PENGENALAN MSDS BAHAN KIMIA DALAM PROSES

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

PENGENALAN MSDS BAHAN KIMIA DALAM PROSES REAKSI BUNSEN
UNTUK MENUNJANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Oleh
Rahayu Kusumastuti, Itjeu Karliana
Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN

ABSTRAK
PENGENALAN MSDS BAHAN KIMIA DALAM PROSES REAKSI BUNSEN UNTUK
MENUNJANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Produksi hidrogen termokimia I-S yang
melibatkan reaksi bunsen saat ini belum dilaksanakan di Indonesia, tetapi masih dalam kajian dan eksperimen di
laboratorium. Dengan demikian, tingkat resiko tersebut belum diketahui. Oleh karena itu diperlukan pemahaman
dan kesadaran terhadap resiko di laboratorium. Untuk memperoleh pemahaman dan kesadaran terhadap resiko di
laboratorium tersebut, sebuah dokumen yang memuat data mengenai sifat dan karakter material, yang di sebut
Material Safety Data Sheet (MSDS) diperlukan. MSDS merupakan dokumen mengenai pengenalan umum, sifat
bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia. Pada
makalah ini diuraikan tentang pengertian dan evaluasi MSDS terhadap bahan-bahan yang diperlukan pada reaksi
bunsen yaitu iodine (I2), HI ,H2SO4 dan SO2. Dengan MSDS, sifat dan karakter bahan kimia yang digunakan
pada reaksi bunsen yang merupakan bahan tidak mudah meledak, tidak mudah terbakar akan tetapi bersifat
korosif dan reaktif terhadap logam tersebut diketahui. Dengan demikian, perlu perlakuan spesifik terhadap bahan

kimia tersebut yang termasuk bahan berbahaya dan beracun. Pengetahuan, pemahaman dan implementasi
terhadap MSDS dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
Kata kunci: keselamatan kerja, reaksi bunsen, MSDS

ABSTRACT
INTRODUCTION MSDS OF MATERIALS IN THE BUNSEN REACTION PROCESS TO
SUPPORT WORKPLACE SAFETY AND HEALTH. Thermochemical Iodine-Sulfur process for hydrogen
production with bunsen reaction has not been carried out in Indonesia, but just stil in the study and experiment
in a laboratory. Therefore, its level of risks needs to be evaluated. Consequently, understanding and awareness
of the risks of bunsen reaction process are required in a laboratory. To achieve the understanding and
awareness on the risks in a laboratory, a document describing data on material properties, which is usually
called Material Safety Data Sheet (MSDS), is required. MSDS is a document on a general introduction about the
nature of the material, ways of handling, storage, transport and waste management of chemicals. This paper
describes the understanding and evaluation of the MSDS for the materials needed in the Bunsen reaction. i.e.,:
iodine (I2), HI, H2SO4 and SO2. By MSDS, the nature and characteristics of materials, which are not explosive,
not flammable but corrosive and reactive metal are known. Therefore, specific treatment is needed because they
include the on hazardous materials. Understanding and implemention of MSDS can ensure the safety and
health of working in a laboratory.

Keywords: safety, bunsen reaction, MSDS

PENDAHULUAN
Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan
resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya
kecelakaan,
walaupun
demikian
terjadinya
kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan
diminimalisasikan karena kecelakaan tidak dapat
terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan
pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa faktor
penyebab, oleh karena itu harus diteliti faktorfaktor penyebabnya dengan tujuan untuk
menentukan
usaha-usaha
pembinaan
dan
pengawasan keselamatan yang tepat, efektif dan
efisien sehingga terjadinya
kecelakaan dapat
dicegah.


Vol.12 No. 4 November 2008

Dalam melaksanakan eksperimen, kontak
terhadap bahan kimia akan terjadi baik langsung
maupun tidak langsung. Pengetahuan sifat dan
karakter bahan kimia perlu dimiliki mengingat
bahan kimia memiliki potensi untuk menimbulkan
bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya
kecelakaan. Hal ini dapat dipahami karena bahan
kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia tertentu
dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar. Oleh
karena itu aktivitas kerja yang selalu
memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan
kerja perlu dibudayakan dalam bekerja di
laboratorium.
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan
dan keselamatan kerja maka para peneliti maupun
laboran yang bekerja di laboratorium harus


