PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT-ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN PENAMBAHAN PERMAINAN PUZZLE PADA SISWA KELAS 5 MI SRUWEN IV - Test Repository

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI ALAT-ALAT PENCERNAAN MANUSIA

MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF

TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN

  

PENAMBAHAN PERMAINAN PUZZLE PADA SISWA

KELAS 5 MI SRUWEN IV

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

LUQITA CAHYANI

11510076

JURUSAN TARBIYAH

  

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2015

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI ALAT-ALAT PENCERNAAN MANUSIA

MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF

TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN

  

PENAMBAHAN PERMAINAN PUZZLE PADA SISWA

KELAS 5 MI SRUWEN IV

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

LUQITA CAHYANI

11510076

JURUSAN TARBIYAH

  

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2015

  5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

  

Ketika hidup memberimu ratusan alasan untuk menangis, tunjukkan bahwa kau

punya ribuan alasan untuk tersenyum.

  

Saya jauh lebih suka impian tentang masa depan daripada sejarah masa lalu

(Thomas Jefferson)

Di saat-saat buruk, tumbuhlah menjadi kuat. Di saat-saat baik, nikmatilah dengan

sepenuh hati. Di segala saat, bersyukurlah! PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang tiada henti.

  2. Kakakku Andin dan adikku Amung yang selalu menghiburku, memberikan semangat serta dukungan bagiku.

  3. Sahabat-sahabatku, Ulfik, Nanda, Ika, Riski, Aufa, dan teman-teman PGMI 2010 yang telah menemaniku dan memberi motivasi padaku.

  4. Bapak Sumarno Widjadipa yang membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.

  Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

  Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku ketua STAIN Salatiga

  2. Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.

  3. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf dan karyawan dilingkungan program tudi PGMI.

  5. Bapak Muhammad Fattah Amin, M.Pd selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.

  6. Bapak dan ibu guru di MI Sruwen IV yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

  7. Murid-murid kelas 5 MI Sruwen IV yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

  8. Bapak dan Ibu yang selalu mencurahkan doa, semagat, dan dukungan demi keberhasilan penulis.

  9. Kakak serta adik tersayang yang selalu memberi dukungan dan penyemangat bagi penulis.

  10. Teman seperjuangan, PGMI 2010 yang selama ini telah berjuang bersama dalam suka maupun duka.

  11. Sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi bagi penulis dan sealu ada baik disaat senang maupun disaat duka.

  12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lenih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.

  Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharapsemoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 10 Januari 2015 Penulis Luqita Cahyani

  ABSTRAK

  CAHYANI, LUQITA. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat-Alat

  Pencernaan Manusia Melalui Penerapan Metode Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) Dengan Penambahan Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas 5 MI Sruwen IV. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

  Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Sumarno Widjadipa, M.Pd. Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA, TPS, dan Puzzle.

  Penelitian ini merupakan upaya dalam menigkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI Sruwen IV pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia tahun pelajaran 2014/2015. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV, dan apakah penerapan metode tersebut dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?

  Guna menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan melalui tiga tahapan, yakni tiga kali siklus penelitian. Pada setiap siklus, terdapat rangkaian kegiatan yang terdiri dari: 1)Perencanaan, untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian, 2)Pelaksanaan Tindakan, melaksanakan tindakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Alat-alat pencernaan manusia, 3) Observasi, pengambilan data dan hasil dari tes dan lembar pengamatan, 4) Refleksi, memproses data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adala seluruh siswa kelas 5 MI Sruwen IV yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki, dan 8 siswi perempuan. Penelitian ini menerapkan metode kooperatif tipe TPS dengan menambahkan permainan puzzle pada saat pembelajaran IPA.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe TPS dengan penambahan permainan puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar IPA kelas 5 MI Sruwen IV, yang dapat dilihat berdasarkan peningkatan prestasi belajar siswa yang mencapai KKM dari siklus I yakni sebanyak 11 anak atau sebesar 68,75%, meningkat pada siklus II yakni 13 anak atau sebesar 81,25%, dan meningkat lagi pada siklus ke III yakni 14 anak atau sebesar 87,5%. Mengacu pada hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada pendidik untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan metode belajar untuk menciptakan pembelajaran yang bervariasi dan efektif.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ........................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ ii JUDUL ................................................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii ABSTRAK .......................................................................................................... ix DAFTAR ISI....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR DIAGRAM......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................

