DOCRPIJM 1495182009BAB 5 KETERPADUAN STRATEGI Prabumulih 2015 2019

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA PRABUMULIH

5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Prabumulih

  Sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 bahwa tujuan penataan ruang merupakan perwujudan visi dan misi pembangunan daerah dan mendukung tujuan penataan ruang nasional maka tujuan penataan ruang Kota Prabumulih juga berusaha untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Prabumulih sebagaimana telah diundangkan melalui Peraturan Daerah (PERDA) Kota Prabumulih Nomor 02 tahun 2009. Kebijakan penataan ruang kota merupakan arah tindakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang kota. Strategi penataan ruang kota merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. KEC. TANAH ABANG S L e m a t a Desa Payuputai n g n A L i P KEC. LEMBAK E M B A N G D . u M i n K r r i A S Desa Tanjung elang p S e a E PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH g KEC. CAMBAI . A Desa Sindur S d Capabel u u Desa Pangkul i Desa Muara Sungai S k Desa Sungai Medang e l e k a r Sukajadi r i l i B A o d n g i n BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PRABUMULIH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KEC. RAMBANG DANGKU KE MUARA ENIM KEC. PRABUMULIH BARAT Ibul Barat e Gunung Kemala Anak Petai Patih Galung Muntang Tapus KEC. PRABUMULIH UTARA Wanosari Pasar 1 m Mangga Besar a l Prabumulih Pasar 2 Karang Raja Pulba Jaya k

Tugu Kecil S

Malasari Muara Dua a KEC. PRABUMULIH TIMUR

G.Ibul

S b

. K

e

r

a

A B . Karang Jaya R a i U SKALA 1 : 50.000 K E M KEC. PRABUMULIH SELATAN U A R A E N I M J A L A N L I N G K A R Tanjung Ramun Simpraja KAB.MUARA ENIM K KEC. RAMBANG KAPAK TENGAH E S U B A N J E R I J A I . Karya Mulia KE DESA TANJUNG MIRING A Desa Karang Bindu S Desa Talang Batu Pusat Kecamatan Jalan Lain a u b n Desa Sinar Rambang E m b n Desa Kemang Tanduk u A L u m Desa Karangan b u n g Desa Tanjung Menang LEGENDA : Bagian Wilayah Kota (BWK) D Jalan Propinsi Bagian Wilayah Kota (BWK) A Batas Kelurahan/Desa Jalan Lingkar Bagian Wilayah Kota (BWK) B Bagian Wilayah Kota (BWK) C Jalan Negara Jalan Kereta Api Batas Kabupaten A i r R a m b a n g KEC. RAMBANG LUBAI A i r i r a G n e l i u g p n Sumber : Bappeda Kota Prabumulih k Tanjung Rambang A S u Desa Rambang Sunuling(jungai) KE BATURAJA A R a m b a n g Air Rambang KAB.OGAN ILIR Pusat Desa Batas Perencanaan Sungai Batas Kecamatan Rencana jaringan jalan

Gambar 5.1 Skenario Penataan Ruang Kota Prabumulih

  5.1.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Prabumulih

  Penataan ruang wilayah kota bertujuan untuk mewujudkan wilayah Kota Prabumulih sebagai kota perdagangan dan jasa berskala regional yang berwawasan lingkungan.

  5.1.2. Kebijakan Penataan Ruang Kota Prabumulih

  Kebijakan penataan ruang wilayah Kota meliputi : 1.

  Pengembangan fungsi dalam mewujudkan peran regional kota.

  a.

  Pengembangan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat hubungan b. antar kawasan; Peningkatan aksebilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan; c. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana d. lingkungan permukiman; Peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota; e. Pengembangan kawasan budidaya terbangun yang mempertimbangkan f. efisiensi pemanfaatan ruang. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan g.

  5.1.3. Strategi Penataan Ruang Kota Prabumulih

  1. Strategi pengembangan fungsi dalam mewujudkan peran regional kota meliputi: Mengembangkan kegiatan perdagangan pelayanan regional; a. Menetapkan hirarki pelayanan kawasan perdagangan modern, tradisional , b. dan ritail; dan Mengembangkan kegiatan jasa pelayanan transportasi dan wisata.

  c. Strategi Pengembangan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat 2. hubungan antar kawasan meliputi :

  Membagi wilayah kota ke dalam bagian wilayah kota, yang masing-masing a. dilayani oleh pusat – pusat pelayanan; Menetapkan peran, fungsi dan struktur kegiatan utama bagian wilayah b. kota secara spesifik; dan c. Memantapkan peran pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota, dan pusat lingkungan dalam sistem wilayah kota.

  

3. Strategi Peningkatan aksebilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan meliputi

  :

  a. Meningkatkan aksebilitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar bagian wilayah kota; b. Memisahkan pergerakan antarkota dan pergerakan dalam kota;

  c. Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung dan tumbuh dan berkembangnya pusat pelayanan kota dan sub pusat pelayanan kota; d. Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung dan tumbuh dan berkembangnya pusat pelayanan kota e. Mengembangkan sisten transportasi massal;

  f. Mengembangkan terminal angkutan umum regional, terminal angkutan umum dalam kota, dan sub terminal angkutan umum; g. Mengembangkan terminal angkutan barang; dan h. Meningkatkan integrasi sistem antarmoda.

  

4. Strategi Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana

  lingkungan permukiman meliputi :

  a. Mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hirarki pelayanan; b. Mengembangkan prasarana jaringan listrik dan sumber energi listrik alternatif; c. Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi yang berbasis informasi pada kawasan perkantoran, pendidikan, pariwisata, serta perdagangan dan jasa;

  d. Mengembangkan prasarana sumber daya air;

  e. Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik –teknik yang berwawasan lingkungan; f. Mengembangkan prasarana pengolahan air minum;

  • – g. Meningkatkan kualitas air bersih menjadi air minum pada kawasan kawasan pelayanan umum;

  h. Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berbasis komunal; dan i. Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu.

