PEMIKIRAN HADIS DALAM ORMAS ISLAM INDONE (1)

PEMIKIRAN HADIS DALAM ORMAS ISLAM
JAMAAH TABLIGH
Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah
Kajian Hadis di Indonesia
Dosen Pengampu : Dr. Agung Danarta

Disusun Oleh
Juliana Sari 12531162
JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015

1

A. PENDAHULUAN

Pada rakhir abad 20 terjadi perkembangan menarik di Indonesia, yakni hadirnya
organisasi-organisasi keislaman yang diadopsi dari luar, yaitu antara lain : Gerakan
Syi’ah, Jama’atul Muslimin, Daarul Arqom, Jama’ah Tabligh, Gerakan Salafi, Hizbut
Tahrir dan lain sebagainya. Fenomena seperti ini memberikan nuansa baru bagi peta

pergerakan ke-Islam-an di Indonesia memasuki abad 21. Dalam tulisan ini, penulis
mencoba menelaah seputar pemikiran Jamaah Tabligh terhadap hadis Nabi Muhammad
saw. mengingat organisasi ini memiliki ciri khas yaitu dalam menyampaikan dakwah
islam dengan metode khuru1j dan jaulah2 yang tidak ditemukan pada organisasi islam
lainnya.
Jamaah Tabligh merupakan sebuah gerakan komunitas muslim yang
mendasarkan ajaran serta kepercayaan pada Al-Quran dan Sunnah. Serta memiliki
tujuan dan orientasi gerakannya pada uapaya sedekat-dekatnya dengan keseluruhan
perilaku Rasulullah dan para sahabatnya, gerakan dakwah ini merupakan sebuah
gerakan dakwah.3
B. SETTING HISTORIS JAMAAH TABLIGH

1. Kelahiran Jamaah Tabligh dan Perkembangannya
Jamaah Tabligh yang terkenal dewasa ini didirikan pada tahun 1926 oleh Maulana
Muhammad Ilyas Kandhalawi di Mewat, sebuah provinsi di India. Setelah wafatnya syaikh
Maulana Muahammd Ilyas kepemimpinan selanjutnya dipimpin oleh anaknya, syaikh
Muahmmad Yusuf al-Kandhalawi (w.1965) yang mulanya berpusat di wilayah india saja,
adapun pusat keanggotannya di Masjid Bangle Wali, Nizamuddin, Delhi. Dengan kegigihan
Muhammad Yusuf melakukan aksi tabligh akhirnya wilayah dakwah beliau mencapai seluruh
benua india-pakistan kemudian negeri-negeri di Asia Tenggara, Timur Tengan, Afrika, Eropa

Khuruj adalah meluangkan waktu untuk secara total berdakwah, yang biasanya dari
masjd ke masjid dan dipimpin oleh seorang ‘amir, orang yg khuruj tidak boleh meninggalkan
masjid tanpa seizin ‘amir khuruj, akan tetapi para karyawan diperbolehkan tetap bekerja dan
langsung megikuti kegiatan sepulang kerja.
1

Jaulah merupakan sebuah kegaiatan dakwah yang dilakukan secara berkeliling dari
kampung ke kampung, dari desa ke desa, dari kota ke kota, dari provinsi ke provinsi bahkan
sudah mencapai skala negara.
2

Milyana Sahara, Etos Kerja Jamaah Tabligh Pada Perusahaan Percetakan Dan
Penerbitan As-Shaff Yogyakarta (Yogyakarta : Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2014)
hlm. 19
3

2

Amerika Utara. Sepeninggalan Muhammad Yusuf kepemimpinan Jamaah Tabligh dipimpin oleh
Maulana In-amul Hasan dan memperluah wilayah dakwahnya


hingga mencapai skala

iternasional.4
Sepulang Maulana Ilyas dari Ibadah Haji kedua-nya pada bulan syawal 1334 H
bersama syaikh Kholil Ahmad al-Saharanpuri, beliau mulai melakukan aksi Tabligh dan

