DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh Na

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : Nana Umar Sumarna

A. Makna Penelitian
Penelitian (research) dapat diedfinisikan kegiatan kajian suatu
masalah dengan menggunakan metode ilmiah, secara sistematis, kritis,
ilmiah, dan lebih formal dan yang umumnya bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran, atau evaluasi suatu
pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi.
Ringkasnya, penelitian merupakan upaya pemecahan atau pemaparan
masalah dengan menggunakan metode ilmiah, dan terdiri dari tiga
elemen utama, yaitu (1) masalah, (2) teori, dan (3) pengumpulan dan
analisis fakta empirik.
Apapun jenis penelitiannya, kegiatan penelitian memiliki tahapan
kerja sebagai berikut (a) mendapatkan dan merumuskan masalah, (b)
mengaji teori untuk merumuskan hipotesis atau menetapkan kriteria
variabel dalam pengembangan / perancangan / pendiskripsian, (c)
mengumpulkan fakta empirik, baik dengan menggunakan berbagai
intrumen, melakukan perlakuan, atau dengan membuat produk tertentu,
(d) menganalisis temuan fakta atau produk dengan kriteria teoritik
untuk pengambilan kesimpulan, dan (e) menyimpulkan hasil dan

mempublikasi hasil penelitiannnya.
Kegiatan penelitian timbul karena adanya sifat manusia yang
selalu ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut membawa permasalahan.
Penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan
yang membutuhkan jawaban ilmiah. Permasalahan penelitian dapat
berupa pencarian teori, pengujian teori ataupun untuk mengasilkan
suatu produk guna pemecahan masalah praktis yang berada pada
lingkup pengetahuan ilmiah.

B. Masalah Ilmiah

1

Apakah masalah itu? Definisi ‘masalah’ bermacam-macam. Di
antaranya menyatakan bahwa ‘masalah’ terjadi bila ada ketidaksesuaian atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara das
Sollen dan das Sein, antara apa yang seharusnya dan apa yang ada
dalam kenyataan.
Di kehidupan sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan
jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Sumber pengetahuan
tidak hanya pikiran, tetapi juga intuisi, perasaan, dan juga wahyu. Dalam

kehidupan sangat sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan
jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Hanya bila masalah
tersebut membutuhkan kebenaran berkriteria keilmuan, maka masalah
ini disebut masalah keilmuan. Masalah seperti itulah yang semestinya
memerlukan jawaban dengan kerangka berpikir tertentu, yaitu
digunakannya metode keilmuan, atau memerlukan kegiatan penelitian
(ilmiah) dalam mencari jawaban dan pemecahannya.
Meskipun diketahui bahwa masalah keilmuan cukup banyak
terdapat di lingkungan kita, namun sering dirasakan betapa sulitnya
mengidentifikasikan, memilih dan merumuskan masalah. Kesulitan
pertama adalah, darimana kita mendapatkan masalah untuk penelitian
kita?
Terdapat berbagai sumber untuk “mendapatkan” masalah.
Masalah-masalah keilmuan sangat banyak dijumpai melalui bacaan.
Bacaan yang berupa laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, jurnal
umumnya sarat dengan informasi yang mengungkapkan pula berbagai
masalah keilmuan yang menarik. Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah
juga merupakan ladang masalah penelitian yang subur. Melalui kegiatan
tersebut, acapkali terlontar berbagai masalah penelitian yang sudah jadi
yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai masalah penelitian.

Masalah penelitian dapat tergali melalui hasil pengamatan. Dari
pengamatan akan timbul berbagai pertanyaan-pertanyaan yang melalui
penelitian dapat dicari jawabannya.
Tentu saja tidak semua masalah keilmuan yang dihadapi dan telah
dapat diidentifikasi, akan dijamin sebagai masalah yang layak dan
sesuai untuk diteliti. Kelayakan suatu penelitian berkaitan dengan
banyak faktor. Diantaranya adalah
1.

Kemanfaatan hasil.

