Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Terhadap Pelaksanaan Eksekusi Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Di Bank Sumut (Studi Pada Bank Sumut)

BAB I
PENDAHULUAN

H. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang berkembang ditandai dengan adanya
program pembangunan nasional yang berkesinambungan. Pembangunan ekonomi
sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari pembangunan
nasional adalah upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945). Untuk meningkatkan pembangunan
nasional yang bertitik berat pada bidang ekonomi diperlukan adanya peningkatan
pendapatan nasional. Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum yang
dapat mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur. 2
Selaras dengan arah kebijakan pembangunan dibidang ekonomi dan hukum.
Pembangunan dibidang hukum yang antara lain menyeimbangkan peraturan
peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan perekonomian dalam
menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan kepentingan nasional.
Kegiatan pembangunan dibidang ekonomi tentu membutuhkan penyediaan modal


2

Rudyanti Dorotea Tobing, Hukum Perjanjian Kredit (Konsep Perjanjian Kredit
Sindikasi yang Berasaskan Demokrasi Ekonomi), (Yogyakarta, Laksbang Grafika, 2014), hal 1

Universitas Sumatera Utara

yang cukup besar, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam pelaksanaan
pembangunan.
Peningkatan

laju

perekonomian

akan

menimbulkan


tumbuh

dan

berkembangnya usaha yang di lakukan oleh masyarakat, biasanya pelaku usaha
dalam mengembangkan usahanya selalu berupaya menambah modal usahanya
dengan cara melakukan pinjaman atau kredit langsung dengan perbankan.
Lembaga perbankan mempunyai peranan strategis untuk mendorong perputaran
roda perekonomian melalui kegiatan utamanya, yaitu menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk pemberian kredit untuk
mendukung pembangunan. 3
Bank dalam prakteknya saat ini menyalurkan berbagai macam kredit
sesuai kebutuhan dan kegiatan masyarakat. Adanya hak milik perorangan tanah
menjadi lebih bermakna pada nilai kapital aset, salah satunya bisa di jadikan
jaminan suatu kredit. Akan tetapi, tanah hak milik yang merupakan salah satu
bentuk hak tanggungan yang di jadikan jaminan kredit itu mengekor pada
kreditnya bila kreditnya macet, maka konsekuensinya menjadi pelunasan kredit
tersebut, yaitu dengan cara menguangkan apa yang menjadi jaminan kredit
itusendiri dalam hal ini adalah tanah yang di jadikan sebagai jaminan atas kredit
yang diajukan oleh debitur kepada kreditur.4Bagi masyarakat perorangan maupun

badan usaha yang berusaha meningkatkan kebutuhan konsumtif ataupun produktif
membutuhkan pendanaan dari bank sebagai salah satu sumber dana yang
3

Bachtiar Jajuli, Eksekusi perkara perdata segi hukum dan penegakan hukum, (Jakarta,
Akademika Pressindo, 1987), hal 43.
4
Husni, Hak Tanggungan Dan Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai Perlindungan Hukum
Bagi Kreditur, http://library.uwp.ac.id/digilib/files/disk1/6/--husni-278-1-03100000-h.pdf yang
diakses pada tanggal 9 April 2017 pada pukul 18.00

Universitas Sumatera Utara

diantaranya dalam bentuk perkreditan, agar mampu mancukupi dalam mendukung
peningkatan usahanya. Mengingat pentingnya kedudukan dana perkreditan dalam
proses pembangunan, sudah semestinya kreditur dan debitur serta pihak lain yang
terkait mendapat perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat agar
dapat memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan
sebagai upaya mengantisipasi timbulnya risiko bagi kreditur pada masa yang akan
datang. Untuk usaha tersebut dapat menggunakan jasa perbankan.Salah satu

