PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN, KAB. SEMARANGTAHUN 2016 - Test Repository

  

PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG

DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN,

KAB. SEMARANGTAHUN 2016

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Fajriyatur Rofikoh

  

NIM 11111122

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG

DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN,

KAB. SEMARANG TAHUN 2016

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Fajriyatur Rofikoh

  

NIM 11111122

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

MOTTO

“Tuhan( yang menguasai ) langit dan bumi dan

apa- apa yang ada diantara keduanya, maka

sembahlah Dia

dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-

  Nya”

(QS. Maryam, 19: 65)

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai ( Bpk Maryoto &

  • Ibu Jumiah) atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap do‟a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. Tanpa mereka penulis tidak bisa menjadi seperti sekarang ini.
  • nasihat kepada penulis, aku menyayangi kalian.

  Untuk semua kakakku dan adiku yang telah memberikan motivasi dan

  • arahan, terimakasih untuk kamu.

  Seseorang yang selalu menemaniku dan memberikan aku semangat serta

  • besar MENWA 953 Kalimosodo, PPL MTS Aswaja, KKN di Papringan, serta teman- temanku semua yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, terimakasih untuk persahabatan yang tak tergantikan ini.

  Tak lupa kepada seluruh teman- temanku PAI angkatan 2011, keluarga

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikna skripsi ini. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan

kesempurnaan agama islam, semoga pada akhir kelak kita diakui oleh umatnya dan

mendapat syafa‟atnya, amin.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Adapun judul

skripsi ini adalah “Perilaku Beribadah Kelompok Seni Reog di Dsn. Gondang Ds.

  Tawang Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun 2016 ”.

  Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga kepada yang terhormat: 1.

  Bapak Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbuyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ketua Jurusan Studi Pendidikan Agama Islam, Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Dosen Pembimbing Bapak Drs. Juz‟an, M.Hum. atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan.

  ABSTRAK

  Rofikoh, Fajriyatur. 2016. Perilaku Beribadah Kelompok Seni Reog di Dsn. Gondang Ds. Tawang Kec. Susukan Kab.

  Semarang Tahun 2016 . Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

  Program Studi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:Dr s. Juz‟an, M.Hum

  Kata Kunci: Perilaku beribadah dan kelompok seni reog Penelitian ini membahas tentang pengaruh perilaku beribadah aktivitas kelompok seni reog pada sebuah paguyuban yang ada di daerah Gondang Tawang Kec. Sususkan Kab. Semarang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku beribadah kelompok seni reog, mengetahui bentuk aktivitas kelompok seni reog, dan untuk mengetahui dampak dari seni reog terhadap perilaku beribadah.

  Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata berupa keterangan dari para informan dari hasil wawancara, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain wawancara diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.

  Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulkan bahwa; sebuah kesenian tradisional reog yang ditampilkan oleh paguyuban Ngesti Budoyo ini merupakan kesenian yang berfungsi sebagai sarana hiburan semata. Reog merupakan kesenian dan kebudayaan yang ingin dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya jangan sampai hilang. Dengan demikian aktivitas yang berlangsung sedikit mengalami pengendoran ibadahnya, namun pada dasarnya mereka telah melaksanakan kewajibannya beribadah kepada Tuhan sesuai hati nurani tanpa terpengaruh hal- hal lain.

  DAFTAR ISI SAMPUL

……………………………………………………………….. i

  LEMBAR BERLOGO ………………………………………………… ii

  HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. iii

  HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….. iv

  HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ……………………… v

  HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi ……………

  HALAMAN MOTO …………………………………………………. vii

  HALAMAN PERSEMBAHAN viii ……………………………………..

  KATA PENGANTAR ix ……………………………………………….

  ABSTRAK xi

……………………………………………………………

  DAFTAR ISI xii

…………………………………………………………

  DAFTAR TABEL xv …………………………………………………...

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah…………………………………...

  B.

  2 Fokus Penelitian…………………………………………...

  C.

  3 Tujuan Penelitian…………………………………………..

  D.

  4 Kegunaan Penelitian………………………………………..

  E.

  5 Penegasan Istilah…………………………………………… F.

  6 Metode Penelitian…………………………………………..

  1.

  6 Pendekatan dan jenis penelitian……………………… ...

  2.

  6 Kehadiran peneliti……………………………………… 3.

  6 Lokasi penelitian………………………………………..

  4.

  7 Sumber data…………………………………………......

  5.

  8 Prosedur pengumpulan data…………………………….

  6.

  9 Analisis data……………………………………………..

  7.

