PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK BRUTO DALAM

HALAMAN JUDUL

PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
DALAM NEGERI MELALUI PEMBERDAYAAN
INDUSTRI KREATIF MUSISI INDIE INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

Annisa Tri Handayani
B12.2014.02803

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2016

1


HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan
3. Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM :
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat Rumah
f. Nomor Telepon
g. Alamat email
4. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NPP :
c. Alamat Rumah
d. Nomor Telepon

: PENINGKATAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO DALAM

NEGERI MELALUI
PEMBERDAYAAN INDUSTRI
KREATIF MUSISI INDIE
INDONESIA
: KARYA TULIS ILMIAH
: Annisa Tri Handayani
B12.2014.02803
: Akuntansi
: Universitas
Dian
Nuswantoro
Semarang
: Tugusari no.15 RT1/RW4 kec.Ungaran
Barat, Semarang 50511
: 082220070927
: annisatrih@gmail.com
: Hendri Hermawan, A.SEI., Msi
0611038701
: Jalan Srinindito Timur
: 085691591132

Semarang, 3 Febuari 2016

Ketua Program Studi

Pelaksana Kegiatan

(Yulita Setyawanta, SE., M.Si.,
Ak, CA)
NIP. 0608077001

(Annisa Tri Handayani)
NIM. B12.2014.02803

Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan

Dosen Pembimbing

(Dr Kusni Ingsih, MM)
NPP. 0686.11.1992.029


(Hendri Hermawan,A.SEI, Msi)
NPP. 0611038701

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kepada kita semua kenikmatan yang tiada terkira khususnya
kenikmatan kesehatan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani kepada kita
semua sehingga sampai saat ini kita masih berada dalam limpahan lindungan-Nya.
Saya sadar akan kekurangan dalam pembuatan dan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Peningkatan Produk Domestik Bruto Dalam Negeri Melalui
Pemberdayaan Industri Kreatif Musisi Indie Indonesai” ini. Karya tulis ilmiah ini
telah saya buat dengan seoptimal kemampuan saya. Tetapi saya berharap bahwa
dalam karya tulis ini mampu memberikan peran dan juga manfaat yang besar
terhadap semua pihak, khususnya terhadap peningkatan produk domestik bruto
dalam negeri. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan juga dorongan
dari berbagai pihak, khususnya kepada bapak dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang telah membimbing, memberikan arahan, dukungan dan motifasi kepada saya
sehingga karya tulis ini dapat selesai saya susun tepat pada waktunya. Saya tidak
lupa juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga dan teman-teman
saya yang selalu mendukung saya. Akhir kata, Saya berharap dengan adanya
karya tulis ilmiah ini, dapat memacu semangat dan motivasi dari mahasiswa
dalam memunculkan ide-ide kreatifnya, guna memajukan pola pikir dari bangsa
Indonesia tercinta.

Penulis

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
halaman pengesahan................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
RINGKASAN..........................................................................................................v
PENDAHULUAN...................................................................................................1

Latar Belakang.........................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................3
Tujuan......................................................................................................................3
Manfaat....................................................................................................................3
Metodologi...............................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................4
Produk Domestik Bruto (PDB) dan Perekonomian Indonesia.................................4
Hubungan PDB dan Industri Kreatif........................................................................6
Peningkatan PDB Melalui Musisi Indie Indonesia..................................................8
PENUTUP..............................................................................................................10
Kesimpulan............................................................................................................10

4

RINGKASAN

Basically, God created us human being with our respective unique
creativity. Creativity is something that allows people to show what they are
capable of doing. For the most part, this ability is unique to almost every
individual. Unique creativity that each individual has can specifically be used in a

creative field and bring direct economic benefit from the activity that was
involved. Recently, Indonesia has already quite a lot of business fields related to
the creative economy, such as the film industry, graphic design, interior design,
animation, software and so forth. In this case, it has been established by the
ministry of tourism and creative economy that this business line has been giving
huge contribution to our gross domestic product.
Talking about this creative economy and its business fields, however, the
majority of the Indonesian people in this age both young and middle aged people
are more interested in things that related to music. Music has become a part of our
society’s daily life.The music that people need is something that makes them feel
represented in the various aspects of science and technology, also social culture
that constantly changing to suit the changing times. Music that can freely be
created according to the needs of our society is nothing but Indie music. Because
Indie music is the music that was born independently, from starting the process of
creation, recording, marketing and the musicians or bands theirselves are being
facilitated by their record label to musically explore anything freely according to
their ideals, as well as more freedom in creating its own market. Indie musicians
who have high creativity in creating music, that is needed by the community, will
give more opportunities for the creative industries in contributing to the gross
domestic product to help improve the economy of Indonesia.


