PROPOSAL STUDI DAN KELAYAKAN BISNIS.pdf

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS
“CAFE LABU”

USM
Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi
Teknik

Disusun Oleh:
1. Ridho Adika Frasetyo
2. Adi Hidayanto
3. Abdul Rauf Hasimi

D.111.14.0097
D.111.14.0092
D.111.14.0118

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
2015
i


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II ASPEK PEMASARAN .........................................................................3
2.1 Daya serap pasar dan (segmentasi, targeting ,postioning).....................3
2.2 Dari segi permintaan.............................................................................4
2.3 kondisi pasar ..........................................................................................5
2.4 Penetapan harga ....................................................................................5
2.5 Anggaran biaya produksi ......................................................................6
2.6 Sistem pembayaran dan biaya pemasaran .............................................7
2.7 Program Pemasaran ...............................................................................7
2.8 Faktor persaingan...................................................................................7
BAB III ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI.................................................8
3.1 Lokasi usaha............................................................................................8
3.2 Daerah pemasaran ..................................................................................9
3.3 Tenaga kerja............................................................................................9
3.4 Mesin dan Peralatan penggolahan ..........................................................9
3.4 Proses ......................................................................................................11


ii

BAB IV ASPEK ORGANISASI DAN MANAGEMENT.................................12
4.1 Pengorganisasian ...................................................................................12
4.2 Legal dan Lingkungan ..........................................................................13
4.3 Pengarahan dan pengawasan .................................................................13
BAB V ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN.............................................14
5.1 Dana Investasi........................................................................................14
5.2 Biaya modal kerja ..................................................................................14
5.3 Sumber pembiayaan...............................................................................20
5.4 Keuntungan............................................................................................20
BAB VI ANALISIS KRITERIA INVESTASI...................................................21
6.1 Perhitungan kriteria investai ..................................................................21
KESIMPULAN...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................28

iii

BAB 1
PENDAHULUAN


Di Indonesia penyebaran buah labu kuning telah merata, hampir disemua kepulauan
Nusantara terdapat tanaman buah ini. Selain penanaman dan cara perawatan serta
pemeliharaannya yang terbilang mudah, buah labu menjadi sumber pangan andalan yang
kaya akan gizi. Dengan sedikit ‘sentuhan’ nilai ekonomi dari labu kuning ini makin tinggi
ketika telah diolah menjadi berbagai macam bentuk olahan makanan.
Buah labu kuning merupakan jenis tanaman yang produktif sebab setiap satu hektar
lahan dapat menghasilkan 20-40 ton buah labu kuning setiap pemanenannya. Buah labu
kuning atau waluh merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, B, dan C, mineral, serta
karbohidrat, daging buahnya pun mengandung antioksidan sebagai penangkal berbagai jenis
kanker. Sifat labu yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A)
cukup tinggi, buah ini dapat menambah warna menarik dalam olahan pangan lainnya..
Andaikan setiap hari per orang mengkonsumsi 70 gram labu kuning

itu cukup untuk

memenuhi jumlah asupan vitamin A yang diperlukan oleh tubuh. Tetapi sampai sejauh ini
pemanfaatannya yang belum optimal dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan hidup
sehat dengan mengkonsumsi bahan-bahan sehat yang ada disekitar lingkungan kita.
Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan buah labu kuning yang perlu adanya

penganekaragaman produk sehingga mendorong pemanfaatan waluh yang lebih luas. Dari
hasil labu kuning yang melimpah, menjadi salah satu faktor pendorong munculnya inovasi
usaha pendirian caffe yang mengusungkan labu kuning sebagai icon utama caffe tersebut,
dengan mempromosikan berbagai macam varian olahan pangan berbahan utama labu kuning
diharapkan masyarakat sekitar akan memahami pentingnya kesehatan yang berasal dari
makanan yang masyarakat konsumsi.

Selain itu keadaan perekonomian yang tidak pasti di Negara berkembang seperti Indonesia ini
membuat mata pencaharian masyarakat khususnya didaerah perkotaan tidak stabil sehingga
memaksa masyarakat untuk lebih berfikir secara keras lagi dalam membuka lapangan usaha
sendiri untuk melangsungkan hidupnya sehingga pengangguran tidak terlalu meningkat.
Namun pada faktanya tiap tahun angka pengangguran terus bertambah seiring persaingan
pasar masyarakat Asia. Dari hal tersebut banyak masyarakat khususnya masyarakat perkotaan
iv

berada dalam kondisi stress karena minimnya waktu untuk istirahat yang kebanyakan
waktunya digunakan untuk menyelesaikan dan memikirkan tentang pekerjaannya.
Kesibukan aktivitas yang begitu padat kadang membuat orang berada dalam tekanan
untuk bisa berfikir lebih jernih dan tenang. Sehingga dibutuhkan tempat-tempat yang begitu
nyaman untuk menghapus semua kejenuhan dan tekanan hidup masyarakat. Sehingga

muncullah sebuah ide untuk mendirikan sebuah caffe seperi apa yang diinginkan pelanggan.
Konsep yang tawarkan adalah dimana labu kuning merupakan icon dan mascot utama dari
perencanaan pendirian caffe ini. Dengan memperkenalkan labu kuning bukan hanya makanan
yang hanya dikonsumsi oleh orang pedesaan saja namun sekarang orang perkotaan pun bisa
menkonsumsi serta menikmati labu kuning ini sebagai panganan untuk segala jenis lapisan
masyarakat.
Dengan tujuan untuk memperkenalkan buah labu kuning dan memenuhi kebutuhan
masyarakat perkotaan yang haus akan tempat-tempat yang unik untuk dapat bisa berfikir
secara jernih dan melepaskan segala kejenuhannya, dengan mendirian usaha “CAFFE
LABU” . Dengan pendirian caffe yang mengusungkan labu kuning sebagai icon utamanya
diharapkan akan mengatasi berbagai penyakit yang diderita oleh masyarakat perkotaan yang
haus akan tempat-tempat unik dan menyenangkan guna mengobati stress yang diderita, serta
memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat petani labu kuning karna dengan pendirian caffe
ini diharap bisa memperkenalkan labu kuning keberbagai lapisan masyarakat yang pastinya
akan menaikan harga jual dari labu kuning itu sendiri.

