PENGARUH INTELECTUAL CAPITAL CSR DAN GCG

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

PENGARUH INTELECTUAL CAPITAL, CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Pada Tahun 2011-2013)
1Wahyuni

Agustina, 1Gede Adi Yuniarta, 2Ni Kadek Sinarwati
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

E-mail: {Wahyuniagustina31@yahoo.com, Gdadi_ak@yahoo.co.id,
kadeksinar22@gmail.com}
Abstrak
Perusahaan akan selalu berupaya untuk mencapai tujuannya dengan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan. Salah satu upaya dalam pencapaian tujuan
perusahaan adalah dengan meningkatkan Intelectual Capital, Corporate Social

Responsibility dan Good Corporate Governance. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Intelectual Capital, Corporate Social
Responsibility, dan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Data penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan BUMN Non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2011-2013. Data diambil dari annual report perusahaan. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 15 perusahaan setelah diseleksi dengan menggunakan metode purposive
sampling. Alat uji hipotesis yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan
menggunakan program SPSS 19,00.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Intelectual Capital, Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan secara parsial. Hasil uji hipotesis secara simultan juga menunjukan bahwa
Intelectual Capital, Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kata Kunci: Intelectual Capital, Corporate Social Responsibility, Good Corporate
Governance, Kinerja Keuangan.
Abstract
A company will always attempt to reach its goal by increasing its efficiency and
effectiveness. One of the ways to achieve the goal is by improving Intellectual Capital,
Corporate Social Responsibility and Good Corporate Governance. This study was

conducted with the aim of finding empirical evidence about the effect of Intellectual Capital,
Corporate Social Responsibility, and Good Corporate Governance on financial performance
of the company.
The data used secondary data. The population consisted of nonfinancial State Owned
Companies (BUMN) listed on Bursa Efek Indonesia in the period of 2011-2013. The data
were collected from annual reports of the companies. The sample consisted of 15
companies selected using purposive sampling. The hypothesis was tested by using multiple
linear regression using Program SPSS 19.00.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
The results showed that, partially, Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility
and Good Corporate Governance have an effect on the financial performance of the
companies. The hypothesis testing showed that simultaneously, Intellectual Capital,
Corporate Social Responsibility and Good Governance have an effect on financial
performance of the companies.
Keywords: Intellectual Capital, Corporate Social Responsibility. Good Corporate
Governance, Financial Performance.

PENDAHULUAN

Perusahaan
akan
berupaya
semaksimal mungkin untuk mencapai
setiap tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Salah satu upaya dalam
pencapaian tujuan perusahaan adalah
peningkatan Intelectual Capital (IC) atau
dikenal
dengan
modal
intelektual.
Perekonomian baru yang secara mendasar
bergantung pada pengetahuan, keahlian
dan informasi, juga telah meningkatkan
perhatian terhadap intellectual capital
(Alipour, 2012). Menurut Cut Zurnali
(2010) modal intektual (intellectual capital)
merupakan asset dan sumberdaya nontangible atau non-physical dari sebuah
organisasi,

yaitu
mencakup
proses,
kapasitas
inovasi,
pola-pola,
dan
pengetahuan yang tidak kelihatan dari para
anggotanya dan jaringan koloborasi serta
hubungan organisasi. Komponen utama
yang diungkapkan dalam intellectual adalah
human capital, structural capital, dan
relational
capital.
Cahyono
(2011)
menjelaskan bahwa penerapan akuntansi
konvensional
yang
berbasis

pada
kapitalisme saat ini sudah tidak tepat.
Akuntansi
konvensional
hanya
bertujuan
kepada
maksimalisasi
keuntungan
perusahaan.
Saat
ini,
perusahaan dituntut untuk memperhatikan
peran stakeholder, sehingga perusahaan
harus
dapat
menyelaraskan
antara
perusahaan dengan stakeholder dengan
mengembangkan program tanggung jawab

