Keterpaduan Strategi Kabupaten Kerinci
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Keterpaduan Strategi Kabupaten
Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 1
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci
5.1.1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Kerinci
Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan untuk mewujudkan
Kabupaten Kerinci sejahtera berbasiskan pada sumberdaya alam, dan
infrastruktur yang layak dan terpadu, dengan memperhatikan kawasan
konservasi dan rawan bencana.
Kebijakan dan strategi untuk mewujudkan tujuan penataan ruang
tersebut meliputi :
1.
Kebijakan pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya
alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan strategi
sebagai berikut :
a.
mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti
pembangkit listrik tenaga air, tenaga uap, tenaga surya, tenaga
angin, biogas dan panas bumi;
b.
mengembangkan
infrastruktur
dan
prasarana
kawasan
untuk
menunjang pengembangan sumber energi yang terbarukan;
c.
mengembangkan kawasan pusat studi dan penelitian pengembangan
pembangkit listrik sumber energi alternatif yaitu panas bumi,
tenaga uap, dan tenaga air;
d.
mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan
sekaligus
juga
kemasyarakatan,
bernilai
hutan
sosial
tanaman
ekonomi,
rakyat,
seperti
hutan
hutan
adat
dan
perkebunan; dan
e.
meningkatkan kapasitas sosial masyarakat dalam pemanfaatan
sumber energi baru terbarukan.
2.
Kebijakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui intensifikasi,
ekstensifikasi lahan, diversifikasi dan modernisasi pertanian, dengan
strategi pencapaian sebagai berikut :
a.
meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan
kehutanan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 2
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
b.
memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi
peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan
masyarakat;
c.
meningkatkan
teknologi
pertanian,
termasuk
perkebunan,
perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan
produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi
tinggi;
d.
meningkatkan sistem produksi dan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan serta kehutanan agar dapat meningkatkan nilai jual dan
meningkatkan
pendapatan
masyarakat
serta
meningkatkan
perekonomian daerah; dan
e.
meningkatkan
perkebunan
pemasaran
hasil
pertanian,
kehutanan
melalui peningkatan sumber daya
dan
manusia dan
kelembagaan serta memfasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan.
3.
Kebijakan pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis
pertanian dan sumber daya alam lainnya serta wisata sesuai keunggulan
dan potensi kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, terintegrasi dan
dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan, dengan
strategi sebagai berikut :
a.
merencanakan dan mengembangkan kawasan pertanian dengan
sistem modernisasi dan teknologi terpadu untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi berbasis agro;
b.
mengembangkan
industri
pengolahan
hasil
pertanian
sesuai
komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar;
c.
mengembangkan
penelitian
dan
pengelolaan
sumber
daya
pertanian, perkebunan dan kehutanan sehingga menjadi kekuatan
utama ekonomi masyarakat, serta meningkatkan kualitas sumber
daya
pengelolaan
melalui
pengembangan
pusat
kajian
dan
penelitian agri-bisnis;
d.
meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana
dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih
profesional serta pemasaran yang lebih efektif; dan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 3
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
e.
mengembangkan dan meningkatkan penataan kawasan daya tarik
wisata
4.
Kebijakan
pembangunan
peningkatan
infrastruktur
aksesibilitas
dan
yang
peningkatan
berkualitas
kualitas
untuk
pelayanan
masyarakat, dengan strategi sebagai berikut :
a.
membangun
prasarana
dan
sarana
transportasi
terutama
transportasi darat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
kawasan
secara
signifikan
dan
berimbang
namun
tetap
mempertimbangkan ketahanan terhadap ancaman bencana alam;
b.
meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dalam wilayah maupun
antar wilayah dengan wilayah sekitar Kabupaten;
c.
meningkatkan dan mengembangkan kawasan bandar udara Depati
Parbo sebagai sarana transportasi udara guna melayani jalur
penerbangan skala regional;
d.
membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan
memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap kawasan
permukiman, termasuk fasilitas pemerintahan kabupaten yang
baru;
e.
menyusun
pedoman
pembangunan
prasarana,
sarana
dan
infrastruktur tahan gempa; dan
f.
menyusun program dan membangun berbagai perangkat keras dan
lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti letusan gunung
api, gempa bumi, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman
lainnya.
5.
Kebijakan penguatan dan pemulihan hutan, kawasan lindung dan Taman
Nasional Kerinci Seblat, dengan strategi sebagai berikut :
a.
memantapkan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya
untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan
investasi;
b.
menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan,
terutama pemulihan fungsi Taman Nasional Kerinci Seblat dan
hutan lindung;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 4
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
c.
meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian
kerusakan dan pencemaran lingkungan;
d.
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya keanekaragaman hayati dan objek daya tarik wisata alam
hutan/ekowisata dan wisata hutan; dan
e.
menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam
rangka pemulihan fungsi kawasan lindung terutama Taman Nasional
Kerinci Seblat, hutan lindung dan cagar alam.
6.
Kebijakan penataan dan penyesuaian kawasan rawan bencana serta
pengendaliannya, dengan strategi sebagai berikut :
a.
menyusun dan melaksanakan rehabilitasi kawasan atas dampak
bencana;
b.
menyusun dan merencanakan pengembangan kawasan evakuasi
bencana;
c.
merencanakan dan menata secara rinci untuk kawasan rawan
bencana
berdasarkan
mitigasi
bencana
dan
pengendalian
pemanfaatan lahan untuk kawasan bukan permukiman padat; dan
d.
mengembangkan sistem infrastruktur, prasarana dan sarana wilayah
dengan menerapkan sistem tanggap bencana dan sistem tahan
bencana.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 5
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.1.2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kerinci
A.
Rencana Sistem Pusat-pusat Kegiatan
Rencana sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Kerinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. 5.1.
Rencana Sistem Pusat-pusat Kegiatan Kabupaten Kerinci
No
Ibukota Kecamatan
Hirarki
Fungsi
PKL
1
Batang Sangir
(Kecamatan Kayu Aro)
2
Sanggaran Agung
(Kecamatan Danau
Kerinci)
PKL
3
Siulak
(Kecamatan Siulak)
PPL
4
Siulak Deras
PPK
5
Jujun
(Kecamatan Keliling
Danau)
PPK
6
Semurup
(Kecamatan Air Hangat)
PPK
7
Hiang
(Kecamatan Sitinjau
Laut)
PPK
8
Pelompek
(Kecamatan Gunung
Tujuh)
PPL
9
Sungai Lintang
( Kecamatan Kayu Aro
Barat)
PPL
Fungsi Utama
-
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
pusat pemerintahan kecamatan,
pusat perdagangan dan jasa sub regional,
pusat kesehatan skala kabupaten,
pusat rekreasi, olahraga ;
pusat pendidikan, dan
pusat industri pengolahan
pusat pemerintahan kecamatan,
simpul transportasi,
pusat perdagangan dan jasa sub regional,
pusat kesehatan skala kabupaten,
pusat rekreasi, dan olahraga,
pendidikan, dan
industri pengolahan.
pusat pemerintahan kabupaten,
pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten,
pusat pendidikan dan kebudayaan skala
kabupaten,
pusat peribadatan,
pusat kesehatan,
pusat rekreasi dan olahraga
simpul transportasi.
Pusat Pemerintah Kecamatan
Pusat Perdagangan dan Jasa Skala kecamatan;
Pusat rekreasi dan olahraga
Pusat pendidikan ; dan
Pusat pengolahan hasil pertanian
Pusat Pemerintah Kecamatan
Pusat Perdagangan dan Jasa Skala kecamatan;
Pusat rekreasi dan olahraga
Pusat pendidikan ; dan
Pusat pengolahan hasil pertanian
Pusat Pengembangan Kesehatan
Pusat kegiatan pertanian tangaman pangan ;
Pusat kegiatan peternakan ;
Pusat kegiatan industri kecil dan menengah ;
Pusat kegiatan pariwisata
Pusat transportasi udara ;
Pusat kegiatan pertanian tanaman pangan ;
Pusat pengembangan IKM ;
Pusat pendukung kepariwisataan daerah.
pusat kegiatan pertanian hortikultura,
pusat kegiatan peternakan
pusat kegiatan pariwisata,
pusat pengolahan hasil pertanian;
pusat kegiatan perkebunan,
pengembangan kegiatan penunjang pariwisata,
pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan,
pusat perdagangan hasil pertanian dan
perkebunan
Bab 5 - 6
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
No
B.
Ibukota Kecamatan
Hirarki
Fungsi
PPL
10
Mukai Pintu
(Kecamatan Siulak
Mungkai)
11
Air Panas Baru
(Kecamatan Air Hangat
Barat)
PPL
12
Sungai Tutung
(Kecamatan Air Hangat
Timur)
PPL
13
Koto Tuo
(Kecamatan Depati VII)
PPL
14
Pondok
(Kecamatan Bukit
Kerman)
PPL
15
Lempur
(Kecamatan Gunung
Raya)
PPL
16
Tamiai
(Kecamatan Batang
Merangin)
PPL
Fungsi Utama
- pusat kegiatan perkebunan,
- pengembangan kegiatan penunjang pariwisata,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan,
- pusat perdagangan hasil pertanian dan
perkebunan
- Pusat kegiatan pengembangan kesehatan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman pangan,
- pusat kegiatan peternakan,
- pusat kegiatan industri kecil dan menengah,
- Pusat kegiatan peternakan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman pangan,
- pusat kegiatan industri kecil dan menengah,
- pusat kegiatan pariwisata;
- Pusat kegiatan peternakan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman pangan,
- pusat kegiatan industri kecil dan menengah,
- pusat kegiatan perkebunan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman
hortikultura,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
pekebunan,
- pusat kegiatan pariwisata dan
- pusat pengembangan industri agro
- pusat kegiatan perkebunan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman
hortikultura,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
pekebunan,
- pusat kegiatan pariwisata dan
- pusat pengembangan industri agro
- pusat kegiatan perkebunan,
- pengembangan kegiatan penunjang pariwisata,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan,
- pusat perdagangan hasil pertanian dan
perkebunan.
Rencana Sistem Sumberdaya Air
Rencana sistem sumberdaya air di Kabupaten Kerinci, meliputi :
1)
Wilayah sungai, meliputi :
a)
WS Batanghari yang merupakan WS lintas provinsi JambiSumatera Barat; dan
b)
WS Teramang Moar yang merupakan WS lintas Provinsi JambiProvinsi Bengkulu.
2)
Cekungan air tanah (CAT), meliputi:
a)
CAT Bangko-Sarolangun;
b)
CAT Kayu Aro-Padang Aro;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 7
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3)
c)
CAT Painan-Lubuk Pinang; dan
d)
CAT Sungai Penuh.
Jaringan irigasi melayani DI dengan luas kurang lebih 29.119 (dua
puluh sembilan ribu seratus sembilan belas) hektar yang terdiri
dari:
a)
DI kewenangan nasional meliputi:
1.
DI Sei Siulak Deras dengan luas kurang lebih 3.628 (tiga
ribu enam ratus dua puluh delapan) hektar; dan
2.
DI Sei Batang Sangkir dengan luas kurang lebih 5.801
(lima ribu delapan ratus satu) hektar.
b)
DI kewenangan pemerintah provinsi meliputi DI Sei Tanduk
dengan luas kurang lebih 1.265 (seribu dua ratus enam puluh
lima) hektar;
c)
DI kewenangan pemerintah kabupaten dengan luas kurang
lebih 18.470 (delapan belas ribu empat ratus tujuh puluh)
hektar terdiri dari:
d)
1.
Daerah irigasi (D.I) semi teknis ; dan
2.
Daerah irigasi (D.I) sederhana ;
Daerah irigasi semi teknis dengan luas 5.731 (lima ribu tujuh
ratus tiga puluh satu) hektar
e)
Daerah Irigasi Sederhana merupakan irigasi kewenangan
pemerintah kabupaten dengan luas 12.739 (dua belas ribu
tujuh ratus tiga puluh sembilan) hektar yang tersebar di setiap
wilayah kecamatan.
f)
Jaringan air baku untuk air bersih meliputi:
1.
pengembangan
dan
pengolahan
sumber
air
baku
meliputi: Sungai Batang Merao, Sungai Pendung, Sungai
Medang, Sungai Air Mukai, Sungai Sikabu, Sungai Gunung
Lumut, Sungai Ambai, Sungai Sangkir, Sungai Batang
Merangin, Danau Kerinci, Danau Lingkat, Muara Sungai
Tanduk, Muara Sungai Lintang, Muara Sungai Pelompek,
Muara
Telago,
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Sungai
Siulak
Kecil,
Muara
Talang
Bab 5 - 8
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Kemuning, Sungai Sidik, Sungai Temiai, Sungai Dedap,
Sungai Buai, Sungai Jujun, Sungai Lolo, Sungai Perikan,
Sungai Batu Hampar, Sungai Imat, Sungai Masgo, Sungai
Renah Peko; dan
2.
peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan di
seluruh kabupaten.
g)
Pengendalian daya rusak air
mencakup upaya pencegahan,
penangggulangan, dan pemulihan daya rusak air berupa
pembangunan stabilisasi tebing sungai, bendungan pada:
1.