  10 Pengecekan keabsahan data…………………………….

  8.

  11 Tahap- tahap penelitian………………………………… G.

  12 Sistematika Penulisan………………………………………

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Ketaatan Beribadah 1.

  13 Pengertian perilaku beribadah……………………… 2.

  14 Bentuk- bentuk perilaku beribadah………………… a.

  14 Ibadah mahdlah………………………………… b.

  21 Ibadah ghairu mahdlah………………………… 3.

  23 Aqidhah dalam beribadah ………………………….

  a.

  23 Do‟a…………………………………………… b.

  24 Menegakan syiar- syiar agama………………… c.

  24 Menjalankan hukum Allah…………………… .

  B.

  Teori Aktivitas Kelompok Seni Reog 1.

  25 Pengertian aktivitas kelompok seni reog……………

  26 3. Struktur pertunjukan……………………………….

2. Peralatan kesenian reog…………………………….

  31 5. Mantra dalam pertunjukan reog……………………

  42 7. Sarana peribadatan…………………………………

  43

  Kab. Semarang…………………………………

  43 a. Sejarah berdirinya kesenian tradisional reog ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan

  42 2. Kesenian Tradisional Reog Ngesti Budoyo ……… …

  Perilaku beribadah kelompok kesenian tradisional reog ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan Kab. Semarang………………………………………

  42 B. Temuan Penelitian 1.

  41 6. Jumlah penduduk berdasarkan agama…………….

  32 C. Ibadah Anggota Kelompok Seni Reog…………………..

  27 4. Fungsi kesenian reog………………………………

  40 4. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan………..

  40 3. Jumlah penduduk berdasarkan usia……………….

  39 2. Luas dan batas……………………………………..

  Sejarah desa Gondang Tawang……………………

  Gambaran Lokasi Penelitian 1.

  33 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.

  41 5. Struktur mata pencahariaan/ pekerjaan…………… b.

  Bentuk kesenian reog ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan Kab. Semarang………… 44 c.

  Tujuhan dan fungsi kesenian tradisional reog ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan Kab. Semarang ….................................................. 53 d. Daftar anggota paguyuban ngesti budoyo ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan

  Kab. Semarang ………………………………….. 53 3.

  Faktor pendukung dan penghambat kesenian tradisional reog ngesti budoyo di Gondang Tawang Kec. Sususkan Kab. Semarang………...............................................

  55 BAB IV PEMBAHASAN …………………………………………..

  56 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ……………………………………………………

  61 B. Saran………………………………………………………….

  63 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL TABEL I BATAS WILAYAH TABEL II JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA

TABEL III JUMLAH PENDUDUK BERDASAKAN PENDIDIKAN

TABEL IV STRUKTUR MATA PENCAHARIAAN TABEL V JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA TABEL VI SARANA PERIBADATAN TABEL VII DAFTAR ANGGOTA PAGUYUBAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan dimuliakan dan diistimewakan oleh Allah,

  karenanya selanyaknya manusia haruslah selalu tunduk, rukuk, dan sujud, selalu menjalankan perintah dan menjahui larangannya, selalu bermunajat dan berdoa kepada Allah Yang Maha Hak, Maha Pemurah, Yang Maha Memberi kepada siapa saja yang memintanya. Ketatatan beribadahnya inilah yang selalu diharapkan tanpa memberontak atau merasa bosan, dan jenuh, atau gelisah lalu berhenti dari ketaatan ini.

  Demikian pula manusia dikaruniai insting merendahkan diri dan tunduk untuk menghormati dan mematuhi seseorang. Seperti tampak dalam kehidupannya yaitu, memuji kekuatan alam semesta, tunduk kepada orang yang dianggap suci, dukun, rahib, jin, dan arwah leluhur, serta kepada segala sesuatu yang sukar dicerna oleh akal (Zainuddin, 1992: 5).

  Manusia memiliki unsur- unsur potensi budaya yaitu yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak hanya semata- mata ingin memenuhi kebutuhan “isi perut” saja, tetapi mereka perlu mendapat pandangan mata yang indah atau suara yang merdu. Semuanya itu dapat dipenuhi melalui kesenian.

  Dalam konteks kesenian tari, bentuk-bentuk tarian tidak ada batasannya, sehingga mudah untuk dipelajari atau dikembangkan. Dengan beragam bentuk tarian yang tidak ada batasnya ini, dijumpailah kesenian tari yang disebut kesenian reog atau barongan. Kesenian tari ini muncul masih sederhana, baik dalam bentuk tarian, instrument, music, kostum, maupun sarana lainnya.

  Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, kesurupan merupakan sesuatu yang dilandasi adanya masuknya roh dalam diri seseorang disamping itu diperlukannya sesaji yang merupakan suatu cara untuk memuja roh melalui suatu barang atau benda. Hal ini mengingat kesenian reog banyak sekali menggunakan gerakan antraktif atau akrobatik yang dianggap penuh dengan magic serta sulit diterima dengan akal sehat (Kussunartini, 2009:19).

  Namun begitu, ada sesuatu hal yang terasa indah melalui suatu karya seni reog , tanpa kita sadari didalamnya mengandung energi mistis karena masuknya roh kedalam tubuh mereka yang secara tidak langsug itu adalah suatu hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.

  Aktivitas semacam ini tentu mendatangkan sebab yang menjadikan mereka mengurangi bahkan melupakan ketaatan ibadah yang selama ini mereka kerjakan. Dari hal tersebut bisa kita lihat bagaimana ketaatan beribadah terhadap aktivitas kelompok dalam kegiatan kesenian reog.

  Dari uraian diatas, merupakan beberapa hal yang melatarbelakangi serta menghantarkan kepada si penulis untuk meneliti tentang” PERILAKU BERIBADAH KELOMPOK SENI REOG DI DSN. GONDANG, DS. TAWANG, KEC. SUSUKAN, KAB. SEMARANG TAHUN 2016 ”.

B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana perilaku beribadah kelompok seni reog di desa Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab. Semarang? 2. Bagaimana bentuk seni reog di desa Gondang Tawang, Kec.

  Susukan, Kab. Semarang? 3. Apa dampak seni reog terhadap perilaku ibadahnya di desa

  Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab. Semarang? C.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui perilaku beribadah kelompok seni reog di desa Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab. Semarang.

  2. Untuk mengetahui bentuk seni reog di desa Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab. Semarang.

  3. Untuk mengetahui dampak dari seni reog terhadap perilaku ibadahnya di desa Gondang Tawang, Kec. Susukan, Kab.

  Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat diambil kegunaannya sebagai beriku:

  1. Bagi Pemerintah, Hasil penelitian ini dapat berguna untuk melestarikan budaya kesenian yang terdapat di Indonesia.

  2. Bagi masyarakat, Sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan masyarakat agar sadar dan faham agama dalam melakukan sebuah kesenian tersebut.

  3. Bagi IAIN Salatiga, Untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga.

  4. Bagi Peneliti, Sebagai bahan masukan unntuk mengembangkan wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penegesan Istilah

  Dimulai dari penegasan judul sebuah penelitian maka penulis mempunyai kepentingan untuk mempertegas judul dengan harapan tidak ada kesalahpahaman dalam proses penelitian tersebut.

  Sedangkan istilah-istilah yang digunakan dalam judul tersebut antara lain:

1. Pengertian Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap lingkungan (Depdikbud,, 1998: 671).

  2. Beribadah berasal dari kata Ibadah. Ibadah adalah “bakti manusia kepada Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid”. Beribadah adalah suatu amalan atau perbuatan yang ditujukan kepada Allah, sebagai wujud bakti dari seorang hamba kepada Tuhannya (Abudin, 2010:81-82).

  3. Kesenian reog adalah suatu bentuk tarian tradisional yang ritual dan mengandung unsur magic dengan masuknya roh atau setan yang memerlukan sesaji yang merupakan suatu cara untuk memuja roh tersebut.(Kussunartini,2009: 19)

  Jadi maksud pengambilan judul skripsi ini adalah apa pengaruh dari serangkaian tingkah laku dalam melaksanakan perbuatan kepada Allah, sebagai wujud bakti dari seorang hamba kepada Tuhannya yang hamba-Nya tersebut mengikuti kegiatan suatu bentuk kesenian yang mengandung ritual dan unsure megic dan memerlukan sesajen yang merupakan cara untuk memuja roh.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan dan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang banyak dituangkan kedalam bentuk laporan dan uraian. Penelitian ini tidak mengutamakan angka- angka dan statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif (Nasution, 2003: 9).

  2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti melakukan penelitian dengan metode interview atau wawancara kepada para pemain kesenian reog dan orang- orang yang terlibat didalamnya.

  Para peneliti disini adalah sebagai pengamat penuh dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap kehidupan kesenian reog yang berlangsung didaerah ini.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Paguyuban Seni Reog Ngesti Budoyo di desa Gondang Tawang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Sebuah desa yang mata pencaharianya sebagai petani buruh dan sebuah kesenian yang menghasilkan uang.