109

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

mengetahui dan memiliki pengetahuan serta
keterampilan untuk menangani bahan kimia
khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin
ditimbulkan[1]. Informasi atau pengetahuan yang
harus diketahui pelaksana di laboratorium kimia
dimuat dalam Material Safety Data Sheet (MSDS).
Pada kesempatan ini akan dibahas pentingnya
pengenalan MSDS khususnya untuk Iodine (I2), HI
dan H2SO4, SO2 untuk mendukung keselamatan
kerja pada riset reaksi bunsen dalam rangka
mendukung produksi hidrogen termokimia I-S.
Dengan mengetahui sifat dan karakter dari masingmasing bahan tersebut, kita dapat mengetahui
tingkat bahaya yang mungkin timbul jika terjadi
kecelakaan.
Produksi hidrogen termokimia I-S saat ini
belum diproduksi di Indonesia,akan tetapi masih

dalam kajian dan eksperimen skala laboratorium
sehingga belum diketahui tingkat bahaya(2).
Teknologi proses produksi hidrogen secara
termokimia telah didemonstrasikan di Jepang.
Proses ini hanya membutuhkan energi termal untuk
memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen.
Untuk mempermudah proses pemecahan digunakan
katalis iodium dan sulfur, oleh karena itu proses ini
dikenal sebagai proses I-S (Iodine-Sulphur).
Pemanfaatan energi termal dari suatu reaktor nuklir
temperatur tinggi untuk memasok energi yang
dibutuhkan dalam pemecahan air secara
termokimia akan meningkatkan efisiensi dari
teknologi proses produksi hidrogen.
Teknologi proses produksi hidrogen secara
termokimia dengan proses I-S terdiri dari beberapa
komponen proses reaksi kimia yang membentuk
suatu siklus tertutup, yaitu:

• Reaksi bunsen

(I2 (l) + SO2 (g) + 2H2O(l) Æ 2HI (aq) + H2SO4 (aq))
• Penstabilan produk reaksi bunsen
• Pemisahan hasil reaksi Bunsen
• Pemurnian hasil reaksi Bunsen
• Dekomposisi hasil reaksi Bunsen
(H2SO4 (aq) Æ H2O (l) + SO2 (g) + ½ O2(g))
dan (2HI (g) Æ H2 (g) + I2 (g))
H2SO4 + 6 HI Æ S + 3 I2 + 4 H2
(reaksi samping - endotermik)
H2SO4 + 8 HI Æ H2S + 4 I2 + 4 H2O
(reaksi samping - endotermik) (3)
Dari reaksi tersebut diatas, terlihat bahwa reaksi
Bunsen merupakan reaksi utama yang sangat
penting dalam proses produksi hidrogen
termokimia I-S. Oleh karena itu segala
permasalahan pada reaksi Bunsen harus terlebih
dahulu diketahui penyelesaiannya sebelum beranjak
pada tahapan reaksi berikutnya, terutama untuk

110


mencapai tujuan akhir yaitu mewujudkan proses I-S
siklus tertutup dan memproduksi hidrogen secara
efisien.

TEORI
Material Safety Data Sheet (MSDS)
MSDS merupakan dokumen yang dibuat
khusus tentang suatu bahan kimia mengenai
pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara
penanganan, penyimpanan, pemindahan dan
pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut.
Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut
sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh
para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia
tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan,
pengguna dan pembuangan bahan kimia.
Pengetahuan ini akan dapat mendukung budaya
terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja.
Ketersediaan MSDS laboratorium di

lembaga riset saat ini belum memasyarakat padahal
ketersediaan MSDS cukup penting dan digunakan
juga sebagai salah satu kriteria laboratorium
standart. MSDS di perguruan tinggi di Indonesia
umumnya hanya tersedia di perpustakaan. Saat ini
masih banyak peneliti, teknisi laboratorium yang
belum begitu mengenal MSDS, meskipun mereka
rutin berkecimpung dengan aktivitas yang
melibatkan kontak dengan bahan kimia.
Berdasarkan permasalahan di atas maka diperlukan
penyebarluasan
informasi
tentang
MSDS
khususnya mengenai sifat-sifat senyawa Iodin, HI
dan H2SO4, SO2 untuk mendukung keselamatan
kerja pada riset reaksi bunsen sebagai bagian
produksi hidrogen melalui proses I-S. Salah satu
hal yang penting untuk diperhatikan dalam MSDS
adalah mengenai simbol tanda bahaya. Pada MSDS

simbol dikelompokkan menjadi 4 (seperti pada
Gambar 2) yaitu bahaya dari segi kesehatan,
kemudahan terbakar, reaktivitas bahan dan bahaya
khusus dan digunakan simbol belah ketupat yang
terdiri empat bagian. Arti simbol tersebut adalah :








Bagian
sebelah
kiri
berwarna
biru
menunjukkan skala bahaya kesehatan
Bagian sebelah atas berwarna merah

menunjukkan skala bahaya kemudahan
terbakar
Bagian sebelah kanan berwarna kuning
menunjukkan skala bahaya reaktivitas
Bagian sebelah bawah berwarna putih
menunjukkan skala bahaya khusus lainnya

Vol.12 No. 4 November 2008

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

3

Bahan kimia berupa cairan atau padatan yang dapat
menyala pada semua temperatur kamar.

