PENGARUH INOVASI DALAM PERSEDIAAN TERHAD
Tugas Final Akuntansi Keuangan
DISUSUN OLEH :
LEONARDO GOHARI
1613032
JASON L TICOALU
1613034
MICHAEL LIONARD
1613039
EXEL CHANDRA
1613045
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
2018
PENGARUH INOVASI DALAM PERSEDIAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DAN
LABA SEBUAH PERUSAHAAN DAGANG
ABSTRAKSI
Sebuah perusahaan dagang pasti menyediakan persediaan barang dagang untuk dijual kepada masyarakat
untuk memperoleh laba. Persediaan sendiri juga memiliki peranan dalam angka pemerolehan laba dimana
jika persediaan yang dihasilkan sesuai dengan tingkat permintaan konsumen, maka secara otomatis laba
yang diperoleh akan semakin besar bagi perusahaan yang terkait. Persediaan adalah merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dan laba yang akan diperoleh suatu perusahaan dagang karena
persediaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk bertahan hidup dan tanpa adanya persediaan yang
cukup memadai maka perusahaan yang bersangkutan tersebut pasti tidak akan memperoleh laba secara
signifikan dikarenakan faktor keterbatasan persediaan yang tersedia yang dapat dijual kepada masyarakat.
Di Indonesia, saat ini cukup banyak perusahaan dagang yang menyedikan persediaan yang boleh
dikatakan cukup memadai kerena perusahaan dagang tersebut masih dapat berdiri hingga sekarang ini.
Perusahaan-perusahaan tersebut sendiri juga hanya akan dapat bertahan dan mencapai keberhasilan
apabila perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghasilkan persediaan dalam jumlah yang disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan konsumen. Namun,dikarenakan pengaruh semakin maju dan berkembang
pesatnya teknologi,dan globalisasi dari hari ke hari, maka kedua hal tersebut berkembang dan menjadi
salah satu faktor yang dapat memengaruhi keinginan dan kebutuhan masyarakat sehingga kebutuhan dan
keinginan masyarakat pun berubah menjadi bermacam jenisnya.
Oleh karena itu, setiap perusahaan dagang harus lebih inovatif lagi dalam menjalankan perusahaannya.
Salah satunya yakni dengan cara menyediakan persediaan yang cukup memadai dan menyesuaikan
persediaanya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para konsumen atau yang dibutuhkan oleh
masyaratat. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menjamin kualitas dari persediaan yang
dihasilkan. Jika setiap perusahaan dagang mampu melakukan kedua hal tersebut, maka bukan tidak
mungkin perusahaan-perusahaan dagang tersebut akan semakin maju dan mengalami perkembangan laju
kinerja perusahaan yang lebih signifikan yang berujung pada perolehan laba yang maksimal.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas dari sebuah persediaan, yaitu : bahan,kegunaan
dan tekstur. Kedua hal ini telah menjadi faktor yang selalu dijadikan sebagai tolak ukur oleh masyarakat
sekarang dalam menilai kualitas dari sebuah atau suatu barang. Ketika masyarakat telah menilai suatu
persediaan yang dihasilkan sebuah perusahaan kemudian memberi respon negatif dan merasa bahwa
persediaan tersebut masih memiliki kekurangan, maka persediaan tersebut pasti tidak memilik daya tarik
lagi di mata masyarakat dan persediaan tersebut harus lebih diminimalisir lagi kekurangannya supaya
penilaian dan pandangan masyarakat terhadap barang tersebut dapat berubah dan diharapkan dapat
mengundang lagi daya tarik masyarakat.
Begitu juga sebaliknya, jika penilaian masyarakat terhadap sebuah persediaan dari suatu perusahaan
mengundang respon positif dari masyarakat maka dapat dipastikan bahwa persediaan yang diproduksi
oleh perusahaan tersebut akan memperoleh kesuksesan dan persediaannya akan laku di masyarakat
apalagi jika persediaan tersebut diperuntukkan bagi semua kalangan masyarakat.
