HUBUNGAN ANTARA PR ESTA SI AQIDAH AKHLAK DENGAN BUDI PEKERTI PADA SISW A MI MAARIF TING KIR LOR KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2 0 1 0

  HUBUNGAN ANTARA PR ESTA SI AQIDAH AKHLAK DENGAN

BUDI PEKERTI PADA SISW A MI MAARIF TING KIR LOR

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

TAHUN 2 0 1 0 S K R

  I P S I

Diajukan u n tu k M em peroleh Gelar

Sarjana P endidikan Islam

  Oleh:

SUKHAESI AKHLA

  NIM: 11408123

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

2 0 1 0

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelan dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama :Sukhaesi Akhla NIM :11408123

  Jurusan :Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul

  .•HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AQIDAH AKHLAK DENGAN DUBI PEKERTI PADA SISWA MI MAARIF TINGKIR LOR KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2010 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, Juli 2010 Pembimbing

KEMENTERIAN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STA IN ) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 0 2 Telp. (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0721

  

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudara Sukhaesi Akhla dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408123 yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AQIDAH AKHLAK DENGAN

  

DUBI PEKERTI PADA SISWA MI MAARIF TINGKIR LOR

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2010 telah

  dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

  

Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 Agustus 2010 dan telah

  diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Salatiga, 19 Ramadhan 1431 H

  28 Agustus 2010 M Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang Ketua Sidan.

  Hanyadi, M. Pd D y. Imam Sutomo, M. Ag

  \ 19580827 198303 1 002 9670112 199203 1 005 Penguji II

  Dra. Siti Asdiqoh, M. Si Moh. Kfyts€n, M. Ag, MA

  NIP. 19680812 199403 2 003 NIP. 19741212 199903 1 003 Pembimbipg

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah in i: Nama Lengkap SUKHAESIAKHLA Nomor Induk 11408123 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, Juli 2010 Yang menyatakan

SUKHAESI AKHLA

  MOTTO

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.

  

Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan, di mana saja kamu berada

pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

  

(Al Baqarah: 148)

.......... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.

  

( Al Mujaadilah : 11)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Ibuku yang tak pernah lelah, selalu memberikan dorongan dan doa restunya.

  2. Kakak-kakakku dan anak-anakku yang selalu mendoakan dan menambah semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

  3. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman.

  4. Bapak Kepala MI Maarif Tingkir Lor yang memberikan kesempatan dan perhatian serta banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Guru MI Maarif Tingkir Lor yang senantiasa memberi dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Sahabat-sahabatku senasib sepeijuangan, yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.

  7. Para pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmad serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selelu

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nanti-

nantikan syafaatnya besok di yaumul qiyamah. Amin Allahumma Amin.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar saijana dalam ilmu tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan dan pengerahan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut

penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, dan dengan iringan doa

semoga amal baik yang telah diberikan, mendapat pahala disisi Allah SWT.

  Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Yth: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Machiud, M. Ag selaku pembimbing yang memberikan pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak Sadi Sarifudin, S. Ag selaku kepala MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

  4. Bapak/ibu guru MI Maarif Tingkir Lor yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Karena keterbatasan yang ada pada penulis, penulis menyadari dalam

penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya, dan kekurangan ini terdapat pada penulis.

vii Semoga skripsi ini dapa* bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat menunjang pembangunan ilmu pengetahuan.

  Salatiga, Juli 2010 Penulis

  

ABSTRAK

Akhla,Sukhaesi. 2010. Hubungan antara prestasi Aqidah Akhlak dengan Budi

Pekerti Pada Siswa M l Maarif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota

  Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Salatiga Tahun 2010. Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Drs. Machfud, M. Ag. Kata Kunci: Prestasi Aqidah Akhlak dan Budi Pekerti Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui prestasi aqidah akhlak

dengan budi pekerti siswa MI Maarif Tingkir Lor. Pertanyaan utama yang ingin

dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana prestasi belajar aqidah akhlak

siswa MI Maarif Tingkir Lor? (2) Bagaimana budi pekerti siswa MI Maarif

Tingkir Lor? (3) Apakah ada hubungan antara prestasi aqidah akhlak dengan budi

pekerti siswa MI Maarif Tingkir Lor?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan tehnik pengumpulan menggunakan metode

wawancara, tes dan dokumentasi, yaitu dengan memberikan soal untuk dijawab

responden. Kemudian dari hasil pertanyaan tersebut dianalisa dengan

menggunakan analisis ststistik teknik product momment.

