PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINT. docx

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK METODE
GALLERY WALK GUNA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI STATISTIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS X TPHP 1 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMK NEGERI 1 SALAM
Agus Triyana
SMK Negeri 1 Salam, Jln. Krapyak Seloboro, Salam, Kab. Magelang;agustriyana89@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah guna
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang rendah dalam belajar materi Statistika
pada siswa kelas X TPHP 1 SMK N 1 Salam. Tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan pembelajaran ilmiah metode gallery walk.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X semester dua Tahun 2014/2015 dengan 30
siswa. Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan ilmiah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Keberhasilan penelitian ini
adalah meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar siswa pada pra
siklus 7,78. Pada siklus I rata-rata nilai siswa 8,82 dan pada siklus II 8,98. Aktivitas siswa
pada siklus I 85% dan pada siklus II 93% yaitu meningkat 8%.
Penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pendekatan
pembelajaran ilmiah dengan menerapkan metode gallery walk dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci: gallery walk, aktivitas belajar, pembelajaran ilmiah

1. Pendahuluan
Salah satu masalah dalam mengajarkan matematika di kelas adalah masalah
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seringkali peserta didik kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuannya secara utuh. Peserta didik hanya
diberi beban untuk menghafal, mengingat, menghitung dan mengerjakan latihan
soal sedangkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap dan keterampilan
dari nurturant effect pembelajaran serta penerapan masalah-masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari menjadi jauh dari pembelajaran matematika.
SMK Negeri 1 Salam merupakan sekolah berbasis pertanian. Sebagian besar
peserta didik menanggap matematika materi yang sulit bahkan kurang menarik
untuk dipelajari bagi sekolah SMK khususnya program studi keahlian Agribisnis
Hasil Pertanian apalagi jika dikaitkan dengan kompetensi kejuruan.
Aktivitas belajar peserta didik masih rendah ada anak yang ngantuk, kurang
memperhatikan, tidak mau mengerjakan tugas di depan kelas, hanya menjawab jika
ditunjuk. Hasil belajar rata-ratanya sudah cukup bagus namun jika dilihat dengan
kompleksitas materi dan soal yang ada, hal ini masih menandakan rendahnya
prestasi belajar peserta didik.

Salah satu upaya agar dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
matematika peserta didik dengan menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik
dengan metode pembelajaran gallery walk atau galeri belajar. Dengan harapan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari
materi statistika.
Rumusan masalah dari penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimanakah
mengoptimalkan pendekatan pembelajaran saintifik menggunakan metode Gallery
Walk guna meningkatkan hasil belajar materi statistika pada peserta didik kelas X
TPHP 1 semester genap Tahun 2014/2015, seberapa banyak peningkatan hasil
belajar peserta didik kelas X TPHP 1 semester genap Tahun 2014/2015 dalam
mempelajari statistika setelah menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik
menggunakan metode Gallery Walk dan bagaimanakah perubahan aktivitas
peserta didik kelas X TPHP 1 semester genap Tahun 2014/2015 dalam mempelajari
statistika setelah menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik menggunakan
metode Gallery Walk.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan pendekatan pembelajaran
saintifik menggunakan metode gallery walk pada materi statistika, meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam belajar materi. Bagi guru penelitian ini
diharapkan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru
dalam mengembangkan strategi pembelajaran dan menjadi salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu pembelajaran serta sebagai upaya meningkatkan kemampuan
menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik. Sedangkan bagi peserta didik diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik, dapat meningkatkan pengembangan sikap dan keterampilan
yang baik dan dapat memahami penggunaan statistika dalam pemecahan masalah
dan pengembangan ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kerangka Teoretis, Kerangka Berpikir, Dan Hipotesis
2.1 Pengertian belajar
Menurut Sardiman (2012), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati , mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Dan akan lebih baik
kalau si subyek belajar mengalami atau melakukannya sendiri (Sardiman 2012:20).
Sedangkan menurut Sani (2013:40) belajar merupakan aktivitas interaksi aktif
individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Bahwa
belajar merupakan proses perubahan perilaku, strategi mengolah informasi, proses
pengembangan diri, dan
mengorganisasi sendiri pengalamannya menjadi
pengetahuan yang bermakna.
2.2 Pengertian aktivitas

