Analisis Gaya Bahasa pada Peribahasa Mandarin dalam Buku 50 Chinese Wisdoms

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia yang diciptakan sebagai mahluk
sosial tentu tidak akan lepas dari bahasa sebagai alat komunikasi, baik itu lisan
maupun tulisan. Bahasa mampu merajut interaksi antar individu sebagai makhluk
individu dan sosial. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2008:21). Bahasa juga merupakan salah
satu ciri yang menjadi pembeda, hal ini karena dengan memakai bahasa maka
setiap kelompok yang ada pada masyarakat dapat menjadi dirinya sebagai
kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain (Saussure, 1959:11).
Saat ini terdapat lebih dari 2700 bahasa yang digunakan di dunia, dengan
lebih dari 7000 dialek. Di Indonesia sendiri ada 365 bahasa yang digunakan.
Kemampuan berbahasa masing-masing orang berbeda-beda, ada yang bisa
mempelajari dua, tiga atau bahkan lebih banyak bahasa. Mempelajari bahasa tidak
ada batasnya sebab bahasa juga mempengaruhi hubungan antar masyarakat
ataupun bangsa. Melalui bahasa, suatu negara dapat melakukan hubungan
kerjasama dengan negara-negara lain. Melalui kemajuan, hubungan tersebut
mendorong orang untuk tidak hanya mempelajari bahasa ibu, tetapi juga

mendorong orang untuk mempelajari bahasa asing.

1
Universitas Sumatera Utara

Setiap bangsa dan negara di dunia ini memiliki bahasa sendiri, sejarah,
kebudayaan, dan kesenian. Salah satu bentuk kebudayaan khususnya berkaitan
dengan bahasa dan penggunaannya adalah peribahasa. Sudah menjadi sebuah
tradisi di Indonesia dalam bercakap-cakap banyak sekali mempergunakan
peribahasa. Bukan pada orang suku Melayu saja menggunakan peribahasa dalam
kehidupan sehari-hari, melainkan boleh dikatakan dalam segala golongan suku
bangsa Indonesia peribahasa itu mendapat bagian terbesar dalam percakapan
(Pramuntjak, 1983:6). Karena setiap bangsa mempunyai peribahasa yang
mencerminkan watak suatu bangsa.
Peribahasa Tionghoa adalah salah satu sari pati dari kebudayaan Tionghoa
yang telah berjalan lebih dari 5000 tahun, peribahasa merupakan ungkapan
mengenai cara berpikir, pandangan tentang idealisme, pandangan tentang etika,
bahkan cara pemikiran taktik dan strategi militer dan hubungan masyarakat dan
lain-lain.
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya

dan biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu (Poerwadarminta, 1976:738).
Peribahasa yang berisi nasihat, prinsip hidup, motivasi, kearifan, dan
kebijaksanaan ini biasanya mengambil bentuk perumpamaan atau perbandingan.
Chéngyǔ (成语) memiliki arti yang sama dengan peribahasa pada bahasa
Indonesia. Chéngyǔ adalah kelompok kata atau frasa yang tetap yang sudah
digunakan dalam jangka waktu panjang, bentuknya ringkas dan padat (xiàn dài
hàn yǔ cí diǎn, 2009:173). Contoh: 水火不容 Shuǐ huǒ bù róng (Seperti anjing
dengan kucing) yang artinya digunakan untuk menggambarkan dua orang yang
saling bermusuhan dan tidak bisa didamaikan.

2
Universitas Sumatera Utara

Peribahasa bahasa Mandarin memiliki salah satu ciri terdiri dari empat
kata. Peribahasa sering digunakan untuk membantu memperbanyak kosa kata
yang dipelajari dan membantu meningkatkan kemampuan menulis karangan.
Namun pada kenyataannya, banyak orang yang mengalami kesulitan dalam
mempelajari peribahasa bahasa Mandarin karena kebanyakan peribahasa yang
terdiri dari empat kata akan sulit di uraikan artinya. Dalam mengartikan tidak bisa
mengartikan katanya satu per satu.

