ANALISIS VIDEO DALAM KONTEKS KEPEMIMPINA

UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISIS VIDEO DALAM KONTEKS KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :
LUTHFIYAH SHAFIRA

07031281520157

DOSEN PEMBIMBING :
DRS. GATOT BUDIARTO, MS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2018

ANALISIS VIDEO DALAM KONTEKS KEPEMIMPINAN
1. Definisi Kepemimpinan
Rangkaian kegiatan
mempengaruhi


penataan

yang

berupa

kemamouan

perilaku orang lain dalam situasi tertentuagar bersedia

bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Sutarto, 1986)
Secara umum, kepemimpinan adalah upaya memengaruhi perilaku
seseorang atau sekelompok orang kearah pencapaian tujuan-tujuan yang di
dalamnya menunjukkan suatu hubungan pengaruh antara pemimpin dan
pengikutnya.
2. Analisis Video dalam Konteks Kepemimpinan
2.1 Cara Mempengaruhi
1. Tiru/meniru. Bahasa lain dari meniru adalah imitasi. Tiru tidak
membutuhkan kontak langsung antara individu namun, ia

merupakan pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
2. Saran
merupakan
usulan
yang
disampaikan

untuk

dipertimbangkan. Saran digunakan untuk menyampaikan pilihan
untuk mengatasi sesuatu hal agar tercapai kesepakatan.
3. Bujuk merupakan usaha untuk meyakinkan seseorang atau
kelompok dengan memberikan pilihan yang menjanjikan dan manis
dengan menggunakan pilihan diksi yang provokatif. Bujuk juga
mengandung arti mendesak dan menggunakan dorongan untuk
membangkitkan tanggapan yang diinginkan. Mendorong sesorang
tanpa paksaan yang nyata.
4. Paksa. Paksa adalah sifat diktator. Memakakan kehendak dengan
memberikan kendala, tekanan fisik, kompresi, dan mewajibkan
bawahan mengikuti pemimpin.

 ANALISIS VIDEO
Pada video ini dapat dilihat bahwa Ibu Tri Risma sebagai
Walikota Surabaya menerapkan beberapa cara memengaruhi
yang beliau lakukan selama menjabat sebagai pemimpin.
Keempat cara memengaruhi yang ada telah diterapkan oleh Ibu
Risma, antara lain.

1

1. Tiru/meniru. Cara memengaruhi ini telah dilakukan oleh Ibu
Risma dengan secara langsung mencontohkan sikap-sikap
yang tegas dan penuh kasih sayang secara bersamaan dalam
setiap upayanya melaksanakan kebijakan.
2. Saran, cara ini telah dilakukan oleh Ibu Risma pada saat ia
mengalami kemacetan di jalan dan berusaha mencari jalan
keluar untuk cepat sampai di tujuan. Ibu Risma berusaha
melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin.
3. Bujuk. Cara ini dilakukan oleh Ibu Risma pada saat
menghadapi


beberapa

masalah

yang

membutuhkan

pendekatan personal, seperti pada saat nenek psk yang ia
bantu dan dekati untuk dapat berhenti dari pekerjaannya.
4. Paksa. Cara memengaruhi yang paling akhir ini juga telah
dilakukan oleh Ibu Risma saat menghadapi masalah yang
rumit dan terlalu sulit untuk beliau selesaikan sendiri, beliau
melaporkan masalahnya pada KPK untuk dapat diselidiki
lebih dalam.
2.2 Fungsi Kepemimpinan
1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas / pemecahan masalah.
Fungsi ini mencakup penetapan struktur tugas, pemberian saran
penyelesaian, informasi, atau pendapat.
2. Fungsi

yang
berhubungan
dengan

pemeliharaan

kelompok/organisasi.
Fungsi ini mencakup segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok/organisasi berjalan lebih baik.

