PENDIDIK PROFESIONAL DALAM Al-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi) SKRIPSI

  

PENDIDIK PROFESIONAL

DALAM Al- QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247

  

(Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh :

Qurota A’yun

111-14-002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

PENDIDIK PROFESIONAL

DALAM Al- QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247

  

(Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh :

Qurota A’yun

111-14-002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

             "...

  

Artinya: “...niscaya Allah akan meninggikan orang-

orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(Q.S. Al-

  Mujaadilah/58:11)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Kedua orangtua tercinta, Ahmad Kamilin dan Siti Warosah yang selalu membimbingku, tiada henti memanjatkan do‟a demi kesuksesanku, memberikan kasih sayang, memberikan nasihat, dan memberikan dukungan secara materiil maupun non materiil.

  2. Adik-adik Choirul Anwar dan Saniatuz Zahra, terima kasih atas motivasi yang telah diberikan kepadaku sehingga proses memperoleh gelar sarjana ini bisa tercapai.

  3. Keluarga Bapak Muhammad Mas‟ud, Ibu Desy, Kak Linta, dan Dek Mahya yang selalu memberikan motivasi disetiap langkah perjalanan selama kuliah sampai proses skripsi.

  4. Keluarga besar tercinta yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam meraih keseksesan ini.

  5. Sahabat tercinta di kamar Maemunah yang bersedia mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluarga besar Forum Komunikasi Mahasiswa Magelang yang telah memberi motivasi.

  7. Keluarga besar ITTAQO IAIN Salatiga yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

8. Keluarga besar Ma‟had Al-Jami‟ah Putri IAIN Salatiga.

  9. Sahabat-sahabat seperjuangan satu dosen pembimbing yang tidak hentinya saling memotovasi agar skripsi ini terselesaikan.

  10. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2014.

  11. Teman-teman khususnya PAI Kelas A angkatan 2014.

  12. Untuk calon suami yang masih dirahasiakan oleh Allah.

  13. Dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang selalu memberikan nikma, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pendidik Profesional dalam Al-Qu r‟an Surat Al-Baqarah Ayat 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi).

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya, yang senantiasa setia dan menjadikan suri tauladan, beliaulah yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yaitu dengan ajarannya agama Islam.

  Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr.Rahmat Haryadi, M.Pd.

  2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.

  3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Bapak Dr. Imam Sitomo, M.Ag., selalu pembimbing akademik.

  5. Bapak Muh.Hafidz, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, meluangkan waktunya untuk penulis, serta senantiasa memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  ABSTRAK

  A‟yun, Qurota. 2018. Pendidik Profesional Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah

  Ayat 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi) . Skripsi, Salatiga:

  Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.

  Kata kunci: Pendidik, Profesional, Al- Qur‟an

  Penelitian ini tentang pendidik profesional dalam Al- Qur‟an Surat Al-

  Baqarah ayat 247 bahwa pendidik profesional yaitu dalam mendidik guru tidak hanya menguasai materi pelajaran, metode pengajaran serta mempunyai keterampilan dalam mengaplikasikan materi pelajaran, tetapi juga harus mempunyai kesehatan dalam jasmani maupun rohani. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)Bagaimana konsep pendidik profesional dalam Surat Al-Baqarah ayat 247?, (2)Bagaimana implikasi pendidik profesional yang dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan sebagainya. Sumber data penelitian ini penulis bagi menjadi dua kelompok, yang pertama adalah sumber primer yang berasal dari Al-

  Qur‟an dan yang kedua adalah sumber sekunder yang berasal dari sumber-sumber lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian, serta buku-buku lain yang relevensinya berkaitan dengan pembahasan.

  Kajian ini menunjukkan bahwa pokok pendidik profesional dalam Surat Al- Baqarah ayat 247 meliputi: (1) Sehat dalam jasmani maupun ruhani. Kesehatan merupakan hal paling penting dalam kegiatan belajar mengajar, dengan kesehatan maka pendidik bersemangat ketika berhadapan dengan peserta didik. (2) Mempunyai ilmu pengetahuan luas. Tidak hanya bidang ilmu tertentu yang dikuasai oleh pendidik, tetapi juga ilmu pengetahuan umum agar peserta didik termotivasi mencari ilmu sebanyak mungkin.