5

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi
tinggi; potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia - negara
dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara - sering disebut sebagai calon
layak untuk menjadi salah satu anggota negara-negara BRIC (Brasilia, Rusia,
India dan Cina) karena ekonominya dengan cepat menunjukkan tanda-tanda
perkembangan yang sama dengan anggota lain tersebut. Pertumbuhan ekonomi
yang tangguh, utang pemerintah yang rendah dan manajemen fiskal yang
bijaksana merupakan kunci dalam masuknya arus modal keuangan yang berupa
dana asing ke Indonesia, baik aliran portofolio maupun investasi asing langsung
(FDI) yang meningkat secara signifikan [1].
Namun, perekonomian Indonesia saat ini berada dalam keadaan yang lebih
kompleks dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ekonomi Indonesia

pada 2009 tumbuh 4,5% karena banyak aliran masuk ke Indonesia, dan harga
komoditas yang naik, mempengaruhi pendapatan masyarakat. Indonesia yang
bergantung pada komoditas memperoleh keuntungan karena banyaknya wilayah
yang bergantung pada komoditas. Komoditas inilah membuat pendapatan dan
daya beli masyarakat menjadi meningkat. Namun, komoditas tertekan dan
menurun sejak 2012 sehingga ekonomi Indonesia mengalami deselerasi. Sebab,
para investor menyadari pelemahan ekonomi global membuat orang menarik
investasi pada komoditas [2]. Dengan kondisi global yang masih belum membaik,
pemerintah sebaiknya memberikan strategi yang tepat seperti menggerakan
reindustrilisasi dan mendorong konsumsi dalam negeri. Dalam kondisi yang tidak
mudah ini, strategi yang diambil pemerintah sebaiknya bertumpu pada domestik
ekonomi dan melihat sektor apa yang harus didorong ke depan untuk

2

meningkatkan produk domestik bruto dalam negeri agar keadaan perekonomian
Indonesia dapat membaik.
Pada kenyataannya, sektor ekonomi kreatif merupakan sektor strategis
dalam pembangunan Indonesia ke depan, karena telah mampu memberikan
kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2013,

pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76% atau lebih tinggi dari pertumbuhan
ekonomi nasional sekitar 5,74%. Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan,
pada

tahun

2015-2019

mendatang

kontribusi

Produk

Domestik

Bruto

(PDB) ekonomi kreatif ditargetkan mencapai 7-7,5% dengan syarat pertumbuhan
PDB Industri Kreatif minimal 5-6%. Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja

industri kreatif juga ditargetkan mencapai 10,5 -11% dari total tenaga kerja
nasional, dan peningkatan devisa negara mencapai 6,5% - 8%. Pemerintah harus
terus memacu pertumbuhan ekonomi kreatif. Tiga sektor unggulan di industri
kreatif yang terus dikembangkan Kementerian Perindustrian antara lain kuliner,
fashion, dan kerajinan yang hingga saat ini menjadi penyumbang terbesar
terhadap PDB [3].
Indonesia sendiri sudah memiliki cukup banyak bidang usaha yang
berhubungan dengan ekonomi kreatif yang bisa digeluti, seperti industri film,
design grafis, design interior, animasi, software dan lain sebagainya. Namun,
pemerintah perlu memacu pertumbuhan ekonomi kreatif dengan meningkatkan
komoditas yang sempat menurun dengan menciptakan komoditas baru yang pasti
akan menarik perhatian dan daya beli masyarakat. Dewasa ini, mayoritas
masyarakat Indonesia baik tua maupun muda lebih tertarik pada hal-hal yang
berhubungan dengan musik. Musik sudah menjadi bagian dari kehidupan seharihari masyarakat Indonesia. Musik yang dibutuhkan masyarakat adalah musik yang
membuat mereka merasa terwakili di berbagai aspek iptek, dan sosial budaya
yang juga terus berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Musik yang secara
bebas dapat diciptakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat salah satunya adalah
Musik Indie. Komoditas yang berhubungan dengan Musik Indie dapat dengan
mudah menarik daya beli masyarakat. Hal ini diyakini akan secara signifikan

3

meningkatkan Produk Domestik Bruto guna memperbaiki perekonomian
Indonesia.

Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto, Ekonomi Kreatif
dan Musisi Indie?
2. Bagaimana kontribusi Ekonomi Kreatif dalam hal ini Musisi Indie dalam
meningkatkan produk domestik bruto?

Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto, Ekonomi
Kreatif dan Musisi Indie.
2. Mengetahui bagaimana kontrbusi Ekonomi Kreatif dalam hal ini Musis
Indie dalam meningkatkan produk domestik bruto.

Manfaat
1. Karya ilmiah ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
mengetahui lebih jauh hubungan antara ekonomi kreatif dan Produk
Domestik Bruto.
2. Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang
lebih dalam mengenai kontribusi Musisi Indie di Indonesia terhadap
Produk Domestik Bruto dalam negeri.

4

Metodologi
Karya ilmiah disusun oleh penulis menggunakan metode Library Researh.
Library Research merupakan segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
tercetak maupun elektronik lain [4].

5

PEMBAHASAN

Produk Domestik Bruto (PDB) dan Perekonomian Indonesia
Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang
digunakan untuk menilai apakah perekonomian berlangsung dengan baik atau
buruk. Indikator dalam menilai perekonomian tersebut harus dapat digunakan
untuk mengetahui

total pendapatan yang diperoleh semua orang dalam

perekonomian. Indikator yang sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut
adalah Gross Domestic Product (GDP). Selain itu, GDP juga mengukur dua hal
pada saat bersamaan : total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan
total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari
perekonomian. Alasan GDP dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan
pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan,
pendapatan pasti sama dengan pengeluaran. Pengertian dari GDP adalah nilai
pasar dari semua barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi dalam sebuah
negara pada suatu periode. Namun, dalam GDP terdapat beberapa hal yang tidak
disertakan seperti nilai dari semua kegiatan yang terjadi di luar pasar, kualitas
lingkungan dan distribusi pendapatan. Oleh sebab itu, GDP per kapita yang
merupakan besarnya GDP apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk di suatu
negara merupakan alat yang lebih baik yang dapat memberitahukan kita apa yang
terjadi pada rata – rata penduduk, standar hidup dari warga negaranya (Mankiw,
2006: 5, 6, 22, 23) [5].
Antara tahun 1965 sampai 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan
persentase rata-rata per tahunnya hampir tujuh persen. Pencapaian ini
memampukan perekonomian Indonesia bertumbuh dari peringkat ‘negara
berpendapatan rendah’ menjadi ‘negara berpendapatan menengah ke bawah’.
Kendati begitu, Krisis Finansial Asia yang meletus pada akhir tahun 1990-an

6

mengakibatkan

dampak

sangat

negatif

untuk

perekonomian

Indonesia,

menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13,6% pada
tahun 1998 dan pertumbuhan yang terbatas pada 0,3% di 1999. Antara periode
2000-2004, pemulihan ekonomi terjadi dengan rata-rata pertumbuhan PDB pada
4,6% setiap tahunnya. Setelah itu, pertumbuhan PDB berakselerasi dan
memuncak pada 6,5% di 2011. Kendati begitu, setelah 2011 ekspansi
perekonomian Indonesia mulai sangat melambat.

Statistik Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB):
Rata-rata Pertumbuhan PDB (%)
1998 – 1999

- 6.65

2000 – 2004

4.60

2005 – 2009

5.62

2010 – 2014

5.80

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PDB (dalam
milyar USD)

364.6 332.2 510.2 539.6 755.1 893.0 917.9 910.5 888.5

PDB
(perubahan %

5.5

6.3

6.0

4.6

6.2

6.2

6.0

5.6

5.0

tahunan)
PDB per Kapita
(dalam USD)

1,590 1,861 2,168 2,263 3,125 3,648 3,701 3,624 3,492

The base year for computing the economic growth rate shifted from 2000 to 2010 in 2014, previous years have been
recalculated
Sumber: Bank Dunia [6]