 ANALISIS VIDEO
Ibu Risma sebagai pemimpin telah melaksanakan fungsi
kepemimpinan dengan sebaik-baiknya. Sebagai pemimpin beliau
telah dikenal dengan dekat oleh masyarakat yang dipimpinnya dan
dikenal sebagai pemimpin yang tegas di lingkungan pekerjaannya.
Ibu Risma juga seringkali menelusuri sendiri permasalahan yang ia
terima dari laporan masyarakat maupun bawahannya, dan secara
langsung ia mencari pemecahan masalahnya. Sebagai pemimpin ia

2


telah dikenal dengan pemimpin yang “kerja langsung tanpa banyak
bicara” sehingga lingkungannya menjadi sepertinya.
2.1 Sumber Daya Kepemimpinan
1. Pengaruh adanya
perubahan sikap/ perilaku/ tindakan
keberanian dan ketangguhan yang ditunjukkan oleh sang
Pemimpin dihadapan sekutu, musuh dan para budak yang
menyebabkan adanya perubahan sikap dan perilaku seperti yang
diinginkan.
2. Kekuasaan, pemimpin memiliki power untuk mempengaruhi
orang lain dan otoritas/kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku
pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada lima
jenis kekuasaan, antara lain kekuasan legitimasi (legitimate
power), kekuasaan keahlian (expert power), kekuasaan paksa
(coercive power), kekuasaan imbalan/ penghargaan (reward
power), dan kekuasaan referensi (reference power).
3. Legitimasi. Legitimasi adalah pengakuan terhadap keberadaan
dan kekuasaan pemimpin. Dasar pengakuan, kecerdasan,
kemampuan, kepribadian, dan kepercayaan. Legitimasi ada dua

jenis, yaitu legitimasi institusional dan legitimasi personal.
4. Indiosinkretik Kredit. Ini merupakan elemen penting dalam
kelompok untuk meningkatkan kinerja dan memberikan
beberapa alternatif untuk menyelesaikan masalah. Adanya
konsistensi terhadap sistem dan peran.
5. Wewenang. Wewenang merupakan dasar hukum untuk
mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung
jawab dapat dilaksanakan dengan baik.
6. Politik. Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan
atau

kenegaraan

(seperti,

sistem

pemerintahan,

dasar


pemerintahan), atau segala urusan dan tindakan mengenai
pemerintahan Negara atau terhadap Negara lain.
 ANALISIS VIDEO
Ibu Risma sebagai pemimpin yang menjabat Walikota
Surabaya memiliki berbagai sumber daya kepemimpinan yang

3

dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat menjadi
pemimpin.
Ibu Risma memiliki sumber pengaruh yang terlihat dari
caranya menyampaikan alasan dari tindakan yang selalu ia
lakukan. Kekuasaan juga dimiliki oleh Ibu Risma, antara lain
kekuasaan legitimasi, kekuasaan penghargaan, kekuasaan
keahlian, dan kekuasaan referensi. Keempat kekuasaan itu
dimiliki oleh Ibu Risma sebagai pemimpin Surabaya, Ibu Risma
memiliki pengalaman, keahlian, dan wibawa yang dibutuhkan
oleh pemimpin. Sumber legitimasi institusional juga dimiliki
oleh Ibu Risma karena pengakuan de facto dan de jure beliau

disahkan menjadi Walikota Surabaya. Hal ini memberikan
sumber lebih bagi Ibu Risma dalam mengatur Surabaya.
Indiosinkretik kredit juga sumber yang dimiliki oleh Ibu
Risma, beliau sangat konsisten terhadap tanggung jawab dan
kewajibannya selagi ia mengemban peran sebagai Walikota
Surabaya. Sumber wewenang juga dimiliki oleh Ibu Risma
yang secara sah atas dasar hukum merupakan walikota
Surabaya. Beliau dapat merancang maupun merubah kebijakan.
Terakhir adalah sumber politik, melalui pengalaman beliau
dapat lebih mengetahui bagaimana sistem pemerintahan
seharusnya dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari cara beliau
memimpin Surabaya dan bagaimana masyarakat Surabaya
begitu mencintai beliau sebagai pemimpin.
 Pengaruh
Pengaruh secara umum merupakan perubahan atau
berdampak dari satu pihak terhadap pihak yang lain. Pengaruh
dalam

