MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA DALAM PENDI

MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang di ampu
oleh :
Drs. I Nyoman Murda, M.Pd

Kadek Dwi Intan Agustini
Ni Putu Sawitri Ekayani

Oleh : Kelompok 1 ( I-A)
1611031009
1611031012

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang“Pendidikan

Pancasila dalam Pendidikan Nasional Indonesia” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs. I Nyoman Murda,
M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pendidikan Pancasila yang memiliki pengaruh besar terhadap
pendidikan Nasional di Indonesia
. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang
sempurna
tanpa
saran
yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang


berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Singaraja, 15 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..…iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………..……………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………....4
1.3 Tujuan Penulisan ………………….……………………………….…………4
1.4 Manfaat Penulisan …………………..…………………………………..……4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Pancasila……………..………………………………5
2.2 Hakekat Pendidikan Pancasila ………………………..………….…………..5
2.3 Landasan Pendidikan Pancasila …………………………….…….………….6

2.4 Tujuan Pendidikan Pancasila ……………………………...………………...9
2.5 Perkembangan Pendidikan Pancasila Di Indonesia………………….………10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………….....……………..15
3.2 Saran ………………………………………………................……….…….15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, sejak era sebelum penjajahan, era
kemerdekaan hingga era reformasi sekarang ini, telah menimbulkan kondisi dan tuntutan yang
berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi tuntutan itu ditanggapi oleh bangsa Indonesia
berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
Kesamaan nilai-nilai ini dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan. Semua itu tumbuh
menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dalam wadah nusantara.

Semangat perjuangan bangsa yang tidak kenal menyerah telah terbukti pada perang
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Semangat perjuangan bangsa tersebut dilandasi oleh keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkorban. Landasan

perjuangan ini menjadi nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut menjelma
berupa semangat yang menjadi kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan
perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan, dan kemauan yang
luar biasa. Semangat perjuangan bangsa inilah yang harus dimiliki oleh setiap warga negara
dalam segala zaman, situasi dan kondisi. Karena nilai-nilai perjuangan bangsa itu selalu relevan
dan handal serta efektif sebagai landasan memecahkan setiap permasalahan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan fisik merebut, mempertahankan,
dan mengisi kemerdekaan telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami
penurunan pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan antara lain pengaruh globalisasi. Era
globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan internasional dan
negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya
serta pertahanan, dan keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan berbagai konflik
kepentingan, baik antara negara maju dan negara berkembang, antara negara berkembang dan
lembaga internasional, maupun antara negara berkembang. Di samping itu, isu global yang
meliputi demokratisasi, HAM, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan
nasional. Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi. Hal ini membuat dunia
menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara. Kondisi

ini menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi struktur
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta akan mempengaruhi pola pikir,
pola sikap, pola tindakan masyarakat Indonesia.
Pada akhirnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa
Indonesia. Dengan demikian, globalisasi melahirkan suatu perubahan struktur dan tatanan
kehidupan baru di dunia ini. Perubahan itu terasa begitu cepat, sehingga tatanan yang ada di
dunia ini berubah. Di sisi lain, tatanan yang baru belum terbentuk. Juga akibatnya, sendi-sendi
kehidupan yang selama ini di yakini kebenarannya menjadi usang. Masyarakat dan pemerintah
suatu negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta kehidupan generasi
penerusnya secara berguna (berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan
dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik).
Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi hari-hari depan mereka
yang selalu berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan
hubungan internasional. Pemerintah perlu membuat tindakan yang signifikan agar tidak menuju
suatu kondisi yang lebih memprihatinkan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan pemerintah
dalam menjaga nilai-nilai panutan hidup dalam berbangsa dan bernegara secara lebih efektif
yaitu melalui bidang pendidikan. Adapun upaya di bidang pendidikan yaitu dengan
mengadakan perubahan-perubahan di bidang kurikulum, yang diharapkan mampu menjawab
problem transformasi nilai-nilai tersebut.
Sejarah indonesia juga menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,

yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar

kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Melestarikan kesaktian Pancasila itu, perlu usaha secara nyata dan penghayatan dan
pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa,
yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan
manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Sejarah
indonesia menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi
kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang
layak dan lebih baik, untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Melestarikan kesaktian Pancasila itu, perlu usaha secara nyata dan penghayatan dan
pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah pada zaman era globalisasi ini. Pancasila yang
telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji

kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu pendidikan Pancasila ?
2.
Bagaimana hakekat pendidikan Pancasila ?
3.
Apa saja landasan pendidikan Pancasila ?
4.
Apakah tujuan pendidikan Pancasila ?
5.
Bagaimana perkembangan pendidikan Pancasila di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui arti pendidikan Pancasila.
2.
Untuk memperjelas hakekat pendidikan Pancasila.
3.