  Dengan menggunakan angka-angka statistik dalam menganalisa pokok

permasalahan, temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Prestasi Aqidah

Akhlak siswa MI Maarif Tigkir Lor terhitung baik (2) Budi pekerti siswa MI

Maarif Tingkir Lor terhitung tinggi (3) Ada hubungan antara prestasi aqidah

akhlak dengan budi pekerti pada siswa MI Maarif Tingkir Lor.

  

DAFTAR ISI

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  26

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budi pekerti,

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  C. Penutup................ DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

   Tabel 2 Data Keadaan Guru dan Karyawan MI Maarif Tingkir Lor.. 34

  

  

  

  

  

   Tabel 15 Tabel Analisa Product Moment

  59

  B A B I PENDAHULUAN . Latar Belakang Masalah

  Aqidah akhlak merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang aqidah atau keyakinan dan akhlak atau sifat dan perbuatan manusia yang berpedoman kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Siswa mempelajari aqidah akhlak sejak dari kelas I di Madrasah Ibtidaiyah. Siswa mendapatkan pengetahuan tersebut dari guru dengan penjelasan yang disertai dengan cerita sehingga membuat anak mudah memahami tentang pelajaran yang diberikan oleh guru. Selain dengan metode bercerita, guru menyuruh siswa untuk melakukan sesuatu misalnya; menghafalkan kalimat thayyibah dengan artinya. Metode yang digunakan tersebut merupakan pengembangan dalam belajar untuk memudahkan pemahaman pelajaran aqidah akhlak pada siswa.

  Ilmu yang dipelajari di madrasah terutama pelajaran aqidah akhlak tidak lepas dari prestasi belajar yang berupa prestasi belajar aqidah akhlak. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai setelah pemberian materi dan pemahaman penjelasan materi yang berupa pertanyaan terutama pertanyaan dari materi aqidah akhlak yang telah dipelajari. Kemudian hasil belajar dari aqidah akhlak sering dikaitkan dengan budi pekerti yang dimiliki oleh siswa.

  Ada yang memperoleh prestasi aqidah yang tinggi tetapi mempunyai budi pekerti yang kurang baik,ada yang memperoleh prestasi yang kurang tinggi tetapi mempunyai budi pekerti yang paling baik. Ada yang memperoleh

  1

  2

  prestasi tinggi yang mempunyai budi pekerti yang baik dan ada yang memperoleh prestasi kurang tinggi yang mempunyai budi pekerti ynag kurang baik. Masalah seperti ini memang perlu diperhatikan terkait dengan pengembangan jiwa anak dengan prestasi belajar aqidah akhlak.

  Dalam perencanaan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki pendapat dalam melakukan penelitian ini mengharapkan siswa dalam belajar aqidah akhlak yang memperoleh prestasi yang tinggi dapat memiliki budi pekerti yang baik. Siswa yang memiliki budi pekerti yang baik dapat memperoleh prestasi yang tinggi. Siswa yang memperoleh prestasi yang kurang tinggi dan memilki budi pekerti yang kurang baik dapat meningkatkan prestasi yang lebih tinggi dan memilki budi pekerti yang lebih baik lagi. Dari penelitian tersebut penulis mengharapkan agar kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat prestasi siswadalam belajar aqidah akhlak dan tingkat pengamalan aqidah akhlak dalam budi pekerti siswa di lingkungan madrasah dan di rumah atau keluarga.Pembinaan akhlak di lingkungan madrasah dipantau oleh guru yang selalu dilaksanakan oleh para siswa terutama dalam bertingkah laku terhadap sesama siswa dan guru.

  Dalam penelitian tersebut guru berperan sangat besar dalam pembinaan akhlak dengan metode pengajaran yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan prestasi yang tinggi dan budi pekerti yang baik. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi tolok ukur dalam pembelajaran aqidah dan pengamalan aqidah di lingkungan madrasah dan dapat menjadikan madrasah sebagai tempat pembinaan akhlak yang terbaik setelah dari orang

  3

  tua. Manfaat yang dihasilkan dari penelitian dapat meningkatkan prestasi dan akhlak selamanya. Sehingga menciptakan siswa yang berprestasi dan berakhlak mulia terhadap Allah dan terhadap sesama siswa,guru dan orang tua.

