Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalam Sediaan Sirup Multivitamin Secara Spektrofotometri Ultraviolet
28
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi (Edisi Revisi dan Perluasan).
Bandung: Penerbit ITB. Hal. 69, 97, 132.
Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hal. 129.
Anonim. (2012). Vitamin. Available from: http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin.
Tgl: 05 Mei 2012.
Ansel, H. C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI
Press. Hal. 333.
Cahyadi, W. (2006). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 1-6.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Penerbit Andalas University Press. Hal. 154.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia, Jilid IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I. Hal. 47-48.
Ditjen POM, (1993). Metode Analisa Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional No.35/OT/1993 tentang Identifikasi dan Penetapan Kadar Asam
Benzoat. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia.
(1988).
No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan
Kartasapoetra, G dan Marsetyo, H. (2008). Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan
dan Produktivitas Kerja). Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 5.
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Jakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 220.
Sastrohamidjojo. H. (1985). Kromatografi. Edisi I. Yogyakarta: Liberty. Hal. 1,
29, 34-35.
Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Hal. 224-225.
Yuliarti, N. (2007). Awas! Bahaya Dibalik lezatnya Makanan. Yogyakarta:
Penerbit Andi. Hal. 71.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi (Edisi Revisi dan Perluasan).
Bandung: Penerbit ITB. Hal. 69, 97, 132.
Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hal. 129.
Anonim. (2012). Vitamin. Available from: http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin.
Tgl: 05 Mei 2012.
Ansel, H. C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI
Press. Hal. 333.
Cahyadi, W. (2006). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 1-6.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Penerbit Andalas University Press. Hal. 154.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia, Jilid IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan R.I. Hal. 47-48.
Ditjen POM, (1993). Metode Analisa Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional No.35/OT/1993 tentang Identifikasi dan Penetapan Kadar Asam
Benzoat. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia.
(1988).
No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan
Kartasapoetra, G dan Marsetyo, H. (2008). Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan
dan Produktivitas Kerja). Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 5.
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Jakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 220.
Sastrohamidjojo. H. (1985). Kromatografi. Edisi I. Yogyakarta: Liberty. Hal. 1,
29, 34-35.
Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Hal. 224-225.
Yuliarti, N. (2007). Awas! Bahaya Dibalik lezatnya Makanan. Yogyakarta:
Penerbit Andi. Hal. 71.
Universitas Sumatera Utara