2

Sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan
memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan
atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.
2.
Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan
(a)
mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk

pengajuan hipotesis, dan (b) mempunyai kemungkinan mendapatkan
sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis.

3.

Persyaratan dari segi si peneliti,
Pada prinsipnya sejauh mana
kemampuan si peneliti untuk
melakukan penelitian. Hal ini menyangkut setidak-tidaknya lima
faktor, yakni: biaya; waktu; alat dan bahan; bekal kemampuan
teoritis peneliti; dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian
yang akan digunakannya.

C. Jenis-Jenis Penelitian
Usaha manusia untuk mencari kebenaran dapat dilakukan melalui
pengalaman, penalaran dan penelitian. Pengalaman diperoleh akibat
berhubungan dengan fakta, fenomena dan data yang terjadi dalam
lingkungannya. Penalaran dilakukan secara deduktif, induktif dan
gabungan antara keduanya dengan menggunakan perangkat logika.
Sedangkan penelitian akan membimbing secara sistematik, terkontrol,

empirik dan kritis terhadap proposi-proposi hipotesis mengenai
hubungan yang diperkirakan ada antara gejala-gejala alamiah.
Penelitian dalam segala bentuknya dapat dikelompokkan menurut
tujuan. metoda, tipe dan jenis data. Pengelumpokkan ini dapat dilihat
pada tabel berikut
Tujuan

Metode

Tipe

Jenis Data

3

1. Murni
2.
Terapan

1. Historis

2. Survai
3. Studi Kasus
4. Korefasional
5. Non
eksperimen
6. Eksperimen

1.
2.
3.
4.
5.

Deskriftif
1 Kuantitatif
Komparatif
2. Kualitatif
Asosiatif
3. Gabungan
Eksploratif

keduanya
Eksplanatory

Syah-syah saja, jika para peneliti memilih salah satu jenis metode
penelitian dalam melaksanakan penelitiannya. Dengan memilih metode
penelitian, si peneliti juga akan memilih prosedur, teknik dan desain
penelitian yang sesuai. Prosedur penelitian akan memberikan urutanurutan pekerjaan yang harus dilakukan oleh peneliti secara runtut.
Teknik penelitian akan menunjuk alat ukur apa saja yang diperlukan
dalam melaksanakan penelitian atau dengan cara apa data di analisis.
Desain penelitian akan menggambarkan rincian bagaimana penelitian
itu harus dilakukan atau dengan kata lain desain penelitian merupakan
proses operasional penelitian.

D. Penelitian Tindakan
Penelitian (research) dan tindakan (action) sebenarnya merupakan
dua hal yang berbeda sama sekali, keduanya memiliki interdependensi.
Penelitian dilakukan oleh para peneliti (researcher) sedangkan tindakan
diberikan oleh para pengambil kebijakan (decision maker). Maka tidak
jarang kita ketemukan bahwa penelitian dilakukan untuk mengkaji atau
mengadakan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan oleh para

pengarnbil kebijakan, dengan kata lain tindakan tidak selalu tergantung
pada penelitian tetapi penelitian selalu bergantung pada tindakan.
Namun ada juga tindakan yang dilakukan untuk kepentingan suatu
penelitian.
Jika ada tindakan dan penelitian yang dilakukan bersama-sama
antara peneliti dan pengambil kehijakan, maka itulah yang disebut
penelitian tindakan (action research). Dengan cara seperti ini penelitian
dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat segera dipergunakan
untuk mengambil suatu tindakan. Pada penelitian tindakan, peneliti dan
pengambil kebijakan bersama-sarna merumuskan masalah, menyusun

4

desain dan melakassnakan penelitian. Ciri utama penelitian tindakan
adalah menemukan kesimpulan yang secara operasional signifikan,
sehinga ketika program sedang berjalan dapat dipergunakan. Penetitian
tindakan dilaksanakan melalui rangkaian kerja yang empiris dengan
didasarkau pada observasi langsung (obyektif) untuk memecahkan
masalah-masalah baru (aktual) yang diketemukan selama kegiatan
Penelitian tindakan diperkenalkan pertama kali oleh psikolog