alternatif dalam pendanaan yang dapat digunakan adalah melalui bank. Pengertian
bank seperti yang tercantum dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa: “Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”.
Fungsi menghimpun dan menyalurkan dana itu berkaitan erat dengan kepentingan
umum, sehingga perbankan wajib menjaga dengan baik dana yang dititipkan
masyarakat tersebut. Perbankan harus dapat menyalurkan dana tersebut ke bidangbidang yang produktif bagi pencapaian sasaran pembangunan. 5
Subjek dalam perjanjian kredit adalah kreditur dan debitur. Kreditur
adalah orang atau badan hukum yang memberikan kredit kepada debitur. Debitur
adalah orang atau badan hukum yang menerima kredit dari kreditur. Kredit
menurut Pasal 1 angka 11 UU Perbankan adalah: “Penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
5

Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung, Alumni, 1994), Cet 2,
hal.105-106.

Universitas Sumatera Utara


meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”
Prestasi dalam perjanjian kredit adalah pihak kreditur memberikan kredit
kepada debitur dan debitur berkewajiban untuk membayar pokok dan bunga, serta
biaya-biaya lainnya. Bunga pinjaman adalah pendapatan yang diterima kreditur
secara berkala atas penggunaan kredit oleh debitur, sesuai yang disepakati dalam
perjanjian kredit. Serta biaya-biaya lain meliputi denda keterlambatan dalam
pembayaran pokok dan bunga. Adapun Jangka waktu kredit adalah masa
berlakunya perjanjian kredit yang dibuat oleh para pihak.
Perlu sekali adanya hukum jaminan yang mampu mengatur konstruksi yuridis, yang
memungkinkan pemberian fasilitas kredit, dengan menjaminkan benda-benda yang
akan dibelinya sebagai jaminan. Peraturan-peraturan demikian kiranya harus cukup
meyakinkan dan memberikan kepastian hukum bagi lembaga-lembaga pemberian
kredit, baik dari dalam maupun luar negeri. Prakteknya pihak Bank selaku kreditur
dalam memberikan fasilitas berupa kredit, meminta kepada debitur untuk
menyerahkan jaminan berdasarkan persyaratanpersyaratan yang sebelumnya telah
disepakati antara pihak Bank selaku krediturdan peminjam selaku debitur. 6
Pemberian hutang oleh bank sebagai kreditur kepada debitur sudah
merupakan praktik sejak berabad-abad yang lalu dalam kehidupan masyarakat.

Adalah sulit pada zaman sekarang ini untuk menemukan orang atau perusahaan
yang tidak mengambil utang (pinjaman atau kredit), baik berupa utang jangka
pendek maupun utang jangka panjang. Utang sudah merupakan faktor yang tidak
6

Rachmadi Usman, Pasal-pasal Tentang Hak Tanggungan atas Tanah, (Jakarta,
Djambatan 1999), hal. 22.

Universitas Sumatera Utara

dapat dipisahkan dalam kehidupan bisnis. Pemberian kredit berarti kepercayaan.
seorang nasabah yang mendapatkan kredit dari bank memang adalah seorang yang
mendapat kepercayaan dari bank. 7Dalam lingkungan perbankan biasa terjadi dalam
pembuatan perjanjian dilakukan secara sepihak tanpa melibatkan pihak nasabah.
Perjanjian itu biasanya dalam bentuk formulir yang telah disiapkan oleh bank
kemudian diserahkan kepada pihak nasabah dengan prinsip take it or leave it
contract. Perjanjian semacam ini telah lazim digunakan dalam perjanjian baku atau
perjanjian standar atau disebut juga perjanjian adhesi.Dalam perjanjian seperti ini,
pihak kedua sama sekali tidak dapat mengajukan usul ataupun masukan dan
keberatan terhadap format perjanjian dan klausula-klausula yang ada didalamnya.