sosial perusahaan atau corporate social
responsibilty (selanjutnya disingkat menjadi
CSR). Hadi (2011) mengatakan bahwa isu
lingkungan ini merupakan suatu bukti nyata
dari kerusakan lingkungan dan emisi
industrialisasi. Perusahaan pada saat ini
melaporkan
aktivitas
sosial
dan
lingkungannya dalam laporan keuangan.
Menurut
Verecchia
(1983)
dalam
Basalamah (2005) dari perspektif ekonomi,

perusahaan akan mengungkapkan suatu
informasi
jika

informasi
tersebut
meningkatkan nilai perusahaan. Corporate
Social Responsibility (CSR) menjadi isu
yang banyak dibicara di lingkunga
masyarakat.
CSR
dilakukan
karena
keberadaan
perusahaan
di
tengah
lingkungan yang memiliki pengaruh secara
langsung maupun tidak langsung terhadap
keberlangsungan usaha.
Eksistensi
perusahaan akan memiliki dampak positif
ataupun
negatif

bagi
masyarakat.
Perusahaan harus mencegah hal-hal
negatif yang mungkin dilakukan oleh
masyarakat seperti klaim (legitimasi) dari
masyarakat (Hadi, 2011). Corporate Social
Responsibility (CSR) sangat berpengaruh
akan
perhatian
konsumen
pada
perusahaan, karena konsumen akan
melakukan pembelian pada perusahaan
yang
melakukan
Corporate
Social
Responsibility (CSR). Hal ini juga akan
berdampak pada laba perusahaan.
Penerapan

good
corporate
governance (GCG) dibutuhkan untuk
menjaga konsistensi dan kepercayaan
masyarakat terhadap sebuah perusahaan.
GCG dapat dilihat dari tujuan utama
didirikan
perusahaan
selain
nilai
perusahaan
yang
disajikan
tetapi
bagaimana perusahaan mencapai target
laba yang telah ditentukan. Penerapan
GCG memerlukan langkah panjang dalam
mengimplementasikan prinsip-prinsipnya,
dimana pada proses tersebut akan
menanamkan

nilai-nilai
yang
pada
hakekatnya akan membentuk sebuah
proses budaya baru dalam menata kelola
perusahaan. Melalui laba yang diperoleh
tersebut,
perusahaan
akan
mampu
memberikan deviden kepada pemegang
saham,
meningkatkan
pertumbuhan
perusahaan
dan
mempertahankan
kelangsungan
hidup
perusahaan.

Menyadari pentingnya proses perusahaan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
yang kegiatan bisnisnya berkaitan erat
dengan kegiatan industri dan memiliki
peran yang cukup besar dalam mendorong
perekonomian maka menerapkan prinsipprinsip good corporate governance yaitu
transparency, accountability, responsibilit,
independency
dan
fairness
menjadi
kebutuhan
mutlak
bagi
aktivitas
perusahaan. Evaluasi terhadap hal-hal
pokok yang menjadi indikator penilaian
perlu
dilakukan
untuk
mengetahui
kelemahan-kelemahan penerapan GCG.
Laporan tahunan dianggap sebagai
alat yang paling penting digunakan
perusahaan untuk berkomunikasi dengan
stakeholder perusahaan (Branco dan
Rodrigues, 2006; dalam Amelia Nur Safitri
(2012). Sekitar 80 persen atau bahkan
lebih dari 80 persen nilai pasar suatu
perusahaan tergantung oleh kemampuan
non keuangan perusahaan (Schiuma,
2008). Pengungkapan akuntansi tradisional
pun tidak mampu mengatasi pergeseran
arah ketergantungan dan komponenkomponennya (Clarke, 2011).
Laporan
keuangan harus dapat mencerminkan
adanya aset tidak berwujud dan besarnya
nilai yang diakui (Sawarjuwono, 2003).
Variabel dalam penelitian ini yaitu IC, CSR,
GCG dan ROA sebagai alat ukur kinerja
keuangan
merupakan
replikasi
dari
penelitian yang telah dilakukan Amelia Nur
Saftri (2012), Rahmita Wulandari (2013),
dan Muliani Eni (2013). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu perbedaan tempat penelitian, sampel
perusahaan dan jumlah sampel yang
digunakan. Intelectual Capital oleh Sugeng
(2002) dalam Amelia Nur Saftri (2012) ialah
materi
intelektual
yang
telah
dinformalisasikan,
ditangkap,
dan
dimanfaatkan untuk memproduksi aset
yang bernilai lebih tinggi. Kuryanto (2008)
dalam Amelia Nur Safitri (2012) yang
menemukan bahwa intellectual capital tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
H1: Intelectual Capital
berpengaruh
signifikan secara parsial kepada
Kinerja keuangan berdasarkan Rasio
Return On Assets (ROA).
Menurut Verecchia (1983) dalam
Basalamah (2005) dari perspektif ekonomi,
perusahaan akan mengungkapkan suatu