Aktivitas adalah berbuat. Berbuat sebagai aktivitas untuk mengubah tingkah laku.
Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau
asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman A.M,
2013:97) Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam belajar subyek didik atau peserta
didik harus aktif berbuat. Dengan kata lain belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas. Tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Menurut Mudhofir dalam Supinah (2012:4) Aktivitas belajar peserta didik selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dapat dibagi ke dalam tiga kategori,
yaitu: (a) interaksi aktif dengan guru (active interaction with teacher); (b) bekerja
selagi peserta didik duduk (working a the student’s seat); (c) partisipasi mental
(mental participation). Jadi aktivitas belajar adalah suatu kegiatan atau perbuatan
yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran baik aktif berinteraksi
dengan guru, aktif dalam mengerjakan tugas ditempat duduk ataupun aktif dalam
mengembangkan sikap dan keterampilannya.
2.3 Hasil Belajar
Menurut Supriyono dalam Thobroni (2012;22) hasil belajar sebagai hasil yang
menyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effects. Bentuknya berupa
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap tebuka, dan demoratis, menerima lain,
dan sebagainya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan.
Menurut Gagne dalam Thobroni (2012;23) hasil belajar berupa informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Sedangkan menurut Bloom dalam Thobroni (2012;23) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik serta dengan
memperhatikan hasil belajar yang menyertainya
berupa nurturant effects yaitu
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap tebuka, dan demokratis, menerima
orang lain, dan sebagainya.

2.4 Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan baik itu pendidikan dasar
ataupun pendidikan menengah hendaknya merupakan pembelajaran yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. (Permendiknas No. 41 Tahun 2007)


Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik meliputi lima
pengalaman belajar (Permendikbud 103 tahun 2014). Keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam Permendikbud di atas
dilakukan melalui pengalaman belajar mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mengekslorasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
2.5 Metode Pembelajaran Gallery Walk
Dalam Bowman(2014) gallery walk adalah
“One of the most versatile learnercentered activities, the Gallery Walk, has
been called by a lot of names and has many variations. You can use it as an
informationrich, opening (connection), closing (celebration), or review activity.
The Gallery Walk connects learners to each other and learners to the training
topic in a number of interesting, interactiveways (httpwww.bowperson.com
BOWPERSONGalleryWalk do download 6 maret 2014 jam 13.00)
Menurut Sani (2013:252), gallery walk sebagai teknik keliling ruangan. Teknik ini
sebagai bagian dari metode belajar kooperatif dimana peserta didik bekerja dalam
kelompok untuk menyelesaikan beberapa soal yang diberikan oleh guru.
Sedangkan Silberman (2013:213) yang menyebutnya dengan istilah Galeri Belajar
yaitu aktivitas belajar yang merupakan cara untuk menilai dan merayakan semua
yang telah dipelajari oleh murid selama ini.

Dalam Asmani (2011:50), metode Gallery Walk ini disebut dengan istilah metode
keliling kelompok. Metode ini mempunyai tujuan agar masing-masing anggota
kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lainnya.
Metode pembelajaran gallery walk ini adalah galeri belajar mengelilingi kelompok
sebagai bentuk pembelajaran kooperatif yang dapat menumbuhkan sikap dan
keterampilan yang baik.
2.6 Kerangka Berpikir
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan metode gallery walk. Pada
kondisi awal peserta didik kurang aktif dalam belajar, hasil belajar relatif rendah, dan
guru belum menerapkan metode pembelajaran Gallery walk. Dari permasalahan
tersebut dilakukan tindakan dengan menerapkan pembelajaran saintifik dengan
metode gallery walk, diharapkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar
sudah sesuai indikator yang ditargetkan.

2.7 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoretis dan kerangka berpikir di atas, disusun hipotesis
yaitu:
1.
Melalui pengoptimalan penerapan pendekatan pembelajaran saintifik

menggunakan metode Gallery Walk dapat meningkatkan hasil belajar materi
statistika pada peserta didik kelas X TPHP 1 semester genap Tahun
2014/2015.
2.
Melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik menggunakan
metode Gallery Walk dapat meningkatkan aktifitas peserta didik kelas X TPHP
1 semester genap Tahun 2014/2015 dalam mempelajari statistika.
3.
Melalui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik menggunakan
metode Gallery Walk dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik kelas X TPHP 1 semester genap Tahun 2014/2015.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Februari sampai dengan
Juni 2015. Subyek penelitian adalah siswa kelas X TPHP 1 Program studi keahlian
Agribisnis Hasil Pertanian pada SMK Negeri 1 Salam dengan jumlah siswa satu
kelas sebanyak 30 anak. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah hasil belajar
dan aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran materi Statistika pada kelas
X semester genap.
Pelaksanaan tindakan berupa pembelajaran saintifik dengan menerapkan metode
gallery walk direncanakan dalam dua siklus yang sebelumnya diawali dengan pra

