MAKALAH SENI DAN BUDAYA (1)

MAKALAH SENI DAN BUDAYA
SULAWESI TENGGARA

Makalah ini di susun oleh Muhammad isa anshori
Nama : M isa anshori
Kelas : X MIA 7
No .Absen : 28

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 1

KATA PENGANTAR
Puji syur atas kehadiran Allah Swt yang telah memberi rahmat dan anugrah
sehingga tugas SENI DAN BUDAYA yang berjudul SULAWESI TENGGARA serta
Pengaruhnya dalam kehidupan sehari .Tugas ini berisi tentang bagian bagian dari
SULAWESI TENGGARA serta adat dan Budaya dari daerah tersebut
Semoga tugas SENI BUDAYA yang Berjudul SULAWESI TENGGARA dapat bermanfaat
bagi para pembaca ,untuk mengenal Budaya Indonesia lebih jauh

Surabaya, 23 Oktober 2014


MAKALAH SENI BUDAYA

Page 2

Daftar isi
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………………………

2

DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………………………………….
3
BAB PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………………………………

4

DEMOGRAFI DAERAH

……………………………………………………………………………………………….

5

LETAK GEOGRAFIS
……………………………………………………………………………………………………. 6
KULTUR BUDAYA
……………………………………………………………………………………………………… 7
UPACARA ADAT
………………………………………………………………………………………………………..
8
UPACARA PASUO
…………………………………………………………………………………………………….. 9
TEMPAT WISATA
……………………………………………………………………………………………………… 10
CONTOH TEMPAT WISATA
……………………………………………………………………………………….

11


MAKANAN DAERAH
………………………………………………………………………………………………….
13

12 –

SENI MUSIK
………………………………………………………………………………………………………………
14
SENI
RUPA………………………………………………………………………………………………………
…………
15 -18

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 3

SENI PERAN
……………………………………………………………………………………………………………...

19
FUNGSI DAN PERANAN
……………………………………………………………………………………………. 20
KESIMPULAN
……………………………………………………………………………………………………………
21
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………………………………….
22

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 4

Bab 1 pendahuluan
1.1Sistem pemerintahan

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.

A. Masa Orde Lama 1964

Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten, yaitu:
1. Kabupaten Kendari,
2. Kabupaten Kolaka,
3. Kabupaten Muna dan
4. Kabupaten Buton

Dengan Bau-bau sebagai ibukota provinsi. Namun, karena suatu hal ibukota provinsi berganti
menjadi di Kendari.

B. Masa Orde Baru Tahun 1995
Dibentuk satu kota yaitu Kota Kendari, pemekaran dari Kabupaten Kendari, sekarang Kabupaten
Konawe (3 Agustus 1995)

C. Masa Era Reformasi Tahun 1999
Masa Awal Reformasi
Dibentuk satu kota Baru yaitu : Kota Bau-Bau, pemekaran dari Kabupaten Buton (21 Juni 2001)

Masa Berikutnya Reformasi
Terbentuk beberapa kabupaten baru :
1. Kabupaten Bombana, pemekaran dari Kabupaten Buton (18 Desember 2003)

2. Kabupaten Wakatobi, pemekaran dari Kabupaten Buton (18 Desember 2003)
3. Kabupaten Kolaka Utara, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (18 Desember 2003)
4. Kabupaten Konawe Selatan, pemekaran dari Kabupaten Kendari (25 Februari 2003)
5. Kabupaten Konawe Utara, pemekaran dari Kabupaten Konawe (2 Januari 2007)
MAKALAH SENI BUDAYA

Page 5

6. Kabupaten Buton Utara, pemekaran dari Kabupaten Muna (2 Januari 2007)
7. Kabupaten Kolaka Timur, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (14 Desember 2012)
8. Kabupaten Konawe Kepulauan, dimekarkan dari Kabupaten Konawe (12 April 2013)
9. Kabupaten Buton Tengah, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014)
10. Kabupaten Buton Selatan, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014)
11. Kabupaten Muna Barat, dimekarkan dari Kabupaten Muna (Juli 2014)

Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 15 kabupaten dan 2 kota.