  6 D. Hipotesis Tindakan..................................................................................

  6 E. Manfaat Penelitian ..................................................................................

  7 F. Definisi Operasional................................................................................

  7 G. Metode Penelitian....................................................................................

  8 H. Sistematika Penulisan .............................................................................

  14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar........................................................................................

  16 1. Pengertian Prestasi Belajar...............................................................

  16 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.......................

  16

  B. Penggunaan metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dan Puzzle pada materi alat-alat pencernaan manusia untuk meningkatkanKKM ............

  17 1. Pengertian Metode............................................................................

  17 2. Kooperatif.........................................................................................

  18 3. Model Belajar TPS ...........................................................................

  20 4. Permainan.........................................................................................

  22 5. Puzzle ...............................................................................................

  23 6. Alat Pencernaan Manusia.................................................................

  24 7. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)...............................................

  29 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Situasi Umum MI Sruwen IV................................................

  30 B. Deskripsi Siklus I ....................................................................................

  32 1. Tahap Perencanaan .............................................................................

  33 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan .............................................................

  33 3. Tahap Observasi .................................................................................

  35 4. Tahap Refleksi ....................................................................................

  36 C. Deskripsi Siklus II...................................................................................

  37 1. Tahap Perencanaan .............................................................................

  37 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan .............................................................

  38 3. Tahap Observasi .................................................................................

  39 4. Tahap Refleksi ....................................................................................

  40 D. Deskripsi Siklus III .................................................................................

  41 1. Tahap Perencanaan .............................................................................

  41 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan .............................................................

  41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Data Persiklus.....................................................................

  44 1. Data Siklus I .......................................................................................

  44 2. Data Siklus II ......................................................................................

  45 3. Data Siklus III.....................................................................................

  46

  B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................

  49 1. Data Ketuntasan Prestasi Siswa..........................................................

  47 a. Data Ketuntasan Siswa Siklus I....................................................

  47 b. Data Ketuntasan Prestasi Siswa Siklus II .....................................

  48 c. Data Ketuntasan Prestasi Siswa Siklus III....................................

  49 2. Data Peningkatan Prestasi Siswa........................................................

  50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................................

  55 B. Saran........................................................................................................

  56 DAFTAR PUSTAKA

  Lampiran-Lampiran DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Daftar Tabel

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Sruwen IV ..................................................................... 30Tabel 3.2 Data Siswa Kelas V MI Sruwen IV ........................................................ 32Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 44Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................................................... 45Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III................................................ 46 Tabel 4.4 Data Ketuntasan Siswa Siklus I ............................................................

  47 Tabel 4.5 Data Ketuntasan Siswa Siklus II............................................................. 48

Tabel 4.6 Data Ketuntasan Siswa Siklus III............................................................ 49Tabel 4.7 Data peningkatan prestasi belajar siswa.................................................. 50

  

Daftar Gambar

1.1 Skema Siklus Penelitian.............................................................................

  13 4.1 Gambar soal berkelompok .........................................................................

  34 4.2 Gambar Puzzle ...........................................................................................

  34

  

Daftar Diagram

4.1 Diagram Prestasi Belajar berdasarkan KKM individu..............................

  52 4.2 Diagram Prestasi belajar berdasarkan KKM nasional ...............................