informasi
jika
informasi
tersebut
meningkatkan nilai perusahaan. Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
sangat
berpengaruh akan perhatian konsumen
pada perusahaan. Ketertarikan pelanggan
akan perusahaan juga akan berpengaruh
terhadap konsumsi produk yang juga akan
berdampak besar bagi laba perusahaan.
Hasil penelitian Amelia Nur Saftri (2012)
menunjukan pengungkapan csr tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
H2: Corporate Social Responsibility (CSR)
berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap
kinerja
keuangan
berdasarkan Rasio Return On Assets
(ROA).
The
Indonesia
Institute
for
Corporate Governance atau IIGC (dalam
Surifah, 2011) mendefinisikan Corporate
Governance sebagai proses dan struktur
yang diterapkan dalam menjalankan
perusahaan, dengan mempunyai tujuan
utama yaitu meningkatkan nilai pemegang
saham dalam jangka panjang , walaupun
demikian harus tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder yang lain. Hasil
penelitian Eni Muliani (2013) dengan judul
Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap nilai
perusahaan
dengan Corporate Social
Responsibility
dan
Good
Corporate
Governance sebagai variable moderating
menunjukan kinerja keuangan memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan secara
positif, Corporate Social Responsibility dan
Good Corporate Governance mampu
memoderasi kinerja keungan terhadap nilai
perusahaan secara positif. Hasil Rahmita
Wulandari (2013) menujukan kepemilikan
institusional berpengaruh negatif signifikan
terhadap manajemen laba,
komisaris
independen berpengaruh positif secara
tidak signifikan,
ukuran dewan direksi
berpengaruh negatif secara tidak sigifikan
terhadap manajemen laba,
H3: Good Corporet Govermance (GCG)
berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap
kinerja
keuangan
berdasarkan Rasio Return On Assets
(ROA).
Hastuti (2005) menyatakan bahwa
kinerja perusahaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi
atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan,

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
manipulasi laba, serta pengungkapan
laporan keuangan. Suatu perusahaan
dengan manajemen yang menerapkan
sistem pengelolaan yang baik akan
memberikan perlindungan dan jaminan hak
kepada para stakeholdersnya. Rahmita
Wulandari (2013) meneliti pengaruh good
corporet govermence
dan leverage
terhadap
manajemen
laba
pada
perusahaan non-keuangan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2008-2011. Hasil penelitian
menujukan
kepemilikan
institusional
berpengaruh negative signifikan terhadap
manajeman laba, kepemilikan independen
berpengaruh positif secara tidak signifikan,
ukuran dewa direksi berpengaruh negatif
secara tidak sigifikan terhadap manajemen
laba, leverage berpengaruh negatif secara
tidak signifikan terhadap manajemen laba,
ukuran perusahaan berpengaruh negatif
secara signifikan terhadap manajemen
laba.
H4: Intelectual Capital (IC), Corporate Social
Responsibility (CSR), Good Corporet
Govermance
(GCG) berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap
kinerja keuangan berdasarkan Rasio
Return On Assets (ROA).
METODE
Penelitian ini akan dilakukan di BEI
(Bursa Efek Indonesia) kantor cabang
Denpasar. Penelitian ini merupakan tipe
penelitaan penjelas atau ekplanatory
research.
Penelitian
ini
merupakan
penelitian dengan pendekatan kuantitatif
karena data yang digunakan berbentuk
angka-angka. Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder.
Populasi
penelitian
adalah
laporan
keuangan
Perusahaan
BUMN
yang
terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013.
Sampel penelitian ditentukan dengan
purposive sampling yang berarti memilih
sampel dengan kriteria tertentu. Alat
analisis yang digunakan adalah analisis
linier berganda dengan program SPSS
versi 19.0. Sebelum melakukan analisis
linier berganda, data penelitian terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
terdiri
dari
normalitas,
autokorelasi,
multikolonieritas, heteroskedastisitas. Pada
tahap akhir, pengujian hipotesis dilakukan

