PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISALAM TELAAH DALAM SURAT AL-ALAQ AYAT 1-5 SKRIPSI

  

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISALAM TELAAH

DALAM SURAT AL-ALAQ AYAT 1-5

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

oleh

RIDWAN KHAERUDIN

  

NIM 111 12 079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM TELAAH DALAM

SURAT AL-ALAQ AYAT1-5

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

oleh

RIDWAN KHAERUDIN

  

NIM 111 12 079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  MOTTO ْ َْ ۡل ٱ ِْْ ٱ َُْٕٝدَز ْْٓ َِْْ٣ ْْْْ

  َُُُّْْْْْٜٖٓٛٝ ََُُُْْْٜيِئ ْ َُُْٝأٍْْ ْْ٣ِرَُّ ُْظِثَُْْٜ٘ ْ َٔ٣ِإْْا ْ ُٞعِج ََُْْْٝاَُٞ٘ٓاَءَْٖ “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman

  (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.

  (QS. Al- An’Am 82)

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.

  Orang tua tercinta, yaitu Bapak Suluri dan Ibu Suginah yang telah merawat, mendidik putra-putrinya dengan tulus ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta membimbing, memotivasi dan memohonkan kemudahan bagi penulis dalam setiap doanya. Sungguh merupakan pengorbanan yang tak terhitung nilainya dan tak terbalas bagi penulis. Semoga Bapak dan Ibu senantiasa selalu dalam perlindungan, keridhaan, dan keberkahan Yang Maha Kuasa. Tanpa dukungan Bapak dan Ibu tiada hal yang penulis Raih kecuali hanya untuk kebahagiaanya di dunia maupun di akhirat.

  2. Kedua saudara Khuswatun dan Udin yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis demi tercapainya cita-cita yang diinginkan oleh kedua orang tua.

  3. Bapak Kyai Nur Salim Mawardi dan ahlul baitnya yang selalu penulis tunggu Barokah Doa dan Ilmunya.

  4. Teman-teman Santri pondok pesantren An-Nibros Al-Hasyim senasib seperjuangan menjadi motivasi didalam kehidupan.

  5. Teman-teman PAI angakatan 2014 yang telah menjadi teman seperjuangan menuntut ilmu di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  6. Seluruh pembaca yang Budiman.

KATA PENGANTAR

  ْۡعِث ِْْ ٱ ِْ َّللَّ

  

ٱ ْۡحَّسُ

ْ َٔ ِْٖ ٱ ِْْ٤ِحَّسُ

  ْ

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, ridha dan inayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: “Nilai-Nilai Pendidikan Tauhid Dalam Kitab Jawahirul Kalamiyah Karya Syekh Thahir bin Saleh Al- Jazairi”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran untuk seluruh umat manusia, yang kita harapkan syafa‟atnya di akhirat kelak.

  Pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati peneliti haturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada yang terhurmat:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Dr. M. Ghufron, M. Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

  5. Bapak Drs. A. Bahrudin, M. Ag., selaku pembimbing akademik.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i HALAMAN BERLOGO ........................................................................... ii HALAMAN JUDUL ................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi MOTTO .................................................................................................... vii PERSEMBAHAN...................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB ................................................... xiv ABSTRAK ................................................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah .......................................................

  B.

  12 Rumusan Masalah ...............................................................

  C.

  12 Tujuan Penelitian ..................................................................

  D.

  13 Manfaat Penelitian ................................................................

  E.

  13 Metode penelitian .................................................................

  F.

  14 Penelitian terdahulu .............................................................

  G.

  15 Sistematika Penulisan ..........................................................

  BAB II Kajian Pustaka

  A.

  Pengertian Prinsip-prinsip Pendidikan Islam ......................

  17 B. Landasan Prinsip-prinsip Pendidikan Islam ........................

  27 C. Prinsip–prinsip Pendidikan Islam Secara Umum ................. 30 D.

  Pemikiran Prinsip-prinsip Pendidikan Islam ........................ 31 E. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam dalam surat Al-alaq……. 35

  BAB III Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Telaah dalam Surat Al- Alaq ayat 1-5 A. Prinsip-prinsip Menurut Ahli ...............................................

  42 1. M.Athiyal al-Abrasyi ..................................................

  42 2. Maksum… .................................................................. 43 3. M.Chobib Thoha ........................................................

  43 4. Muhammad Munir Mursi……………………………. 44 5.

  Zakiyah Dradjat………………………………… ...... 46

  BAB IV ANALISIS PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-ALAQ AYAT 1-5 A. Analisis Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Menurut Para Ahli .......................................................................................

  56 B. Relevansi Prinsip Pendidikan Islam dalam al-Alaq 1-5 .......

  59 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan............................................................................

