UANG DAN KEBIJAKAN MONETER (1)

UANG DAN KEBIJAKAN MONETER

Disusun Oleh :
Fajar Wulansari

(13.113.058.20102.000476)

Denny Rismaya

(13.113.058.20102.000512)

Ekonomi Makro

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
TENGGARONG – KUTAI KARTANEGARA
KALIMANTAN TIMUR
2015

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“UANG DAN KEBIJAKAN MONETER”, yang mana makalah ini disusun
bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ekonomi Makro.
Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesarbesarnya.

Muara Kaman, 2 Januari 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI


Halaman Judul..............................................................................................

i

Kata Pengantar.............................................................................................

ii

Daftar Isi......................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang........................................................................

1

1.2


Rumusan Masalah...................................................................

1

1.3

Tujuan.....................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Uang......................................................................

3

2.2


Teori Nilai Uang......................................................................

4

2.3

Motif Memegang Uang...........................................................

6

2.4

Bank Central dan Bank Umum...............................................

7

2.5

Kebijakan Moneter..................................................................


8

BAB III PENUTUP
3.1

Kesimpulan.............................................................................

10

3.2

Saran........................................................................................

11

Daftar Pustaka..............................................................................................

12

3


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebijakan moneter dan uang yang erat terkait yakni mengenai nilai
tukar, nilai tukar dapat mempengaruhi inflasi dan lapangan kerja, yang merupakan
dua sasaran utama kebijakan moneter.Keputusan untuk memperbaiki nilai tukar,
mencoba untuk mengelolanya, atau meninggalkan mereka mengambang bebas, itu
menjadi bagian dari kebijakan moneter.Pada prinsipnya, kebijakan moneter adalah
setiap keputusan yang mempengaruhi ketersediaan dan biaya uang, baik sebagai
tunai dan kredit.Ini adalah mitra untuk kebijakan fiskal, yang melibatkan
pengeluaran publik dan perpajakan. Berbagai elemen kebijakan moneter dan nilai
tukar memiliki hubungan simbiosis, yang berarti masing-masing dapat
mempengaruhi yang lain atau orang lain. Oleh sebab itu, disini kami mencoba
untuk mengulas mengenai “Uang dan Kebijkan Moneter”.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Di dalam makalah ini akan mengkaji tentang Uang dan Kebijakan Moneter
yakni :
a. Pengertian uang

b. Teori nilai uang
c. Motif memegang uang

1

d. Bank central dan bank umum
e. Kebijakan Moneter

1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui dan memperdalam pengetahuan tentang uang dan
kebijakan moneter.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap
alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda
apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses

pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan
sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran
bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai
alat penunda pembayaran.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih
mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok
digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang
memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan
dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada
akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang
kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal—
diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia.Namun sejak dikeluarkannya UU
No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang
dicabut.Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai

3

satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal.Hak untuk

menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
2.2 Teori Nilai Uang
Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori
uang dinamis.
1. Teori Uang Statis
Teori Uang Statis atau disebut juga “teori kualitatif statis”
bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa
uang itu ada harganya?Mengapa uang itu sampai beredar?Teori ini disebut statis
karena

tidak

mempersoalkan

perubahan

nilai

yang


diakibatkan

oleh

perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori uang statis adalah:
• Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP
Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan
nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak.
• Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari
Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat
untuk mempermudah pertukaran.
• Teori Nominalisme
Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.

4

• Teori Negara
Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat
tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya

kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.

2. Teori Uang Dinamis
• Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada
jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat,
maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga
sebaliknya.
• Teori Kuantitas dari Irving Fisher
Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving
Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa
sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang.
• Teori Persediaan Kas
Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
• Teori Ongkos Produksi
Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan
uang itu dapat dipandang sebagai barang.

5

2.3 Motif Memegang Uang
Manusia memiliki alasan masing-masing dalam memegang uang /
duit dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka mau memiliki dan menyimpan
uang di rumah, di bank, di dompet, di celengan, dan lain sebagainya.
1. Untuk kebutuhan Transaksi
Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat
pendapatan nasional.
2. Untuk Berjaga-Jaga
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional.
Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa
depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan
mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa
kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara
aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat
terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi.
3. Untuk Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi
Arti spekulasi pada motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan penjualan
surat-surat berharga.Motif ii dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila
tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun. Jadi
naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan
sebaliknya.

6

2.4 Bank Central Dan Bank Umum
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah
instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara
tersebut.Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas
sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan.Di Indonesia, fungsi
bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk
menjaga stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara
tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya hargaharga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar
tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau
pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan
mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang.Apabila jumlah uang yang
beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan
otoritas yang dimilikinya.
Bank umum adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan
umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai
banknote.Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran
uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

7

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun
terakhir.Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini,
bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat
mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.
2.5 KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang
sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai
pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau
bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan
ekonomi

yang tinggi,

stabilitas

harga,

pemerataan

pembangunan)

dan

keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya
tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang.Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).
Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan,
yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan

ekonomi

yang

tinggi

secara

8

berkelanjutan

dengan

tetap

mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral
atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang
dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja
penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter
dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen
sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta
asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami

kesulitan

likuiditas.

(http://ariesianpanjaitan.blogspot.com/2013/06/pasar-uang-dan-kebijakanmoneter.html)

9

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh
dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan
sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.
Masalah pertama menyangkut pilihan mengenai apa yang
sebaiknya dijadikan sebagai “sasaran antara” atau (intermediate target) bagi
kebijakan moneter. Masalah kedua berkaitan dengan pilihan mengenai konsep
“uang beredar” yang mana yang paling baik sebagai sasaran. Masalah ketiga
adalah mengenai pilihan apakah kebijaksanaan moneter perlu dilaksanakan secara
aktif, atau lebih bersifat “otomatis” dengan mengikuti aturan umum tertentu, dan
masalah keempat berkaitan dengan perkembangan baru didalam teori kebijakan
moneter dan kebijaksanaan ekonomi makro pada umumnya.
(http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/kebijakan-moneter.html)

10

3.2

SARAN
Kepada pemerintah dan BI disarankan untuk senantiasa menjaga
atau mengawasi efisiensi lembaga keuangan (perbankan).

11

DAFTAR PUSTAKA

http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/kebijakan-moneter.html
http://ariesianpanjaitan.blogspot.com/2013/06/pasar-uang-dan-kebijakanmoneter.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Uang_dan_Kebijakan_Moneter
http://ssbelajar.blogspot.com

12