dengan analisis regresi berganda,
uji
determinasi (R2), uji parsial (t), dan uji
simultan (F).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil uji statistik deskriptif
VariabelC (X1) mempunyai nilai minimum
sebesar 1,83 nilai maksimum sebesar 2,95
mean sebesar 2,3316 dan standar deviasi
sebesar 0,32147. Ini berarti bahwa terjadi
perbedaan nilai independensi yang diteliti
terhadap nilai rata-rata 0,32147. Variabel
pengungkapan CSR (X2) mempunyai nilai
minimum sebesar 0.66 nilai maksimum
sebesar 0,89 mean sebesar 0,7871 dan
standar deviasi sebesar 0,06887. Ini berarti
bahwa terjadi perbedaan nilai independensi
yang diteliti terhadap nilai rata-rata 0,06887.
Variabel pengungkapan GCG kepemilikan
manajerial (X3) mempunyai nilai minimum
sebesar 0,79 nilai maksimum sebesar 1,46
mean sebesar 1,1602 dan standar deviasi
sebesar 0,11272. Ini berarti bahwa terjadi
perbedaan nilai independensi yang diteliti
terhadap nilai rata-rata 0,11272. Variabel
Kinerja Keuangan ROA mempunyai nilai
minimum sebesar 2,01 nilai maksimum
sebesar 3,76 mean sebesar 2,7784 dan
standar deviasi sebesar 0,48888. Ini berarti
bahwa terjadi perbedaan nilai independensi
yang diteliti terhadap nilai rata-rata 0,48888.
Uji normalitas dilakukan dengan
tujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006).
Ada dua cara untuk mengetahui apakah
variabel
pengganggu
atau
residual
berdistribusi normal atau tidak dengan
analisis grafik dan uji Kolmogorov-Semirnov
dengan melihat tingkat signifikansinya. Uji
grafik
dapat
menyesatkan
maka
pendeteksian
normalitas
data
menggunakan uji Kolmogorov-Semirnov.
Nilai Residual dinyatakan berdistribusi
normal jika nilai signifikansi KolmogorovSemirnov >0,05. Pengujian normalitas data
yang dilakukan dengan menggunakan Uji
Kolmogorov-Semirnov memberikan hasil
yang terlihat pada tabel 1, nilai KolmogorovSemirnov 0, 807 dan signifikan pada 0,533.
Hal ini berarti data residual berdistribusi
normal.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Statstik Kolmogorov Simirnov
Unstandardized Residual
N
Normal
Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Z Asymp.
Sig. (2-tailed)

45
0,0000000
0,11786700
0,120
0.120
-0,104
0,807

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
0,533

Sumber: Data Sekunder diolah Melalui SPSS 19, 2014.

Uji autokorelasi betujuan untuk menguji
apakah didalam model regresi linier terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t (Gozali, 2006). Pengujian
autokorelasi dengan menggunakan uji
Durbin Watson yang hasilnya ditunjukan
pada tabel 2. Nilai DW sebesar 1,712 nilai ini
akan dibandingkan dengan nilai tabel

dengan menggunakan signifikansi 5 %.
Untuk jumlah sampel n = 45, nilai dl =
1,3832 dan du = 1,6662. Output SPSS
menunjukan nilai Du < D < 4-Du atau 1,6662
< 1,712 < 2,338, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada autokorelasi positif atau
negatif

Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi.

Model
1

R
R Square
0,971a
0,942

Adjusted R
Square
0,938

Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
0,12210
1,712

Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS 19, 2014.