Pencantuman klausula-klausula yang telah dibuat sepihak oleh pihak bank
dalam bentuk perjanjian standar akan memberikan bank kewenangan yang tidak
seimbang jika dibandingan dengan nasabah debitur. Hal ini dapat terjadi karena
pihak bank merupakan pihak yang lebih unggul secara ekonomis dari pada nasabah
yang membutuhkan dana, sehingga menimbulkan keadaan ketentuan yang diatur
oleh bank dalam perjanjian kredit, mau tidak mau harus diterima pihak nasabah
debitur agar dapat memperoleh kredit dari bank yang bersangkutan.
Pada dasarnya perjanjian dibuat berdasarkan kesepakatan antara dua pihak
yang cakap untuk bertindak dalam hukum untuk melaksanakan suatu prestasi yang
tidak bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku, kesusilaan, dan ketertiban
umum. Selain melihat unsur–unsur sahnya, perjanjian yang dibuat harus
memperhatikan asas kebebasan berkontrak. Para pihak bebas menentukan isi
7

R. Subekti, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, cet.1,
(Bandung, Citra Adita Bakti, 1989), hal. 1.

Universitas Sumatera Utara

kontrak dan objek perjanjian. Namun dalam perkembangannya asas kebebasan

berkontrak mempunyai keterbatasan. Untuk itu perlindungan bagi debitur selaku
konsumen dalam perbankan perlu diperhatikan lebih lanjut. Klausula baku
seharusnya tidak lagi bisa diterapkan dalam perjanjian kredit karena UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah melarang
adanya klausula-klausula yang berpotensi bisa merugikan pihak debitur. Hal ini
sudah harus sejak dini diterapkan, masyarakat membutuhkan sebuah perlindungan
yang benar-benar melindungi sehingga apapun bentuk pelanggaran terhadap
konsumen bisa dihilangkan. 8
Pasal 18 angka 1 huruf g UU Perlindungan Konsumen yang berbunyi:
“menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru,
tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku
usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya”
Pasal tersebut dengan jelas bahwa bank dilarang untuk menyatakan tunduknya
debitur pada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan, atau perubahan
lanjutan yang dibuat sepihak oleh bank dalam masa perjanjian kredit. Nasabah
peminjam kredit juga merupakan konsumen yang hak-hak dasarnya harus
dilindungi. Perjanjian baku yang dibuat bank dalam perjanjian kredit terkadang
masih

mengabaikan


hak-hak

dasar

konsumen.

Pasal 1313

KUHPerdata

menjelaskan perjanjian yang dibuat menimbulkan hak dan kewajiban pada masingmasing pihak yang dimana pihak didalam perjanjian kredit yaitu kreditur dan

8

Ranuhandoko, Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Kredit, hukumonline.com, yang
diakses pada tanggal 13 juli 2017

Universitas Sumatera Utara

debitur, jadi setiap hak dan kewajiban kreditur dan debitur adalah sama dan tidak

boleh ada pihak yang diuntungkan maupun dirugikan didalam perjanjian kredit ini.
Salah satu bentuk klausula baku dari perjanjian kredit bank yang dapat
merugikan pihak debitur ataupun merampas hak-hak si debitur secara sewenangwenang adalah ketika si debitur mengalami kredit macet maka pihak Bank dapat
langsung mengeksekusi Hak Tanggungan yang dilakukan melalui proses lelang
tanpa diketahui oleh pihak debitur terlebih dahulu. Disini dapat dilihat bahwa yang
dilakukan oleh pihak Bank adalah merugikan debitur selaku konsumen. Seharusnya
Perjanjian yang dibuat oleh subjek hukum yang cakap hukum tidak boleh
merugikan ataupun menguntungkan salah satu pihak tertentu saja. Jika dalam suatu
perjanjian baku menguntungkan pihak kreditur saja maka perjanjian ini menjadi
tidak seimbang dan bisa batal demi r54hukum. Pihak bank dalam membuat
perjanjian kredit hanya melihat dan berpikir pada pertimbangannya sendiri.
Perjanjian yang dibuat oleh pihak bank sebagai kreditur hanya memikirkan
bagaimana