  4. Sumber Data

  Menurut Maryaeni (2005:41- 42)“Peneleiti dapat memperoleh sumber data berupa: catatan hasil observasi, wawancara, foto, rekaman auditif dan sebagainya”. Data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari informan yang di anggap penting, selain itu data juga dihasilkan dari dokumentasi yang menunjang. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.

  Kata-kata atau Tindakan Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan/ responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa keterangan dari para informan dari beberapa pihak diantaranya: Pejabat desa, Tokoh agama, dan masyarakat yang penulis anggap mampu untuk memberikan keterangan yang relevan.

  b.

  Data Tertulis (Dokumentasi) Data yang berbentuk tulisan diperoleh dari pejabat desa dan dokumen-dokumen lain yang tentunya masih berkaitan dengan subjek penelitian.

  c.

  Foto Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh beberapa foto tentang “Paguyuban Seni Reog Ngesti

  Budoyo di desa Gondang Tawang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang”.

5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Metode Observasi Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas, observasi tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, pengamatan yang tidak langsung melalui kuesioner dan tes (Suharsimi Arikunto, 1998: 234). Menurut Sutrisno Hadi (1989: 136), observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomana-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung. b.

  Metode Interview atau Wawancara Interview adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara atau yang mengajukan pertanyaandan terwawancara atau yang menjawab pertanyaan (Suharsimi Arikunto, 1998:126). Adapun bentuk wawancara dari penelitian ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemain kesenian reog di masyarakat Gondang Tawang Kec. Susukan, kemudian jawaban mereka nantinya dijadikan data penelitian.

  c.

  Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokume, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi, 1998: 51).

  Dalam metode dokumentasi peneliti berusaha mencari dokumen- dokumen penting atau arsip-arsip yang sekiranya mendukung tentunya yang berkaitan dengan penelitian.

6. Analisis Data

  Dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal, sehingga data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis (Nasution, 2003: 129). Dalam penelitian ini analisis dilakukan sebelum dan sesudah penelitian.

  Adapun yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif, yaitu dengan langkah- langkah sebagai berikut: a.

  Pengumpulan Data Usaha yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh alat pengambilan data atau alat ukur. Jikalau alat pengambilan datanya cukup variable dan valid, maka datanya cukup variable dan valid juga (Ruandi dalam skripsi Indah Kurniati, 2009: 15). Hal ini untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan diteliti serta diketahui keasliannya.

  b.

  Reduksi Data Data yang direduksi dapat memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mepermudah penelitian untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Dapat pula membantu dalam memberikan kode kepada aspek- aspek tertentu (Nasution, 2003: 129) c. Penyajian Data

  Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat memahami isi dalam penelitian.

  d.

  Penarikan Kesimpulan

  Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik kesimpulan, sehingga dapat menemukan pola peristiwa yang terjadi. Penarikan kesimpulan ini diharapkan agar dapat memberikan gambaran umum secara singkat seluruh isi dalam penulisan penelitian.

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan temuannya. Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam meggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyatan yang ada dalam latar penelitian.

  8. Tahap- Tahap Penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut : a.

  Tahap pra lapangan 1)

  Megajukan judul penelitian 2)

  Menyusun proposal penelitian 3)

  Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap perkerjaan lapangan, yang meliputi:

  1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

  2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

  3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan c.

  Tahap analisis data, meliputi kegiatan: 1)

  Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2)

  Pengecekan keabsahan data d. Tahap penulisan laporan penelitian

  1) Penulisan hasil penelitian. 2) Konsultasi hasil penelitiaan kepada pembimbing. 3) Perbaikan hasil konsultasi. 4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian. 5)

  Ujian munaqosah skripsi

G. Sistematika penulisan

  BAB I Pendahuluan, meliputi : Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II Kajian Pustaka, meliputi: Teori ketaatan beribadah dan kegiatan kesenian reog. BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian BAB IV Pembahasan, berisi tentang analisis data dari deskriptif penelitian. BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan Saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ketaatan Beribadah 1. Pengertian perilaku beribadah Perilaku beribadah berasal dari dua kata yaitu perilaku dan

  beribadah. Perilaku secara bahasa (KBBI) adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dari gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan (KBBI, 1989: 671). Adapun kata ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat (Ash- Shiddiqy, 1954: 4).

  Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku beribadah adalah serangkaian tingkah laku seseorang yang ditandai oleh ajaran-ajaran agama islam. Selain itu perilaku beribadah juga dapat dikatakan perbuatan seseorang dalam bentuk pengabdian kepada Allah atau ibadah ritual dan perbuatan seseorang dengan sesama atau juga bisa dikatakan sebagai suatu muamalah.

  Allah menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu keutamaan yang besar kepada makhluknya, karena apabila direnungkan, hakikat perintah beribadah itu berupa peringatan agar kita menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia- Nya.

  Dasar hukum ibadah itu firman Allah QS.Al-Baqarah 2:21 yang berbunyi :

            

  Artinya ; “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang- orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (Rahim Faqih, 1998: 5).

2. Bentuk-bentuk perilaku beribadah

  Ibadah dilihat dari segi umum dan khusus dibagi menjadi dua macam: a.

  Ibadah khoshoh adalah ibadah yang ketentuanya telah ditetapkan dalam

  nash (dalil atau dasar hukum) yang jelas, yaitu sholat, zakat, puasa, dan haji.

  b.

  Ibadah ammah adalah semua perilaku baik yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT seperti bekerja, makan, minum, semua itu dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan jasmani maupun rohani supaya dapat mengabdi kepada-Nya (Fuad, 2000:8).Secara garis besar dalam buku Pengantar Studi Islam ibadah dibagi menjadi dua,yaitu: 1)

  Ibadah mahdlah merupakan bentuk pengabdian langsung hamba kepada sang khaliq secara vertikal (Amin, 2000:83), seperti: a) Shalat

  Kata “shalat” telah disebutkan tidak kurang dari 90 ayat dalam Al-

  Qur’an. Kata shalat mempunyai arti yaitu “doa”,

  “rahmat”, dan “berkat” (Ash Shiddiqy, 1954: 84 dan priksa juga: Basyir, 1984: 29).

  Shalat menurut bahasa Arab ialah “doa”, yang dimaksud disini adalah “ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan” (Sulaiman, 2002: 53).

  Adapun shalat menurut istilah hukum adalah hubungan antara hamba dengan Tuhan yang tata caranya diatur dan dituntun sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

  Shalat merupakan salah satu pilar Islam yang lima. Ia

  merupakan bagian dari ibadah khusus dalam rangka menyembah Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

  Allah mewajibkan shalat, demikian juga Allah mewajibkan zakat. Firman Allah dalam surat Al Muzammil 73: 20 yang berbunyi:

  

   …

  Artinya : “… dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat …” ( Rahim Faqih, 1998:21-23).

  Ibadah shalat juga merupakan kewajiban yang bersifat individual (

  fardlu’ain) disunnahkan dikerjakan di masjid secara

  berjamaah. Salat menjadi pertanda lurus atau tidaknya amaliyah lain yang dikerjakan, bahka kata Nabi, salat juga merupakan garis yang membedakan kemusliman dan kekufuran seseorang (Asep, 2006:286).

  Kaum muslimin sepakat bahwa sholat lima waktu harus

dikerjakan pada waktunya, dalilnya adalah firman Allah

Subhanahu wa Ta‟ala,

  اًتوُق ْوام اًبااتِك اهيِىِمْؤُمْلا ىالاع ْتاوااك اة الََّصلا َّنِإ Artinya : “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu/wajib yang ditentukan waktunya atas orang- orang yang beriman”. (QS. An Nisa‟ 4 : 103)

  Di sini akan kita bahas bersama-sama mengenai waktu pelaksanaan shalat 5 waktu dengan batas waktu tertentu. Shalat wajib bagi umat muslim ada 5 waktu dalam sehari:

  Shalat Dzuhur

  Waktu shalat dzuhur yaitu sesaat setelah memasuki waktu istiwa. Dimana waktu istiwa adalah ketika posisi matahari tepat berada pada posisi puncak. Pararsilisih pendapat mengenai akhir waktu zhuhur namun pendapat yang lebih tepat dan ini adalah pendapat jumhur atau mayoritas ulama adalah hingga panjang bayang-bayang seseorang semisal dengan tingginya (masuknya waktu ashar). Shalat dzuhur dilaksanakan sebanyak 4 rakaat.

  Shalat Ashar

  Waktu shalat ashar yaitu lanjutan dari batas akhir shalat dzuhur. Ketika panjang bayangan benda yang terkena sinar matahari sudah melebihi ukuran asli dari benda tersebut. Dan batas waktu shalat ashar sendiri berakhir ketika panjang bayangan benda sudah mencapai dua kali ukuran aslinya. Atau menurut Jawaz, yaitu waktu dimana masih diperbolehkannya untuk melaksanakan shalat, adalah hingga matahari terbenam. Shalat ashar dilakukan sebanyak 4 rakaat.