Uji multikolonieritas bertujaan untuk
menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas (Ghozali, 2006). Untuk menguji
multikolonieritas dengan cara melihat nilai
VIF masing-masing variabel independen,
jika nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan

data bebas dari gejala multikolonieritas.
Hasil output SPSS menunjukan variabel IC
memiliki nilai VIF 4, 571, variabel CSR
menunjukan nilai VIF 2,983 dan GCG
memiliki nilai VIF 3,285. Semua variabel
independen mempunyai nilai VIF < 10,yang
berarti data terbebas dari multikolonieritas.

Tabel 3. Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Penelitian.
(Constant)
IC (X1)
CSR (X2)
GCG(X3)
Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS 19, 2014.

Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

0,219
0,335

4,571
2,983

0.304

3,285

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Model regresi dapat dikatakan baik
apabila heterokedastisistasnya menunjukan
nilai variance dari residual satu pengamatan
ke
pengamatan
lainnya
tetap.
Uji
signifikansi variabel IC, CSR dan GCG
terhadap nilai absolute residual. Gangguan
heteroskedastisitas terjadi jika terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel
IC, CSR dan GCG terhadap nilai absolute
residual. Hasil pengujian pada tabel
berikut. ini berdasarkan dari pengujian data
tahun 2011-2013, menunjukan bahwa
grafik scatter plot
dari model regresi
menyebar tidak membentuk pola-pola
tertentu. Hal ini menunjukan bawa model
regresi
tidak
memiliki
gejala
heretoskesatisitas.
Uji statistik t menunjukkan seberapa
jauh pengaruh masing-masing variabel
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006). Nilai thitung dalam regresi
menunjukan pengaruh variabel independen
Untuk mengukur besarnya hubungan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat
dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2).
Semakin tinggi nilai R2 suatu regresi maka

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
uji
grafik
scatter
plot.
Interpretasi
heterokedastisitas
dengan
melihat
signifikansi variabel IC, CSR, dan

Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas.
semakin baik regresi tersebut, demikian pula
sebaliknya (Ghozali, 2006).
Hasil dari uji SPSS terlihat pada tabel
4, menunjukan besarnya nilai Adjusted R
Squer sebesar 0,698. Nilai ini menerangkan
besarnya peran atau kontribusi Intectual
Capital, CSR dan GCG terhadap besarnya
nilai ROA. Nilai Std. Error of the Estimate
(SEE) yang kecil yaitu sebesar 0,29689
membuat model regresi ini tepat digunakan
dalam memprediksi variabel dependen.

Tabel 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R
Model
R
R Square
Square
a
1
.847
.718
.698
a. Predictors: (Constant), GCG, IC, CSR
Dari ketiga variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model regresi terlihat
bahwa
variabel
Intelectual
capital,
Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate
Governance
berpengaruh
signifikan terhadap ROA karna nilai
signifikansinya dibawah 0,05. Berdasarkan
output SPSS pada tabel 5 maka dapat
disusun persamaan matematis sebagai
berikut :
ROA = -3,141 + 1,065 IC + 2,419 CSR +
2,019 GCG

Std. Error of the
Estimate
.29689

Berdasarkan
persamaan
regresi
diatas maka dapat diinterpretasikan bahwa
konstanta sebesar -3,141
menyatakan
bahwa jika variabel independen dianggap
konstan, maka rata-rata nilai ROA sebesar
3,141. Koefisien regresi sebesar 1,065,
menunjukan
bahwa
variabel
IC
berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini
menggambarkan jika variabel IC naik satu
satuan maka akan menaikan nilai ROA
sebesar 1,065 (106,5 %). Koefisien regresi
sebesar 2,419 menunjukan bahwa variabel
CSR berpengaruh positif terhadap ROA.
Hal ini menggambarkan jika variabel CSR

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
naik satu satuan maka akan menaikan nilai
ROA sebesar 2,419 (241,9 %). Koefisien
regresi sebesar 2,019 menunjukan bahwa
variabel GCG berpengaruh positif terhadap

ROA. Hal ini menggambarkan jika variabel
GCG naik satu satuan maka akan
menaikan nilai ROA sebesar 2,019
(201,9%).