v

BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


Dalam pendirian cafe labu, memiliki banyak peluang karena cafe labu ini termasuk
usaha baru, sehingga memiliki sedikit pesaing. Selain itu, bahan baku dalam pembuatan cafe
labu sangat mudah di dapat dan harganya pun murah. Buah labu kuning dari petani yang
hanya dijual 2000 rupiah saja perkilonya, sehingga perlu pengembangan produk dari labu dan
meningkatkan harga buah labu kuing tersebut. Pengolahan buah labu kuning yang mudah,
serta kandungan gizi yang tinggi maka membuat produk yang dihasilkan berkualitas.
Masyarakat Indonesia yang komsumtif memugkinkan penjualan produk yang tinggi. Sistem
promosi menggunakan pamflet, papan nama, media sosial, dan gratis untuk produk tertentu
dalam waktu satu minggu. Cafe ini ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat, seperti
mahasiswa, pelajar, pekerja dan masyarakat umum lainya.

2.1 Daya serap pasar dan (segmentasi, targeting ,postioning)
Daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam hasil produksi
dari usaha pembuatan café labu ini. Daerah semarang yang umumnya banyak mahasiswa
ataupun masyarakat usia muda, sangat cocok untuk didirikan sebuah café. Daya beli
masyarakat Indonesia yang tinggi dan sangat komsumtif cafe cocok untuk dikembangkan.
Selain itu buah labu yang diolah disesuaikan dengan keinginan pasar dan citarasanya pun
disesuaikan dengan daerah sekitar, namun memiliki citarasa yang berbeda dari makanan
biasa.

Segmentasi demografis pelanggan potensial yang café labu pilih yaitu usia lima tahun keatas.
Café labu memilih usia lima tahun keatas karena usia lima tahun adalah usia minimal seorang
anak makan direstoran atau bisa dibilang sebagai segmen keluarga. Keluarga zaman sekarang
juga banyak yang memilih makan di restoran dibanding memasak dirumah dan hal ini sudah
banyak dilihat pada saat jam makan malam. Lalu satu segmen lagi adalah usia 16 tahun atau
remaja, pada umumnya sudah memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan membeli
produk dan umumnya lebih bebas menggunakan uang saku. Dilihat dari uang saku itu sendiri
rata – rata remaja zaman sekarang memiliki jumlah yang cukup banyak, hal ini diperkuat
kenyataan banyak remaja yang membawa kartu debit ataupun kredit. Dari sisi psikografis
anak muda atau remaja lebih memilih makan diluar untuk menaikan gengsi di mata teman –
temannnya. walau tidak terlihat secara kasat mata namun anak muda ingin dipandang tinggi
oleh teman – temannya karena memberikan rasa puas dan percaya diri.
vi

Targeting adalah keputusan dimana setelah segmen pasar diidentifikasikan maka perusahaan
menggabungkan beberapa variabel dalam usahanya mengidentifikasi sasaran yang lebih kecil
dan didefinisasikan dengan lebih baik(Kotler 2009, hal 249) Target utama Café labu adalah
anak muda atau remaja dan para pekerja pabrik sekitar BSB City. Positioning adalah
tindakan merancang penawaran atau citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam
pikiran sasaran, tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk

memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan (Kotler 2009, hal 292-293).
Keunggulan kompetitif yang ditawarkan :
1. Mempunyai menu dari labu yang membedakan dari café – café lainnya.
2. Kenyamanan suatu tempat untuk berkumpul yang menyediakan berbagai makanan
dan minuman, serta cemilan bagi para pengunjung yang hanya ingin bersantai. Serta
memberikan fasilitas WiFi, full music dan jasa print..
3. Pelayanan yang santai namun tetap tepat sehingga pengunjung puas.
4. Perbedaan harga dengan cafe-cafe lainnya membedakan café labu dengan cafe
lainnya, karena harga di cafe ini sesuai standar kemampuan mahasiswa

dan

pekerja( disesuaikan dengan porsi )

2.2 Dari segi permintaan
Permintaan adalah estimasi jumlah perkiraan konsumen. Perkiraan permintaan (perkiraan
jumlah penduduk kota semarang barat 2015 = 176.497 jiwa) dengan asumsi bahwa 40%
penduduk kota Semarang barat adalah pasar potensial.

vii


Tabel 1. Perkiraan permintaan
Tahun

Jumlah Permintaan

Peningkatan (%)

2015

176.497 x 40% = 70598,80

-

2016

202.972 x 40% = 81188,62

± 15%


2017

206.943 x 40% = 82777,09

± 15%

2.3 kondisi pasar
Meninjau pendirian cafe yang tiap tahun semakin menjamur dierbagai kota besar
namun dengan tema yang sama, disinilah terdapat peluang besar dengan mendirikan cafe
bertemakan labu kuning sebagai icon utamanya. Dengan cara pembayaran langsung pada
kasir yang terdapat dalam cafe labu tersebut yang sebelumnya pelanggan diberikan berbagai
menu makanan dan minuman
Rantai pemasaran dalam penjualan produk labu langsung kepada konsumaen,
sehingga margin (keuntungan) yang diterima cukup besar. Selain itu café labu juga melayani
pemesanan dalam jumlah banyak, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya rantai baru
kepada konsumen.
2.4 Penetapan harga
Café labu ini memiliki beberapa menu dengan harga sebagai berikut:
Makanan:
Bubur manado............................................................................... Rp 15.000,Bubur susmsum labu..................................................................... Rp 10.000,Gagan waluh besantan .................................................................. Rp10.000,Lodeh krecek................................................................................. Rp 10.000,Nasi tim daging lazu ..................................................................... Rp17.000,Sayur bayam pitula waluh............................................................. Rp 10.000,Sup Labu kuning ........................................................................... Rp 12.000,Tumis waluh terong ungu ............................................................. Rp 12.000,-