7

Tampak dalam tabel di atas bahwa penurunan perekonomian global yang
disebabkan oleh krisis finansial global di akhir 2000-an memiliki dampak yang
relatif kecil pada perekonomian Indonesia dibandingkan dengan dampak yang
dialami negara-negara lain. Pada tahun 2009, pertumbuhan PDB Indonesia turun
menjadi 4,6%, yang berarti bahwa performa pertumbuhan PDB negara ini
merupakan salah satu yang terbaik di seluruh dunia. Kendati demikian, setelah
memuncak pada tahun 2011, pertumbuhan PDB mulai melambat, yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang memperlambat
pertumbuhan PDB adalah menurunnya harga-harga komoditi. Perlambatan
ekonomi global baru-baru ini menyebabkan penurunan harga-harga komoditi ke
level yang rendah selama bertahun-tahun. Sebagai negara eksportir komoditi yang
besar, performa ekspor Indonesia sangat terpengaruh saat harga komoditi rendah.
Rendahnya harga komoditi-komiditi tidak hanya disebabkan oleh permintaan
global yang lebih lemah namun juga karena kelebihan suplai. Pada masa boom
komoditi di tahun 2000-an dan setelah resesi besar yang terjadi di ahir 2000-an
banyak perusahaan memasuki sektor komoditi dan menyebabkan timbunan suplai
sehingga menekan turun harga komoditi [6].

Hubungan PDB dan Industri Kreatif
Peningkatan PDB dapat dibantu melalui Industri Kreatif yang sampai saat
ini memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto. Industri
Kreatif merupakan kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan
atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga dikenal dengan
nama lain Industri Budaya atau juga Ekonomi Kreatif. Kementerian Perdagangan
Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif adalah industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

8

Menurut Howkins, Ekonomi Kreatif terdiri dari periklanan, arsitektur, seni,
kerajinan. desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan, penerbitan, Penelitian
dan Pengembangan (R&D), perangkat lunak, mainan dan permainan, Televisi dan
Radio, dan Permainan Video. Muncul pula definisi yang berbeda-beda mengenai
sektor ini. Namun sejauh ini penjelasan Howkins masih belum diakui secara
internasional.
Industri
kesejahteraan

kreatif
dalam

dipandang

semakin

perekonomian,

berbagai

penting
pihak

dalam

mendukung

berpendapat

bahwa

"kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama" dan bahwa “industri
abad kedua puluh satu akan tergantung pada produksi pengetahuan melalui
kreativitas dan inovasi [7].
Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia
berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen
Perdagangan Republik Indonesia adalah:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Periklanan
Arsitektur
Pasar Barang Seni
Kerajinan
Desain
Fashion
Video, Film dan Fotografi
Permainan Interaktif

9. Musik
10. Seni Pertunjukan
11. Penerbitan dan Percetakan
12. Layanan
Komputer
dan
Piranti Lunak
13. Televisi dan Radio
14. Riset dan Pengembangan
15. Kuliner

Musik masuk ke dalam daftar pemetaan Industri Kreatif yang telah dilakukan oleh
Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Untuk memberikan kontribusi pada
PDB, Industri kreatif dalam hal ini adalah Musik, dapat memanfaatkan subsektornya sebagai wadah untuk melakukan peningkatan kembali Produk Domestik
Br

8

Peningkatan PDB Melalui Musisi Indie Indonesia
Musik merupakan salah satu industri kreatif yang dewasa ini menjadi
pusat perhatian masyarakat. Industri kreatif subsektor musik adalah kegiatan
kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan musik, reproduksi,
dan distribusi dari rekaman suara. Seiring dengan perkembangan industri musik
yang mengalami pertumbuhan pesat, Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun
Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia 2009 (KBLI) yang telah mengakomodasi
pemisahan lapangan usaha distribusi reproduksi media rekaman, manajemenrepresentasi-promosi (agensi) musik, jasa komposer, jasa pencipta lagu, dan jasa
penyanyi menjadi suatu kelompok lapangan usaha sendiri. Hal ini sejalan dengan
keterkaitan setiap proses pada aktivitas utama di industri musik.
Faktor utama yang mempengaruhi struktur industri musik Indonesia saat
ini adalah

kebangkitan industri rekaman independen (label indie) dan

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang semakin pesat.
Fenomena kebangkitan label indie mulai muncul pada awal 2000-an, di mana
pasar musik Indonesia membutuhkan penyegaran baru yang belum dapat
diakomodasi seluruhnya oleh label besar (major label). Di saat yang sama, terjadi
peningkatan jumlah musisi dan karya musik dari beragam genre yang dihasilkan
[8].
Genre musik yang dibutuhkan masyarakat, yang secara bebas dapat
diciptakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah Musik Indie. Musik Indie
adalah musik yang lahir secara mandiri, dari mulai proses penciptaan, perekaman,
hingga pemasaran dengan label rekaman yang memfasilitasi musisi ataupun bandbandnya untuk bebas bereksplorasi secara musikal sesuai dengan idealisme
mereka.

serta lebih bebas dalam menciptakan pasar tersendiri. Pasar yang

diciptakan oleh musisi Indie bersifat lebih terbuka dan fleksibel sehingga
pendekatan ke masyarakat untuk meningkatkan daya beli akan lebih mudah
terjadi.

