TEKNOLOGI BAHAN DAN BANGUNAN KONSTRUKSI

BAHAN KULIAH

TEKNOLOGI DAN BAHAN KONSTRUKSI

Disusun Dody Kusmana,MT

BAB I PONDASI

I. PONDASI

A. Pengertian

Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefenisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban – beban yang bekerja, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain – lain. Di samping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan. Ada beberapa pengertian tentang pondasi yaitu:

1. Suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan beban/bobot /gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah.

2. Adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung) tidak terlewati.

3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang tidak merata.

Sehingga dapat disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa.

Pondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga harus direncanakan dan dikerjakan dengan sangat hati-hati. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa baik dari segi dimensi maupun secara analitis mekanis.

Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan dan daya dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki daya dukung buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks.

Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi(tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.

B. Bahan Pondasi

a. Bata • Kurang ideal, sebab bahan lunak dan berporeus.

• Digunakan untuk pembebanan yang ringan atau bangunan sementara. • Sebaiknya tidak pada lapisan tanah yang berair.

b. Batu kali • Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan benar dan kompak. • Untuk pondasi bangunan permanent berlantai 1/2/3.

• Kekokohan landasan dapat agak lunak hingga sedang, tergantung besarnya beban bangunan.

c. Beton (tidak bertulang) • Cukup baik, asal dibuat dengan perbandingan semen yang sesuai. • Beton blok : 1PC : 4/5 PS di press dalam cetakan

• Beton : 1 PC : 3 PS : 5/7 kerikil

• Hanya dapat menahan beban tekan. • Kekokohan landasan dapat lunak hinnga sedang, tergantung besarnya beban

bangunan. d.Beton bertulang

• Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak dan kedap air. • Dapat diperhitungkan untuk menahan beban tarik. • Perlu perhatian dalam pembuatannya dan kualitas betonnya. (perlu lantai kerja

untuk peletakan tulangan besi) perbandingannya 1 PC : 3 PS : 5 KR

C. Fungsi

Pondasi merupakan komponen/struktur paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi. Berdasarkan struktur beton bertulang, pondasi berfungsi untuk :

1. Mendistribusikan dan memindahkan beban – beban yang bekerja pada struktur

bangunan di atasnya ke lapisan tanah dasar yang mendukung struktur tersebut;

2. Mengatasi penurunan yang berlebihan dan penurunan tidak sama pada struktur;

3. Memberi kestabilan pada struktur dalam memikul beban horizontal akibat angin, gempa dan lain – lain.

Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk

Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah tersebut.

D. Jenis - jenis Pondasi

Pondasi bangunan biasanya dibedakan atas dua bagian yaitu pondasi dangkal (shallow foundation ) dan pondasi dalam (deep foundation), tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi. Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B) dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah.

Bentuk dan jenis pondasi sangat dipengaruhi beberapa hal, yaitu:

1. Jenis Tanah, (mempengaruhi daya dukung tanah)

2. Berat Bangunan, untuk bangunan dengan bobot yang berat/sangat berat harus memperkatikan pemilihan pondasi yang aman.

3. Kondisi Geografi, Geologi dan lingkungan sekitar Lokasi, diperhitungkan khususnya pada bangunan yang terletak pada daerah jalur gempa atau pengaruh alam lainnya.

4. Peralatan yang dipergunakan

Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari semua unsur bangunan yang dipikulkan kepadanya ke tanah. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap :

a. Beban bangunan

b. Berat sendiri

c. Beban berguna

d. Gaya-gaya luar :

• Angin • Gempa bumi • Beban termis • Beban dinamis • Penurunan pondasi • gaya angkat air • Momen dan Torsi

Pondasi dibedakan atas dua bagian yaitu :

1. Pondasi Dangkal Pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 3 meter atau sepertiga dari lebar alas pondasi. Dengan kata lain, pondasi ini diterapkan pada tanah yang keras atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang tidak terlalu berat dan tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter. Pondasi dangkal tidak disarankan untuk dilaksanakan pada jenis tanah yang kurang stabil atau memiliki kepadatan tanah yang buruk, seperti tanah bekas rawa/gambut. Bila kondisi memaksa untuk dilaksanakan pada tanah yang kurang stabil, harus diadakan perbaikan tanah terlebih dahulu, dengan sistem memakai cerucup/tiang pancang yang ditanam dibawah pondasi.Jenis pondasi dangkal diantaranya:

¾ Pondasi Umpak Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu, atau rumah

tradisionaljaman dulu.

Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi setempat: - Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana. - Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada rumah

tradisional, dan lain-lain. - Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat

atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam. Dapat dilaksanakan pada bangunan hingga dua lantai, tentunya sesuai dengan perhitungan mekanika.

¾ Pondasi Batu Bata Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.Pondasi batu bata adalah sama seperti pondasi batu kali, pondasi ini biasanya di pakai pada bangunan lantai 1, dimana tanah keras terletak sangat dekat.

¾ Pondasi Rollag Bata Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk

menopang berat beban pada bangunan.Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan.Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakanuntuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.

¾ Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.Pondasi ini digunakan untuk bangunan-bangunan sederhana pada tanah asli yang cukup baik. Biasanya kedalamannya antara 60-80 lebar tapak sama dengan tinginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah batu belah (batu kali/gunung), Pasir pasang, dan semen PC (semen abu-abu).Kekurangan pondasi ini jika kedudukan pondasi diatas tanah lunak, yang beresiko pondasi retak yang mengakibatkan penurunan pondasi hingga dinding bangunan ikut retak.

Pondasiini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.

- Kelebihan :

1. Pelaksanaan pondasi mudah

2. Waktu pengerjaan pondasi cepat

3. Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa) - Kekurangan :

1. Batu belah di daerah tertentu sulit dicari

2. Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)

3. Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

¾ Pondasi bor mini (Strauss Pile) Jenis pondasi yang paling sering digunakan untuk pondasi bangunan 2 lantai dan 3 lantai

dalam 3 tahun terakhir karena pondasi ini bertumpu di tanah dalam sehingga dianggap mampu menahan beban bangunan yang berdiri di atas tanah lunak, serta dari segi pembuatannya yang bisa dibilang praktis dan efisien daripada pondasi dalam lainnya(pondasi bored piledan tiang pancang) dan cocok untuk pondasi rumah 2 lantai atau 3 lantai di daerah jakarta (padat perumahan).

- Kekurangan pondasi strauss pile adalah :

1. Tanah yang bisa di bor berupa tanah lunak bukan berupa tanah urug campur puing, tanah padas dan jenis tanah keras lainnya.

2. Kedalaman pondasi strauss pile rata rata 6 meter atau sesuai kondisi tanah yang dikerjakan dan tidak bisa mencapai kedalaman tanah keras hasil rekomendasi dari soiltest / sondir.

3. Diameter bor yang dapat dikerjakan berkisar 20 cm s/d

30 cm.

- Kelebihan pondasi strauss pile adalah :

1. Alat sederhana dan praktis sehingga dapat menergerjakan ditempat / lokasi padat perumahan bahkan di bekas bangunan yang belum dibongkar.

2. Dalam pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, kapasitas 1set alat dapat mengerjakan kurang lebih 25 meter atau 4 s/d 5 titik perhari bila kedalaman 6 meter.

3. Pondasi bertumpu di tanah dalam sehingga resiko penurunan pondasi yang mengakibatkan dinding retak dapat diminimalisir.

¾ Pondasi Telapak/ Footplat Biasanya pemasangan pondasi tapak di kedalaman 50 cm hingga 2 meter dari permukaan

tanah, tapi jika lapisan tanah kerasnya terletak dikedalaman lebih dari 2 meter baiknya di bantu dengan pondasi strauss pile. Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.

Kebutuhan Bahannya adalah:

1. Batu pecah / split (2/3)

2. Pasir beton

3. Semen PC

4. Besi beton

5. Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)

- Kelebihan :

1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya

2. Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)

3. Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah. - Kekurangan :

1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).

2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).

3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.

4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.

5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

¾ Pondasi Pelat Beton Lajur Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan

pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar. Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.

- Kelebihan :

1. Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.

2. Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya.

3. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain

- Kekurangan :

1. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).

2. Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).

3. Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.

4. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.

5. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

¾ Pondasi konstruksi sarang laba-laba. Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi

plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang Laba-Laba dapat dilaksanakan pada bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.

Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh berbentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib tersebut terbuat dari beton bertulang. Sementara rongga yang ada dibawah plat diantara rib-rib diisi dengan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.

2. Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan didalampermukaan tanah dengan kedalam

tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi.Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari. Jenis pondasi dalam diantaranya:

¾ Pondasi tiang pancang (driven pile). Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada

dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.Pondasi tiang pancang merupakan pondasi yang biasanya dipergunakan pada tanah - tanah lembek , tanah berawa dengan kondisi daya dukung tanah kecil.Jadi pondasi tiang dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.Pondasi tiang pancang merupakan pondasi yang biasanya dipergunakan pada tanah - tanah lembek , tanah berawa dengan kondisi daya dukung tanah kecil.Jadi pondasi tiang

Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.

Tiang Pancang umumnya digunakan :

1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.

2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.

3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.

4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.

5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.

6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.

7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral.

¾ Pondasi tiang franki (franki pile) ¾ Pondasi tiang injeksi (injection pile) ¾ Pondasi tiang bor (bored pile) Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam permukaan

tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.

Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke tanah dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan sondir sebelumnya, agar daya dukung tanah dibawah dapat diketahui pada kedalaman berapa meter yang dianggap memadai untuk mendukung konstruksi diatas yang akan dipikul nantinya.

Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang disekitarnya rapat dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar, seperti pembuatan Pondasi Pile (Tiang Pancang) yang pemasangannya dilakukan dengan cara pukulan memakai beban/hammer.

- Pelaksanaan Pondasi Bore Pile

Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu. Inilah gunanya ilmu ukur tanah. Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk. Dan dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Berikut ini adalah tahapan- tahapan awal pekerjaan :

Foto 1 : Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk.

Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek . Disebut alat- alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer proyek harus dapat memastikan perkerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat masuk ke areal dengan baik. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat tersebut ambles karena daya dukung tanahnya yang jelek.

Foto 2 : Bila perlu, dipasang juga plat- plat baja.

Plat baja tersebut dimaksudkan agar alat- alat berat tidak amblas jika kekuatan tanahnya diragukan. Jika sampai amblas, untuk mengangkat kembali biayanya lebih besar dibanding biaya yang diperlukan untuk mengadakan plat- plat tersebut. Perlu tidaknya plat-plat tersebut tentu didasarkan dari pengalaman- pengalaman sebelumnya.

Foto 3 : Pekerjaan penulangan pondasi tiang bor.

Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah dapat dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai sudah dibor, tapi ternyata tulangannya belum siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau lainnya).

Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga penting, tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi tidak boleh sampai mengganggu manuver alat- alat berat itu sendiri. Kedalaman pondasi adalah sampai tanah keras (SPT 50).

Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat bornya adalah :

Foto 5 : Persiapan Alat Bor Foto 6. tahapan Awal Pengeboran Kecuali alat bor dengan crane terpisah, pada proyek tersebut juga dijumpai alat bor yang terintegrasi dan sangat mobile. Mungkin ini yang lebih modern, tetapi kelihatannya jangkauan kedalamannya lebih terbatas dibanding yang sistem terpisah. Mungkin juga, karena diproyek ada beberapa ukuran diameter tiang bor yang dipakai.

- Pengeboran Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok.

Foto 7. Mesin Bor dan Auger

Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.

Perhatikan mesin bor-nya berbeda, tetapi pada prinsipnya cara pemasangan casing sama: diangkat dan dimasukkan pada lubang bor. Tentu saja kedalaman lubang belum sampai bawah, secukupnya.

Foto 8. Persiapan Pemasangan casing

Foto 9. Casing yang telah tertanam di dalam tanah

Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas, mata auger sudah diganti dengan Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang.

Foto 10. Pembersihan lumpur dan tanah di dalam lubang

Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya sudah menjadi kondisi tanah keras. Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka bagian bawah pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat dilakukan pembesaran. Untuk itu dipakai mata bor khusus, Belling Tools sebagai berikut.

Foto 11. Penggunaan mata bor Belling Tool untuk pengeboran tanah keras.

Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual.

Foto 12. Pemeriksaan kedalaman manual pondasi

Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili.

Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’, maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.

Foto 13. Pengangkatan tulangan Jika perlu, mungkin karena terlalu dalam maka penulangan harus disambung di lapangan.

Foto 14. Penyambungan tulangan pondasi

Gambar 15. Kondisi lubang pondasi yang telah siap di cor

- Pengecoran beton : Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.

Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan kedalaman lubang yang dibor.

Foto 16. Pipa Tremi untuk pengecoran

Foto 17. Pengecoran dengan pipa tremi

Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas pipa tremi, tempat memasukkan beton segar. Yang di bawah ini pekerjaan pengecoran pondasi tiang bor di bagian lain, terlihat mesin bor (warna kuning) yang difungsikan crane-nya (mata bor tidak dipasang, mesin bor non-aktif).

Posisi sama seperti diatas, yaitu pipa tremi siap dimasukkan dalam lubang bor.

Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap mendekat.

Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke corong pipa tremi seperti kasus di atas. Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang supervisor menentukan.

Jika beton yang dituang terlalu banyak maka mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lubang, tidak terlihatsama sekali.

Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.

Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas.

Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous, bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut.

Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur. Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.

¾ Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya. Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat lubang-lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm dengan pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang disatukan oleh sloof beton.Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah berdiameter 60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.

Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.

- Kelebihan :

1. Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.

2. Tidak diperlukan alat berat.

3. Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu. - Kekurangan :

1. Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)

2. Pemakaian bahan boros.

3. Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).

4. Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.

BAB II DINDING

A. Pengertian

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan ruang lainnya.Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).

B. Fungsi

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Teknologi menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyuguhkan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian. Di antaranya dinding partisi, dinding pembatas (boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya.

Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:

1. Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.

2. Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.

3. Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali tampilan dinding luar diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut.

4. Penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara, dan lain-lain yang bersumber dari alam.

5. Pembatas antar ruang di dalam rumah.

6. Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum.

7. Sebagai fungsi artistik tertentu.

8. Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur dan ruang-ruang lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.

9. Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya terdapat pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.

Secara umum fungsi dinding adalah:

1. Sebagai pemikul beban di atasnya.

2. Sebagai Pembatas ruang, mempunyai sifat : privasi, indah dan bagus dalam skala, warna, tekstur, dapat dibuat transparan.

3. Perlindungan terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap suhu, air hujan dan kelembapan, hembusan angin, serta gangguan dari luar lainnya)

Fungsi dinding dilihat dari nilai kenyamanan, kesehatan dan keamanan:

1. Sebagai pemisah antar ruangan.

2. Sebagai pemisah ruang yang bersifat pribadi, dan bersifat umum

3. Sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir dan lain-lain yang bersumber dari alam.

4. Sebagai pembatas dan penahan struktur (untuk fungsi tertentu seperti dinding, lift, resovoar dan lain-lain)

5. Sebagai penahan kebisingan Fungsi dinding dalam konstruksi adalah:

1. Dinding berfungsi sebagai pemikul. Itullah sebabnya konstruksinya harus kuat dan kokoh agar mampu menahan beban super struktur, bebannya sendiri serta beban horizontal

2. Dinding berfungsi sebagai pembatas/partisi, tidak perlu kokoh tetapi harus kaku sehingga perlu kolom penguat (kolom praktis)

C. Jenis

1. Dinding Pembatas : Untuk menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi

2. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah.

3. Dinding Struktural

Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). Dinding ini berperan untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom (besi beton). Bahan Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah Batu Bata (Pada Zaman Dahulu). Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batu bata dan semen. Untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batu bata dan semen.

4. Dinding Non-Struktural Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas, apabila dinding dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural di antaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu, kaca, dll.

5. Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex

6. Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam ruangan (interior), Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini diantaranya seperti gypsum, papan kalsium, triplek, kaca, dll.

7. Dinding pemisah, yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua area. Salah satu dinding pemisah yang terkenal yaitu tembok Berlin yang memisahkan Berlin Timur dan Barat.

8. Dinding tirai atau curtain wall, yaitu dinding yang digunakan bangunan tinggi sebagai pelindung dari cuaca. Kaca digunakan sebagai material non-struktur yang ringan, sehingga bangunan tak harus menanggung beban berat.

9. Shared wall yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua buah bangunan.

10. Movable partition, yaitu partisi yang dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai kebutuhan.

D. Material Dinding

1. Batu Bata, jenis – jenis bata dibagi menjadi sebagai berikut :

a. Bata Welahan

Batu Bata dengan kualitas paling rendah dibanding bata magelang dan temanggung Karakteristik : Warna merah, tekstur kasar, memiliki banyak rongga. Substansi : Tanah liat, Sekam, air Ukuran

: 25 x 12,5 x 5 cm Harga

: @ Rp. 270,-

b. Bata Magelang

Jenis batu bata dengan kualitas lebih baik dari jenis welahan.

