PENGARUH INTEGRITAS OBYEKTIVITAS DAN AKU

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

PENGARUH INTEGRITAS, OBYEKTIVITAS, DAN AKUNTABILITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT D I PEMERINTAH DAERAH
(Studi Pada Inspektorat Kabupaten Buleleng)

1

Komang Pariardi Arianti, 1Edy Sujana, 2I Made Pradana Adi Putra
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {pariardiarianti@yahoo.com, ediesujana_bali@yahoo.com,
depradana@yahoo.co.id}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integritas, obyektivitas, dan
akuntabilitas terhadap kualitas audit di Pemerintah Daerah. Penelitian ini dilaksanakan
di Inspektorat Kabupaten Buleleng selaku auditor internal pemerintah. Variabel
independen dalam penelitian ini yaitu integritas, obyektivitas, dan akuntabilitas. Variabel

dependen yaitu kualitas audit.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Data yang
digunakan merupakan data primer. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai
Inspektorat Kabupaten Buleleng. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik total sampling dengan 46 responden. Metode pengumpulan data yaitu survey
dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada responden. Skala pengukuran
data dengan skala interval. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi
berganda dengan bantuan program SPSS versi 19.0.
Hasil penelitian ini menunjukan (1) integritas berpengaruh positif terhadap
kualitas audit, (2) obyektivitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit, (3)
akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit, (4) integritas, obyektivitas, dan
akuntabilitas secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Kata Kunci: Integritas, Obyektivitas, Akuntabilitas, dan Kualitas Audit
Abstract
This research aimed to determine the effect of integrity, objectivity, and
accountability on audit quality in Local Government. This research was conducted at
Inspectorate Buleleng regency government as internal auditors. The independents
variable in this research were the integrity, objectivity, and accountability. Dependent
variable was the quality of the audit.
This research was a quantitative approach. The data used was primary data

Respondents in this research were employees of the Inspectorate Buleleng. The
sampling technique used was total sampling technique with 46 respondents. Methods of
collecting data using a questionnaire survey distributed to respondents. Scale interval
scale measurement data. Data were analyzed by using multiple regression analysis with
SPSS version 19.0
The results of this research shows that (1) Integrity positive effect on audit
quality, (2) objectivity positive effect on audit quality, (3) accountability positive effect on
audit quality, (4) integrity, objectivity, and accountability together positive effect on audit
quality.
Keywords: Integrity, Objectivity, Accountability, and Audit Quality

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN
Pada beberapa waktu belakangan
ini terdapat tuntutan yang lebih besar
terhadap lembaga-lembaga sektor publik
untuk
dilakukan
transparansi

dan
akuntabilitas terhadap lembaga sektor
publik. Bentuk pertanggungjawaban atas
penyelenggaraan pemerintahan yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara,yang
menyatakan bahwa upaya konkrit untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan pemerintah adalah
dengan menyampaikan suatu laporan
pertanggungjawaban yang berupa laporan
keuangan.
Laporan
keuangan
yang
disampaikan sebagai pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan pemerintah, harus
diaudit oleh pihak yang professional. Audit
adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan

melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi tersebut dengan kriteria yang
telah ditentukan (Arens et al., 2011:4).
Profesi akuntan merupakan profesi
yang mulia dan sangat terhormat karena
pekerjaannya menuntut untuk adanya
pertanggungjawaban kepada publik. Salah
satu tugas seorang akuntan adalah
melaksanakan pemeriksaan atau audit atas
pengelolaan keuangan pemerintah. Audit
dilakukan
untuk
mencegah
ataupun
mengurangi terjadinya penyelewengan.
Namun, pada kenyataanya masih banyak
terdapat
kasus penyelewengan dalam
pengelolaan keuangan pemerintah.
Disampaikan oleh Tim Pusdiklat

Pengembangan SDM (2011:41) bahwa,
audit atas pelaksanaan pengelolaan
keuangan pemerintah dapat dilakukan oleh
pengawas eksternal, dan pengawas
internal. Pengawas eksternal terdiri dari
pengawasan oleh DPR, BPK, dan
masyarakat. Sedangkan, pengawas internal
terdiri dari BPKP, Inspektorat, dan
pengawasan atasan langsung.
Kasus korupsi yang melibatkan
mantan bupati Buleleng Putu Bagiada yang
terbukti korupsi upah pungut PBB sektor P3
(Perkebunan,
Perhutanan
dan
Pertambangan) di Buleleng senilai Rp 1,6
miliar ( http://regional.kompas.com diakses
tanggal 20 Oktober 2013). Seperti
dijelaskan sebelumnya, pengawasan dapat