Sungai Sangir di Kecamatan Gunung Tujuh;
2.
Sungai Batang Merao di Kecamatan Gunung Kerinci,
Kecamatan Siulak Mukai, Kecamatan Air Hangat, dan
Kecamatan Depati VII;
C.
3.
Sungai Mukai di Kecamatan Siulak Mukai;
4.
Sungai Lempur di Kecamatan Gunung Raya;
5.
Sungai Batang Sangkir di Kecamatan Sitinjau Laut;
6.
Sungai Buai di Kecamatan Keliling Danau; dan
7.
Sungai Jujun di Kecamatan Keliling Danau.
Rencana Sistem Air Minum :
Sistem penyediaan air baku untuk air minum meliputi:
1.
sistem penyediaan air minum melalui PDAM yang melayani seluruh
wilayah kabupaten; dan
2.
distribusi air minum melalui jaringan pipa sepanjang jalan utama
meliputi seluruh kecamatan di wilayah kabupaten.
D.
Rencana Sistem Persampahan :
Rencana sistem persampahan meliputi:
1.
pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah dengan luas
lebih kurang 2 (dua) hektar menggunakan sistem lahan urug saniter
di Kecamatan Gunung Kerinci dengan area pelayanan meliputi:
a. Kecamatan Gunung Kerinci;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 9
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
b. Kecamatan Siulak;
c. Kecamatan Kayu Aro;
d. Kecamatan Gunung Tujuh;
e. Kecamatan Air Hangat;
f. Kecamatan Depati VII;
g. Kecamatan Siulak Mukai;
h. Kecamatan Kayu Aro Barat; dan
i. Kecamatan Air Hangat Barat.
2.
pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional
Pendung Talang Genting di Kecamatan Danau Kerinci seluas kurang
lebih 5 (lima) hektar menggunakan sistem lahan urug saniter
dengan area pelayanan meliputi:
3.
a.
Kecamatan Sitinjau Laut;
b.
Kecamatan Batang Merangin;
c.
Kecamatan Keliling Danau;
d.
Kecamatan Gunung Raya;
e.
Kecamatan Air Hangat Timur;
f.
Kecamatan Danau Kerinci; dan
g.
Kecamatan Bukit Kerman.
pengembangan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di seluruh
kecamatan di wilayah kabupaten; dan
4.
E.
peningkatan jaringan pelayanan sampah di kawasan perkotaan.
Rencana Pengelolaan Air Limbah :
Sistem pengelolaan air limbah meliputi:
1.
pengelolaan limbah domestik berupa Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) komunal terdapat di Perkotaan Siulak, Perkotaan
Batang Sangir, dan Perkotaan Sanggaran Agung;
2.
pengelolaan limbah domestik berupa septic tank terdapat di
Perkotaan Siulak Deras, Perkotaan Jujun, Perkotaan Semurup, dan
Perkotaan Hiang;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 10
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3.
pengelolaan limbah non domestik terdapat di PTP VI
Kayu Aro
Perkotaan Batang Sangir; dan
4.
pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) terdapat di
Kecamatan
Gunung
Raya,
Kecamatan
Gunung
Kerinci
dan
Kecamatan Siulak.
F.
Rencana Sistem Drainase :
Sistem jaringan drainase meliputi:
1.
2.
jaringan drainase primer meliputi:
a.
Sungai Batang Merao;
b.
Sungai Batang Merangin;
c.
Sungai Sangir;
d.
Sungai Buai;
e.
Sungai Lempur;
f.
Sungai Batang Sangkir;
g.
Sungai Mukai; dan
h.
Sungai Jujun.
jaringan drainase sekunder terdapat di sepanjang jaringan jalan
utama perkotaan dan perdesaan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 11
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.1.
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 12
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.1.3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Kerinci
A.
Rencana Kawasan Lindung
Luas peruntukan kawasan lindung di Kabupaten Kerinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. 5.2.
Luas Peruntukan Kawasan Lindung
RENCANA PENGGUNAAN LAHAN
LUAS
(Ha)
Keterangan
1
Kawasan yang melindungi kawasan
bawahannya
2
3
4
5
Kawasan perlindungan setempat
a. Sempadan sungai
b. Kawasan tepi danau/waduk
c. Kawasan sekitar mata air
d. RTH
Kawasan peletarian alam
Kawasan lindung lainnya
a. Hutan Adat Ulu Air Lempur Lekuk
Limo Puluh Tumbi
b. Hutan adat Nenek Limo Hiang
Tinggi Nenek Empat Betung
Kuning
c. Hutan adat Temedak
d. Hutan adat Kaki bukit lengeh
e. Hutan adat Bukit Tinggai
f. Hutan adat Bukit Sembahyang
dan padun gelanggang
g. Hutan adat bukit sigi
h. Hutan adat kemantan
i. Hutan adat bukit teluh
Kawasan rawan bencana
859
1.628
592
191.822
858,3
858,95
Desa Lempur Kecamatan Gunung Raya
Desa Muara Air Dua Kecamatan Sitinjau Laut
Desa Keluru Kecamatan Keliling Danau
Desa Pungut Mudik, Kecamatan Air Hangat Timur
Desa Sungai Deras Kecamatan Air Hangat Timur
39,04
Desa Air Terjun Kecamatan Siulak
Desa Tanjung genting, Kecamatan Gunung Kerinci.
Desa kemantan, Kecamatan Air Hangat.
Kecamatan Batang Merangin.
Kecamatan Gunung Tujuh, sebagian wilayah Kecamatan
Kayu Aro, dan selebihnya berada di Kecamatan Gunung
Kerinci, Siulak, Air Hangat, Batang Merangin, Gunung Raya
dan Keliling Danau yang berupa kawasan Taman Nasional
Kerinci Seblat
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Kerinci
tergolong dalam tipe ini.
Gempa bumi tipe B
Kecamatan Depati VII, Air Hangat Timur, Sitinjau Laut,
Danau Kerinci, sebagian wilayah Kecamatan Batang
Merangin, Gunung Raya, dan Kecamatan Keliling Danau
Gempa bumi tipe C
24.120
Kecamatan Sitinjau Laut, Kecamatan Gunung Raya, Danau
Kerinci , Kecamatan Gunung Kerinci kearah Timur laut
melewati DAS Siulak dan DAS Batang Merao, dan tidak
tertutup kemungkinan luapan banjirnya sampai ke Danau
Kerinci.
Kawasan rawan bencana letusan
gunung api tipe A
Kawasan rawan bencana letusan
gunung api tipe B
Kawasan rawan bencana letusan
gunung api tipe C
Seluruh kawasan mata air
Diseluruh pusat permukiman
TNKS
23
292
41,27
Gempa bumi tipe A
Kawasan rawan bencana banjir
Kawasan rawan bencana gerakan
tanah
a. Rawa Arah Seratus di Kecamatan Air Hangat Timur
dengan luas 150 Ha;
b. Rawa Bento di Kecamatan Kayu Aro dengan luas 425
Ha; dan
c. Rawa Lingkat di Kecamatan Gunung Raya dengan luas
384 Ha.
23.115
4.779
Kecamatan Kayu Aro, Gunung Tujuh dan Gunung Kerinci.
radius 5 km dari kawah.
Sumber : RTRW Kabupaten Kerinci 2012
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 13
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
B.
Rencana Kawasan Budidaya
Luas peruntukan kawasan budidaya di Kabupaten Kerinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. 5.3.
Luas Peruntukan Kawasan budaya
I.
II.
III.
JENIS KAWASAN
KAWASAN HUTAN PRODUKSI
1.HUTAN PRODUKSI POLA PARTISIPASI MASYARAKAT (HP3M)
KAWASAN PERTANIAN
1.KAWASAN PERTANIAN LAHAN BASAH
2.KAWASAN PERTANIAN LAHAN KERING
3.KAWASAN PETANIAN TANAMAN TAHUNAN
4.KAWASAN PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA
5.KAWASAN PERKEBUNAN
KAWASAN NON PERTANIAN
1.KAWASAN PARIWISATA
2.KAWASAN PERTAMBANGAN
3.KAWASAN PERMUKIMAN
JUMLAH
LUAS (HA)
%
28.665
15,6
23.618
55.893
26.414
17.767
3.622
12,85
30,42
14,37
9,67
1,97
5.463
9.703
12.589
183.736
2,97
5,28
6,85
100
5.1.4. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Kerinci
Berdasarkan pertimbangan kebijakan kawasan Strategis Nasional dan
Provinsi yang direncanakan untuk Kabupaten Kerinci maka ditetapkan kawasan
strategis kabupaten, meliputi :
1.
Kawasan
yang
memiliki
nilai
strategis
dari
sudut
kepentingan
pendayagunaan sumberdaya alam berupa kawasan pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) Kerinci di Kecamatan Batang Merangin.
Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Ekonomi, yaitu :
2.
a)
kawasan Agropolitan Kayu Aro dan Sekitarnya;
b)
Kawasan Agropolitan Gunung Raya dan Sekitarnya;
c)
Kawasan Minapolitan Danau Kerinci dan Sekitarnya;
d)
Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Siulak dan Sekitarnya.
e)
Kota terpadu mandiri (KTM) Bukit Kerman; dan
f)
Kota terpadu mandiri (KTM) Air Hangat Barat dan sekitarnya.
.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 14
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.2.
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kerinci
Gambar V..
Peta Rencana Pola Ruang Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 15
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.3.
Peta Rencana Kawasan Strategis
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 16
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.2. Rencana Strategi Sanitasi Kota
5.2.1. Visi dan Misi Sanitasi
Visi dan misi memberikan arah yang jelas dan terukur sebagai sumber
inspiratif bagi pengembangan kegiatan sebuah organisasi, sehingga pada akhir
periode perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur
bagai keberhasilan
sebuah program maupun kegiatan. Oleh karena demikian, dalam bidang
pembangunan sanitasi, kabupaten Kerinci telah menyusun visi dan misi
sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari berbagai
stakeholder terkait. Visi dan misi sanitasi kabupaten Kerinci sangat erat
dengan kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Kerinci. Tabel dibawah ini,
merupakan gambaran tentang Visi Sanitasi dan Misi Per subsektor sanitasi
serta
Visi dan Misi Kabupaten Kerinci yang tertuang dalam dokumen
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Kerinci.
Pemahaman
atas
pernyataan
visi
tersebut
mengandung
makna
terjalinnya sinergi yang dinamis antara seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah,
masyarakat,
dan
dunia
usaha)
dalam
melaksanakan
pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Kerinci. Partisipasi
masyarakat dan peran serta swasta harus dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan
hingga
ke
tahap
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
pembangunan.
Tabel. 5.4.
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kerinci
Visi Kabupaten
Kerinci
Kerinci
Sejahtera,
Damai
dan
Agamis Berbasis
Ekonomi
Kerakyatan
Misi Kabupaten Kerinci
1.
2.
3.
4.
5.
Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia
(SDM)
Peningkatan
dan
Pengembangan Daya
Saing Perekonomian
Rakyat
Menciptakan
Tata
Pemerintahan Yang
Bersih dan Berwibawa
Menciptakan Kerinci
Yang Aman, Damai
dan Demokratis
Visi Sanitasi Kabupaten
Kerinci
“Terwujudnya Kabupaten
Kerinci Bersih dan Sehat
melalui Pembangunan
Sanitasi yang handal dan
berkualitas”
Misi Sanitasi Kabupaten Kerinci
MISI AIR LIMBAH
- Mengoptimalkan sarana dan prasarana
untuk mendukung pengelolaan air
limbah.
MISI PERSAMPAHAN
- Mengoptimalkan
persampahan dengan
handal dan berkualitas
pengolahan
teknologi yang
MISI DRAINASE
- Mengoptimalkan
operasionalisasi
pengelolaan drainase yang tersedia.
MISI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
- Meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat di kabupaten kerinci.
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 17
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.2.2. Tahapan Pengembangan
A.
Tahapan Pengembangan Sanitasi
Tahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan
analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan kota
secara menyeluruh sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan
pembangunan seperti RPJPD, RPJMD, dan RPIJMD serta dokumen RTRW
Kabupaten
Kerinci.
Faktor-faktor
yang
harus
dipertimbangkan
dalam
menentukan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi antara lain adalah :
a. Arah pengembangan pembangunan yang merupakan perwujudan dari visi
dan misi Kabupaten Kerinci dalam Jangka Pendek sampai dengan jangka
panjang
b. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap
kawasan berdasarkan luas terbangun
c. Kawasan beresiko sanitasi
d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)
Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS), berdasarkan isu pokok sanitasi
air limbah domestik, permasalahan mendesak sistem pengelolaan air limbah
domestik di Kabupaten Kerinci, sebagai berikut:
1. Bahwa tatanan pola hidup bersih dan sehat belum berkembang secara
merata pada hampir semua lini kehidupan bermasyarakat, dukungan
kelembagaan sanitasi dalam semua tatanan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara belum tertata dengan baik. Sistem kelembagaan yang lemah ini
membawa konsekuensi luas terhadap PHBS dan kualitas lingkungan hunian
dan permukiman penduduk.