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier
Coefficientsa

Hasil Uji Regresi
LinierModel
1
(Constant)
IC
CSR
GCG
a. Dependent Variable: ROA

Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
-3.141
.603
1.065
.406
.259
2.419
.957
.309
2.019
.598
.422

Tabel 5 terlihat nilai thitung dalam
regresi menunjukan pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Intelectual Capital
memiliki thitung sebesar 1,065 dengan
signifikansi 0,012 berarti terdapat pengaruh
intectual capital terhadap ROA. Dalam
regresi menunjukan pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Variabel CSR memiliki
nilai
thitung
sebesar
2,419
dengan
signifikansi 0,015 berarti terdapat pengaruh
CSR terhadap ROA. Variabel GCG terlihat
memiliki
nilai thitung dalam regresi
menunjukan pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen.

t
-5.206
2.625
2.528
3.377

Sig.
.000
.012
.015
.002

GCG memiliki thitung sebesar 2,019 dengan
signifikansi 0,002 berarti terdapat pengaruh
GCG terhadap ROA.
Hasil uji SPSS pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
secara simultan terlihat pada tabel dibawah
ini. Tabel 6 menunjukan besarnya nilai
Adjusted R Squer sebesar 0,938. Hasil uji
koefisiean
determinasi
menerangkan
besarnya peran atau kontribusi IC, CSRdan
GCG terhadap besarnya nilai ROA. Nilai
Std. Error of the Estimate (SEE) yang kecil
yaitu sebesar 0,12210 menunjukan bahwa
model regresi tepat di gunakan untuk
memprediksi variabel dependen

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi IC, CSR dan GCG terhadap ROA
Model Summary
Adjusted R
Model
R
R Square
Square
a
1
0,971
0,942
0,938
a. Predictors: (Constant), GCG(X3), CSR (X2), IC (X1)

Std. Error of the Estimate
0,12210

Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS 19,2014.

Pada tabel 7 terlihat nilai Fhitung dalam
regresi menunjukan pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap
variabel dependen. Variabel IC, CSR dan
GCG memiliki Fhitung sebesar 221,450

dengan signifikansi 0,000 berarti terdapat
pengaruh secara simultan dari variabel IC,
CSR dan GCG terhadap ROA.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Tabel 7. Hasil Uji F IC, CSR dan GCG terhadap ROA.
ANOVAb

Model
1

Sum of Squares
Df
Regression
9,905
3
Residual
0,611
41
Total
10,516
44
a. Predictors: (Constant), GCG(X3), CSR (X2), IC (X1)
b. Dependent Variable: ROA (Y)

Mean
Square
3,302
0,015

F
221,450

Sig.
0,000a

Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS 19,2014.

