SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKA (1)

1

SUPERVISI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKA
KINERJA GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
PADA MTs AL-KHAIRAAT OKI LAMA
KECAMATAN NAMROLE KABUPATEN BURU SELATAN
Mirna kwairumaratu
NIM. 150301067
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Ambon
Email: Mirnakwairumaratu01@gmail.com
A. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan bagian yang integral dalam kehidupan manusia,
dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan membina potensipotensi pribadinya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Dengan demikian dari nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan
sesuai dengan tujuan utama pendidikan yaitu mengembangkan kemampuan
pengetahuan keterampilan dan sikap anak didik secara optimal.
Hakekat pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk
membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak
didik baik dalam bentuk pendidikan formil dan non formil. Jadi dengan kata lain,

pendidikan pada hakikatnya adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan
mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang sampai kepada titik maksimal
yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.1

1

Ngalim purwanto, ilmu pendidikan teoritis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet 19 :
2009, hlm. 13.

2

Maka pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk
menjadikan manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan memberikan kita
pengetahuan yang luas, juga memberikan pelajaran kepada kita mengenai dunia
sekitar, mengembangkan pemikiran tentang pandangan kehidupan.Pendidikan
juga memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan
membangun watak bangsa. Sekolah / Madrasah diharapkan dapat menghasilkan
lulusan-lulusan ataupun output yang baik, berkualitas, memiliki prestasi belajar
yang bagus dan bisa diandalkan. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan
tersebut harus melalui beberapa proses dan sistem yang baik. Oleh karena itu

pendidikan mempunyai berbagai macam perangkat.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan
kegiatan proses pembelajaran sebagai upaya untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Penangggung jawab dalam proses belajar mengajar adalah guru. Tinggi rendahnya
mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, karena guru secara langsung memberikan bimbingan dan
bantuan kepada peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Sebagai
guru yang profesional mereka harus memiliki keahlian khusus dan dapat
menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu
pengetahuan yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan
tertentu. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas
pengajaran yang dilaksanakan, oleh karena itu harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar peserta
didik dengan memperbaiki kualitas mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru

3

diharapkan mampu berperan aktif sebagai pengelola proses pembelajaran,
bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan organisasi kelas,
penggunaan metode mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam

mengelola belajar mengajar.Menurut Rochman Natawidjaya dalam Cece Wijaya,
bahwa :
Untuk melaksanakan tugas profesionalnya, guru itu perlu memahami dan
menghayati wujud peserta didik sebagai manusia yang akan dibimbingnya. Disisi
lain guru harus pula memahami dan menghayati wujud anak lulusan sekolah
sebagai gambaran hasil didikannya yang diharapkan oleh masyarakat sesuai
dengan filsafat hidup dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.2
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat mencetak
generasi penerus yang tidak hanya pandai dalam bidang keilmuannya tapi juga
memiliki akhlak yang baik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu
adanya faktor pendukung baik dari orang tua peserta didik, masyarakat, pendidik,
juga dari pemerintah agar menjalin hubungan yang baik supaya apa yang
diharapkan dapat tercapai. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan
harus menjadi fokus utama, agar bangsa ini bisa bersaing dengan negara
lain.Salah satu problematika dalam dunia pendidikan saat ini adalah mengenai
kualitas guru. Guru merupakanpahlawan tanpa tanda jasa, memiliki peran yang
sangat penting, karena dalam pembelajaran guru memiliki hubungan yang
terdekat dengan peserta didik.
Pada saat ini terdapat perkembangan baru dalam sistem pengajaran dan
pendidikan.Ada kecenderungan yang kuat bahwa untuk meningkatkan kualitas

layanan dalam kualifikasi profesional guru perlu dibina dan ditata kembali
2

Cece Wijaya,dkk, Kemampuan dasar dalam Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1999, hlm 2