siklus untuk mengetahui kondisi awal, dilanjutkan siklus I dan dari hasil refleksi
siklus I diambil tindakan berikutnya pada siklus II.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dikumpulkan dengan cara tes
tertulis untuk mendapatkan data hasil belajar peserta didik. Observasi guna
mendapatkan data aktivitas peserta didik dan data kinerja guru, data respon peserta
didik diperoleh menggunakan lembar observasi yang diisi oleh peserta didik, serta
dokumentasi kegiatan.
Tindakan yang dilakukan minimal selama dua siklus yang masing-masing siklus
terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan meliputi tahapan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tindakan pada siklus I kegiatan inti dengan
membagi kelas menjadi dalam 5 kelompok yang terdiri dari 6 peserta didik.
Tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Siklus II menggunakan
pengondisian kelompok yang lebih kecil terdiri dari 6 kelompok dengan masingmasing kelompok beranggotakan 5 peserta didik. Jika dengan siklus kedua indikator
yang diharapkan tercapai maka siklus dihentikan.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian Tindakan
Tindakan ini dimulai pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 pada kelas X TPHP 1 di
ruang 8 pada jam ke-1 dan 2 dengan jumlah peserta didik 30 anak untuk pertemuan
pertama siklus I, dilanjutkan pada pertemuan kedua pada hari Senin tanggal 11 Mei


2015 ditempat yang sama pada jam ke 5-6. Kemudian siklus II dimulai pada hari
Kamis tanggal 21 Mei 2015 dilanjutkan pada hari Senin tanggal 25 Mei 2015.
4.2 Hasil Penelitian pra Siklus
Hasil belajar peserta didik pada ulangan 1 ini diperoleh rata-rata nilai 7,78, dengan
nilai terrendahnya 5,50, nilai tertingginya 10,00 dan persentase peserta didik yang
belum mencapai nilai KKM sebanyak 37%. Hasil ini rata-ratanya sudah cukup bagus
namun jika dilihat dengan tingkat kesukaran materi dan soal yang ada belum
dikatakan mengingat materi ulangan 1 masih berupa soal mudah dan sederhana.
Aktivitas peserta didik kurang, anak hanya mau menjawab pertanyaan jika ditunjuk,
kalaupun ada hanya anak tertentu saja yang menjawab.
4.3 Hasil Penelitian Siklus I
Pada siklus I pertemuan pertama tahap pendahuluan dengan mengkondisikan
siswa diawali doa menyampaikan kompetensi dasar, tujuan, dan manfaat dengan
bantuan powerpoint dengan in focus. Setelah memeriksa tugas, kelas dibentuk
menjadi lima kelompok dengan jumlah anggota kelompok 6 siswa. Cara membentuk
kelompok secara acak dan setiap kelompok diberi nama dengan tema nama-nama
pahlawan perempuan di Indonesia sesuai esepatan dengan siswa di kelas.
Dalam kelompok
berdiskusi membuat hasil tugas cara penyajian data, serta

menyajikan data dalam bentuk diagram atau table dari data nyata yang diberikan.
Aktivitas dalam kelompok melakukan pengamatan, berdiskusi dan menganalisis
hasil pekerjaan pada kegiatan ini seperti pada gambar.

Gambar 1. Aktivitas dalam kelompok
Setiap kelompok dua anak mempresentasikan galeri kelompoknya dan empat yang
lainnya
berkeliling mempelajari dan mengamati galeri kelompok lain. Gambar
berikut memperlihatkan peserta didik mepresentasikan hasil kerja kelompok dan
mengamati galeri kelompok lain.

Gambar 2. Kegiatan Presentasi
Hasil belajar peserta didik hasil tindakan pada siklus I diperoleh rata-rata nilai 8,83,