BAB 1 “PENDAHULUAN”
1.1 LATAR BELAKANG
Persediaan adalah segala sesuatu/ sumber-sumber daya organisasi yang di simpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap
proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang jadi (Handoko,
1997:hal 333).
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan
sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi seluruh dunia telah lama menyadari
bahwa manajemen persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat
mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan
merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. KLASIFIKASI PERSEDIAAN
2. BAGAIMANA PERUSAHAAN MENCATAT SISTEM PERSEDIAAN MENGGUNAKAN 2
SISTEM ?
3. MASALAH DASAR DALAM PENILAIAN PERSEDIAAN
4. BIAYA BIAYA SEPERTI APA YANG MASUK DALAM PERSEDIAAN DAN ASUMSINYA ?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Persediaan merupakan aset sebuah perusahaan untuk diperjualbelikan agar mendapatkan keuntungan.
Materi yang disampaikan dalam makalah ini bertujuan agar setiap perusahaan dapat mengerti sistem apa
yang diperlukan agar pencatatan persediaanya benar dan akurat serta biaya biaya yang dikeluarkan dalam
persediaan dapat diketahui. Dan jika terjadi sebuah masalah akan didapat solusi dan penyelesaiannya.
Agar pembaca dapat mengetahui cara mengelola persediaan barang dengan menggunakan metode –
metode yang tersedia.
KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis,
atau sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam membuat suatu produk. Sebuah perusahaan dagang,
biasanya membeli barang dagangan berbentuk produk jual. Perusahaan dagang melporkan biaya yang
terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih ada di tangan sebagai persediaan barang dagang.
Hanya satu akun persediaan, persediaan barang dagang, yang mucul dalam laporan keuangan.
Sementara untuk perusahaan manufaktur memiliki tiga akun pada umumnya, yaitu persediaan bahan
baku, yaitu biaya yang dibebankan terhadap barang maupun bahan baku yang terdapat di tangan tapi
belum dialihkan ke proses produksi; persediaan barang dalam proses, yaitu biaya bahan baku untuk
produk yang telah diproduksi namun belum selesai ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung dalam
proses produksi ini; dan persediaan barang jadi yang siap dijual, yaitu produk jadi yang siap dijual.
Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang aktual merupakan hal yang sangat penting. Penjualan dan
pelanggan bisa hilang apabila produk-produk yang dipesan oleh pelanggan tidak tersedia. Sehingga
perusahaan harus selalu mengendalikan ketersediaan produk secara baik untuk membatasi biaya akibat
banyaknya timbunan persediaan ataupun kekurangannya.
Tujuan pokok akuntansi terhadap persediaan :
1. Penentuan jumlah persediaan yang akan disajikan di Neraca (Penilaian Persediaan).
2. Penentuan laba-rugi periodik (income determination), yaitu melalui proses mempertemukan antara kos
barang yang dijual dengan hasil penjualan
Masalah dalam penilaian persediaan:
1.Menentukan dan mengidentifikasi fisik (baik jenis maupun kuantitas)
2.Menentukan kos yang akan dipakai sebagai dasar penilaian terhadap persediaan.
Berkaitan dengan hal ini perlu diperhatikan item-item berikut ini:
Barang Konsinyasi (Consigned Goods)
Tidak semua barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang
titipan dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan
mendapatkan sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya
utk barang yang sifatnya consigment out, yang s.d. tgl neraca belum terjual harus dicantumkan di Neraca
Barang dalam perjalanan (Goods in transit)
Masalah kepemilikannya sangat tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2
syarat tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan (2) Fob Destination.