Minuman :
Es krim labu .................................................................................. Rp 8.000,Cendol labu ................................................................................... Rp 5.000,Setup labu...................................................................................... Rp 4.000,Es hunkwe labu ............................................................................. Rp 6.000,-

viii

Jus labu.......................................................................................... Rp 5.000,Flan labu kuning ........................................................................... Rp 7.000,Candil labu .................................................................................... Rp 5.000,Jus buah......................................................................................... Rp 5.000,Desert:
Pudding labu ................................................................................. Rp 12.000,Brownis labu ................................................................................. Rp 12.000,Pumkin cake labu.......................................................................... Rp 13.000,Kelepon labu ................................................................................. Rp 10.000,Donat labu..................................................................................... Rp 9.000,Pudding lapis labu......................................................................... Rp 12.000,Lapis labu...................................................................................... Rp 10.000,Sesuai dengan target café labu yang memberikan produk dan pelayanan sesuai untuk
mahasiswa dan pekerja pabrik terutama. Maka harga-harga yang ditawarkan juga tidak terlalu
besar. Untuk minuman harga dibawah Rp 10,000. Untuk makanan berkisar dua puluh ribuan,
dan untuk cemilan dibawah Rp 15,000,-. Ini sangat pas untuk kalangan mahasiswa dan
pekerja terutama yang kos dan merantau.
2.5 Anggaran biaya produksi
Penetapan harga melalui perhitungan komponen biaya dihitungmelalui seluruh biaya (total
cost) yang dibebankan untuk produksi tersebut.Untuk menentukan biaya dari produk yang
dihasilkan dapat dihitung dari 3 jenis biaya, antara lain
a.

Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang biaya bahan yang dikeluarkan untuk memproduksi
produk sesuai dengan jumlah produksi yang direncanakan dalam waktu satu bulan.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerjalangsung adalah biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja yang
langsung berhubungan dengan produksi.perhitungan upah dan gaji dihitung berdasarkan jam
kerja kariyawan.
c. Biaya overhead
Biaya overhead terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan, biaya
pemeliharaan, biaya asuransi , dan biaya lainya.
2.6 Sistem pembayaran dan biaya pemasaran
Sistem pembayaran produk dilakukan secara cash, yaitu pelanggan yang dating ke café akan
memilih menu di kasir dan langsung melakukan pembayaran. Lalu pelanggan akan diarahkan
ix

ke meja yang kosong oleh kasir dan pesanan pelanggan akan diantar oleh pelayan. Biaya
pemasaran seperti biaya transportasi, biaya pajak, dan pungutan lainya akan dibebankan
kepada pelanggan.
2.7 Program Pemasaran
Berdasarkan uraian diatas, harga produk dsesuaikan dengan pasar yang dituju yaitu hanya
berkisar antara Rp 5.000,- sampai Rp 20.000,-. Bahan baku utama produk diperoleh dari
daerah Kendal, karena harga lebih merah dari para petani langsung dan jarak antara tempat
produksi tidak terlalu jauh. Sistem pembayaran dilakukan secara langsung dan biaya
overhead ditanggungkan kepada konsumen. Promosi produk dilakukan baik didalam maupun
diluar café, seperti media social, brosur, papan nama, dan lainya.
2.8 Faktor persaingan
Usaha café ini mungkain akan memiliki pesaing karena peningkatan jumlah restoran dan café
berkisar 15-20% sehingga pertumbuhan bisnis ini termasuk tinggi. Namun, dengan keunikan
café labu yang belum ada di daerah semarang dan sekitarnya maka kemungkinan kecil untuk
pesaingnya. Selain itu cafe labu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dengan
adanya layanan complain pelanggan, sehingga dapat mempertahankan pelanggan dan
meningkatkan kualitas.

x

BAB III
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
Pada aspek teknis, hal yang dikaji adalah perancangan jasa layanan, perencanaan kapasitas
layanan dan rencana produksi. Perancangan jasa layanan diambil berdasarkan rancangan
kerja yang diinginkan agar dapat memuaskan konsumen pada saat pelayanan. Prosedur
pelayanan kerja dibuat dalam bentuk Standard Operational Procedure (SOP) agar setiap
pengerjaannya akan memenuhi standar yang telah dibuat Analisis Kelayakan Usaha café
labu.
Perencanaan kapasitas layanan dipengaruhi dari waktu proses rata-rata setiap produk.
Sedangkan target layanan yang akan dipenuhi adalah 3924 konsumen dalam satu bulannya,
besarnya target layanan didasarkan terhadap target pasar yang diambil.Perencanaan kapasitas
layanan ini dipengaruhi juga oleh faktor lainnya seperti jam operasional dan banyaknya
stasiun kerja. Waktu proses pembuatan produk didapat dari perhitungan menggunakan
manual dengan menggunakan alat bantu stopwatch. Sedangkan jam operasional dari usaha
Café labu adalah 11 jam yaitu dari jam 13.00-24.00 yang dibagi dalam dua sift. Berdasarkan
hasil analisis kelayakan aspek teknis, maka usaha Steak Cafe dikatakan layak karena
perancangan layanan setiap bagian tersedia dengan menggunakan SOP untuk paduannya, dan
kapasitas mampu memenuhi target produksi yang telah ditetapkan.
3.1 Lokasi usaha
Lokasi usaha akan didirikan didaerah BSB city karena merupakan daerah yang masih
berkeembang dan cocok untuk usaha baru seperti café labu ini. Daerah BSB city merupakan
daerah yang setrategis karena merupakan penghubung antara daerah Kendal dan semarang.
Selain itu bahan baku utama akan lebih murah dan mudah untuk didapat. Tersedianya
berbagai fasilitas seperti listrik dan air yang memadai, beberapa fasilitas pendukung lainnya,
serta pembanggunan yang terus berkembang di BSB citiy. Sehinggga memungkinkan
bertambahnya pelanggan café labu, Karena bertambahnya berbagai fasilitas seperti jalan raya,
sekolah, pabrik, dan transportasi umum.