  63 B. Saran .....................................................................................

  66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Surat Penunjukan Pembimbing 2. Lembar Konsultasi Skripsi 3. Daftar Riwayat Hidup 4. Daftar Nilai SKK

  PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

  ش Zal Z Zet

  م Qaf Q Qi

  ف Fa‟ F Ef

  ؽ Gain G Ge

  ع „Ain „ Koma terbalik di atas

  ظ Z Z Zet (dengan titik dibawah)

  غ Ta‟ T Te (dengan titik dibawah)

  ض Da D De (dengan titik dibawah)

  ص Sad S Es (dengan titik di bawah)

  غ Syin Sy Es dan Ye

  ض Sin S Es

  ز Ra‟ R Er

  Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543/ b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

  ذ Zal Z Zet (dengan titik di atas)

  د Dal D De

  خ Kha‟ Kh Ka dan Ha

  ح Ha‟ H Ha

  ج Jim J Je

  س Tsa‟ S Es

  ‟ T Te

  د Ta

  ة Ba‟ B Be

  ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

  Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

  ى Kaf K Ka

  ٍ Lam L El

   Ta’ Marbutttah

  ءب٤ُٝلاْخٓاسً Ditulis

  “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka di tulis dengan h.

  Bila di ikuti dengan kata

  Di Tulis Jizyah (ketentuan ini tidak di berlakukan terhadap kata-kata arab yang yang sudah teresap kedalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat dan sebagainya, kecuali di kehendaki lafal aslinya).

  Di tulis Hibah خ٣صج

  1. Bila dimatikan di tulis h خّجٛ

  „iddah A.

  ّ Mim M Em

  حّدػ Di tulis

  Y Ye Konsonan angkap karena di tulis rangkap

  ء Hamzah , Apostrof ١ Ya‟

  ٙ Ha‟ H Ha

  ٝ Wawu W We

  ٕ Nun N En

  Karamah al- auliya’

B. Vokal Pendek

  I ْ٣سً

  Ditulis Qaulun

  Fathah+wawu mati Ditulis Au ٍٞه

  ٌْ٘٤ث Ditulis Bainakum

  Fathah+ya‟ mati Ditulis Ai

   Vokal Rangkap

  ضٝسك Ditulis Furud D.

  Ditulis Karim Dammah+wawumati Ditulis U

  َْا Fathah Ditulis A

  ِْا Kasrah Ditulis

  Ditulis Yas‟ a

  Ditulis A ٠ؼع٣

  Ditulis Jahiliyah Fathah+Ya‟ mati

  Fathah+Alif Ditulis U خ٤ِٛبج

   Vokal Panjang

  Dammah Ditulis U C.

  I ُْا

  Kasrah+Ya‟ Mati Ditulis

  

ABSTRAK

  Khaerudin,Ridwan . 2018. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Telaah Surat Al-

  Alaq Ayat 1-5. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Dr. M. Ghufron, M. Ag.

  Kata Kunci: Prinsip, Pendidikan , Islam

  Pendidikan merupakan modal dasar atau titik sentral yang menjadi subyek pengembangan, karena pengembangan terutama ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, terlebih lagi era sekarang ini sebagai era yang penuh dengan persaingan. Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan berbagai jalur diantaranya pendidikan.

  Penelitian ini merupakan prinsip pendidikan Islam dalam upaya relevansi penddidikan Islam sekarang. Pertanyaan utam dalam penelitian ini adalah (1)Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan Islam menurut para ahli?, (2) Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan islam dlam surat al-alaq ayat 1-5?,(3) Bagaimana relevansi prinsip-prinsip pendidikan Islam dala kehidupan sekrang?., untuk menjawab pertanyan tersebut maka peneliti menggunakan penelitian kepustakaan dan mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengaitkan ayat-ayat al- qur‟an dan hadits serta buku-buku yang mendekti yang kemudian dicari tentang prinsip pendidikan Islam.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip pendidikan Islam dalam al- qur‟an telah surat al-alaq ayat 1-5 adalah sederhana, yakni orang yang memiliki kehidupan sederhana akan mengambil yang telah menjadi haknya, tidak akan mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya. Ikhlas, yakni seseorang yang mengerjakan sesuatu pekerjaan semata-mata karena Allah swt.

  Pendidikan Islam di era sekarang harus meningkatkan porinsip-prsinp pendidikan Islam dengan menejemen pendidikan Islam. Prinsip pendidikan Islam mempunyai masalah yang tidak mungkin diselesaikan oleh sekelompok masyrakat. Agama Islam sangat memperhatikan pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan, manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu ibdah seseorang menjadi sempurna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk termulia dari segenap makhluk yang ada di

  alam ini. Dalam Al- Qur‟an banyak ditemukan gambaran yang membicarakan tentang manusia dan makna filosofis dari penciptanya.