  53

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Materi Pelajaran Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 3

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus III Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 10

  Lembar Pengamatan Guru Siklus III Lampiran 11 Lembar Soal Berkelompok

Lampiran 12 Lembar Puzzle Alat-Alat Pencernaan Manusia

Lampiran 13 Dokumentasi Lampiran 14 Nota Pembimbing Lampiran 15 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 17 Surat Balasan Izin Penelitian Lampiran 18 Nilai Skk Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar secara berkelompok lebih efektif dibandingkan dengan belajar

  secara individu atau sendiri. Hal tersebut dikarenakan ada banyak kelebihan yang dapat dilihat berdasarkan daripada tujuan belajar berkelompok, baik untuk masing-masing individu anak, maupun bagi seluruh anggotannya. Dilihat dari tujuan bagi masing-masing individu (siswa), belajar kelompok membuat anak tidak tertekan dengan tugas yang harus ia kerjakan sendiri, mengurangi rasa bosan anak yang biasa terkungkung dalam pembelajaran yang monoton, dan membuat anak merasa percaya diri dengan apa yang dilakukan bersama kelompoknya. Seperti yang dikemukakan Agus Suprijono, bahwa tujuan intrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa dalam kelompok perasaan menjadi senang (Suprijono, 2009: 57).

  Berdasarkan tujuan yang akan dicapai bersama, belajar kelompok bertujuan untuk memecahkan berbagai persoalan (tugas sekolah) secara bersama melalui tukar pikiran dan pendapat serta mengembangkan berbagai sikap sosial antar individu dalam kelompoknya. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Usman dan Setiawati sebagai berikut.

  Tujuan dan manfaat belajar kelompok ialah menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial karena keputusan atau kesimpulan diambil bersama berdasarkan musyawarah mufakat, membina rasa tanggung jawab atas tugas yang dibebankan, serta membina kerjasama yang positif dan kreatif (Usman dan Setiawati, 1993: 130).

  Senada dengan Usman dan Setiawati, Suprijono juga mengemukakan bahwa tujuan Ekstrinsik ialah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa untuk mencapai sesuatu tidak dapat dicapai secara sendiri, melainkan harus dikerjakan secara bersama-sama (Suprijono, 2009: 57).

  Alat pencernaan pada manusia merupakan materi yang di dalamnya memerlukan pemahaman dari sisi konsep dan dari sisi pendalaman materi terkait dengan membedakan komponen-komponen di dalam alat-alat pencernaan pada manusia, sehingga siswa memerlukan metode yang tepat untuk mempelajarinya. Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan, di MI Sruwen IV penggunaan metode yang variatif masih belum digunakan. Proses KBM di sekolah tersebut masih sangat monoton dan lekat dengan papan tulis, ceramah, dan catatan siswa yang menjadikan salah satu faktor belum tercapainya prestasi belajar yang maksimal. Sehingga perlu adanya perbaikan dalam penggunaan metode belajar yang tergolong masih kuno tersebut.

  Dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif, siswa dapat memahami materi alat-alat pencernaan pada manusia dari berbagai sudut pandang, baik dari sudut pandang guru, dirinya sendiri, maupun dari sudut pandang kelompoknya, sehingga siswa akan mampu memahami materi berdasarkan pengetahuan yang ia bangun bersama orang lain. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa terkadang anak hanya dapat pemahaman suatu materi berdasarkan apa yang mereka ketahui dalam angan-angan mereka saja berdasarkan penjelasan lisan dan tulisan guru dan bukannya yang mereka dapat dari pengalaman mereka sendiri, sehingga prestasi belajar yang mereka dapatkan kurang maksimal. Hal tersebut juga dikarenakan anak kurang mendapatkan kesempatan menyampaikan apa yang dipahaminya seputar materi yang telah ia dapatkan, sehingga pengetahuan yang ia bangun secara individu hanya dapat ia terima sendiri berdasarkan sudut pandangnya.

  Menurut Vygotsky melalui teori konstruksivisme sosial yang dikemukakannya, bahwa pengetahuan dibangun dan dikontruksi secara mutual yang menempatkan peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik (Suprijono, 2009: 55).

  Sehingga, mengajarkan materi alat pencernaan pada manusia melalui sosialisasi dan interaksi dalam berbagai kegiatan belajar kelompok dapat memberikan pengalaman langsung, berupa hasil kerja kelompok, baik yang berupa kegagalan maupun keberhasilan, yang dapat mereka ingat sampai kapan pun.

  Metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) merupakan salah satu metode kooperatif yang mengedepankan kegiatan kerjasama antar siswa, walaupun untuk metode ini sendiri tidak hanya terdapat unsur kerja sama saja, namun juga mengandalkan kegiatan berfikir (thinking) terkait materi yang sedang diajarkan yang dilakukan secara individu untuk kemudian hasilnya dibicarakan (sharing) bersama kelompok/pasangannya. Melalui pengembangan belajar kelompok tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan ini, diharapkan peserta didik dapat belajar tentang alat pencernaan pada manusia sekaligus belajar bersosialisasi dalam suasana dan perasaan senang dengan adanya unsur permainan, sehingga didapatkan hasil berupa pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, yang dapat mereka pergunakan dalam menemukan dan memahami konsep, serta menguatkan ingatan materi tentang alat pencernaan pada manusia. Tujuan dari metode ini juga dikemukakan oleh Agus Suprijono, bahwa dalam kegiatan ini

  

(think-pair-share) diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada

  pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya (Suprijono, 2009: 91).

  Metode think-pair-share membutuhkan unsur kolaborasi dan kerja sama yang besar antar anggota kelompok. Melihat hal tersebut, dalam penerapannya dibutuhkan usaha berupa umpan dalam meningkatkan kerja sama antar tim. Salah satu usaha yang menurut peneliti dapat diterapkan dalam menguatkan kerja sama antar tim ialah memberikan kegiatan belajar yang di dalamnya terdapat unsur permainan yang sifatnya kompetitif, agar anak lebih aktif, serta dapat memotivasi anak untuk lebih cepat dan tekun dalam penyelesaian tugas. Para siswa dinilai berdasarkan norma yang ditetapkan yang menuntut mereka untuk bekerja lebih cepat dan akurat daripada teman yang lain (Johnson dkk, 2010: 2).

  Permainan yang peneliti terapkan bertujuan memacu timbulnnya kerja sama tim untuk mencapai suatu tujuan bersama. Selain itu, adanya kegiatan bermain dalam belajar akan mengurangi rasa bosan dan menimbulkan perasaan senang ketika belajar. Seperti yang dikemukakan Anggani Sudono, bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa memperguanakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2010: 1).

  Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI

  ALAT-ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN PENAMBAHAN PERMAINAN PUZZLE PADA SISWA KELAS 5 MI SRUWEN IV”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. “Apakah penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV?”

  2. “Apakah penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?”

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-

  Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA

  materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di Mi Sruwen IV.

  2. Untuk mengetahui penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-

  Share ) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA

  materi alat-alat pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

  D. Hipotesis

  Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian.

  Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Jawaban sementara dari sustu penelitian ini biasanya disebut hipotesis (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 72). Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis yaitu:

  1. Penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 di MI Sruwen IV.

  2. Penerapan metode kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan penambahan permainan puzzle pada mata pelajaran IPA materi alat-alat pencernaan manusia dapat memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

  E. Manfaat

  Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah:

  1. Sebagai bahan acuan untuk penelitian mengenai pengembangan metode kooperatif.

  2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru dalam menyusun strategi belajar untuk meningkatkan minat belajar siswa dan memperbaiki pola belajar dikelas.

  3. Sebagai penambah wawasan dan informasi tentang pentingnya diadakan kegiatan bersosialisasi dan kerja sama tim dalam kegiatan belajar khususnya mata pelajaran IPA.

  F. Definisi Operasional

  Definisi operasional bertujuan agar tidak ada kesalahpahaman dalam menafsirkan setiap maksud penelitian dan memberikan interpretasi beberapa istilah yang penulis gunakan dalam penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut, antara lain :

  1. Metode Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) Model pembelajaran kooperatif adalah (cooperative learning) adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok- kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain (Johnson, etc, 2010: 4).

2. TPS (Think-Pair-Share)

  Pengertian TPS (Think-Pair-Share) menurut Ibrahim dkk merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa .TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual.