  

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR

LEMBAR BERLOGO IAIN................................................................. i

HALAMAN SAMPUL DALAM.......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... v

  

MOTTO ................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

  

ABSTRAK ............................................................................................ xi

DAFTAR ISI .........................................................................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ..........................................................

  6 D. Manfaat Penelitian ........................................................

  7 E. Metode Penelitian .........................................................

  7 F. Kajian Pustaka ..............................................................

  9 G. Sistematika Penulisan ...................................................

  11

  BAB II KOMPILASI AYAT A. Surat Al-Baqarah ayat 247...................................................... B. Mufrodat.................................................................................. BAB III POKOK KANDUNGAN AYAT DAN MUNASABAH A. Pokok Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 247 ..................... B. Munasabah ............................................................................. BAB IV KONSEP dan IMPLEMENTASI PENDIDIK PROFESIONAL dalam SURAT AL-BAQARAH AYAT 247 A. Konsep Pendidik Profesional.................................................. B. Pendidik Profesional dalam Surat Al-Baqarah Ayat 247........................................................................................... C. Implementasi dalam Pendidikan Formal ............................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. B. Saran ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  14

  15

  19

  26

  34

  41

  46

  57

  59

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sarana paling strategis untuk menanamkan nilai-

  nilai, ajaran-ajaran, keterampilan, pengalaman dan sebagainya yang datang dari luar dan ke dalam diri peserta didik (Nata, 2010:31). Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, guru, murid, manajemen, sarana prasarana, biaya, lingkungan dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pendidikan juga harus ada dasar-dasarnya yaitu, segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran, dan gagasan yang mendasari pendidikan. Agar bangunan pendidikan menjadi kuat dan kukuh, harus memiliki dasar-dasar (Nata, 2010:90).

  Jadi pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk mendidik peserta didik dalam mencapai tujuan hidup agar hidup menjadi terarah dan lebih bermakna. Kegagalan pendidikan di suatu bangsa akan secara otomatis berdampak pada kegagalan suatu bangsa, keberhasilan pendidikan suatu bangsa juga sangat menentukan keberhasilan bangsa. Maka dari itu jika pendidikan akan berhasil harus memperhatikan beberapa unsur yaitu, peserta didik, pendidik, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, serta lingkungan sekitar. Unsur paling penting dalam keberhasilan pendidikan adalah pendidik.

  Pendidik adalah pelaku utama yang merancang, merencanakan, menyiapkan, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Fungsi pendidik tidak hanya dalam mengembangkan bakat, minat, wawasan, dan keterampilan, melainkan juga pengalaman, dan kepribadian peserta didik (Nata, 2010:170). Pendidik adalah seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sebagainya (Nata, 1997:62). Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut diteladani oleh siswa (Suparlan, 2005: 28).

  Pendidik adalah seseorang yang mentransfer ilmu yang telah ia miliki kepada peserta didik, bukan hanya ilmu yang harus diberikan tetapi contoh etika dalam kehidupan sehari-hari, gerak-gerik pendidik akan diperhatikan oleh peserta didik. Sebagai pendidik harus berperilaku yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang guru, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sekarang ini ada banyak pendidik belum mencerminkan bahwa dia adalah pendidik seperti di sekolah sudah ada slogan dilarang merokok di lingkungan sekolah tetapi ada pendidik yang merokok, bahkan ketika mengajar di kelas masih merokok. Tindakan tersebut belum mencerminkan sikap pendidik profesional, dan masih banyak lagi contoh menunjukkan bukan pendidik profesional.

  Pendidik tidak hanya guru saja tetapi orang tua juga termasuk pendidik. Tetapi yang akan dibahas disini adalah guru sebagai pendidik.

  Karena pada era saat ini yang disebut pendidik identik dengan guru, mereka adalah orang-orang yang sudah menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi, guru dipercaya oleh orang tua dapat mendidik anak-anak mereka untuk menjadi pribadi yang baik, cerdas, intelektual, spiritual maupun emosionlanya. Maka dari itu pendidik sangat berperan dalam pendidikan.