  5. Strategi Peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota meliputi :

  a. Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada;

  b. Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi;

  c. Meningkatkan kete rsediaan ruang terbuka hijau di kawasan pusat kota;dan d. Mengembangkan kemitraan atau kerja sama dengan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau kota.

  6. Strategi Pengembangan kawasan budidaya terbangun yang

  mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan ruang meliputi :

  a. Mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertikal di kawasan pusat kota; dan b. Mengembangkan ruang – ruang kawasan yang efisien dan kompak dengan sistem insentif dan disinsentif.

  7. Strategi Peningkatan fungsi kawasan untuk pertah anan dan keamanan

  meliputi :

  a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan strategis, nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budi daya terbangun; dan d. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan/ TNI.

5.1.4. Dasar Perumusan dan Fungsi dari Struktur Ruang

  Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 dan pedoman penyusunan tata ruang wilayah dari Kementrian Pekerjaan Umum bahwa rencana struktur ruang wilayah kota didefinisi kan sebagai kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota. Pusat pelayanan di wilayah kota terdiri dari pusat pelayanan administrasi pemerintahanan, kependudu kan, masyarakat, sosial, budaya, dan atau ekonomi yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi: 1. pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional 2. subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota di kecamatan 3. pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota di kelurahan/ desa Rencana struktur ruang wilayah Kota Prabumuluh dirumuskan berdasarkan: 1. kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Prabumulih; 2. kebutuhan pengembangan dan pelayanan di Kota Prabumulih dalam rangka mendukung kegiatan sosial – ekonomi; 3. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kota Prabumulih; dan 4. ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Rencana struktur ruang wilayah Kota Prabumulih berfungsi sebagai : 1. sebagai arahan pembentuk sistem p usat-pusat pelayanan wilayah kota yang memberikan layanan bagi Kota Prabumulih dan kota di sekitarnya; 2. sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah kota sesuai dengan fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan kota; dan

  3. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun di Kota Prabumulih.

  Rencana struktur ruang kota juga dirumuskan dengan memperhatikan rencana struktur ruang kota-kota di Pulau Sumatera sebagaima na tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN. Di dalam lampiran I dan lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 menyatakan bahwa Kota Prabumulih telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) bersama sama den gan Muara Enim, Kayuagung, Baturaja, Lubuk Linggau, Sekayu dan Lahat untuk mendukung Kota Palembang yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

  Rencana struktur ruang wilayah meliputi :

  a. rencana sistem pusat pelayanan, terdiri atas : Pusat pela yanan eksternal kota; berupa penetapan Kota sebagai Pusat - Kegiatan Wilayah (PKW) Pusat pelayanan internal kota , berupa Pusat pelayanan kota; dan Sub pusat - pelayanan kota; b. rencana sistem jaringan transportasi terdiri dari :

  • sistem jaringan transportasi jalan
  • system jaringan transportasi kereta api

  c. rencana sistem jaringan energy, terdiri dari :

  • jaringan transmisi tenaga listrik
  • bangunan pengelolaan jaringan listrik

  d. rencana sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari :

  • sistem telekomunikasi jaringan kabel sistem telekomunikasi nirkabel. -

  e. rencana sistem jaringan sumber daya air terdiri dari :

  • pengembangan sistem air minum kota - perlindungan dan pemanfaatan sumber air baku.

  f. rencana sistem infrastruktur perkotaan , terdiri dari :

  • sistem penyediaan air minum
  • sistem pengelolaan persampahan kota
  • sistem pengelolaan air limbah
  • sistem drainase kota
  • rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki rencana jalur evakuasi bencana alam. -

  

5.1.5 . Rencana Pusat-Pusat Pelayanan di dalam Wilayah Kota

Prabumulih

  Sejalan dengan perkembangan dan aktivitas masyarakat Kota Prabumulih, proses perkembangan kota akan membentuk ruang sesuai dengan komponen- komponen kota yang sudah terbentuk. Dari proses perkembangan itu, struktur ruang kota baik secara internal dan eksternal akan terbentuk sebagai implikasi dari peningkatan arus interaksi sosial dan ekonomi antar wilayah serta perkembangan teknologi yang pesat. Kemudian sistem perkotaan yang terbentuk, memberikan implikasi terhadap proses pembentukan fungsi kota baik terkait dengan pelayanan skala lokal maupun skala regional. Namun pembentukan ini seringkali tidak sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang. Untuk mengarahkan pembentukan struktur kota agar terpola secara lebih baik maka perlu disusun rencana struktur kota yang ideal.

  Rencana struktur ruang wilayah Kota Prabumulih merupakan rencana pengaturan pemanfaatan dan pengembangan pusat pelayanan kota dan sub pusat kota secara optimal dan terpadu. Dengan demikian akan tercipta suatu keseimbangan dan keserasia n pertumbuhan serta perkembangan wilayah Kota Prabumulih secara menyeluruh. Rencana Struktur Ruang Kota Prabumulih melihat dan mempertimbangkan potensi dari masing-masing sub pusat kota , sehingga diharapkan rencana struktur Kota Prabumulih membentuk sistem keterkaitan antara beberapa Sub PPK dengan PPK dalam aktivitas tarikan dan dorongan pembangunan wilayah yang menguntungkan.

  Penentuan konsepsi struktur ruang Kota Prabumulih sampai tahun 2030 dilakukan berdasarkan fungsi Kota Prabumulih sebagai Pusat Keg iatan Wilayah (PKW) dari sistem struktur ruang di Propinsi Sumatera Selatan. Di samping itu, struktur ruang kota juga dibentuk oleh kegiatan utama kota, hirarki kota serta pola jaringan jalan. Kegiatan utama yang ada di Kota Prabumulih merupakan kegiatan y ang menjadi orientasi penduduk kota untuk keperluan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi.