  Shalat Maghrib

  Waktu shalat maghrib dimulai ketika matahari sudah tenggelam (perubahan dari terang menjadi gelap). Lebih jelas, yaitu waktu shalat maghrib dimulai ketika matahari telah hilang seutuhnya dan tenggelam di ufuk barat. Batas waktu shalat maghrib berakhir apabila mega merah (syafaq) telah menghilang dan tidak terlihat lagi. Shalat maghrib sendiri dilakukan sebanyak 3 rakaat.

  Shalat Isya

  Waktu shalat isya dimulai sejak mega merah di langit sudah menghilang. Batas waktu shalat isya berakhir hingga terbitnya fajar kedua (menurut waktu jawaz). Shalat isya sebanyak 4 rakaat.

  Shalat Subuh Waktu shalat subuh dimulai sejak terbitnya fajar kedua.

  Menurut waktu jawaz, batas waktu shalat subuh sendiri adalah ketika matahari mulai terbit. Shalat subuh sebanyak 2 rakaat.

  b) Puasa

  Dari segi etimologi atau kebahasaan, puasa berarti “menahan diri dari sesuatu atau meninggalkan sesuatu, seperti meninggalkan makan, minum, berbicara atau aktivitas apa pun ( Rahim Faqih, 1998:67).”

  Dari segi termologi agama atau istilah

  syara’, puasa

  ialah menahan diri dari makan, minum, jima‟dan lain- lain yang ditentukan oleh Syara‟, di siang hari menurut cara yang disyaratkan. Atau menahan diri dari makan, minum dan jama‟ dari terbit fajar sampai terbenam matahari, karena mengharap pahala dari Allah (Ash Shiddiqy, 1954:179).

  Terdapat beberapa macam ibadah puasa yang dapat dilaksanakan oleh umat Islam meliputi:

1. Puasa ramadhan, yang menjadi kewajiban bagi setiap mukallaf untuk menunaikannya selama satu bulan penuh.

  2. Puasa qada’, termasuk puasa fardu yang diwajibkan bagi setiap muslim yang berhalangan menunaikan puasa ramadhan pada waktunya karena datangnya uzur, sehingga dapat ditunaikan pada waktu setelah bulan ramadhan di luar hari- hari larangan atau tasyriq.

  3. Puasa kafarat, yaitu puasa yang wajib dilaksanakan setiap muslim yang tidak berpuasa pada bulan ramadhan karena

  khilaf , bukan karena uzur yang dibenarkan syara’.

  4. Puasa nazar, yaitu puasa yang diwajibkan sendiri oleh seseorang muslim atas dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Puasa ini wajib ditunaikan menurut nazar yang telah dinazarkannya.

  5. Puasa tatawwu‟, puasa ini tidak wajib hukumnya, tetapi bagi yang mengerjakannya akan mendapat pahala. Puasa ini meliputi: puasa 6 hari setelah satu syawal

  , puasa hari asyura‟ (10 muharram), dan sehari sebelum dan sesudahnya, puasa arafah (bagi yang tidak sedang haji), puasa di kebanyakan hari

  sya’ban, puasa di bulan- bulan haram, yaitu zul qa‟idah,

  zulhijjah, muharram dan rajab, dan lain-lain (Rahim Faqih, 1998:74-76).

  c) Zakat

  Ditinjau dari segi etimologi, zakat memiliki pengertian pengembangan dan penyucian. Zakat berarti pengembangan karena dengan melaksanakannya menjadi sebab berkembang suburnya pahala atau kewajiban. Zakat juga berarti penyucian karena dengan melaksanakanya menjadi sebab diperolehnya kesucian jiwa, terutamanya dari sifat kikir.

  Dari segi terminology agama, zakat adalah bagian tertentu dari harta benda yang diwajibkan Allah untuk sejumlah orang yang berhak menerimanya (1998: 55).

  Zakat itu wajib atas segala ummat Islam, sama dengan wajib sembahyang. Allah telah memfardlukan zakat atas hamba- hamba-Nya. Barang siapa yang mengingkari kefardluan zakat, maka ia menjadi kafir.