  Manusia merupakan makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal fikiran (al-Rasyidin, 2005:1). Sebagai makhluk pilihan yang mengemban banyak tugas maka Tuhan membedakan dengan makhluk yang lain seperti hewan, jin, dan malaikat. Di samping itu manusia juga dibekali bentuk fisik yang sempurna, harmonis dan indah.Sehingga dalam sebuah ayat, Allah berfirman:

  ْ ْ ٧ ْ ٱ َْن ْ ۥْ ْۡحَأ ْ ٱ ْ َعٗ َِْۡخَْأَدَثَٝ َُْٚوََِخٍْء ْۡ٢َشًََُّْْ ََٖع ْ ١ِرَُّ

  ْ ٖ٤ِغِِْْٖٖٓ ِْ ۡل Artinya:

  “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya (Departemen

  

dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah

Agama RI, 2007: 903).

  Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa secara jelas manusia diberi kelebihan bentuk fisik yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Manusia dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba, akal atau daya untuk berfikir, dan hati yang selalu merasakan. Setiap manusia manusia yang diciptakan setidaknya memiliki kelengkapan tersebut terutama akal dan perasaan. Akal pusatnya di otak dan fungsinya untuk berfikir. Perasaan pusatnya di hati, fungsinya untuk merasa dan dalam tingkat yang paling tinggi ia melahirkan

  ”kata hati”. Fungsi fikir dan rasa tidak dapat dipisahkan, karena misalnya orang yang merasa, sekaligus juga berfikir (Djumransyah, 2007: 29).

  Begitu juga dengan orang yang memikirkan sesuatu pasti juga terlahirlah sebuah perasaan tertentu hasil dari akal yang bekerja dalam otak Sebagai makhluk yang Allah sertakan dengan akal dan perasaaan maka manusia memungkinkan untuk mengembangkan dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan seterusnya menghasilkan kebudayaan. Untuk lebih jelasnya akal adalah alat untuk menuntut ilmu, dan ilmu merupakan solusi dari setiap kesulitan manusia dan untuk mempertahankan eksistensinya.

  Dengan demikian Islam memerintahkan untuk menuntutilmuagama dan ilmu-ilmu lainnya, agar memiliki pengetahuan yang dapat digunakan untuk tercapainya menjadi makhluk yang sempurna. Faktor terbesar yang membuat makhluk manusia itu mulia adalah karena ia berilmu.Ia dapat hidup senang dan tentram karena memiliki dan menggunakan ilmunya. Ia dapat menguasai alam ini dengan ilmunya. Iman dan taqwanya dapat meningkat dengan ilmu juga (Darajat, 2011:7)

  Ilmu juga yang membedakan manusia yang dimuliakan dan yang tidak dimuliakan.Dalam firman Allah SWT:

  ََّْٖۡٓأ ْ ْ َهَُْٞٛ ْ بَٗاَءْ ٌذِ٘ َْء ٱْۡ٤َُّ

  ْ َقِئ ٱ َْ ۡل ْۡز ْۡؼَثَْغَكَزَِْٝض

ٌَُْْۡع

  dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan- Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

  Artinya: “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi

  ْ ُْ٤ِحَّز ْ ٥٦١ ْ ْ

  ُْغ٣ِسَظَْيَّثَزَِّْٕإ ٱُْۡ َُِّْٚٗإَِْٝةبَوِؼ ۥْ ْ زُٞلَـَُ ْ

  ْ بَْٓ٢ِك ْ ْ ىَراَء ْ ٌُْۡ ْ

  ْ َجَزَد ْ ذ ْ ْۡجَ٤ُِّ ًَُُِْْۡٞ ْ

  ْ َْۡٞك ْۡؼَثَْم ْ ط ْ

  ََُْٞٛٝ ٱ ٌََُِْْۡؼَجْ١ِرَُّ ْ ْ ََِخ

  ْ دِجبَظْ َِ ْ بَهَْٝا ْ ِٔئ ْۡحَ٣ْب ُْزَر ٱ ْ ۡل ْۡسَ٣ََْٝحَسِخ ْۡحَزْْاُٞج ِِّْٚثَزَْخَٔ

  Karena selain secara fisik dan psiologis manusia sebagai makhluk terbaik, ia juga secara fitrah memiliki nilai-nilai kemanusiaan (Munir, 2003:25). Tugas lain yang tidak kalah penting adalah menjadi khalifah Allah di muka bumi. Manusia yang diberi wewenang secara langsung oleh Tuhan untuk mendiami, mengurus, dan mengolah dengan sebaik-baiknya sehingga dapat dipergunakan untuk kesejahteraan seluruh umat manusia.Tanggung jawab besar dipikul oleh manusia sebagai khalifah dalam kaitannya dengan mengurus alam semesta sehingga dapat mengambil manfaat dari kerja kerasnya. Dalam firman Allah:

  orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Departemen Agama RI, 2007: 660).

  Artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

  ٱ َْ ۡل ُْْۡ َج ِْت ٩

  ٱ ْۡؼَ٣ْ َلَْ َٖ٣ِرَُّ ْ ََُِٕٞٔ ْ ْْاُُُْٞٝأُْسًََّرَزَ٣ْبََِّٔٗإ

  ْ١َِٞز ٱ ْۡؼَ٣ْ َٖ٣ِرَُّ َْْٝ ََُِٕٞٔ

  ْ ۦ ْ َُْۡه ْ ََْۡٛ ْ ْۡعَ٣

   (Departemen Agama, 2007:2002). Manusia sebagai makhluk pedagogik yang memiliki potensi dapat di didik dan mendidik sehingga memiliki tugas mulia yakni menjadi penguasa, maka dibutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup. Dalam hubungan ini, pendidikan memegang peran utama untuk mencapai kesempunaan berfikir.

  Tidak ada jalan lain selain melalui proses pendidikan, agar akal pikiran dapat kembali kefitrah. Manusia dibekali fitrah, untuk membedakan yang baik dan buruk (Munir, 2003:25). menjunjung tinggi tanggung jawab kekhalifahannya, kecuali dilengkapi dengan potensi-potensi yang memungkinkannya mampu melaksanakan tugasnya. Al-

  Qur‟an menegaskan, manusia itu memiliki karakteristik- karakteristik unik.Atribut pertama yang penting adalah manusia dilengkapi dengan fitrah yang dimiliki sejak lahir (Abdullah, 1994:56).

  Melalui pendidikan manusia juga akan menjadi manusia yang dimanusiakan sebagai hamba Allah yang mampu mentaati ajaran-ajaranNya.

  Pendidikan adalah proses untuk menuju kedewasaan seseorang yakni interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang mewariskan pola-pola tingkah laku yang didasarkan pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu setiap situasi pendidikan harus disesuaikan dengan tujuan- tujuan khusus yang akan dicapai, materi yang akan diberikan, dan metode yang akan dipergunakan sehingga proses belajar mengajar itu dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT, baik kepada Tuhannya, sesama manusia dan sesama makhluk lainnya (Arief, 2002:41). berperan sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, karena ia menjadi sarana untuk menyampaikan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan, agar dapat dipahami oleh peserta didik, dan menjadi pengertian yang fungsional bagi tingkah lakunya.

  Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman (Hamalik, 2011: 27). Karena merupakan sebuah proses, maka belajar bukanlah hasil atau tujuan. Belajar terjadi sepanjang manusia tersebut menginginkan suatu perubahan pada dirinya. Memperoleh pengetahuan hanyalah salah satu akibat dari aktifitas belajar tersebut, dan bukanlah belajar itu sendiri. Pengalaman yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Dengan kata lain, belajar dapat diartikan pula sebagai proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2011: 28)

  Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua aktivitas memberikan materi pelajaran kepada siswa,agar siswa mempunyai kecakapan dan pengetahuan yang memadai yang memberikan manfaat dalam kehidupan.Dalam proses pembelajaran bahasa selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung juga diperlukan pendukung lain yaitu: alat pelajaran yang memadai,penggunaan metode yang tepat, serta situasi dan kondisi yang menunjang. mempunyai tuiuan, lebih lebih guru dalam melaksanakan tugasnya mengajar atau melakukan kegiatan belajar mengajar harus berorientasi pada tujuan yang telah ditentukan.Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana metode yang sesuai agar dalam waktu yang relatif terbatas dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar.

  Dalam proses pembelajaran di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara pendidik, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Dalam hal ini pendidik mempunyai peran yang sangat dominan untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikandemi tercapainya tujuan pendidikan. Pendidik juga harus mampu memilih metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, karenapenerapan metode yang tepat akan sangat menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.

  Adapun ayat yang berkaitan dengan metode pembelajaran adalah surat An Nahl ayat 125:

  ْ ٱ ْ ٱُْۡ ٱُْۡ ٱُْۡ ْ ٱْۡد ْ َُٖع ُِْۡد ْ َجَٝ ْ ِخََ٘عَح ِْخَظِػ ٌِْۡح َُْْٞٛ َيَّثَزْ َِّٕإ ْۡحَأْ َ٢ِْٛ٢ِزَُّ ِْثُْْٜ َْۡٞٔ َِْْٝخَٔ ِْثْ َيِّثَزْ َِ٤ِجَظ ْ ٠َُِإْ ُع ْ ٥٢١ ٱُْۡ ۦْ ْۡػَأ

  ْ َٖ٣ِدَز ُْٜۡٔ ْۡػَأََُْٞٛٝ ِْثَُِْْ ِِِْٚ٤ِجَظَْٖػَََّْظَِْٖٔثَُِْْ

  Artinya:

  “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmudengan hikmah dan pelajaran yang sesuai dan bantahlah mereka dengan cara yang baik,sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Daialah yang lebih mengetahui orang

  • –orang yang mendapat petunjuk (Departemen Agama, (2007: 2067).

