Pengembangan Model Family Centered Care (FCC) Bagi Caregiver Yang Merawat Pasien Stroke Gangguan Disfagia Di Rumah Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Medan Chapter III VI

68

BAB 3
METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan rangkaian metode yang akan dipakai dalam
penelitian. Ada beberapa hal yang akan dijelaskan meliputi: 1) Jenis Penelitian, 2)
Lokasi dan Waktu Penelitian, 3) Partisipan, 4) Metode Pengumpulan Data, 5)
Definisi Operasional, 6) Metode Analisa Data, 7) Pertimbangan Etik, dan 8)
Tingkat Keabsahan Data (Trusthworthines of Data).

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan action research (AR). Penelitian ini melibatkan partisipasi
aktif dari partisipan untuk memutuskan dan melakukan perawatan pasien stroke di
rumah sehingga akan berdampak pada peningkatan kemandirian pasien tersebut.
Action research

terdiri dari empat tahapan yaitu: reconnaissance,

planning, action and observing, dan reflecting (Kemmis & McTaggart, 1988).

Action research juga memungkinkan adanya keterlibatan antara peneliti dengan
partisipan dalam bentuk kolaborasi dan menitikberatkan terhadap pendekatan
naturalistic dan humanistic (Holter, Schwartz, & Barcott, 1993). Melalui
pendekatan action research menuntut seorang peneliti untuk tidak hanya
mengumpulkan informasi atau pengetahuan tentang situasi tertentu, namun juga
diharapkan mampu untuk membantu memperbaiki situasi yang ditemui pada saat
penelitian (Polit & Beck, 2008).

68
Universitas Sumatera Utara

69

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah di laksanakan di Puskesmas Simalingkar Medan. Untuk

pengumpulan data pada saat focus group discussion (FGD) telah dilaksanakan di
puskesmas agar bisa menjaga netralitas dan kenyamanan dalam proses FGD.

Menurut Freitas, Oliveira, Jenkins, dan Popjoy (1998), Polit dan Beck (2003),
mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat
untuk FGD yaitu: 1) lokasi mudah ditemukan dan mudah diakses, 2) bebas dari
gangguan, 3) dapat memudahkan untuk mengatur posisi partisipan ketika acara
berlangsung, dan 4) mudah untuk merekam audio (suara) atau video (gambar).
Pengambilan data FGD pada tahap reconnaissance akan dibagi menjadi 2
sesi, yaitu 1) untuk pihak perawat puskesmas, dan 2) caregiver, dengan waktu
pelaksanaan yang berbeda. Hal ini dikarenakan, untuk menghilangkan bias pada
saat FGD agar partisipan merasa nyaman untuk berbicara pada saat FGD
berlangsung, sehingga partisipan yang dipilih harus homogen untuk memperkaya
informasi pada saat proses diskusi (Morgan, 1998, dalam Freitas, Oliveira,
Jenkins, & Popjoy, 1998). Pengambilan data dan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan siklus action research akan dilaksanakan mulai bulan Juni 2016.

3.3

Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini melibatkan perawat dan caregiver. Perawat

dan caregiver yang terlibat masing-masing sejumlah 3 orang untuk pengumpulan

data melalui focus group discussion dengan kriteria inklusi memiliki keluarga
yang mengalami stroke yang dirawat di rumah, memiliki caregiver yang merawat
pasien stroke di rumah dan menyepakati kontrak yang sudah disediakan.

Universitas Sumatera Utara

70

Sedangkan untuk pengumpulan data melalui self report mengunakan teknik total
sampling.
Proses pemilihan partisipan dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik purposive sampling, dimana setiap orang yang mempunyai pengalaman
tentang fenomena yang sedang diteliti berhak menjadi partisipan atau orang-orang
yang terlibat langsung dalam pengembangan model family centered care yaitu
perawat puskesmas, caregiver dan pasien stroke (Streubert, & Carpenter, 2003).
Pemilihan subjek penelitian ini sesuai dengan pendapat Polit dan Beck (2008),
yang menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif subjek penelitian atau dikenal
dengan partisipan adalah subjek yang pernah mengalami substansi yang akan
diteliti dan pemilihan partisipan tersebut akan dilakukan peneliti pada saat focus
group discussion (FGD) dan penyebaran kuesioner (self report).