Pengaruh Intelectual Capital terhadap
Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji statistik
secara
parsial
Intelectual
Capital
terhadap besarnya nilai ROA maka
diketahui bahwa Intelectual Capital
memiliki pengaruh terhadap ROA.
Sugeng (2002) dalam Amelia Nur Safitri
(2012) menyatakan bahwa materi
intelektual yang telah diformalisasikan,
ditangkap, dan dimanfaatkan untuk
memproduksi aset yang bernilai lebih
tinggi. (Sawarjuwono, 2003) kinerja suatu
perusahaan akan bergantung pada suatu
penciptaan transformasi dan kapitalisasi
dari pengetahuan perusahan itu sendiri
atau biasa dikenal dengan intectual
capital. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Ulum
(2007) yang menemukan
terdapat
hubungan positif antara IC perusahaan
dengan kinerja.
Pengaruh CSR Terhadap Kinerja
Perusahaan
Berdasarkan
hasil
pengujian
diketahui bahwa Corporate Social
Responsibility (CSR) mempengaruhi
kinerja keuangan. Secara teori CSR
seharusnya dapat menjadi pertimbangan
investor sebelum berinvestasi, karena
didalamnya mengandung informasi sosial
yang telah dilakukan perusahaan.
Dengan pelaporan dan pengungkapan
CSR,
para
stakeholder
dapat
mengevaluasi bagaimana pelaksanaan
CSR
dan
memberikan
penghargaan/sanksi
terhadap
perusahaan sesuai hasil evaluasinya.
Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian Sarayuth. 2008 dan Muliani
Eni (2014), yang menemukan bahwa
CSR akan meningkatkan nilai dari ROA.
Pengaruh
GCG
(Kepemilikan
Manajerial)
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Berdasarkan hasil uji SPSS yang
telah dilakukan ditemukan hasil bahwa
Variabel Good Corporate Governance
(GCG) memiliki pengaruh terhadap
besarnya nilai ROA. Good Corporate
Governace
dengan
mekanisme
pengukuran
adalah
kepemilikan
manajerial akan menimbulkan dugaan
bahwa semakin tinggi kepemilikan
manajerial maka akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Tri
Purwani (2010) secara teoritis praktik
good corporate governance dapat
meningkatkan kinerja keuangan mereka,
mengurangi
risiko
yang
mungkin
dilakukan oleh dewan dengan keputusan
yang menguntungkan sendiri, umumnya
good
corporate
governace
dapat
meningkatkan
kepercayaan
investor
untuk menanamkan modalnya yang akan
berdampak terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Tri Purwani (2010) dan Andhika
Surya (2013) menemukan bahwa Good
Corporate Governance yang dalam hal ini
kepemilikan
manajerial
memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja keuangan.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Pengaruh IC, CSR, dan GCG secara
bersama-sama
terhadap
Kinerja
Keuangan.
Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis yang telah dilakukan maka
diperoleh hasil bahwa intectual capital,
CSR dan GCG memiliki pengaruh secara
bersama-sama
terhadap
kinerja
keuangan perusahaan. Hasil penelitian
ini sejalan dengan teori yang dinyatakan
oleh
Hastuti (2005) bahwa kinerja
perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain terkonsentrasi atau
tidak terkonsentrasinya kepemilikan,
manipulasi laba, serta pengungkapan
laporan keuangan. Suatu perusahaan
dengan manajemen yang menerapkan
sistem pengelolaan yang baik akan
memberikan perlindungan dan jaminan
hak kepada para stakeholdersnya. Oleh
karena itu, manajemen berkewajiban
memberikan informasi akurat tentang
kondisi perusahaan yang sebenarnya.
(Sawarjuwono, 2003) Kemakmuran suatu
perusahaan akan bergantung pada suatu
penciptaan transformasi dan kapitalisasi
dari pengetahuan perusahan itu sendiri
atau biasa dikenal dengan intectual
capital. Finch (2005) dalam Raufah
(2008)
mengemukakan
alasan
perusahaan menggunakan sustainibility
reporting framework (dalam hal ini untuk
mengungkapkan CSR) adalah untuk
mengkomunikasikan kinerja manajemen
untuk mencapai keuntungan jangka
panjang perusahaan kepada para
stakeholder, seperti perbaikan kinerja
keuangan, kenaikan dalam competitive
advantage, peningkatan laba, serta
perkembangan perusahaan dalam jangka
panjang. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Raufar dan Abrar (2008) yang
menemukan bahwa intelectual capital
dan CSR berpengaruh secara simultan
terhadap
kinerja
keuangan.
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Reny dan
Dinies (2012) yang menemukan bahwa
CSR dan GCG berpengaruh secara
simultan signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji model regresi
terhadap 45 perusahaan sampel dari
tahun
2011-2013,
maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1) Intectual
Capital berpengaruh signifikan terhadap
nilai ROA. 2) CSR berpengaruh signifikan
terhadap
nilai
ROA.
3)
GCG
berpengaruh signifikan terhadap nilai
ROA. 4) Uji simultan menunjukan bahwa
Intelectual Capital, CSR, dan GCG
berpengaruh signifikan terhadap nilai
ROA.
Saran yang dapat peneliti berikan
terhadap penelitian selanjutnya, yaitu : 1)
Diharapkan melakukan penelitian dengan
jumlah sampel yang lebih banyak dan
perusahaan yang berbeda. 2) Penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan
proksi kinerja keuangan lainnya seperti:
ROE dan NPVM. 3) Menambah variabel
mekanisme
dari
Good
Corporate
Governance (GCG) lain yang dapat
digunakan seperti: jumlah dewan direksi
dan kepemilikan komisaris.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia Nur Safitri. 2012. Pengaruh
Pengungkapan Intelectual Capital
dan Corporate Social Responsibility
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
(Studi Pada Perusahaan High Profit
yang Terdaftar di BEI). Skirpsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Diponogoro.
Basalamah, Anies. S dan Jonny Jermias.
2005. “Social and Environmental
Reporting
and
Auditing
Indonesia”.Gadjah
Mada
Internasional Journal of Business.
Bukh, P. N. 2003.
Cahyono,
Heru.
2011.Kepuasan
Penumpang terhadap Pelayanan
KRL.Jakarta.
Clark, D. (2011). Beginning C Object Oriented Programming - 1st ed.New
York: Apress Commentary:The
Relevance of Intellectual Capital
Disclosure: A Paradox? Accounting,