  Pendidik memiliki peranan dan tugas yang penting di dalam suatu proses pendidikan, selain harus mengajar dan mendidik, pendidik juga harus menunjukkan kewibawaannya kepada peserta didik karena, pendidik tidak hanya dijadikan contoh ketika berada di dalam ruangan, tetapi segala yang dilakukan pendidik di luar ruang merupakan cerminan seorang pendidik. Sehingga menjadi seorang pendidik harus sadar terhadap posisi di dalam lingkup pendidikan maupun masyarakat karena, pendidik selalu menjadi sorotan kapan pun dan dimana pun (Nasution, 1999:91).

  Di lapangan, citra guru diibaratkan sebagai ujung tombak proses pendidikan. Sebagai ujung tombak, guru memiliki beberapa persyaratan utama, antara lain: satu, harus tajam, artinya harus memiliki kecerdasan, tidak hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual.

  Dua, harus lurus, artinya harus mempunyai kejujuran yang murni, objektif dalam memberikan penilaian kepada peserta didik. Tiga, harus berfikir panjang, artinya memiliki ketulusan dan keikhlasan. Berfikir panjang, ibaratnya seorang ibu, cinta kasih kepada anaknya (Suparlan, 2005:9).

  Tugas guru sebagai pendidik adalah meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik (Asdiqoh, 2015:15). Tugas pendidik dalam pandangan Islam secara umum adalah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotor, kognitif, maupun afektif (Tafsir, 1992:74). Potensi tersebut harus dikembangkan secara seimbang sampai tingkat setinggi mungkin. Agar dapat menjadi pendidik profesional harus memperhatikan tugas dan perannya.

  Dalam mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yang sampai saat ini belum terselesaikan salah satunya adalah keprofesionalan pendidik.

  Karena pendidik adalah faktor utama dalam dunia pendidikan. Profesionalisme pendidik sangat menentukan baik atau tidaknya kualitas peserta didik, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

  Menjadi pendidik bukanlah tugas mudah, maka dari itu pendidik sering dikatakan menjadi seorang pendidik adalah tugas yang mulia.

  Sebagai pendidik harus memenuhi beberapa kriteria, salah satunya adalah profesional. Pendidik profesional akan tercermin dalam pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian, baik dalam materi maupun metode, rasa tanggung jawab, pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual, dan kesejawatan, yaitu rasa kebersamaan di antara sesama guru. Guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Tanpa mengabaikan kemugkinan adanya perbedaan lingkungan sosial kultural dari setiap institusi sekolah sebagai indikator (Hamalik, 2002:38). Sementara itu untuk mewujudkan keprofesionalannya guru ditunjang dengan jiwa profesionalisme, yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri sebagai pendidik profesional (Surya.dkk, 2010:66).

  Kriteria profesional yang harus dipenuhi pendidik adalah sehat jasmani dan ruhani, berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal, memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik, memahami dan menguasai serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, serta memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain (Hamalik, 2002:38). Kriteria tersebut menjadi pondasi pandidik dalam melaksanakan tugasnya.

  Kebanyakan pendidik diberbagai lembaga pendidikan sulit untuk melaksanakan amanah yang telah diembannya sebagai seorang pendidik.

  Karena menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya. Melihat kenyataan sekarang ini profesi pendidik banyak diminati oleh orang-orang yang tidak diterima di jurusan-jurusan favorit, dan kemudian memilih jurusan keguruan sebagai pilihan terakhir. Sehingga saat ini pendidik diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki dedikasi tinggi dalam bidang pendidikan.

  Seorang pendidik profesional dengan berbagai kompetensinya, harus dikembangkan melalui program pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan , dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi (Nata, 2010:168). Oleh karena itu tingkat keberhasilan peserta didik tergantung pada keprofesionalan pendidik.

  Dalam Al- Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 247 dijelaskan bahwa untuk menjadi pendidikan profesional harus mempunyai beberapa karakteristik yang pertama adalah dia mempunyai bakat secara fitrah dalam dirinya, kedua mempunyai ilmu luas, dengan ilmunya ia mengetahui kelemahan dan potensi peserta didik, ketiga bertubuh sehat dan kuat, dengan kesehatan dan kekuatan tubuhnya memungkinkan untuk mendidik dengan optimal (Al-Maraghi, 1993:375). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan judul skri psi “PENDIDIK

  PROFESIONAL DALAM AL- QUR‟AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)

  ”.

B. Rumusan Masalah

  Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi telaah pada Al- Qur‟an Surat Al-

  Baqarah ayat 247. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana konsep pendidik profesional?