Teknik pemilihan partisipan dilakukan dengan cara: 1) mencari informasi
sebanyak-banyaknya tentang kondisi lapangan, dan 2) mencari partisipan yang
sesuai dengan kriteria inklusi dengan mempertimbangkan berbagai variasi untuk
memperkaya data hasil penelitian.
Kriteria

inklusi partisipan focus group discussion (FGD) adalah: 1)

partisipan harus mengalami langsung situasi atau kejadian yang berkaitan dengan
model family centered care bagi caregiver yang merawat pasien stroke di rumah
dalam Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Medan, 2) partisipan mampu
mengemukakan pendapat dan pengalaman, 3) bersedia terlibat dalam kegiatan
penelitian, 4) bersedia untuk diwawancarai dan direkam aktifitasnya selama
wawancara atau selama penelitian berlangsung, 5) memberikan persetujuan untuk

Universitas Sumatera Utara

71

mempublikasikan hasil penelitian. Partisipan FGD pada tahap reconnaissance

terbagi atas 2 grup, yaitu perawat, dan caregiver pasien stroke. Untuk pasien
sebagai partisipan adalah partisipan stroke gangguan disfagia yang dirawat di
rumah.
Partisipan untuk penyebaran kuesioner (self report) pengkajian status
fungsi disfagia

sebagai berikut, yaitu: 1) telah dirawat di rumah, dan 2)

mempunyai caregiver yang merawat pasien stroke di rumah, 3) bersedia
berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian, sedangkan kriteria inklusi
untuk penyebaran kuesioner family centered care (FCC) adalah: 1) perawat dan
caregiver yang telah mengikuti pelatihan model family centered care (FCC) bagi
caregiver yang merawat pasien stroke gangguan disfagia di rumah, 2) perawat
dan caregiver bersedia menjadi partisipan.
Jumlah partisipan pada penelitian kualitatif tidak ada ketentuan jumlah
yang pasti. Prinsip pengambilan data dalam penelitian kualitatif adalah
tercapainya saturasi data, yaitu bila tidak ada informasi baru lagi yang bisa
didapatkan dari partisipan (Polit, Beck, & Hungler, 2001).

3.4


Metode Pengumpulan Data
Pokok bahasan ini akan menjelaskan tentang: alat dan teknik pengumpulan

data, dan tahapan penelitian action research .
3.4.1 Alat pengumpulan data
Penelitian action research menggunakan peneliti sebagai instrument
penelitian yang berarti peneliti sebagai alat untuk melakukan pengumpulan data
serta merupakan narasumber apabila ada permasalahan yang muncul dalam

Universitas Sumatera Utara

72

penelitian (Polit & Beck, 2012). Data dikumpulkan dengan menggunakan voice
recorder panduan FGD, panduan observasi, kuesioner (self report) dan field
notes.
Voice recorder digunakan pada saat dilakukan focus group discussion
serta kegiatan lain baik secara formal maupun informal yang membutuhkan
informasi untuk direkam. Kemudian data yang sudah direkam didokumentasikan

dalam bentuk transkrip yang selanjutnya ditentukan menjadi tema.
Panduan FGD dikembangkan oleh peneliti melalui kajian literatur.
Format FGD terdiri dari 2 format yaitu, format FGD pada tahap reconnaissance
dan reflection. Pertanyaan FGD pada tahap reconnaissance dan reflection terdiri
atas 5 (lima) pertanyaan. Pada format panduan FGD peneliti akan menuliskan
bahwa pada saat memulai proses FGD peneliti terlebih dahulu akan menjelaskan
etik dalam melakukan FGD yaitu menjelaskan tujuan FGD dan menjelaskan
prinsip kerahasiaan (confidentiality) (Mack, Woodsong, Macqueen, Guest, &
Namey, 2011).
Untuk melihat sejauh mana implementasi pengembangan model family
centered care bagi caregiver berjalan, peneliti akan melakukan observasi. Format
observasi dikembangkan dari model konsep Abraham Maslow terfokus pada
hirarki kebutuhan dasar manusia agar bio-psiko-sosio-kultural pasien terpenuhi.
Perilaku yang diobservasi ada 5 hirarki kebutuhan dasar manusia yaitu: 1)
kebutuhan fisiologis, 2) kebutuahan keamanan dan keselamatan, 3) kebutuhan
mencintai dan memiliki, dan 4) kebutuhan harga diri, 5) kebutuhan aktualisasi
diri.

Universitas Sumatera Utara


73

Kuesioner yang akan digunakan yaitu format untuk menilai status fungsi
disfagia pasien dalam penelitian ini menggunakan Parramata Hospital Dysphagia
Assessment modifikasi dari The Royal Adelaide Prognostic Index for Dysphagic
Stroke (RAPIDS) (lampiran 1r). Parramata Hospital Dysphagia Assessment atau
RAPIDS ini dikembangkan oleh Broadley, Cheek, Salonikis, Whitham, Chong,
Cardone et al, (2004), terdiri dari 13 item yang harus dikaji yang meliputi 1) suara
nafas, 2) komprehensi, 3) bicara, 4) motorik bibir, 5) gerakan lidah, 6) palatum, 7)
reflek gag, 8) fonasi, 9) batuk, 10) mengunyah, 11) gerakan oral, 12) faring, dan
13) toleransi menelan dengan skor terendah 18 dan skor tertinggi 90. Format
untuk menilai status fungsi disfagia skala ukur ordinal 70-90 dikatakan normal
dan