  Untuk lebih memperjelas fungsi Kota Prabumulih ini, maka perlu dibentuk struktur kota yang berjenjang dan mampu menjangkau seluruh wilayah kota. Sesuai dengan konsepsi perencanaan sebelumnya, struktur ruang direncanakan untuk memudahkan kegiatan pembangunan dan pengendalian pelayanan agar lebih efisien dan efektif. Atas dasar pertimbangan tersebut maka wilayah perencanaan Kota Prabumulih seluas 43.450 Ha terdiri dari 1 (satu) Pusat Pelayanan Kota (PPK) dan 4 (empat) Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK). Pemantapan dan penentuan pembagian PPK dan Sub PPK merupakan acuan untuk menetapkan pengembangan struktur tata ruang kota yang lebih detail dan akan dituangkan kemudian di dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Prabumulih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

  Kota Prabumulih direncanakan memiliki 1 (satu) Pusat Pelayanan Kota dan 4 (empat) Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) yang akan mendukung pelayanan kota. Tipe ini umumnya dikenal dengan istilah “Pusat Kota Tunggal ”. Pusat pelayanan utama di dalam wilayah Kota Prabumulih berada di Pusat Kota Prabumulih yang mencakup 16 kelurahan. Pusat pelayanan ini akan memberikan skala dan cakupan pelayanan baik untuk semua wilayah Kota Prabumulih maupun untuk skala regional. Pada setiap sub pusat pelayanan kota (Sub PPK) akan memiliki 1 (satu) pusat yang akan memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dari masing-masing Sub PPK. Untuk lebih jelas letak pusat pelayanan dan Sub Pelayanan Kota dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut ini.

  TABEL 5.1. Pusat Pelayanan Kota (PPK) dan Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK)

  No Cakupan Wilayah Pelayanan Titik Lokasi Pusat

  1 Kota Prabumulih (PPK) Pusat Kota

  2 Sub PPK A Kel. Gunung Ibul

  3 Sub PPK B Kel. Tanjung Raman

  4 Sub PPK C Kel. Tanjung Rambang

  5 Sub PPK D Kel. Patih galung

  6 Sub PPK E Kel. Sindur Sumber : Bappeda Kota Prabumulih, 2012 Dari rencana penetapan Pusat Pelayanan Kota (PPK) dan Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK), maka rencana peruntukan lahan untuk setiap PPK dan Sub PPK dengan fungsi pengembangannya adalah sebagai berikut :

  a) Pusat Pelayanan Kota (PPK)

  a. Wilayah Pusat Pelayanan Kota (PPK) terletak di Pusat Kota Prabumulih yang mencakup 10 ( Sepuluh ) kelurahan, yaitu: Kelurahan Prabumulih, Kelurahan Muntang Tapus , Kelurahan Mangga Besar, Kelurahan Pasar I , Kelurahan Pasar II, Kelurahan Karang Raja, kelurahan Prabujaya, Kelurahan Tugu Kecil, kelurahan Wonosari, Kelurahan Muara dua.

  a) Wilayah Pusat Kota ini berada di tengah wilayah administrasi Kota

  Prabumulih dan merupakan wilayah yang mencakup hampir seluruh

  built-up

  di pusat kota Prabumulih. PPK ini merupakan pusat pertumbuhan

  area

  wilayah kota secara keseluruhan. Di dalam Wilayah Pusat Pelayanan Kota ini terdapat Kawasan Strategis Nasional yaitu komplek PERTAMINA (kantor, Perumahan dan Tan gki Penampungan Sementara minyak bumi ) dan Kawasan Strategis Militer yaitu Komplek Batalyon Zeni Tempur Kodam II Sriwijaya. Selain itu, pada PPK ini juga terdapat beberap a kawasan strategis Kota Prabumulih yang diarahkan berfungsi untuk pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Pusat Kota dan sepanjang koridor jalan lingkar timur mulai dari ruas Tugu Air Mancur (simpang jalan lingkar timur dengan Jalan Sudirman) sampai ke persimpangan Jalan Provinsi menuju Kota Baturaja. Kawasan ini didukung dengan adanya fasilitas terminal tipe B, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), rencana pembangunan Islamic Center dan Sport Center .

  

b) Dengan demikian, fungsi utama kawasan ini adalah sebaga i pusat

  Perdagangan dan Jasa Skala Regional, Pusat Pemerintahan, Pusat Kesehatan Skala Regional dan Pusat Pendidikan Skala Regional.

  c) Sub Pusat Pelayanan Kota A (Sub PPK A)

  Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) A berpusat di Kelurahan Gunung Ibul dengan wilayah meliputi 3 (tiga ) kelurahan, yaitu: Kelurahan Gunung Ibul, Kelurahan Gunung Ibul Barat, kelurahan Sukajadi . Letak Sub PPK ini berada di timur laut wilayah administrasi Kota Prabumulih. Kantor Pemerintah Kota Prabumulih dan Mapolres Kota Prabumulih berada di Sub PPK A.

  Sub PPK A ini dapat disebut sebagai ”magnet baru” atau wilayah utama pengembangan perkotaan. Karena dengan adanya kompleks kantor pemerintah kota yang terpusat di satu tempat, perkembangan Kota Prabumulih dan arah investasi akan cende rung mengarah ke Sub PPK A ini. Pada Sub PPK ini juga direncanakan terdapat kawasan wisata dengan rencana pengembangan bumi perkemahan di dekat Desa Pangkul. Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai kawasan perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan dan pelayanan umum.

  b) Sub Pusat Pelayanan Kota B (Sub PPK B)

  Sub PPK B berpusat di Kelurahan Tanjung Raman dengan wilayah meliputi 4 (empat) , yaitu: Kelurahan Tanjung Raman , Kelurahan Sukaraja, kelurahan Majasari,dan kelurahan Tanjung Menang. Sub PPK ini terletak di tenggara dari wilayah administrasi Kota Prabumulih.

  Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pemerintahan yang dideligasikan di kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pendidikan dengan skala kota.

  c) Sub Pusat Pelayanan Kota C (Sub PPK C)

  Sub PPK C berpusat di Kelurahan Tanjung Rambang yang wilayahnya 1 (satu) kelurahan 3 (tiga) Desa yaitu : Kelurahan Tanjung Rambang, Desa Jungai, Desa Karangan dan Desa Karang Bindu.

  Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pem erintahan pemerintahan yang dideligasikan di kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan.

  d) Sub Pusat Pelayanan Kota D (Sub PPK D)

  Sub PPK D berpusat di Kelurahan Patih Galung yang wilayahnya meliputi 3 (tiga) kelurahan yaitu : Kelurahan Patih Galung, Kelurahan Anak Petai dan Kelurahan Gunung Kemala.

  Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pemerintahan pemerintahan yang dideligasikan di kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pendidikan skala kota.

  Sub Pusat Pelayanan Kota E (Sub PPK E)

  e)

  Sub PPK E berpusat di Kelurahan Sindur yang wilayahnya meliputi 2 (dua) kelurahan dan 1 (satu) Desa yaitu : Kelurahan Sindur, Kelurahan Cambai dan Desa Pangkul. Fungsi utama Sub PPK ini adalah sebagai pusat pelayanan pemerintahan skala kota, pusat pelayanan kesehatan skala kecamatan dan pusat pelayanan pendidikan skala kota.

5.1.6. Rencana Sistem Prasarana di Wilayah Kota Prabumulih

  Sistem prasarana utama yang merupakan sistem jaringan transportasi utama di Kota Prabumu lih adalah sistem jaringan transportasi darat dan direncanakan sebagai tulang pungung dari struktur ruang Kota Prabumulih. Struktur ruang Kota Prabumulih tidak memuat sistem transportasi laut dan udara karena secara geografi Kota Prabumulih tidak memiliki garis pantai, bandara udara dan juga tidak termasuk dalam kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP). Sistem jaringan transportasi darat di Kota Prabumulih mencakup :

5.1.6.1. Sistem jaringan transportasi jalan

  Sistem jaringan transportasi jalan, terdiri atas : Rencana jaringan prasarana jalan, meliputi : a. Jalan Kolektor primer , terdiri dari : (1)

  Jalan Jenderal Sudirman  (2) jalan kolektor Sekunder, terdiri dari :

  Jalan Lingkar Timur (Gunung Ibul-Patih Galung), 

  • – Muara dua 

   Jalan Srikandi

  Terminal penumpang; dan (1) Terminal barang (2)

   Rencana pelayanan angkutan umum, berupa peningkatan rute pelayanan b. angkutan umum. Rencana sarana pelayanan angkutan umum, meliputi : c.

   Jalan A.Yani  Jalan Angkatan 45  Dan lain - lain

   Jalan perwira

   Jalan Hadin Effendi

   Jalan Nangka

  Jalan Prabumulih – Sungai Medang  Jalan SMP Negeri 9 – Sungai medang  Jalan Urip Sumoharjo

  Jalan Talang Jimar 

  Jalan Prof. M.Yamin 

  Jalan Tanggamus 

  Jalan Sumatera – karang jaya 

  (3) jalan lokal, terdiri dari : Jalan Sindur

  Jalan Wisata ( Tugu Nanas – Muara Meo Kab.Muara Enim )  Jalan Basuki Rahmat  Pengembangan jalan Lingkar Barat yang menghubungkan kelurahan patih  Galung dengan kecamatan Cambai.

  Jalan Prabumulih – Payuputat 

  Jaringan Prasarana Lalu lintas dan Angkutan Jalan, meliputi :

  • terminal angkuta n penumpang, yaitu terminal tipe B di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Prabumulih Selatan seluas 3 hektar;
  • terminal angkutan barang , yaitu terminal barang di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Prabumulih Selatan seluas 3 hektar. Jaringan Pelayanan Lalu lintas dan Angkutan Jalan, terdiri dari
  • jaringan trayek angkutan penumpang jaringan lintas angkutan barang. -

  Jaringan trayek angkutan penumpang meliputi: trayek A melayani jalur rute Pasar I- Km 6-Jalan Lingkar Timur-Terminal trayek B melayani jalur rute Terminal-Jalan Talang Jimar-Jalan Basuki Rahmat- Pasar I trayek C melayani jalur rute Terminal-Jalan Lingkar-Tanjung Raman -Jend. Sudirman trayek D melayani jalur rute Terminal-Tanjung Raman- Sp. Tugu Nanas - Sudirman trayek E melayani jalur rute Terminal-Jend. Sudirman-Gunung Kemala - Payuputat trayek F melayani jalur rute Terminal - Pangkul jawa - Patih galung;dan trayek G melayani jalur rute Terminal - Tanjung Rambang - Jungai. Jaringan lintas angkutan barang meliputi: Jl.Jend Sudirman-Sp. Air Mancur-Jalan Lingkar Timur-Terminal Barang Jl.Jend Sudirman-Sp. Tugu Nanas-Jalan Lingkar Timur-Tanjung Raman -Terminal Barang Jl.Basuki Rahmat-Tanjung Raman-Jalan Lingkar Timur-Terminal Barang Sementara fungsi jaringan jalan yang akan dike mbangkan untuk Kota Prabumulih dapat dilihat pada Gambar 3.2 dimana fungsi jaringan jalan ini sesuai dengan hierarki jaringan jalan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu : a. Jaringan untuk fungsi kolektor primer dengan DAMIJA 20 meter.

  b. Jaringan untuk fungsi kolektor sekunder dengan DAMIJA 16 meter.