mengajak orang untuk bergabung dalam usaha yang sama serta mengajarkan kepada
masyarakat tentang rukun-rukun islam seperti syahadat, shalat dan lainnya. Hal itu
semua dilakuan oleh Ilyas berangkat dari kegelisahan beliau terhadap fenomena yang
ada di tempat beliau tinggal yaitu Mewat, seperti munculnya keengganan para orang
tua untuk mengirimkan anak-anaknya ke madrasah untuk mencari ilmu agama. Selain
itu gelaja yang menonjol adalah para orang tua yang semakin tidak hormat kepada
lulusan madrasah yang memberikan dakwah dan penerangan agama kepada mereka5
2. Jamaah Tabligh di Indonesia
Di Indonesia, Jamaah Tabligh mulai masuk diperkirakan pada tahun 1952,
hampir bersamaan dengan di Malaysia yang juga dibawa oleh salah seorang tokoh
keagamaan jamaah tabligh yang berasal dari India yang dipimpin oleh Miaji Isa. Pada
tahun 1974 salah seorang tokoh Jamaah Tabligh, Maulana Lutfurrahman yang ketika
datang ke Malaysia juhga mengadakan Tabligh 40 hari ke Indonesia. 6

Sesampainya di Jakarta Maulana Lutfurrahman berserta rombongannya di
sambut baik oleh imam Masjid Jami’ Kebon Jeruk, H.Ahmad Zulfakar yang sangat
terkesan denga akhlaknya ketika menyampaikan dakwah tidak pernah menyinggung
masalah politik khilafiyah ataupun memecah belah umat. Setelah menyertai mubaligh
tersebut selama 40 hari kemudian H. Ahmad Zulfakar mulai aktif bergabung dengan
gerakan ini dan membentuk markas Jamaah Tabligh di Indonesia pada tahun 1974.7
Ahmad Mujtaba, Isbal dalam Perspektif Gerakan Jamaah Tabligh dalam Jurnal Studi
Ilmu-Ilmu Al-Quran dan Hadis Vol.10 No.2 (Yogyakarta : Jurusan Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2009) hlm.320-321
4

Rasmianto, Paradigma Pendidikan dan Dakwah Jamaah Tabligh (Malang : UIN
Maliki Press, 2011) hlm. 22-25
5

6

Rasmianto, Paradigma ....hlm. 38

7


Ahmad Mujtaba, Isbal dalam ....hlm. 322
3

C. AKTIVITAS DAKWAH JAMAAH TABLIGH

Markas internasional pusat Tabligh adalah di Nizamuddin, India. Kemudian
setiap negara juga mempunyai markas pusat Nasional, dari markas pusat Nasional
dibagi markas-markas regional/daerah yang dipimpin oleh seorang shura. Kemudian
dibagi lagi menjadi ratusan markas kecil yang disebut halaqah, kegiatan halaqah adalah
musyawarah mingguan, dan sebulan sekali mereka khuruj selama tiga hari. Sewaktu
khuruj kegiatan didisi denga ta’lim8, jaulah, bayan9, dan musyawarah. Selama masa
khuruj mereka tidur di Masjid. Sebelum khuruj, dilakukan pembinaan keluarga,
terutama ibu-ibu dan wanita diadakan masturat yaitu maksudnya tertutup atau terhijab.
Dalam pembinaan itu, ibu-ibu dan wanita dilatih mandiri sehingga ketika ditinggal
khuruj mereka sudah bisa berperan sebagai kepala rumah tangga di rumah.10
1. Prinsip Jamaah Tabligh
Adapun prinsip pokok dari Jama'ah Tabligh bertumpu pada 6 (enam) sifat
shahabat yang utama11. Dengan sebab sifat inilah para Sahabat mencapai kejayaan hidup
di dunia dan di akhirat. Begitu juga yang menyebabkan Allah ridho kepada para

Shahabat, dan sahabatpun ridho kepada Allah SWT, pernyataan yang seperti itu
menimbulkan asumsi bahwa apabila di zaman sekarang inipun sifat-sifat ini ada pada
diri insan di bumi ini, Insya Allah manusia akan mendapatkan keridhoaan dari Allah
SWT, sebagaimana para Sahabat. Adapun enam sifat para Sahabat yang telah ditetapkan
oleh pendir Jama'ah ini, yang menjadi asas dakwahnya12 yaitu :
a. Al Kalimatuth Thoyyibah, Meyakini kalimat Thoyyibah Laa ilaaha ilallah
Muhammadur rasulullah. Maksudnya adalah Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi
Ta’lim merupakan kegiatan membaca hadis atau kisah sahabat, biasanya dari kitab
fadhail amal karya maulana zakariya kandhalawi
8