2. Bahwa hampir semua pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Kerinci baik di daerah-daerah perdesaan maupun perkotaan adalah
menggunakan on site system dengan tingkat teknologi sederhana,
sementara pengelolaan dengan off site system (terpusat) masih belum
ada, sistem jaringan belum terstruktur
dengan baik, di antaranya
pembuangan akhir dialirkan ke sungai atau saluran drainase terdekat.
Sarana IPAL atau IPLT belum tersedia.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 18
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3. Kondisi di atas tentunya membawa pengaruh besar di dalam menempatkan
pengelolaan
air
limbah
tidak
memenuhi
standar/pedoman
sistem
pengelolaan air limbah baik melalui on site system, lebih-lebih pada off
site system.
4. Akses jamban masih rendah yakni hanya 59 % (sumber data Dinkes Kab.
Kerinci, kondisi fisik jamban umumnya masih dibawah standar, ini
terutama terjadi pada tatanan rumah tangga miskin bahkan pada tatanan
masyarakat menengah. Tingkat pendidikan penduduk tidak menjamin
bahwa suatu rumah tangga memiliki kualitas jamban sehat atau memiliki
sistem sanitasi pengelolaan air limbah yang baik, sehingga yang paling
menentukan adalah tingkat kepedulian.
5. Belum ada kelembagaan yang kuat di dalam mengatur tatanan sistem
pengelolaan air limbah atau sistem sanitasi, baik dilingkungan Pemerintah,
masyarakat, maupun swasta.
6. Keterlibatan pihak swasta sejauh ini hampir tidak kelihatan guna
mendukung peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dan
layanan pengelolaan limbah.
7. Kerjasama dengan dunia usaha, unsur-unsur media sejauh ini belum
berkembang, belum ada upaya-upaya promosi, publikasi dan sosialisasi
yang betul-betul menyentuh pada peningkatan kepedulian masyarakat.
8. Sistem kelembagaan yang lemah, kepedulian masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah yang lemah maka dukungan pendanaan dan pembiayaan dalam
meningkatkan layanan sanitasi air limbah juga masih jauh diharapkan.
Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas
tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau
perdesaan), karakteristik tata guna lahan(Center of Business Development/
komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis
yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan
system pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan
pengembangan sistem. Peta tersebut membagi daerah kajian ke dalam
beberapa zonasi sistem pengelolaan air limbah. Untuk Klasifikasi wilayah di
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 19
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Kabupaten Kerinci dalam 5 tahun sampai 15 ke depan tidak mengalami
perubahan
klasifikasi
wilayah.
Berdasarkan
estimasi
tersebut
serta
memperhatikan faktor-faktor lain seperti rencana tataguna lahan dan kondisi
tanah, maka sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Kerinci dibagi
kedalam 3 zonasi. Wilayah-wilayah yang diklasifikasikan dalam area Zona 1
terdapat di kecamatan Bukit kerman, Gunung raya, Sebagian Batang
Merangin, Gunung Tujuh, Kayu Aro dan Gunung Kerinci, yaitu area dengan
resiko sanitasi relatif tinggi karena penduduknya yang relatif padat dengan
luas terbangun yang kecil, yang harus diatasi dengan sistem off-site (medium)
dalam pengelolaan limbah domestic Jangka Menengah - Pendek. Sementara
yang diklasifikasikan dalam Zona II, yaitu area yang diperkirakan memiliki
resiko sanitasi tinggi dalam jangka Menengah - jangka panjang karena
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi yang dicirikan oleh tingginya
tingkat pertumbuhan pembangunan perumahan di wilayah tersebut. Sistem
sanitasi yang dipilih untuk mengatasi kondisi ini adalah system Off-site
Setempat dalam jangka Menegah -jangka panjang. Berikutnya yaitu Zona III
yang terletak di kecamatan Air Hangat Timur, Sitinjau Laut, Danau Kerinci,
Depati VII dan Keliling Danau yang mana termasuk kategori Rural area, sistem
pengelolaan sanitasi yang dipilih adalah system melalui Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) serta penyediaan MCK++. Prinsip pendekatan STBM adalah
non subsidi. Masyarakat akan di “bangkitkan” kesadarannya bahwa masalah
sanitasi adalah masalah masyarakat sendiri dan bukan masalah pihak lain.
Dengan demikian yang harus memecahkan permasalahan sanitasi adalah
masyarakat sendiri. Di harapkan dengan bermula dari STBM, kemudian
dilanjutkan dengan program kesehatan lainnya seperti program kampanye cuci
tangan, dan program kesehatan lainnya, peningkatan kesehatan masyarakat
melalui perilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 20
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.4.
Peta Tahapan Pengembangan Air LimbahDomestik – Sistem Onsite
Gambar. 5.5.
Peta Tahapan Pengembangan Air LimbahDomestik – Sistem Off site
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 21
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Tabel. 5.5.
Tahapan Pengembangan Air LimbahDomestik Kabupaten Kerinci
No
Sistem
Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
A
Sistem On-site
1
Individual (tangki septik)
80 %
80 %
90 %
100 %
2
Komunal (MCK, MCK++, IPAL
Komunal)
50 %
60 %
75 %
100 %
B
Sistem Off-site
1
Skala Kota
25 %
35 %
50 %
90 %
2
Skala Wilayah
25 %
35 %
50 %
90 %
Sumber : BLHD dan Hasil Study EHRA Kabupaten Kerinci Tahun 2013
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total
penduduk
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Kerinci pada
umumnya sudah memiliki jamban pribadi persentasenya adalah 57 %, MCK /
WC Umum yaitu sebesar 6,3 %. Untuk mencapai target cakupan pengolahan
air limbah domestic, Kabupaten Kerinci akan merencanakan program jangka
pendek dengan menggunakan system off-site Medium, program jangka
menengah dengan system on-site komunal dan individual, dan system STBM,
MCK++ untuk jangka panjang. Melihat dari topografi Kecamatan Kerinci,
kecamatan Pelawan, dan Kecamatan Singkut dapat dimungkinkan untuk di
kembangkan system pengolahan air limbah dengan menggunakan system offsite medium dalam skala kota.
B.
Tahapan Pengembangan Persampahan
Penentuan kebutuhan penanganan persampahan dikelompokkan menurut
wilayah pelayanan. Terdapat 2 (Dua) kriteria utama dalam penetapan
prioritas penanganan persampahan,yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah
Peri Urban, dan Rural yang dicirikan dengan
kepadatan penduduk. Ketiga
Klasifikasi Wilayah tersebut sangat berhubungan dengan aktivitas penghuninya
yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbulan sampah.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 22
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Dari hasil analisis yang didasarkan pada kedua kriteria tersebut maka
didapatkan
zona-zona
kebutuhan
pelayanan
persampahan
yang
dapat
diuraikan sebagai berikut :
Zona 1 : merupakan klasifikasi wilayah Peri Urban yang dicirikan dengan
kepadatan, system pengolahan sampah dengan menggunakan
system Tidak Langsung Coverage (Kel. Pasar Pelawan, Dusun
Kerinci, Pasar Kerinci, dan Kel. Suka Sari)
Zona 2 : merupakan klasifikasi wilayah Rural yang dicirikan
dengan
kepadatan, system pengolahan sampah dengan menggunakan
system Tidak langsung Coverage selain desa diatas dari 143 desa di
Kabupaten Kerinci.
Gambar. 5.6.
Peta Tahapan Pengembangan Persampahan
Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Kerinci terdapat 2 sistem
pengolahan yaitu system penanganm Langsung dan penanganan tidak
langsung, hal ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk Kabupaten Kerinci pada
umumnya
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikann yaitu rata-rata
2,48 % pertahun. Dari tabel di bawah ini Kabupaten Kerinci baru mencapai 56
% untuk penanganan langsung khususnya di daerah komersil baru, sedangkan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 23
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Kecamatan lain belum sepenuhnya terlayani. Untuk wilayah perkantoran di
Kabupaten Kerinci sepenuhnya telah terlayani dengan baik.
Tabel. 5.6.
Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kerinci
No
Cakupan layanan* (%)
Cakupan
layanan
eksisting* (%)
Sistem
A
Penanganan langsung
(Direct)
1
Kawasan komersial (CDB)
B
Penanganan tidak
langsung (indirect)
1
2
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
90 %
70 %
75 %
100 %
Kawasan permukiman
90 %
70 %
75 %
100 %
Kawasan perkantoran
90 %
70 %
75 %
100 %
Sumber : BLHD Kabupaten Kerinci Tahun 2013
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
C.
Tahapan Pengembangan Drainase
Zonasi sistem drainase perkotaan Kerinci terbagi atas 3 sistem penzonasian
dengan maksud agar konsep perencanaan dapat diperuntukan sesuai dengan
daya dukung lahan dan karakteristik masing-masing wilayah perencanaan
dikarenakan sebagian struktur penggunaan ruang pada kawasan perkotaan
tidak hanya terkosentrasi pada kegiatan permukiman saja, sektor kegiatan
dikawasan perkotaan juga yang terkonsentrasi pada kegiatan perdagangan dan
jasa, pemerintahan, serta pelayanan umum dan pelayanan sosial. Untuk itu
dengan sistem penzonasian diharapkan hasil rencana dapat disesuaikan
terhadap penggunaan lahan dan tingkat kepadatan kota.
Sebagaimana halnya sub-sektor sanitasi lainnya, pengembangan sub sektor
drainase
juga
memerlukan
analisis
yang
tepat
untuk
menentukan
pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah.
Berbagai keterbatasan mengharuskan pemerintah untuk mengklasifikasikan
setiap kawasan ke dalam beberapa zona prioritas agar pengembangan sistem
drainase dapat berjalan dengan efektif dan berkesinambungan.
Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria yaitu
kepadatan
penduduk,
tataguna
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
lahan(kawasan
CBD/komersil
Bab 5 - 24
atau
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
permukiman), daerah genangan air baik oleh ROB maupun karena air hujan,
serta tingkat resiko kesehatan. Hasil analisis yang akan menjadi acuan
untukperencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Zona I untuk prioritas1 : merupakan area Peri Urban dengan prioritas jangka
pendek – menengah
Zona II untuk prioritas 2: merupakan area Peri Urban dengan prioritas jangka
Panjang
Zona III untuk prioritas 3: merupakan area Rural dengan prioritas jangka
Panjang, Selain Selain desa dari zona I dan Zona 2
dari 287 Desa di Kabupaten Kerinci.
Drainase Kota pada dasarnya berfungsi untuk mengalirkan limpahan air hujan
agar tidak terjadi genangan air atau banjir. Banjir pada kawasan kota pada
umumnya
sangat
mempengaruhi
tingkat
sosial
ekonomi
masyarakat,
menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan Berat dapat menimbulkan
kerugian harta benda atau investasi infrastruktur kota. Oleh karena itu
rencana sistem drainase kota perlu mendapat perhatian serius pemerintah
kota pada masa awal pembangunan dan perlu disinkronisasikan dengan
program-program pembangunan jaringan jalan dan utilitas lainya.
Konsep dasar yang banyak digunakan dalam Perencanaan Pembangunan
Drainase di seluruh kota di Indonesia adalah konsep drainase konvensional
atau drainase 'Pengaturan Kawasan" yaitu upaya membuang atau mengalirkan
seluruh air hujan yang jatuh ke suatu wilayah secepat-cepatnya ke sungai
terdekat". Seluruh air hujan diupayakan sesegera mungkin mengalir langsung
ke sungai terdekat tanpa ada upaya agar air mempunyai waktu cukup untuk
meresap ke dalam tanah. Dampak dari pemakaian konsep drainase
konvensional
tersebut
akan
terjadi
kekeringan,
banjir,
longsor
pelumpuran.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 25
dan
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.7.
Peta Tahapan Pengembangan Drainase
Tabel. 5.7.
Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kerinci
No
1
2
3
Sistem
Cakupan
layanan
eksisting* (%)
Saluran tersier (Saluran
Pembawa)
Saluran Sekunder (Saluran
Pegumpul)
Saluran Primer (Saluran
pembuangan)
Jumlah
Cakupan layanan* (%)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
90 %
75 %
90 %
100 %
90 %
75 %
90 %
100 %
90 %
75 %
90 %
100 %
90 %
75 %
90 %
100 %
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci Tahun 2013
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total
penduduk
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 26
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.2.3. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Kabupaten Kerinci
A.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Dengan
memperhatikan
tingkat
pelayanan
yang
ada
saat
ini,
diharapkan pada akhir periode program jangka pendek, menengah dan
jangka
panjang
telah
terjadi
kenaikan
pelayanan
prasarana
air limbah manusia. Walaupun, pada saat ini masih ada sebagian penduduk
Kabupaten Kerinci menggunakan cara pengelolaan limbah manusia secara
konvensional atau non urban system yaitu dengan membuang limbahnya
di perairan terbuka berupa sungai, parit atau di tanah berupa kebun.
Upaya mencapai tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan program
yang diinginkan akan dilakukan secara bertahap.