4

kemampuannya sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk mengarahkan
program guru.
Hal ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari supervisor.Dalam
melaksanakan tugasnya pengawas berkewajiban membantu guru memberi
dukungan yang dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai pendidik maupun
pengajar.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru, dilakukan melalui
supervisi kepala madrasah untuk meningkatkan kinerja guru.Kepala sekolah
merupakan figur yang menjadi contoh dan panutan bagi para guru dan para siswa
dalam hal pembentukan karakter baik dalam hal disiplin, maupun dalam hal etika
dan moral.Kepala madrasah merupakan jabatan tertinggi di suatu lembaga
pendidikan,


dimana

ada

guru

dan

staf-stafnya

yang

berada

dibawah

pimpinannya.Peserta didik juga tidak terlepas dari pimpinan kepala madrasah.
Menurut Mulyasa dalam bukunya “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah” yaitu:

Kepala madrasah dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilamana ia
mampu menjalankan proses kepemimpinannya yang mendorong, mempengaruhi
dan mengarahkan kegiatan dan tingkah laku kelompoknya. Inisiatif dan kreativitas
kepala madrasah yang mengarah kepada kemajuan madrasah merupakan bagian
integratif dari tugas dan tanggungjawab. Fungsi utamanya ialah menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efesien.3

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 telah terlihat arah
profesionalisasi, meskipun belum tegas dalam pasal 20 Ayat (3) menyatakan

3

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, hlm. 102 .

5

bahwa untuk menjadi pengawas perlu adanya pendidikan khusus.4Ini sudah lebih
baik dari sebelumnya, meskipun isi pendidikan khusus yang dimaksud belum
pasti menunjukkan dipenuhinya persyaratan kualitas profesional.

Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai tanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di
sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perkembangan
dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu ia harus melaksanakan supervisi secara
baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan
pendekatan yang tepat.
Tugas seorang supervisor adalah membantu, mendorong dan memberikan
keyakinan kepada guru, bahwa proses pembelajaran dapat dan harus diperbaiki
pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan guru
harus dibantu secara profesional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam
pekerjaannya yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran.
Persoalan-persoalan yang timbul di lapangan yang dihadapi oleh pendidik
dan tenaga kependidikan, diusahakan untuk diatasi dengan bimbingan maupun
koreksi oleh kepala sekolah tidak semata-mata bersifat birokratis, tetapi bersifat
klinis (pembinaan teknis edukatif). Mengingat lingkup tugas kepala sekolah
sebagai supervisor mencakup berbagai aspek, maka diperlukan juga modal
pengetahuan dan wawasan yang cukup luas.5

4


Soejtipto,dkk, Profesi Keguruan, (Rineka Cipta, Jakarta), 2000, hlm. 236.
Nick Cowel,dkk, Teknik Mengembangkan Guru dan Siswa Buku Panduan Untuk Penilik
Sekolah Dasar, Jakarta, 1995, hlm vii
5

6

Supervisi yang dilakukan kepala sekolah antara lain untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan dapat
memenuhi misi pengajaran yang diembannya atau misi pendidikan nasional dalam
lingkup yang lebih luas. Sebagaimana diketahui bahwa masalah profesi guru
dalam mengemban kegiatan pembelajaran akan selalu dan terus berlanjut seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknlogi serta arus informasi yang
tentunya berpengaruh dalam dunia pendidikan, maka bantuan supervisi kepala
sekolah sangatlah penting dalam mengembangkan profesional guru sehingga
dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Dengan adanya pengawasan
tersebut

dapat


memberikan

dampak

positif

dalam

menumbuhkan

dan

mengembangkan profesi guru, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan
di negara kita, maka paradigma tenaga pendidikan pun sudah seharusnya
mengalami perubahan pula, khususnya yang berkaitan dengan supervisi atau
kepengawasan pendidikan ini. Dalam paradigma lama tergambar bahwa suatu
kegiatan tidak dapat diharapkan berjalan dengan lancar dengan sendirinya sesuai
dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan, jika tidak diawasi. Apa yang

diharapkan untuk dikerjakan seseorang atau kelompok orang, seringkali kurang
atau bahkan tidak dilakukan, bukan karena tidak mau atau tidak mengerti, tapi
karena tidak ada orang yang mengawasi. Dengan seperti ini pula diharapkan suatu
rencana kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan garis yang telah ditetapkan.
MTs Al-Khaiiraat Oki Lama adalah salah satu dari 2 Madrasah yang ada
pada wilayah Buru Selatan yang masih terkesan baru berdiri dan Madrasah terus