9

Bayan merupakan penaskilan (ajakan) untuk melakukan khuruj sebelum melakukan
kegiatan untuk khuruj fi sabilillah. Dengan bayan inilah kaum muslimin yang hadir diajak
untuk membantu agama Allah.
Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh Dan Eksistensinya Dimata Masyarakat
(Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2010) hlm, 59-63
10


Maulana Wahiduddin Khan, Tabligh Movement terj. Farida Khanam ( New Delhi :
Al-Risala Books, 1994) hlm. 24
11

Sebagaimana dikutip oleh Muhammad Mukhlis dalam Fadhilah Tabligh (Jakarta :
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah. 2011) hlm. 24
12

4

Muhammad utusanku Maksud Laa ilaaha ilallah adalah mengeluarkan
keyakinan pada makhluk dari dalam hati dan memasukkan keyakinan hanya
kepada Allah di dalam hati. Sedang Muhammada Rasulullah yaitu mengakui
bahwa satu-satunya jalan hidup untuk mendapatkan kejayaan dunia dan akhirat
hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah saw.
b. Sholat khusu' dan khudu' yakni shalat dengan konsentrasi batin dan rendah diri
dengan mengikuti cara yang dicontohkan Rasulullah. Sedang khudu' membawa
sifat-sifat ketaatan kepada Allah dalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.
c. Ilmu ma 'adz dzikir yang merupakan semua petunjuk yang datang dari Allah
melalui Baginda Rasulullah dan mengingat Allah sebagaimana Agungnya Allah.

Yang dibarengi melaksanakan perintah Allah dalam setiap saat dan keadaan
dengan menghadirkan ke-Agungan Allah mengikuti cara Rasulullah.
d. Ikromul Muslimin yaitu memuliakan sesama Muslim. Dengan menunaikan
kewajiban pada sesama muslim tanpa menuntut hak daripadanya.
e. Ikhlasunniyat artinya membersihkan niat dalam beramal, semata-mata karena
Allah.
f.

Da'wah illal-Lah wal khuruj fii sabilillah. Dakwah dan tabligh khuruj fii
sabiilillah yaitu mengajak dan menyampaikan dengan menghidupkan agama
pada diri sendiri dan manusia di seluruh alam dengan menggunakan harta dan
diri mereka.

2. Tahap-Tahap Jaulah
Dalam mekanismenya, Tabligh memiliki beberapa tahapan dalam usaha yang
dikembangakan13 sebagai berikut,
a. Jaulah I
Jaulah kesatu ini umumnya tidak lama, maksimal tiga hari bahkan ada yang
mencapai dua hari saja dalam satu bulan. Kegiatannya sangat bergantung
pada situasi dan kondisi jamaah

b. Jaulah II

13

Rasmianto, Paradigma ....hlm. 101-115
5

Dalam jaulah kedua ini karkun14 mulai berdakwah ke desa lain atau
kampung lainnya. Pada jaulah kedua mulai ditetapkan waktunya, ada yang
tiga hari, seminggu bahkan ada yang mencapai sepuluh hari
c. Jaulah III
Untuk jaulah ketiga waktu yang ditetapkan adalah selama 40 hari yang juga
umum dikenal di kalangan para jamaah dengan sebutan keluar 40 hari.
Jamaah 40 hari ini umumnya mengambil lokasi yang lumayan jauh dari
daerah asal jamaah.
d. Jaulah IV
Sebagiamana jaulah-jaulah umumnya, jaulah dengan waktu empat bulan ini
secara khusus juga mengajak umat untuk senantiasa beriman kepada Allah
dengan amal, mengerjakan shalat, dan lain-lain. Mereka yang sudah
mengikuti tahap ini sudah menjadi semacam penanggung jawab di wilayah

tersebut untuk menggerakkan jamaah agar senantiasa meluangkan waktunya
untuk ambil bagian dalam usaha jamaah ini.
e. Jaulah V
Jaulah lima ini memang mengambil waktu yang cukup lama yaitu anata satu
sampai dua tahun. Disamping niat tablighnya, dalam jaulah lima ini juga ada
semacam penekanan agar karkun yang mengambil jaulah ini mengarmbil
bagian dalam ta’lim-ta’lim yang digelar sehingga setelah pulang dari jaulah
lima ini, mereka diharapkan menjadi sebagai juru bayan dalam jamaahjamaah di wilayahnya.