ia

dapat

mengambil


keuntungan

yang

sebesar-besarnya

dan

meminimalisir terjadinya kerugian. Undang-undang Perlindungan Konsumen
menegaskan bahwa setiap konsumen harus dilindungi hak-haknya. Hak-hak
tersebut antara lain adalah hak untuk mendapatkan informasi yang jelas, hak untuk
tidak didiskriminasi, dan kaitannya dalam perjanjian standard adalah hak untuk
tidak melakukan perubahan-perubahan terhadap isi perjanjian secara sepihak oleh
pihak bank. Masyarakat dalam hal pengajuan kredit biasanya tidak menyadari
bahwa sebenarnya ada payung hukum yang melindungi masyarakat dari tindakan
pelanggaran hak-hak konsumen di dalam perjanjian kredit tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih judul “Perlindungan
Hukum Bagi Nasabah Terhadap Pelaksanaan Eksekusi Perjanjian Kredit Dengan
Jaminan Hak Tanggungan Di Bank Sumut (Studi Pada Bank Sumut).”
I. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas adapun permasalahan dalam penulisan
skripsi ini, yaitu :
1. Bagaimanakah prosedur penjaminan Hak tanggungan di dalam perjanjian
kredit ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan eksekusi hak tanggungan bagi debitur dalam
perjanjian kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan di Bank Sumut ?
3. Bagaimanakahbentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada kreditur
dalam pelaksanaan eksekusi perjanjian kredit

dengan Jaminan Hak

Tanggungan di Bank Sumut ?

J. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti, yaitu
1. Untuk menjelaskan bagaimana prosedur penjaminan Hak Tanggungan di
dalam perjanjian kredit
2. Untuk mengetahui pelaksanaan eksekusi hak tanggungan bagi debitur dalam
perjanjian kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan di Bank Sumut
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi nasabah
terhadap pelaksanaan eksekusi Perjanjian Kredit dengan

Jaminan Hak

Tanggungan Di Bank Sumut.

Universitas Sumatera Utara

K. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan merupakan satu rangkaian yang hendak dicapai bersama, maka
dengan demikian, dari penulisan ini diharapkan akan dapat memberi manfaat,
antara lain :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
informasi bagi para akademisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan tentang
perlindungan hukum bagi nasabah terhadap pelaksanaan eksekusi perjanjian
kredit dengan jaminan hak tanggungan lanjut bagi para akademisi dan
masyarakat umum serta kiranya dapat memberi manfaat guna menambah
khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu hukum jaminan.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan masukan kepada masyarakat
dan bagi para praktisi hukum, khususnya bagi para kreditur/Bank Pemegang
Hak Tanggungan agar lebih mengetahui mengenai langkah-langkah yang harus
diperhatikan berupa bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada
kreditur dalam pelaksanaan eksekusi perjanjian kredit dengan Jaminan Hak
Tanggungan di Bank Sumut.

L. Metode Penelitian
1. Sifat penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian normatif, yang dalam hal ini peneliti
dituntut untuk mengkaji kaedah hukum yang berlaku. Hasil dari kajian ini bersifat

Universitas Sumatera Utara

deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis adalah penelitian yang bertujuan
untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematik, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. 9
2. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dan empiris.
Metode pendekatan hukum normatif yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan
atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang
terdapat pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum,
dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan, putusan
pengadilan dan bahan hukum lainnya. 10 Penelitian empiris adalah menelaah
hukum sebagai pola perilaku yang ditujukan pada penerapan peraturan hukum.
Pendekatan yuridis empiris ini digunakan karena untuk mendukung data
normatif. 11
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui penelitian kepustakaan untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin,
pendapat atau pemikiran konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan objek penelitian ini yang dapat berupa peraturan perundang-undangan dan
karya ilmiah lainnya.