xi

3.2 Daerah pemasaran
Daerah pemasaran produk yang terus berkembang, serta lokasi usaha yang lebih mudah untuk
memperoleh bahan baku dalam jumlah banyak dengan harga murah. Kebijakan untuk
menyedikan jasa delivery order juga akan memperluas daerah pemasapan serta promosi dari
café labu.
3.3 Tenaga kerja
Tenaga kerja akan diambil dari penduduk sekitar café labu sehingga tidak membutuhkan
biaya transportasi yang tinggi. Selain itu suplay tenaga kerja dirasa cukup kaerna usaha café
labu tidak terlalu membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak. Dalam mencari tenaga
kerja, Café labu menggunakan sistem rekrutmen terbuka dengan cara membuat iklan di
Koran lokal ataupun media social dan mengirimkan surat lamaran langsung ke administrasi .
Kualifikasi yang dibutuhkan Café Labu sebagai berikut:
1. Selalu bersemangat
2. Disiplin dan bertanggung jawab
3. Mampu berkomunikasi dengan baik
4.Rajin bekerja sesuai dengan perintah
5. Inisiatif tinggi
6. Mengetahui tentang pangan
3.4 Mesin dan Peralatan penggolahan
Pada bagian ini Café labu akan menjelaskan tentang perencanaan mesin dan peralatan yang
akan digunakan secara jelas, sesuai dengan kebutuhan usaha, kompetensi, dan kelayakan
usaha. Dalam penggunaan peralatan tidak terlalu membutukan alat yang canggih, namun
digunakan alat seperti peralatan rumah tangga lainya yang dijaga kehigenisanya. Mesin mixer
untuk jus buah, kulkas kaca untuk menyimpan minuman, freezer untuk menyimpan bahan
baku, hingga peralatan untuk memasak seperti pisau, wajan penggorengan, panci, dan rice
cooker. Untuk keperluan menu yaitu sendok dan garpu, piring, kotak makanan, kantong
plastik untuk pelanggan yang ingin menikmati di rumah,dan gelas plastik. Selain itu tabung
gas untuk kompor dan mesin kasir untuk transaksi dengan pelanggan.

Tabel 2. Biaya peralatan yang mengalami penyusutan

No Alat

Jumlah

Harga
Satuan
(Rp)

Total
(Rp .000)
xii

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28

Panci Presto
Kompor
Selang Dan Regulator
Kompor
Elpiji 12 Kg
Kulkas 2 Pintu
Panci
Magic Com
Wajan
Blender
Meja Dan Kursi
Kuas
Ulekan
Piring
Garpu
Sendok
Gelas
Tempat Tisu
Sapu
Pel
Engrak
Pisau
Kemoceng
Lampu
Centong
Spatula
Kipas Angina
Sendok Kecil
Total

1
2

500.000
400.000

500
800

2
2
1
4
2
2
1
5 Set
2
2
4 Lusin
4 Lusin
4 Lusin
4 Lusin
5
4
4
4
6
4
8
4
4
1
1

100.000
100.000
2.100.000
125.000
341.000
180.000
400.000
400.000
3000
10.000
168.000
40.000
50.000
80.000
15000
20.000
30.000
20.000
5000
20000
12000
3000
7000
250.000
29.000
5.408.000

200
200
2100
500
682
360
400
2000
6
20
672
160
200
320
75
80
120
80
30
80
96
12
28
250
29
10000

xiii

3.5 Proses
Untuk proses, dalam menyampaikan produk, pengujung diberikan menu terlebih dulu, lalu
kita memberikan penawaran terhadap paket yang dipilih, selanjutnya pengunjung membayar
pada kasir.
a) Proses pembuatan makanan dan minuman ini, di buat sesuai dengan SOP yang
diterapkan oleh café labu. Dalam penyajian berbagai menu makanan ditekankan cita
rasa yang jelas dan khas, serta kandungan gizinnya. Sedangkan untuk proses
pembuatan minuman dibuat sesuai takaran yang pas sehingga rasanya sesuai. Café
labu selalu berinofasi sehingga berusaha terus memunculkan menu-menu baru yang
bisa dinikmati konsumen.
b) Dalam proses kebersihan dan kehigenisan selalu dijaga sehingga setelah pelanggan
pergi meja akan langsung dibersihkan oleh pelayan. Selain itu dalam area dapur juga
selalu dikontrol kebersihanya.

xiv

BAB IV
ASPEK ORGANISASI DAN MANAGEMENT

4.1 Pengorganisasian
Café labu menggunakan struktur organisasi fungsional, dimana pemilik atau direktur
memiliki wewenang kepada Pelayan/kasir, koki, dan Cleaning service. Café labu memakai
struktur organisasi ini karena bentuk usahanya masih baru dan jumlah karyawannya pun tidak
banyak.
Bagan 1. Struktur organisasi
Direktur

Pelayan / kasir

Koki

Cleaning Service

Tabel 3. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pelaksanaan (dalam minggu)
No