  2. Bagaimana pendidik profesional menurut Al- Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247?

  3. Bagaimana implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al- Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:

  1. Mengetahui konsep pendidik profesional

  2. Mengetahui pendidik profesional Al- Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247

  3. Mengetahui implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al- Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal D.

   Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian yang ingi dicapai penulis yaitu:

  1. Manfaat Teoritik Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan wawasan, terutama mengenai pendidik profesional yang terdapat dalam Al- Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247.

  2. Manfaat Praktis Secara praktis, ada beberapa manfaat penyampaian pesan melalui penelitian ini yaitu: a. Bagi bidang kepenulisan, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat karya buku yang sarat dengan pendidik profesional.

  b. Bagi bidang pendidikan, bermanfaat bagi para pendidik atau calon pendidik dalam mengimplementasikan menjadi pendidik profesional.

  c. Bagi civitas academika, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

E. Metode Penetilian

  Metode penelitian adalah cara kerja meneliti, mengkaji dan menganalisis objek sasaran penelitian untuk mencari hasil atau kesimpulan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

  research ), merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan

  yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian.

  2. Pendekatan Dalam pencapaian hasil yang maksimal, maka metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kajian tafsir muqarin atau perbandingan yaitu perbandingan penafsiran satu ayat atau lebih antara seorang mufasir dengan mufasir yang lain (Shihab, 2013:384). Dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai satu topik yaitu pendidk profesional dalam Al-

  Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247. Kemudian peneliti membahas dan menganalisis kandungan ayat tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mendapatkan pemahaman mengenai esensi dari kandungan ayat dalam Al Qur‟an sehingga memperoleh suatu konsep yang lebih relevan.

  3. Sumber Data

  a. Data Primer Merupakan bahan pokok yang diperoleh melalui buku seperti Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir Al-Misbah. b. Data Sekunder Yaitu data yang berupa bahan pustaka yang memiliki kaitan yang sama dihasilkan dari beberapa sumber lain. Sehingga dapat membantu memecahkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian skripsi ini. Salah satu buku tersebut adalah dengan judul, Kiat Menjadi Guru Profesional karya Muhamad Nurdin.

  4. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi. Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai ha-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.

  5. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah Content Analysis (analisis isi), yaitu upaya menggali sejauh mungkin produk tafsir yang dilakukan ulama-ulama tafsir terdahulu. Disini peneliti hanya menafsirkan pendidik profesional dalam Al-

  Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247. Kemudian dari hasil penafsiran surah tersebut dianalisis secara mendalam dan seksama mengenai pendidik profesional.

F. Kajian Pustaka

  1. Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-temuan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang kiranya perlu untuk dijadikan sebagai data acuan pendukung bagi penelitian ini. Hasil penelitian terdahulu yang hampir memiliki kesamaan topik dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Mucharom Syarifudin Zuhri dengan judul Sifat-sifat Pendidik Perspektif Al-

  Qur‟an Surat Fushilat Ayat 34-35. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Surat Fushilat ayat 34-35 terdapat beberapa sifat-sifat sebagai seorang pendidik yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. yang dapat dijadikan teladan bagi para pendidik, yaitu: memiliki sifat kesabaran, selalu berbuat baik, lemah lembut, kasih sayang terhadap peserta didik, mampu menahan amarah dan memiliki sifat pemaaf.

  Penelitian yang dilakukan Anggi Dwi Saputra dengan judul Kompetensi Guru dalam Perspektif Al- Qur‟an Surat An-Najm ayat 5-10. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi harus dimiliki guru menurut Al-

  Qur‟an Surat An-Najm ayat 5-10 adalah memiliki kepribadian seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna pengembangan ilmu pengetahuan dan media komunikasi dengan orang lain. Adapun kompetensi guru dalam Surat An-Najm ayat 5- 10 adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

  Penelitian yang dilakuakan Sholikatul Arifah dengan judul Karakteristik Pendidik (Telaah Al- Qur‟an Surat Ar-Rahman ayat 1-4). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa karakteristik pendidik dalam Al- Qur‟an Surat Ar-Rahman ayat 1-4, diantaranya adalah memiliki sifat kasih sayang, dapat mengajarkan ilmu pengetahuan, mampu mengembangkan potensi peserta didiknya, dan memiliki kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi.