Dalam pengelolaan air limbah manusia, terutama yang ingin dicapai adalah :
1) Terwujudnya SPAL yang berkualitas dan berteknologi
2) Tersedianya regulasi untuk pengelolaan air limbah
3) Terwujudnya UPTD SPAL di 3 wilayah sasaran
4) Terlaksananya Sosialisasi air limbah secara berkelanjutan
5) Terwujudnya kerjasama dengan pihak swasta
6) Tersedianya SDM yang berkualitas dalam pengelolaan air limbah
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Pengelolaan Air limbah
menurut RTRW Kabupaten Kerinci secara umum rencana yang dikembangkan
dalam hal pengelolaan Air limbah meliputi 5 aspek, yaitu manajemen
operasional,
pendanaan,
Komunikasi,
Kelembagaan
dan
peran
serta
masyarakat.
Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan Air Limbah
Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada tabel. 5.8 dibawah ini :
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 27
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Tabel. 5.8.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Sasaran
Pernyataan
Indikator
sasaran
sasaran
Mengoptimalkan 1. Terwujudnya
1. Sosialisasi
SPAL yang
sarana dan
pertahun
berkualitas
2. Menurunnya
prasarana untuk
dan
persentase
mendukung
berteknologi
masyarakat
pengelolaan air
2. Tersedianya
yang
limbah
regulasi untuk
membuang
pengelolaan
air limbah
air limbah
ke sungai
3. Terwujudnya
3. Partisipasi
UPTD SPAL di
pihak swasta
3 wilayah
4. Tersedianya
sasaran
Prasarana
4. Terlaksananya
Pengelolaan
Sosialisasi air
air limbah
limbah secara
berkelanjutan
5. Terwujudnya
kerjasama
dengan pihak
swasta
6. Tersedianya
SDM yang
berkualitas
dalam
pengelolaan
air limbah
Sumber : Analisis Pokja PPSP Kabupaten Kerinci tahun 2013
Tujuan
B.
Strategi
1. Melaksanakan Sosialisasi
ke Masyarakat
2. Mendorong partisipasi
aktif pihak swasta
3. Menyediakan sarana
Prasarana Pengelolaan
Air lImbah
4. Menyusun dan
menetapkan Retribusi Air
Limbah
5. Mengalokasikan dana
pengelolaan air limbah
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan
Rencana Tujuan, Sasaran, dan strategi pembangunan/pengembangan
persampahan dalam strategi sanitasi
waktu
perencanaan
5
(lima)
tahun
Kabupaten Kerinci memiliki jangka
merupakan
salah
satu
tahapan
pengembangan lima tahunan daerah. Skenario pengembangan wilayah
Kabupaten Kerinci yang berkaitan dengan masalah persampahan dapat dilihat
dari visi, misi, tujuan dan sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Kerinci Tahun 2009 – 2014 sebagai berikut :
1) Struktur ruang Kabupaten / kota yang telah terbentuk (kawasan
terbangun);
2) Kebijakan tentang peningkatan sistem pengelolaan persampahan;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 28
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3) Kebijakan tentang peningkatan kualitas pengelolaan SDA dan Lingkungan
Hidup;
4) Kebijakan tentang kelestarian fungsi lingkungan hidup;
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut,
ditetapkan
(2
dua)
sasaran
pengembangan sub sektor persampahan sebagai berikut :
1) Meningkatkan cakupan pelayanan pengangkutan sampah, meliputi wilayah
pelayanan dan jumlah atau volume sampah terangkut;
2) Meningkatkan kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah terpadu,
melalui pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang
didukung oleh program 3R dan Bank Sampah. Selanjutnya dalam
merumuskan strategi pengembangan persampahan, selain mengacu pada
arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang termuat di dalam
dokumen RPJMD kabupaten Kerinci 2009 - 2014 maupun arah kebijakan
dan strategi nasional dalam pengembangan.
Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan persampahan
Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada tabel. 5.9 dibawah ini :
Tabel. 5.9.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan
Mengoptimalkan
pengolahan
persampahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
Terlaksananya
1. Sosialisasi
sosialisasi 3R di
pertahun
sekolah secara
2. Menurunya
berkelanjutan
persentase
Terlaksananya
masyarakat yang
kesadaran
membuang
masyarakat tentang
sampah ke sungai
membuang sampah
3. Partisipasi pihak
Terwujudnya kerja
swasta
sama dengan pihak
4. Tersedianya
swasta
Prasarana
Terwujudnya
Persampahan
pengembangan
5. Tersedianya alat
sarana dan prasarana
komposter
Persampahan
Terwujudnya
6. Tersedianya
peningkatan
Anggaran APBD
penggunaan unit
7. Meningkatnya
komposter
Tarif Retribusi
Terwujudnya
8. Tersedianya
Peningkatan
Pedoman
Penganggaran
Pengelolaan
pengolahan sampah
Persampahan
9. Terjalinnya
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Strategi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melaksanakan Sosialisasi ke
Masyarakat
Mendorong partisipasi aktif
pihak swasta
Mengalokasikan dana
pengolahan Persampahan
Menyesuaikan tarif
Retribusi Persampahan
Menyusun dan Menetapkan
Raperda persampahan
Menjalin kerjasama
pengelolaan sampah
melaksanakan
pembangunan TPA Regional
Sanitary land Field
Bab 5 - 29
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Tujuan
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
7. Terwujudnya
Kesepakatan
penyesuaian tarif
Bersama dalam
retribusi sampah
pengelolaan
8. Tersusunnya dan
persampahan
ditetapkannya perda
10. Tersedianya TPA
khusus tentang
Regional
persampahan
bersistem sanitary
9. Terlaksananya MOU
land field
dengan Kota Sungai
Penuh
10. Terwujudnya
pengembangan TPA
Regional dengan
sistem sanitary land
field
Strategi
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci tahun 2013
C.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Dalam perencanaan drainase perlu disusun petunjuk umum untuk tujuan
penyiapan:
Program penanganan drainase
Institusi pengelola sistem dan jaringan drainase, dalam hal ini adalah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci dan kawasan tertentu dimungkinkan
melibatkan pihak swasta (developer)
Dalam
konteks
itu,
acuan
yang
digunakan
adalah
Kepmen
PU
No
239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai drainase kota
dan fungsi utama sebagai pengendalian banjir.
Dalam pengembangan sistem drainase harus memperhatikan beberapa hal,
karena
pembangunan
sektor
drainase
tidak
dapat
dilepaskan
dari
pembangunan infrastruktur lainnya, termasuk rencana pengembangan kota,
perumahan dan tata bangunan serta jalan kota.
1. Rencana pengembangan kota
Komponen program drainase harus mendukung skenario pengembangan dan
pembangunan
kota,
serta
terpadu
dengan
rencana
pengembangan
prasarana lainnya.
2. Perumahan rakyat dan tata bangunan
Sistem penanganan drainase kota harus terkoordinasi dengan penanganan
dan pengelolaan sistem yang disiapkan oleh instansi lain (developer,
perumnas, dan masyarakat)
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 30
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3. Jalan kota
Sistem drainase jalan yang disiapkan menjadi satu kesatuan dengan
komponen jalan hendaknya disinkronkan dengan sistem yang disiapkan
oleh penyusun sistem dan jaringan dalam komponen drainase.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase menurut RPIJMD
Kabupaten Kerinci secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal
pengembangan tahapan pembnagunan drainase meliputi 5 aspek, yaitu
manajemen operasioanal, pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan peran
serta masyarakat.
Kebijakan tahapan Pengembangan Drainase :
1)
Pengembangan sistem pembangunan drainase yang efisien dan efektif
2)
Penerapan mekanisme pembangunan drainase yang baik dan sesuai
dengan masing-masing kondisi daerah (Zoning).
Terjadinya luapan air (run-off) di beberapa ruas badan jalan dan
kawasan permukiman penduduk merupakan permasalahan lingkungan yang
harus segera dicarikan solusi pemecahannya oleh Pemerintah yang pada
pelaksanaanya memerlukan dukungan dan partisipasi dari masyarakat dan
sektor dunia usaha. Atas dasar permasalahan tersebut, serta sejalan dengan
tujuan pembangunan daerah Kabupaten Kerinci untuk menciptakan lingkungan
yang sehat dan dinamis ditetapkan tujuan pengembangan sub sektor drainase
adalah mewujudkan kabupaten Kerinci Bebas tersumbat dan bebas dari
genangan air dengan sasaran-sasaran sebagai berikut :
1)
Tersedianya data dan informasi mengenai sistem drainase yang
terintegrasi sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan drainase
yang sesuai dengan karakteristik kondisi wilayah Kabupaten Kerinci;
2)
Mengurangi daerah genangan air akibat luapan saluran drainase.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 31
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Adapun untuk mencapai tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan
persampahan Kabupaten Kerinci dengan mempertimbangkan isu strategis
dalam
pengolahan
drainase
disusun
dan
disepakati
rumusan
strategi
pengembangan sub sektor drainase dapat dilihat pada tabel V.2.6 dibawah
ini:
Tabel. 5.10.
Tujuan, Sasaran, danTahapanPencapaianPengembangan Drainase
Tujuan
Mengoptimalkan
operasionalisasi
pengelolaan
drainase yang ada
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
1.Terwujudnya
1. Sosialisasi
pertahun
pengelolaan
drainase yang
2. Meningkatnya
Pasrtisipasi
optimal
masyarakat
2.Terwujudnya SDM
3. tersedianya
yang berkualitas
APBD yang
dalam pengelolaan
menunjang
drainase
untuk
3.Terwujudnya
pengelolaan
peningkatan APBD
drainase
dalam
4. tersedianya
pembangunan dan
lingkungan
Pengelolaan
yang sehat
Drainase
Strategi
1. Melaksanakan
Sosialisasi ke
Masyarakat
2. Mendorong
Masyarakat
berperan aktif
dengan
membentuk UPK
di setiap
kecamatan (
Khusus Drainase)
3. Mengalokasikan
Dana untuk
pengelolaan
Drainase
4. Memprioritaskan
Pembangunan
Drainase DesaDesa yang rawan
Bencana Banjir
demi terciptanya
kawasan tanpa
bencana banjir
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci tahun 2013
D.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan
Sanitasi (Prohisan)
Dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang ada saat ini, diharapkan
pada akhir periode program jangka, pendek, menengah dan jangka panjang
telah
direncanakan
(PROHISAN). Walaupun,
program-program
pada
saat
Promosi
Higiene
dan
ini masih ada sebagian
Sanitasi
penduduk
Kabupaten Kerinci berprilaku hidup belum sehat. Upaya mencapai tujuan,
sasaran, dan strategi pengembangan
program
yang
di
inginkan
akan
dilakukan secara bertahap.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 32
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Dalam mencapai dan memperbaiki pola hidup bersih dan sehat adalah :
1)
Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk prilaku hidup
bersih dan sehat
2)
Meningkatkan kondisi dan kualitas lingkungan.
Untuk mencapai Tujuan, sasaran, dan strategi yang telah ditetapkan, maka
akan ada strategi yang ditempuh antara lain : 1) Pemberdayaan berwawasan
kesehatan, 2) Pemberdayaan masyarakat, 3) Pengembangan upaya dan
pembiayaan kesehatan, 4) Pengembangan dan Pemberdayaan SDM kesehatan.
Keberhasilan
pelaksanaan
rencana
strategic
instansi
Dinas
Kesehatan
Kabupaten Kerinci ini sangat tergantung kepada konsistensi, komitmen dan
kemauan yang kuat dari seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci
dalam melaksanakannya. Untuk itu visi dan misi, tujuan, sasaran, kebijakan
yang telah ditetapkan hendaknya dijadikan acuan dalam meningkatkan
kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan
di Kabupaten Kerinci dalam kurun waktu lima tahun. Penyusunan SSK ini
dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan kinerja tahunan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kerinci.
Tabel. 5.11.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Tujuan
Meningkatkan Perilaku
1.
Hidup Bersih Dan Sehat Di
Kab. Kerinci
2.
3.
4.
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
Terlaksananya
1. Sosialisasi
pertahun
Sosialisasi tentang
PHBS di seluruh
2. Partisipasi
masyarakat
desa di kab. Kerinci
Terwujudnya
meningkat
3. tersedianya APBD
kesadaran
masyarakat untuk
4. tersedianya
lingkungan yang
ber PHBS
tersusunnya Perda
sehat
tentang PHBS
Terwujudnya desa
bersih dan sehat
Strategi
1.
2.
3.
4.
Melaksanakan Sosialisasi ke
Masyarakat
membentuk kelompok
lomba dasawisma untuk
penerapan kegiatan desa
bersih
menyusun dan menetapkan
ranperda tentang sanitasi
menjadikan kawasan
percontohan bagi desa yang
bersih dan sehat
Sumber : SSK Kabupaten Keri
Tahun 2015-2019
Keterpaduan Strategi Kabupaten
Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 1
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kerinci
5.1.1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Kerinci
Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan untuk mewujudkan
Kabupaten Kerinci sejahtera berbasiskan pada sumberdaya alam, dan
infrastruktur yang layak dan terpadu, dengan memperhatikan kawasan
konservasi dan rawan bencana.