1. Fob Shipping Point
Berdasarkan perjanjian ini, apabila ada barang yang masih dalam perjalanan diakui menjadi milik
pembeli. Sehingga harus tampak di Neraca
2. Fob Destination
Berdasarkan perjanjian ini, barang yang dibeli secara sah menjadi milik pembeli saat barang tsb sampai di
gudang pembeli. Barang dalam perjalanan tidak boleh diakui sebagai hak milik.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan:
1.Sistem fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan
melakukan menghitung fisik terhadap persediaan. Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara
periodik. Dalam sistem ini pencatatan terhadap mutasi persediaan tidak selalu diikuti. Oleh karena itu
prosedur penghitungan fisik persediaan pada akhir periode harus dilakukan (mandatory procedure) untuk
dapat menentukan fisik persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil perhitungan fisik
ini dipakai sebagai dasar penentuan nilai persediaan
2.Sistem perpetual (perpetual inventory system), Pencatatan terhadap mutasi persediaan selalu diikuti
secara konsisten, dengan mencatat semua transaksi yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya
persediaan. Penghitungan fisik persediaan menjadi tidak wajib diselenggarakan (mandatory procedure).
Asumsi Aliran Kos (Cost Flow Assumption)
Perusahaan memiliki persediaan yang cukup banyak. Persediaan didapat dari beberapa pembelian yang
telah dilakukan, dengan waktu dan kos yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penilaian kos
persediaan harus didasarkan pada asumsi aliran kos.
Asumsi aliran kos ada 4 metode, yaitu:
1.Identifikasi khusus
2.FIFO (First In First Out)
3.LIFO (Last In First Out)
4.Rata-rata (Average)
Pengaruh Asumsi Aliran Kos terhadap Laporan Keuangan
Cost Flow
Neraca
Rugi/Laba
Menggambarkan harga
FIFO
Menggambarkan nilai yang
pokok penjualan yang tidak
mendekati harga pasar
sebanding dengan harga
(harga yang bisa direalisir).
pasar. Dalam hal ini laba
dinilai terlalu besar.
Menggambarkan harga
LIFO
Menggambarkan nilai
pokok penjualan yang
persediaan yang terlalu
mendekati harga pasar.
kecil
Dalam hal ini laba dinilai
wajar
Menggambarkan harga
pokok penjualan yang
Average
Menggambarkan nilai
mendekati harga pasar,
persediaan yang terlalu
tetapi lebih kecil daripada
kecil tetapi lebih besar
LIFO. Dalam hal ini laba
daripada LIFO
dinilai lebih besar daripada
LIFO, tetapi lebih kecil dari
FIFO
Perusahaan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem agar pencatatan persediaan tetap akurat,
yaitu :
Sistem Perpetual
Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu, semua
pembelian dan penjualan barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat terjadi.
Karakteristik utama dari sistem perpetual adalah sebagai berikut :
1. Pembelian barang dagang untuk dijual kembali atau pembelian bahan baku untuk proses produksi
didebit ke akun persediaan.
2. Biaya angkut, retur pembelian, diskon pembelian dan pengurangan harga lainnya, didebit ke akun
persediaan.
3. Harga pokok penjualan dicatait untuk setiap penjualan dengan mendebit akun harga pokok
penjualan, dan mengkredit persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi
catatan persediaan individual. Buku besar pembantu menunjukkan kuantitas dan biaya dari setiap
jenis persediaan yang ada di tangan.
Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan periodik, seluruh pembelian persediaan selama satu periode dicatat
dengan mendebit akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode ditambahkan ke biaya
persediaan on hand pada awal periode selanjutnya untuk menentukan total biaya barang yang siap dijual
selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang yang siap dijual dikurangi dengan persediaan akhir
periode berjalan untuk menentukan harga pokok penjualan pada periode tersebut.
A. MASALAH MENDASAR DALAM PENILAIAN PERSEDIAAN
Biaya semua barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan harus dialokasikan di antara barang
yang terlah terjual atau digunakan dan barang yang masih ada di tangan. Biaya barang yang tersedia
untuk dijual atau digunakan untuk produksi adalah jumlah dari (1) biaya barang on hand pada awal
periode dan (2) biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama satu siklus operasi. Harga pokok
penjualan adalah perbedaan antara biaya barang on hand pada akhir periode dan biaya barang yang
tersedia untuk dijual selama periode berjalan.