  Zakat merupakn ibadah yang wajib pula hukumnya atas orang kaya yang memiliki harta benda melebihi kebutuhannya dan kebutuhan keluarga yang berada dalam tanggungannya (Syaltut, 1966: 138).

  d) Haji

  Haji menurut istilah syara‟ atau agama adalah pergi menuju baitullah (Kakbah) untuk melaksanakan ibadah ibadah yang telah ditetepkan Allah SWT. Haji juga dapat diartikan sebagai berpergian (kedatangan) menuju Makkah pada bulan- bulan tertentu untuk melaksanakan bentu- bentuk ibadah tertentu demi karena Allah (Rahim Faqih, 1998:77-78).

  Haji merupakan ibadah yang sudah dikenal, yang manusia dituntut untuk menunaikannya dengan hati, badan dan hartnya, sehingga ia membeda dari ibadah- ibadah lainnya.

  Ibadah haji ini dikerjakan oleh seorang muslim yang mampu didalam masa- masa dan tempat- tempat yang telah diketahui, karena ketaatan kepada perintah Allah dan mencari keridhaannya. Ibadah ini dimulai dengan niat haji, ikhlas semata- mata karena Allah, tanpa menyandang pakaian yang berjahit, tanpa memakai perhiasan dan kemewahan, serta diakhiri dengan thawaf mengelilingi Baitu‟l-Lab al Haram (Syaltut, 1966:168).

  2) Ibadah ghairu mahdlah

  Ibadah ghairu mahdlah merupakan ibadah horizontal (sosial) yang berhubungan dengan makhluk atau lingkungan. Ibadah yang merupakan kebaikan dan dilakukan oleh orang muslim yang ingin mencapai muslim yang sholeh. Seseorang melaksanakan ibadah atas kesadaran, keinginan dan kebutuhan sendiri atau sukarela (Amin, 2000: 83). Ibadah yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah SWT dengan menirukan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Namun sebagian ibadah ghairu mahdlah diserahkan kepada manusia sesuai dengan keinginan dan kebutuhan seperti: Makan, minum, Tolong-menolong, Kasih sayang, bersedekah, berdo

  ‟a, berdzikir, bersholawat, bekerja dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan hanya untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan jasmani maupun rohani supaya dapat mengabdi kepada-Nya (Fuad, 2000:8). Setiap perbuatan atau perkataan yang dilakukan dengan niat karena Allah itu sudah mengandung nilai ibadah. Dengan demikian, segala kegiatan dalam kehidupan dapat dijadikan ibadah jika sesuai dengan peraturan dan dikerjakan karena Allah SWT.

  Berdasarkan uraian di atas dijelaskan bahwa ketaatan beribadah merupakan kepatuhan dan kesetiaan kepada Tuhan untuk menjalankan dan menjauhi perintah-Nya dengan cara berbagai macam bentuk ibadah yang dapat dilakukan oleh seseorang seperti

  ibadah mahdlah dan ghairu mahdlah.

  Semua orang tentunya mengamalkan ibadah, baik yang khusus maupun yang umum. Dari bentuk-bentuk ibadah yang telah disampaikan ibadah dapat disimpulkan sebagai bentuk pengabdian yang dilakukan dengan rendah hati hikmat kepada Allah dengan jalan mematuhi seruanya dan menjauhi laranganya, segala perbuatan dan perkataan yang dilakukan dengan niat karena Allah dapat dijadikan ibadah asalkan sesuai dengan aturan dan dilaksanakan ikhlas karena Allah, ibadah dapat dilakukan oleh manusia apabila manusia tersebut mau memanfaatkan segala potensi yang ada untuk beribadah kepada Allah. Dengan kata lain, ibadah tidak dapat dipisahkan. Antar satu sama lain ada keterkaitan sebagai hubungan vertikal dan horizontal.

3. Aqidah dalam Beribadah

  Tauhid dalam hal ketaatan ialah tiadanya siapa pun yang wajib ditaati secara mutlak kecuali Allah SWT. Dialah satu- satunya yang wajib ditunjukkan ketaatan kepada-Nya dan yang wajib dipatuhi perintah- perintah-Nya. Sedangkan ketaatan selain kepada Dia hanya boleh dengan izin dan perintah-Nya semata- mata. Tanpa izin dan perintah-Nya, ketaatan tersebut menjadi haram, bahkan dapat menjurus kepada kemusyrikan.

  Maka ada yang harus ditaati secara mutlak karena dirinya sendiri, yaitu Allah SWT. Sedangkan siapa saja selain-Nya, hanya ditaati demi perintah- Nya saja (Ja‟far Subhani, 1987:26).