dilaksanakan oleh pengawas internal yaitu
inspektorat, dengan adanya keberadaan
inspektorat diharapkan mampu mencegah
kasus penyimpangan. Dengan masih
adanya kasus penyimpangan di kabupaten
Buleleng, inspektorat kabupaten Buleleng
dapat dikatakan belum mampu dalam
mencegah
terjadinya
penyimpangan,
bahkan kasus ini melibatkan mantan bupati
Buleleng. Sehingga, kualias audit yang
dilaksanakan inspektorat dipertanyakan
oleh publik. Salah satu penyebab masih
banyaknya terjadi kasus penyelewengan
seperti
diatas,
karena
lemahnya
pengawasan

dalam
penyelanggaraan
pemerintah. Dengan meningkatkan kualitas
audit, tentunya akan meningkatkan kinerja
pemerintah
dalam
melaksanakan
pengelolan keuangan Negara. Sehingga,
kasus-kasus seperti ini tidak terulang
kembali
De Angelo (1981) dalam Badjuri
(2012:123) mendefinisikan bahwa kualitas
audit merupakan suatu kemungkinan
dimana seorang auditor menemukan serta
melaporkan mengenai adanya suatu
pelanggaran yang dilakukan klien dalam
sistem akuntansi. Dimana, pelanggaran
yang dimaksud adalah ketidaksesuaian
antara
pernyataan

tentang
kejadian
ekonomi klien dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Jadi, kualitas audit berkaitan
dengan menemukan dan melaporkan.
Faktor pertama, yang mungkin
dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu
integritas. Prinsip integritas mengharuskan
auditor untuk memiliki kepribadian yang
dilandasi oleh unsur kejujuran, keberanian,
bijaksana, dan bertanggung jawab untuk
membangun kepercayaan guna memberi
dasar dalam mengambil suatu keputusan
yang dapat diandalkan (Pusdiklatwas
BPKP, 2008:21).
Penelitian mengenai
integritas pernah dilakukan sebelumnya.
Mabruri dan Winarna (2010), dalam
penelitiannya menunjukan hasil bahwa
integritas auditor berpengaruh positif

terhadap kualitas hasil audit di lingkungan
pemerintah daerah. Begitu juga hasil
penelitian Ayuningtyas (2012), bahwa
integritas berpengaruh siginifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini
menunjukkan
bahwa
semakin tinggi
integritas yang dimiliki oleh auditor sektor

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
publik pada saat melaksanakan penugasan
profesional auditnya akan mendorong
meningkatnya kualitas hasil pemeriksaan.
Berdasarkan hal tersebut diatas,, hipotesis
pertama yang diajukan adalah sebagai
berikut:
H1 : Integritas
berpengaruh

positif
terhadap
kualitas
audit
di
Pemerintah Daerah.
Faktor
kedua,
yang
dapat
mempengaruhi
kualitas
audit
yaitu
obyektivitas.
Menurut Peraturan Badan
Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia
Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara, bersikap
obyektif merupakan cara berpikir yang tidak

berpihak, jujur secara intelektual, dan
bebas
dari
benturan
kepentingan.
Obyektivitas diperlukan oleh seorang
auditor agar mampu bertindak adil tanpa
dipengaruhi tekanan ataupun permintaan
dari pihak tertentu yang berkepentingan
atas hasil audit (Sukriah et al., 2009:3).
Penelitian mengenai obyektivitas sudah
pernah dilakukan sebelumnya. Ayuningtyas
(2012), berdasarkan hasil penelitianya
menunjukan
bahwa
obyektivitas
berpengaruh siginifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan. Begitu pula penelitian
Sukriah et al., (2009), hasil penelitiannya
menunjukan
bahwa
obyektivitas
berpengaruh secara positif terhadap
kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
obyektivitas auditor maka semakin baik
kualitas pemeriksaan yang dihasilkan.
Berdasarkan hal tersebut diatas,, hipotesis
kedua yang diajukan adalah:

seseorang dengan akuntabilitas tinggi
memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa
pekerjaan mereka akan diperiksa oleh
supervisor/
manajer/
pimpinan
dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki akuntabilitas rendah. Mardisar dan
Sari (2007:2) kualitas dari hasil pekerjaan
auditor dapat dipengaruhi oleh adanya rasa
kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang
dimiliki auditor dalam menyelesaikan
pekerjaan audit. Penelitian mengenai
akuntabilitas pernah dilakukan sebelumnya.
Singgih & Bawono (2010), menunujukan
hasil bahwa akuntabilitas berpengaruh
positif terhadap kualitas audit di KAP “Big
Four” yang ada di Indonesia. Begitu pula
dengan penelitian Rizal (2010), hasil
penelitiannya
menunjukan
bahwa
akuntabilitas berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit pada klien yang
menerapkan sistem informasi berbasis
komputer, dalam hal ini berarti bahwa rasa
pertanggungjawaban dan motivasi auditor
dalam melaksanakan audit pada klien yang
menerapkan sistem informasi berbasis
komputer dapat meningkatkan kualitas
audit. Berdasarkan hal tersebut diatas,,
hipotesis ketiga yang diajukan adalah:
H3 : Akuntabilitas berpengaruh positif
terhadap
kualitas
audit
di
Pemerintah Daerah.
Penelitian ini juga menguji pengaruh
Integritas, Obyektivitas, dan Akuntabilitas
terhadap kualitas audit Pemerintah Daerah
secara simultan atau bersama-sama. Maka,
hipotesis keempat yang diajukan sebagai
berikut :

H2 : Obyektivitas berpengaruh positif
terhadap
kualitas
audit
di
Pemerintah Daerah.