7

berbenah menata sarana fisik dan memberikan pembelajaran yang baik kepada
para peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari peran kepala madrasah yang terus
melakukan bimbingan kepada guru dengan baik sehingga guru pun mengerti dan
bertanggugjawab atas tugas yang telah diberikan. Di sisi lain kepala madrasah
bersama para guru selalu melakukan kerja sama dalam meningkatkan kinerja
masing-masing.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan
permasalahannya


latarbelakang
adalah

masalah

bagaimana

tersebut,

superivisi

kepala

maka

dirumuskan

madrasah

dalam

meningkatkan kinerja guru PAI MTs Al-Khairat, Oki Lama Kabupaten Buru
Selatan?
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang perlu
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana bentuk-bentuk pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten
Buru Selatan?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan
supervisi kepala sekolah dalam menigkatkan kinerja guru PAI di MTs AlKhairaat Oki Lama Kabupaten Buru Selatan?
D. Tujuan Penelitian

8

Berpijak dari pokok permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini
secara umum sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten
Buru Selatan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
yang

mempengaruhi

pelaksanaan

supervisi

kepala

sekolah

dalam

menignkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten
Buru Selatan.
E. Kegunaan Penelitian
1.

Untuk dijadikan sebagai wawasan pengetahuan terutama bagi pelaksanaan
pendidikan dalam menjalankan program-program kependidikan khususnya
dalam membina dan mengembangkan profesionalisme guru.

2.

Untuk bahan pertimbangan bagi semua pihak yang berkompeten dalam upaya
pengembangan pendidikan.

3.

Sebagai pengembangan kajian teoritis bagi penulis untuk mengembangkan
ilmu yang diperoleh agar berguna bagi agama, bangsa dan negara.

F. Kajian Pustaka
1. Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang
mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas
yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja
bawahan.

9

Ada beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi bahkan dalam
pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilahistilah tersebut, antara lain, pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan
mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan
dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat
bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi
dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang
perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.6
Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi
belajar-mengajar yang lebih baik.7Orang yang melakukan supervisi disebut
dengan supervisor.
Dalam Dictionary of Education, Good Carter memberikan pengertian
bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin
guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru,
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi
pengajaran.8
Beberapa pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi bukanlah
kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi merupakan kegiatan yang kontinu dan

6

Nick Cowel,dkk, Teknik Mengembangkan Guru dan Siswa Buku Panduan Untuk Penilik
Sekolah Dasar, Jakarta, 1995, hlm . 155.
7
Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Bina
Aksara,1988), hlm.134
8
Maryono, Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2011), hlm.17

10

berkesinambungan sehingga guru-guru selalu berkembang dalam mengerjakan
tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengajaran
secara afekitf dan efisien. Secara implisit definisi supervisi memiliki wawasan dan
pandangan baru tentang supervisi yang mengandung ide-ide pokok, seperti
menggalakkan pertumbuhan profesional guru, mengembangkan kepemimpinan
demokratis, melepaskan energi, dan memecahkan berbagai masalah yang
berkaitan dengan efekitivitas proses belajar mengajar.
Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada sekolah
pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajarannya
meningkat.Sebagai dampak meningkatnya kualitas pembelajaran, tentu dapat
meningkat pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti meningkatlah kualitas
lulusan sekolah itu.9
Pada hakekatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu
pembinaan yang kontinu, pengembangan kemampuan profesional personil,
perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan
pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain, dalam
supervisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru,
pembinaan ini menyebabkan perbaikan atau peningkatan kemampuan kemudian
ditransfer kedalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar
yang lebih baik, yang akhirnya juga meningkatkan pertumbuhan peserta didik.