  Ketiga skripsi tersebut memiliki perbedaan yaitu skripsi yang pertama menjelaskan tentang sifat-sifat pendidk, kedua memaparkan mengenai kompetensi guru, ketiga mengenai karakteristik pendidik. Persamaan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang guru atau pendidik. Tetapi pada penelitian ini penulis akan menelaah Al-

  Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247. Dengan menelaahnya maka akan didapat hasil bagaimana cara menjadi pendidik profesional untuk menjadikan peserta didik cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.

  2. Kerangka Teori Pendidik profesional adalah pendidik yang menguasai ilmu pengetahuan dan mampu mengajarkannya kepada peserta didik tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik (Surya.dkk, 2010:7).

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini tersusun dalam tiga bagian, yaitu:

  1. Bagian Awal Bagian awal meliputi sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

  2. Bagian Inti

  Bagian inti dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: Bab pertama merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab kedua berisi kompilasi ayat-ayat yang berkenaan dengan pendidik profesional. Kompilasi ayat dalam bab ini memaparkan terjemahan, kosa kata atau mufrodat.

  Bab ketiga merupakan Munasabah dari ayat-ayat lain. Pada bab ini dijelaskan mengenai hubungan keterkaitan Surat Al-Baqarah ayat 247 dengan yang lain.

  Bab keempat berisi pembahasan mengenai konsep pendidi profesional menurut Al- Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247 serta implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al-Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal.

  Bab kelima, merupakan bab penutup yang merefleksikan kembali ringkasan skripsi dalam bentuk kesimpulan dan saran.

  3. Bagian Akhir Yaitu bagian yang memuat daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran.

BAB II KOMPILASI AYAT A. Surat Al-Baqarah Ayat 247 Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi

  ayat yang menjadi tema dalam skripsi ini. Kompilasi sendiri berarti kumpulan yang tersusun secara teratur mengenai daftar informasi, karangan dan sebagainya (https://kbbi.web.id). Adapun redaksi ayat 247 daru surat Al-Baqarah, sebagaimana disajikan dalam teks berikut ini:

                                                 

  Artinya:

  Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

B. Mufrodat

  Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahannya, perlu bagi penulis untuk menyajikan beberapa kosa kata penting terkait dengan ayat tersebut. Kosa kata yang disajikan sesuai dengan Al-Q ur‟an Surat Al- Baqarah ayat 247.

  1. Kata dalam kamus Arab-Indonesia

  لاامي ـ حنامي ـ لايل ـ لاىل ـ لىمي ـ لال

  artinya berkata, bercakap (Yunus, 2010: 260). artinya berkata

  لال ,ِاف ,ىهكت

  (Munawwir & Fairuz, 2007:397). berarti berkata mengisyaratkan

  لال

  gerakan yang mudah dari mulut dan lidah. Karena itu huruf pertama digunakan haruslah yang bergerak, karena bukankah dia upaya untuk berbicara. Dan huruf terakhir dari kata ini harus huruf mati, untuk mengakhiri perkataan bearti diam atau tidak bergerak (Shihab, 2013:38).

  2. . berasal dari kata yang berarti nabi (Yunus, 2010: 437).

  ىهيثَ ئثَ ـ ى ثَ

  artinya nabi (Munawwir, 1984:1375). berarti

  يثُناو ءايثَا ـ ءيثُناو ـ ىثُنا nabi (Al-Habsyi, 1985:457).

  3. Kata dalam kamus arab-Indonesia berarti sesungguhnya (Yunus,

  ٌإ. – ٌأ

  2010: 50). artinya sesungguhnya (Munawwir & Fairuz,

  ٌإ ,ٌأ ,حميمح ,لاعف

  2007:836). termasuk dalam salah satu huruf, adalah kalimat yang tidak

  ٌإ

  bermakna kecuali bersamaan dengan kalimat lain yakni isim atau

  fi’il bisa dikatakan juga huruf itu seperti kata sambung (Hafidz, 2009:21).

  ٌإ ـ ٌأ untuk taukid atau mengukuhkan pembicaraan (Anwar, 1995:96).

  4. di kamus Arab-Indonesia artinya sesungguhnya, sebenarnya (Yunus,

  دل

  2010: 332). Perlu diketahui bahwa tanda bisa masuk

  fi’il dengan huruf دل

  pada

  fi’il madhi artinya tahqiq atau sesungguhnya bisa juga untuk

  menanyakan sesuatu, dan masuk pada fi‟il mudhari‟, artinya kadang- kadang (Anwar, 1995: 9).