2

Bahan kimia yang harus dipanaskan atau dikondisikan
pada temperatur tinggi tertentu sehingga dapat menyala.


1

Bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu
sebelum nyala dapat terjadi.

0

Bahan kimia yang tidak dapat terbakar.

Gambar 2. Simbol belah ketupat untuk MSDS
Masing-masing bagian akan terisi dengan
angka skore tertentu dengan nilai 0, 1, 2, 3, atau 4
tergantung dari tingkat bahaya bahan kimia. Skore
0 mengindikasikan bahan kimia tidak berbahaya,
sedangkan skore 1 menunjukkan bahaya pada level
rendah dan skore 4 menunjukkan bahan tersebut
termasuk sangat berbahaya. Detail arti tingkat
bahaya tersebut diuraikan pada tebel berikut.
MSDS tentang sifat dan karakter dari bahan
yang digunakan untuk produksi hidrogen ini dibuat
untuk digunakan sebagai acuan agar setiap
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancer
dan aman serta mempertimbangkan aspek
keselamatan pada personel dan lingkungan. Salah
satu permasalahan pada proses reaksi bunsen yang
perlu diteliti adalah pengetahuan,pemahaman serta
pengimplementasian tentang sifat bahan yang
digunakan sebagaimana yang termuat dalam
MSDS. Hipotesa untuk mengatasi permasalahan
adalah
dengan
memahami
dan
mengimplementasikan sifat bahan, keselamatan dan
kesehatan kerja di laboratorium dapat terjamin.
(4)

Tabel 1. Kategori Tanda Bahaya Pada MSDS
Skor

Arti
Bahaya terhadap kesehatan

4

Bahan kimia yang dengan sangat sedikit paparan
(exposure) dapat menyebabkan kematian atau sakit
parah.

3

Bahan kimia yang dengan sedikit paparan dapat
menyebabkan sakit serius atau sakit parah.

2

Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens atau
berkelanjutan dapat menyebabkan kemungkinan sakit
parah atau penyakit menahun.

1

Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan dapat
menyebabkan iritasi atau sakit.

0

Bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam
kondisi terbakar tidak mengakibatkan sakit atau bahaya
kesehatan.
Bahaya kemudahan terbakar

4

Bahan kimia yang akan teruapkan dengan cepat atau
sempurna pada tekanan atmosfer dan temperatur kamar
atau bahan kimia yang segera terdispersi di udara dan
bahan kimia tersebut akan terbakar dengan cepat.

Vol.12 No. 4 November 2008

Bahaya reaktivitas

4

Bahan kimia yang secara sendirian memiliki
kemungkinan meledak atau terdekomposisi dan
menimbulkan ledakan atau bereaksi pada tekanan dan
temperatur normal.

3

Bahan kimia yang secara sendirian memiliki
kemungkinan meledak atau terdekomposisi dan
menimbulkan ledakan atau bereaksi tetapi membutuhkan
bahan inisiator atau harus dipanaskan pada kondisi
tertentu sebelum inisiasi atau bahan yang bereaksi
dengan air dan menimbulkan ledakan.

2

Bahan kimia yang segera menunjukkan perubahan kimia
drastis akibat kenaikan temperatur atau tekanan atau
reaksi secara cepat dengan air dan mungkin membentuk
campuran bahan peledak dengan air.

1

Bahan kimia yang secara sendirian stabil tetapi dapat
menjadi tidak stabil akibat kenaikan temperatur atau
tekanan.

0

Bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada
kondisi nyala api dan bahan tidak reaktif dengan air.