Jerman, Kurt Lewin pada awal perang dunia ke-2. Lewin rnenggunakan
penelitian tindakan untuk menangani masalah-masalah sosial seperti
penanganan konflik dan krisis akibat perubahan-perubahan yang terjadi
dalam sebuah organisasi. Penelitian ini dilupakan orang karena diangap
kurang ilmiah akibat lemahnya validitas internal dan eksternal, kurang
representatifnya sampel dan tidak ketatnya kontrol terhadap variabel
bebas. Kemudian dilirik kembali, setelah menunjukkan hasil yang
memuaskan
dalam memecahkan masalah-masalah sosialkemasyarakatan seperti kenakalan remaja, budaya kerja dan lain
sebagainya.
Menurut Lewin, penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan
dalam situasi yang bersifat sfesifik dengan tujuan untuk mendiagnosis
masalah yang bersifat spesiflk pula dengan disertai upaya konkrit untuk
memecahkannya.1 Bagi Kemmis, penelitian tindakan merupakan upaya
uji-coba gagasan-gagasan ke dalam praktek dengan maksud
memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata
dari situasi tersebut.2 Selain itu penelitian tindakan juga merupakan
suatu proses yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok yang
menghendaki perubahan dalarn situasi tertentu untuk menguji prosedur
yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan.3

Tindakan pada penelitian tindakan memiliki kriteria-kriteria
tertentu. Pertama, tindakan harus direncanakan berdasarkan hasil
reflektif kritis terhadap paraktek terkait.
Kedua, tindalan tersebut
dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat
diubah kearah yang lebih baik. Ketiga, tindakan merupakan jawaban
terhadap permasalahan awal untuk dapat melakukan perbaikan.

1 Mc Taggart, Action Research A sort Modern History, Sidney : Deakin University, 1994, p. 14
2 Kemmis, The Action Researvh Planner, Sidney : Deakin University, 1988, p. 8
3 Sugiyono, Metoda Penelitian Administrasi , Bandung : alfabeta, 2001, p. 5

5

Setiap
penelitian
memiliki
karakteristik tersendiri
yang
berbeda

dengan penelitian lainnya, penelitian tindakan memiliki
karakteristik :
1. Sifat penelitian luwes dan adaptif,
2. Prosedur penelilian bersifat on the spot,
3. Pemecahan masalah penelitian dalam situasi dan konteks tertentu,
4. Lingkup penelitan relatif khusus dan konkrit dengan tindakan yang
khusus dan konkrit pula,
5. Pelaksanaan penelitian berkembang melalui refleksi spiral dengan
sendirinya (Self-reflective spiral) yakni suatu daur ulang dengan
urutan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Seperti tampak pada gambar berikut:
Permasalahan

Perencanaan tindakan I

Refleksi I
Refleksi I

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Permasalahan baru hasil refleksi

Pelaksanaan
Tindakan II

Perencanaan tindakan II

Refleksi II
Refleksi II

Siklus II

Pengamatan/ Pengumpulan
data II

Bila permasalahan belum terselesaikan..
Dilanjutkan ke siklus berikutnya..

Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan diawali dengan perumusan masalah dan tujuan
penelitan tindakan secara bersama-sama antara peneliti dan pengambil
kebijakan. Tahap ini dikenal sebagai tahap pra-refleksi. Rumuskan
permasalahan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