Kebijakan dan strategi untuk mewujudkan tujuan penataan ruang
tersebut meliputi :
1.
Kebijakan pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya
alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan strategi
sebagai berikut :
a.
mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti
pembangkit listrik tenaga air, tenaga uap, tenaga surya, tenaga
angin, biogas dan panas bumi;
b.
mengembangkan
infrastruktur
dan
prasarana
kawasan
untuk
menunjang pengembangan sumber energi yang terbarukan;
c.
mengembangkan kawasan pusat studi dan penelitian pengembangan
pembangkit listrik sumber energi alternatif yaitu panas bumi,
tenaga uap, dan tenaga air;
d.
mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan
sekaligus
juga
kemasyarakatan,
bernilai
hutan
sosial
tanaman
ekonomi,
rakyat,
seperti
hutan
hutan
adat
dan
perkebunan; dan
e.
meningkatkan kapasitas sosial masyarakat dalam pemanfaatan
sumber energi baru terbarukan.
2.
Kebijakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui intensifikasi,
ekstensifikasi lahan, diversifikasi dan modernisasi pertanian, dengan
strategi pencapaian sebagai berikut :
a.
meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan
kehutanan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 2
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
b.
memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi
peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan
masyarakat;
c.
meningkatkan
teknologi
pertanian,
termasuk
perkebunan,
perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan
produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi
tinggi;
d.
meningkatkan sistem produksi dan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan serta kehutanan agar dapat meningkatkan nilai jual dan
meningkatkan
pendapatan
masyarakat
serta
meningkatkan
perekonomian daerah; dan
e.
meningkatkan
perkebunan
pemasaran
hasil
pertanian,
kehutanan
melalui peningkatan sumber daya
dan
manusia dan
kelembagaan serta memfasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan.
3.
Kebijakan pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis
pertanian dan sumber daya alam lainnya serta wisata sesuai keunggulan
dan potensi kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, terintegrasi dan
dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan, dengan
strategi sebagai berikut :
a.
merencanakan dan mengembangkan kawasan pertanian dengan
sistem modernisasi dan teknologi terpadu untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi berbasis agro;
b.
mengembangkan
industri
pengolahan
hasil
pertanian
sesuai
komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar;
c.
mengembangkan
penelitian
dan
pengelolaan
sumber
daya
pertanian, perkebunan dan kehutanan sehingga menjadi kekuatan
utama ekonomi masyarakat, serta meningkatkan kualitas sumber
daya
pengelolaan
melalui
pengembangan
pusat
kajian
dan
penelitian agri-bisnis;
d.
meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana
dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih
profesional serta pemasaran yang lebih efektif; dan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 3
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
e.
mengembangkan dan meningkatkan penataan kawasan daya tarik
wisata
4.
Kebijakan
pembangunan
peningkatan
infrastruktur
aksesibilitas
dan
yang
peningkatan
berkualitas
kualitas
untuk
pelayanan
masyarakat, dengan strategi sebagai berikut :
a.
membangun
prasarana
dan
sarana
transportasi
terutama
transportasi darat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
kawasan
secara
signifikan
dan
berimbang
namun
tetap
mempertimbangkan ketahanan terhadap ancaman bencana alam;
b.
meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dalam wilayah maupun
antar wilayah dengan wilayah sekitar Kabupaten;
c.
meningkatkan dan mengembangkan kawasan bandar udara Depati
Parbo sebagai sarana transportasi udara guna melayani jalur
penerbangan skala regional;
d.
membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan
memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap kawasan
permukiman, termasuk fasilitas pemerintahan kabupaten yang
baru;
e.
menyusun
pedoman
pembangunan
prasarana,
sarana
dan
infrastruktur tahan gempa; dan
f.
menyusun program dan membangun berbagai perangkat keras dan
lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti letusan gunung
api, gempa bumi, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman
lainnya.
5.
Kebijakan penguatan dan pemulihan hutan, kawasan lindung dan Taman
Nasional Kerinci Seblat, dengan strategi sebagai berikut :
a.
memantapkan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya
untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan
investasi;
b.
menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan,
terutama pemulihan fungsi Taman Nasional Kerinci Seblat dan
hutan lindung;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 4
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
c.
meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian
kerusakan dan pencemaran lingkungan;
d.
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya keanekaragaman hayati dan objek daya tarik wisata alam
hutan/ekowisata dan wisata hutan; dan
e.
menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam
rangka pemulihan fungsi kawasan lindung terutama Taman Nasional
Kerinci Seblat, hutan lindung dan cagar alam.
6.
Kebijakan penataan dan penyesuaian kawasan rawan bencana serta
pengendaliannya, dengan strategi sebagai berikut :
a.
menyusun dan melaksanakan rehabilitasi kawasan atas dampak
bencana;
b.
menyusun dan merencanakan pengembangan kawasan evakuasi
bencana;
c.
merencanakan dan menata secara rinci untuk kawasan rawan
bencana
berdasarkan
mitigasi
bencana
dan
pengendalian
pemanfaatan lahan untuk kawasan bukan permukiman padat; dan
d.
mengembangkan sistem infrastruktur, prasarana dan sarana wilayah
dengan menerapkan sistem tanggap bencana dan sistem tahan
bencana.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 5
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.1.2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kerinci
A.
Rencana Sistem Pusat-pusat Kegiatan
Rencana sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Kerinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. 5.1.
Rencana Sistem Pusat-pusat Kegiatan Kabupaten Kerinci
No
Ibukota Kecamatan
Hirarki
Fungsi
PKL
1
Batang Sangir
(Kecamatan Kayu Aro)
2
Sanggaran Agung
(Kecamatan Danau
Kerinci)
PKL
3
Siulak
(Kecamatan Siulak)
PPL
4
Siulak Deras
PPK
5
Jujun
(Kecamatan Keliling
Danau)
PPK
6
Semurup
(Kecamatan Air Hangat)
PPK
7
Hiang
(Kecamatan Sitinjau
Laut)
PPK
8
Pelompek
(Kecamatan Gunung
Tujuh)
PPL
9
Sungai Lintang
( Kecamatan Kayu Aro
Barat)
PPL
Fungsi Utama
-
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
pusat pemerintahan kecamatan,
pusat perdagangan dan jasa sub regional,
pusat kesehatan skala kabupaten,
pusat rekreasi, olahraga ;
pusat pendidikan, dan
pusat industri pengolahan
pusat pemerintahan kecamatan,
simpul transportasi,
pusat perdagangan dan jasa sub regional,
pusat kesehatan skala kabupaten,
pusat rekreasi, dan olahraga,
pendidikan, dan
industri pengolahan.
pusat pemerintahan kabupaten,
pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten,
pusat pendidikan dan kebudayaan skala
kabupaten,
pusat peribadatan,
pusat kesehatan,
pusat rekreasi dan olahraga
simpul transportasi.
Pusat Pemerintah Kecamatan
Pusat Perdagangan dan Jasa Skala kecamatan;
Pusat rekreasi dan olahraga
Pusat pendidikan ; dan
Pusat pengolahan hasil pertanian
Pusat Pemerintah Kecamatan
Pusat Perdagangan dan Jasa Skala kecamatan;
Pusat rekreasi dan olahraga
Pusat pendidikan ; dan
Pusat pengolahan hasil pertanian
Pusat Pengembangan Kesehatan
Pusat kegiatan pertanian tangaman pangan ;
Pusat kegiatan peternakan ;
Pusat kegiatan industri kecil dan menengah ;
Pusat kegiatan pariwisata
Pusat transportasi udara ;
Pusat kegiatan pertanian tanaman pangan ;
Pusat pengembangan IKM ;
Pusat pendukung kepariwisataan daerah.
pusat kegiatan pertanian hortikultura,
pusat kegiatan peternakan
pusat kegiatan pariwisata,
pusat pengolahan hasil pertanian;
pusat kegiatan perkebunan,
pengembangan kegiatan penunjang pariwisata,
pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan,
pusat perdagangan hasil pertanian dan
perkebunan
Bab 5 - 6
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
No
B.
Ibukota Kecamatan
Hirarki
Fungsi
PPL
10
Mukai Pintu
(Kecamatan Siulak
Mungkai)
11
Air Panas Baru
(Kecamatan Air Hangat
Barat)
PPL
12
Sungai Tutung
(Kecamatan Air Hangat
Timur)
PPL
13
Koto Tuo
(Kecamatan Depati VII)
PPL
14
Pondok
(Kecamatan Bukit
Kerman)
PPL
15
Lempur
(Kecamatan Gunung
Raya)
PPL
16
Tamiai
(Kecamatan Batang
Merangin)
PPL
Fungsi Utama
- pusat kegiatan perkebunan,
- pengembangan kegiatan penunjang pariwisata,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan,
- pusat perdagangan hasil pertanian dan
perkebunan
- Pusat kegiatan pengembangan kesehatan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman pangan,
- pusat kegiatan peternakan,
- pusat kegiatan industri kecil dan menengah,
- Pusat kegiatan peternakan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman pangan,
- pusat kegiatan industri kecil dan menengah,
- pusat kegiatan pariwisata;
- Pusat kegiatan peternakan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman pangan,
- pusat kegiatan industri kecil dan menengah,
- pusat kegiatan perkebunan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman
hortikultura,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
pekebunan,
- pusat kegiatan pariwisata dan
- pusat pengembangan industri agro
- pusat kegiatan perkebunan,
- pusat kegiatan pertanian tanaman
hortikultura,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
pekebunan,
- pusat kegiatan pariwisata dan
- pusat pengembangan industri agro
- pusat kegiatan perkebunan,
- pengembangan kegiatan penunjang pariwisata,
- pusat kegiatan pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan,
- pusat perdagangan hasil pertanian dan
perkebunan.
Rencana Sistem Sumberdaya Air
Rencana sistem sumberdaya air di Kabupaten Kerinci, meliputi :
1)
Wilayah sungai, meliputi :
a)
WS Batanghari yang merupakan WS lintas provinsi JambiSumatera Barat; dan
b)
WS Teramang Moar yang merupakan WS lintas Provinsi JambiProvinsi Bengkulu.
2)
Cekungan air tanah (CAT), meliputi:
a)
CAT Bangko-Sarolangun;
b)
CAT Kayu Aro-Padang Aro;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 7
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3)
c)
CAT Painan-Lubuk Pinang; dan
d)
CAT Sungai Penuh.
Jaringan irigasi melayani DI dengan luas kurang lebih 29.119 (dua
puluh sembilan ribu seratus sembilan belas) hektar yang terdiri
dari:
a)
DI kewenangan nasional meliputi:
1.
DI Sei Siulak Deras dengan luas kurang lebih 3.628 (tiga
ribu enam ratus dua puluh delapan) hektar; dan
2.
DI Sei Batang Sangkir dengan luas kurang lebih 5.801
(lima ribu delapan ratus satu) hektar.
b)
DI kewenangan pemerintah provinsi meliputi DI Sei Tanduk
dengan luas kurang lebih 1.265 (seribu dua ratus enam puluh
lima) hektar;
c)
DI kewenangan pemerintah kabupaten dengan luas kurang
lebih 18.470 (delapan belas ribu empat ratus tujuh puluh)
hektar terdiri dari:
d)
1.
Daerah irigasi (D.I) semi teknis ; dan
2.
Daerah irigasi (D.I) sederhana ;
Daerah irigasi semi teknis dengan luas 5.731 (lima ribu tujuh
ratus tiga puluh satu) hektar
e)
Daerah Irigasi Sederhana merupakan irigasi kewenangan
pemerintah kabupaten dengan luas 12.739 (dua belas ribu
tujuh ratus tiga puluh sembilan) hektar yang tersebar di setiap
wilayah kecamatan.
f)
Jaringan air baku untuk air bersih meliputi:
1.
pengembangan
dan
pengolahan
sumber
air
baku
meliputi: Sungai Batang Merao, Sungai Pendung, Sungai
Medang, Sungai Air Mukai, Sungai Sikabu, Sungai Gunung
Lumut, Sungai Ambai, Sungai Sangkir, Sungai Batang
Merangin, Danau Kerinci, Danau Lingkat, Muara Sungai
Tanduk, Muara Sungai Lintang, Muara Sungai Pelompek,
Muara
Telago,
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Sungai
Siulak
Kecil,
Muara
Talang
Bab 5 - 8
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Kemuning, Sungai Sidik, Sungai Temiai, Sungai Dedap,
Sungai Buai, Sungai Jujun, Sungai Lolo, Sungai Perikan,
Sungai Batu Hampar, Sungai Imat, Sungai Masgo, Sungai
Renah Peko; dan
2.
peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan di
seluruh kabupaten.
g)
Pengendalian daya rusak air
mencakup upaya pencegahan,
penangggulangan, dan pemulihan daya rusak air berupa
pembangunan stabilisasi tebing sungai, bendungan pada:
1.
Sungai Sangir di Kecamatan Gunung Tujuh;
2.