  Akhlak terpuji sering disebut juga akhlakul karimah atau akhlak mahmudah. Jadi pengertian akhlak terpuji pada diri sendiri yaitu akhlak seseorang yang sesuai dengan norma-norma, aturan-aturan atau undang- undang yang berlaku baik norma agama, hukum maupun norma adat yang berlaku dalam masyarakat. Manusia yang mulia bukanlah yang banyak harta bendanya, tinggi kedudukannya, tampan rupanya, keturunan bangsawan, akan tetapi yang terpuji adalah akhlaknya. Baik akhlak terhadap Allah maupun akhlak terhadap sesama manusia. Sabda Rasulullah SAW

  Artinya: “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR.Tabrani).

  Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling sempurna budi pekertinya (akhlaknya). (H.R.At-Tabrani) Firman Allah SWT:

  4

  Artinya: “barang siapa mengeijakan kebijakan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) menjadi tanggungan untuk dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hambamu, menganiaya hamba-hamba-Nya (Q.S. Fussilat/41-46)

  Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian/kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (Q.S. Al-Isra717:7) Firman Allah SWT:

  V d I ju a . O ji J t f l o

  A a jj (JlSIu o j j

  Artinya: “Maka barang siapa yang mengeijakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dis akan melihat (balasannya). Dan barang siapa yang mengeijakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya.” (Q.S.A1- Zalzalah/99:7-8).

  Secara umum, akhlak mencakup segala pengertian tentang tingkah laku, perangai, dan karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan sang pencipta maupun dengan sesama makhluk ciptaan-

  5

manusia yang dipraktikkan ke dalam sikap, kata-kata, dan tingkah laku sehari-

hari”(Retno, 2008:1). Budi pekerti adalah perpaduan dari hasil pemikiran dan

rasa yang diwujudkan dalam suatu tindakan atau tingkah laku manusia.

  Perilaku siswa dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar terutama

pada akhlak siswa yang juga berpengaruh terhadap guru. Setiap guru memiliki

penilaian terhadap siswa dari pengamatan akhlak dan perilaku siswa setelah

pembelajaran aqidah akhlak. Penilaian siswa dari hasil prestasi belajar dengan

akhlak yang dimiliki oleh siswa. Menurut Gagne guru memiliki tugas sebagai

evaluator of student learning (penilaian prestasi belajar siswa).

  Banyak guru yang tidak memperhatikan akhlak siswa terhadap

prestasi belajar siswa. Tetapi beberapa guru hanya memperhatikan prestasi

belajarnya saja. Sebenarnya akhlak siswa sangat berpengaruh terhadap

perkembangan belajar dan pergaulan terhadap lingkungan sekitarnya nulai dari

teman di sekolah, teman di rumah, keluarga sampai pada guru yang menjadi

pengajar siswa.

  

Pada kesempatan ini penulis akan meneliti tentang hal yang berkaitan dengan

permasalahan tersebut sengan mengkaji, mempelajari dan mendeskripsikan

tentang prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa pada siswa

Madrasah Ibtidaiyah dengan judul penelitian; “Hubungan Antara Prestasi

  Aqidah Akhlak Dengan Budi Pekerti Pada Siswa MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010”.

  6

B. Penegasan Istilah

  Dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan definisi operasional dari istilah tersebut:

  1. Hubungan Menurut Hadisyuaep (2004:217), “hubungan berarti berkaitan, berkenaan, bertalian, keijasama”.

  2. Prestasi Prestasi berarti hasil yang dicapai melebihi ketentuan.

  3. Aqidah Akhlak Aqidah berarti kepercayan atau keyakinan. Akhlak berarti budi pekerti dan kelakuan. Aqidah akhlak berarti kepercayaan atau keyakinan dalam budi pekerti dan kelakuan.

  Adapun indikator variabel dari prestasi aqidah akhlak adalah sebagai berikut: a. Mengenal rukun iman.

  b. Membiasakan akhlak terpuji.

  c. Menghindari akhlak tercela.

  d. Memahami kalimat thayyibah

  4. Budi Pekerti Menurut Loso (2007:5), “Dari arti etimologi,”budi” dari bahasa sansekerta, dari akar kata “budh”, artinya nalar, pikiran. Pekerti dari akar

  7 kata “Kr” yang berarti bekeija, berkarya, perbuatan, akhlak, watak dan tindakan yang sudah menjadi kebiasaan”.