Mengetahui landasan pendidikan Pancasila.
4.
Untuk memperjelas dan mengetahui tujuan pendidikan Pancasila.
5.
Untuk mengidentifikasi perkembangan pendidikan Pancasila di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya berupa Pendidikan Pancasila mengenai pendidikan Pancasila dalam pendidikan
nasional Indonesia. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin
mempelajari hal yang berkaitan dengan Pendidikan Pancasila khususnya yang akan terjun
menjadi guru sekolah dasar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Pancasila
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan Pancasila Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta

yang memiliki arti Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, alas/dasar Syiila artinya
peraturan tingkah laku yang baik Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia
yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun. II No. 7 tanggal
15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Jadi pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan pengenalan
akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila itu sendiri
kepada anak didik atau Pendidikan pancasila yaitu pendidikan nilai-nilai yang bertujuan
membentuk sikap dan perilaku positip manusia/mahasiswa sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.

2.2 Hakekat Pendidikan Pancasila
Menurut Hamid Darmadi (2013), menyatakan bahwa Hakekat pendidikan Pancasila adalah
upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam
bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata Negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk menjaga
kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.
Menurut UU sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencanna untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya ,masyarakat, bangsa dan Negara. Serta menurut Carter v.Good(1997) bahwa pendidikan
adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku
dalam masyarakatnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
mengandung tujuan yang ingin dicapai dengan membentuk kemampuan individu
mengembangkan dirinya, serta kemampuan-kemampuan itu berkembang sehingga bermanfaat
untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, maupun sebagai warga negara dan warga
masyarakat.

Hakekat Pendidikan Pancasila di Indonesia adalah sebagai program pendidikan yang
berdasarkan nilai-nilai pancasila untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari. Pelajaran yang dalam pembentukan diri yang
beragam dari segi agama, sosial, budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
seperti yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.
2.3 Landasan Pendidikan Pancasila

Landasan didalam pendidikan pancasila terdiri dari beberapa landasan, diantaranya yaitu
sebagai berikut :
1.
Landasan Historis
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup sendiri yang diambil dari nilai-nilai yang
hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Bangsa Indonesia harus memiliki visi serta
pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat
internasional. Bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat.
Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideologi melainkan suatu
kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa. Oleh karena itu secara historis bahwa
nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan
menjadi dasar Negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia
sendiri. Oleh karena itu berdasarkan fakta obyektif secara historic kehidupan bangsa Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila. Setelah itu melalui proses sejarah yang
cukup panjang, nilai-nilai Pancasila itu telah melalui pematangan, sehingga tokoh-tokoh bangsa
Indonesia saat akan mendirikan Negara Republik Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar
Negara. Dalam perjalanan ketatanegaraan Indonesia telah terjadi perubahan dan pergantian
Undang-Undang Dasar, seperti UUD’45 digantikan kedudukannya oleh Konstitusi RIS,
kemudian berubah menjadi UUD Sementara tahun 1950 dan kembali lagi menjadi UUD 1945.
Dalam pembukaan ketiga Undang-Undang Dasar itu tetap tercantum nilai-nilai Pancasila. Hal ini
menunjukkan bahwa Pancasila telah disepakati sebagai nilai yang dianggap paling tinggi
keberadaannya. Oleh sebab itu secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan
dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki
suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam
kancah pergaulan masyarakat internasional. Pandangan hidup bagi suatu bangsa adalah bangsa
yang tidak memiliki kepribadian dan jati diri, sehingga bangsa itu mudah terombang-ambing dari
pergaulan, dari pengaruh yang berkembang di luar.
Kemudian Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai hasil pemikiran
dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang digali dari budaya bangsa sendiri, Pancasila tidak
mengandung nilai-nilai yang kaku dan tertutup. Pancasila mengandung nilai-nilai yang terbuka
bagi masuknya nilai-nilai baru yang positif. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat
memperkaya nilai-nilai pancasila dengan perkembangan zaman. Sehingga dari pemikiran