9

hlm. 5.

Suharsimi Arikuntoro, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet.1: 2006),

11

Untuk melaksanakan fungsi dan peranan guru supervisi dalam hal ini adalah
kepala sekolah khususnya pengajaran, perlu pemahaman tentang landasan dan
siapa yang melaksanakan.
Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan
supervisi pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah, kegiatan tersebut perlu
dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan atas filsafat
pancasila. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk
perbaikan proses belajar mengajar, supervisor harus dijiwai oleh
penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila.
b. Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan
ilmiah dan dilakukan secara kreatif.
c. Keberhasilan

supervisi

harus

dilandaskan

kepada

pendekatan

menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
d. Supervisi harus dapat menjamin kontunuitas perbaikan dan perubahan
program pengajaran.
e. Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang Favorable untuk
terjadi proses belajar mengajar yang efektif.34
2. Kinerja Guru
Dalam konsep Islam guru adalah sumber ilmu dan moral. Ia
merupakan tokoh identifikasi dalam hal keluasan ilmu dan keluhuran akhlaknya,
sehingga anak didiknya selalu berupaya untuk mengikuti langkah-langkahnya.

34

Soejipto dan Raflils Kosasi,Op.Cit, hal 239

12

Kesatuan antara kepemimpinan moral dan keilmuan dalam diri seorang guru dapat
menghindarkan anak didik dari bahaya keterpecahan pribadi10
Kinerja baik secara individu maupun organisasi mempunyai peran yang
besar dalam keberlangsungan organisasi menjalankan peran dantugasnya di
masyarakat, setiap organisasi perlu memperhatikan bagaimana upaya untuk terus
meningkatkan kinerja karyawannya agar dapat memberi kontribusi optimal bagi
meningkatnya kinerja organisasi.
Guru merupakan pendidik profesional, karenanya secara emplisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan
yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini tatkala menyerahkan anaknya
kesekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggungjawab pendidikan
anaknya kepada guru.Hal itupun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak
mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru/sekolah karena tidak
sembarang orang dapat menjabat guru.11
Dengan demikian guru agama Islam tidak sama dengan guru pada
umumnya. Karena guru agama Islam memiliki tanggung jawab yang lebih besar
dalam mendidik para peserta didiknya. Sebagai seorang guru agama Islam, tidak
hanya terbatas menyampaikan ilmu-ilmu agama saja, tetapi juga harus mampu
membentuk peserta didik menjadi makhluk yang berakhlak mulia dan
menghamba kepada Khaliqnya dengan dijiwai nilai-nilai ajaran Islam.

10

Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1998) hlm.167.
11
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Angkasa, 2001), hlm. 39.

13

“Guru adalah prajurit terdepan di dalam membuka cakrawala peserta
didik memasuki dunia ilmu pengetahuan dalam era global ini”.12Karena guru
merupakan faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan proses pendidikan.
Maka, menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain dituntut
untuk menguasai berbagai ilmu pengetahuan, guru juga memiliki “tanggung
jawab yang besar dalam upaya menghantarkan peserta didik ke arah tujuan
pendidikan yang dicita-citakan”.13
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata
performance, yang menurut Mangkunegara berasal dari akar kata "to perform"
yaitu: "(1) melakukan, menjalankan, melaksanakan; (2) memenuhi atau
melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar; (3) melaksanakan atau
menyempurnakan tanggung jawab; dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan
oleh seseorang atau mesin. Kinerja berasal dari kata "Performance" dan sering
diartikan dengan unjuk kerja atau perilaku kerja dan hasil kerja.Kinerja adalah
suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun

12

Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1998) hlm. 167
13
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hlm 41