Penilaian persediaan bisa menjadi proses yang kompleks yang memerlukan penentuan atas:
1. Barang fisik yang harus dimasukkan dalam persediaan.
2. Biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan.
3. Asumsi arus biaya yang harus diadopsi.
1. Barang Fisik yang Harus Dimasukkan dalam Persediaan
Pembelian harus dicatat ketika hak legal atas barang berpindah ke pembeli. Namun biasanya,
pencatatan pembelian pada saat barang diterima, karena sulit bagi pembeli untuk menentukan secara pasti
kapan hak legal berpindah untuk setiap pembelian.
a.
b.
c.
d.
Barang dalam Perjalanan
Barang Konsinyasi
Perjanjian Penjualan Khusus
Pengaruh Kesalahan Persediaan
BIAYA-BIAYA YANG HARUS DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan berhubungan dengan berapa jumlah
persediaan yang harus dicatat dalam akun. Pembelian persediaan, seperti aktiva lain, umumnya
diperhitungkan atas dasar biaya-biaya berikut :
1. Biaya Produk
2. Biaya Periode
3. Perlakuan atas Diskon Pembelian
ASUMSI ARUS BIAYA YANG DIPAKAI
Sebetulnya, arus fisik baranga ktual dan asumsi arus biaya seringkali sangat berbeda. Tidak ada
keharusan bahwa konsisten dalam pemakaian asumsi biaya dengan pergerakan fisik barang. Tujuan utama
dari pemakaian asumsi arus biaya ini adalah untuk memilih asumsi yang paling merefleksikan laba
periodik, sesuai dengan kondisi yang berlaku.
BAB 3 “PENUTUP”
3.1 KESIMPULAN
Persediaan menurut kami dalam kasus ini merupakan suatu bentuk aktiva yang berupa barang yang
dimiliki oleh perusahaan dagang yang dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu tertentu atau
berwujudkan barang-barang yang masih dalam tahap pengerjaaan atau diproses, maupun persediaan
bahan baku yang penggunaannya hanya ketika proses produksi sedang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Intermediate Accounting – 16th Edition (2016)
DISUSUN OLEH :
LEONARDO GOHARI
1613032
JASON L TICOALU
1613034
MICHAEL LIONARD
1613039
EXEL CHANDRA
1613045
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
2018
PENGARUH INOVASI DALAM PERSEDIAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DAN
LABA SEBUAH PERUSAHAAN DAGANG
ABSTRAKSI
Sebuah perusahaan dagang pasti menyediakan persediaan barang dagang untuk dijual kepada masyarakat
untuk memperoleh laba. Persediaan sendiri juga memiliki peranan dalam angka pemerolehan laba dimana
jika persediaan yang dihasilkan sesuai dengan tingkat permintaan konsumen, maka secara otomatis laba
yang diperoleh akan semakin besar bagi perusahaan yang terkait. Persediaan adalah merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dan laba yang akan diperoleh suatu perusahaan dagang karena
persediaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk bertahan hidup dan tanpa adanya persediaan yang
cukup memadai maka perusahaan yang bersangkutan tersebut pasti tidak akan memperoleh laba secara
signifikan dikarenakan faktor keterbatasan persediaan yang tersedia yang dapat dijual kepada masyarakat.
Di Indonesia, saat ini cukup banyak perusahaan dagang yang menyedikan persediaan yang boleh
dikatakan cukup memadai kerena perusahaan dagang tersebut masih dapat berdiri hingga sekarang ini.
Perusahaan-perusahaan tersebut sendiri juga hanya akan dapat bertahan dan mencapai keberhasilan
apabila perusahaan-perusahaan tersebut dapat menghasilkan persediaan dalam jumlah yang disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan konsumen. Namun,dikarenakan pengaruh semakin maju dan berkembang
pesatnya teknologi,dan globalisasi dari hari ke hari, maka kedua hal tersebut berkembang dan menjadi
salah satu faktor yang dapat memengaruhi keinginan dan kebutuhan masyarakat sehingga kebutuhan dan
keinginan masyarakat pun berubah menjadi bermacam jenisnya.