Karakteristik : Warna merah, tekstur rata dan halus, rongga – ronggakecil. Substansi : Tanah liat, sekam, air.

Ukuran : 23x10x3 cm Harga

: @ Rp. 450,00 – Rp 550,00 : @ Rp. 450,00 – Rp 550,00

Batu bata jenis temanggung merupakan batu bata dengan kualitas paling baik. Karena teksturnya yang halus, dinding yang dipasang dengan batu bata jenis ini sengaja tidak diplester, dan diibiarkan terekspose namun lapisan terluarnya di-coating terlebih dahulu untuk menghidari rembesan air. Karakteristik : Warna merah cerah, tekstur halus, padat, keras, dan rata. Substansi : Tanah liat, sekam, air. Ukuran

: 11 x 23,5 x 5 cm Harga

: @ Rp 1.200,00

- Kelebihan Batu bata :

1. Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok.

2. Keretakan relatif jarang terjadi.

3. Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab.

4. Penolak panas yang baik. Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca panas.

5. Warna yang unik. Pemilik rumah ada kalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan semen dan cat, sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan alami pada rumah.

6. Harganya Murah. Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat dan persediaannyacukup banyak.

- Kekurangan :

1. Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material dinding bangunan yang lain.

2. Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah retak dan pecah

3. Biaya lebih tinggi dari dinding batako

- Kriteria Bata Berkualitas Baik :

1. Batu bata bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun.

2. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.

3. Permukaan harus benar dalam bentuk persegi panjang satu sama lain untuk menjamin kerapian pekerjaan.

4. Mempunyai ukuran yang standart yaitu • Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 cm

• Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 cm

5. Mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika diketok.

- Jenis Pemasangan Dinding Batu Bata Ada 3 Jenis Pemasangan Batu Bata Merah, yaitu :

1. Pasangan ½ batu: Pemasangan bata secara memanjang dengan lebar bata merah sebagai tebal dinding.

2. Pasangan 1 batu: Pasangan bata secara melintang dengan panjang bata sebagai tebal dinding.

3. Pasangan roolag: Pasangan bata secara miring melintang yang berfungsi sebagai pasangan resapan air dibagian paling bawah pasangan bata.

- Teknik Pemasangan

1. Pasangan batu bata untuk dinding - dinding luar pada bangunan umumnya dapat dipakai pasangan batu bata ½ batu.

2. Dinding Pengisi dari pasangan bata ½ bata harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof, rollag, dan ring balok yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.

3. Campuran spesi pada pasangan tembok harus cukup kedap air agar tembok tidak mudah basah jika terkena air hujan. Dinding bata yang memerlukan campuran kedap air misalnya tembok pada kamar mandi, WC, tempat cuci, dan dapur, spesi nya 1 :

3, artinya 1 takaran semen dan 3 takaran pasir. Dinding bata yang tdk memerlukan campuran kedap air, perbandingan spesi nya 1: 5.

4. Perkuatan dinding batu bata dengan kolom praktis. Kolom - kolom praktis merupakan bagian kerangka yang membantu dan memperkuat posisi dinding pasangan batu bata, dan pemasangan kolom ditempatkan pada sudut pertemuan pasangan batu bata.

6. Pasangan dan penempatan kolom - kolom praktis yang berukuran 13 x 13 atau

15 x 15 ditempatkan pada seluas bidang dinding tembok batu bata 12 m2. Jadi, penampang kolom praktis yang berukuran 15 x 15 cm itu ditempatkan penulangan / pembesian ø 4 -12 mm dan pemasangan sengkang / cincinnya dengan ø 8- 20 cm dan terpasang pada dinding bata sejarak 3 - 4 m2.

7. Kusen gendong yang diartikan konstruksi kusen pintu dan jendelanya menjadi satu. Di bagian atas dari ambang atas kusen dipasangkan batu bata berdiri atau disebut sebagai rollag dengan adukan menggunakan perbandingan 1 PC: 3 Ps.

2. Bata Kapur Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung.

Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap 2,5 m.