  Metode adalah suatu cara yang harus dilalui atau ditempuh guna mencapai tujuan dengan cepat, tepat dan singkat (Fachrudin, 2006:1).

  Penggunaan metode dapat memperlancar proses pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam suatu kegiatan belajar mengajar tidak harus menggunakan metode tertentu untuk mengajarkan suatu materi pembelajaran, tetapi penggunaan metode lebih ditekankan pada kebutuhan agar lebih sesuai dengan materi pelajaran. Penggunaan metode pembelajaran harus diperhatikan adalah suasana yang tidak monoton.

  Metode pembelajaran yang digunakan harus menimbulkan ke dinamisan dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang miskin metode pembelajaran akan menimbulkan masalah baik bagi guru maupun siswa. Seorang guru seharusnya memahami, mengerti dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai,baik dengan materi pelajaran yang diberikan maupun dengan kondisi siswa, serta sarana dan prasarana yang tersedia.

  Dengan penggunaan metode yang lebih mendalam sehingga prestasi belajar sesuai dengan tujuan instruksional.

  Menurut Slamet 1988: 63, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah (1) Metode mengajar, penggunaan metode yang kurang baik, akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Guru yang lama biasanya kurang memvariasikan metode, sehingga siswa menjadi bosan dan pasif. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar, (2) Kurikulum, diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, (3) Relasi guru dengan siswa,di dalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya, sehingga siswa mempelajari apa yang disampaikan guru dengan sebaik

  • –baiknya, (4) Perhatian orang tua,anak belajar perlu dorongan dan perhatian orang tua. Selain guru, orang tua juga mempunyai peran yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa, (5) Latar belakang kebudayaan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluraga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Anak perlu ditanamkan kebiasaan
  • –kebiasaan yang baik, agar mendorong anak untuk semangat belajar.

  Pengertian pendidikan seperti sekarang ini di zaman Nabi belum lazim dipakai atau diketahui, tetapi usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh Nabi dalam menyampaikan perintah agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih ketrampilan berbuat, memberi motivasi, dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim itu telah mencakup arti pendidikan dalam pengertian sekarang. Seperti halnya masyarakat Arab Makkah yang tadinya kafir, musyrik, dan bertabiat buruk, atas usaha dan kegigihan Nabi untuk mengimankan dan mengislamkan mereka kemudian mereka berubah menjadi penyembah Allah yang taat dan berakhlak mulia.

  Dengan demikian Nabi telah menjadin pendidik yang membina, mendidik, dan mengajar kepribadian masyarakat jahiliyah secara tidak keberhasilan beliau sangat diakui dunia pendidikan islam. Apa yang beliau lakukan dalam membentuk kepribadiaan manusia yang mulia, kita rumuskan sekarang dengan pendidikan islam. Cirinya adalah perubahan sikap dan perilaku sesuai dengan petunjuk ajaran islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat, dan lingkungan yang menunjang.

  Pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, menyangkut semua komponen yang terkandung di dalamnya. Pendididkan islam adalah pendidikan yang berdasarkan Al-

  Qur‟an dan As-Sunnah selain mempunyai tujuan keilmuan, juga mempuyai tujuan menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik ( Arief, (2002: 29).

  Jadi untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam ajaran islam tidak semudah membalikkan telapak tangan, oleh karena itu perlu adanya kegigihan, kesungguhan, dan kesabaran dalam menjalankannya serta panda-pandai dalam memilih metode yang cocok untuk proses pembelajaran sesuai materi maupun kondisi dan kebutuhan. Di sinilah pentingnya sebuah metode atau jalan untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

  Dalam proses pendidikan islam,metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/ materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibandingkan dengan materi sendiri. Sebuah pribahasa mengatakan bahwa “ٙدلآْْْٖٛاْٚوئسطُا(metode jauh lebih penting kominikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna oleh peserta didik ( Arief, 2002: 39).

  Hubungan anatara metode dan tujuan pendidikan merupakan hubungan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh pemakaian dan pemilihan metode pendidikan yang tepat. Subjek pendidikan juga perlumemiliki kompetensi yang mahir dalam menerangkan sehingga peserta didik dapat belajar dengan senang dan proses belajar mengajar menimbulkan kesan yang menggembirakan. Dengan demikian tujuan yang telah disepakati dapat tercapai.