  5. Kata artinya mengutus, mengirim, (Yunus, 2010: 68).

  اثعت ـ ثعثي ـ ثعت

  berarti mengutus, artinya juga mengutus

  ثعثي ـ ثعت مسري ـ مسرأ

  (Munawwir & Fairuz, 2007:937). artinya mengutus, mendorong

  اثعت ـ ثعت (Al-Habsyi, 1985:33).

  6. adalah isim alam Isim alam adalah kata benda yang menunjukkan خىناط . nama seseorag atau tempat tertentu (Hafidz, 2009:12). sama dengan

  خىناط

  kata aratinya yang panjang. adalah seseorang yang

  لاىط ج ميىط خىن اط

  dipilih oleh Allah untuk menjadi raja, akan tetapi dia tidak mempunyai harta banyak, namun dia berilmu luas dan bertubuh sehat. Kelebihan itu yang Allah jadikan prioritas dalam memilih pemimpin (ash-Shiddieqy, 2000:430). ialah nama julukan seorang raja. Dikatakan demikian

  خىناط

  karena orangnya sangat tinggi. Dalam perjanjian lama kitab samuel diceritakan, diantara rakyat Bani Israil (al-maraghi, 1974:396).

  7. berarti raja (Munawwir, 1984:1358). artinya kerajaan (Al-

  كهًنا حكهًنا Habsyi, 1985:448).

  8.

  14.

  12.

  لاًنا ٍي لاي

  atau

  لىي artinya harta (Yunus, 2010: 409).

  لاىيا ج لاًنا berarti harta benda (Munawwir, 1984:1368).

  13.

  ّفطصا

  dalam kamus Arab-Indonesia

  ةتجًنا ,فطصًنا

  berarti yang terpilih (Baharun, 1980:205).

  ديسي ـ داز

  حعس artinya luas atau lapang (Yunus. 2010: 170).

  artinya bertambah,

  ِديسي ـ داز

  memberi,

  ـ داز ,فيضي ـ فاضأ ّيًُي ,ءىشنا ,ديزو

  berarti menambah (Munawwir & Fairuz, 2007:854).

  15.

  حطست dalam kamus Arab-Indonesia artinya keluasan (Yunus, 2010:64). حطسثنا artinya keluasan dalam ilmu pengetahuan (Munawwir, 1984:84).

  16. Dalam kamus Arab-Indonesia

  وىهع ج ىهعنا

  berarti pengetahuan (Al- Habsyi, 1985:263).

  حعسىناو ـ حعسنا keluasan, kelapangan (Munawwir, 1984:1558).

  11.

  كحأ

  كهًنا majrur, tanda jernya adalah kasrah.

  berasal dari kata

  قىمح ج كح

  berarti hak, kebenaran,kepunyaan

  ـ كح امح ـ كحي

  berarti tetap dan wajib (Yunus, 2010: 106).

  امح ـ كح

  artinya nyata, pasti, tetap (Munawwir, 1984:282).

  9.

  كهًنات, ب

  adalah huruf jer

  Maksudnya

  berarti memberikan (Yunus, 2010:33).

  كهًنات

  kalimat jer majrur karena

  كهًنا

  didahului oleh huruf jer berupa

  ب. كهًنا berarti milik (Munawwir, 1984:1358).

  كهي

  artinya kerajaan, kekuasaan, kebesaran (Yunus, 2010:426).

  10.

  خؤي

  berasal dari kata

  ءاتيا ـ خؤي ـ ىتآ

  ىهعنا artinya pengetahuan (Munawwir, 1984:966).

  17. dalam kamus Arab-Indonesia artinya tubuh atau badan (Yunus,

  ىسجنا 2010: 88). berarti badan (Al-Habsyi, 1985:46).

  واسجا ج ىسجنا ج دسجنا

  berarti badan (Al-Habsyi, 1985:45). artinya

  داسجا ىسجنا ,داسجا ج دسجنا badan, tubuh, jasad (Munawwir, 1984:192).

