konveksi. Alat yang digunakan kelompok tersebut yaitu lilin, korek, teh,kaleng bekas, kain untuk pegangan agar tidak kepanas dan perlengkapan terakhir yaitu air. Sebelumnya guru sudah memberi air panas sehingga murid hanya sebentar memanaskan air tersebut. Beberapa menit kemudian air itu mendidih kemudian dimasukkan teh setelah itu siswa mengatakan kalau teh itu bergerak keatas. Kemudian siswa langsung pada tau kalau peristiwa itu disebut konveksi. Setelah kegiatan tersebut sudah diselesaikan guru bertanya kepada siswa apakah benar percobaan tersebut disebut dengan konveksi. Anak-anak yang lain menjawab pertanyaan dari ibu siti nurjanah “iya bu” kemudian ibu siti nurjanah memberi pengutan pada kelompok tersebut diikuti tepuk tangan oleh teman-temannya yang lain. Kelompok selanjutnya yaitu kelompok yang melakukkan percobaan konduksi. Alat yang digunakan oleh kelompok tersebut yaitu sendok, lilin, dan korek. Salah satu dari mereka menyalakan korek api. Setelah lilin nyala kemudian salah satu siswa meletakkan sendok besi diatas api. Kemudian anggota kelompok yang lain ada yang membaca pertanyaan atau rumusan masalah dan mencatat hasil. Kemudian 3 menit kemudian anak yang memegang sendok besi tersebut merasa lama kelamaan sendok itu menjadi panas. Berapa menit kemudian kelompok tersebut

memberi penguatan kepada kelompok tersebut dan teman-teman yang lain memberi tepuk tangan pada kelompok yang sudah maju ke depan kelas. Percobaan yang terakhir yaitu kardus bekas yang dibakar. Alatnya berupa kardus bekas, korek api, minyak tanah. Karena, percobaan tersebut menghasilkan api yang cukup besar jadi percobaan dilakukan di lapangan depan kelas agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Semua siswa kelas 4 SD Negeri Banjardowo diajak keluar kelas semua. Setelah semua kumpul di depan kelas kemudian kelompok menata kardus yang akan di bakar itu. Selanjutnya guru menyiram kardus tersebut menggunakan minyak tanah dan menyalakan korek api kemudian kardus tersebut sudah menyala dengan api yang cukup besar. Setelah itu guru menghimbau agar siswa yang lain untuk tidak mendekat pada api, yang boleh mendekat hanya kelompok yang melakukkan percobaan tersebut. Karena percobaan tersebut sangat berbahaya maka dari itu ibu siti nurjanah dan peneliti mendampingi dengan intensif. Kemudian anggota kelompok melakukkan percobaan sesuai langkah yaitu mendekatkan tangan dengan tangannya. sebelumnya tangan anak-anak tersebut sudah dibasahi dengan air. 2 menit kemudian siswa mengatakan panas dan tangannya menjadi kering. Setelah selesai api yang yang nyala tadi dimatikan dengan menyiramnya menggunakan air. Kemudian anak diajak mask lagi kedalam kelas kemudian anggota kelompok tersebut membuat kesimpulan dari percobaan tadi. Setelah itu guru memberi penguatan pada kelompok tersebut dan anak yang lain memberi tepuk tangan pada kelompok yang sudah maju . Setelah semua anggota kelompok sudah maju guru memberi penguatan lagi dari beberapa percobaan yang dilakukkan oleh siswa kemudian guru bersama murid membuat rangkuman tentang perpindahan panas.

  Pada kegiatan akhir guru bertanya kepada siswa apakah ada kesulitan dan ada pembelajaran yang kurang jelas, jika ada boleh ditanyakan sekarang, namun anak mengatakan sudah cukup jelas. Karena siswa menjawab sudah cukup jelas sehingga guru mengajak siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari ini. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dan mengucap salam. 3)Pertemuan ketiga

  Pada pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan. pada hari kamis tanggal 26 Maret 2014 pukul 07.00-08.10 WIB oleh Ibu Siti Nurjanah, S.Pd. guru kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo selaku guru kolaborator. Kemudian Duwik Nofia Oftari S.Pd selaku guru 3 SD Negeri 1 banjardowo yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan ketiga ini digunakan untuk tes evaluasi hasil belajar siswa I. Pada kegiatan awal ini guru mengawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, kemudian guru melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan “masih ingatkah pada percobaan tentang sumber energi panas dan perpindahan panas”? anak menjawab masih. Kemarin melakukan peristiwa konduksi,radiasi,dan konveksi. Ada juga yang menjawab api itu sumber energi panas, listrik juga bu, kemudian memberi pujian bagi siswa yang dapat menjawab. Setelah itu ibu siti nurjanah menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu.