Dalam pembentukan peribahasa bahasa Mandarin memanfaatkan berbagai
gaya bahasa, sehingga peribahasa tersebut menjadi tampak ringkas, sangat
berfigur, dan memiliki daya tarik tersendiri. Gaya bahasa adalah bahasa indah
yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta
memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang
lebih umum (Tarigan, 1985:5).
Pada buku xiū cí xué fā fán (1997:71), gaya bahasa adalah “人们在长期的
语言交际过程中,在本民族语言特点的基础上,为提高语言表达效果而形成
的格式化的方法、手段” yang artinya “sebuah cara atau metode yang terbentuk
dari proses komunikasi bahasa manusia, demi meningkatkan hasil penyampaian
bahasa tersebut.” Contohnya salah satu peribahasa :口若悬河 Kǒu ruò xuán hé,
Peribahasa ini memiliki arti sebagai berikut : bicara bagaikan curahan air terjun
tak henti-hentinya. Dalam peribahasa ini menggunakan gaya bahasa hiperbola.
Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan
baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan,
memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Hiperbola merupakan

3
Universitas Sumatera Utara


pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal. Maksudnya adalah sepatah kata yang diganti dengan
kata lain yang memberikan pengertian lebih hebat daripada kata lain.
Dengan memperhatikan pemanfaatan gaya bahasa pada peribahasa bahasa
Mandarin, maka peneliti tertarik untuk mengangkat topik analisis gaya bahasa
pada peribahasa bahasa Mandarin, yang berfokus pada pembahasan gaya bahasa
yang terdapat pada peribahasa (chéngyǔ) dalam buku 50 Chinese Wisdoms karya
Leman. Adapun alasan peneliti memilih buku ini adalah buku ini berisi
peribahasa-peribahasa yang memiliki ciri dan sifat membandingkan, pengkiasan,
penggunaan bahasa yang terlalu berlebihan namun indah dan kata-kata yang
memotivasi, kata-kata mutiara, kisah-kisah yang menginspirasi dalam menggeluti
kehidupan, filosofi yang sangat bernilai, dan falsafah hidup yang dikemas dalam
bentuk peribahasa. Buku ini sebagai warisan sejarah dan budaya yang begitu
tinggi dan luhur, nilai-nilainya tak akan lekang oleh waktu. Ini akan bermanfaat
bagi pembelajaran bahasa mandarin dalam memahami peribahasa bahasa
mandarin yang umumnya terdiri dari empat huruf, dan sarat makna.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan yang ingin
dibahas oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

a. Gaya bahasa apa sajakah yang terdapat pada peribahasa bahasa
Mandarin di buku 50 Chinese Wisdoms.
b.

Gaya bahasa apa sajakah yang paling banyak terdapat pada peribahasa
bahasa Mandarin di buku 50 Chinese Wisdoms.

4
Universitas Sumatera Utara

1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dibuat agar penelitian ini tidak terjadi
kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta tujuan dari penelitian dapat
tercapai. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan penulis akan membahas
penjenisan gaya bahasa pada peribahasa mandarin dan frekuensi munculnya gaya
bahasa yang ada dalam buku 50 Chinese Wisdom.

1.4 Tujuan penelitian
Pada dasarnya sebuah penelitian mempunyai tujuan tertentu yang memberi
arah pelaksanaan pada penelitian tersebut. Hal ini dianggap penting agar tujuan

yang diinginkan dapat tercapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi gaya bahasa apa sajakah yang muncul pada
peribahasa bahasa Mandarin di buku 50 Chinese Wisdoms.
b. Mengelompokan gaya bahasa apa sajakah yang paling banyak terdapat
pada peribahasa bahasa Mandarin di buku 50 Chinese Wisdoms.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1

Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat dari penelitian tentang analisis gaya bahasa pada

peribahasa bahasa Mandarin dalam buku 50 Chinese Wisdoms adalah :

5
Universitas Sumatera Utara

a. Bagi penulis sendiri adalah untuk mengasah kemampuan berbahasa
dan sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan
mengenai peribahasa bahasa Mandarin.

b.

Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan
keilmuan, khususnya terhadap kajian sastra, struktur dan pengajaran.

c.

Dapat menjadi rujukan dalam mempelajari bahasa Mandarin
khususnya dalam bidang peribahasa

1.5.2

Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat dari penelitian tentang analisis gaya bahasa pada

peribahasa bahasa Mandarin dalam buku 50 Chinese Wisdoms adalah :
a. Memberikan pemahaman bagi publik tentang penggunaan gaya bahasa
pada peribahasa bahasa Mandarin.
b. Agar orang-orang dapat menggunakan peribahasa sebagai sarana untuk
menasehati, memotivasi diri dan menjadikan prinsip hidup dalam

kehidupan sehari-hari.
c. Memberikan motivasi bagi peneliti selanjutnya untuk lebih giat
melakukan penelitian tentang gaya bahasa.

6
Universitas Sumatera Utara