konteks


berdasarkan

kepemimpinan
kepribadian

anggota/pengikut.
2.4 Proses Pengaruh

4

memiliki

dari

arti

perubahan

pemimpin


terhadap

1. Instrumental compliance merupakan proses pengaruh dimana
anggota/pengikut akan melaksanakan tindakan sesuai yang
diinstruksikan oleh Pemimpin.
2. Internalization compliance merupakan proses dimana pengikut
terikat dengan pemimpin dan mendukung semua tindakan
pemimpin.
3. Identification compliance merupakan proses pengaruh dimana
anggota/pengikut meniru dan mencontoh perilaku/pemimpin
mengenai apa yang diinginkan oleh pemimpin.
 ANALISIS VIDEO
Proses pengaruh yang terlihat dalam video tersebut adalah
proses instrumental compliance, internalization compliance
dan identification compliance. Masyarakat dan bawahan Ibu
Risma mengikuti apa yang diinginkan oleh Ibu Risma dengan
baik sehingga tujuan yang ingin pemimpin capai dapat tercapai.
Dedikasi dan komitmen penuh yang ditunjukkan oleh Ibu
Risma dapat memengaruhi masyarakat dan bawahannya untuk
mendukung semua kegiatan yang beliau canangkan.
Hal itu membuktikan bahwa ketiga proses pengaruh tersebut
terjadi dalam kepemimpinan Ibu Risma sebagai walikota
Surabaya. Ketiga proses tersebut juga turut memengaruhi
masyarakat secara positif karena masyarakat mendukung dan
mengharapkan kepemimpinan Ibu Risma bertahan lebih lama
dan tidak menginginkan Ibu Risma mundur sebagai walikota
Surabaya.
2.5 Taktik Pengaruh
1. Persuasi rasional. Persuasi rasional adalah memengaruhi dengan
menggunakan argumentasi logis dan bukti factual yang masuk
akal, sehingga anggota/pengikut untuk melaksanakan apa yang
diinginkan oleh pemimpin.
2. Permintaan inspirasional. Permintaan inspirasional adalah
memengaruhi

dengan

menggunakan

permintaan

yang

membangunkan dan meningkatkan rasa percaya diri bagi

5

anggota/pengikut untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh
pemimpin.
3. Konsultasi. Konsultasi adalah memengaruhi dengan mencari dan
menggunakan

partisipasi

dari

anggota/pengikut

untuk

melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin.
4. Menjilat. Menjilat adalah memengaruhi dengan menggunakan
pujian, rayuan, perilaku ramah tamah, atau perilaku yang
menyenangkan anggota/pengikut untuk melaksanakan apa yang
diinginkan oleh pemimpin.
5. Permintaan pribadi. Permintaan pribadi adalah memengaruhi
dengan

menggunakan

perasaan

anggota/pengikut

untuk

memberikan kesetiaan terhadap pemimpin perihal apa yang
diinginkan oleh pemimpin.
6. Pertukaran/Transaksional adalah proses pertukaran yang
dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai suatu
kesepakatan. Apa yang ditawarkan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan agar tercapai kesepakatan yang diinginkan.
7. Koalisi. Koalisi adalah memengaruhi dengan menggunakan
bantuan dan dukungan pihak lain dan anggota/pengikut untuk
melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpin.
8. Mengesahkan. Mengesahkan adalah memengaruhi dengan
menggunakan validitas bahwa apa yang diinginkan pemimpin
adalah sebagai otoritasnya dan konsisten dengan kebijakan atau
norma organisasi, sehingga anggota/pengikut melaksanakan apa
yang diinginkan oleh pemimpin tersebut.
9. Menekan. Menekan adalah memengaruhi dengan menggunakan
permintaan,

ancaman,

peringatan

terus

menerus,

anggota/pengikut melaksanakan apa yang diinginkan oleh
pemimpin.
 ANALISIS VIDEO
Taktik kepemimpinan yang digunakan oleh Ibu Risma adalah
persuasi rasional, permintaan inspirasional, pertukaran, koalisi,
mengesahkan,

dan

menekan.

Keenam

taktik

tersebut

dikolaborasikan oleh Ibu Risma saat memimpin Surabaya.