3. Batako

Batako merupakan batu cetak yang tidak dibakar tetapi dipress. Batako dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu yang di press padat. Ukuran dan model nya beragam. Pada batako terdapat 3 lubang disisinya. Lubang tersebut digunakan sebagai adukan pengikat. Karakteristik

: Tekstur agak Kasar, Warna Abu-abu, Berat. Asal Bahan

: Campuran tras, kapur, pasir dan semen Ukuran standar : 8 X 20 X 40 cm Harga

: @ Rp 4.500,00 – Rp 6.000,00

- Kelebihan:

1. Harga relatif murah

2. Selain harganya lebih murah per meternya, dimensi yang lebih besar dan berlubang dapat menghemat 75% plesteran dan 50% beban dinding

3. Irit perekat

4. Tidak memerlukan plesteran + acian lagi untuk finishing

5. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.

- Kekurangan:

1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.

2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.

3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.

- Pemasangan Dinding Batako Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:

1. Batakoharus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.

2. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.

3. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.

4. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah-tengah.

5. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

- Kebutuhan Material setiap meter persegi dibutuhkan material berupa :

1. Batako sebanyak 15 buah

2. Pasir pasang sebanyak 0, 015 m3

3. Semen PC sebanyak 0,125 sak

Aplikasi Dinding Batako

4. Batako Semen Pc / Batako Pres Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran. - Kelebihan dinding batako pres:

1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.

2. Pemasangan lebih cepat.

3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 – 12 m2.

- Kekurangan dinding batako pres:

1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.

2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.

3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.

5. Bata Ringan

Karakteristik : Ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Asal Bahan

: Pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi) dan mempengaruhi kekerasan beton.

Ukuran : 60 x 20 cm dengan ketebalan 8-10 cm Fungsi

: Pengganti Bata agar lebih ringan. Harga : @ 9000-13000,-

- Kelebihan

1. Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi.

2. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.

3. Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.

4. Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.

5. Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja.

6. Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.

7. Mempunyai kekedapan suara yang baik.

8. Daya Kuat tekan yang tinggi.

9. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.

10. Tidak diperlukan spesi yang terlalu tebal, umumnya ± 2-3 mm - Kelemahan

1. Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak.

2. Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan yang berbahan dasar pasir, silika, filter dan semen.

3. Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat kelihatan.

4. Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa. Kalau tetap dipaksakan diplester sebelum kering maka akan timbul bercak kuning pada plesterannya.

5. Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.

6. Agak susah mendapatkannya. Hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini dan penjualannya pun dalam volume besar atau dalam jumlah per meter kubik.

- Teknik Pemasangan Dinding Bata Ringan :

1. Bersihkan dasar permukaan lokasi dari debu, kotoran, minyak, setelah itu beriair.

2. Siapkan pondasi, tarik benang antara sudut -sudut di dinding untuk penempatan bata ringan di lahan yang ingin di gunakan.

3. Permukaan bata ringan di tekan agar rata dengan tarikan benang penempatan.

4. Setiap akan memasang lapisan bata ringan yang baru permukaan blok harus dibersikan dahulu.

5. Kelurusan dinding sesuai tarikan benang, Gunakan Waterpass.

6. Tuangkan adonan pada tiap lapisan bata ringan setebal 3 mm dengan roskam bergigi 6 mm yang telah dipersiapkan.

7. Lalu tebarkan adukan dengan memakai alat yang rata sehinnga permukaan blok bata ringan tertutup adukan.

8. Permukaan blok bata ringan harus diratakan dengan menggunakan alat perata sehingga permukaan dinding rapi dan rata.

9. Pemasangan bata ringan harus lurus dan rata, tahap pertama setinggi 7 lapis dengan spesi dasar 3 cm, setelah tahap pertama selesai biarkan pasangan mengering lebih kurang 3 jam, lanjutkan hingga tinggi yang ditentukan .

Aplikasi Dinding Bata Ringan

6. Dinding Bata Hebel Atau Celcon Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang.

Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako.

- Kelebihan dinding bata hebel/celcon:

1. Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.

2. Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan menggunakan gergaji.

3. Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 - 12.

4. Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.

- Kekurangan dinding bata hebel/celcon:

1. Harga relatif lebih mahal.

2. Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.

3. Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.

7. Dinding Kayu

a. Dinding Kayu Log/Batang Tersusun Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.

b. Dinding Papan Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.