9

Pemberdayaan musisi Indie yang disupport oleh major label telah dimulai

lebih dulu di akhir tahun 90an oleh Independen/Pops dengan Aquarius Musikindo.
Begitu juga dengan makin seriusnya label rekaman independen dalam berbisnis
dan berpromosi yang belakangan tengah gencar dilakukan oleh Aksara Records di
Jakarta dan FFWD Records di Bandung (Putranto, 2011). Hal ini merupakan
berita baik bagi sektor Ekonomi kreatif karena dengan semakin bekembangnya
pemberdayaan Musisi Indie di Indonesia, sektor ini dapat menyumbang persentase
yang tinggi untuk meningkatkan PDB yang melemah. Komoditas ini membuat
generasi pendengar musik tertarik untuk membeli dan mendengar musik-musik
indie. Daya beli yang meningkat akan mendorong konsumsi dalam negeri.
Kemampuan para musisi-musisi Indie yang memiliki kreatifitas tinggi dalam
menciptakan musik yang dibutuhkan masyarakat akan memberikan peluang lebih
bagi industri kreatif dalam memberikan kontribusi terhadap produk domestik
bruto guna membantu memperbaiki perekonomian Indonesia.

10

PENUTUP

Kesimpulan
Produk Domestik Bruto merupakan indikator yang mengukur baik
buruknya perekonomian suatu negara. Indikator ini mengukur total pendapatan
yang diperoleh semua orang dalam perekonomian. Melemahnya Produk domestik
Bruto membuat perekonomian Indonesia ikut terperosok. Untuk mengatasi hal
tersbut, pemerintah perlu melakukan terobosan baru melalui sektor paling
berpengaruh bagi PDB yaitu dengan menciptakan komoditas yang bertumpu pada
domestik ekonomi.
Sektor yang paling berpengaruh adalah sektor Industri Kreatif, yaitu
kumpulan aktivitas ekonomi yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta
individu.
Musik merupakan salah satu sub-sektor Industri Kreatif. Dengan melihat
keadaan terkini masyarakat Indonesia, musik merupakan sub-sektor yang
menjanjikan untuk membantu peningkatan PDB dalan negeri. Musisi yang dapat
menciptakan musik yang mampu membuat masyarakat terwakili dalam berbagai
aspek adalah Musisi Indie. Dengan memberdayakan musisi Indie, Industri Kreatif
dapat menyumbangkan kontribusi besarnya dan dapat dengan signifikan
meningkatkan kembali Produk Domestik Bruto.

11

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ekonomi

Indonesia.

[Online].

Available:

http://www.indonesia-

investments.com/id/budaya/ekonomi/item177. [Accessed 1 Febuari 2016].

[2] Pretiella, Yanita. “Ekonom Sebut Perekonomian Indonesia Saat Ini Lebih
Kompleks”,

21

September

2015.

[Online].

Available:

http://finansial.bisnis.com/read/20150921/9/474729/ekonom-sebut-kondisiekonomi-indonesia-saat-ini-lebih-kompleks. [Accessed 1 Febuari 2016].

[3] Hartono. “Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif ditargetkan 75%”. 6 Oktober
2015.

[Online].

Available:

http://www.kemenperin.go.id/artikel/13182/Menperin:-Kontribusi-PDBEkonomi-Kreatif-Ditargetkan-7,5.

[4] [Online]. Available: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/20121-01325-KA%20Bab1001.pdf

[5] Y Santoso, "e-jornal.uajy.ac.id," 2011. [Online]. Available: http://ejournal.uajy.ac.id/1590/3/2EP15976.pdf. [Accessed 1 Febuari 2016].

[6] Produk

Domestik

Bruto

Indonesia.

2016.

[Online].

Available:

http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomimakro/produk-domestik-bruto-indonesia/item253.

[Accessed

1

Febuari

2016].
[7] Wikipedia,

"Industri

Kreatif"

2016.

[Online].

Available:

12

https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif. [Accessed 1 Febuari 2016].

[8] Suryo, Gatot. "Pemngembangan Ekonom Kreatif Melalui Inustri Musik
Indie"

21

Oktober

2014.

[Online].

Available:

http://beritaberita.web.id/news/read/opini/443-pengembangan-ekonomikreatif-melalui-industri-musik-indie. [Accessed 1 Febuari 2016].