D. PEMIKIRAN JAMAAH TABLIGH TERHADAP HADIS

Buku Fadhail Amal merupakan salah satu buku rujukan utama Jama’ah Tabligh
yang dikarang oleh Muhammad Zakariya Al Kandahlawi, yang tidak lain merupakan
kemenakan sekaligus menantu Muhammad Ilyas. Buku inilah yang sering mereka baca
secara berkelompok setiap dalam kegiatan bayan selesai shalat. Jama'ah Tabligh dalam
Karkun adalah sebutan bagi mereka yang telah khuruj fii sabilillah tanpa adanya
suatu bai’at
14

6


menggunakan Hadis sebagai sumber ajaran yang kedua, banyak menggunakan hadishadis Fadhail amal. Salah satu contohnya yaitu Kitab "Riyâd al-Sâlihîn', karangan
Imam Nawawi. Al-Sunnah merupakan sebagai penjelasan atau tafsir dari al-Qur'an. AlQur'an menjelaskan sesuatu hanya secara umum, sunnahlah yang menjelaskan secara
terperinci, Dengan demikian jadilah as-Sunnah menjadi sumber kedua bagi mistisisme
Islam dan juga yang diamalkan oleh kelompok Jama'ah Tabligh.15
Menurut Jamaah Tabligh, mengikuti Rasulullah saw berarti mengamalkan semua
perilaku dan jalan hidupnya dengan mengikuti model hidup, dan jalan hidup (way of
life) serta penampilan Nabi Muhammad seperti mengenakan pakaian berwarna putih,
atau batas jubah, sorban sarung diatas mata kaki. 16 Dalam kitab Riyadh as-Shalihin
menampilkan bab-bab tentang kejujuran, taubat, kesabaran, kebenaran, kesalehan,
keteguhan, dan seterusnya. Dalam menanamkan dan mendidikkan sifat-sifat pribadi
yang terpuji ini, kedua teks ini menawarkan bimbingan terperinci bagi setiap aspek
kehidupan sehari-hari. Untuk memahami alasan umat Jamaah Tabligh berbusana seperti
itu dapat dilihat ketika membuka kitabnya tentang berbusana yaitu bab tentang adab
berpakaian. Pada bagian tersebut dijelaskan bahwa “Baju berwarna putih disunnahkan,
yang berwarna merah, hijau, kuning, dan hitam diperbolehkan; kain katun, linen, kain
bulu kuda, kain wool, dan seterusnya diperbolehkan, hanya sutera yang haram”. Pada
bagian yang lain memberikan paparan fikih tentang busana, gamis, ekor sorban yang
dibiarkan menggantung di punggung, larangan sombong dalam berpakaian, dll. Singkat
kata, Buku Riyadhush Shalihin memberikan jawaban bagi umat Jamaah terhadap semua
permasalahan Tabligh praktis sehari-hari dan memungkinkan dirinya untuk mencontoh
semirip-miripnya tindak-tanduk Nabi. Kitab ini merupakan norma perilakunya, yang
penuh dengan perintah dan anjuran (kitab tersebut juga menunjukkan doa manakah
yang perlu dibaca ketika bepergian, memasuki rumah, berdahak pada saat makan, dll.)17

Muhammad Mukhlis, Telaah Hadis-Hadis Yang Diguanakan Sebagai Hujjah Jamaah
Tabligh Masjid Jami’ Kebon Jeruk Jakarta Barat (Jakarta : Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah. 2011) hlm. 20
15

16

Ahmad Mujtaba, Isbal dalam ....hlm. 329

17

Barbara D. Metcalf. Living Hadith In The Tablighi Jama’at dalam The Journal of
Asian Studies, Vol. 52, No. 3 (Aug., 1993) hlm. 600-601
7