  Adapun indikator variabel dari budi pekerti adalah sebagai berikut: a. Perilaku terhadap diri sendiri.

  b. Perilaku terhadap lingkungan keluarga.

  c. Perilaku terhadap lingkungan sekolah.

  d. Perilaku terhadap lingkungan masyarakat

  5. Siswa MI Madrasah berarti sekolahan orang islam yang sama derajatnya dengan dekolah SD (Hadisyuaep, 2004:325). Ibtidayah adalah tingkatan awal atau dasar dalam pendidikan Islam. Siswa MI berarti pelajar atau murid yang berada di sekolah yang sama tingkatannya dengan SD pada pendidikan tingkat dasar.

  C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah:

  

1. Bagaimanakah prestasi belajar aqidah akhlak pada siswa MI Maarif Tingkir

Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010?

  

2. Bagaimanakah budi pekerti pada siswa MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan

Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010?

  

3. Adakah korelasi prestasi belajar aqidah akhlak terhadap budi pekerti pada

siswa MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010?

  8 D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui prestasi belajar aqidah akhlak pada siswa MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010

  2. Untuk mengetahui budi pekerti pada siswa MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan budi pekerti pada siswa MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010

  E. Kegunaan/Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian dapat digunakan sebagai upaya penemuan teori/ilmu/pengetahuan yang sesuai dengan tema yang diteliti.

  2. Manfaat Praktis

  a. Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai masukan informasi bagi para guru dalam hal prestasi belajar aqidah akhlak yang berhubungan erat dengan budi pekerti sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan di sekolah/madrasah sehari-hari.

  b. Sebagai masukan kepada lembaga sekolah/madrasah untuk megambil kebijakan sekolah/madrasah

  9 F. Hipotesis Penelitian

  Menurut Suharsimi Arikunto (2005:55),“Hipotesis adalah alternatif

dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan

dalam penelitian, dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya

sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan

melalui penelitian”.

  Berdasarkan hipotesis tersebut, maka yang menjadi hipotesis pada

penelitian ini adalah: “Bahwa ada korelasi positif antara prestasi belajar aqidah

akhlak terhadap budi pekerti pada siswa MI Maarif Tingkir Lor Kecamatan

Tingkir Kota Salatiga Tahun 2010”. Artinya semakin tinggi prestasi aqidah

akhlak semakin baik budi pekerti siswa.

  G. Metodologi Penelitian

  1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian adalah cara pandang dan pilihan peneliti dalam memahami subjek dan substansi/ objek penelitian. Dalam penelitian ini yaitu kuantitatif akan mengambil pendekatan dengan penelitian eksperimen. Rancangan penelitian ini akan mengambil rancangan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada dan tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Penelitian mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

  10

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di MI Maarif Tingkir Lor.

  Rencana waktu penelitian akan dilaksanakan tanggal 11 sampai dengan 20 Juni 2010.

  3. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh subjek penelitian populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MI. Sampel adalah sebagian dari subjek penelitian yang menjadi variabel penelitian. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas III, IV dan V MI Maarif Tingkir Lor yang berjumlah 30 anak.

  4. Pengumpulan Data

  a. Wawancara Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lesan dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya, dalam hal ini wawancara denga kepala Ml dan Komite serta para Guru.

  b. Tes Tes di dalam penelitian ini adalah pemberian soal-soal yang harus dijawab oleh responden. Tes yang digunakan adalah tes aqidah akhlak yang berguna untuk mengetahui prestasi dan tes dudi pekerti untuk mengetahui tingkat perilaku siswa sehari-hari.

  c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-

  11 keterangan yang bersumber dari data yang diambil di MI Maarif Tingkir Lor.

  d. Jadwal Waktu Pelaksanaan Pengumpulan Data Jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data yaitu 2 minggu sebelum pelaksanaan uji coba instrumen. Rencana pelaksanaan pengumpulan data tanggal 14 s/d 20 Juni 2010 .