  18. Kata . dalam kamus Indonesia-Arab berasal dari kata

  ءآشي ءاش ,ديري ـ دارأ

  berarti menghendaki (Munawwir & Fairuz, 2007:317). artinya

  ءآش

  menghendaki, membutuhkan objek. Tidak semua sebutkan objeknya, tidak disebutkan objeknya disebabkan karena pelakunya sangat terhormat atau sebaliknya bisa juga karena takut kepada sang pelaku (Shihab, 2013:60). 19. dalam kamus Arab-Indonesia Yang lapang,

  عساو ءآشي عستي ـ عسو ـ عساو Yang luas (Yunus, 2010:499).

  20. dalam kamus Arab-Indonesia artinyaYang Maha Tahu

  ىيهع ىيهعناو ولاعنا

  (Munawwir, 1984:966). berarti Maha Mengetahui (Al-Habsyi,

  ولاعنا

  1985:263). berarti Yang Maha Mengetahui (Yunus,

  حيلاع ـ ىيهع ـ ولاع 2010:278).

BAB III POKOK KANDUNGAN AYAT dan MUNASABAH A. Pokok Kandungan Surat Al-Baqarah ayat 247 Beberapa pokok kandungan ayat 247 dari Surat Al-Baqarah

  menurut para mufasir. Adapun redaksinya, sebagaimana disajikan dalam teks berikut ini:

                                                 

  Artinya:

  Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

1. Tafsir al-Maraghi

  Sebelum membahas ayat 247 akan dibahas terlebih dahulu ayat 246, ada ayat 246 ini menceritakan suatu kaum dari kalangan Bani Israil, yang diusir dari tanah airnya dan bahkan anak cucunya tak satupun ketinggalan, seluruhnya diusir secara paksa semua itu serangan oleh musuh-musuh (al-Maraghi, 1993:371). Pengusiran tersebut disebabkan beberapa hal yaitu kemungkaran kaum Bani Israil terhadap nabi masa tersebut.

  Allah mengetahui orang-orang zalim terhadap dirinya sendiri, yang menganggap dirinya aman dan tenteram jika meninggalkan jihad demi mempertahankan eksistensinya sendiri. Akibatnya hidup dalam kehinaan (al-Maraghi, 1993:373). Diayat tersebut dijelaskan bahwa kaum Bani Israil sudah meninggalkan jihad di jalan Allah maka hidup dalam kehinaan dan diinjak-injak oleh musuh.

  Dalam Tafsir al-Maraghi Surat Al-Baqarah ayat 247, dijelaskan bahwa syarat menjadi seorang raja adalah keturunan terhormat, mempunyai banyak harta (al-Maraghi, 1993: 375). Kaum Bani Israil berpendapat bahwa raja itu harus keturunan bangsawan yang mempunyai banyak harta karena dengan hartanya seorang raja dapat mengatur kerajaannya. Tanpa harus mempertimbangkan ilmu pengetahuan luas dan juga sifat-sifat dalam pribadinya.

  Dalam ayat ini Allah menjelaskan melalui Nabi-Nya

  الله ٌإ لال

  artinya

  ءآشي ٍي ,ّكهي ىتؤي اللهو ,ىسجناو ىهعنا ىف حط ست ,ِدازو ىكيهع ّفطصا

  bahwa nabi mereka berkata, Allah swt. sudah memilih Talut sebagai raja mereka, karena dia memiliki beberapa keistimewaan: pertama, bakat secara fitrah yang terdapat pada dirinya. Kedua, ia berilmu luas. Ketiga, bertubuh kekar dan sehat. Keempat, berada dalam pertolongan dan taufiq

  Allah, sehingga mudah ia dapat mengadaptasikan dirinya sebagai seorang raja (al-Maraghi, 1993: 375).

  Menurut tafsir al-Maraghi syarat untuk menjadi pemimpin itu ada empat, yaitu berbakat dalam memimpin orang banyak atau umat, berpengetahuan luas yakni menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan. Seorang pemimpin harus mempunyai ilmu pengetahuan yang luas agar dapat mengetahui langkah baik apa untuk dapat memimpin umat agar tujuan pemerintahannya dapat tercapai sesuai dengan harapan rakyat. . Dan bisa mengendalikan pemerintahannya dengan baik, dapat membawa umatnya menjadi lebih maju untuk mengembangkan daerahnya.

