JUDUL ANALISIS RHODAMIN B DALAM CABE GIL

I.

JUDUL : ANALISIS RHODAMIN B DALAM CABE GILING DI PASAR
TRADISIONAL KOTA BANDUNG DENGAN METODE KROMATOGRAFI
KERTAS

II.

LATAR BELAKANG
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan setiap insan

baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis. Pangan selalu terkait dengan
upaya manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya di muka bumi (Seto, 2001).

Dalam kehidupan sehari-hari bahan tambahan pangan sudah digunakan secara umum
oleh masyarakat, termasuk dalam pembuatan makanan jajanan. Dalam praktiknya masih
banyak produsen pangan yang menggunakan bahan tambahan pangan yang beracun atau
berbahaya bagi kesehatan yang sebenarnya tidak boleh digunakan dalam makanan (Syah,
2005).

Seiring berkembangnya teknologi, produksi instant sangat digemari oleh masyarakat

karena mudah, cepat dan murah. Inilah salah satu faktor pemicu semakin berkembang dan
dibutuhkannya bahan tambahan pangan. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini
sangat beragam, dari pengawet sampai pemberi aroma dan pewarna. Berkembangnya bahan
tambahan pangan mendorong pula perkembangan makanan hasil olahan pabrik, yakni
bertambah aneka ragam jenisnya serta cita rasa maupun kenampakannya (Saparinto dan
Hidayati,2006).

Salah satu zat yang biasa digunakan produsen dan harus
diwaspadai konsumen adalah Rhodamin B. Rhodamin B adalah salah satu
zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Zat ini
ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri
Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85(Catatankimia.com).

Pada kenyataan lapangan pada beberapa penelitian masih banyak ditemukan makanan
dan produk pelengkap masakan rumah tangga yang mengandung Rhodamin B salah
satunya cabe giling.

Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan
pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20%, bahkan ada
mencapai 30%. Selain garam, sering ditambahkan asam atau natrium benzoat

sebagai pengawet (Anonimb, 2007). Pewarna sering ditambahkan dalam cabe giling
untuk memperbaiki warna merah cabe giling yang berkurang (menjadi pudar) akibat
penambahan bahan campuran. Pewarna yang digunakan dalam cabe giling yaitu
pewarna alami atau pewarna sintetis untuk makanan misalnya orange red (Anonim
b,2007). Rhodamin B masih digunakan oleh beberapa pedagang cabe giling
(Djarismawati dkk.,2007).
Bahan pewarna yang digunakan pada cabe giling belakangan ini banyak
disalah gunakan dari beberapa produsen mereka memilih pewarna sintetis untuk
membuat warna merah pada cabe giling, alasan inilah yang melatar belakangi
penulis untuk melakukan penelitian tentang analisis Rhodamin B dalam cabe giling
dipasar tradisional Kota Bandung.
III.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1.
Apakah adanya penambahan zat pewarna Rhodamin B pada sampel cabe
2.


merah giling di beberapa pasar tradisional di Kota Bandung.
Apakah ada perbedaan hasil antar eluen 3 eluen yang digunakan pada metode
Kromatografi Kertas.

IV.

TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan peneliti adalah untuk mengetahui ada tidaknya jenis pewarna
sintetis Rhodamin B dalam beberapa sampel cabe merah giling yang dijual
dibeberapa pasar tradisional di Kota Bandung.

V.

MANFAAT PENELITIAN

Sebagai informasi pada masyarakat tentang pewarna yang digunakan untuk
warna merah pada cabe giling yang biasa mereka konsumsi apakah terdapat
zat pewarna sintetis Rhodamin B yang membahayakan kesehatan.
VI.


HIPOTESIS PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat mengetahui kandungan pewarna
yang terdapat dalam cabe giling baik pewarna alami maupun pewarna sintetis,
dengan perlakuan Kromatografi Kertasa peneliti akan mengidentifikasi
kandungan pewarna sintetis Rhodamin B yang tidak dianjurkan pemakaiannya
dalam pewarnaan makanan sekaligus memberikan informasi kepada
masyarakat khususnya di daerah Kota Bandung tentang bahayanya
penggunaan Rhodamin B pada makanan.