H4 : Integritas,
Obyektivitas,
dan
Akuntabilitas
secara
simultan
berpengaruh
positif
terhadap
kualitas audit di Pemerintah Daerah.

Faktor
ketiga,
yang
dapat
mempengaruhi
kualitas
audit
yaitu
akuntabilitas. Akuntabilitas adalah suatu
dorongan atas perilaku yang dimiliki
seseorang untuk dapat menyelesaikan
kewajiban yang dipertanggungjawabkanya
kepada lingkungan (Mardisar dan Sari,
2007:11). Tan & Alison (1999) dalam
Hartanti (2011:3), menyatakan bahwa

Penelitian ini dilakukan di Inspektorat
Kabupaten Buleleng, karena masih terjadi
penyimpangan di Kabupaten Buleleng
seperti dijelaskan diatas. Masih adanya
penyimpangan tersebut, membuat kualitas
pemeriksaan yang dilakukan inspektorat
Kabupaten Buleleng sebagai auditor
internal
pemerintah
dipertanyakan
kualitasnya. Dimana, dengan adanya

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
keberadaan
inspektorat
kabupaten
Buleleng, seharusnya kasus penyimpangan
yang terjadi ini dapat dihindari.
Berdasarkan paparan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk
menganalisis pengaruh integritas terhadap
kualitas audit di Pemerintah Daerah, (2)
untuk menganalisis pengaruh obyektivitas
terhadap kualitas audit di Pemerintah
Daerah, (3) untuk menganalisis pengaruh
akuntabilitas terhadap kualitas audit di
Pemerintah Daerah, dan (4) untuk
menganalisis
pengaruh
integritas,
obyektivitas, dan akuntabilitas terhadap
kualitas audit di Pemerintah Daerah.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian
dengan pendekatan kuantitatif. Dalam
pendekatan
kuantitatif,
penelitian
didasarkan
atas
filsafat
positivisme,
penelitian yang digunakan meneliti populasi
atau sampel tertentu, data dikumpulkan
menggunakan
instrument
penelitian,
analisis data dengan statistik atau
kuantitatif, dan bertujuan untuk melakukan
pengujian terhadap hipotesis yang sudah
ditetapkan (Sugiyono, 2010: 8).
Populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai yang bekerja pada Inspektorat
Kabupaten Buleleng sebagai pengawas
intern pemerintah. Berdasarkan informasi
yang didapatkan, jumlah populasi yakni
sebanyak 48 orang.
Pengambilan
sampel
(sampling
method) terhadap responden dilakukan
dengan teknik total sampling yaitu semua
populasi
merupakan
sampel
dalam
penelitian. Teknik total sampling digunakan
karena populasi lebih kecil dari 100
sehingga populasi hendaknya semua
diambil sebagai sampel.
Variabel dalam penelitian ini yaitu,
variabel dependen (dependent variable)
kualitas audit (Y), variabel independen
(independent variable) yaitu: integritas (X1),
obyektivitas (X2), dan akuntabilitas (X3).
Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuisioner.
Kuisioner yang digunakan mengadopsi dari
penelitian Sukriah., et al (2009) dan
penelitian Rizal (2010).