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila memiliki landasan cultural yang kuat bagi
bangsa Indonesia.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi tertuang dalam UndangUndang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 telah menetapkan
bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Demikian juga berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No.232/U/2000, tentang
Pedoman Penyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, pasal
10 ayat (1) dijelaskan bahwa kelompok Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai realisasi dari SK tersebut
Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi, mengeluarkan Surat Keputusan No.38/DIKTI/Kep?2002,
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Pada pasal 3
dijelaskan bahwa kompetensi kelompok mata kuliah MPK bertujuan menguasai kemampuan
berfikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual. Adapun
rambu-rambu mata kuliah MPK Pancasila tersebut adalah terdiri atas selain segi historis,
filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan bernegara juga dikembangkan etika politik.
Pengembangan rambu-rambu kurikulum tersebur diharapkan agar mahasiswa mampu mengambil
sikap sesuai dengan hati nuraninya, mengenali masalah hidup terutama kehidupan rakyat,
mengenali perubahan serta mampu memaknai peristiwa sejarah, nilai-nilai budaya demi
persatuan bangsa.
4.
Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan filosofis bangsa Indonesia merupakan suatu
keharusan moral secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan dengan
mendasarkan pada nilai-nilai dalam sila-sila pancasila. Secara filosofis, bangsa Indonesia
sebelum mendirikan negara sebagai bangsa yang berketuhanan dan berperikemanusiaan secara
objektif, manusia Indonesia adalah berketuhanan, berperikemanusiaan yang adil dan beradab
serta berusaha mempertahankan persatuan untuk mewujudkan keadilan.
Nilai-nilai pancasila merupakan dasar filsafat negara, maka konsekuensinya, setiap aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem peraturan
perundang-undangan. Pancasila sebagai falsafah negara, menjadi nilai pembangunan nasional
yang berkaitan dengan politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya serta memprtahankan
keamanan.
2.4 Tujuan Pendidikan Pancasila
Pendidikan pancasila yang mengajarkan masyarakat tentang pancasila sangat lah besar
manfaatnya karena pancasila memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dari pendidikan
pendidikan pancasila itu sendiri menurut Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, adalah
mencakup :
 Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai
hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang
diandalkan oleh bangsa dan negara.
 Tujuan Khusus

Agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur,
dan demokratis serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan bertanggungjawab.
2.
Agar siswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan
bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional
3.
Agar siswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta
tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Adapun tujuan dalam mempelajari pendidikan pancasila adalah untuk menghasilkan peserta
didik yang memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut :
a.
Agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.
b.
Berprikemanusiaan yang adil dan beradab.
c.
Mendukung persatuan bangsa.
d.
Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
individu/golongan.
e.
Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
f.
Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan
hati nuraninya.
g.
Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya.
h.
Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural
setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian ketiga landasan itu (filsafat, sosiologis dan
kultural) akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang
tepat tentang bidang tugasnya
2.5 Perkembangan Pendidikan Pancasila di Indonesia
1.

Sebagai mata pelajaran di sekolah, Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami
perkembangan yang fluktuatif, baik dalam kemasan maupun substansinya. Hal tersebut
dapat dilihat dalam substansi kurikulum PKn yang sering berubah dan tentu saja disesuaikan
dengan kepentingan negara. Secara historis, epistemologis dan pedagogis, pendidikan
kewarganegaraan
berkedudukan
sebagai
program
kurikuler
dimulai
dengan
diintroduksikannya mata pelajaran Civics dalam kurikulum SMA tahun 1962 yang berisikan
materi tentang pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (Dept.
P&K: 1962). Pada saat itu, mata pelajaran Civics atau kewarganegaraan, pada dasarnya
berisikan pengalaman belajar yang digali dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah, geografi,
ekonomi, dan politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan
tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa (Somantri, 1969:7). Istilah Civics tersebut secara
formal tidak dijumpai dalam Kurikulum tahun 1957 maupun dalam Kurikulum tahun 1946.
Namun secara materiil dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata pelajaran
tata negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran
pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan.
Kemudian dalam kurikulum tahun 1968 dan 1969 istilah civics dan Pendidikan
Kewargaan Negaradigunakan secara bertukar-pakai (interchangeably). Misalnya dalam