Dalam memhami dan mengamalkan ajaran islam khususnya hadis-hadis, Jamaah
Tabligh menolak adanya perdebatan. Ada empat hal yang tidak disentuk oleh kelompok
ini yaitu18
a. Masalah khilafiyyah. Selama program keluar atu khuruj fi sabilillah, mereka
menghindari pembicaraan yang mengarah pada perbedaan pendapat baik
dalam fiqih maupun aqaid.
b. Masalah politik. Mereka juga tidak berbicara masalah politik ketika
berdakwah akan tetapi bukan berarti mereka anti politik. Setelah selesai
khuruj fi sabilillah barulah mereka menyesuaikan diri terhadap situasi politik
yang ada dilingkungan sekitar.
c. Aib masyarakat. Membicarakan aib dan kemungkaran bukanlah cara efektif
unutk membasminya, melainkan akan menimbulkan permusuhan serta
kemungkaran dikalangan masyarakat.
d. Sumbangan dan status sosial. Jamaah tabligh melatih diri untuk
memperjuangkan agama dengan harta sendiri tanpa belas kasih dari orang
lain. Pangkat, jabatan, dan gelar bukanlah sesuatu yang patut ditonjolkan
bagi mereka.
Kitab fadhail amal merupakan kitab fadhail (nulai-nilai keutamaan amalan),
yang berisi nilai-nilai keutamaan amalan untuk menumbuhkan semangat kepada
pembacanya agar lebih menyibukkan dari dengan amal-amal agama. Jamaah Tabligh
mengakui dan membenarkan bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab fadhail amal
terdapat hadis-hadis dhaif, akan tetapi hadis-hadis tersebut digunakan oleh pengikut
Jamaah Tabligh dengan tujuan untuk meningkatkan semangat dan motivasi beramal
sebagaimana yang dikatakan oleh para imam bahwasanya mereka akan mempertegas
sanad pada hadis-hadis yang berbicara tentang penentuan halal, haram dan hukum dan
akan mempermudah sanad pada hadis tentang fadhail.19
Namun yang perlu diperhatikan ketika beramal dengan menggunakan hadis
dhaif harus memperhatika dua aspek yaitu, Hadis yang ingin dijadikan sumber amalan
Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Mujtaba dalam Meluruskan Kesalah Pahaman,
Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran dan Hadis Vol.10 No.2, hlm 330-332
18

19

Ahmad Mujtaba, Isbal dalam ....hlm.338
8

memiliki rujukan kitab asal dan amalan tersebut telah ditetapkan berdasarkan dalil alQuran.20
E. KESIMPULAN
Jamaah Tabligh merupakan sebuah gerakan komunitas muslim yang mendasarkan ajaran
serta kepercayaan pada Al-Quran dan Sunnah yang dipelopori oleh Maulana Muahammad Ilyas
Kandhalawi pada tahun 1926 di Mewat, India. Sedangkan di Indonesia Jamaah Tabligh mulai
dikenal pada tahun 1952.
Buku fadhail amal merupakan buku pegangan utama bagi Jamaah Tabligh yang sering
dibawa ketika melakukan aksi dakwah dari satu tempat ke tempat lain. Buku tersebut
merupakan materi yang dikaji oleh para Jamaah saat kegiatan bayan. Dalam buku tersebut
memang terdapat beberapa hadis dhaif akan tetepi hadis tersebut tetap dijadikan sebagai
motivasi demi membangkitkan semangat dalam beramal. Hal inilah yang menjadikan Jamaah
Tabligh terus berkembang dengan populasi yang besar karena semangat mereka dalam beramal
dan berdakwah menyampaikan ajaran islam.

20

Sebagaimana dikutip oleh Selamet Priyadi dalm Hukum Hadis Dhaif Dan Syarat
Pengamalannya (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2005) hal 36
9

DAFTAR PUSTAKA

D. Metcalf, Barbara. Living Hadith In The Tablighi Jama’at dalam The Journal of Asian
Studies, Vol. 52, No. 3. Aug, 1993
Mujtaba, Ahmad. Isbal dalam Perspektif Gerakan Jamaah Tabligh dalam Jurnal Studi IlmuIlmu Al-Quran dan Hadis Vol.10 No.2 . Yogyakarta : Jurusan Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. 2009
Mukhlis, Muhammad. Telaah Hadis-Hadis Yang Diguanakan Sebagai Hujjah Jamaah Tabligh
Masjid Jami’ Kebon Jeruk Jakarta Barat. Jakarta : Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah. 2011

Priyadi, Slamet. Penerapan Hadis Dhaif Sebagai Fadahail Al Amal Menurut Al
Ghazali Dan Ibn Thaimiyah. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
kalijaga. 2005
Rasmianto. Paradigma Pendidikan dan Dakwah Jamaah Tabligh. Malang : UIN Maliki Press.
2011
Rofiah, Khusniati. Dakwah Jamaah Tabligh Dan Eksistensinya Dimata Masyarakat. Ponorogo:
STAIN Ponorogo Press. 2010
Sahara, Milyana. Etos Kerja Jamaah Tabligh Pada Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan
As-Shaff Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. 2014
Wahiduddin Khan, Maulana. Tabligh Movement terj. Farida Khanam. New Delhi : Al-Risala
Books. 1994

10