14

gagasan.Kinerja sering juga dihubungkan dengan kompetensi pada diri
pelakunya.14
Guru merupakan tonggak utama dalam proses belajar mengajar dikelas.
Oleh karena itu kemampuan guru merupakan indikator keberhasilan proses belajar
mengajar. Tugas personal atau pribadi yaitu tugas terhadap diri sendiri, terhadap
keluarga, dan terutama tugas dalam lingkungan masyarakat. Tugas-tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang guru, karena bagaimanapun juga
sosok kehidupan dimana ia tinggal, sehingga guru harus mempunyai pribadi yang
rangkap yang harus dapat diperankan dimana ia berada.
Menurut Zakiah Daradjat menyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Lebih
lanjut ia menyatakan bahwa guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan
dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya
membimbing muridnya. Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebihlebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Selain itu,
perlu diperhatikan pula dalam hal mana ia miliki kemampuan dan kelemahan.
Jadi, guru bukanlah seseorang yang hanya bertindak mengajar di
sembarang tempat, tetapi ditempat-tempat khusus dan juga guru berkewajiban
mendidik siswa dengan mengabdikan dirinya untuk cita-cita mulia, yaitu

14

http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/definisi-atau-pengertian-kinerjaguru.html. Di aplod hari senin, 07 Februari 2017

15

mencapai tujuan pendidikan universal, sehingga fungsi / peranan guru menjadi
sangatberat.
Jadi guru PAI merupakan orang yang melakukan kegiatan bimbingan
pengajaran atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai
tujuan pembelajaran (menjadi muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
danbernegara).
3. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
Seperti yang telah ditulis berdasarkan ruang lingkup pembahasan yaitu
pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam pengajaran.Supervisi pengajaran
merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengajaran tetapi tidak
langsung dengan siswa.
Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin agar dapat menjalankan
tugasnya, yaitu mengelola madrasah dengan baik, harus menjadi manajer yang
baik.Sedangkan untuk dapat menjadi seorang manajer yang baik, seorang kepala
madrasah harus mempunyai kompetensi manajerial.Kompetensi manajerial itu
meliputikemampuan menerapkan fungsi-fungsi manajemen, yaitu diantaranya
adalah perencanaan. Kepala madrasah perlu membuat perencanaan dalam
menentukan kebijakan atas sejumlah pilihan masa depan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Oleh karena itu penulis sedikit memaparkan tentang supervisi pengajaran .
Supervisi pengajaran merupakan serangkaian kegiatan membentuk guru
mengembangkan kemampuannya maka dalam pelaksanaannya tidak boleh tidak,

16

terlebih dahulu perlu adanya penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan
aspek mana yang perlu dikembangkan dan bagaimana cara mengembangkannya,
artinya kepala sekolah dapat memberikan penilaian performasi guru dalam
mengelola proses belajar mengajar, sebagai suatu proses dalam mengelola
penampilan guru dalam proses belajar mengajar.15
Namun satu hal yang perlu ditegaskan disini, bahwa setelah melakukan
penilaian penampilan guru tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan supervisi
pengajaran, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan
pengembangan kemampuannya. Dengan demikian melalui supervisi pengajaran
guru akan semakin mampu memfasilisasikan belajar bagi murid-muridnya.
Tegasnya tingkat kemampuan, kebutuhan minat, dan kematangan professional
serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan
dalam

mengembangkan

dan

mengimplemantasikan

program

supervisi

pengajaran .
Untuk melaksanakan fungsi dan peranan guru supervisi dalam hal ini
adalah kepala sekolah khususnya pengajaran, perlu pemahaman tentang landasan
dan siapa yang melaksanakan.
Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan
supervisi pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah, kegiatan tersebut perlu
dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut :

15

Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran (teori dan aplikasinya dalam membina
profesional guru), Bumi Aksara, Jakarta, 1992, hlm 2