  Jaringan untuk fungsi kolektor sekunder yang menghubungkan pusat c. pelayanan kota dengan sub pusat kota atau antara sub pusat dengan sub pusat kota lainnya direncanakan memiliki DAMIJA 8 meter.

  49.70

  Rencana Pengembangan Jalan dan status kewenangan Jalan di Kota Prabumulih tahun 2019

  No Kecamatan Panjang Jalan (Km) Jumlah (Km) Negara Propinsi Kota

  1. Prabumulih Barat

  32.60 10.50 117.29 160.39

  2. Prabumulih Timur

  7.40 15.00 167.16 189.56

  3. Prabumulih Utara 5.20 -

  44.50

  4. Prabumulih Selatan -

  27.20 18.40 356.52 402.12

  16.90

  66.32

  72.22

  5. Cambai 13.20 - 126.22 139.42

  6. RKT -

  25.50 95.03 120.53

  7. Jumlah (Km)

  58.40 67.90 616.52 742.82

   Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih, 2010 Tabel 5.3.

  7. Jumlah (Km)

  Tabel 5.2. Panjang Jalan dan status kewenangan Jalan di Kota Prabumulih tahun 2009

  4. Prabumulih Selatan -

  No Kecamatan Panjang Jalan (Km) Jumlah (Km) Negara Propinsi Kota

  1. Prabumulih Barat 11.60 -

  67.29

  78.89

  2. Prabumulih Timur 7.40 - 107.16 114.56

  3. Prabumulih Utara - -

  14.50

  14.50

  6.90

  66.53

  26.32

  32.22

  5. Cambai 8.20 -

  86.22

  94.42

  6. RKT -

  11.50

  55.03

  Sumber data : Hasil analisa, 2010

  Tabel 5.4. Rencana Pengembangan Jalan dan status kewenangan Jalan di Kota Prabumulih tahun 2030

  No Kecamatan Panjang Jalan (Km) Jumlah (Km) Negara Propinsi Kota

  1. Prabumulih Barat

  32.60 20.50 137.29 190.39

  2. Prabumulih Timur

  7.40 25.00 187.16 219.56

  3. Prabumulih Utara

  5.20

  5.00

  64.50

  74.70

  4. Prabumulih Selatan - 36.90 100.32 137.22

  5. Cambai 13.20 - 156.22 169.42

  6. RKT - 35.50 120.03 155.53

  7. Jumlah (Km) 58.40 122.90 765.52 946.82

  Sumber data : Hasil analisa, 2010

  Kota Jenjang Kota Jenjang Jalan Arteri Primer

  I I Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder

  Kota Jenjang Kota Jenjang Jalan Kolektor Primer

II II

  Jalan Kolektor Sekunder Jalan Kolektor Sekunder Jalan Lokal Primer Kota Jenjang Kota Jenjang

  III

  III Jalan Lokal Sekunder

  Kota di bawah Jenjang III Jalan lokal Sekunder

  Persil

Gambar 5.2 Sistem Jaringan Jalan

  Sistem Jaringan Kereta Api

  Sistem jaringan jalan rel kereta api, meliputi : a.

  Peningkatan jaringan prasarana , meliputi : penambahan jalur rel kereta api menjadi jalur ganda ( ) pada rute Palembang

  double track – Prabumulih –

  Muara enim dan Muara Enim – Prabumulih - Baturaja b. Pembangunan jalur khusus kereta api angkutan batubara, dilakukan pada rute Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Muara Enim – Kelurahan Payu Putat Kota Prabumulih - Kecamatan Muara Belida Kabupaten Muara Enim

  Sistem jaringan jalan rel kereta api yang ada di Kota Prabumulih merupakan bagian dari jaringan rel kereta api yang menghubungakan antara Kota Palembang

  • – Kota Bandar Lampung dan antara Kota Palembang – Kota Lubuk Linggau. Angkutan kereta api yang menghubungkan Kota Prabumulih dengan kot a-kota sekitarnya sangat mendukung pertumbuhan kota ini. Untuk itu peningkatan angkutan ini harus dilakukan secara konsisten. Untuk 20 tahun kedepan rencana yang dikembangkan untuk sistem angkutan kereta api ini adalah : 

  Penataan stasiun Kereta api 

  Peningkatan simpul-simpul pelayanan Pengembangan sistem jaringan kereta api di Kota Prabumulih dengan mempertimbangkan pada pengembangan: 

  Peningkatan jaringan jalur kereta api di dalam wilayah Kota Prabumulih; dengan menambah panjang jalur ganda rel dan 

  Penambahan jumlah stasiun kereta api 

  Peningkatan tingkat keamanan dan kenyamanan pelayanan stasiun  Pengembangan skala layanan dalam Kota Prabumulih  Penataan dan peningkatan keamanan pada perlintasan sebidang kereta api 

  Pembatasan tumbuhnya perlintasan sebidang di atas rel kereta api yang tidak berpenjaga. Sistem prasarana utama yang termasuk sistem transportasi darat dapat lebih jelasnya terlihat pada Gambar 3.3.

  Tabel 5.5. Rencana Pengembangan dan Skala Layanan Stasiun Kereta api di Kota Prabumulih

  Jumlah Penumpang Jumlah Pendapatan dari No Tahun

terangkut (orang) tiket (Rp)

  1. 2003 50.047 1.399.325.500 2. 2009 63.241 1.741.059.750 *) 3. 2019 85.000 2.340.000.000 *) 4. 2029 110.000 3.028.000.000

   Sumber data : PT. KAI Cabang Prabumulih, 2009 *) Perkiraan Hasil analisa Tabel 5.6.