  3. Permainan Pengertian permainan menurut Loy Mcpherson dan Kenyon ialah berbagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh; keterampilan fisik, strategi, atau kesempatan, yang dilakukan secara perorangan atau gabungan. (M. Furqon Hidayatullah, Mendidik Anak dengan Bermain, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)).

  4. PUZZLE :

  Puzzle , berdasarkan kamus Bahasa Inggris-Indonesia berarti teka-teki

  atau bongkar pasang. Puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang.

G. Metode Penelitian

  Metode penelitian merupakan teknik-teknik yang penulis gunakan dalam proses penelitian. Metode penelitian meliputi:

  1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian.

  Berdasarkan hasil analisa data dan karakteristik penilaiannya, jenis penelitian ini adalah Penelitian Tidakan Kelas (PTK). Hal tersebut dapat ditinjau dari beberapa karakteristik PTK, antara lain:

  a. Karakteristik yang unik dari PTK, yaitu adanya rencana tindakan- tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas.

  b. Adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi (Penelitian Tindakan Kelas, Susilo, 2007: 17)

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  a. Lokasi Penelitian : MI Sruwen IV

  b. Waktu Penelitian : 1) Pada tanggal 18 Oktober 2014, peneliti melakukan observasi pra siklus.

  2) Pada tanggal 20 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus I

  3) Pada tanggal 22 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus II, dan

  4) Pada tanggal 24 Oktober 2014, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus III.

  c. Subjek 1) Guru 2) Peserta Didik

  3. Pengumpulan Data

  Dalam mengumpulkan berbagai informasi dan data, penulis menggunakan: a. Pengumpulan data melalui tes pemberian soal uraian diakhir pelajaran.

  b. Pengumpulan data melalui observasi Pengumpulan data melalui observasi dilakukan dengan cara paling efektif adalah dengan melengkapinya dengan format atau blanko pengamataan sebagai instrument. Peneliti membuat indikator- indikator yang dikembangkan dari permasalahan yang sedang digali.

  4. Analisis Data

  Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan ditiap siklusnya.

  a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan penghitungan dengan rumus:

  ∑

  M= Keterangan: M = Nilai rata-rata ∑X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302) b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut: P = × 100 Keterangan:

  P = Jumlah nilai dalam persen F = Frekuensi N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah, 2005: 264-265)

5. Indikator Pencapaian

  Selain menentukan prosentase ketuntasan ketercapaian, peneliti juga menetapkan indikator ketercapaian, yakni sebagai berikut: a. Indikator untuk ketuntasan prestasi belajar individu

  Indikator ketuntasan peningkatan pemahaman siswa pada materi alat- alat pencernaan manusia apabila siswa tersebut mencapai KKM ≥ 70.

  b. Indikator untuk ketuntasan prestasi belajar secara nasional Indikator ketuntasan peningkatan pemahaman siswa pada materi alat- alat pencernaan manusia berdasarkan KKM nasional siswa dianggap berhasil apabila siswa tersebut mencapai KKM ≥ 75.

6. Siklus Penelitian

  Langkah-langkah siklus penelitian

  a. Perencanaan Perencanaan dalam setiap siklus meliputi:

  1) Persiapan berbagai instrument belajar mengajar, seperti: RPP, alat/media belajar, dan sumber belajar (buku paket IPA kelas 5, lembar kerja siswa, gambar alat pencernaan). 2) Menyusun alat evaluasi prestasi belajar. 3) Menyusun dan menyiapkan instrument observasi.

  b. Tindakan Tahap ini mencakup seluruh implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Guru menjalankan kegiatan belajar berdasarkan RPP yang telah dibuat, serta melaksanakan evaluasi pembelajaran.

  c. Observasi Pada tahap ini yang dilakukan ialah mengamati dan memberi penilaian terhadap jalannya proses belajar mengajar.

  d. Refleksi Pada tahap refleksi, yang dilakukan ialah menganalisis data hasil observasi, mengidentifikasi kekurangan selama proses belajar mengajar, dan merencanakan perbaikan.