Jenis data dalam penelitian ini
menggunakan
data
kuantitatif
yang
merupakan data dalam bentuk angka. Data
kuantitatif adalah data dalam bentuk angkaangka dan dapat dinyatakan dalam satuan
hitung (Sugiyono, 2007:14). Sedangkan
sumber
data
dari
penelitian
ini
menggunakan data primer, dimana data
didapatkan langsung oleh peneliti dari
sumber aslinya atau tanpa adanya
perantara. Data primer yang diperoleh
adalah hasil pengisian kuesioner oleh
responden, yaitu para pegawai yang
bekerja di Inspektorat Kabupaten Buleleng.
Analisis data dalam penelitian ini
yaitu: Pertama, uji kualitas data dengan
melakukan: (1) uji validitas data, dilakukan
dengan cara membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel apabila jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel maka instrumen yang
digunakan dapat dikatakan valid; (2) uji
reliabilitas data dilakukan dengan melihat
nilai Cronbachs Alpha, jika nilainya lebih
besar dari 0,6 maka instrument tersebut
reliabel (Ghozali, 2005:42). Kedua, uji
asumsi klasik dengan melakukan: (1) uji
normalitas data, dapat dilakukan dengan
melihat nilai Asymp Sig yang lebih besar
dari 0,05 maka data tersebut memenuhi
syarat normalitas; (2) uji multikolinearitas,
apabila nilai nilai tolerance lebih besar dari
0,10 atau VIF lebih besar dari 10 maka
tidak terjadi multikolinearitas; dan (3) uji
heteroskedastisitas, dengan melihat nilai
signifikansinya yang lebih besar dari 0,05
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ketiga, uji hipotesis yang dilakukan
dengan analisis regresi berganda, dimana
dalam pengujian ini akan dilakukan: (1) uji
koefisien determinasi dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependent secara keseluruhan dengan
meihat nilai adjusted R square; (2) uji
parsial dilakukan dengan membandingkan
nilai thitung dengan ttabel atau meihat nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05;, dan
(3) uji
simultan
dilakukan
dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel,
apabila didapatkan bahwa Fhitung yang lebih
besar dari Ftabel maka dapat dikatakan
variabel independent berpengaruh terhadap
variabel
dependen
secara
simultan.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Persamaan regresi linier berganda adalah
sebagai berikut:
(1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Responden dalam penelian ini
adalah pegawai Inspektorat Kabupaten
Buleleng. Pengumpulan data dengan
menyebarkan sebanyak 48 kuisioner, tetapi
kuisioner yang kembali dan dapat diolah
sebanyak 46 (96%). Dari 46 responden,
terdapat 24 (52%) responden berjenis
kelamin laki-laki dan 22 (48%) responden
berjenis kelamin perempuan. Karakteristik
responden berdasarkan umur, responden
dengan umur 20-30 tahun sebanyak 5
(11%) responden, 31-40 tahun sebanyak 17
(37%) responden, 41-50 tahun sebanyak 19
(41%) responden, dan lebih dari 50 tahun
sebanyak 5 (11%) responden. Sedangkan,
karakteristik
responden
berdasarkan
pendidikan yaitu SMA/SMK 18 (39%)
responden, Diploma 8 (4%) responden, S1
22 (48%) responden, S2 4 (9%) responden,
dan S3 0 (0%) responden.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
menunjukan bahwa: (1) rata-rata integritas
adalah 53,96 ada di rentang nilai tinggi, hal
ini berarti secara keseluruhan tingkat
integritas auditor Inspektorat Kabupaten
Buleleng tinggi dalam melaksanakan tugas
audit; (2)
rata-rata obyektivitas adalah
30,15 ada di rentang nilai tinggi, hal ini
berarti
secara
keseluruhan
tingkat
obyektivitas auditor Inspektorat Kabupaten
Buleleng tinggi dalam melaksanakan tugas
audit; (3) rata-rata akuntabilitas adalah
43,26 ada di rentang nilai tinggi, hal ini
berarti
secara
keseluruhan
tingkat
akuntabiltas auditor Inspektorat Kabupaten
Buleleng tinggi dalam melaksanakan tugas
audit.
Berdasarkan uji validitas diketahui
bahwa masing-masing item pertanyaan
memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung >
rtabel), rtabel dari penelitian ini adalah 0,2907.
Hal ini berarti masing-masing item
pertanyaan dari variabel kualitas audit,
integritas, obyektivitas, dan akuntabilitas
adalah valid.

Uji reliabilitas menunjukan variabel
kualitas audit memiliki nilai cronbach alpha
0,889 lebih besar dari 0,6, integritas
memiliki nilai cronbach alpha 0,945 lebih
besar dari 0,6, obyektivitas memiliki nilai
cronbach alpha 0,828 lebih besar dari 0,6,
dan akuntabilitas memiliki nilai cronbach
alpha 0,864 yang lebih besar dari 0,6, maka
dapat dikatakan bahwa instrument yang
digunakan
telah
memenuhi
syarat
reliabilitas.
Hasil pengujian normalitas data
dengan Uji One Sample KolmogorofSmirnov Test menunjukkan hasil bahwa
nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,983
yang lebih tinggi dari 0,05 atau 5%.
Sehingga dapat dikatakan bahwa data
dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Hasil pengujian multikolinearitas
menunjukan nilai tolerance sebagai berikut:
(1) variabel integritas memiliki nilai
tolerance 0,551 yang lebih besar dari 0,10
serta nilai Variance Inflation Factor (VIF)
1,814 yang lebih kecil dari 10; (2) variabel
obyektivitas memiliki nilai tolerance 0,580
lebih besar dari 0,10 serta nilai Variance
Inflation Factor (VIF) 1,724 yang lebih kecil
dari 10; (3) variabel akuntabilitas memiliki
nilai tolerance 0,680 lebih besar dari 0,10
serta nilai Variance Inflation Factor (VIF)
1,471 lebih kecil dari 10. Jadi, dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas.
Berdasarkan
hasil
pengujian
heteroskedastisitas menunjukkan hasil
bahwa: (1) variabel integritas dengan nilai
signifikansi 0,301 lebih besar dari 0,05; (2)
variabel
obyektivitas
dengan
nilai
signifikansi 1,77 lebih besar dari 0,05; dan
(3) variabel akuntabilitas dengan nilai
signifikansi 8,26 lebih besar dari 0,05.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji determinasi
diketahui bahwa nilai adjusted R square
sebesar 0,614, yang mengandung arti
bahwa 61,4% besarnya variabel kualitas
audit
bisa dijelaskan oleh variabel
integritas, obyektivitas, dan akuntabilitas.
Sedangkan
sisanya
38,6%
lainnya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Berikut hasil uji koefisien determinasi:

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Tabel 1.1 Hasil uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model

R
.800

a

R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.640
.614
3.981

Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan hasil uji t, diketahui
bahwa: (1) integritas dengan thitung sebesar
2,630 lebih besar dari ttabel, sebesar 1,6802
serta dengan nilai signifikansi 0,012 lebih
kecil dari 0,05 menunjukan bahwa integritas
secara positif berpengaruh terhadap
kualitas audit; (2) obyektivitas dengan thitung
sebesar 3,101 lebih besar dari ttabel, sebesar
1,6802 serta dengan nilai signifikansi 0,003
lebih kecil dari 0,05 menunjukan bahwa
obyektivitas secara positif berpengaruh
terhadap
kualitas
audit;
dan
(3)
akuntabilitas dengan thitung sebesar 2,190
lebih besar dari ttabel, sebesar 1,6802 serta
dengan nilai signifikansi 0,034 lebih kecil
dari 0,05, menunjukan bahwa akuntabilitas

secara positif berpengaruh terhadap
kualitas audit. Hal ini berarti hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa integritas
berpengaruh positif terhadap kualitas audit
diterima, hipotesis kedua yang menyatakan
bahwa obyektivitas berpengaruh positif
terhadap kualitas audit diterima, dan
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
akuntabilitas berpengaruh positif terhadap
kualitas audit diterima. Berdasarkan hasil
analisis regresi berganda dihasilkan model
regresi:
(2)
Berikut ini merupakan hasil uji t:

Tabel 1.2 Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
(Constant)
1.187
4.223
X1
.213
.081
.328
X2
.497
.160
.377
X3
.211
.096
.246
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan hasil uji F menunjukan
nilai Fhitung sebesar 24.846 lebih besar dari
Ftabel sebesar 2,83 dengan
angka
signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Hal ini

t tabel

t hitung
.281
2.630
3.101
2.190

1,6802
1,6802
1,6802

Sig.
.780
.012
.003
.034

berarti bahwa secara simultan terdapat
pengaruh antara integritas, obyektivitas,
dan akuntabilitas terhadap kualitas audit
yang dihasilkan. Berikut hasil uji F:

Tabe1.3 Hasil Uji F

Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual

ANOVAb
df

1181.505
665.734

3
42

Total
1847.239
Sumber: Data primer yang diolah, 2014

45

Mean Square
393.835
15.851

F

Sig.
24.846

.000a

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume -- Tahun 2014)
Pembahasan
Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas
Audit
Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan, hipotesis pertama diterima
yang
menyatakan
bahwa
integritas
berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan
pada tabel 1, didapat nilai thitung sebesar
2,630 > ttabel sebesar 1,6802 dengan tingkat
signifikansi (0,012 < 0,05). Dengan nilai
thitung yang lebih besar dari ttabel dan dengan
nilai signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05
maka H0 ada di daerah penolakan, berarti
H1 diterima yang berarti bahwa integritas
seorang auditor dapat mempengaruhi
kualitas audit. Rata-rata integritas auditor
secara keseluruhan yakni 53,96. Hal ini
berarti secara keseluruhan tingkat integritas
auditor yang bekerja di Inspektorat
Pemerintah Kabupaten Buleleng termasuk
kedalam kategori tinggi. Dengan tingginya
rata - rata tingkat integritas auditor, maka
auditor Inspektorat Pemerintah Kabupaten
Buleleng memiliki sikap integritas tinggi
dalam melaksanakan tugas audit yang
menjadi kewajibannya.
Hal ini berarti bahwa sikap integritas
dari seorang auditor dapat meningkatkan
kualitas audit yang dihasilkan. Semakin
tinggi sikap integritas yang dimiliki oleh
auditor, semakin tinggi pula kualitas audit
yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah sikap integritas yang
dimiliki oleh auditor, semakin rendah pula
kualitas audit yang dihasilkannya.
Kualitas audit dapat meningkat
dengan adanya sikap integritas auditor,
karena
integritas
berkaitan
dengan
kejujuran, keberanian, sikap bijaksana, dan
tanggung jawab auditor. Apabila auditor
memiliki sikap integritas maka auditor
tersebut telah melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan etika. Sikap jujur auditor
akan menunjukan hasil audit yang benar,
atau
bukan
merupakan
rekayasa.
Sehingga,
dengan
diungkapkannya
kebenaran
dari
suatu
audit
akan
menunjukan kualitas audit yang baik. Sikap
berani yang diperlukan auditor bukan berani
dalam arti siap menentang siapa saja,
tetapi sikap berani yang dimaksudkan
adalah sikap berani dalam mengungkapkan
hal yang sebenarnya tanpa tekanan oleh