nilai terrendahnya 5,00, dan jumlah peserta didik yang belum mencapai nilai
KKM ada 4 anak atau 13%. Aktivitas peserta didik pada siklus I diperoleh
rata-rata 85%.
4.4 Refleksi siklus I
Refleksi dilakukan dengan kegiatan penilaian kelompok dan penghargaan
dilanjutkan dengan diberinya kesempatan untuk menuliskan komentar pada kertas
plano yang disediakan dimana setiap kelompok menuliskan satu frasa
mengomentari kegiatan hari ini. Penilaian kelompok dengan memberikan tanda
bintang pada kelompok yang terbaik menurut penilai. Kelompok dengan tanda
bintang terbanyak adalah kelompok Cut Nyak Dien dan kelompok Fatmawati
dengan 7 tanda bintang. Pada siklus I ini masih dijumpai 4 siswa yang belum tuntas
KKM atau 13%. Selain itu masih dijumpai adanya kelompok yang
mempresentasikan kurang aktif karena didominasi oleh satu orang yang
mempresentasikan. Penyaji kedua cenderung diam dan melihat-lihat hanya sesekali
ikut aktif mempresentasikan.
Komentar peserta didik sebagai refleksi adalah ’gak mbosenin,menambah
wawasan, lebih santai,asik dan aktif, dan kreatif’ serta ada satu peserta
berkomentar ’’melelahkan sekali’’.
4.5 Hasil Penelitian Siklus II
Hampir sama dengan siklus pertama terdiri dari dua pertemuan masing-masing dua
jam pelajaran. Pada pertemuan pertama tahap pendahuluan dengan
mengkondisikan siswa, kelas dibentuk menjadi enam kelompok dengan jumlah
anggota kelompok 5 siswa. Cara membentuk kelompok secara acak dengan cara
berhitung satu sampai lima. Pada siklus II ini kelas menyepakati nama kelompok
dengan tema nama-nama perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Dalam kelompok berdiskusi menyajikan tugas
menyajikan data dalam bentuk
diagram atau tabel. Data diperoleh langsung oleh siswa dari data hasil pengamatan
dan pengumpulan data yang dilakukan sendiri oleh siswa. Perolahan data dilakukan
sebagai tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Pada siklus II keompok hanya memilih satu orang untuk mempresentasikan galeri
kelompoknya dan empat yang
lainnya untuk berkeliling mempelajari dan
mengamati galeri kelompok lain. Gambar berikut memperlihatkan aktivitas peserta
didik mempresentasikan hasil kerja kelompok dan mengamati galeri kelompok lain.

Gambar 3. Aktivitas Presentasi Kelompok
Hasil belajar peserta didik hasil tindakan pada siklus II diperoleh rata-rata nilai 9,07,
nilai terrendahnya 6,67, dan jumlah peserta didik yang belum mencapai nilai KKM
ada 2 anak atau 7%. Aktivitas peserta didik pada siklus I diperoleh rata-rata 93%
masuk kategori sangat baik.
4.6 Refleksi siklus II
Refleksi pada siklus II sama dengan pada siklus I semua kembali pada kelompok
diberi kesempatan selama 5-10 menit berdiskusi hasil mengamati galeri kelompok
lain dan menyiapkan komentar dan penilaian kelompok. Hasil penilaian kelompok
diperoleh kelompok UNY dan kelompok UGM mendapatkan lima tanda bintang.
Komentar peserta didk diperoleh bahwa kegiatan tersebut ’’hebat sekali’’, ’’ keren,
inovatif’’, ’’kreatif sekali’’, menambah keaktifan’’, ’’lumayan menyenangkan’’. Namun
ada satu kelompok yang masih mengomentari ’’ kurang paham’’.
Dari hasil refleksi masih ada kelompok yang berkomentar kalau kurang paham
maka tindak lanjut yang dilakukan adalah dengan memberikan penjelasan sesuai
permintaan secara klasikal dengan cara tanya jawab mendiskusikan apa yang
dipermasalahkan peserta didik.
Pada siklus II sudah tidak dijumpai siswa yang tidak aktif mengikuti pembelajaran.
Rata-rata hasil belajar juga sudah mencapai 90,7. Walaupun masih ada siswa yang
belum memenuhi KKM namun target sudah terpenuhi. Respon siswa juga sudah
mencapai katagori sangat baik.

4.7 Pembahasan
Hasil belajar pada tiap siklus diperoleh sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Belajar
Keterangan
Rata-rata
Tertinggi
Terrendah
Jml Peserta didik tidak tuntas

Pra siklus
7.78
10.00
5.50

Siklus I
8.83
10.00
5.00

Siklus II
9.07
10.00
6.67

11

4

2

Persentase ketuntasan
63%
87%
93%
Dari data pada table di atas terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar baik
mulai dari pra siklus dengan rata-rata nilai 7,78, pada siklus I nilai rata-rata 8,83 dan
pada siklus II memperoleh rata-rata nilai hasil belajar 9,07. Dari persentase
menunjukkan peningkatan ketuntasan hasil belajar sebesar 6% dari 87% pada
siklus I menjadi 93% pada siklus III.