Sungai Batang Merao di Kecamatan Gunung Kerinci,
Kecamatan Siulak Mukai, Kecamatan Air Hangat, dan
Kecamatan Depati VII;
C.
3.
Sungai Mukai di Kecamatan Siulak Mukai;
4.
Sungai Lempur di Kecamatan Gunung Raya;
5.
Sungai Batang Sangkir di Kecamatan Sitinjau Laut;
6.
Sungai Buai di Kecamatan Keliling Danau; dan
7.
Sungai Jujun di Kecamatan Keliling Danau.
Rencana Sistem Air Minum :
Sistem penyediaan air baku untuk air minum meliputi:
1.
sistem penyediaan air minum melalui PDAM yang melayani seluruh
wilayah kabupaten; dan
2.
distribusi air minum melalui jaringan pipa sepanjang jalan utama
meliputi seluruh kecamatan di wilayah kabupaten.
D.
Rencana Sistem Persampahan :
Rencana sistem persampahan meliputi:
1.
pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah dengan luas
lebih kurang 2 (dua) hektar menggunakan sistem lahan urug saniter
di Kecamatan Gunung Kerinci dengan area pelayanan meliputi:
a. Kecamatan Gunung Kerinci;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 9
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
b. Kecamatan Siulak;
c. Kecamatan Kayu Aro;
d. Kecamatan Gunung Tujuh;
e. Kecamatan Air Hangat;
f. Kecamatan Depati VII;
g. Kecamatan Siulak Mukai;
h. Kecamatan Kayu Aro Barat; dan
i. Kecamatan Air Hangat Barat.
2.
pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional
Pendung Talang Genting di Kecamatan Danau Kerinci seluas kurang
lebih 5 (lima) hektar menggunakan sistem lahan urug saniter
dengan area pelayanan meliputi:
3.
a.
Kecamatan Sitinjau Laut;
b.
Kecamatan Batang Merangin;
c.
Kecamatan Keliling Danau;
d.
Kecamatan Gunung Raya;
e.
Kecamatan Air Hangat Timur;
f.
Kecamatan Danau Kerinci; dan
g.
Kecamatan Bukit Kerman.
pengembangan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) di seluruh
kecamatan di wilayah kabupaten; dan
4.
E.
peningkatan jaringan pelayanan sampah di kawasan perkotaan.
Rencana Pengelolaan Air Limbah :
Sistem pengelolaan air limbah meliputi:
1.
pengelolaan limbah domestik berupa Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) komunal terdapat di Perkotaan Siulak, Perkotaan
Batang Sangir, dan Perkotaan Sanggaran Agung;
2.
pengelolaan limbah domestik berupa septic tank terdapat di
Perkotaan Siulak Deras, Perkotaan Jujun, Perkotaan Semurup, dan
Perkotaan Hiang;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 10
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3.
pengelolaan limbah non domestik terdapat di PTP VI
Kayu Aro
Perkotaan Batang Sangir; dan
4.
pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) terdapat di
Kecamatan
Gunung
Raya,
Kecamatan
Gunung
Kerinci
dan
Kecamatan Siulak.
F.
Rencana Sistem Drainase :
Sistem jaringan drainase meliputi:
1.
2.
jaringan drainase primer meliputi:
a.
Sungai Batang Merao;
b.
Sungai Batang Merangin;
c.
Sungai Sangir;
d.
Sungai Buai;
e.
Sungai Lempur;
f.
Sungai Batang Sangkir;
g.
Sungai Mukai; dan
h.
Sungai Jujun.
jaringan drainase sekunder terdapat di sepanjang jaringan jalan
utama perkotaan dan perdesaan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 11
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.1.
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 12
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.1.3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Kerinci
A.
Rencana Kawasan Lindung
Luas peruntukan kawasan lindung di Kabupaten Kerinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. 5.2.
Luas Peruntukan Kawasan Lindung
RENCANA PENGGUNAAN LAHAN
LUAS
(Ha)
Keterangan
1
Kawasan yang melindungi kawasan
bawahannya
2
3
4
5
Kawasan perlindungan setempat
a. Sempadan sungai
b. Kawasan tepi danau/waduk
c. Kawasan sekitar mata air
d. RTH
Kawasan peletarian alam
Kawasan lindung lainnya
a. Hutan Adat Ulu Air Lempur Lekuk
Limo Puluh Tumbi
b. Hutan adat Nenek Limo Hiang
Tinggi Nenek Empat Betung
Kuning
c. Hutan adat Temedak
d. Hutan adat Kaki bukit lengeh
e. Hutan adat Bukit Tinggai
f. Hutan adat Bukit Sembahyang
dan padun gelanggang
g. Hutan adat bukit sigi
h. Hutan adat kemantan
i. Hutan adat bukit teluh
Kawasan rawan bencana
859
1.628
592
191.822
858,3
858,95
Desa Lempur Kecamatan Gunung Raya
Desa Muara Air Dua Kecamatan Sitinjau Laut
Desa Keluru Kecamatan Keliling Danau
Desa Pungut Mudik, Kecamatan Air Hangat Timur
Desa Sungai Deras Kecamatan Air Hangat Timur
39,04
Desa Air Terjun Kecamatan Siulak
Desa Tanjung genting, Kecamatan Gunung Kerinci.
Desa kemantan, Kecamatan Air Hangat.
Kecamatan Batang Merangin.
Kecamatan Gunung Tujuh, sebagian wilayah Kecamatan
Kayu Aro, dan selebihnya berada di Kecamatan Gunung
Kerinci, Siulak, Air Hangat, Batang Merangin, Gunung Raya
dan Keliling Danau yang berupa kawasan Taman Nasional
Kerinci Seblat
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Kerinci
tergolong dalam tipe ini.
Gempa bumi tipe B
Kecamatan Depati VII, Air Hangat Timur, Sitinjau Laut,
Danau Kerinci, sebagian wilayah Kecamatan Batang
Merangin, Gunung Raya, dan Kecamatan Keliling Danau
Gempa bumi tipe C
24.120
Kecamatan Sitinjau Laut, Kecamatan Gunung Raya, Danau
Kerinci , Kecamatan Gunung Kerinci kearah Timur laut
melewati DAS Siulak dan DAS Batang Merao, dan tidak
tertutup kemungkinan luapan banjirnya sampai ke Danau
Kerinci.
Kawasan rawan bencana letusan
gunung api tipe A
Kawasan rawan bencana letusan
gunung api tipe B
Kawasan rawan bencana letusan
gunung api tipe C
Seluruh kawasan mata air
Diseluruh pusat permukiman
TNKS
23
292
41,27
Gempa bumi tipe A
Kawasan rawan bencana banjir
Kawasan rawan bencana gerakan
tanah
a. Rawa Arah Seratus di Kecamatan Air Hangat Timur
dengan luas 150 Ha;
b. Rawa Bento di Kecamatan Kayu Aro dengan luas 425
Ha; dan
c. Rawa Lingkat di Kecamatan Gunung Raya dengan luas
384 Ha.
23.115
4.779
Kecamatan Kayu Aro, Gunung Tujuh dan Gunung Kerinci.
radius 5 km dari kawah.
Sumber : RTRW Kabupaten Kerinci 2012
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 13
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
B.
Rencana Kawasan Budidaya
Luas peruntukan kawasan budidaya di Kabupaten Kerinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel. 5.3.
Luas Peruntukan Kawasan budaya
I.
II.
III.
JENIS KAWASAN
KAWASAN HUTAN PRODUKSI
1.HUTAN PRODUKSI POLA PARTISIPASI MASYARAKAT (HP3M)
KAWASAN PERTANIAN
1.KAWASAN PERTANIAN LAHAN BASAH
2.KAWASAN PERTANIAN LAHAN KERING
3.KAWASAN PETANIAN TANAMAN TAHUNAN
4.KAWASAN PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA
5.KAWASAN PERKEBUNAN
KAWASAN NON PERTANIAN
1.KAWASAN PARIWISATA
2.KAWASAN PERTAMBANGAN
3.KAWASAN PERMUKIMAN
JUMLAH
LUAS (HA)
%
28.665
15,6
23.618
55.893
26.414
17.767
3.622
12,85
30,42
14,37
9,67
1,97
5.463
9.703
12.589
183.736
2,97
5,28
6,85
100
5.1.4. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Kerinci
Berdasarkan pertimbangan kebijakan kawasan Strategis Nasional dan
Provinsi yang direncanakan untuk Kabupaten Kerinci maka ditetapkan kawasan
strategis kabupaten, meliputi :
1.
Kawasan
yang
memiliki
nilai
strategis
dari
sudut
kepentingan
pendayagunaan sumberdaya alam berupa kawasan pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) Kerinci di Kecamatan Batang Merangin.
Kawasan Strategis Sudut Kepentingan Ekonomi, yaitu :
2.
a)
kawasan Agropolitan Kayu Aro dan Sekitarnya;
b)
Kawasan Agropolitan Gunung Raya dan Sekitarnya;
c)
Kawasan Minapolitan Danau Kerinci dan Sekitarnya;
d)
Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Siulak dan Sekitarnya.
e)
Kota terpadu mandiri (KTM) Bukit Kerman; dan
f)
Kota terpadu mandiri (KTM) Air Hangat Barat dan sekitarnya.
.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 14
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.2.
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kerinci
Gambar V..
Peta Rencana Pola Ruang Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 15
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.3.
Peta Rencana Kawasan Strategis
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 16
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.2. Rencana Strategi Sanitasi Kota
5.2.1. Visi dan Misi Sanitasi
Visi dan misi memberikan arah yang jelas dan terukur sebagai sumber
inspiratif bagi pengembangan kegiatan sebuah organisasi, sehingga pada akhir
periode perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur
bagai keberhasilan
sebuah program maupun kegiatan. Oleh karena demikian, dalam bidang
pembangunan sanitasi, kabupaten Kerinci telah menyusun visi dan misi
sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari berbagai
stakeholder terkait. Visi dan misi sanitasi kabupaten Kerinci sangat erat
dengan kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Kerinci. Tabel dibawah ini,
merupakan gambaran tentang Visi Sanitasi dan Misi Per subsektor sanitasi
serta
Visi dan Misi Kabupaten Kerinci yang tertuang dalam dokumen
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Kerinci.
Pemahaman
atas
pernyataan
visi
tersebut
mengandung
makna
terjalinnya sinergi yang dinamis antara seluruh pemangku kepentingan
(pemerintah,
masyarakat,
dan
dunia
usaha)
dalam
melaksanakan
pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Kerinci. Partisipasi
masyarakat dan peran serta swasta harus dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan
hingga
ke
tahap
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
pembangunan.
Tabel. 5.4.
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kerinci
Visi Kabupaten
Kerinci
Kerinci
Sejahtera,
Damai
dan
Agamis Berbasis
Ekonomi
Kerakyatan
Misi Kabupaten Kerinci
1.
2.
3.
4.
5.
Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia
(SDM)
Peningkatan
dan
Pengembangan Daya
Saing Perekonomian
Rakyat
Menciptakan
Tata
Pemerintahan Yang
Bersih dan Berwibawa
Menciptakan Kerinci
Yang Aman, Damai
dan Demokratis
Visi Sanitasi Kabupaten
Kerinci
“Terwujudnya Kabupaten
Kerinci Bersih dan Sehat
melalui Pembangunan
Sanitasi yang handal dan
berkualitas”
Misi Sanitasi Kabupaten Kerinci
MISI AIR LIMBAH
- Mengoptimalkan sarana dan prasarana
untuk mendukung pengelolaan air
limbah.
MISI PERSAMPAHAN
- Mengoptimalkan
persampahan dengan
handal dan berkualitas
pengolahan
teknologi yang
MISI DRAINASE
- Mengoptimalkan
operasionalisasi
pengelolaan drainase yang tersedia.
MISI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
- Meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat di kabupaten kerinci.
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 17
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.2.2. Tahapan Pengembangan
A.
Tahapan Pengembangan Sanitasi
Tahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan
analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan kota
secara menyeluruh sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan
pembangunan seperti RPJPD, RPJMD, dan RPIJMD serta dokumen RTRW
Kabupaten
Kerinci.
Faktor-faktor
yang
harus
dipertimbangkan
dalam
menentukan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi antara lain adalah :
a. Arah pengembangan pembangunan yang merupakan perwujudan dari visi
dan misi Kabupaten Kerinci dalam Jangka Pendek sampai dengan jangka
panjang
b. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap
kawasan berdasarkan luas terbangun
c. Kawasan beresiko sanitasi
d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)
Sesuai pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS), berdasarkan isu pokok sanitasi
air limbah domestik, permasalahan mendesak sistem pengelolaan air limbah
domestik di Kabupaten Kerinci, sebagai berikut:
1. Bahwa tatanan pola hidup bersih dan sehat belum berkembang secara
merata pada hampir semua lini kehidupan bermasyarakat, dukungan
kelembagaan sanitasi dalam semua tatanan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara belum tertata dengan baik. Sistem kelembagaan yang lemah ini
membawa konsekuensi luas terhadap PHBS dan kualitas lingkungan hunian
dan permukiman penduduk.