PEMBAHASAN
Adanya beberapa kecelakaan kerja di
laboratorium dilingkungan puspiptek, serpong
inilah yang mendasari kajian dengan topik ini di
lakukan.
Ledakan
dilaboratorium
yang
mengakibatkan kebakaran terjadi karena kelalaian
personal yang tidak mengindahkan sifat-sifat bahan
tersebut atau bahkan kurangnya pengkajian
terhadap MSDS bahan yang digunakan untuk
melakukan experimen. Dengan mengkaji lebih
dalam mengenai MSDS, pemahaman karakter serta
penanganan bahan tersebut akan lebih optimal. Hal
ini agar kesehatan dan keselamatan kerja
dilaboratorium lebih terjamin sehingga kecelakaan
bisa diminimalkan.
Pengelolaan bahan kimia yang diperlukan
pada riset proses reaksi bunsen perlu diperhatikan,
karena bahan-bahan tersebut tergolong dalam
bahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Bahan
yang termasuk dalam kategori B3 perlu penanganan
yang lebih spesifik baik dalam penggunaan,
perlakuan, penyimpanan maupun pengangkutannya
agar tidak menimbulkan cedera bagi pengguna.
Oleh karena itu MSDS memagang penanan penting
dalam penanganan bahan dalam kategori B3
tersebut. Dengan mengetahui sifat masing-masing

111

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

bahan, maka kita akan dapat memperlakukan bahan
tersebut sesuai dengan sifat bahan serta
mengantisipasi agar jangan sampai tejadi
kecelakaan saat eksperimen berlangsung.
Dari daftar MSDS diatas terlihat bahwa
secara umum H2SO4(l) merupakan cairan asam
kuat yang pada dasarnya bersifat tidak mudah
menyala dan tidak bersifat explosive. Jika bereaksi
terhadap logam maka akan mengkorosi logam
tersebut, khususnya logam alkali. Asam sulfat
dapat menyebabkan rasa terbakar jika terjadi
kontak dengan kulit, mata serta paru-paru (jika
terhirup).
Dalam rangkaian proses produksi hidrogen
termokimia I-S yang saat ini di lakukan secara
skala laboratorium, asam sulfat dilibatkan dalam
kestabilan reaksi bunsen :

{ SO2 + H2O + I2 -----ÆH2SO4 + HI}
dalam reaksi ini tidak memerlukan tekanan tinggi
dan temperatur tinggi, tekanan yang digunakan
berkisar 1 – 2 atm, serta temperaturnya berkisar
120 oC.
Penanganan asam sulfat dalam reaksi
Bunsen ini tidak boleh mengabaikan MSDS,
kaidah-kaidah seperti yang tertera dalam MSDS
harus tetap diperhatikan. Letakkan asam sulfat
dalam lemari asam, proses pengambilan harus
dilakukan dilemari asam dengan memakai pakaian
pelindung seperti jas laboratorium, gunakan sarung
tangan karet/gloves (CPE, neoprene, PE) dan
sebaiknya gunakan filter penyerap asap agar paruparu terlindung dari uap asam sulfat, seperti dalam
Tabel 2. Dalam proses pengenceran asam sulfat
sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit kedalam
air dan bukan sebaliknya karena bersifat
eksotermis.

Tabel 2. Lembar Data Keselamatan H2SO4[5]
Identifikasi Bahan:
Nama Prod : Sulfuric Acid (H2SO4)
Penggunaan Bahan : Reagen untuk analisa

Identifikasi Bahaya
Kesehatan:)
Efek Jangka Pendek (akut):
Menghirup uap asap menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan serta mengganngu paru-paru. Cairan asam dapat
menyebabkan luka yang parah dan menyebabkan kebutaan jika
terkena mata.
Efek jangka panjang (kronis):
Menghirup uap asap menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan serta mengganngu paru-paru.
Nilai ambang batas: 1 mg/m3
Toksisitas : LD50 = 2,14 g/kg (tikus)
LC50 = 510 mg/m3 (tikus)
IDHL = 80 mg/m3DLH : 80
Reaktifitas
Mengalami peruraian bila kena panas,mengeluarkan gas SO2.
Asam encer bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
yang eksplosif jika kena api atau panas dan bereaksi hebat jika
kena air.
Penanganan
Hindari kontak langsung dengan asam, hirup uap atau kabut.
Bekerja pada lemari asam atau dengan ventilasi yang baik.
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan asam sedikit demi
sedikit kedalam air dan bukan sebaliknya karena bersifat
eksotermis. Simpan asam pada wadah yang kuat ditempat
berventilasi dan dingin, jauhkan dari air, zat organic mudah
terbakar dan logam.
Kontrol Paparan
Pakaian pelindung dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,

112

Sifat Fisik dan Kimia
Bentuk : Cairan
Warna : Tak berwarna
Bau : tak berbau
Titik didih: 330 oC330 oC
Titik lebur: 10 oC330
Batas ledakan : Densitas: 1,84
Kelarutan dalam air: Larut dalam air dengan segala perbandingan
Tekanan Uap : 1 mmHg (146 oC)))
Tindakan Pencegahan Kebakaran
Dasarnya tidak mudah menyala. Perkembangan gas atau uap
menyala yang berbahaya mungkin terjadi dalam keadaan
kebakaran. Yang mungkin berkembang saat kebakaran: adanya
gas Sulfur Oxides.
Tetapi dapat menyala jika bereaksi dengan senyawa organik,
seperti gula, selulosa.akan reaktif dengan bubuk zat organik.