Kegiatan

Maret 2016
1

2

3

Apr-16
4

1

2

3

Mei 2016
4

1

2

3

Juni 2016
4

1

2

3

4

Survey pasar dan
1 tempat usaha
Menyusun
2 rencana kegiatan
3 Cek bahan baku
Survey mesin dan
4 Peralatan
pemasangan
5 sarana penunjang
Perekrutan dan
pengarahan
6 kariyawan
Uji coba tempat
7 dan pelayanan
8 Grand opening

4.2 Legal dan Lingkungan
xv

Pada aspek legal dan lingkungan, hal yang dikaji adalah identifikasi badan hukum,
identifikasi legal investasi, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Untuk
membuat badan hukum usaha Café labu yaitu berbentuk CV, maka usaha Café labu harus
melengkapi beberapa macam surat izin seperti, Surat izin gangguan (Ho), Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), Surat izin domisili ke kelurahan, Akta Pendirian CV, dan Keterangan Halal ke
MUI.
Identifikasi legalitas usaha Cafe labu dilakukan dengan Daftar Negatif Investasi. Berdasarkan
Daftar Negatif Investasi tersebut, usaha Café labu tidak termasuk di dalam Daftar Negatif
Investasi sehingga usaha ini legal menurut hukum/ Undang-Undang yang berlaku. Limbah
yang dihasilkan oleh perusahaan ada 2 jenis, yaitu limbah organik dan limbah non-organik.
Dimana limbah organik adalah limbah yang dihasilkan dari sisa-sisa bahan baku baik itu
bahan baku makanan maupun minuman. Sedangkan untuk limbah non-organik itu sendiri
dihasilkan dari packaging makanan. Untuk pengolahan limbah yang dihasilkan cukup
sederhana, yaitu dengan mengumpulkan limbah tersebut ke dalam trash bag yang kemudian
nantinya dibuang ke tempat penampungan sampah sementara di daerah sekitar tempat
berdagang.
4.3 Pengarahan dan pengawasan
Dalam penggarahan kariyawan dilakukan pada awal / kegiatan pra operasi, hal ini dilakukan
untuk mempermudah koordinasi dan menjalankan tugas masing-masing. Penggarahan
dilakukan oleh pmpinan café atau direktur agar kariyawan melakukan tugas dan tangung
jawabnya dengan sesuai. Dalam hal ini hubungan kariyawan dan pimpinan harus terjalin
secara baik, oleh karena itu dilakukan system organisasi fungsional sehingga kariyawan dapat
member masukan pemimpinnya. Pengawasan dilakukan secara langsung terhadap kegiatan
usaha secara berkala. Sasaran pengawasan meliputi jumlah produksi, kualitas produk,
kebersihan dan kerapian café, serta management keuangan.

xvi

BAB V
ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN
Pada aspek ekonomi biaya investasi yang digunakan

untuk sewa tempat, pembelian

peralatan, biaya dekorasi tempat dan biaya feasibility study. Modal kerja yang digunakan
setelah pra operasi telah dilakukan. Modal kerja terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost).
5.1 Dana Investasi
Dana investasi pendirian café labu disesuaikan dengan jumlah dana yang dibutuhkan. Pada
aspek financial kelayakan dinilai berdasarkan tingkat investasi, perhitungan rugi laba dan
arus kas selama periode penelitian. Diperinci sebagai berikut:
Tabel 4. Dana investasi
No

Jenis Investasi

Biaya (Rp)

Keterangan

1

Sewa Tempat

13.000.000

Sewa tempat berupa tanah dengan
bangunanya yang sesuai untuk café.

2

Mesin dan Peralatan

10.000.000

Peralatan dapur, mesin kasir., dan
ATK.

3

Biaya Transportasi

10.000.000

Berupa kendaraan roda dua untuk
mengantar pesanan.

4

Biaya dekorasi tempat

4.000.000

Dekorasi tempat disesuaikan dengan
tema café labu.

5

Feasibility study dan 1.000.000

Digunakan untuk mencari prospek

biaya survey

pasar

Total Biaya

38.000.000

Keseluruhan biaya investasi

5.2 Biaya modal kerja
Biaya modal kerja dari café labu terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.Biaya tetap
biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunya produksiyang dihasilkan , seperti biaya
tenaga kerja tidak langsung, penyusutan, bunga bank dan biaya lainya. Sedangkan biaya tidak
tetap biaya untuk membeli bahan baku, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya
pemasaran, dan lainya.
1. Biaya tetap
a) Biaya tenaga kerja tidak langsung

xvii

Biaya tenaga kerja tidak langsung berupa jumlah kariyawan yang bekerja, yaitu 4 orang.
Karena cafe labu masih baru jadi tenaga kerja tidak langsung yang dibutukan masih sedikit.
Gaji kariyawan dibayarkan pada setiap akhir bulanya sesuai dengan jenis pekerjaanya.
Tabel 5. Biaya tenaga kerja
No

Jenis Pekerja

Gaji (Rp)

1

Koki

1.600.000

2

Kasir

1.100.000

3

Pelayan

1.300.000

4

Cleaning Service

1.000.000

Total biaya tenaga kerja tidak langsung

5.000.000

b) Bunga bank
Besar modal yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah Rp 60.000.000,- dengan tingkat
bunga (interest rate) sebesar 12%per tahun , dan jangka waktu 2 tahun.
B= f(pin)= Rp 60.000.000 x 12%
= Rp 7.200,000,Per bulan = Rp 7200.000/ 12
=Rp 600.000
Maka angsuran perbulanya adalah Rp 3.100.000,c) Biaya penyusutan
1) Jadwal penyusutan mesin dan peralatan disusun sebagai berikut, dengan metode
anuitas. Total biaya mesin dan peralatan adalah Rp 10.000.000,- dengan perkiraan
nilai sisa (Scrap value) keseluruhan ± Rp 4.000.000,- dan umur ekonomisnya
selama 5 tahun. Tingkat bungga efektif diperhitungkan 12%.
Present value dari scrab value
P = S (1 + 0,12)-5
= 4.000.000 (1,12)-5
= 4.000.000 x 0,57
= Rp 2.269.707,42,Nilai aset
An= B-P
= 10.000.000 - 2.269.707,42
= Rp 7.730.292,58,An = R (1- (1+i)-n ) /1

xviii

R = 7.730.292,58

,
(

,

)