E. Penelitian Tindakan Kelas

6

Penelitian tindakan yang diterapkan di kelas disebut penelitian
tindakan kelas (classroom action research), jenis penelitian ini muncul
sebagai jawaban kritis atas kenyataan bahwa peneltian pendidikan yang
dilakukan selarna ini kurang bermanfaat, terlalu abstrak, teoritis dan
kurang tampak penerapannya di Madrasah.
Banyak penelitian pendidikan kurang melibatkan guru. Sering kali
guru dljadikan obyek penelitian, guru yang diteliti jarang mendapai
masukan (input) tentang berhasil atau tidaknya proses pembclajaran
yang ia lakukan. Hasil penelitian pendidikan juga kurang memberikan
umpan balik (feedback) bagi guru-guru untuk melakukan perbaikan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Penelitian tindakan kelas merupakan penditian tindakan yang
dilakukan didalam kelas oleh para guru sebagai peneliti dan pengarnbil
kebijakan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas pembelajaran
ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian tindakan kelas memungkinkan adanya peluang
untuk membentuk guru sebagai peneliti (teacher as researcher) yang
dapat menjembatani kompleksitas kepribadian siswa dengan suasana
pembelajaran sehari-hari. Seringkali guru sering tidak berdaya melihat
kekurang berhasilan para siswa dalam mencapai lujuan pendidikan,
padahal segala daya upaya telah dikerahkan. Dengan melakukan
penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan penelitian yang
masalah penelitiannya bersumber dari lingkungan dan suasana kelas itu
sendiri. Kemudian hasil penelitiannya akan menjadi sumber pengambilan
kebijakan bagi guru untuk memperbaiki atau mengevaluasi kekurangankekurannganya selama ini dan akhirnya diberikan tindakan-tindakan
sehingga masalah dalam pembelajaran itu dapat diperbaiki oleh diri
sendiri.
F. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Beberapa karakteristik peneltian tindakan kelas yang penting
adalah:
1. Tujuan, untuk memperoleh pengetahuan yang dapat diterapkan
langsung di dalam kelas agar praktek-paraktek pembelajaran dapat
diperbaiki atau ditingkatkan.
2.
Lokasi Penelitian, Dilakukan dalam ruang lingkup kecil (mikro)
seperli dalam kelas.

7

3.

4.

5.

6.

7.

Masalah, diangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari
yang dihadapi oleh guru. Jadi penelitian tindakan kelas akan dapat
dilaksanakan jika guru menyadari betul adanya masalah yang terkait
dengan proses pembelajaran.
Sampel, tidak perlu representatif karena bukan untuk keperluan
generalisasi. Boleh dikatakan, sampel dan populasi dalam penelitian
tindakan kelas tidak diperlukan.
Desain penelitian, dapat disusun secara kolaboratif antara teman
sejawat, kepala Madrasah atau pakar pendidikan. Desain
penelitiannya berupa prosedur tindakan yang direncanakan akan
dikenakan pada ohyek penelitian dengan kemungkinan teijadinya
belokan-belokan selama pengamatan.
Pengukuran,
bersifat langsung melalui observasi sehingga
memerlukan dokumen berupa tabel pengamatan, chek-list dan
sebagainya.
Analisis data, prosedurnya sederhana, dapat juga mengunakan
teknik-teknik statistika.

G. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Ada lima prinsip yang harus diperhatikan oleb para guru jika akan
melakukan penelitian tindakan kelas, prinsip-prinsip itu adalah:
1. Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan guru hendaknya tidak
mengganggu tugas
utama guru dalam melaksanakan proses
pembelajatran,
2. Metoda pengumpulan data tidak menyita waktu guru,
3. Metodologi yang dipergunakan harus reliabel untuk memungkinkan
guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran yang diterapkan di kelas
tertentu.
4. Masalah penelitan tidak terlalu komplek dan dapat dipecahkan oleh
guru,
5. Pemecahan masalah hendaknya mengacu pada kebutuhan guru
sebagai peneliti dan pengambil kebijakan.
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata.
Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium)
dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis.
Tindakan tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja

8

dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan,
kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang
sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan
sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas. Di samping itu PTK,
karena menggunakan kegiatan nyata di kelas, menuntut etika, antara
lain: (a) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas
mengajar guru. (b) jangan terlalu menyita banyak waktu (dalam
pengambilan data, dll). (c) masalah yang dikaji harus merupakan
masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru., (d) dilaksanakan
dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dll)
Untuk memudahkan penerapan prinsip-prinsip tindakan, sebelum
melaksanakan tindakan guru perlu menyusun dulu rencana tindakan.
Ada pendekatan yang sering digunakan orang dalam merencanakan
penelitian tindakan kelas, pendekatan itu dikenal dengan istilah SMART (
Spesific, Manageabel, Acceptable, Realistic, Time-bound)
H. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang
diterapkan dalam konteks pembelajaran, oleh karena itu tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa langkah-langkah dalam peneltian
tindakan kelas dapat mengadopsi sepenuhnya pada langkah-langkah
penelitian tindakan, yakni: (1) Perencanaan yang diawali dengan refleksi
awal, (2) Tindakan, (3)
Pengamatan, dan (4)
Refleksi. Keempat
langkah tersebut dapat diamati pada gambar berikut.
IDE (REFLEKSI) AWAL
MASALAH BERDASARKAN FAKTA

9

REVISED PLAN
Gambar 2 Desain PTK

Kemudian penelitian tindakan dilakukan dengan tahap-tahap:
1. Perencanaan
Himpun data yang berkenaan dengan masalannya atau lakukan studi
perpustakaan, rumuskan hipotesis dan stratcgi pendekatan dalam
memecahkan masalah. Buat desain penelitian, rumuskan pula
prosedur, alat pengumpul data dan waktu penelitian tindakan akan
dilaksanakan. Tentukan kritena evaluasi, teknik pengukuran serta
teknik-teknik analisis yang akan digunakan. Hal yang terpenting
dalam perencanaan ini adalah rincian operasional mengenai tindakan
apa yang ingin dikerjakan atau perubahan apa yang diharapkan.
2. Tindakan dan Pengamatan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari tahap perencanaan.
Berikan tindakan pada obyek penelitian sesuai dengan rencana,
tindakan dapat dilakukan dengan perlakukan atau pernyataan.
Kumpulkan data melalui pengamatan langsung (observasi) secara
rinci dan teliti, lakukan pencatatan atau bila perlu secara audiovisual

10

melalui perekaman. Lakukan modifikasi-modifikasi yang dianggap
perlu walaupun itu membelok dari rencana semula. Belokan-belokan
tersebut harus dicatat sebaik mungkin dan berikan pula alasan
kenapa dilakukan perubahan dari rencana semula.
3. Refleksi
Refleksi merupakan tahap terakhir dari daur penelitian tindakan,
refleksi merupakan kajian kritis terhadap hal-hal yang dilakukan pada
tahap sebelumnya. Berikan kesimpulan terhadap pengamatan atas
tindakan yang diberikan. Kesimpulan ini mungkin menjadi
permasalahan baru, seperti seberapa efektif perubahan yang terjadi ?,
adakah faktor penghambat ?. Jawaban ini tentu saja akan menjadi
bahan perencanaan ulang, kemudian tindakan dan pengamatan
ulang, serta refleksi ulang. Sehingga membentuk suatu siklus (daur).
Berhasil tidaknya suatu penetitian tindakan kelas, jelas amat
bergantung pada refleksi awal dan perencanaan. Untuk memperoleh
perencanaan yang baik dalam peneiltian tindakan kelas, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Rurnuskan masalah dengan jelas dan operational,
2. Himpun data yang berhubungan dengan masalah melalui kajian
pustaka,
3. Rumuskan hipotesis serta strategi pendekatan dalam memecahkan
masaiah,
4. Buat desatn penelitian melalui perumusan prosedur penelitian, alat
dan teknik pengukuran, leknik analisis data serla kriteria evaluasi
yang digunakan…

Tindakan dan pengamatan merupakan realisasi dari perencanaan.
Jangan heran bila rencana-rencana tadi tidak terlaksana seperti apa
yangdiharapkan,
tak perlu ragu untuk melakukan modifikasi dari
rencana. Catatlah modifikasi yang dilakukan tersebut dan beri alasan
mengapa terjadi perubahan. Inti dari tahap ini adalah pengumpulan
fakta (fact finding) dari tindakan yang diberikan.
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri
dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan
hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama
tersebut, guru (bersama peneliti, bila PTKnya tidak dilakukan sendiri