pihak manapun. Sehingga dengan adanya
keberanian auditor untuk mengungkapkan
kebenaran, maka hasil audit akan
mencerminkan kebenaran pula. Sedangkan
sikap bijaksana mencerminkan sikap yang
tepat dalam menghadapi setiap keadaan
sehingga auditor mampu bersikap adil
dalam
mengambil
suatu
tindakan.
Tanggung jawab auditor diperlukan agar
auditor selalu ingat mengenai kewajibannya
sebagai auditor yaitu untuk merencanakan
serta melaksanakan audit sesuai dengan
standar yang berlaku, sehingga mampu
menghasilkan audit yang berkualitas.
Auditor harus senantiasa menjaga
integritas
yang
dimilikinya
dalam
melaksanakan pekerjaan audit. Sikap
integritas
auditor
diperlukan
karena
berkaitan dengan kualitas audit yang
dihasilkan. Dengan adanya integritas yang
tinggi yang diiringi dengan meningkatnya
kualitas audit, tentunya akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari publik
terhadap pemerintahan. Karena, dengan
adannya kualitas audit yang tinggi akan
mendukung kelancaran dalam pelaksanaan
kegiatan Pemerintahan.
Penelitian ini mendukung penelian
Mabruri dan Winarna (2010), yang
menemukan bahwa integritas auditor
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
audit di lingkungan pemerintah daerah.
Penelitian ini juga mendukung penelitian
Ayuningtyas (2012) yang menyatakan
bahwa integritas berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit yang
dihasilkan.
Pengaruh
Obyektivitas
Terhadap
Kualitas Audit
Hasil penelitian ini juga mendukung
hipotesis yang kedua bahwa obyektivitas
berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Dapat dilihat dari tabel 1, menunjukan
bahwa nilai thitung sebesar 3,101 lebih besar
dari ttabel sebesar 1,6802 dengan tingkat
signifikansi sebesar (0,003 < 0,05). Dengan
nilai thitung yang lebih besar dari ttabel dan
dengan nilai signifikasinya yang lebih kecil
dari 0,05 maka obyektivitas seorang auditor
dapat mempengaruhi kualitas audit. Ratarata
obyektivitas
auditor
secara
keseluruhan yakni 30,15. Hal ini berarti
secara keseluruhan tingkat obyektivitas