  5. Instrumen Penelitian Contoh sebagian instrumen penelitian yang berupa daftar angket/test terlampir

  6. Analisis Data

  a. Analisis Pendahuluan Analisa ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah, sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variabel penelitian. Analisis ini menggunakan rumus prosentase:

  ? = — x m % N

  Keterangan : P : Prosentase perolehan F : Frekwensi mentah N : Jumlah total responden

  12

  b. Analisis lanjut Analisis data digunakan untuk mengetahui data prestasi

  Aqidah Akhlak dengan Budi Pekerti sehingga dapat ditentukan berhubungan atau tidaknya variabel tersebut. Analisis ini menggunakan rumus product moment, yaitu :

  = N S x y - ( S x ) ( S y ) V i N S x M E x f j t N Z y M Z y ) 1)

  Keterangan : r xy = Product momment x = Frekuensi variabel prestasi aqidah akhlak y = Frekuensi variabel budi pekerti N = Jumlah sampel

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bab:

  Bab I: Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat/Kegunaan Penelitian,Sistematika Penulisan.

  13

  Bab II: Landasan Teori Teori yang terdiri dari Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Pada Siswa MI, Aqidah Akhlak dengan Budi Pekerti, Hubungan Antara Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Budi Pekerti Pada Siswa MI Bab III: Laporan Hasil Penelitian yang terdiri dari gambaran Madrasah Ibtidaiyah Tingkir Lor dan Hasil Penelitian.

  Bab IV: Analisa Data yang terdiri dari Analisa Data Tentang Prestasi Belajar Aqidah Akhlak, Data Analisa Tentang Akhlak Siswa Terhadap

  Guru, Data Analisa Tentang Hubungan Antara Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Siswa Terhadap Guru Pada Siswa MI.

  Bab V: Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Aqidah Akhlak

  1. Pengertian Prestasi Aqidah Akhlak

  a. Prestasi Prestasi adalah hasil yang dicapai melebihi ketentuan. “Prestasi adalah suatu hasil dari apa yang telah diusahakan dengan menggunakan daya atau kekuatan” (Sri Sulastri, 2008:51). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, prestasi aqidah akhlak yang merupakan salah satu bagian dari jenis pendidikan agama dalam struktur mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Maarif Tingkir Lor.

  Adapun prestasi dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

  Sedangkan faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.

  b. Aqidah Aqidah adalah kepercayan atau keyakinan. Menurut Muhammad

  Daud Ali (1998:199), “yang dimaksud aqidah dalam bahasa Arab (dalam bahasa Indonesia ditulis akidah), menurut etimologi, adalah ikatan,

  15 sangkutan, disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu, dalam pengertian tehnis artinya adalah iman atau keyakinan”. “Aqidah adalah keyakinan yang tersimpul kokoh dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung suatu perjanjian (Abdul

  Qadir Atha, 19934:8). Atau dengan kata lain Aqidah adalah membahas masalah keimanan. Dalam aqidah ini merupakan pangkal atau pokok dalam menentukan keimanan seseorang.

  c. Akhlak Akhlak berarti budi pekerti dan kelakuan. Menurut Yunahar Ilyas

  (2007:1), “secara etimologi (lughatan) akhlak (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluk yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat”. Kata akhlak jika diurai secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika digabung (khalaqa) berarti menciptakan, ini mengingatkan kita pada kata Al-Khaliq yaitu Allah SWT, maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan Al-Khaliq (Allah) dan mahluk (hamba), akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya menghubungkan antara hamba dengan Allah SWT, sang Khalik. “Akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa, karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda”(Ali, 2004:27).

  16 Menurut sebagian ulama, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam di dalam jiwa seseorang dan sifat tersebut akan muncul pada saat seseorang tersebut merasakan sesuatu hal tanpa merasa kesulitan karena sudah menjadi kebiasaan”(Retno, 2008:2).

  Menurut Muhammad Daud Ali (2004:351) “Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia, karena itu selain dengan akidah, akhlak tidak dapat diceraipisahkan dengan syari’ah”.

  2. Dasar-dasar Aqidah Akhlak Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran darinya, oleh karena itu jika seseorang berakhlak dengan benar niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus, begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar.

  Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 110: j a ^S l L »

  'V1 jal£ jllljjlja jlLalll jAial j “Dan laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan

yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkan (pahala) di

sisi Allah. Sungguh Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ”.

  Firman Allah dalam surat Taha, ayat 112:

  17

  

“Dan barang siapa mengenakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan)

beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya)

dan tidak pula khawatir akan pengurangan haknya

  Firman Allah dalam surat Al Imran ayat 148:

  “Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

  

Bukhari Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA, Ia berkata

Rasulullah SAW bukanlah profil seorang yang berkata dan berbuat

yang tidak senonoh. Beliau bersabda: “sesungguhnya orang yang terbaik

dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian ”.