9

Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 2010, hal 3
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta, Bayu
Media Publishing), 2010, hal.36
11
Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum (Jakarta, Sinar Grafika, 2011), hal. 31
10

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian hukum normatif, data yang diperlukan adalah data
sekunder. 12 Selanjutnya untuk melengkapi dan memperoleh kerangka teoritis
sehingga dapat dijadikan landasan dalam proses penulisan tesis ini, penulis
menggunakan beberapa data sekunder yang terdiri dari :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain berupa
: peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perjanjian Kredit,
Hukum Perbankan, Hak Tanggungan.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan tentang
bahan hukum primer, antara lain berupa : buku atau literatur, tulisan atau
pendapat para pakar yang dituangkan dalam makalah, jurnal, karya ilmiah,
akta otentik yang berhubungan dengan Perbankan dan dokumen lain yang
terkait dengan pembahasan yang akan ditulis yang diperoleh dari instansiinstansi atau lembaga-lembaga terkait baik secara langsung ke instansi atau
lembaga tersebut.
c. Bahan hukum tertier, merupakan data yang diperoleh dari kamus, baik
kamus Hukum, maupun kamus Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris,
ensiklopedia.
4. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :
a. Studi dokumen/kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer meliputi segala jenis
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah yang sedang
12

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum,(Bandung, Citra Aditya Bakti,
2004), hal. 121

Universitas Sumatera Utara

diteliti. Bahan hukum sekunder meliputi pendapat para pakar hukum yang
bersumber pada buku-buku berisi teori yang ditulis oleh pakar hukum.
b. Wawancara (interview), yang dibantu dengan pedoman wawancara, yaitu
dengan melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber yang
berkompeten.
5. Analisis data
Setelah diperoleh data sekunder yakni berupa bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder, maka dilakukan inventarisir dan penyusunan secara sistematik,
kemudian diolah dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif, sehingga dapat
ditarik kesimpulan dengan menggunakan logika berpikir deduktif. Kegiatan analisis
dimulai dengan dilakukan pemeriksaan terhadap data yang terkumpul baik melalui
wawancara yang dilakukan, inventarisasi karya ilmiah, peraturan perundangundangan, yang berkaitan dengan judul penelitian baik media cetak dan laporanlaporan hasil penelitian lainnya untuk mendukung studi kepustakaan. Kemudian
baik data primer maupun data sekunder dilakukan analisis penelitian secara
kuantitatif dan untuk membahas lebih mendalam dilakukan secara kualitatif, setelah
selesai pengolahan data baru ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode
deduktif. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat menjawab segala
permasalahan hukum yang ada dalam skripsi ini.
Data yang dianalisis secara kualitatif dikemukakan dalam bentuk uraian
yang sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai jenis data,
selanjutnya semua data diseleksi dan diolah kemudian dianalisis secara deskriptif
sehingga selain menggambarkan dan mengungkapkan diharapkan memberikan

Universitas Sumatera Utara

solusi atas permasalahan dalam penelitian tesis ini. Uraian hasil analisis ini
dideskripsikan dalam verbalisasi kualitatif, diikuti dengan interpretasi dan logika
hukum sesuai dengan kebutuhan dalam memecahkan masalah penelitian. Hasil
dari analisis ini diharapkan dapat memberikan solusi hukum yang tepat sehingga
dapat menjawab permasalahan.
M. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran sementara dan pemeriksaan yang telah
penulis lakukan baik di kepustakaan penulisan karya ilmiah Universitas Sumatera
Utara (USU) Medan sejauh yang

diketahui, ditemukan judul penelitian yang

menyangkut denganperlindungan hukum bagi nasabah terhadap pelaksanaan
eksekusi perjanjian kredit dengan Jaminan hak tanggungan di Bank Sumut, antara
lain :
1. Tri Defri Yohannas Sitorus Pane, 2016, dengan judul penelitian Kajian
Hukum Eksekusi Hak Tanggungan Atas Tanah Dalam Rangka Menjamin
Kepastian Hukum Kepada Kreditur (Studi Kasus Pada Pt Bank Sumut Kcp
Sosa Kabupaten Padang Lawas). Adapun permasalahan dalam penelitian ini
adalah
a. Bagaimana pelaksanaan eksekusi hak tanggungan di dalam praktek dan
akibat hukumnya?
b. Bagaimana hambatan-hambatan dalam pelaksanaan eksekusi hak
tanggungan Studi pada PT Bank Sumut KCP Sosa Kabupaten Padang
Lawas?