2. Bahwa hampir semua pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Kerinci baik di daerah-daerah perdesaan maupun perkotaan adalah
menggunakan on site system dengan tingkat teknologi sederhana,
sementara pengelolaan dengan off site system (terpusat) masih belum
ada, sistem jaringan belum terstruktur
dengan baik, di antaranya
pembuangan akhir dialirkan ke sungai atau saluran drainase terdekat.
Sarana IPAL atau IPLT belum tersedia.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 18
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3. Kondisi di atas tentunya membawa pengaruh besar di dalam menempatkan
pengelolaan
air
limbah
tidak
memenuhi
standar/pedoman
sistem
pengelolaan air limbah baik melalui on site system, lebih-lebih pada off
site system.
4. Akses jamban masih rendah yakni hanya 59 % (sumber data Dinkes Kab.
Kerinci, kondisi fisik jamban umumnya masih dibawah standar, ini
terutama terjadi pada tatanan rumah tangga miskin bahkan pada tatanan
masyarakat menengah. Tingkat pendidikan penduduk tidak menjamin
bahwa suatu rumah tangga memiliki kualitas jamban sehat atau memiliki
sistem sanitasi pengelolaan air limbah yang baik, sehingga yang paling
menentukan adalah tingkat kepedulian.
5. Belum ada kelembagaan yang kuat di dalam mengatur tatanan sistem
pengelolaan air limbah atau sistem sanitasi, baik dilingkungan Pemerintah,
masyarakat, maupun swasta.
6. Keterlibatan pihak swasta sejauh ini hampir tidak kelihatan guna
mendukung peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat dan
layanan pengelolaan limbah.
7. Kerjasama dengan dunia usaha, unsur-unsur media sejauh ini belum
berkembang, belum ada upaya-upaya promosi, publikasi dan sosialisasi
yang betul-betul menyentuh pada peningkatan kepedulian masyarakat.
8. Sistem kelembagaan yang lemah, kepedulian masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah yang lemah maka dukungan pendanaan dan pembiayaan dalam
meningkatkan layanan sanitasi air limbah juga masih jauh diharapkan.
Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas
tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau
perdesaan), karakteristik tata guna lahan(Center of Business Development/
komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis
yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan
system pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan
pengembangan sistem. Peta tersebut membagi daerah kajian ke dalam
beberapa zonasi sistem pengelolaan air limbah. Untuk Klasifikasi wilayah di
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 19
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Kabupaten Kerinci dalam 5 tahun sampai 15 ke depan tidak mengalami
perubahan
klasifikasi
wilayah.
Berdasarkan
estimasi
tersebut
serta
memperhatikan faktor-faktor lain seperti rencana tataguna lahan dan kondisi
tanah, maka sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Kerinci dibagi
kedalam 3 zonasi. Wilayah-wilayah yang diklasifikasikan dalam area Zona 1
terdapat di kecamatan Bukit kerman, Gunung raya, Sebagian Batang
Merangin, Gunung Tujuh, Kayu Aro dan Gunung Kerinci, yaitu area dengan
resiko sanitasi relatif tinggi karena penduduknya yang relatif padat dengan
luas terbangun yang kecil, yang harus diatasi dengan sistem off-site (medium)
dalam pengelolaan limbah domestic Jangka Menengah - Pendek. Sementara
yang diklasifikasikan dalam Zona II, yaitu area yang diperkirakan memiliki
resiko sanitasi tinggi dalam jangka Menengah - jangka panjang karena
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi yang dicirikan oleh tingginya
tingkat pertumbuhan pembangunan perumahan di wilayah tersebut. Sistem
sanitasi yang dipilih untuk mengatasi kondisi ini adalah system Off-site
Setempat dalam jangka Menegah -jangka panjang. Berikutnya yaitu Zona III
yang terletak di kecamatan Air Hangat Timur, Sitinjau Laut, Danau Kerinci,
Depati VII dan Keliling Danau yang mana termasuk kategori Rural area, sistem
pengelolaan sanitasi yang dipilih adalah system melalui Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) serta penyediaan MCK++. Prinsip pendekatan STBM adalah
non subsidi. Masyarakat akan di “bangkitkan” kesadarannya bahwa masalah
sanitasi adalah masalah masyarakat sendiri dan bukan masalah pihak lain.
Dengan demikian yang harus memecahkan permasalahan sanitasi adalah
masyarakat sendiri. Di harapkan dengan bermula dari STBM, kemudian
dilanjutkan dengan program kesehatan lainnya seperti program kampanye cuci
tangan, dan program kesehatan lainnya, peningkatan kesehatan masyarakat
melalui perilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 20
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.4.
Peta Tahapan Pengembangan Air LimbahDomestik – Sistem Onsite
Gambar. 5.5.
Peta Tahapan Pengembangan Air LimbahDomestik – Sistem Off site
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 21
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Tabel. 5.5.
Tahapan Pengembangan Air LimbahDomestik Kabupaten Kerinci
No
Sistem
Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
A
Sistem On-site
1
Individual (tangki septik)
80 %
80 %
90 %
100 %
2
Komunal (MCK, MCK++, IPAL
Komunal)
50 %
60 %
75 %
100 %
B
Sistem Off-site
1
Skala Kota
25 %
35 %
50 %
90 %
2
Skala Wilayah
25 %
35 %
50 %
90 %
Sumber : BLHD dan Hasil Study EHRA Kabupaten Kerinci Tahun 2013
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total
penduduk
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Kerinci pada
umumnya sudah memiliki jamban pribadi persentasenya adalah 57 %, MCK /
WC Umum yaitu sebesar 6,3 %. Untuk mencapai target cakupan pengolahan
air limbah domestic, Kabupaten Kerinci akan merencanakan program jangka
pendek dengan menggunakan system off-site Medium, program jangka
menengah dengan system on-site komunal dan individual, dan system STBM,
MCK++ untuk jangka panjang. Melihat dari topografi Kecamatan Kerinci,
kecamatan Pelawan, dan Kecamatan Singkut dapat dimungkinkan untuk di
kembangkan system pengolahan air limbah dengan menggunakan system offsite medium dalam skala kota.
B.
Tahapan Pengembangan Persampahan
Penentuan kebutuhan penanganan persampahan dikelompokkan menurut
wilayah pelayanan. Terdapat 2 (Dua) kriteria utama dalam penetapan
prioritas penanganan persampahan,yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah
Peri Urban, dan Rural yang dicirikan dengan
kepadatan penduduk. Ketiga
Klasifikasi Wilayah tersebut sangat berhubungan dengan aktivitas penghuninya
yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbulan sampah.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 22
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Dari hasil analisis yang didasarkan pada kedua kriteria tersebut maka
didapatkan
zona-zona
kebutuhan
pelayanan
persampahan
yang
dapat
diuraikan sebagai berikut :
Zona 1 : merupakan klasifikasi wilayah Peri Urban yang dicirikan dengan
kepadatan, system pengolahan sampah dengan menggunakan
system Tidak Langsung Coverage (Kel. Pasar Pelawan, Dusun
Kerinci, Pasar Kerinci, dan Kel. Suka Sari)
Zona 2 : merupakan klasifikasi wilayah Rural yang dicirikan
dengan
kepadatan, system pengolahan sampah dengan menggunakan
system Tidak langsung Coverage selain desa diatas dari 143 desa di
Kabupaten Kerinci.
Gambar. 5.6.
Peta Tahapan Pengembangan Persampahan
Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Kerinci terdapat 2 sistem
pengolahan yaitu system penanganm Langsung dan penanganan tidak
langsung, hal ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk Kabupaten Kerinci pada
umumnya
mengalami pertumbuhan yang cukup signifikann yaitu rata-rata
2,48 % pertahun. Dari tabel di bawah ini Kabupaten Kerinci baru mencapai 56
% untuk penanganan langsung khususnya di daerah komersil baru, sedangkan
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 23
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Kecamatan lain belum sepenuhnya terlayani. Untuk wilayah perkantoran di
Kabupaten Kerinci sepenuhnya telah terlayani dengan baik.
Tabel. 5.6.
Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Kerinci
No
Cakupan layanan* (%)
Cakupan
layanan
eksisting* (%)
Sistem
A
Penanganan langsung
(Direct)
1
Kawasan komersial (CDB)
B
Penanganan tidak
langsung (indirect)
1
2
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
90 %
70 %
75 %
100 %
Kawasan permukiman
90 %
70 %
75 %
100 %
Kawasan perkantoran
90 %
70 %
75 %
100 %
Sumber : BLHD Kabupaten Kerinci Tahun 2013
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk
C.
Tahapan Pengembangan Drainase
Zonasi sistem drainase perkotaan Kerinci terbagi atas 3 sistem penzonasian
dengan maksud agar konsep perencanaan dapat diperuntukan sesuai dengan
daya dukung lahan dan karakteristik masing-masing wilayah perencanaan
dikarenakan sebagian struktur penggunaan ruang pada kawasan perkotaan
tidak hanya terkosentrasi pada kegiatan permukiman saja, sektor kegiatan
dikawasan perkotaan juga yang terkonsentrasi pada kegiatan perdagangan dan
jasa, pemerintahan, serta pelayanan umum dan pelayanan sosial. Untuk itu
dengan sistem penzonasian diharapkan hasil rencana dapat disesuaikan
terhadap penggunaan lahan dan tingkat kepadatan kota.
Sebagaimana halnya sub-sektor sanitasi lainnya, pengembangan sub sektor
drainase
juga
memerlukan
analisis
yang
tepat
untuk
menentukan
pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah.
Berbagai keterbatasan mengharuskan pemerintah untuk mengklasifikasikan
setiap kawasan ke dalam beberapa zona prioritas agar pengembangan sistem
drainase dapat berjalan dengan efektif dan berkesinambungan.
Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria yaitu
kepadatan
penduduk,
tataguna
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
lahan(kawasan
CBD/komersil
Bab 5 - 24
atau
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
permukiman), daerah genangan air baik oleh ROB maupun karena air hujan,
serta tingkat resiko kesehatan. Hasil analisis yang akan menjadi acuan
untukperencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Zona I untuk prioritas1 : merupakan area Peri Urban dengan prioritas jangka
pendek – menengah
Zona II untuk prioritas 2: merupakan area Peri Urban dengan prioritas jangka
Panjang
Zona III untuk prioritas 3: merupakan area Rural dengan prioritas jangka
Panjang, Selain Selain desa dari zona I dan Zona 2
dari 287 Desa di Kabupaten Kerinci.
Drainase Kota pada dasarnya berfungsi untuk mengalirkan limpahan air hujan
agar tidak terjadi genangan air atau banjir. Banjir pada kawasan kota pada
umumnya
sangat
mempengaruhi
tingkat
sosial
ekonomi
masyarakat,
menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan Berat dapat menimbulkan
kerugian harta benda atau investasi infrastruktur kota. Oleh karena itu
rencana sistem drainase kota perlu mendapat perhatian serius pemerintah
kota pada masa awal pembangunan dan perlu disinkronisasikan dengan
program-program pembangunan jaringan jalan dan utilitas lainya.
Konsep dasar yang banyak digunakan dalam Perencanaan Pembangunan
Drainase di seluruh kota di Indonesia adalah konsep drainase konvensional
atau drainase 'Pengaturan Kawasan" yaitu upaya membuang atau mengalirkan
seluruh air hujan yang jatuh ke suatu wilayah secepat-cepatnya ke sungai
terdekat". Seluruh air hujan diupayakan sesegera mungkin mengalir langsung
ke sungai terdekat tanpa ada upaya agar air mempunyai waktu cukup untuk
meresap ke dalam tanah. Dampak dari pemakaian konsep drainase
konvensional
tersebut
akan
terjadi
kekeringan,
banjir,
longsor
pelumpuran.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 25
dan
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Gambar. 5.7.
Peta Tahapan Pengembangan Drainase
Tabel. 5.7.
Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Kerinci
No
1
2
3
Sistem
Cakupan
layanan
eksisting* (%)
Saluran tersier (Saluran
Pembawa)
Saluran Sekunder (Saluran
Pegumpul)
Saluran Primer (Saluran
pembuangan)
Jumlah
Cakupan layanan* (%)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
90 %
75 %
90 %
100 %
90 %
75 %
90 %
100 %
90 %
75 %
90 %
100 %
90 %
75 %
90 %
100 %
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci Tahun 2013
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total
penduduk
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 26
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
5.2.3. Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Kabupaten Kerinci
A.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Dengan
memperhatikan
tingkat
pelayanan
yang
ada
saat
ini,
diharapkan pada akhir periode program jangka pendek, menengah dan
jangka
panjang
telah
terjadi
kenaikan
pelayanan
prasarana
air limbah manusia. Walaupun, pada saat ini masih ada sebagian penduduk
Kabupaten Kerinci menggunakan cara pengelolaan limbah manusia secara
konvensional atau non urban system yaitu dengan membuang limbahnya
di perairan terbuka berupa sungai, parit atau di tanah berupa kebun.
Upaya mencapai tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan program
yang diinginkan akan dilakukan secara bertahap.