Tindakan terhadap tumpahan dan bocoran
Jangan menyentuh tumpahan atau bocoran karena dapat merusak
kulit, pakaian dan dapat merusak lantai. Netralkan dengan larutan
soda atau kapur sebelum disiram dengan air. Hati-hati terhadap
tempat rendah karena uap lebih berat daripada udara. Gunakan
alat pelindung diri dalam menangani tumpahan
Penyimpanan
Tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Simpan dalam kondisi tertutup rapat pada +15 oC hingga +25 oC.

Pertolongan Pertama
Terhirup : Bawa korban ke tempat segar dan lakukan pengobatan

Vol.12 No. 4 November 2008

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya.
Paru-paru : Filter penyerap asam atau respirator udara
Mata : Safety gloggles dan pelindung muka
Kulit : Gloves (CPE, Neoprene, PE) Pakaian kerja
Informasi Ekologi
Asam dalam air limbah dapat mengganggu kehidupan tamnaman
dan hewan baik didarat maupun didalam air sehingga ekosistem
pada lingkungan akan terganggu. Penetralan menggunakan soda
atau air kapur harus dilakukan untuk menjaga agar pH stabil pada
angka 7 sebelum dibuang ke lingkungan. Residu netralisasi dapat
dicampur dengan tanah atau pasir.

Penyimpanan bahan sebaiknya dilakukan di
wadah yang kuat dilemari asam serta berventilasi
yang baik pada temperatur < 25 oC serta jauhkan
dari logam dan zat organic , dengan logam akan
bersifat reaktif dan korosif, dengan zat organic
bersifat mudah terbakar. Asam encer jika bereaksi
dengan logam akan menghasilkan hidrogen yang
bersifat eksplosif jika terkena api. Limbah asam
sulfat sebaiknya di buang di tempat yang telah
ditentukan, jangan membuang di aliran air karena
akan mengganggu ekosistem.

Terkena mata: Cuci dengan air bersih yang mengalir selama
kurang lebih 20 menit dan bawa segera ke dokter
Terkena kulit : Cuci air bersih yang mengalir selama kurang
lebih 20 menit dan segera bawa ke dokter
Tertelan : Minum air 1-2 gelas. Cepat segera bawa ke dokter
Pemadaman Kebakaran
Pemadaman dapat dilakukan dengan serbuk kimia atau CO2
Kebakaran besar dapat dilakukan dengan air tetapi harus hati-hati
karena dapat menimbulkan panas (pemadaman dari jarak jauh).
Dapat mengakibatkan luka bakar yang parah.

Pada reaksi bunsen dalam proses produksi
hidrogen termokimia I-S, SO2 digunakan pada
temperatur + 120 oC dan tekanan 1-2 atm. SO2
merupakan gas berwarna kekuning-kuningan, bau
sulfur sangat tajam, merupakan gas yang sangat
beracun bahkan mematikan tetapi SO2 tidak
bersifat explosif dan tidak mudah menyala. Gas ini
bersifat reaktif pada tekanan dan temperatur tinggi.
Oleh karena itu tabung gas SO2 harus ditempatkan
pada tempat dengan temperatur < 71 oC dengan
ventilasi yang baik. Tabel 3 menunjukkan lembar
data keselamatan untuk SO2.

Tabel 3. Lembar Data Keselamatan SO2[5]
Identifikasi Bahan:
Nama Prod : Sulfur Dioxide (SO2 )
Penggunaan Bahan : Digunakan sebagai bleaching, Reagen,
pendingin serta pelarut dan proses dalam industri makanan

Identifikasi Bahaya
Gas ini tergolong BERBAHAYA. Sangat beracun. Akan
berakibat fatal jika terhirup. Tidak menyebabkan terbakar
Kesehatan:)
Efek Jangka Pendek (akut):
Menghirup uap asap menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan serta mengganngu paru-paru. Cairan asam dapat
menyebabkan luka yang parah dan menyebabkan kebutaan jika
terkena mata.
Efek jangka panjang (kronis):
Menghirup uap asap menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan serta mengganngu paru-paru. DLH : 80
Reaktifitas
Produk akan stabil dalam kondisi normal.
Hindari kondisi lingkungan pada temperatur dan tekanan tinggi.
Gas SO2 sangat reaktif terhadap alkali kuat, bromine
pentaflouride, chlorine triflouride, serbuk-serbuk logam, sodium
hidrat, cesium azide, silver azide dan dietil zink membentuk
trioksida belerang dan asam belerang, yang akan dengan cepat
berubah menjadi asam sulfat
Penanganan dan Penyimpanan
Hindari kontak langsung dengan asam, hirup uap atau kabut.