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
Auditing & Accountability Journal ,
16 (1): 49-56.
Cut

Zurnali.
2010.
Learning
Organization,
Competency,
Organizational Commitment, dan
Custome.

Finch, Nigel, (2005) “The Motivations for
Adopting Sustainability Disclosure”,
MGSM
Working
Papers
in
Management, Macquarie University,
Australia.
available
online:
www.papers.ssrn.com
(accessed
January 2009).
Ghozali,
Imam.
2006.
Analisis
Multivatiate dengan Program SPSS.
Edisi ke 4. Badan Penerbit
Universitas Diponogoro: Semarang.
Hadi, Nur. (2011). Corporate Social
Responsibility
edisi
Kedua.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Hastuti, Theresia Dwi. 2005. Hubungan
antara Good Corporate Governance
dan Struktur Kepemilikan Dengan
Kinerja Keuangan (Studi Kasus
pada Perusahaan yang listing di
Bursa Efek Jakarta). Simposium
Nasional Akuntansi VIII. IAI.
Muliani, Eni. 2014. Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Dengan
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Good Corparate
Govermance
sebagai
variable
Moderating.
Skripsi.
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pendidikan Ganesha.
Purwantini, V.Titi. 2008. “ Pengaruh
Mekanis
Good
Corporate
Governance
Terhadap
Nilai
Perusahaan Dan Kinerja Keuangan
Perusahaan”.
Makalah
tidak
dipublikasikan.
STIE
AUB
Surakarta.
Rahmita Wulandari. 2013. Analisis
Pengaruh
Good
Corporate
Gavernance
dan
Leverage

Terhadap Manajemen Laba (Pada
perusahaan Non- keuangan yang
terdaftar di BEI Tahun 2008-2011).
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Diponogoro.
Raufah,
Abrar.
(2008).
Pengaruh
Intellectual Capital Dan Corporate
Social Responsibility Terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia). Jurnal.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah
Kuala.
Reny dan Dinies. (2012). Pengaruh GCG
dan Pengungkapan CSR Terhadap
Nilai perusahaan (Studi Empiris
Pada perusahaan yang Terdaftar Di
BEI Tahun 2007-2010). Jurnal.
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri Yogyakarta.
Schiuma G., Lerro A., (2011), "Managing
knowledge assets in a complex
business landscape: the relevance
of
the
emotive
knowledge",
Knowledge Management Research
and Practice, , (Forthcoming).
Suwarjuwono, T. dan A.P. Kadir. (2003).
Intellectual
Capital:
Perlakuan,
Pengukuran dan Pelaporan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, 5 (1), 3557.
Tri Purwani. (2010). Pengaruh Good
Corporate Gavernance Terhadap
Kinerja
Perusahaan.
Jurnal.Fakultas
Ilmu
Komputer
Universitas AKI.
Ulum, I. 2009. Intellectual Capital;
Konsep dan Kajian Empiris. PT.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Saengchan, Sarayuth. 2008. The Role of
Intellectual Capital in Creating
Value in the Banking Industry.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)