  Tujuan pendidikan Islam tidak hanya sederhana yang ingin membentuk kepribadian manusia yang baik tetapi pendidikan Islam menitik beratkan semua aspek pendidikan agama yang berupa aqidah, syariah, danakhlak.Kongres se-dunia ke II tentang pendidikan islam tahun 1980 di Ismalabad menyatakan bahwa:Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik).

  Secara menyeluruh dan seimbang dan yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional,perasaan dan indera. Karena itu, pendidik hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual,intelektual, imajinasi, fiksi, dan aspek tersebut berkembang dengan kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kapada Allah,baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia (Al-Rasyidin, 2005:38).

  Dari semangat kompleksnya tujuan yang akan dicapai maka dibutuhkan juga pendekatan dan metode pendidikan yang ada dalam Al- Qur‟an. Metode pendidikan yang disajikan di dalam Al-Qur‟an banyak sekali varianya. Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan metode yang mempertimbangkan aspek efektivitasnya dan relevansinya dengan materi yang disampaikan,akan tetapi realita di lapangan masih banyak sekali kendala yang dihadapi khususnya pendidik dalam proses menyampaikan materi. Dalam penggunaan materi metode masih sering ditemui ke tidak cocokan antara bahan ajar dengan cara menyampaikannya maupun penggunaan metode yang kurang variatif.

  Judul ini dipilih karena kitab ini adalah kitab tafsir lengkap yang pertama karya ulama ahli tafsir Indonesia yang diterbitkan di Indonesia.

  Tafsir ini mudah dicerna oleh semua golongan masyarakat, dari para penelitisampai para pemula. Dari pentingnya metode yang tepat dalam menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar sehingga mempengaruhi keberhasilan peserta didik maka penulis terdorong menyusun skripsi yang berjudul: PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN B.

   Rumusan Masala

  1. Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan Islam menurut para ahli?

  2. Bagaimana deskripsi prinsip-prinsip pendidikan Islam telaah dalam surat al-Alaq 1-5?

  3. Bagaimana relevansi prinsi-prinsip pendidikan Islam dalam era sekarang telaah surat al-Alaq ayat 1-5?

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui prinsi-prinsip pendidikan Islam menurut ahli.

  2. Untuk mengetahui deskripsi Prisip-prinsi telaah surat al-Alaq 1-5)

  3. Untuk mengetahui relevansi prinsip-prinsip pendidikan telaah surat al- Alaq 1-5)? D.

   Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah memberi wacana kepada pendidik tentang metode-metode pendidikan Islam yang dapat dikaji kembali sehingga termotivasi untuk menggunakan dalam proses belajar mengajar baik manfaat secara teoritis maupun praktis.

  1. Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis yang diperoleh dari penelitian adalah menambah khasanah temuan penelitian baru mengenai metode pendidikan Islam dalam Kitab Suci.

  2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis dari pelaksanaan penelitian ini untuk seorang pengajar adalah dapat mengetahui dan memahami secara benar penafsiran yang ada dalam ayat-ayat Al-

  Qur‟an dalam kaitannya dengan cara pengajaran sehingga dalam proses pengajaran dapat berjalan dengan lancar karena pemilihan metode pengajaran yang sesuai atau cocok dengan materi yang disampaikan.

E. Metode Penelitian 1.

  Teknis pengumppulan data Agar penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan , maka teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan penelitian pustaka (library research) yaitu dengan mengkaji literature-literatur yang berkata pengantar baik, Al-

  Qur‟an sumber data yang digunakandalam penelitian adalah al- Qur‟an, hadits Nabi dan Karya- karya yang ditulis oleh para pakar pendidikan yang cepat mendukung pembahasan ini.

  2. Teknik analisis data Setelah memperoleh data dari berbagai sumber sebagaimana di

  • – atas, maka penulis melakukan pengolahan data secara deskriptif analitik dengan mengumpulkan data yang signifikan dengan pokok permasalahan yang diteliti dengan menggunakan metode tafsir maudhu‟I tentang istilah yang berkaitan dengan prinsip pendidikan. Analisis yang dilakukan adalah pendapat para tokoh pendidikan tentang prinsip pendidikan yang dihubungkan dengan ayat-ayat al- Qur‟an.

F. Penelitian Terdahulu

  Untuk memastikan orisinilitas kajian ini, sangat penting kiranya pemaparan beberapa karya ilmiah yang sudah ada. Sehungga dapat menjadi masukan kedalam kajian pustaka guna member refrensi dan mempermudah peneliti untuk mengetahui hal-hal yang belum dibahas oleh peneliti sebelumnya,karya-karya itu adalah sebagai berikut:

  1. Skripsi Fauzan Abdullah, Fakultas Ilmu Keguruan UIN Sunnah Kalijaga 2009, tentang Strategi Peningkatan Kulaitas Sumber Daya Manusia Berkualitas Menurut Hasan Langgulung (Perspektif Pendidikan Islam). Seperti yang digambarkan dalam judul skripsi ini, fokos pembahasannya yaitu lebih memberatkan prinsip dan relevansi pendidikan Islam sekarang.