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume -- Tahun 2014)
auditor yang bekerja di Inspektorat
Pemerintah Kabupaten Buleleng termasuk
kedalam kategori tinggi. Dengan tingginya
tingkat obyektivitas auditor, maka auditor
Inspektorat
Pemerintah
Kabupaten
Buleleng
bersikap
obyektif
dalam
melaksanakan tugas audit.
Auditor yang professional dalam
melaksanakan pekerjaan dengan didukung
dengan adanya sikap obyektivitas akan
dapat
meningkatkan
kualitas
audit.
Semakin tinggi obyektivitas yang dimiliki
oleh seorang auditor, maka akan semakin
meningkat kualitas audit yang dihasilkan.
Begitu pula sebaliknya, semakin rendah
obyektivitas auditor, maka semakin rendah
kualitas audit yang dihasilkan. Dengan
meningkatnya
kualitas
audit
yang
dihasilkan, maka akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap audior.
Obyektivitas dalam hal ini yaitu
bebas dari benturan kepentingan, dan
pengungkapan kondisi sesuai fakta. Bebas
dari benturan kepentingan dimaksudkan
yaitu situasi dimana seorang auditor tidak
boleh menyalahgunakan pekerjaannya
untuk kepentingan lain. Sehingga sikapnya
tersebut dapat mempengaruhi kualitas
audit, serta kualitas audit tersebut dapat
merugikan
bagi
masyarakat
luas.
Sedangkan, pengungkapan kondisi sesuai
fakta dimaksudkan bahwa seorang auditor
harus mengungkapkan hasil audit sesuai
dengan hasil yang sebenarnya sehingga
auditor dapat mengemukaan pendapat
menurut
apa
adanya.
Dengan
mengungkapkan
hasil
audit
yang
sebenarnya maka hasil audit yang
berkualitas akan dihasilkan.
Penelitian ini mendukung penelian
Ayuningtyas (2012), yang menemukan
bahwa obyektivitas berpengaruh siginifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Penelitian ini juga mendukung penelitian
Sukriah et al., (2009) yang menemukan
bahwa
obyektivitas
seorang
auditor
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
pemeriksaan.
Pengaruh
Akuntabilitas
Terhadap
Kualitas Audit
Hasil penelitian ini mendukung
hipotesis yang ketiga bahwa akuntabilitas
berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan
pada tabel 1, didapat nilai thitung sebesar
2,190 > ttabel sebesar 1,6802 dengan tingkat
signifikansi sebesar (0,034 < 0,05). Dengan
nilai thitung yang lebih besar dari ttabel dan
dengan nilai signifikasinya yang lebih kecil
dari 0,05 maka akuntabilitas seorang
auditor dapat mempengaruhi kualitas audit.
Rata-rata akuntabilitas auditor secara
keseluruhan yakni 43,26. Hal ini berarti
secara keseluruhan tingkat akuntabilitas
auditor yang bekerja di Inspektorat
Pemerintah Kabupaten Buleleng termasuk
kedalam kategori tinggi. Dengan tingginya
tingkat akuntabilitas auditor, maka auditor
Inspektorat
Pemerintah
Kabupaten
Buleleng melaksanakan tugas audit dengan
mempertimbangkan akuntabilitas.
Semakin tinggi akuntabilitas audior,
semakin tinggi pula kualitas audit yang
dihasilkannya. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah akuntabilitas audior,
semakin rendah kualitas audit yang
dihasilkannya.
Akuntabilitas
yang
dimaksudkan
yaitu
motivasi,
tanggungjawab
pekerjaan,
keputusan
dengan analisa baik, kemampuan fokus
pada fakta relevan, berpikir cepat &
terperinci,
serta
menggunakan
profesionalisme.
Dengan demikian, adanya motivasi
atau dorongan yang didapatkan oleh
auditor akan mendorong auditor untuk
melaksanakan pekerjaannya dengan lebih
baik. Motivasi yang dimaksud merupakan
tindakan dimana auditor memiliki suatu
tujuan untuk melaksanakan pekerjaannya
dengan baik, sehingga akan menghasilkan
hasil audit yang berkualitas
Adanya
rasa
tanggungjawab
terhadap
pekerjaan
atau
kesadaran
mengenai kewajiban atas pekerjaannya
akan membuat auditor untuk melaksanakan
tugas pemeriksaan dengan usaha yang
maksimal. Begitu pula dengan adanya
keputusan dengan analisa yang baik akan
menghasilkan kualitas audit yang baik,
karena dengan adanya analisa yang baik
dalam mengambil keputusan, maka auditor
akan mampu mengambil keputusan yang
paling tepat dalam menghadapi situasi.
Kemampuan fokus pada fakta relevan,
berpikir cepat &terperinci yang dimiliki oleh

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume -- Tahun 2014)
seorang auditor juga dapat meningkatkan
kualitas audit yang dihasilkannya.
Adanya
profesionalisme
dari
seorang auditor, maka akan menghasilkan
pekerjaan yang berkualitas, karena dengan
profesionalisme
berarti
auditor telah
menggunakan
kemampuan
dalam
melaksanakan audit secara maksimal serta
melaksanakan pekerjaan dengan etika
yang tinggi.
Penelitian ini mendukung penelian
Rizal (2010), hasil penelitian menunjukan
bahwa akuntabilitas berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit pada klien
yang
menerapkan
sistem
informasi
berbasis komputer. Penelitian ini juga
mendukung penelitian Singgih & Bawono
(2010) yang menunjukan bahwa secara
parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengaruh Integritas, Obyektivitas, dan
Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit
Uji F dilakukan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh variabel independen
(integritas, obyektivitas, dan akuntabilitas)
secara simultan atau bersama-sama
terhadap variabel dependen (kualitas audit).
Berdasarkan hasil uji F, dapat disimpulkan
bahwa secara bersama-sama variabel
integritas (X1), obyektivitas (X2), dan
akuntabilitas (X3) yang dimiliki oleh auditor
berpengaruh positif terhadap kualitas audit
(Y) yang dihasilkannya.
Berdasarkan hasil
perhitungan,
didapat nilai fhitung sebesar 24.846 > ftabel
sebesar 2,83 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Dengan nilai fhitung
yang lebih besar dari ftabel dan dengan nilai
signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05
maka
integritas,
obyektivitas,
dan
akuntabilitas dapat mempengaruhi kualitas
audit. Besarnya pengaruh integritas,
obyektivitas, dan akuntabilitas terhadap
kualitas audit adalah 61,4% sedangkan
sisanya 38,6% dijelaskan oleh variabel lain.
Hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini
mendukung hipotesis keempat, yakni
integritas, obyektivitas, dan akuntabilitas
berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Hal ini berarti, semakin tinggi integritas,
obyektivitas,
dan
akuntabilitas
akan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan
auditor. Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah tingkat integritas, obyektivitas, dan