  Adapun dasar-dasar akidah akhlak yang lain dari sabda Nabi yang artinya antara lain sebagai berikut: 1. “Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangan pahalanya daripada akhlak yang baik”(HR. Abu Dawud dan Turmudi). 2. “Sebaik-baik orang beriman adalah yang terbaik budi pekertinya”(HR.

  Turmudi) 3. “Kamu tidak akan memperoleh kebaikan jika hanya karena harta benda saja,tetapi kamu akan memperoleh kebaikan dari orang lain, jika kamu bermuka yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik”(HR. Abu Ya’la). 4. “Kebaikan adalah tindak tanduk (budi pekerti) yang baik”(HR.

  Muslim).

  18 5. “Tidak ada pemberian seorang ayah kepada seorang anak yang lebih baik (utama) dari budi pekerti yang baik”(HR. Turmudi). 6. “Dua sifat yang tidak akan terdapat dalam hati seorang mukmin, yaitu (1) kikir dan (2) budi pekerti yang jahat” (HR. Turmudi).

  7. “Tuhanku telah mendidik aku dengan sebaik-baik pendidikan (budi pekerti yang baik)”(HR. Ibnu Mas’ud).

  8. “Muliakan anak-anakmu dan perbaikilah mereka dengan pendidikan budi pekerti yang baik”(Dari Anas).

  3. Pentingnya Aqidah Akhlak Akhlak dalam Islam merupakan sekumpulan prinsip dan kaidah yang mengandung perintah atau larangan dari Allah SWT. Menurut Loso

  (2008:8 l)”Prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah SAW, dalam perkataan, perbuatan dan ketetapan-ketetapan beliau yang mempunyai kaitan dengan tasyri’, dan dalam mengarungi kehidupan, setiap muslim wajib berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tersebut”.

  Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Fussilat ayat 46: * U i J » £jl»11 .la'dal-s.\t. ^ -

  

“Barang siapa mengerjakan kebajikan maka pahalanya untuk dirinya

sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka dosanya menjadi

tanggungan dirinya sendiri dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi

hamba-hamba-Nya

  19 Pendidikan Aqidah dan Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati

dan mengimani Allah dai. merealisasikannya dalam perilaku Akhlak

mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam

kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan,

pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan

peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama

lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

  Mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq di Madrasah berfungsi untuk:

  

a. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat;

b. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada AHah SWT serta

Akhlaq mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang sebelumnya telah

ditanamkan dalam lingkungan keluarga;

c. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial.

  

d. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari;

  

e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau

dari budaya asing yang dihadapinya sehari-hari;

f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan Akhlaq, serta sistem dan fungsionalnya.

  20

  g. Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Aqidah dan Akhlaq pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Tujuan Aqidah Akhlak

  Mata pelajaran Aqidah-Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam Akhlaqnya

yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah

dan Akhlaq Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  Menurut Ali Abdul Halim Mahmud (2004:159),’’Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT, yang akan menghantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat”. Akhlak juga mempunyai tujuan-tujuan lain di antaranya:

a. Mempersiapkan manusia-manusia yang beriman yang selalu beramal saleh.

  b. Mempersiapkan manusia beriman dan saleh yang menjalani kehidupannya sesuai dengan ajaran Islam, melaksanakan apa yang

  21

  diperintahkan agama dan menjauhi apa yang diharamkan, menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk, tercela dan mungkar.

  c. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi secara baik dengan sesamanya baik dengan orang muslim maupun non muslim, mampu bergaul dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mencari ridha Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-Nya dan petunjuk- petunjuk Nabi-Nya, dengan semua ini dapat tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup umat manusia.

  d. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma ’ru f nahi dan beijuang fi sabililah demi tegaknya agama Islam.

  munkar

  e. Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan persaudaraannya sesama muslim dan selalu menberi nak-hak persaudaraan tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan sedikitpun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama ia berada di jalan yang benar.

  f. Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang merasa bahwa dia adalah bagian dari seluruh umat yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan bahasa. Atau insan yang siap melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat Islam selama dia mampu.

  g. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bangga dengan loyalitasnya kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi

  22

  tegakrva panji-panji Islam di muka bumi. Atau insan yang rela mengorbankan harta, kedudukan, waktu dan jiwanya demi tegaknya syariat Allah.