= 7.730.292,58 x 0,27
= Rp 2.087.178,997,Per bulan

= Rp 2.087.178,997,-/12
= Rp 173.931,5831

Tabel 6. Biaya penyusutan alat
Tahun

Penyusutan/
tahun

Bungga

penyusutan
bersih

jml
penyusutan
-

Nilai sisa

0

-

-

-

Rp10.000.000

1

Rp2.087.179

Rp1.800.000

Rp287.179

Rp202.146

Rp9.797.854

2

Rp2.087.179

Rp1.763.614

Rp323.565

Rp525.711

Rp9.272.143

3

Rp2.087.179

Rp1.668.986

Rp418.193

Rp943.904

Rp8.328.239

4

Rp2.087.179

Rp1.499.083

Rp588.096

Rp1.532.000

Rp6.796.239

5

Rp2.087.179

Rp1.223.323

Rp863.856

Rp2.395.856

Rp4.400.382

2) Penyusutan trasportasi
Transportasi yang digunakan adalah sepeda motor dengan harga Rp 10.000.000,- dengan
perkiraan nilai sisanya Rp 5.000.000,- dan secara teknis bekerja selama 50.000 jam dengan
usia ekonomis adalah 5 tahun. Maka dihitung sebagai berikut;
J = (10.000.000 – 5.000.000) / 50.000
= Rp 100,- per jam

xix

Tabel 7. Rencana Produksi
Tahun

produksi jml jam penyusutan

1

10%

5000

Rp

500.000

2

15%

7500

Rp

750.000

3

20%

10000

Rp 1.000.000

4

25%

12500

Rp 1.250.000

5

30%

15000

Rp 1.500.000

Total

100%

50000

Rp 5.000.000

Tabel 8. Jadwal penyusutan dengan metode jam kerja
Akhir
tahun

Jumlah
Penyusutan

penyusutan
-

nilai buku

0

-

10000000

1

500000

500000

9500000

2

750000

1250000

8750000

3

1000000

2250000

7750000

4

1250000

3500000

6500000

5

1500000

5000000

5000000

2. Biaya tidak tetap
a) Biaya bahan baku
Biaya bahan baku yang dianggarkan adalah Rp 5.000.000,-

xx

Tabel 9. Biaya bahan baku
No

Bahan

Jumlah

Harga satuan

Total (Rp. 000)

1

Ayam

5 kg

Rp. 50.000

250

2

Jeruk nipis

1 kg

Rp. 25.000

25

3

Garam

10 bks

Rp. 2.000

20

4

Daun jeruk

1 lot

Rp. 10.000

10

5

Kecap manis

3

Rp. 17.000

51

6

asem jawa

1 lot

Rp. 10.000

10

7

Santan instan

10

Rp. 2.500

25

8

Minyak goring

2kg

Rp. 13.000

26

9

Bawang merah

2kg

Rp. 27.000

54

10

Bawang putih

1kg

Rp. 28.000

28

11

Cabai

5kg

Rp. 18.000

90

12

Tumbar

1 bungkus

Rp. 5.000

5

13

Jintan

1 lot

Rp. 2.000

2

14

Jahe

1/2 kg

Rp. 10.000

10

15

Kencur

1/4 kg

Rp. 5.000

5

16

Kunyit

1/4 kg

Rp. 6.000

6

17

Merica

1 bungkus

Rp. 10.000

10

18

Gula jawa

12kg

Rp. 14.000

168

19

Tomat

1 lot

Rp. 10.000

10

20

Timun

1 lot

Rp17.000

17

21

Serai

1 ikat

Rp. 5.000

5

22

Teh

1 bungkus

Rp. 10.000

10

23

Gula

10kg

Rp. 20.000

200

24

Alpukat

2 kg

Rp. 20.000

20

25

Jeruk manis

1 kg

Rp. 20.000

20

26

Strawberry

1 kg

Rp. 25.000

25

27

Apel

2 kg

Rp. 30.000

30

28

Susu kental manis

5 klg

Rp.7500

22

29

labu kuning

30 kg

Rp2.000

60

30

tepung beras

6 kg

Rp8.000

48

31

Sayuran

20 lot

Rp20.000

400

32

Beras

2 kwintal

Rp800.000

1600

33

Tepung hunkwe

10 bungkus

Rp5.000

250

34

tepung ketan

10 kg

Rp10.000

100

35

coklat batang

5 kg

Rp50.000

250

36

Fernipan

10 bungkus

Rp6.000

60

37

Telur

50 kg

Rp20.000

1000

38

Kelapa

10 butir

Rp5.000

50

Total

5000

Tabel 10. Biaya perlengkapan
xxi

No

Alat

Jumlah Harga satuan

Total
(Rp. 000)

1

Tisu

5 buah

Rp. 7.000

35

2

Sedotan

3 pcs

Rp. 5.000

15

3

Pembersih lantai

2 botol Rp.10.000

20

4

Plastik ½ ons

1 pack

Rp. 4.000

4

5

Plastik hitam

1 pack

Rp. 4.000

4

Total

428

Tabel 11. Biaya lain lain
No

Alat/ bahan

Jumlah Harga satuan

Total
(Rp. 000)