Peningkatan
9.50
9.00
8.50
8.00
7.50
7.00

a
Pr

Peningkatan
k
Si

s
lu

Si

us
kl

I
Si

us
kl

II

Gambar 4. Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar
Selain itu terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang telah tuntas di atas KKM
7,50. Pada pra siklus 37% belum tuntas, siklus II 13% belum tuntas dan pada siklus
II masih ada 2 anak atau 7% yang belum tuntas.
4.8 Peningkatan Aktivitas belajar Peserta Didik
Pada tindakan yang dilakukan diperoleh hasil aktivitas belajar peserta didik
menunjukkan peningkatan dari semua aspek aktivitas saintifik yang diukur dalam
penelitian tindakan ini.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Aktifitas

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Mengamati

100%

100%

Menanya

73%

87%

Mengumpulkan Informasi

80%

93%

Mengasosiasi

80%

87%

Mengomunikasikan

93%

100%

Rata-rata

85%

93%

Dengan menggunakan grafik batang terlihat jelas peningkatan tersebut:

Gambar 5. Diagram Peningkatan Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Secara keseluruhan telah terjadi peningkatan rata-rata aktivitas belajar peserta didik
dari 85% pada siklus I menjadi 93% pada siklus II atau telah terjadi peningkatan
aktivitas belajar sebesar 7%.
4.9 Angket Respon Peserta Didik
Dari rekapitulasi hasil angket respon peserta didik diperoleh bahwa peserta didik
yang memberikan respon dalam katagori baik dan sangat baik sebanyak 86,7%
sedangkan item-item dengan respon baik dan sangat baik sebessar 93%. Dan tidak
ada yang menunjukkan respon kurang baik dari respon siswa maupun per item
pernyataan. Secara rinci table berikut menunjukkan hasil rekap respon peserta
didik.
Dari 15 item pernyataan yang diberikan pada angket siswa diperoleh respon
peserta didik dengan kategori baik dan sangat baik sebesar 93% dan tidak ada
yang memberikan respon kurang walaupun ada satu item yang mendapat respon
cukup. Item pernyataan dengan respon cukup adalah pernyataan ‘Saya menjadi
lebih mudah memahami materi pelajaran’.
4.10

Observasi Kinerja Guru

Hasil kinerja guru yang diamati dalam mengelola proses pembelajaran yang diamati
menunjukkan hasil persentase pada siklus I sebesar 88% dan meningkat pada
siklus II menjadi sebesar 92%.

5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapakan
Aktivitas belajar peserta didik meningkat 8% dari 85% pada
siklus I menjadi 93% pada siklus II;
hasil belajar meningkat 6% yang dicapai sebesar 87% tuntas pada siklus I dan 93% tuntas pada siklus II;

Respon peserta didik dari hasil angket terhadap pelaksanaan pembelajaran yang sudah diikuti menunjukkan peserta didik memberikanpersentasi respon sebesar 86,7% atau katagori sangat baik;
Hasil penilaian kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran menunjukkan 88% pada siklus I atau kategori baik dan 92% pada siklus II
dalam kategori sangat baik.
-

5.2 Saran
Guru sebaiknya mengembangkan model atau metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik
yang lebih baik;
Metode pembelajaran ini bisa diterapkan pada materi atau
mata pelajaran lain dengan disesuaikan kondisi serta katakter materi atau mata
pelajaran yang diajarkan;
Metode gallery walk ini masih harus dikembangkan lagi
agar tidak ditemukan lagi peserta didik yang belum tuntas.
-

Daftar Pustaka
Asmani, Jamal Ma’mur, 2011. 7
Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press.
BOWPERSON, 2014,
Gallery
Walk. dalam http:www.bowperson.com (diakses 6 Maret
2014 jam 13.00)
Silberman, Mell. 2013. Pembelajaran Aktif. 101 Strategi untuk
Mengajar secara aktif. Jakarta:
PT. Indeks.
Sani, Ridwan Abdullah . 2013. Inovasi Pembelajaran, Jakarta:
Bumi Aksara.
Sardiman. 2013. ‘’Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar’’.
Jakarta: P.T Rajawali Pers.
Supinah, 2009. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa Dalam
Belajar. Yogyakarta: P4TK
Matematika.

Permendikbud No. 60 Tahun 2014.
Lampiran III. Pedoman Mata
Pelajaran Matematika SMK.
Permendikbud No. 103 Tahun
2014. Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
.

Dokumen yang terkait

VARIASI PENGGUNAAN AGREGAT BENTUK PECAH DAN BENTUK BULAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

6 148 2

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

PENGGUNAAN BAHASA JURNALISTIK PADA TERAS BERITA HEADLINE HARIAN UMUM GALAMEDIA

8 75 43

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62