  Kata ibadah mengandung dua makna dan kedua makna itu mengkristal menjadi makna yang satu, yaitu: puncak kepatuhan yang dibarengi dengan puncak kecintaan. Kepatuhan yang menyeluruh yang dipadukan dengan kecintaaan yang menyeluruh itulah yang dinamakan dengan ibadat.

  Peribadatan tidak terbatas kepada satu bentuk saja sebagaimana sangkaan sebagian manusia, tapi mempunyai berbagai macam bentuk dan jenis, antara lain:

  a) Doa

  Doa adalah menghadap diri kepada Allah untuk memohon sesuatu yang bermanfaat atau agar terhindar dari kemudharatan dan bencana, ataupun agar dimenangkan atas musuh dan lain- lain. Penghadapan diri dengan permohonan yang tulus dari lubuk hati yang dalam kepada Allah itu adalah dasar dan jiwanya ibadah.

  b) Menegakan syiar- syiar agama

  Ibadah dalam bentuk menegakkan syiar- syiar agama ialah shalat, puasa, sedekah, haji, nadzar, menyembelih qurban, dan bentuk- bentuk peribadatan lain yang seperti itu. Syiar- syiar agama itu tidak boleh ditunjukkan kepada selain Allah.

  c) Menjalankan hukum Allah

  Yaitu menerapkan dan melaksanakan hukum- hukum agama yang telah disyari‟atkan oleh Allah menghalalkan yang telah dihalalkan, dan mengharamkan yang telah diharamkan. Menerapkan hukum pidana dan hukum perdata (Qardhawi, 1992: 31-33).

  Tauhid dalam ibadah, serta pembebasan diri dari belenggu kemusyrikan dan keberhalaan (watsaniyah), merupakan yang terpenting diantara ajaran- ajaran agama- agama samawi, dan yang paling menonjol diantara risalah- risalah para Nabi (1987:31).

  Membatasi tauhid dalam ibadah ini ialah menunjukkan ibadah hanya kepada Allah, menghindarkan diri dari ibadah kepada selain- Nya, mengingat bahwa segala sesuatu selain-Nya adalah makhluk- Nya semata- mata. Tauhid je nis ini adalah lawan “syrik dalam ibadah”, yaitu perbutan seseorang yang menunjukkan ibadah kepada makhluk apa pun disebabkan alasan- alasan tertentu, tetapi ia diwaktu yang sama mempercayai Keesaan Tuhan Pencipta alam raya ini.

  Masalah syrik yang menjadi bahan perbincangan sekarang yang bukan, bukannya tentang kepercayaan adanya beberapa Tuhan atau tentang kepercayaan adanya Tuhan- Tuhan pencipta yang ikut menciptakan alam semesta ini disamping Allah. Akan tetapi yang dipermasalahkan ialah tentang perbuatan ibadah yang ditunjukkan kepada selain Allah SWT, namun tetap diakui tentang Keesaan-Nya (Ja‟far Subhani, 1987: 35- 37).

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN BOLA TENIS DAN LIMBAH KAYU SEBAGAI INOVASI PENGRAJIN FURNITUR DI DS. TEMUWANGI, KEC. PEDAN KAB. KLATEN - Institutional Repository ISI Surakarta

0 0 48

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM LINGKUNGAN KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA MORODEMAK KEC. BONANG KAB. DEMAK TAHUN 2007 - Test Repository

0 1 83

USAHA MENINGKATKAN NILAI MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SDN I TUKSONGO NGLOROG KEC. PRINGSURAT KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

1 0 74

PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN PERMATA HATI DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 103

STUDI KOMPARASI METODE YANBU’A DAN IQRA’ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS ALQURAN DI TPQ AT-TASLIMIYYAH SAMBAN KEC. BAWEN KAB. SEMARANG DAN TPQ AL-HUDA CALOMBO KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 105

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN (STUDI TERHADAP PERCERAIAN DI DESA BATUR KEC. GETASAN KAB. SEMARANG) - Test Repository

0 2 98

KORELASI SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI BANYUSARI KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 111

PROBLEMATIKA TAHFIDZUL QURAN BAGI SANTRI KALONGDI PONDOK PESANTREN SIROJUDDINASSALAFIYAH KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 184

HUBUNGAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DENGAN KEPRIBADIAN REMAJA DI DUKUH DONGANTI, DESA NGLEMBU, KEC. SAMBI, KAB. BOYOLALI TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 154

PENGARUH TINGKATKEDISIPLINAN BELAJAR DI MADRASAH DINIYAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS SISWA DI MI NURUL ULUM GADING DS. DUREN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 100