1

Listrik

1 lot

Rp. 200000

200

2

Air

1 lot

RP. 200000

200

Total

400

b) Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung dianggarkan Rp 800.000,c) Biaya transportasi
Biaya transportasi tidak tetap terdiri dari biaya bahan bakar pada biaya transportasi tetap
berupa sebuah kendaraan bermotor. Selain itu juga biaya transportasi langsung seperti
pengiriman barang lewat transportasi umum. Besar anggaran biaya yang dikeluarkan tiap
bulanya Rp 200.000,-.
d) Biaya pemasaran
Biaya pemasaran meliputi pembuatan pamflet, web, baliho, dan lain- lain yang dianggarkan
Rp 3.800.000,-.

xxii

5.3 Sumber pembiayaan
Sumber pembiayaan menggunakan bank syariah dengan sistim balas jasa atau profit
sharing. Jenis pembiayaan bank syariah yang diambil, adalah jenis pembiayaan almudharabah yaitu berasarkan prinsip penyertaan modal , akad kerjasama dimana banak
syariah membiayaai seluruh modal dan nasabah sebagai pengelola.
5.4 Keuntungan
Dalam penjualan diperkirakan pada pproduk makanan diperoleh keuntungan Rp
4.000,- per produk dengan penjualan perhari sebanyak 85 produk. Produk minuman Rp
2000,- per produk dengan target penjualan perhari 80 produk. Sedangkan desert Rp 4000,per buah dengan target penjualan perhari 70 buah.
Tabel 12. Perkiraan keuntungan
Jenis Produk

Keuntungan

Jumlah Produksi

Total 30 Hari

Makanan

5000

85

12750000

Minuman

2000

80

4800000

Desert

4050

70

8505000

Total

26000.000

xxiii

BAB VI
ANALISIS KRITERIA INVESTASI

Perhitungan criteria investasi untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha pendirian cafe
labu yang direncanakan akan memberikan manfaat (benefit), baik secara financial benefit
maupun social benefit.hasil perhitungan criteria infestasi merupakan indicator dari modal
yang diinfestasikan, yaitu perbandingan antara jumlah benefit yang diterima dengan biaya
yang dikeluarkan dalam bentuk present value.
6.1 Perhitungan kriteria investai
a) Net Present Value
Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur
apakah suatu proyek feasible atau tidak. Perhitungan NPV merupakan net benefit yang telah
didiscont factor dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai
discont factor.
Tabel 13. Net Present Value

Bln

Investasi
(Rp)

Biaya
Oprasional
(Rp)

Total Cost
(Rp)

Benefit
(Rp)

Net Benefit
(Rp)

D.F.
1%

Present
Value (Rp)

B (RP)

C (Rp)

0

38.000.000

-

38.000.000

-

-38.000.000

1

-38.000.000

-

38.000.000

1

22.000.000

-

22.000.000

-

-22.000.000

1

-21.782.200

-

21.782.200

2

-

13.000.000

13.000.000

26.000.000

13.000.000

1

12.743.900

25.487.800

12.743.900

3

-

13.000.000

13.000.000

27.000.000

14.000.000

1

13.588.260

26.205.930

12.617.670

4

-

14.000.000

14.000.000

30.000.000

16.000.000

1

15.375.680

28.829.400

13.453.720

5

-

15.000.000

15.000.000

34.000.000

19.000.000

1

18.077.930

32.349.980

14.272.050

6

-

15.000.000

15.000.000

36.000.000

21.000.000

1

19.783.050

33.913.800

14.130.750

7

-

16.000.000

16.000.000

40.000.000

24.000.000

1

22.385.280

37.308.800

14.923.520

8

-

19.000.000

19.000.000

42.000.000

23.000.000

1

21.240.040

38.786.160

17.546.120

9

-

20.000.000

20.000.000

46.000.000

26.000.000

1

23.772.840

42.059.640

18.286.800

10

-

21.000.000

21.000.000

50.000.000

29.000.000

1

26.253.410

45.264.500

19.011.090

113.438.190

310.206.010

196.767.820

Jumlah

NPV= ∑



NPV= 310.206.010 - 196.767.820
xxiv

NPV= Rp 113.438.190
Perhitungan nilai NPV datas diperoleh dari pengurangan antara total benefit senilai
Rp 310.206.010 dengan total cost yang telah didiscont factor sebesar Rp 113.438.190. Hasil
perhitungan menunjukan NPV > 0 (nol) yaitu sebesar Rp 113.438.190, ini berarti gagasan
usaha cafe labu tersebut layak (fesible) untuk diusahakan.
b) Internal Rate of Return
IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi
dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju
pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana
dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak,
untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari
Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum
acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani
dilakukan oleh seorang investor.

xxv

Tabel 14. Internal Rate of Return
Bln

net benefit

D.F. 1%

Rp
0

1 (38.000.000)

(38.000.000)

0,9901 (21.782.200)

(22.000.000)

0,9803 12.743.900

13.000.000

0,97059 13.588.260

14.000.000

0,96098 15.375.680

16.000.000

19.000.000

0,95147 18.077.930

0,94205 19.783.050

21.000.000

24.000.000

0,93272 22.385.280

23.000.000

0,92348 21.240.040

0,91434 23.772.840

26.000.000

Rp
0,7894 18.156.200
Rp
0,7664 19.926.400

Rp

29.000.000

0,90529 26.253.410

Rp
NPV

IRR=

Rp
0,8131 19.514.400

Rp

Rp
10

Rp
0,8375 17.587.500

Rp

Rp
9

Rp
0,8626 16.389.400

Rp

Rp
8

Rp
0,8885 14.216.000

Rp

Rp
7

Rp
0,9151 12.811.400

Rp

Rp
6

Rp
0,9426 12.253.800

Rp

Rp
5

Rp
0,9709 (21.359.800)

Rp

Rp
4

Rp
1 (38.000.000)

Rp

Rp
3

Present Value

Rp

Rp
2

D.F. 3%

Rp

Rp
1

Present Value

+

(

IRR= 0,01 + (Rp

Rp
0,7441 21.578.900
Rp
93.074.200

113.438.190

)
.