Gambar 1.1 Siklus 1-3 adalah sebagai berikut:

  Perancangan Refleksi Tindakan

  

Pengamatan

Perancangan

  Refleksi Tindakan

Pengamatan

Perancangan

  Tindakan Refleksi Pengamata n

  Perubahan

H. Sistematika Penulisan

  Penulis beusaha menyusun kerangka skripsi secara sistematis agar tujuan dari skripsi lebih terarah dan mudah dipahami. Adapun sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagian Muka Bagian muka dari proposal ini terdiri dari: sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahankata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran

  2. Bagian Isi

  Bagian isi terdiri dari: BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori yang penulis gunakan terkait teori dan penerapan metode kooperatif model Think-Pair-Share dengan penambahan permainan puzzle.

BAB III Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang pelaksanaan

  tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MI Sruwen IV, Subyek Penelitian, Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara lain

  mencakup deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan dan hipotesis.

BAB V Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

  Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.

  Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

  Prestasi belajar dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor, baik fisiologis, maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah, minatnya, tingkat kecerdasannya, usia, bakat, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya. Selain itu, masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak, antara lain:

  a. Pemenuhan kebutuhan psikologis: Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak perlu dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu kebutuhan primer, pangan, sandang, dan perumahan serta kasih saying, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang pengaktualisian dirinya (Semiawan, 2008: 11).

  b. Intelegensi dan motivasi.

  Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor seperti intelegensi, emosi, dan, motivasi. Inteligensi. Menurut Winkel (1986 : 153) memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan mengatakan, ineteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan suatu tujuan untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan.

  Selain itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh emosi dan motivasi individu. Seseorang butuh motivasi atau motor penggerak dalam belajar, sehingga tujuan belajar dapat dicapai.

  

B. Penggunaan metode kooperatif tipe Think-Pair-Share dan puzzle pada

materi alat-alat pencernaan manusia untuk meningkatkan KKM

1. Pengertian Metode

  Pengertian metode menurut Fathurrahman Pupuh (2007) secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Hamruni, 2001: 7).

  Penggunaan suatu metode tertentu dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan sebagai upaya memperoleh prestasi belajar yang maksimal bagi peserta didik. Sehingga keterampilan guru dalam memilih metode untuk diterapkan dalam pembelajaran sangatlah diperlukan. Pentingnya keterampilan seorang guru dalam memilih metode tertentu dalam suatu pelajarn juga dikemukakan oleh Hamruni, bahwa pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal (Hamruni, 2001: 7).

2. Kooperatif

  Kooperatif menunjukkan kata sifat. Kooperatif sendiri berasal dari kata kooperasi yang berarti bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain (Johnson, 2010: 5). Sedangkan menurut Hamruni, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda (Hamruni, 2012: 118).

  Inti dari pembelajaran kooperatif adalah nilai kerjasama, baik antara peserta didik dengan peserta didik lain, maupun kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik. Keberadaan pendidik dalam pembelajaran menjadi sangat penting ketika guru bertindak menjadi fasilitator dalam kelas, yakni memberi tugas, mengarahkan, dan memberi pengawasan terhadap jalannya kegiatan belajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Agus Suprijono, bahwa secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Suprijono, 2009: 55).

  Hasil yang diperoleh dari pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar isu-isu yang sedang dibicarakan anak berdasarkan materi yang diberikan guru saja. Namun juga prestasi belajar yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai prestasi belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan social (Suprijono, 2009: 61). Menurut Roger David Johnson, hasil tersebut dapat dicapai secara maksimal apabila memenuhi 5 unsur pembelajaran kooperatif, antara lain: a. Saling Ketergantungan Positif

  Pembelajaran kooperatif menunjukkan ada dua pertnggungjwaban kelompok. Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan, dan yang

  kedua menjamin setiap anggota mempelajari bahan tersebut. b. Tanggung Jawab Perseorangan Tanggung jawab peseorangan ialah kunci untuk menjamin semua anggota yg diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

  c. Tatap Muka Kegiatan interaksi akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.

  d. Komunikasi Antar Anggota Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada keediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

  e. Pemrosesan Kelompok Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok.