Vol.12 No. 4 November 2008

Sifat Fisik dan Kimia
Bentuk : Gas berwarna atau aerosol
Warna
: berwarna
Bau
: berbau belerang menyengat
BM
: 64,06
Titik didih
: - 10 oC pada 760 mmhg oC330 o
Titik lebur
: -75,9 oC330
Batas ledakan : Densitas
: 2,926 g/L 0 oC dan 760 mmHg
Tingkat Penguapan : 40,18 g/m2/s pada 21 oC , 16 km/jam
Kelarutan dalam air: 11,9 % ( 15 oC), serta larut dalam alcohol,
kloroform, ether, asam asetat.
Tekanan Uap : 1 mmHg (146 oC)))
Tindakan Pencegahan Kebakaran
Dasarnya Tidak mudah menyala dan tidak mudah meledak.
Tabung harus disimpan dalam ruangan dengan ventilasi yang
baik (< 71 oC).
Prosedur jika terjadi kebakaran:
Pindahkan tabung SO2 menjauh dari api (jika menungkinkan)
dan segera siram dengan air kecuali terjadi kebocoran gas.

Tindakan terhadap tumpahan dan bocoran
Jangan menyentuh tumpahan atau bocoran karena dapat merusak
kulit, pakaian dan dapat merusak lantai. Netralkan dengan larutan
soda atau kapur sebelum disiram dengan air. Hati-hati terhadap
tempat rendah karena uap lebih berat daripada udara. Gunakan
alat pelindung diri dalam menangani tumpahan

Informasi Toxikologi
Data Karsinogenik: SO2 tidak digolongkan dalam kelompok

113

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Bekerja pada lemari asam atau dengan ventilasi yang baik.
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan asam sedikit demi
sedikit kedalam air dan bukan sebaliknya karena bersifat
eksotermis. Simpan asam pada wadah yang kuat ditempat
berventilasi dan dingin, jauhkan dari air, zat organic mudah
terbakar dan logam.
Kontrol Paparan
Kontrol ruangan dalam keadaan ventilasi yang baik. Gunakan
pakaian pelindung dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya.
Paru-paru : Filter penyerap asam atau respirator udara
Mata : Safety gloggles dan pelindung muka
Kulit : Gunakan pakaian terlindung, Gloves (PVC, Neoprene)

karsinogen.
Data mutagen
: SO2 tidak menyebebkan
mutagen/perubahan kromosom pada manusia.

Informasi Ekologi
Asam dalam air limbah dapat mengganggu kehidupan tamnaman
dan hewan baik didarat maupun didalam air sehingga ekosistem
pada lingkungan akan terganggu. Ambang batas yang diizinkan
untuk ikan: 3000 μg/L, alga : 500 μg/L

Pemadaman Kebakaran
Pemadaman dapat dilakukan dengan serbuk kimia atau CO2
Kebakaran besar dapat dilakukan dengan air tetapi harus hati-hati
karena dapat menimbulkan panas (pemadaman dari jarak jauh).

perubahan

Pertolongan Pertama
Terhirup :
Bawa korban ke tempat segar dan lakukan
pertolongan bantuan pernafasan (jika diperlukan). Segera bawa
ke dokter.
Terkena mata: Cuci dengan air bersih yang mengalir selama
kurang lebih 20 menit dan bawa segera ke dokter
Terkena kulit : Cuci air bersih yang mengalir selama kurang
lebih 20 menit dan segera bawa ke dokter
Tertelan : Minum air 1-2 gelas. Cepat segera bawa ke dokter

Dapat mengakibatkan luka bakar yang parah.