  Kaumnya beranggapan bahwa dengan harta banyak, dapat memimpin sebuah kerajaan dan juga akan ditaati oleh umatnya. Orang- orang tersebut berfikir keturunannya lebih pantas menjadi raja dari pada Thalut, karena memiliki kekayaan harta dan Thalut adalah seorang fakir miskin.

  Bertubuh sehat dan kuat merupakan syarat penting juga, karena apabila seorang pemimpin tidak sehat maka pemerintahannya tidak berjalan lancar, dan kesehatan itu pangkal segalanya. Dengan tubuh yang sehat seorang raja bisa berfikir lebih matang untuk memajukan rakyat.

  Selanjutnya adalah selalu dalam lindungan Allah SWT. sehingga dalam menjalankan pemerintahannya seorang pemimpin dapat dengan mudah mengayomi umatnya. Kriteria bertubuh kuat, pada zaman dahulu pemimpin itu diwajibkan untuk memimpin umatnya berperang, untuk dapat melaksanakan kewajiban itu maka harus mempunyai tubuh yang sehat dan kuat. Dan kekurangan harta tidak menjadi masalah dalam memimpin pemerintahan. Karena dengan ilmu pengetahuannya maka harta itu akan dapat dengan mudah didapat.

  Setelah membahas ayat 247 disini juga akan dihabas ayat 248, di ayat tersebut nabi berkata kepada kaumnya, sesungguhnya sebagai salah satu pertolongan Allah ialah dikukuhkannya Thalut sebagai raja dan kembalinya Tabut, yang menjadikan ketenangan hati (al-Maraghi, 1993:381). Nabi berkata bahwa Allah sudah mengukuhkan Thalut sebagai raja sebagai bentuk kasih sayang Allah untuk kaum Bani Israil. Juga kembalinya Tabut yang dulu dirampas musuh.

  . Kriteria selanjutnya adalah bertubuh kuat, pada zaman dahulu pemimpin itu diwajibkan untuk memimpin umatnya berperang, untuk dapat melaksanakan kewajiban itu maka harus mempunyai tubuh yang kuat dan kekar. Dan kekurangan harta tidak menjadi masalah dalam memimpin pemerintahan. Karena dengan ilmu pengetahuannya maka harta itu akan dapat dengan mudah didapat.

  Seorang yang mempunyai ilmu luas dan bertubuh sehat inilah yang pantas menjadi pemimpin. Dan seorang pemimpin itu sudah dipilih oleh Allah untuk memimpin kerajaan. Tidak ada seorang pun yang dapat menolak pilihan Allah. Sesungguhnya Allah lebih Mengetahui apa yang terbaik bagi umatnya.

2. Tafsir Al-Misbah

  Sebelum membahas ayat 247 disini akan dibahas ayat 246 terlebih dahulu dalam ayat 246 ini dipaparkan bahwa para pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, mereka berkata kepada seorang nabi “angkatlah seorang raja untuk kami agar kami berperang di jalan Allah” (Shihab,

  2002:624). Pemuka Bani Israil meminta agar diangkatnya seorang raja untuk memimpin kaumnya berperang di jalan Allah. Tetapi ketika sudah ditetapkan seorang raja untuk memimpin berperang kaum tersebut berpaling dan tidak mau melaksanakan karena takut kalah dengan musuh.

  Mengapa Bani Israil takut sehingga tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya telah diusir dari kampung halaman dan dijauhkan dari anak-anak itu jawabannya (Shihab, 2002:624). Penyebab ketakutannya adalah sebab telah diusir serta dijauhkan dari anak istrinya. Pada akhir ayat mereka dicap zalim, karena kaum Bani Israil sendiri yang memohon dan menolak raja yang dipilih Allah, kaum Bani Israil memohon kemenangan walau tanpa berperang (Shihab, 2002:643).

  Awalnya mereka meminta agar ditetapkan raja untuk memimpin berperang tetapi menolaknya jadi Allah mengecap kaum tersebut sebagai orang zalim. Dalam kisah ini, Bani Israel yang dulunya beriman kepada nabi karena ada suatu hal mengingkari dan menyembah berhala. Tidak melaksanakan hal-hal kebaikan lagi. Kemungkaran itulah yang menyebabkan Allah memberi pelajaran dengan cara mendatangkan musuh, membunuh, kudeta, dan juga merampas negaranya.