  Adapun materi aqidah akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah sesuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 secara garis besar adalah sebagai berikut:

  1) . Mengenal rukun iman 2) . Membiasakan akhlak terpuji 3) . Menghindari akhlak tercela 4) . Memahami kalimat thayyibah

B. Budi Pekerti

  1. Pengertian Budi Pekerti Menurut bahasa, budi pekerti terdiri dari kata “budi dan pekerti”.

  Budi adalah sesuatu yang ada pada diri manusia yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio maupun karakter seseorang tersebut. Secara sederhana budi dapat diartikan sebagai paduan akal dan perasaan untuk melakukan sesuatu, sedangkan pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, pekerti juga bisa diartikan sebagai tindakan yang sudah menjadi kebiasaan, sering juga disebut sebagai tingkah laku.

  Budi pekerti adalah kata majemuk perkataan budi dan pekerti, gabungan kata yang berasal dari bahasa Sansekerta dan bahasa Indonesia,

  23

  dalam bahasa Sansekerta budi artinya alat kesadaran (batin), sedang dalam bahasa Indonesia pekerti berarti kelakuan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budi pekerti ialah tingkah laku, perangai, akhlak. Budi pekerti mengandung perilaku yang baik, bijaksana dan manusiawi. “Di dalam perkataan itu tercermin sifat, watak seseorang dalam kehidupan sehari- hari, budi pekert sendiri mengandung pengertian positif, namun penggunaan atau pelaksanaannya mungkin negatif, penerapannya tergantung pada manusianya”(Muhammad Daud Ali, 1998:159).

  2. Macam Macam Budi Pekerti Macamnya budi pekerti dibagi menjadi dua, yaitu budi pekerti baik atau (terpuji) dan budi pekerti buruk (tercela). Yang termasuk dalam pengertian positif (baik) adalah segala tingkah laku, tabi’at, watak dan perangai yang sifatnya benar, amanah, sabar, pemaaf, pemurah, rendah hati dan lain-lain sifat yang baik. Sedang yang termasuk ke dalam pengertian akhlak atau budi pekerti yang buruk adalah semua tingkah laku, tabi’at, watak, perangai, sombong, dendam, dengkin khianat dan lain-lain sifat-sifat yang buruk. “Yang menentukan suatu perbuatan atau tingkah laku itu baik atau buruk adalah nilai dan norma agama, juga kabiasaan atau adat istiadat”( Muhammad Daud Ali, 1998:346).

  Firman Allah dalam surat Al-Ma’idah ayat 100:

  j- ^ ( I . * mS. ilo 1 j l . n kli jc* ma. Ja

  24

  

“Katakanlah (Muhammad), tidaklah sama yang buruk dengan yang baik,

meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah

kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat agar kamu

beruntung”.

  Budi pekerti yang mulia ada sepuluh: dermawan, malu, jujur, menyampaikan amanat, rendah hati (tawadhu), cemburu, berani, santun, sabar, dan syukur.

  a. Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi: (pertama), tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang. (Kedua), tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah. (Ketiga), tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh.

  b. Janganlah sekali-kali engkau menjadi orang yang keburukannya lebih kuat daripada kebaikannya, kekikirannya lebih kuat daripada kedermawanannya, dan kekurangannya lebih kuat daripada kebajikannya.

  c. Pandanglah buruk pada dirimu apa yang engkau pandang buruk pada selainmu.

  d. Semulia-mulia nasab adalah akhlak yang baik.

  e. Tidak ada teman yang seperti akhlak yang baik, dan tidak ada harta warisan seperti adab.

  f. Hendaklah engkau ridha akan perlakuan orang-orang terhadapmu sama seperti engkau ridha atas perlakuanmu terhadap mereka.

  g. Adab adalah pusaka yang terbaik.