  2. Skripsi Chaerul Anwar, Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah 2009, yang berjudul Strategi Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (Studi Komparasi Atas Pemikiran Ki Hajar Dewantara) Mengulas pendapat kedua tokoh tersebut dan dikomplikasikan tentang pendidikan Islam. Namun prinsip-prinsip dan relevansi.

  3. Skripsi Taufik, Fakultas agama Islam Unuversitas Muhammadiyah Surakarta 2014, yang berjudul pemikiran pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung dalam perspektif psikologi. Menjelaskan pendidikan Islam dari psikologisnya. Dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu berbedaan sudut pandang dari prinsip dan relevansi pendidikan Islam sekarang.

G. Sistematika Penulisan

  BAB I : Pendahuluan,berisi latar belakang masalah,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II :Kajian pustaka, berisi tentang pengertian prinsip-prinsip pendidikana Islam, landasan prinsip-prinsip pendidikan Islam,prinsip- prinsip pendidikan Islam secra umum.

  BAB III :Pemikiran prinsip-prinsip pendidikan Islam, terjemah surat al-Alaq ayat 1-5, asbabul nuzul surat al-Alaq ayat 1-5, munasabah surat al- Alaq ayat 1-5,tujuan pendidikan Islam secara umum

  BAB IV :Analisis prinsip prinsip pendidikan Islam menurut ahli, prinsip-prinsip pendidikan Islam dalam surat al-Alaq ayat 1-5 dan relevansi prinsip pendidikan Islam surat al-Alaq ayat 1-5 dengan kehidupan masa kini.

  BAB V :Penutup berisi tentang kesimpulan, saran- saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Prinsip-prinsip Pendidikan Islam Prinsip merupakan asas (kebenaran yang menjadi pokok atau dalam

  berfikir, bertindak) sedangkan pendidikan merupakan suatu proses hominisasi dengan humanisasi yang berlangsung di dalam lingkungan hidup keluarga dan masyarakat yang berbudaya. Jadi prinsip pendidikan dapat diartikan sebagai asas atau pokok yang menjadi dasar dalam bertindak demi untuk tercapainya proses hominisasi dan humanisasi yang berlangsung di dalam lingkungan hidup keluarga dan masyarakat yang berbudaya, dalam hal ini pendidikan tersebut sesuai dengan tuntunan zaman (Poerwadarminta, 1997: 78).

  Prinsip berasal dari kata

  “principle” yang bermakna asal, dasar

  prinsip sebagai dasar pandangan dan keyakinan seperti berpendirian, mempuyai dasar atau prinsip yang kuat (Hassan Shadily, 1997: 447).

  Jadi maksud prinsip di sini mengarah kepada pandangan, keyakinan, pegangan, dan pendirian. Adapun “dasar” dapat diartikan “pokok, sumber, asas atau pangkal sesuatu pendapat, ajaran a tau aturan” (Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 2001: 211).

  Jadi yang dimaksud dasar disini bermakna pokok, asas atau pangkal suatu pemikiran selanjutnya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa prinsip bermakna pandangan, pegangan, keyakinan, dan pendirian.

  Menurut Hasan Langgulung, bahwa al-quran dan as-sunah merupakan sumber nilai yang paling utama. Sebagai sumber asal, al-quran mengandung prinsip-prinsip yang masih bersifat global, sehingga dalam pendidikan Islam terbuka adanya unsur ijtihad dengan tetap berpegang pada nilai-nilai dan prinsip dasar al-quran dan as-sunah dengan demikian, sumber nilai yang menjadi dasar pendidikan Islam adalah al-quran dan as-sunah serta hasil ijtihad. Didalam sumber tersebut banyak sekali nilai fundamental yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan pendidikan Islam. Nilai-nilai itu adalah :

  1. Tauhid

  2. Kemanusiaan

  3. Keseimbangan

  4. Kesatuan Umat Manusia

5. Rahmatallilalamin (Ahmad Sudja‟ie, 1999: 44).

  Dalam hal prinsip ini M. Arifin lebih mengistilahkan dengan pandangan dasar dan pola dasar pendidikan Islam sebagaimana dikemukakan di atas. Lebih tegas dia menyatakan bahwa sistem pendidikan Islam harus berkembang dari pola dasarnya yang akan membentuknya menjadi pendidikan yang bercorak dan berwatak serta berjiwa Islam.