o

Gas SO2 ini memang perlu penanganan yang
spesifik, karena termasuk gas yang sangat
berbahaya dan beracun, seperti harus menggunakan
safety gloggles dan pelindung muka, pakaian
terlindung, gloves (PVC, neoprene), filter penyerap
asam atau respirator udara khusus SO2 karena
mempunyai efek yang sangat serius langsung dapat
meracuni makhluk disekitarnya. SO2 menyebabkan
iritasi saluran pernapasan dan kenaikan sekresi
mucus. Orang yang mempunyai pernapasan lemah
sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi.
Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat
menyebabkan kematian pada manusia. Sulfur
dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas
ini pada konsentrasi tinggi dapat membunuh
jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah
diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis
SO2 menyebabkan terjadinya khlorosis. Kerusakan
tanaman ini akan diperparah dengan kenaikan
kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah
menjadi asam sulfat[6]. Oleh karena itu, dalam
penggunaan SO2 pada ekperimen reaksi bunsen ini
perlu kontrol yang spesifik. Hal-hal yang perlu di
perhatikan di antaranya adalah regulator pengatur
tekanan harus bisa mengatur tekanan sesuai yang
diinginkan (1-2 atm), memperhatikan sifat-sifat
SO2 sebagaimana tercantum dalam MSDS, Klepklep sambungan harus terjaga baik untuk
menghindari kebocoran gas SO2 ke lingkungan.
Dari reaksi bunsen :

114

I2 + SO2 + H2O ----Æ H2SO4 + HI (120 C, 1 atm)
terlihat bahwa iodin dan hidrogen iodida bereaksi
pada tekanan atmofsir. HI merupakan cairan
berwarna keungu-unguan serta berbau iodin
menyengat, iodin merupakan padatan berwarna
silver, kedua senyawa tersebut pada dasarnya tidak
mudah menyala dan tidak bersifat explosif.
Senyawa tersebut bersifat korosif dan reaktif .
Bersifat tidak mudah menyala dan tidak mudah
meledak akan tetapi bersifat korosif dan reaktif
terhadap logam. Iodin akan mudah menguap pada
suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau
menyengat. Iodin mudah larut dalam kloroform,
karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang
kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang
indah. Iodin hanya sedikit larut dalam air. Bahan ini
cukup berbahaya terhadap saluran pernafasan, jika
menghirup uap dapat mengiritasi paru-paru.
Bekerja dengan bahan iodin tetap perlu
menggunakan pelindung yang baik berupa pakaian
yang spesifik, sarung tangan karet atau neoprene
serta pelindung mata. Sehubungan sifat bahan
tersebut termasuk dalam bahan berbahaya dan
beracun, maka pembuangan limbah perlu tempat
khusus karena sangat mengganggu ekosistem.
Perlakuan bahan tersebut juga harus dilakukan di
lemari asam serta harus mempertimbangkan
ventilasi yang baik di laboratorium terkait. Tabel 4a
dan 4b menunjukkan lembar data manajemen HI
dan I2.

Vol.12 No. 4 November 2008

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Tabel 4a. Lembar Data Manajemen HI[5]
Identifikasi Bahan:
Nama Prod : Hydrogen Iodine (HI)
Penggunaan Bahan : Reagen untuk analisa

Identifikasi Bahaya
Berbahaya bagi saluran pernafasan .
Sangat korosif terhadap mata, sistem pernafasan dan kulit
Reaktifitas
Bereaksi dengan beberapa logam, melepaskan hydrogen, gas
yang mudah terbakar.
Dengan air menyebabkan korosi terhadap beberapa logam.
Dapat bereaksi hebat dengan logam golongan alkali
Penanganan dan Penyimpanan
Simpan dalam kondisi kurang dari 50 oC dan pada kondisi
ventilasi yang baik.
Ditempatkan pada tempat yang kedap air, tahan terhadap tekanan
dan temperatur

Kontrol Paparan
Pakaian pelindung dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya.
Paru-paru : Filter penyerap asam atau respirator udara
Mata : Safety gloggles dan pelindung muka
Kulit : Gloves (CPE, Neoprene, PE) Pakaian kerja

Sifat Fisik dan Kimia
Bentuk : Cairan
Warna : berwarna
Bau : berbau
Titik didih: - 35,4 oC C
Titik lebur: - 51 oC
Batas ledakan : Densitas: (udara=1) = 4,5
Densitas (air = 1) = 2,8
Kelarutan dalam air: Larut dalam air dengan segala perbandingan
Tekanan Uap (20 oC) = 7,5 bar
Tindakan Pencegahan Kebakaran
Dasarnya Tidak mudah menyala. Perkembangan gas atau uap
menyala yang berbahaya mungkin terjadi dalam keadaan
kebakaran.
Tindakan terhadap tumpahan dan bocoran
Jangan menyentuh tumpahan atau bocoran karena dapat merusak
kulit, pakaian dan dapat merusak lantai. Gunakan alat pelindung
diri dalam menangani tumpahan
Kontrol Ledakan / Personal Proteksi
-Pastikan ventilasi yang baik
-Lindungi mata, muka, kulit dari cairan HI
-Jangan merokok saat menangani HI
-Siapkan selalu tabung oksigen, mungkin suatu saat diperlukan
saat terjadi kecelakaan
-Gunakan pakaian yang resisten terhadap HI
Pertolongan Pertama
Terhirup : Segera berikan pertolongan pernafasan buatan untuk
memberikan oksigen kepada penderita , segera bawa ke dokter
Terkena mata/kulit: Cuci dengan air bersih yang mengalir selama
kurang lebih 20 menit dan bawa segera ke dokter