  25 h. Jika engkau menyukai akhlak yang mulia, maka hendaklah engkau menjauhi segala hal yang haram. i. Tidak adanya adab adalah sebab segala kejahatan. j. Peijalanan adalah ukuran akhlak. k. Kasihanilah orang-orang fakir yang sedikit kesabarannya, kasihanilah orang-orang kaya yang sedikit syukurnya, dan kasihanilah semua karena lamanya kelalaian mereka. l. Kemuliaan keturunan yang paling tinggi adalah akhlak yang baik. m. Ketakwaan adalah akhlak yang utama. n. Akhlak yang baik adalah sebaik-baik teman. o. Kalau segala sesuatu harus dipisah-pisahkan, maka dusta tetap bersama takut, kejujuran bersama keberanian, santai bersama keputusasaan, kelelahan bersama kerakusan, penolakan bersama ketamakan, dan kehinaan bersama utang. p. Hendaklah kalian menjaga adab. Sebab, jika kalian raja, pasti kalian akan melebihi raja-raja yang lain; jika kalian penengah, pasti kalian akan dapat mengatasi (yang lain); dan jika kehidupan kalian miskin, pasti kalian akan dapat hidup (terhormat) dengan adab kalian. q. Pilihlah untuk diri kalian, dari setiap kebiasaan, yang paling bagusnya, karena sesungguhnya kebaikan merupakan kebiasaan. r. Semulia-mulia raja adalah yang tidak dicampuri kesombongan dan tidak menyimpang dari kebenaran. Sekaya-kaya orang adalah yang tidak tertawan oleh ketamakan. Sebaik-baik kawan adalah yang tidak

  26

  menyulitkan kawan-kawannya. Dan sebaik-baik akhlak yang paling dapat membantunya dalam ketakwaan dan ke-wara '-an (kehati-hatian dalam beragama). s. Seseorang tidak akan menjadi mulia sehingga dia tidak peduli dengan pakaian yang mana saja dia muncul (di tengah-tengah masyarakatnya). t. Adab adalah pakaian yang senantiasa baru.

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budi Pekerti Budi pekerti seseorang dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa faktor, antara lain: a. Faktor Formal

  Faktor pembentuk budi pekerti secara formal, dapat diperoleh dari sekolah umum maupun kejuruan, sekolah yang berbasis agama tertentu, dari jenjang yang paling rendah hingga yang paling tinggi.

  Menurut Supriyanti (2008:42)’'Sekolah merupakan suatu tempat dimana seseorang memperoleh ilmu baik itu ilmu yang bentuknya materi maupun non materi”. Kalau bentuk materi berupa palajaran yang membuat seseorang berpengetahuan, sedang ilmu yang non materi dapat berupa pembentukan budi pekerti. Selain sisi positif pembentukan budi pekerti melalui sekolah ada juga sisi negatifnya, yaitu pengajaran pengajaran budi pekerti di sekolah pada saat ini belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain.

  27

  b. Faktor Informal Faktor informal adalah faktor pambentuk budi pekerti yang tidak

resmi, faktor informal meliputi keluarga dan lingkungan. Keluarga

adalah faktor penentu terbentuknya budi pekerti, dan keluarga adalah

pendidik yang paling awal dalam terbentuknya budi pekerti

dibandingkan dengan tempat pendidikan lainnya.

  Lingkungan keluarga yang mendukung, maka akan akan

membentuk budi pekerti anak menjadi baik, tetapi sebaliknya jika

lingkungan keluarga sudah tidak mendukung, maka sulit budi pekerti

baik akan terbentuk.

  Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah tempat

pendidikan akhlak dan budi pekerti yang terbaik dibanding tempat

pendidikan yang lain, hal ini dikarenakan melalui keluarga keluarga

Dokumen yang terkait

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AL QUR'AN HAD ITS MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI YASPI DASEH PAKIS MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 2 0 0 8

0 0 94

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAISISW A M Ts MAARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I D

0 2 107

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6

0 3 89

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED TEACHING KELAS III DI MI AL ISLAH KALEGEN BANDONGAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 0 89

PENINGKATAN PR ESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE RO LE FLAYING DAN BILLBO ARD RANKIN G PADA PELAJARAN SKI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KECANDlEtAN KOTA SALATIGA TAHUN 2 0 1 0

0 0 125

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1

0 0 70

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 /2 0 1 1 - Test Repository

0 1 74

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TARIH MELALUI METODE DISKUSI PARTISIPASI PADA SISW A KELAS V SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 3 118

UPAYA PENINGKATAN NILAI HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS IV DENGAN READING ALOUD MI TARBIYATUL BANIN TAGALWATON KEMBANG AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

0 1 92

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE )EMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOBOREJO KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

1 0 96