  Meletakkan pola dasar pendidikan Islam berarti harus meletakkan nilai-nilai dasar agama yang memberikan ruang lingkup dan peluang perkembangannya proses pendidikan Islam. Dalam kerangka itu harus dipahami falsafah pendidikan Islam yang menjadikanya dasar sekaligus mengarahkannya. Dalam permasalahan filosofis, pola dasar pendidikan Islam itu mengandung pandangan Islam tentang prinsip-prinsip kehidupan manusia sebagai pribadi dan prinsip- prinsip kehidupannya sebagai makhluk sosial. Dalam hal ini tugas falsafah pendidikan secara umum dapat

  Pada prisipnya Islam memandang bahwa segala fenomena alam ini adalah hasil penciptaan Allah SWT dan tunduk pada hukum-hukum mekanisme-Nya sebagai sunnatullah. Oleh karenanya, manusia harus dididik agar mampu mengerti, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai dalam hukum Allah SWT. Di sinilah prinsip manusia harus beriman dan bertaqwa kepada Penciptanya.

  Prinsip yang memandang manusia sebagai makhluk yang paling mulia, karena memiliki harkat dan martabat yang terbentuk dari kemampuan-kemampuan kejiwaannya yakni akal budinya menjadi tenaga penggerak yang membedakan dari makhluk lainnya. Di sinilah Islam meletakkan posisi manusia sebagai khalifah yang akan mewarisi dan mengembangkan kehidupan di bumi dengan sebaik-baiknya.

  Prinsip selanjutnya adalah pandangan Islam bahwa manusia bukan saja makhluk pribadi, melainkan juga makhluk sosial yang berarti memandang manusia bukan saja sabagai individu melainkan juga anggota masyarakat. Ini berarti manusia di samping individu sekaligus masyarakat yaitu dalam Islam kedudukan nilai-nilai ini banyak diatur kearah pola keserasian dan keseimbangan.

  Prinsip moralitas yang memandang bahwa manusia itu adalah pribadi- pribadi yang mampu melaksanakan nilai-nilai moral agama dalam kehidupannya. Di sini jelas agar nilai-nilai kehidupan tidak menyimpang dari fitrah Allah yang mengandung nilai-nilai agama Islam yang harus menjadi dasar dalam proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Dengan demikian mengenai prinsip pendidikan Islam yang diistilahkan pola dasar inilah yang akan membentuk dan mewarnai sistem pendidikan Islam.

  Ia adalah pemikiran konseptual yang berorientasi kepada nilai-nilai keimanan, nilai-nilai kemanusiaan baik sebagai individu maupun sosial serta nilai-nilai moral yang secara terpandu membentuk dan mewarnai pembinaan dan pengembangan pendidikan Islam (M. Arifin, 1996:31).

  Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secara jalas tercermin dalam prinsip- prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidikan merupakan fasilitator. Ia harus mampu memperdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses proses pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan prinsip- prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama- sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

  1. Prinsip Integral dan Seimbang

  a) Prinsip Integral Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum- hukum mengenai alam fisik disebut sunnatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup aqidah dan syariah. Dalam ayat Al-

  Qur‟an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar manusia untuk membaca yaitu dalam Q.S Al-

  „alaq ayat 1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam firman Allah Q.S Al- Ankabut:

  ٱُْۡ ْ ٱْۡر ِْت ْ َزٌِ ْ ََِْٖٓي ْۡ٤َُِإَْ٢ِحُٝأ ْ بََُْٓ

  Artinya:

  “bacalah apa yang telah di wahyukan kepadamu, yaitu al kitab (Al- Qur’an)(Q.S Al-Ankabut: 45) (Departeman Agama RI, 2005: 566). Di sini, Allah memberikan penjelasan bahwa Al- Qur‟an yang harus di baca. Ia merupakan ayat yang diturunkan Allah

  (ayat Tanziliyah , qur‟aniyah) selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat Allah yang berwujud fenomena- fenomena alam (ayat kauniyah, sunnatulah) antara lain:

  ْۡز َْ ۡل ٱ ٱ ٱ َِْْٝد ْ َٞ َُِْه ْ ََّٔعُ ْ٢ِكْاَذبَْْٓاُٝسُظٗ

ِْض

  Artinya:

  ”katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi” (Q.S Yunus : 101) (Departeman Agama RI,

  2005: 295). Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Alah memerintahkan agar manusia membaca Al-

  Qur‟an (ayat-ayat qur‟aniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap salah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral) (Ramayulis dan Samsul, 2009: 100).

  b) Prinsip Seimbang

  Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban. Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu.

  Implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini senada dengan firman Allah swt:

  ُّْۡٗدُ ٱ ْ ْ ۡل ٱ ٱ َُُِّْٜ ٱ َْي ْ ْۡث ْ بَ٤ ْ ٌَََِٖٔج٤ِصَْٗ َطَ٘رْ َلََٝ ْ َحَسِخ َْزاَّدُ ْ ىَراَء َْٝٱ

  ْ بَٔ٤ِكِْؾَز Artinya

  :“Dan carilah pada apa yang telah di