  Pada kegiatan inti ibu siti nurjanah melakukan eksplorasi dengan bertanya “dari percobaan pada pertemuan kemarin apa saja sumber energi panas yang ka lian temukan nak?” anak-anak berebutan untuk menjawab. Bagi siswa yang dapat menjawab diberi reward berupa buku tulis. setelah itu guru bersama siswa membuat rangkuman. Selanjutnya pada kegiatan akhir guru bertanya pada siswa bagian mana yang kalian belum jelas atau tidak paham, siswa menjawab sudah jelas semua. setelah dirasa ibu siti nurjanah anak sudah cukup jelas dan paham guru melakukan tes evaluasi. Guru membagikan soal tes. Setelah soal sudah dibagikan semua guru membacakan peraturan saat tes evaluasi. Siswa diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancer. waktu masih 5 menit sudah siswa yang menyelesaikan soal evaluasi. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab beserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah selesai semua mengumpulkan hasil tes guru

2) Hasil Tindakan

  Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo dengan Kompetensi Dasar (KD) 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya dan berikut disajikan pada tabel 4.11 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai IPA

  

Siklus I

No Rentang nilai Frekuensi Persentase

  1 50-59 1 5% 2 60-69 2 10% 3 70-79 8 40% 4 80-89 7 35% 5 90-100 2 10% 20 100%

  Nalai rata-rata 79,5 Nilai terendah

  50 Nilai tertinggi

  90 KKM

  75 Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa dari 69,75 menjadi 79,5. Hasil belajar IPA pada siklus I siswa kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo, pada rentang nilai 50-59 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 60-69 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-79 sejumlah 8 siswa dengan persentase 40% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 80-89 sejumlah 7 siswa dengan persentase 35% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai 90- 100 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10%. Dari data tersebut diketahui nilai menggunakan model Discovery Learning yaitu 90, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 50 yang semula pada kondisi awal hanya 46 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.6 dapat dinyatakan dalam diagram 4.3 yaitu sebagai berikut:

  9

  8

  7

  6 a

  5 4 40% ssw

  35% si

  3 ak y

  2 1 10% 10% Ban

  5% 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100 Nilai

  

Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  Berdasarkan KKM ≥ 75 data hasil perolehan nilai pada siklus I dapat disajikan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus I

  No Ketuntasan belajar nilai Jumlah siswa frekuensi Persentase(%)

  1 Tuntas 14 70% ≥ 75

  2 Tidak Tuntas < 75 6 30% Jumlah 20 100%

  Dapat diketahui pada tabel 4.7 ketuntasan belajar Siklus I ada beberapa siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM. Sebanyak 6 siswa atau 30% dari total keseluruhan siwa belum tuntas, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 14 siswa dengan persentase 70% dari total keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar IPA. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram 4.16 dibawah ini.

  Belum tuntas30% Tuntas Tuntas 70% Belum tuntas

  

Diagram 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi

  Pada bagian pelaksanaan observasi ini akan mendeskripsikan tentang analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Adapun hasilnya sebagai berikut:

  1)

  Pertemuan Pertama Pada kegiatan observasi ini peneliti menunjuk Duwik Nofia Oftari ini sebagai observer. Kagiatan ini yaitu mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 28 indikator aktivitas guru dan 24 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

  Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

  No Aspek yang Diamati Skor penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4

  1 Memeriksa kesiapan belajar 5 1, 2, 3 4

  15 siswa (Pra Pembelajaran)

  2 Melakukan apersepsi, motivasi, 6, 7, 8

  9 dan menyampaikan tujuan

  3 Membimbing siswa melakukan 9 10, 11

  8 eksplorasi

  4 Mengorganisasikan siswa 12, 14 13,

  16 dalam kegiatan penemuan 15, (discovery) 16, 17

  5 Penghargaan kelompok

  19

  18

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas 2 SD N

0 0 7

2.1.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajar

0 0 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Example Non-Examples Melalui Permainan Terka Gambar untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Bahasa Indones

0 0 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLES MELALUI PERMAINAN TERKA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 2 SD NEGERI KOPENG 02 KABUPATEN SEMARANG

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA antara Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono 1 Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/

0 0 65

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupate

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahu

0 0 26