Kurikulum SD 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang dipakai sebagai
nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia,
dan civics (d iterjemahkan sebagai pengetahuan kewargaan negara). Dalam kurikulum SMP
1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negarayang berisikan sejarah Indonesia
dan Konstitusi termasuk UUD 1945. Sedangkan dalam kurikulum SMA 1968 terdapat mata
pelajaran Kewargaan Negara yang berisikan materi, terutama yang berkenaan dengan UUD
1945. Sementara itu dalam Kurikulum SPG 1969 mata pelajaran Pendidikan Kewargaan
Negara yang isinya terutama berkenaan dengan sejarah Indonesia, konstitusi, pengetahuan
kemasyarakatan dan hak asasi manusia (Dept. P&K: 1968a; 1968b; 1968c; 1969).
(Winataputra, 2006 : 1). Secara umum mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara
membahas tentang nasionalisme, patriotisme, kenegaraan, etika, agama dan kebudayaan
(Somantri, 2001:298)
Pada
Kurikulum
tahun
1975
istilah
Pendidikan
Kewargaan
Negara
diubah
menjadi Pendidikan
Moral
Pancasila
(PMP) yang berisikan materi Pancasila
sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4.
Perubahan ini sejalan dengan missi pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR
II/MPR/1973. Mata pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA,
SPG dan Sekolah Kejuruan. Mata pelajaran PMP ini terus dipertahankan baik istilah maupun
isinya sampai dengan berlakunya Kurikulum 1984 yang pada dasarnya merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum 1975 (Depdikbud: 1975 a, b, c dan 1976). Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) pada masa itu berorientasi pada value inculcation dengan muatan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945 (Winataputra dan Budimansyah, 2007:97)
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan
Nasional yang menggariskan adanya muatan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan, sebagai bahan kajian wajib kurikulum semua jalur, jenis dan jenjang
pendidikan (Pasal 39), Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah tahun 1994
mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan memperkenalkan mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn. Berbeda dengan
kurikulum sebelumnya, Kurikulum PPKn 1994 mengorganisasikan materi pembelajarannya
bukan atas dasar rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang
disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan
pendekatan spiral meluas atau spiral of concept development (Taba,1967). Pendekatan ini
mengartikulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran nilainya untuk setiap jenjang
pendidikan dan kelas serta catur wulan dalam setiap kelas.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada masa ini karakteristiknya
didominasi oleh proses value incucation dan knowledge dissemination. Hal tersebut dapat
lihat dari materi pembelajarannya yang dikembangkan berdasarkan butir-butir setiap sila
Pancasila. Tujuan pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan sikap dan prilaku
yang beradasarkan nilai-nilai Pancasila serta untuk mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan untuk memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai
pedoman dalam berprilaku sehari-hari (Winataputra dan Budimansyah, 2007:97).
Dengan dberlakukannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum berbasis Kompetensi tahun
2004
dimana
Pendidikan
Kewarganegaraan
berubah
nama