  Panjang dan Rencana Pengembangan jaringan Rel Kerata Api di Kota Prabumulih

  No Tahun Panjang Rel (Km) Kondisi Rel

  1. 2003 35 baik 2. 2009 *) 40 baik 3. 2019 *)

  48 Baik 4. 2029

  58 Baik

   Sumber data : PT. KAI Cabang Prabumulih, 2009 *) Perkiraan Hasil analisa Tabel 5.7.

  Frekuensi Lalu Lintas Kereta Penumpang dan Barang

  No Tahun Jumlah Kereta yang melintas Kondisi Rel Kereta Penumpang Kereta Barang

  1. 2003 2.700 4.300 2. 2009 2.880 5.400 *) 3. 2019 3.500 6.800 *) 4. 2029 4.200 8.200

   Sumber data : PT. KAI Cabang Prabumulih, 2009 *) Perkiraan Hasil analisa

5.1.7. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

  Sistem prasarana lainnya yang terdiri dari sistem jaringan energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan infrastruktur perkotaan yang mengintegrasikan dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di Kota Prabumulih.

  Sistem Jaringan Energi/ Kelistrikan

  Sistem jaringan energi/kelistrikan meliputi : Pembangkit listrik di wilayah kota; yaitu p eningkatan P embangkit Listrik Tenaga Migas (PLTMG) di Kelurahan Anak Petai dengan kapasitas 2 x 6 MW.

  Jaringan pipa minyak dan gas bumi, meliputi : Jaringan pipa minyak terdapat d i Jalan Nigata, sebagian Jalan Jendral a. Sudirman di Kelurahan Patih Galung, Jalan Talang Jimar , di Jalan Migas Gunung Kemala, di Desa Sinar Rambang – Desa Tanjung Menang – Desa Kemang Tanduk; dan Jaringan pipa gas terdapat d i Jalan Nigata, sebagian Jalan Jendral b. Sudirman di Kelurahan Patih Galung, Jalan Talang Jimar , , di Jalan Migas Gunung Kemala, di Desa Sinar Rambang – Desa Tanjung Menang – Desa Kemang Tanduk. Jaringan transmisi tenaga listrik yaitu jaringan saluran udara tegangan c. tinggi (SUTT) yang melewati Kelurahan Pangkul, Kelurahan Sindur, Kelurahan Cambai, Kelurahan Gunung Ibul , Kelurahan Muara Dua, Kelurahan Majasari, dan Kelurahan Patih Galung; Jalur distribus i energi kelistrikan , meliputi gardu induk yang terdapat di d. kelurahan Majasari. Jalur Gas Kota e. Jaringan listrik mempunyai pola atau hirarki dimana jaringan listrik tegangan tinggi (tegangan 70 – 150 KV) diubah menjadi jaringan tegangan menengah (tegangan 6 – 20 KV) melalui gardu induk. Dari jaringan tegangan menengah diubah menjadi jaringan listrik tegangan rendah melalui gardu transformasi, kemudian diubah menjadi jaringan pelayanan dengan tegangan 110 – 220 V.

  Jaringan listrik di Kota Prabumulih merupakan bagian yang terkoneksi antara pusat-pusat pembangkit PLN wilayah IV Sumatera Selatan dan termasuk dalam Gardu Tanjung Enim. Layanan jaringan listrik dilakukan melalui sistem penyediaan/penambahan daya terpasang dengan penyediaan/penambahan tiang dan gardu listrik pembagi pada lokasi-lokasi pengembangan perumahan maupun pengembangan kegiatan lainnya. Pelayanan listrik di Kota Prabumulih cukup baik dilihat dari jenis pelayanan yang ada. Prasarana penerangan di bagian kota hampir seluruhnya dilalui jaringan listrik. Pelayanan jaringan listrik yang telah ada umumnya melayani seluruh wilayah Kota Prabumulih.

  Perkiraan kebutuhan energi listrik Kota Prabumulih pada tahun 2018 dan 2028 dihitung berdasarkan asumsi, bahwa setiap satu unit rumah (domestik)  950 VA, sedangkan untuk kebutuhan lainnya seperti membutuhkan daya listrik fasilitas umum, pendidikan, perdagangan, penerangan jalan dan lainnya (non domestik) sebesar 20% dari total kebutuhan daya listrik domestik. Disamping itu setiap 250 KVA akan membutuhkan gardu listrik pembagi.

  Dengan demikian berdasarkan hasil analisis tersebut pada tahun 2029 membutuhkan 210 gardu listrik dengan total kapasitas energi sebesar 52.645.884 KVA. Rencana pengembangan prasarana dan sarana listrik di Kota Prabumulih adalah sebagai berikut :

  1. Penambahan kapasitas jaringan listrik sesuai dengan arah pengembangan.

  2. Peningkatan pelayanan dengan cara meminimalisir gangguan gangguan teknis. Sistem prasarana jaringan energi listrik dapat lebih jelasnya terlihat pada Gambar 3.2.

  Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi

  Rencana sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkan seperti meliputi :

  a. sistem telekomunikasi jaringan kabel, meliputi :

  (1) jaringan primer; melalui Jalan Sudirman, Jalan M. Yamin, dan Jalan Basuki rahmat. (2) jaringan sekunder; melalui seluruh jalan lokal. (3) bangunan pengelolaan jaringan telepon , berupa Stasiun Telepon Otomatis

  (STO) dikembangkan di seluruh wilayah kota, dan (4) rencana pengembangan pelayanan telepon.

  b. sistem telekomunikasi nirkabel, dilakukan p embangunan menara

  telekomunikasi berupa Base transceiver Station (BTS) di beberapa tempat, diantaranya :  Kecamatan Prabumulih Barat 

  Kecamatan Prabumulih Timur 

  Kecamatan Prabumulih Utara 

  Kecamatan Prabumulih Selatan 

  Kecamatan Rambang Kapak Tengah  Kecamatan Cambai. Untuk kebutuhan telekomunikasi di Kota Prabumulih khususnya jaringan telepon pada saat ini hampir seluruhnya sudah terjangkau jaringan telepon. Jaringan telepon yang ada di Kota Prabumulih pada saat ini diantaranya adalah : 

  PSTN ( Telepon Kabel)  GSM (selular)  CDMA Kebutuhan jaringan telepon untuk tahun perencanaan diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar  5 % dengan asumsi melihat kecenderungan perkembangan penduduk Kota Prabumulih pada tahun perencanaan. Namun dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat, wilayah cakupan telekomunikasi khususnya telepon di masa yang akan datang tidak akan selalu mengandalkan pada PSTN (Telepon Kabel). Ada beberapa alternatif yang dikeluarkan oleh PT. Telkom dalam penggunaan alat komunikasi lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat Kota Prabumulih yang sama fungsi dan biayanya dengan telepon biasa. Untuk perkiraan kebutuhan satuan sambungan telepon (SST) dengan media PSTN (Telepon Kabel) sampai akhir tahun perencanaan di dapat dengan perhitungan sebagai berikut :  Satuan sambungan telepon untuk kebutuhan rumah tangga, 30% dari jumlah

  KK  Satuan sambungan telepon untuk telepon umum, per 500 dari jumlah penduduk  Satuan sambungan telepon untuk kebutuhan non rumah tangga, 20% dari kebutuhan rumah tangga.

   Satuan sambungan telepon cadangan, adalah 5% dari kebutuhan rumah tangga. Untuk lebih jelasnya perkiraan kebutuhan satuan sambungan telepon dapat dilihat pada Tabel 3.7. Rencana pengembangan prasarana dan sarana telekomunikasi adalah sebagai berikut:

  1. Penambahan kapasitas jaringan telekomunikasi sesuai dengan arah pengembangan.

  2. Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan warung telekomunikasi di lokasi strategis.

Tabel 5.8. Perkiraan Kebutuhan Satuan Sambungan Telepon

  Kota Prabumulih, sampai tahun 2030

  Kebutuhan Jml Jml Telepon Non Total No Tahun

  Cadangan penduduk kk umum KK kebutuhan KK

  28.5 1 2010 142.965 8.578 286 1.716 4.289 14.868

  93

  32.1 2 2019 160.552 9.633 321 1.926 4.817 16.697

  11

  45.3 3 2029 226.506 13.590 453 2.717 6.795 23.556

01 Sumber : Hasil Perhitungan 2008

  Sistem prasarana jaringan telekomunikasi dapat lebih jelasnya terlihat pada Gambar 3.3.

  Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air.

  Rencana pengembangan sistem prasarana sumber daya air meliputi : 1. sistem jaringan air baku untuk air minum, melalui

  a. pengembangan sistem air minum kota; pengembangan jaringan pipa transmisi distribusi meliputi jaringan

  • transmisi pada jalan Sungai Medang dan Jalan Nigata; pengembangan jaringan pipa tersi er pada Jalan Sudirman , dan Jalan - Lingkar; pengembangan jaringan pipa distribusi pada seluruh jalan lingkungan;
  • pengembangan fasilitas pengolahan air bersih melalui:
  • ► pengembangan bak tamp ung air (reservoir) di Kelurahan Patih Galung dan

  Kelurahan Gunung Ibul Barat dan Kelurahan Karang Raja; dan ► pengembangan fasilitas produksi air di Kelurahan Tanjung Rambang , dan Kelurahan Payuputat.

  b. perlindungan dan pemanfaatan sumber air baku. pengelolaan sistem sungai di wilayah Kota Prabumulih yang merupakan

  • bagian dari Wilayah Sungai (WS) Lematang sebagai sungai strategis nasional yang mengacu kepada Pola Pengelolaan Wilayah Sungai;

  Menetapkan kawasan resapan di Kecamatan Cambai, kecamatan Rambang

  • Kapak Tengah dan Kecamatan Prabumulih Timur, Kecamatan Prabumulih Barat dengan luas kurang lebih 6.000 ha; melakukan pembangunan sumur resapan di kawasan perumahan yang
  • dikembangkan oleh masyarakat atau pengembang; pengaturan pengambilan air tanah melalui sumur dalam di seluruh wilayah
  • Kota; melakukan perlindungan terhadap sumber-sumber mata air dengan
  • rekayasa teknis konstruksi maupun penanaman pohon; perlindungan sumber- sumber air baku meliputi mata air dan sungai di
  • seluruh wilayah Kota.

  2. sistem pengendalian banjir.

  a. perlindungan terhadap daerah aliran sungai melalui pengendalian

  limpasan air dan pengendalian pembangunan kawasan budidaya;

  b. pengembangan sistem drainase tersistem dengan saluran pembuangan

  utama meliputi: Sungai Lematang beserta anak sungainya;

  • Sungai Kelekar beserta anak sungainya;
  • Sungai Rambang beserta anak sungainya;
  • melakukan pengerukan secara berkala pada sungai c. Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air di Kota Prabumulih yang terdiri atas: (i) sistem ja ringan sumber daya air lintas provinsi, dan lintas kabupaten/kota yang berada pada wilayah Kota Prabumulih; (ii) wilayah sungai di wilayah kota, termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah Kota Prabumulih; (iii) sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian

  di wilayah Kota Prabumulih; (iv) sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan (v) sistem pengendalian banjir di wilayah Kota Prabumulih.

  Khusus dalam upaya konservasi sumber daya air di Kota Prabumulih yang akan dibangun sistem drainase , perlu dit erapkan drainase berwawasan lingkungan dengan menerapkan sistem peresapan buatan, baik sumur/bidang/parit resapan yang dapat dibuat dalam skala individu maupun kolektif.