akuntabilitas akan semakin rendah pula
kualitas audit yang dihasilkan auditor.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan
hasil analisis diatas, dapat ditarik simpulan
mengenai pengaruh integritas, obyektivitas,
dan akuntabilitas terhadap kualitas audit di
Pemerintah Daerah (Studi pada Inspektorat
Pemerintah Kabupaten Buleleng, sebagai
berikut: Pertama, integritas berpengaruh
positif terhadap kualitas audit di Pemerintah
Daerah. Hal ini berarti bahwa sikap
integritas dari seorang auditor dapat
meningkatkan
kualitas
audit
yang
dihasilkannya.
Kedua,
obyektivitas
berpengaruh terhadap kualitas audit di
Pemerintah Daerah. Hal ini berarti semakin
tinggi obyektivitas yang dimiliki oleh
seorang auditor, maka semakin meningkat
pula kualitas audit yang dihasilkannya.
Ketiga, akuntabilitas berpengaruh positif
terhadap kualitas audit di Pemerintah
daerah. Dengan demikian, kualitas audit
yang dihasilkan oleh auditor dapat
ditingkatkan dengan adanya akuntabilitas
yang dimiliki oleh auditor. Keempat, secara
simultan integritas, obyektivitas, dan
akuntabilitas memiliki pengaruh positif
terhadap kualitas audit di Pemerintah
Daerah. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkat
integritas,
obyektivitas,
dan
akuntabilitas yang dimiliki oleh auditor,
semakin tinggi pula kualitas audit yang
dihasilkan auditor tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan maka diajukan saran
sebagai berikut: Pertama, penelitian ini
hanya
dilakukan
pada
Inspektorat
Pemerintah Kabupaten Buleleng, sehingga
untuk mendapatkan hasil penelitian yang
generalisir ke semua objek perlu dilakukan
penelitian yang lebih luas. Kedua, penelitian
ini
hanya
menggunakan
variabel
independen integritas, obyektivitas, dan
akuntabilitas, sehingga bisa ditambah
dengan menggunakan variabel independen
lain yang dapat mempengaruhi kualitas
audit. Ketiga, melengkapi penelitian dengan
wawancara langsung untuk meningkatkan
keseriusan responden menjawab item

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi S1 (Volume -- Tahun 2014)
pertanyaan yang ada, sehingga dapat
mengurangi
biasnya
jawaban
yang
diberikan oleh responden.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A.,dkk. 2011. Jasa Audit dan
Assurance : Pendekatan Terpadu.
Jakarta : Salemba Empat.
Ayuningtyas,
Harvita
Yulian.
2012.
Pengaruh
Pengalaman
Kerja,
Independeni,
Obyektivitas,
Integritas,
dan
Kompetensi
Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi
Kasus Pada Auditor Inspektorat
Kota/Kabupaten di Jawa tengah).
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Badjuri, Achmad. 2012. Analysis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Hasil pemeriksaan Audit Sektor
Publik (Studi Empiris pada BPKP
Perwakilan Jawa Tengah). Jurnal
Dinamika Akuntansi, Keuangan dan
Perbankan. Vol. 1, No. 2.
Hartanti, Karina. 2011. Pandangan Publik
Terhadap Akuntabilitas Pemerintah
Daerah Di Provinsi Jawa Tengah.
Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Semarang.
Mabruri, Havidz., & Jaka Winarna. 2010.
Hasil
Audit
di
Lingkungan
Pemerintah
Daerah.
Simposium
Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.

Inspektorat
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota. 2007. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
2010. Jakarta.
Pusdiklatwas BPKP. 2008. Kode Etik Dan
Standar Audit, Edisi Kelima. Bogor
Rizal, Fahmi. 2010. Pengaruh Akuntabilitas,
Independensi,
dan
Pengalaman
Auditor Terhasap Kualitas Audit
Pada Klien Yang menerapkan Sistem
Informasi
Berbasis
Komputer.
Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Singgih, Elisha Muliani., & Icuk Rangga
Bawono. 2010. Faktor-faktor Dalam
Diri Auditor Dan Kualitas Audi Studi
Pada KAP ‘Big Four’ Di Indonesia.
SNA XIII Purwokerto.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
Bandung : CV Alvabet
_______2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif
dan
R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukriah,
Ika.,dkk.
2009.
Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas,
Integritas
dan
Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan.
Tim Pusdiklat Pengembangan SDM. 2011.
Materi Pokok Pengelolaan Keuangan
Negara. Jakarta.

Mardisar, Diani., & Ria Nelly Sari. 2007.
Pengaruh
Akuntabilias
dan
Pengetahuan Terhadap Kualitas
Hasil Kerja Auditor. SNA X Unhas
Makasar.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. 2003. Jakarta.

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan
Republik Indonesia Nomor 01 Tahun
2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara. 2007. Jakarta.

__________Kementrian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya.
http://www.p2kp.org.
(diakses
tanggal 14 November 2013).

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64
Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Organisasi Dan Tata Kerja

__________Korupsi,
Mantan
Bupati
Buleleng
Dihukum
2
Tahun.
http://regional.kompas.com. (diakses
tanggal 20 Oktober 2013).