6

Melalui pendekatan personal, permintaan inspirasional, dan
persuasi rasional yang diterangkan Ibu Risma kepada
masyarakat menggugah masyarakat untuk mengikuti apa yang
diucapkan oleh pemimpin.
Taktik koalisi, mengesahkan, dan menekan juga diterapkan
oleh Ibu Risma sebagai pemimpin dengan meminta bantuan
pada lembaga yang berwenang apabila hal itu dibutuhkan. Hal
ini menunjukkan bahwa Ibu Risma dapat memperhitungkan
langkah-langkah yang harus ia tempuh saat menghadapi sebuah
permasalahan yang menyangkut daerah yang dipimpinnya dan
masyarakat yang ia pimpin.
Taktik kepemimpinan harus dipahami oleh pemimpin dalam
proses

kepemimpinannya

karena

taktik

kepemimpinan

mendukung keberhasilan suatu program/kebijakan.
2.6 Hasil Pengaruh
1. Komitmen, pengikut (orang yang dipengaruhi) setuju untuk
melaksanakan apa yang diinginkan pemimpin,
2. Kepatuhan dimana anggota/pengikut patuh dan bersedia untuk
ikut melaksanakan apa yang diinginkan oleh Pemimpin namun,
bersikap apatis.
3. Perlawanan dimana

anggota/pengikut

menentang

dan

menghindari untuk tidak melaksanakan apa yang diinginkan oleh
pemimpin.
 ANALISIS VIDEO
Dalam video tersebut dapat dilihat bahwa dalam menangani
beberapa permasalahan Ibu Risma dapat menanganinya dengan
baik. Hal ini juga disebabkan oleh proses pengaruh dan taktik
pengaruh yang digunakan oleh Ibu Risma. Dukungan dari
pemerintah pusat dan daerah juga membantu Ibu Risma untuk
mencapai tujuan yang beliau harapkan.
Hasil pengaruh yang terlihat adalah komitmen, kepatuhan,
dan perlawanan. Komitmen ini merupakan hasil dukungan dari
masyarakat

yang

menerima

dengan

senang

hati

aturan/kebijakan yang dibuat dan diterapkan oleh pemimpinnya

7

karena

menyadari

aturan/kebijakan

itu

dibuat

untuk

kesejahteraan bersama. Sehingga masyarakat merasa segan
untuk memprotesnya.
Hasil pengaruh yang kedua adalah kepatuhan, hasil ini dapat
dilihat dari cerita dan realita yang ada bahwa masyarakat
mematuhi aturan/kebijakan yang diterapkan oleh Ibu Risma.
Namun, hasil terakhir adalah masih adanya perlawanan dan
penolakan yang diterima oleh Ibu Risma dengan masih adanya
terror yang diterima oleh keluarganya dan beliau sendiri. Serta,
adanya demo penolakan saat beliau ingin membubarkan
lokalisasi dolly.
3. KESIMPULAN
Dalam kepemimpinan, Ibu Risma dapat menjadi pemimpin apabila
memiliki beberapa faktor pembentuk sikap kepemimpinan antara lain,
pemimpin harus tahu bagaimana cara memengaruhi orang lain, apa yang ia
miliki sebagai sumber daya kepemimpinan yang dapat membantu
kepemimpinannya,

memahami

fungsi

kepemimpinan

yang

harus

dilaksanakan, proses pengaruh yang harus ia laksanakan, taktik pengaruh
yang dapat ia lakukan, dan dapat memprediksi hasil pengaruh terbaik yang
akan ia dapatkan.
Dari video mata najwa yang telah ditonton, dapat dilihat bahwa
karakter kepemimpinan dalam diri Ibu Risma benar-benar terlihat dari
caranya memimpin. Ia menggunakan gaya kepemimpinan yang disebut
“koboi”. Gaya kepemimpinan Ibu Risma dapat dilihat bahwa Ibu Risma
tidak suka banyak bicara, tetapi langsung terjun dan mengatasi masalah
untuk dapat mengefesiensikan waktunya untuk masalah yang lain. Hal ini
tentu saja memiliki sisi baik dan buruk, yaitu sisi baiknya masalah yang
dihadapi dapat terselesaikan dengan cepat dan sisi buruknya adalah peranan
dominan seorang pemimpin akan mengaburkan peranan pemimpin dan
manajer.

8