17

a. Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan atas filsafat
pancasila. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk
perbaikan proses belajar mengajar, supervisor harus dijiwai oleh
penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila.
b. Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan
ilmiah dan dilakukan secara kreatif.
c. Keberhasilan

supervisi

harus

dilandaskan

kepada

pendekatan

menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
d. Supervisi harus dapat menjamin kontunuitas perbaikan dan perubahan
program pengajaran.
Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang Favorable untuk terjadi
proses belajar mengajar yang efektif.16
Supervisi hendaknya memilih teknik-teknik supervisi yang tepat sesuai
dengan tujuan yang dicapai.Adanya teknik supervisi yang dapat dipilih dan
digunakan supervisor baik yang bersifat kelompok maupun individual.Adapun
menurut Ngalim Purwanto teknik yang digunakan oleh supervisi dalam hal ini
adalah kepala sekolah dibagi dua yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok.
a. Teknik Perseorangan (individual)
Dalam teknik perseorangan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Mengadakan kunjungan kelas(class room visitation)
Kunjungan kelas yaitu kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh
seorang supervisor (kepala sekolah, penilik, pengawas).Tujuannya untuk

16

Soejipto dan Raflils Kosasi,hlm. 239

18

mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syaratsyarat didaktik atau metode yang sesuai. Kegiatan ini untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki dalam
proses belajar mengajar.
2. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
Kepala sekolah menugaskan guru untuk melihat atau mengamati seorang
guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata
pelajaran tertentu. Misalnya cara alat atau media yang baru, seperti AudioVisual Aids, cara dengan metode tertentu, seperti sosiodrama, problem
solving, diskusi panel, fish bowl, metode pen emuan (discovery), dan
sebagainya.
Kunjungan observasi dapat dilakukan sendiri (intrashool visit atau dengan
mengadakan kunjungan kesekolah lain (interschool visits).
3. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau
mengatasi problema yang dijalani siswa.
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
belajar siswa.Misalnya siswa yang nakal, siswa yang mengalami perasaan
rendah guru dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya dan siswa
yang lamban dalam belajar.Meskipun dibeberapa sekolah mungkin telah
dibentuk bagian bimbingan dan konseling untuk mengatasinya, tapi tidak
lepas dari guru atau wali kelas karena mereka adalah pembimbing yang utama.
4. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelakanaan
kurikulum sekolah, antara lain :

19

1. Menyusun program semester.
2. Menyusun atau membuat program satuan pelajaran.
3. Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas.
4. Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran.
5. Menggunakan media dan sumber dalam proses mengajar.
6. Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler,
studi tour dan sebagainya.
Kegiatan supervisi tersebut, disamping dapat dilakukan dengan teknik
perseorangan, dapat juga dengan teknik kelompok bergantung pada tujuan dan
situasinya.
b. Teknik Kelompok
Dalam teknik ini supervisi dilakukan secara kelompok. Adapun kegiatan ini
dapat dilakukan antara lain :
1. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting)
Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugas-tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam perencanaan
itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru.
Berbagai hal dapat dijadikan bahan yang berhubungan dengan pelaksanaan
dan pengembangan kurikulum, pembinaan administrasi atau tata laksana
sekolah.
2. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompokkelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah

20

terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan atau diskusi guna
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan
peranan proses belajar mengajar. Didalam setiap diskusi supervisor atau
kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-nasehat
ataupun saran-saran yang diperlukan.

3. Mengadakan penataran (In-Service Training)
Teknik supervisi kelompok dilakukan melalui penataran sudah banyak
dilakukan.Misalnya

penataran

untuk

guru-guru

bidang

studi

tertentu.Penataran tentang metodologi pengajaran dan penataran tentang
administrasi pendidikan.10
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka.17Selain itu deskriptif kualitatif yang menekankan pada deskripsi secara
ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui supervisi kepala sekolah dalam
menignkatkan kinerja guru PAI di MTs Al-Khairaat Oki Lama Kabupaten Buru
Selatan.
2. Kehadiran Penelitian
10

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
1991, hlm. 120-122.
17
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: Rosdakarya,
2010), hlm. 11.