  Dalam kaitannya dengan konservasi sumber daya air, maka berkembang konsep drainase lingkungan yaitu air limpasan air hujan ditahan selama mungkin untuk memberikan kesempatan pada air tersebut melakukan infiltrasi ke dalam tanah untuk melakukan “ recharge ” ke sistem air tanah. Hal ini perlu dikembangkan di Kota Prabumulih apabila sifat tanah nya memungkinkan terjadinya proses infiltrasi yaitu pada morfologi tanah dengan permeabilitas yang tinggi.

  Sistem jaringan sumber daya air yang berada dalam wilayah Kota Prabumulih adalah jaringan sumberdaya air lintas kabupaten / kota yang berupa Sub Daerah Alirana Sungai (DAS) Lematang dan jaringan sumberdaya air dalam Kota yang berupa Sub Sub DAS Sungai Kelekar, Sungai Suban, Sungai Air Rambang dan beberapa sungai kecil lainnya yang mengalir dalam wilayah Kota Prabumulih.

  Sistem jaringan sumber daya air yang berada dalam wilayah Kota Prabumulih juga berfungsi sebagai sumber air baku bagi penduduk di Kota Prabumulih terutama Sungai Lematang. Terdapat bangunan Intake PDAM TirtaPrabu milik Kota Prabumulih di Sungai Lematang dan 100 % sumber air baku PDAM Tir ta Prabu berasal dari Sungai Lematang. Selain itu sistem jaringan sumber daya air dalam wilayah Kota Prabumulih juga berfungsi sebagai sistem pengendali banjir di wilayah Kota Prabumulih.

  Sistem prasarana jaringan sumber daya air dapat lebih jelasnya terli hat pada Gambar 3.3.

5.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

  Proses penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dilakukan melalui pendekatan politik yang dideskripsikan dalam visi, misi dan program kepala daerah terpilih langsung dan secara politis diakui sebagai program prioritas pembangunan jangka menengah daerah. Sehingga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Prabumulih ini merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota yang terpilih secara langsung dengan berpedoman p ada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Prabumulih.

  Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan nasional, Pemerintah Kota Prabumulih juga memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan struktur tata pemerintahan. Oleh kare na itu RPJMD Kota Prabumulih juga memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat.

  Sumber daya daerah yang dialokasi selain untuk mengatasi permasalahan- permasalahan internal di Kota Prabumulih juga diupayakan mendukung penyelesaian masalah yang menjadi agenda nasional dengan memperhatikan RPJM Nasional.

  RPJMD Kota Prabumulih merupakan acuan dan pedoman dasar pembangunan yang ingin dicapai Kota Prabumulih dan juga merupakan pedoman manajerial bagi Kepala Daerah beserta perangkatnya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat. RPJMD Kota Palembang berisikan informasi tentang sumber daya yang diperlukan dimana dalam penyusunan RPJM D Kota Prabumulih dilakukan dengan berbagai bentuk pendekatan, diantaranya pendekatan politis, akademis, teoritis dan historis, serta sosial kemasyarakatan. Keluaran dan dampak yang tercantum dalam dokumen RPJMD Kota Prabumulih ini berupa indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku, yaitu berupa strategi pembangunan; arah kebijakan keuangan; arah kebijakan umum; serta program pembangunan Kota Prabumulih untuk kurun waktu lima tahun; peran dan fungsi daerah sebagaimana telah disepakati, pandangan ke pala daerah tentang pembangunan periode sebelumnya, serta posisi dan muatan Daerah yang disusun guna mencapai visi dan misi Walikota terpilih. Visi Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :

  

“ TERWUJUDNYA KOTA PRABUMULIH SEBAGAI KOTA PRIMA DAN

BERKUALITAS “

  Dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Kata Kota Prabumulih , adalah batas wilayah kerja pemerintah Kota Prabumulih dengan segala potensi yang terkandung didalamnya.

  2. Kata Prima, mengandung dua pengertian, yaitu :

  a. PRIMA merupakan singkatan dari : Prestasi / Produktif, Religius, Inovatif, Mandiri dan Aman.

  b. PRIMA, mengandung pengertian Terbaik di segala sektor / urusan pemerintah dan pembangunan Kota Prabumulih untuk mencapai masyarakat Kota Prabumulih yang adil, sejahtera dan bermartabat. Dalam hal ini terbaik dilingkup wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

  3. Kata Berkualitas, adalah kondisi masyarakat yang berada pada kecukupan untuk keperluan hidupnya berupa kecukupan pangan, sandang, rumah, kebutuhan jasmani dan rohani yang lebih berkualitas atau bermutu baik. Harapan yang ingin dicapai pada akhir tahun 2018 adalah dapat terwujud kondisi masyarakat kota prabumulih sebagai berikut :

  1. Terciptanya aparatur pemerintah yang profesional yang

memberikan pelayanan masyarakat yang pri ma, sehingga memberikan

pemantapan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara

pemerintah daerah dalam semua tingkatan dan unit organisasi di Kota

Prabumulih, tidak terjadinya praktek KKN dan sehingga terwujud pemerintah yang bersih, jujur dan berwibawa.

  2. Terpenuhinya sebagian besar tuntutan, kebutuhan dan aspirasi

masyarakat terhadap pelayanan publik yang lebih baik, lebih cepat dan

lebih murah yang telah diberikan oleh penyelenggara pemerintah kota.

  3. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat berupa, pangan,

sandang, kesehatan, pendididkan, melalui pembangunan infrastruktur

wilayah dan perekonomian rakyat, dengan mengoptimalkan kemampuan dan potensi Kota secara rasional dan berkelanjutan.