.(

− )

.

113.438.190−Rp 93.071.200)

(0,03 − 0,01)

IRR= 0,01 + 6 . 0,02
IRR= 0,01 + 6,02
IRR= 6,03

xxvi

Dari analisis dengan bunga / nilai discount factor yang lebih tinggi usaha ini juga layak untuk
dilaksanakan.
c)

Net Benefit Cost Ratio

Pada Net Benefit Cost Ratio, jika net B/C > 1 berarti layak (feasible) untuk dikerjakan, jika
net B/C < 1 tidak layak, dan net B/C = 1 tercapai break event point.


( )

Net B/C = ∑

( )

Net B/C = Rp173.220.390 / Rp(59.782.200)
=2,8
Net Benefit Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah didiscont
factor positif (+) dengan net benefit yang telah didiscont factor negatif (-). Dan hasil
perhitungan Net B/C adalah 2,8 ( >1) sehingga pembuatan cafe labu dapat dikatakan layak
untuk diusahakan.
d) Gross Benefit Cost Ratio
Gross benefit cost ratio adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah di discont factor
dengan cost secara keseluruhan yang telah di discont.
Ratio ini juga menunjukan:
Gross B/C > 1 maka Fesible (go)
Gross B/C < 1 Tidak Fesible (no go)
Gross B/C = 1 Berada dalam keadaa BEP


Gross B/C =∑

(

)

(

)

Gross B/ C= Rp 310.206.010 / Rp 196.767.820
=1,57
Dari perhitungan diperoleh nilai gross B/C =1,57 yang berarti usaha layak utuk dikerjakan.
e)

Provitability Ratio

Probability ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara selisih benefit biaya operasi dan
pemeliharaan dibanding dengan jumlahinvestasi. Nilai dari masing- masing variabel dalam
bentuk present value atau nilai yang telah di discont factor dari SOCC.

Tabel 15. Provitability Ratio

Bln

Investasi
(Rp)

-

38.000.000

Biaya
operasional
(Rp)

Benefit
(Rp)

D.F.
1%

I (Rp)
1

OM (Rp)

B (Rp)

(38.000.000)

xxvii

1

22.000.000

1

(21.782.200)

2

13.000.000

26.000.000

1

12.743.900

25.487.800

3

13.000.000

27.000.000

1

12.617.670

26.205.930

4

14.000.000

30.000.000

1

13.453.720

28.829.400

5

15.000.000

34.000.000

1

14.272.050

32.349.980

6

15.000.000

36.000.000

1

14.130.750

33.913.800

7

16.000.000

40.000.000

1

14.923.520

37.308.800

8

19.000.000

42.000.000

1

17.546.120

38.786.160

9

20.000.000

46.000.000

1

18.286.800

42.059.640

10

21.000.000

50.000.000

1

19.011.090

45.264.500

136.985.620

310.206.010

Total


PR=






(59.782.200)

⎯⎯



PR= (Rp 310.206.010 - Rp 136.985.620) / Rp (59.782.200)
PR= 2,8
f)

Pay back Period

Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar
dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Analisis
payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa
lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Metode payback
period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk mennentukan lamanya waktu
pengembalian dana investasi. Juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan resiko karena
semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.

PBP=

+





PBP= 4 + (Rp (59.782.200 ) - Rp51.693.730) / Rp 28.829.400
= 4,281
PBP= 4 bulan 8 hari

xxviii

Nilai pay back period kurang dari 5 tahun sehingga layak untuk diusahakan. Dana yang
tertanam dalam aktiva sebesar Rp 59.782.200 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka
waktu 4 bulan 8 hari.
g) Brek Event Point
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya).
BEP=

+





BEP= 7+ ((Rp196.767.820 - Rp184.095.710)/ Rp38.786.160)
= 7,327
=7 bulan 9 hari
Dalam analisis kelayakan usaha cafe labu labu relative singkat yaitu 7 bulan 9 hari dengan
total cost sebesar Rp196.767.820 sehingga usaha layak untuk dijalankan.

xxix

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha Cafe labu telah memiliki aspek pasar, aspek
teknis dan teknologis, aspek organisasi dan management , aspek finansial, dan analisis
kelayakan usaha, maka usaha Cafe labu dapat dinyatakan layak, karena telah memiliki semua
aspek tersebut. Dengan peminjaman modal awal pada bank sebesar RP.60.000.000 diperoleh
nilai NPV adalah Rp 113.438.190,- , Net Benefit Cost Ratio 2,8 , Gross Benefit Cost Ratio
1,57 , Probability Ratio 2,8 , Pay Back Period nya 4 bulan 8 hari, dan Break Event Point 7
bulan 9 hari. Usaha Cafe Labu juga perlu melakukan pengembangan dan inovasi terhadap
produk yang ditawarkan di masa yang akan datang mengingat pesatnya perkembangan
industri kuliner, agar tetap bertahan.

xxx

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Waralabaku.com.Restoran Java Chicken.online, http://
www.Waralabaku.com/franchiserestoran-javachicken/, Diakses 25 Desember 2015.
Daryanto, 2013. Pengantar Kewirausahaan. Prestasi Pustaka, Jakarta.
Brigham, Eugene, Joel F Houston. 2010. Dasar – dasar Manajemen Keuangan Buku 1.
Salemba Empat. Jakarta.
Brigham, Eugene, Joel F Houston. 2011. Dasar – dasar Manajemen Keuangan Buku 2.
Salemba Empat. Jakarta.
Hery, 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Biaya. Gava Media,Yogyakarta.
Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Erlanga, Jakarta.
Siswanto. (2009). Pengantar Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta.

xxxi