21

Penelitian ini dilakukan padaKepala Madrasah MTs Al-Khairat, Oki Lama
Kabupaten Buru Selatan dan Guru PAI yang diambil dengan pertimbanganpertimbangan tertentu yang dibuktikan berdasarkan hasil pengamatan peneliti
tentang cara supervis kepala madrasah.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di MTs Al-Khairat, Oki Lama Kabupaten
Buru Selatan.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan setelah proposal ini diseminarkan.
1. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data pokok yang diperoleh langsung dari lokasi
penelitian yang diperoleh dengan cara wawancara dan pengamatan terhadap
subyek penelitian.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data pendukung yang digunakan untuk
mendukung data primer. Data ini berupa tinjauan kepustakaan (literaturliteratur) tentang fokus yang diteliti.
2.

Prosedur Pengumpulan Data

22

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.Data
yang diperoleh dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan menggunakan halhal sebagai berikut:

a. Observasi
b. Yaitu pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan langsung ke objek
yang diteliti guna memperoleh gambaran yang sebenarnya terhadap
permasalahan yang diteliti.18
c. Wawancara
Yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan
mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang bersangkutan yaitu tentang
keadaan lokasi penelitian dan pembelajaran akidah akhlak terhadap
pembinaan etika berpakaian peserta didik dalam masyarakat.
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah:
1.

Peneliti sendiri
Maksudnya adalah peneliti yang akan mengumpulkan data-data yang
berkaitan dengan penelitian.

2. Pedoman Wawancara dan Pengamatan

18

Anas Sudiono, Pengantar Statitistik Pendidikan, (Jakarta, Radja Grafindo Persada,
2001), hlm. 180.

23

Yang dimaksud pedoman wawancara adalah bentuk-bentuk pertanyaan
yang disediakan peneliti untuk mewawancarai pihak tertentu.Sedangkan
yang dimaksud pengamatan atau observasi adalah mengamati kegiatan
siswi dalam hal etika berpakaian dalam bermasyarakat.
3.

Dokumentasi

Dokumetasi adalah metode laporan tertulis suatu peristiwa yang isinya terdiri
dari penjelasan dan pemikiran atau peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja.
Metode ini dilakukan dengan cara mengutip berbagai data melalui catatancatatan, laporan-laporan, kejadian masa lampau atau peraturan instruksi dan
perundang-undangan yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan yang ada di
Pondok pesantren Al-Anshor Ambon.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen
bisa berbentuk gambar, tulisan, atau karya-karyamonumental dari seseorang.Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.19
6.Analisa Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk melihat sejauhmana proses berpikir siswa dalam
menyelesaikan soal-soal latihan yang berkaitan dengan peluang.
Miles dan Hubermen dalam Sugiono, mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data
19

Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo
Persada,) hlm. 50.

24

ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam
analisis meliputi Reduksi Data(data reduction), Penyajian Data(data display)
serta Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi(conclusion drawing/verification).20
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Miles dan Humberman mengemukakan
bahwa, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak,
kompleks dan rumit. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.21
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam
hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.22
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masi bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

20

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.337.
21
Ibid., hlm.338.
22
Ibid., hlm.341.

25

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.23

7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan triangulasi data.
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data.24
Dalam penggunaan teknik triangulasi ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman peneliti terhadap apa yang ada di lapangan, untuk mencari kebenaran
tentang fenomena atau gejala di lapangan. Dalam hal ini penulis melakukan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah itu menganalisis hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
8. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Persiapan Penelitian

23

Ibid., hlm.345
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: Dilengkapi Contoh Proposal dan Laporan
Penelitian, (Cet. IV; Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 85.
24

26

Dalam persiapan ini, penulis mempersiapkan instrumen penelitian berupa
pembuatan lembar observasi (pengamatan) dan pedoman wawancara
tentang permasalahan yang akan diteliti.
b. Pelaksanaan Penelitian
1. Observasi (pengamatan)
Observasi dilakukan terhadap subyek penelitian dan lingkungan
sekitar.

2. Wawancara.
Wawancara dilakukan terhadap subyek untuk memperoleh data
tentang masalah yang diteliti.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah rangkaian observasi dan wawancara dilakukan, selanjutnya
melakukan dengan mengolah dan menganalisis data penelitian.