menjadi Kewarganegaraan. Tahun 2006 namanya berubah kembali menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan, dimana secara substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya
kewenangan pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan
pendidikan, maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimplementasian PKn sebagaimana diuraikan
diatas menunjukkan telah terjadinya ketidakajekan dalam kerangka berpikir, yang sekaligus
mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual, yang berdampak pada terjadinya krisis
operasional kurikuler.
Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai berikut :
(a) Kewarganegaraan (1956)
(b) Civics (1959)
(c) Kewarganegaraan (1962)
(d) Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
(e) Pendidikan Moral Pancasila (1975)
(f) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
(g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003)
Dari penggunaan istilah
tersebut sangat terlihat jelas ketidakajegannya dalam
mengorganisir pendidikan kewarganegaraan, yang berakibat pada krisis operasional,
dimana terjadinya perubahan konteks dan format pendidikannya. Menurut Kuhn (1970) krisis
yang bersifat konseptual tersebut tercermin dalam ketidakajekan konsep atau istilah yang
digunakan untuk pelajaran PKn. Krisis operasional tercermin terjadinya perubahan isi dan
format buku pelajaran, penataran yang tidak artikulatif, dan fenomena kelas yang belum
banyak dari penekanan pada proses kognitif memorisasi fakta dan konsep. Kedua jenis krisis
tersebut terjadi karena memang sekolah masih tetap diperlakukan sebagai socio-political
institution, dan masih belum efektifnya pelaksanaan metode pembelajaran secara
konseptual, karena belum adanya suatu paradigma pendidikan kewarganegaraan yang
secara ajeg diterima dan dipakai secara nasional sebagai rujukan konseptual dan
operasional.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan
pengenalan akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi
pancasila itu sendiri kepada anak didik.
Sedangkan Landasan Pendidikan Pancasila Memiliki 4 Landasan Yaitu ; Landasan
Historis,Landasan Kulturan,Landasan Yuridis, Dan Landasan Filososi.
Tujuan kita mempelajari Pendidikan Pancasila untuk membangkitkan “daya kritis”
mahasiswa atau dosen dalam rangka untuk mencapai kebenaran dan kebaikan yang
terdalam.
Pancasila sebangai pandangan hidup bagi bangsa indonesia sangat penting karena
dengan menerapkan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka tata
kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud.
Sedangkan Pancasila sebangai Dasar negara dikarenakan mempunyai nilai–nilai luhur
yang terkandung dalam pancasila memiliki sifat obyektif- subyektif.Sifat subyektif
maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia,
sedangkan bersifat obyektif artinya nilai pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat
universal yang diterima oleh bangsa-bangsa beradab

3.2 Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal
pengembangan sistem pendidikan bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak
pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
http://putrybulan17.blogspot.com/2013/03/latar-belakang-dan-tujuan-pendidikan.html
10:32 AM 15/9/16
http://yellowchutaphea.wordpress.com/2013/02/05/latar-belakang-pendidikan-pancasila-diperguruan-tinggi/
10:40 AM 15/9/16
http://galihdanratna.wordpress.com/2010/12/30/latar-belakang-dan-sejarah-pendidikankewarganegaraan-di-perguruan-tinggi-indonesia-pegertian-pkn-visi-dan-misi-pkn-urgensikompetensi-yang-di-harapkan-garis-besar-bahan-perkuliahan/
10:45 AM 15/9/16
http://devalove.wordpress.com/2010/02/08/latar-belakangmaksud-dan-tujuan-pendidikankewarnegaraan/
10:48 AM 15/9/16
http://saepudinonline.wordpress.com/2010/07/02/pengertian-bangsa-dan-negara/
10:53 AM 15/9/16
http://gracellya.wordpress.com/2012/03/12/latar-belakang-maksud-dan-tujuan-pendidikankewarganegaraan-2/
10:56 AM 15/9/16

Ismaun. (1977). Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara RI. Bandung: Edisi ke IV Karya
Remaja.
Kaelan. (2002). Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Paradigma.
Notonagoro. (1971). Pancasila Dasar Falsafah Negara Republik Indonesia. Jakarta: Pantjuran
Tujuh.
Poespowardoyo, S. (1989). Filsafat Pancasila. Jakarta: Gramedia.
Sogito. (2000). Pancasila Aspek Historis. Semarang.
TIM. (2010). Pendidikan Pancasila. Tondano: Universitas Negeri Manado.
http://dc313.4shared.com/doc/Nsxpis4z/preview.html
10:59 AM 15/9/16
http://sandyinferno.blogspot.com/2012/03/perlunya-pendidikan-kewarganegaraan-di.html
11:01 AM 15/9/16
http://landasanpancasila.blogspot.com/ 11:04 AM 15/9/16
http://toha-yahya.blogspot.com/2012/08/fugsi-pancasila-sebagai-tujuan-dan-cita.html
11:08 AM 15/9/16
http://praingfamily.wordpress.com/artikel/budaya/tujuan-pancasila-sebagai-ideologi-negara/
11:10 AM 15/9/16
http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/5487
11:14 AM 15/9/16
http://tisna-dj.blogspot.com/2013/01/pancasila-sebagai-pandangan-hidup.html
11:20 AM 15/9/16
http://citadastmikpringsewu.wordpress.com/mata-kuliah/pancasila/pengertian-pancasila-secaraetimologis-historis-terminologis-hakikat-pancasila/
11:22 AM 15/9/16