Dalam pengelolaan air limbah manusia, terutama yang ingin dicapai adalah :
1) Terwujudnya SPAL yang berkualitas dan berteknologi
2) Tersedianya regulasi untuk pengelolaan air limbah
3) Terwujudnya UPTD SPAL di 3 wilayah sasaran
4) Terlaksananya Sosialisasi air limbah secara berkelanjutan
5) Terwujudnya kerjasama dengan pihak swasta
6) Tersedianya SDM yang berkualitas dalam pengelolaan air limbah
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Pengelolaan Air limbah
menurut RTRW Kabupaten Kerinci secara umum rencana yang dikembangkan
dalam hal pengelolaan Air limbah meliputi 5 aspek, yaitu manajemen
operasional,
pendanaan,
Komunikasi,
Kelembagaan
dan
peran
serta
masyarakat.
Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan Air Limbah
Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada tabel. 5.8 dibawah ini :
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 27
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Tabel. 5.8.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Sasaran
Pernyataan
Indikator
sasaran
sasaran
Mengoptimalkan 1. Terwujudnya
1. Sosialisasi
SPAL yang
sarana dan
pertahun
berkualitas
2. Menurunnya
prasarana untuk
dan
persentase
mendukung
berteknologi
masyarakat
pengelolaan air
2. Tersedianya
yang
limbah
regulasi untuk
membuang
pengelolaan
air limbah
air limbah
ke sungai
3. Terwujudnya
3. Partisipasi
UPTD SPAL di
pihak swasta
3 wilayah
4. Tersedianya
sasaran
Prasarana
4. Terlaksananya
Pengelolaan
Sosialisasi air
air limbah
limbah secara
berkelanjutan
5. Terwujudnya
kerjasama
dengan pihak
swasta
6. Tersedianya
SDM yang
berkualitas
dalam
pengelolaan
air limbah
Sumber : Analisis Pokja PPSP Kabupaten Kerinci tahun 2013
Tujuan
B.
Strategi
1. Melaksanakan Sosialisasi
ke Masyarakat
2. Mendorong partisipasi
aktif pihak swasta
3. Menyediakan sarana
Prasarana Pengelolaan
Air lImbah
4. Menyusun dan
menetapkan Retribusi Air
Limbah
5. Mengalokasikan dana
pengelolaan air limbah
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan
Rencana Tujuan, Sasaran, dan strategi pembangunan/pengembangan
persampahan dalam strategi sanitasi
waktu
perencanaan
5
(lima)
tahun
Kabupaten Kerinci memiliki jangka
merupakan
salah
satu
tahapan
pengembangan lima tahunan daerah. Skenario pengembangan wilayah
Kabupaten Kerinci yang berkaitan dengan masalah persampahan dapat dilihat
dari visi, misi, tujuan dan sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Kerinci Tahun 2009 – 2014 sebagai berikut :
1) Struktur ruang Kabupaten / kota yang telah terbentuk (kawasan
terbangun);
2) Kebijakan tentang peningkatan sistem pengelolaan persampahan;
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 28
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3) Kebijakan tentang peningkatan kualitas pengelolaan SDA dan Lingkungan
Hidup;
4) Kebijakan tentang kelestarian fungsi lingkungan hidup;
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut,
ditetapkan
(2
dua)
sasaran
pengembangan sub sektor persampahan sebagai berikut :
1) Meningkatkan cakupan pelayanan pengangkutan sampah, meliputi wilayah
pelayanan dan jumlah atau volume sampah terangkut;
2) Meningkatkan kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah terpadu,
melalui pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang
didukung oleh program 3R dan Bank Sampah. Selanjutnya dalam
merumuskan strategi pengembangan persampahan, selain mengacu pada
arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang termuat di dalam
dokumen RPJMD kabupaten Kerinci 2009 - 2014 maupun arah kebijakan
dan strategi nasional dalam pengembangan.
Adapun tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan persampahan
Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada tabel. 5.9 dibawah ini :
Tabel. 5.9.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan
Mengoptimalkan
pengolahan
persampahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
Terlaksananya
1. Sosialisasi
sosialisasi 3R di
pertahun
sekolah secara
2. Menurunya
berkelanjutan
persentase
Terlaksananya
masyarakat yang
kesadaran
membuang
masyarakat tentang
sampah ke sungai
membuang sampah
3. Partisipasi pihak
Terwujudnya kerja
swasta
sama dengan pihak
4. Tersedianya
swasta
Prasarana
Terwujudnya
Persampahan
pengembangan
5. Tersedianya alat
sarana dan prasarana
komposter
Persampahan
Terwujudnya
6. Tersedianya
peningkatan
Anggaran APBD
penggunaan unit
7. Meningkatnya
komposter
Tarif Retribusi
Terwujudnya
8. Tersedianya
Peningkatan
Pedoman
Penganggaran
Pengelolaan
pengolahan sampah
Persampahan
9. Terjalinnya
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Strategi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melaksanakan Sosialisasi ke
Masyarakat
Mendorong partisipasi aktif
pihak swasta
Mengalokasikan dana
pengolahan Persampahan
Menyesuaikan tarif
Retribusi Persampahan
Menyusun dan Menetapkan
Raperda persampahan
Menjalin kerjasama
pengelolaan sampah
melaksanakan
pembangunan TPA Regional
Sanitary land Field
Bab 5 - 29
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Tujuan
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
7. Terwujudnya
Kesepakatan
penyesuaian tarif
Bersama dalam
retribusi sampah
pengelolaan
8. Tersusunnya dan
persampahan
ditetapkannya perda
10. Tersedianya TPA
khusus tentang
Regional
persampahan
bersistem sanitary
9. Terlaksananya MOU
land field
dengan Kota Sungai
Penuh
10. Terwujudnya
pengembangan TPA
Regional dengan
sistem sanitary land
field
Strategi
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci tahun 2013
C.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Dalam perencanaan drainase perlu disusun petunjuk umum untuk tujuan
penyiapan:
Program penanganan drainase
Institusi pengelola sistem dan jaringan drainase, dalam hal ini adalah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci dan kawasan tertentu dimungkinkan
melibatkan pihak swasta (developer)
Dalam
konteks
itu,
acuan
yang
digunakan
adalah
Kepmen
PU
No
239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai drainase kota
dan fungsi utama sebagai pengendalian banjir.
Dalam pengembangan sistem drainase harus memperhatikan beberapa hal,
karena
pembangunan
sektor
drainase
tidak
dapat
dilepaskan
dari
pembangunan infrastruktur lainnya, termasuk rencana pengembangan kota,
perumahan dan tata bangunan serta jalan kota.
1. Rencana pengembangan kota
Komponen program drainase harus mendukung skenario pengembangan dan
pembangunan
kota,
serta
terpadu
dengan
rencana
pengembangan
prasarana lainnya.
2. Perumahan rakyat dan tata bangunan
Sistem penanganan drainase kota harus terkoordinasi dengan penanganan
dan pengelolaan sistem yang disiapkan oleh instansi lain (developer,
perumnas, dan masyarakat)
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 30
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
3. Jalan kota
Sistem drainase jalan yang disiapkan menjadi satu kesatuan dengan
komponen jalan hendaknya disinkronkan dengan sistem yang disiapkan
oleh penyusun sistem dan jaringan dalam komponen drainase.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase menurut RPIJMD
Kabupaten Kerinci secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal
pengembangan tahapan pembnagunan drainase meliputi 5 aspek, yaitu
manajemen operasioanal, pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan peran
serta masyarakat.
Kebijakan tahapan Pengembangan Drainase :
1)
Pengembangan sistem pembangunan drainase yang efisien dan efektif
2)
Penerapan mekanisme pembangunan drainase yang baik dan sesuai
dengan masing-masing kondisi daerah (Zoning).
Terjadinya luapan air (run-off) di beberapa ruas badan jalan dan
kawasan permukiman penduduk merupakan permasalahan lingkungan yang
harus segera dicarikan solusi pemecahannya oleh Pemerintah yang pada
pelaksanaanya memerlukan dukungan dan partisipasi dari masyarakat dan
sektor dunia usaha. Atas dasar permasalahan tersebut, serta sejalan dengan
tujuan pembangunan daerah Kabupaten Kerinci untuk menciptakan lingkungan
yang sehat dan dinamis ditetapkan tujuan pengembangan sub sektor drainase
adalah mewujudkan kabupaten Kerinci Bebas tersumbat dan bebas dari
genangan air dengan sasaran-sasaran sebagai berikut :
1)
Tersedianya data dan informasi mengenai sistem drainase yang
terintegrasi sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan drainase
yang sesuai dengan karakteristik kondisi wilayah Kabupaten Kerinci;
2)
Mengurangi daerah genangan air akibat luapan saluran drainase.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 31
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Adapun untuk mencapai tujuan, sasaran, dan strategi pengembangan
persampahan Kabupaten Kerinci dengan mempertimbangkan isu strategis
dalam
pengolahan
drainase
disusun
dan
disepakati
rumusan
strategi
pengembangan sub sektor drainase dapat dilihat pada tabel V.2.6 dibawah
ini:
Tabel. 5.10.
Tujuan, Sasaran, danTahapanPencapaianPengembangan Drainase
Tujuan
Mengoptimalkan
operasionalisasi
pengelolaan
drainase yang ada
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
1.Terwujudnya
1. Sosialisasi
pertahun
pengelolaan
drainase yang
2. Meningkatnya
Pasrtisipasi
optimal
masyarakat
2.Terwujudnya SDM
3. tersedianya
yang berkualitas
APBD yang
dalam pengelolaan
menunjang
drainase
untuk
3.Terwujudnya
pengelolaan
peningkatan APBD
drainase
dalam
4. tersedianya
pembangunan dan
lingkungan
Pengelolaan
yang sehat
Drainase
Strategi
1. Melaksanakan
Sosialisasi ke
Masyarakat
2. Mendorong
Masyarakat
berperan aktif
dengan
membentuk UPK
di setiap
kecamatan (
Khusus Drainase)
3. Mengalokasikan
Dana untuk
pengelolaan
Drainase
4. Memprioritaskan
Pembangunan
Drainase DesaDesa yang rawan
Bencana Banjir
demi terciptanya
kawasan tanpa
bencana banjir
Sumber : SSK Kabupaten Kerinci tahun 2013
D.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Promosi Higiene dan
Sanitasi (Prohisan)
Dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang ada saat ini, diharapkan
pada akhir periode program jangka, pendek, menengah dan jangka panjang
telah
direncanakan
(PROHISAN). Walaupun,
program-program
pada
saat
Promosi
Higiene
dan
ini masih ada sebagian
Sanitasi
penduduk
Kabupaten Kerinci berprilaku hidup belum sehat. Upaya mencapai tujuan,
sasaran, dan strategi pengembangan
program
yang
di
inginkan
akan
dilakukan secara bertahap.
Pemerintah Kabupaten Kerinci
Bappeda
Bab 5 - 32
Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci
Tahun 2015-2019
Dalam mencapai dan memperbaiki pola hidup bersih dan sehat adalah :
1)
Tercapainya Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk prilaku hidup
bersih dan sehat
2)
Meningkatkan kondisi dan kualitas lingkungan.
Untuk mencapai Tujuan, sasaran, dan strategi yang telah ditetapkan, maka
akan ada strategi yang ditempuh antara lain : 1) Pemberdayaan berwawasan
kesehatan, 2) Pemberdayaan masyarakat, 3) Pengembangan upaya dan
pembiayaan kesehatan, 4) Pengembangan dan Pemberdayaan SDM kesehatan.
Keberhasilan
pelaksanaan
rencana
strategic
instansi
Dinas
Kesehatan
Kabupaten Kerinci ini sangat tergantung kepada konsistensi, komitmen dan
kemauan yang kuat dari seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci
dalam melaksanakannya. Untuk itu visi dan misi, tujuan, sasaran, kebijakan
yang telah ditetapkan hendaknya dijadikan acuan dalam meningkatkan
kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan
di Kabupaten Kerinci dalam kurun waktu lima tahun. Penyusunan SSK ini
dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan kinerja tahunan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kerinci.
Tabel. 5.11.
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Tujuan
Meningkatkan Perilaku
1.
Hidup Bersih Dan Sehat Di
Kab. Kerinci
2.
3.
4.
Sasaran
Pernyataan sasaran
Indikator sasaran
Terlaksananya
1. Sosialisasi
pertahun
Sosialisasi tentang
PHBS di seluruh
2. Partisipasi
masyarakat
desa di kab. Kerinci
Terwujudnya
meningkat
3. tersedianya APBD
kesadaran
masyarakat untuk
4. tersedianya
lingkungan yang
ber PHBS
tersusunnya Perda
sehat
tentang PHBS
Terwujudnya desa
bersih dan sehat
Strategi
1.
2.
3.
4.
Melaksanakan Sosialisasi ke
Masyarakat
membentuk kelompok
lomba dasawisma untuk
penerapan kegiatan desa
bersih
menyusun dan menetapkan
ranperda tentang sanitasi
menjadikan kawasan
percontohan bagi desa yang
bersih dan sehat
Sumber : SSK Kabupaten Keri