Universitas Sumatera Utara

c. Bagaimana upaya hukum yang dapat diajukan oleh debitur/ Pemberi
Hak Tanggungan Pada PT Bank Sumut KCP Sosa Kabupaten Padang
Lawas?
2.

Ahmad

Huda

Dayan

Nasution,

2012,

dengan

judul

penelitian

PERLINDUNGAN Hukum Bagi Kreditur Dalam Eksekusi Perjanjian
Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan. Adapun permasalahan dalam
penelitian ini adalah
a. Bagaimanakah prosedur umum pemberian kredit dengan jaminan di
Indonesia?
b. Bagaimanakah kedudukan kreditur pemegang hak tanggungan?
c. Bagaimanakah pelaksanaan eksekusi hak perjanjian kredit dengan
jaminan hak tanggungan?
3. Muhammad Harris HSB, 2014, dengan judul penelitian Eksekusi Hak
Tanggungan Sebagai Penyelesaian Kredit Macet (Studi pada PT. Bank BNI
Cabang Pemuda Medan). Adapun yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah
a. Bagaimana keabsahan pelaksanaan eksekusi hak tanggungan sebagai
penyelesaian kredit macet oleh bank selaku kreditur.
b. Bagaimana kedudukan para pihak dalam pelaksanaan eksekusi hak
tanggungan sebagai penyelesaian kredit macet.
c. Bagaimana pertanggungjawaban pihak kreditur dalam penyelesaian
eksekusi hak tanggungan terhadap kredit macet.

Universitas Sumatera Utara

N. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terbagi ke dalam bab-bab yang
menguraikan permasalahannya secara tersendiri, di dalam suatu konteks yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Penulisan ini disusun secara sistematis
dalam bentuk skripsi yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu :

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian awal berisikan latar belakang, permasalahan,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT
Bab ini berisikan pengertian kredit dan perjanjian kredit, asas-asas
perjanjian kredit, pihak-pihak dalam perjanjian kredit, bentuk dan isi
perjanjian kredit bank, dasar hukum perjanjian kredit bank serta hapus
dan batalnya perjanjian kredit bank

BAB III

TINJAUAN UMUM JAMINAN HAK TANGGUNGAN
Bab ini berisikan tinjauan umum tentang Jaminan dan tinjauan umum
tentang hak tanggungan, yang berisikan pengertian dan dasar hukum
hak tanggungan, asas-asas hak tanggungan, subjek dan objek hak
tanggungan, proses pembebanan hak tanggungan, proses pembebanan
hak tanggungan dan lahir dan berakhirnya hak tanggungan

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH TERHADAP
PELAKSANAAN EKSEKUSI PERJANJIAN KREDIT DENGAN

Universitas Sumatera Utara

JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BANK SUMUT
Bab ini berisikan Prosedur Penjaminan berupa Hak Tanggungan
dalam Perjanjian Kredit di PT.Bank SUMUT Cabang Sukaramai,
Pelaksanaan eksekusi hak tanggungan bagi debitur dalam perjanjian
kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan di PT.Bank SUMUT Cabang
Sukaramai dan Bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada
nasabah dalam pelaksanaan eksekusi perjanjian kredit dengan Jaminan
Hak Tanggungan di PT.Bank Sumut Cabang Sukaramai
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran, yaitu sebagai bab
yang berisikan kesimpulan mengenai permasalahan yang dibahas
terhadap permasalahan tersebut.

Universitas Sumatera Utara