11

oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada
siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan
sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan , atau untuk
meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang
dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan
dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki
berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus
pertama.
Hal yang khusus pada tindakan adalah adanya hal yang berbeda
dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya,
karena yang sudah dilakukan dipandang belum memberikan hasil yang
memuaskan. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka
harus dilakukan secara berulang-ulang, agar diperoleh keyakinan akan
keampuhan dari tindakan. Jika dibandingkan dengan eksperimen adalah
demikian. Eksperimen melihat bagaimana efektivitas perlakukan,
sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan kelancaran proses tindakan.
Oleh karena itu yang dipentingkan dalam PTK adalah proses, sedangkan
hasil tindakan merupakan konsekuensi logis dari ampuhnya tindakan.
Pengulangan langkah dari setiap awal sampai akhir seperti itu disebut
siklus. Untuk KTI guru, PTK sedikitnya dilaksanakan dua siklus.
Untuk memperoleh refleksi yang baik diperlukan penulisan laporan
penelitian. Laporan ini berisi kumpulan data, hasil analisis dan
interpretasi peneliti terhadap masalah yang diteliti. Boleh jadi dari
laporan tersebut muncul permasalahan baru, sehingga ada perencanaan
ulang, tindakan dan pengamatan ulang serta refleksi ulang. Sehingga
penelitian tindakan kelas akan membentuk siklus baru.
Laporan
penelitian yang lengkap tentu saja harus memapar-ulang semua
kegiatan penelitian dari awal hingga akhirr
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru
dapat melanjutkan dengan tahap kegaita-kegiatan seperti yang terjadi
dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru
belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara
dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.

Kegiatan pembelajaran yang umum dilakukan oleh seorang guru
adalah (a)
merancang pembelajarannya yang meliputi rancangan
penataan isi, rancangan strategi pembelajaran termasuk rancangan

12

pengembangan dan pemanfaatan media, rancangan evaluasi dan lainlain, (b) menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran, termasuk di
dalamnya pemilihan dan penggunaan model pembelajaran tertentu
sesuai tujuan, penggunaan media, dan pengelolaan kelas, serta (c)
melakukan evaluasi baik proses maupun hasil pembelajaran.
Ketiga
kegiatan itu, harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar diperoleh
hasil belajar yang sesuai dengan tujuannya, dan dalam waktu yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, terdapat banyak faktor masalah
yang mempengaruhi hasil pembelajaran tersebut.
Dalam konteks inilah guru dapat mengembangkan penelitian
tindakan kelas yang berakar dari masalah pembelajaran itu sendiri.
Contoh-contoh masalah yang berkaitan dengan input pendidikan
misalnya (1) mutu siswa, (2) kualifikasi guru, (3) ketersedian sumber
belajar atau (4) lingkungan belajar.
Untuk proses pembelajaran,
masalah yang dapat diangkat menjadi penelitian tindakan kelas
diantaranya adalah (1) keterampilan bertanya, (2) gaya mengajar, (3)
cara belajar, (4) media pembelajaran, (5) strategi pembelajaran, (6)
pengelolaan kelas, (7) metode pembelajaran atau (8) evaluasi
pembelajaran. Dibidang input pendidikan terdapat masalah
hasil
belajar.

Daftar Pustaka

1. David S. Hopkins, A Teacher's Guide in Classromm Research, 2th ed,
Buckingham ; Open Univ Press. 1989
2. H. Mc Taggart, Action Research A Sort Modern History, Sidney :
Deakin University, 1994.
3. S. Kemmis, The Action Research Planner, Sidney. Deakin University,
1988.
4. Stephen Isaac dan William B. Michael, Handbook in Research and
Evaluation, 2th ed, SanDiego, EdiTS Puhlisher, 1982.
5. Sugiyono, Metoda Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabela, 2001.
6. Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan, Bandung :
Alfabela, 2007.
7. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bina Ilmu,
2004

13

14

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PONCOWARNO KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

10 138 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62