Oleh karena itu, setiap perusahaan dagang harus lebih inovatif lagi dalam menjalankan perusahaannya.
Salah satunya yakni dengan cara menyediakan persediaan yang cukup memadai dan menyesuaikan
persediaanya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para konsumen atau yang dibutuhkan oleh
masyaratat. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menjamin kualitas dari persediaan yang
dihasilkan. Jika setiap perusahaan dagang mampu melakukan kedua hal tersebut, maka bukan tidak
mungkin perusahaan-perusahaan dagang tersebut akan semakin maju dan mengalami perkembangan laju
kinerja perusahaan yang lebih signifikan yang berujung pada perolehan laba yang maksimal.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas dari sebuah persediaan, yaitu : bahan,kegunaan
dan tekstur. Kedua hal ini telah menjadi faktor yang selalu dijadikan sebagai tolak ukur oleh masyarakat
sekarang dalam menilai kualitas dari sebuah atau suatu barang. Ketika masyarakat telah menilai suatu
persediaan yang dihasilkan sebuah perusahaan kemudian memberi respon negatif dan merasa bahwa
persediaan tersebut masih memiliki kekurangan, maka persediaan tersebut pasti tidak memilik daya tarik
lagi di mata masyarakat dan persediaan tersebut harus lebih diminimalisir lagi kekurangannya supaya
penilaian dan pandangan masyarakat terhadap barang tersebut dapat berubah dan diharapkan dapat
mengundang lagi daya tarik masyarakat.
Begitu juga sebaliknya, jika penilaian masyarakat terhadap sebuah persediaan dari suatu perusahaan
mengundang respon positif dari masyarakat maka dapat dipastikan bahwa persediaan yang diproduksi
oleh perusahaan tersebut akan memperoleh kesuksesan dan persediaannya akan laku di masyarakat
apalagi jika persediaan tersebut diperuntukkan bagi semua kalangan masyarakat.
BAB 1 “PENDAHULUAN”
1.1 LATAR BELAKANG
Persediaan adalah segala sesuatu/ sumber-sumber daya organisasi yang di simpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap
proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian barang jadi (Handoko,
1997:hal 333).
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan
sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi seluruh dunia telah lama menyadari
bahwa manajemen persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat
mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan
merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. KLASIFIKASI PERSEDIAAN
2. BAGAIMANA PERUSAHAAN MENCATAT SISTEM PERSEDIAAN MENGGUNAKAN 2
SISTEM ?
3. MASALAH DASAR DALAM PENILAIAN PERSEDIAAN
4. BIAYA BIAYA SEPERTI APA YANG MASUK DALAM PERSEDIAAN DAN ASUMSINYA ?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Persediaan merupakan aset sebuah perusahaan untuk diperjualbelikan agar mendapatkan keuntungan.
Materi yang disampaikan dalam makalah ini bertujuan agar setiap perusahaan dapat mengerti sistem apa
yang diperlukan agar pencatatan persediaanya benar dan akurat serta biaya biaya yang dikeluarkan dalam
persediaan dapat diketahui. Dan jika terjadi sebuah masalah akan didapat solusi dan penyelesaiannya.
Agar pembaca dapat mengetahui cara mengelola persediaan barang dengan menggunakan metode –
metode yang tersedia.
KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis,
atau sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam membuat suatu produk. Sebuah perusahaan dagang,
biasanya membeli barang dagangan berbentuk produk jual. Perusahaan dagang melporkan biaya yang
terkait dengan unit-unit yang belum terjual dan masih ada di tangan sebagai persediaan barang dagang.
Hanya satu akun persediaan, persediaan barang dagang, yang mucul dalam laporan keuangan.
Sementara untuk perusahaan manufaktur memiliki tiga akun pada umumnya, yaitu persediaan bahan
baku, yaitu biaya yang dibebankan terhadap barang maupun bahan baku yang terdapat di tangan tapi
belum dialihkan ke proses produksi; persediaan barang dalam proses, yaitu biaya bahan baku untuk
produk yang telah diproduksi namun belum selesai ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung dalam
proses produksi ini; dan persediaan barang jadi yang siap dijual, yaitu produk jadi yang siap dijual.
Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang aktual merupakan hal yang sangat penting. Penjualan dan
pelanggan bisa hilang apabila produk-produk yang dipesan oleh pelanggan tidak tersedia. Sehingga
perusahaan harus selalu mengendalikan ketersediaan produk secara baik untuk membatasi biaya akibat
banyaknya timbunan persediaan ataupun kekurangannya.
Tujuan pokok akuntansi terhadap persediaan :
1. Penentuan jumlah persediaan yang akan disajikan di Neraca (Penilaian Persediaan).
2. Penentuan laba-rugi periodik (income determination), yaitu melalui proses mempertemukan antara kos
barang yang dijual dengan hasil penjualan
Masalah dalam penilaian persediaan:
1.Menentukan dan mengidentifikasi fisik (baik jenis maupun kuantitas)
2.Menentukan kos yang akan dipakai sebagai dasar penilaian terhadap persediaan.
Berkaitan dengan hal ini perlu diperhatikan item-item berikut ini:
Barang Konsinyasi (Consigned Goods)
Tidak semua barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang
titipan dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan
mendapatkan sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya
utk barang yang sifatnya consigment out, yang s.d. tgl neraca belum terjual harus dicantumkan di Neraca
Barang dalam perjalanan (Goods in transit)
Masalah kepemilikannya sangat tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2
syarat tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan (2) Fob Destination.
1. Fob Shipping Point
Berdasarkan perjanjian ini, apabila ada barang yang masih dalam perjalanan diakui menjadi milik
pembeli. Sehingga harus tampak di Neraca
2. Fob Destination
Berdasarkan perjanjian ini, barang yang dibeli secara sah menjadi milik pembeli saat barang tsb sampai di
gudang pembeli. Barang dalam perjalanan tidak boleh diakui sebagai hak milik.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan:
1.Sistem fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan
melakukan menghitung fisik terhadap persediaan. Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara
periodik. Dalam sistem ini pencatatan terhadap mutasi persediaan tidak selalu diikuti. Oleh karena itu
prosedur penghitungan fisik persediaan pada akhir periode harus dilakukan (mandatory procedure) untuk
dapat menentukan fisik persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil perhitungan fisik
ini dipakai sebagai dasar penentuan nilai persediaan
2.Sistem perpetual (perpetual inventory system), Pencatatan terhadap mutasi persediaan selalu diikuti
secara konsisten, dengan mencatat semua transaksi yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya
persediaan. Penghitungan fisik persediaan menjadi tidak wajib diselenggarakan (mandatory procedure).
Asumsi Aliran Kos (Cost Flow Assumption)
Perusahaan memiliki persediaan yang cukup banyak. Persediaan didapat dari beberapa pembelian yang
telah dilakukan, dengan waktu dan kos yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam penilaian kos
persediaan harus didasarkan pada asumsi aliran kos.
Asumsi aliran kos ada 4 metode, yaitu:
1.Identifikasi khusus
2.FIFO (First In First Out)
3.LIFO (Last In First Out)
4.Rata-rata (Average)
Pengaruh Asumsi Aliran Kos terhadap Laporan Keuangan
Cost Flow
Neraca
Rugi/Laba
Menggambarkan harga
FIFO
Menggambarkan nilai yang
pokok penjualan yang tidak
mendekati harga pasar
sebanding dengan harga
(harga yang bisa direalisir).
pasar. Dalam hal ini laba
dinilai terlalu besar.
Menggambarkan harga
LIFO
Menggambarkan nilai
pokok penjualan yang
persediaan yang terlalu
mendekati harga pasar.
kecil
Dalam hal ini laba dinilai
wajar
Menggambarkan harga
pokok penjualan yang
Average
Menggambarkan nilai
mendekati harga pasar,
persediaan yang terlalu
tetapi lebih kecil daripada
kecil tetapi lebih besar
LIFO. Dalam hal ini laba
daripada LIFO
dinilai lebih besar daripada
LIFO, tetapi lebih kecil dari
FIFO
Perusahaan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem agar pencatatan persediaan tetap akurat,
yaitu :
Sistem Perpetual
Sistem persediaan perpetual secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu, semua
pembelian dan penjualan barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat terjadi.