Informasi Ekologi
Asam dalam air limbah dapat mengganggu kehidupan tanaman
dan hewan baik didarat maupun didalam air sehingga ekosistem
pada lingkungan akan terganggu. Dapat merubah pH dalam
ekosistem air.

Tabel 4b. Lembar Data Manajemen I2[5]
Identifikasi Bahan:
Nama Prod : Iodine
Penggunaan Bahan : Reagen untuk analisa

Identifikasi Bahaya
Kesehatan:)
Efek Jangka Pendek (akut):
Menghirup uap asap menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan serta mengganngu paru-paru.
Efek jangka panjang (kronis):
Menghirup uap asap menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan serta mengganngu paru-paru. : 80
Reaktifitas
Hindari pencemaran dengan mengaktifkan kembali zat atau
bahan-bahan. Jangan mencampur dengan bahan alkali

Penanganan dan Penyimpanan
Jangan disimpan dekat tempat yang sangat panas atau dekat api
yang menyala. Simpan ditempat yang tertutup

Vol.12 No. 4 November 2008

Sifat Fisik dan Kimia
Bentuk : Padatan
Warna : Perak-keunguan
Bau : bau iodine
Titik didih: 120 oC330 oC
Titik lebur: 0 oC330
Batas ledakan : Densitas: 1,07
Kelarutan dalam air: larut dalam air yang dididihkan
Tekanan Uap : 1 mmHg (146 oC))
Tindakan Pencegahan Kebakaran
Dasarnya Tidak mudah menyala. Perkembangan gas atau uap
menyala yang berbahaya mungkin terjadi dalam keadaan
kebakaran.

Tindakan terhadap tumpahan dan bocoran
Jika terjadi tumpaha yang disengaja/tidak.
Jumlah kecil, segera ambil dan pindahkan ke tempat yang telah
disediakan.
jangan lupa menggunakan sarung tangan dan pelindung kacamata
Pertolongan Pertama
Jika terkena kulit: cuci dengan air
Jika terkena mata: segera bilas dengan air selama 15 menit dan
segera hubungi dokter
Jika tertelan: segera minum air putih sebanyak2nya. segera
hubungi pusat pengawasan beracun setempat

115

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Kontrol Paparan
Pakaian pelindung dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya.
Perlindungan untuk sarung tangan: karet atau neoprene
Perlindungan untuk mata: kacamata pelindung debu untuk
mencegah kontak dengan mata
Informasi Ekologi
iodine dalam air limbah dapat mengganggu kehidupan tanaman
dan hewan baik didarat maupun didalam air sehingga ekosistem
pada lingkungan akan terganggu.

KESIMPULAN
Para peneliti maupun laboran yang bekerja
di laboratorium diharapkan dapat mengerti,
memahami
serta
mengimplementasikan
pengetahuan yang diperoleh dari MSDS sehingga
dapat mencegah kemungkinan bahaya dan
kecelakaan kerja dilaboratorium. Dengan demikian
dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
dilaboratorium..

DAFTAR PUSTAKA
1. TRIANI, N. dkk, “Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Laboratorium”, FTK-UI, Indonesia,
2004.

116

Pemadaman Kebakaran
Tidak menimbulkan bahaya ledakan dan kebakaran. Pemanasan
produk yang akan menghasilkan uap yodium

2. ONUKI dkk, ”Thermochemical Hydrogen
Production
By
Iodine-Sulfur
Cycle”,
Proceedings 14th World Hydrogen Energy
Conference, Montreal, Canada, 2002.
3. PANDIANGAN,
T.,
“LAK
Penelitian
Kesetabilan Reaksi Bunsen Pada Proses
Produksi Hidrogen Termokimia”, PTRKN,
April 2008.
4. ANONYMOUS, “Module 1 the Hazardous
Materials Table”, Research and Special
Programs Administration, Instructor edition;
USA, 2002.
5. http://www.msdsonline.com/
6. PHIFER, RW., et.al, “Laboratory Waste
Management”, A Guidebook, American
Chemical Society, Washington, 1994.

Vol.12 No. 4 November 2008