3. Model Belajar TPS (Think-Pair-Share)

  Pengertian TPS (Think-Pair-Share) menurut Ibrahim dkk merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa .TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual. Model belajar ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Istilah Think- Pair-Share berasal dari bahasa Inggris yang masing-masing artinya antara lain: a. Think: (kb)pikiran, (kk)berpikir (Echols dan Shadily, 2005: 587).

  Think/thinking jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti berpikir.

  Seperti namanya, “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.Guru memberi kesempatan kepada mereka untuk memikirkan jawabannya (Suprijono, 2009: 91).

  b. Pair/pairing: (kb)sepasang, (kk)berpasangan. (Echols dan Shadily, 2005: 416) Pair/pairing berarti sepasang/berpasangan. “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didikberpasang-pasangan itu untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangan-pasangannya. (Suprijono, 2009: )

  c. Share/Sharing: (kb)bagian, (kk)membagi. (Echols dan Shadily, 2005: 518). Share/sharing berarti bagian/membagi. Dalam kegiatan

  “Sharing” , siswa membagikan hasil diskusinya kepada peserta yang

  lain. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan

  “Sharing” . Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang

  mendorong pada pengontruksian pengetahuan secara integratif. (Agus Suprijono, 2009: 91)

4. Permainan

  Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Anggani Sudono, 2010: 1). Sedangkan menurut M. Furqon Hidayatullah, bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga anak akan menemukan sesuatu dari pengalaman bermain. (Hidayatullah, 2008: 5).

  Permainan, menutut Loy, Mcpherson, dan Kenyon adalah berbagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh : a. Keterampilan fisik,

  b. Strategi,

  c. Atau kesempatan,

  d. Yang dilakukan secara perseorangan atau gabungan. (M. Furqon Hidayatullah, Mendidik Anak dengan Bermain, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)).

  Hetherington dan Park (1979: 57) mengemukakan fungsi bermain, yaitu:

  a. Mempermudah pengembangan kognitif anak. Bermain memberikan kepada anak untuk mempelajari lingkungannya, belajar tentang objek, dan waktu memecahkan masalah. b. Bermain mempercepat atau mempercepat pengembangan sosial anak; terutama di dalam fantasi, bermain peran, anak belajar memahami yang lain dan berlatih peran seakan-akan anak tambah dewasa; dan

  c. Bermain memberikan kepada anak untuk memecahkan beberapa problem emosionalnya, belajar mengatasi kecemasan dan konflik dalam dirinya di dalam situasi yang tidak mengancam/atau menghawatirkan (non threatening). (M. Furqon Hidayatullah, Mendidik Anak dengan Bermain, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)).

5. Puzzle

  Puzzle berdasarkan kamus Bahasa Inggris-Indonesia berarti teka- teki. Puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang.

  Permainan puzzle bukan lagi permainan yang asing bagi anak-anak. Permainan puzzle memiliki banyak jenisnya. Menurut Rani Yulianti,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR “INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM” MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV MI JAUHAROTUT THOLIBIN BLITAR

0 8 19

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT SDN 5 CIPADANG PESAWARAN

0 13 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL INKUIRI MATERI IPA PADA SISWA KELAS IV SDN DADIREJO 02 PATI

0 0 21

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI HARAM BERPUASA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI KENTENGSARI 02 CANDIROTO TEMANGGUNG TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 87

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS IV MI MONOKERTO KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG - Test Repository

0 0 102

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PLEJARAN ALQURAN HADIST PADA MATERI HADIST MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS IV MI SURUH 02 KAB.SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 84

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PELAJARAN SKI (SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM) SISWA KELAS IV DI MI SRANTEN KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

0 0 140

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V DI MI AL-HIDAYAH NGADIROJO KEC. AMPEL, KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 139

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT INDRA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEANKUNTI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test

0 0 220

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 153