Karakteristik utama dari sistem perpetual adalah sebagai berikut :
1. Pembelian barang dagang untuk dijual kembali atau pembelian bahan baku untuk proses produksi
didebit ke akun persediaan.
2. Biaya angkut, retur pembelian, diskon pembelian dan pengurangan harga lainnya, didebit ke akun
persediaan.
3. Harga pokok penjualan dicatait untuk setiap penjualan dengan mendebit akun harga pokok
penjualan, dan mengkredit persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi
catatan persediaan individual. Buku besar pembantu menunjukkan kuantitas dan biaya dari setiap
jenis persediaan yang ada di tangan.
Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan periodik, seluruh pembelian persediaan selama satu periode dicatat
dengan mendebit akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode ditambahkan ke biaya
persediaan on hand pada awal periode selanjutnya untuk menentukan total biaya barang yang siap dijual
selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang yang siap dijual dikurangi dengan persediaan akhir
periode berjalan untuk menentukan harga pokok penjualan pada periode tersebut.
A. MASALAH MENDASAR DALAM PENILAIAN PERSEDIAAN
Biaya semua barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan harus dialokasikan di antara barang
yang terlah terjual atau digunakan dan barang yang masih ada di tangan. Biaya barang yang tersedia
untuk dijual atau digunakan untuk produksi adalah jumlah dari (1) biaya barang on hand pada awal
periode dan (2) biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama satu siklus operasi. Harga pokok
penjualan adalah perbedaan antara biaya barang on hand pada akhir periode dan biaya barang yang
tersedia untuk dijual selama periode berjalan.
Penilaian persediaan bisa menjadi proses yang kompleks yang memerlukan penentuan atas:
1. Barang fisik yang harus dimasukkan dalam persediaan.
2. Biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan.
3. Asumsi arus biaya yang harus diadopsi.
1. Barang Fisik yang Harus Dimasukkan dalam Persediaan
Pembelian harus dicatat ketika hak legal atas barang berpindah ke pembeli. Namun biasanya,
pencatatan pembelian pada saat barang diterima, karena sulit bagi pembeli untuk menentukan secara pasti
kapan hak legal berpindah untuk setiap pembelian.
a.
b.
c.
d.
Barang dalam Perjalanan
Barang Konsinyasi
Perjanjian Penjualan Khusus
Pengaruh Kesalahan Persediaan
BIAYA-BIAYA YANG HARUS DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan berhubungan dengan berapa jumlah
persediaan yang harus dicatat dalam akun. Pembelian persediaan, seperti aktiva lain, umumnya
diperhitungkan atas dasar biaya-biaya berikut :
1. Biaya Produk
2. Biaya Periode
3. Perlakuan atas Diskon Pembelian
ASUMSI ARUS BIAYA YANG DIPAKAI
Sebetulnya, arus fisik baranga ktual dan asumsi arus biaya seringkali sangat berbeda. Tidak ada
keharusan bahwa konsisten dalam pemakaian asumsi biaya dengan pergerakan fisik barang. Tujuan utama
dari pemakaian asumsi arus biaya ini adalah untuk memilih asumsi yang paling merefleksikan laba
periodik, sesuai dengan kondisi yang berlaku.
BAB 3 “PENUTUP”
3.1 KESIMPULAN
Persediaan menurut kami dalam kasus ini merupakan suatu bentuk aktiva yang berupa barang yang
dimiliki oleh perusahaan dagang yang dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu tertentu atau
berwujudkan barang-barang yang masih dalam tahap pengerjaaan atau diproses, maupun persediaan
bahan baku yang penggunaannya hanya ketika proses produksi sedang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Intermediate Accounting – 16th Edition (2016)