Demografi Daerah
Jumlah Penduduk
Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun

2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959.414 jiwa.
Dari publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 - 2035 disebutkan bahwa jumlah penduduk
Sulawesi Tenggara berturut-turut (dalam ribuan) 2.243,6 (2010), 2.499,5 (2015), 2.755,6 (2020),
3.003,3 (2025), 3.237,7 (2030) dan 3.458,1 (2035).

Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per
tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02%.[butuh rujukan] Laju pertumbuhan penduduk menurut
kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang
menunjukan pertumbuhan yang positif, yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten
yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.

Struktur Penduduk
Struktur umur penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun
700.433 jiwa (35,75%) dari total penduduk, sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987
jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).

Jumlah penduduk tahun 1971-2010
Tahun

Jumlah penduduk

1971
714.120

1980
942.302

1990
1.349.619
[2]

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 6

1995
1.586.917

2000

1.776.292

2010
2.232.586

1.2Letak Geografis

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.
Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis
terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan
120°45' - 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km²
(3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).

Sejarah Daerah

Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan dan Tenggara Sulselra dengan Bau-bau sebagai ibukota kabupaten.
Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1964
Juncto UU No.13 Tahun 1964.


MAKALAH SENI BUDAYA

Page 7

1.3Kultur Budaya

Kultur Budaya Sulawesi Tenggara
Semenanjung Sulawesi Tenggara didiami oleh dua suku asli, yaitu suku
Mekongga (Kolaka) dan suku Tolaki (Kendari). Kedua suku ini memiliki
persamaan dari segi budaya maupun bahasa yang dipakai sehari-hari. Selain
persamaan-persamaan tersebut kedua suku ini juga memiliki simbol adat
yang sama yakni "KALO.‘ Kalo terbuat dari rotan dan dibuat secara
melingkar. Kalo merupakan simbol persatuan dan kesatuan. Biasanya,
masyarakat Mekongga dan Tolaki jika terjadi suatu masalah sosial yang
memerlukan penyelesaian, maka mereka akan kembali pada makna Kalo.
Kalo bermakna ketulusan, kesucian, dan keterbukaan dalam menerima
setiap perbedaan yang ada, sehingga makna yang terkandung di dalamnya
merupakan tauladan yang patut diikuti untuk menciptakan perdamaian
antarsesama umat beragama yang berbeda keyakinan.
Mempelajari simbol-simbol adat setiap suku, dalam hal ini simbol suku TolakiMekongga (Kalo), dapat membawa suatu pola pemikiran baru yang dapat

memberikan kita jalan keluar dari konflik-konflik sosial yang selama ini
terjadi akibat kesalahpahaman dalam menanggapi perbedaan yang ada. Kalo
adalah simbol adat yang bermakna keterbukaan untuk menerima perbedaan
dan menjalin perbedaan menjadi suatu ikatan yang kuat dalam suasana
persaudaraan. Makna Kalo yang demikian dapat dijadikan landasan berpikir
dalam menciptakan rekonsiliasi antarbudaya dan antaragama di Indonesia.

Dalam upacara adat Kalo juga sangat berperan. Tanpa Kalo suatu upacara
tidak berlangsung karena Kalo adalah inti upacara. Kalo disini
mengekspresikan unsur-unsur upacara yang bersifat timbal balik dan
MAKALAH SENI BUDAYA

Page 8

menggambarkan maksud dan tujuan dari diadakannya sebuah upacara.
Bentuknya yang melingkar sebagai lambang persatuan dan kesatuan,
melalui atribut kain putih sebagai lambang kesucian dan ketentraman dan
melalui atribut wadah anyamannya yang terbuat dari tangkai daun palam
sebagai
lambang
kemakmuran
dan
kesejahteraan.
Bagi orang Tolaki-Mekongga, Kalo juga adalah suatu benda keramat yang
merupakan representasi dari nenek moyang mereka. Bagi orang TolakiMekongga menghargai, mensucikan dan mengkeramatkan

1.4Upacara adat

A. Kalo
Setelah membaca pendahuluan di atas, maka kita dapat melihat
bahwa salah satu wujud dari adat istiadat suku Tolaki-Mekongga yang
hingga saat ini masih mempengaruhi cara perpikir, bersikap dan
bertingkah laku mereka sehari-hari --salah satu dasar dalam
menciptakan rekonsiliasi-- adalah Kalo. Kalo adalah suatu benda suku
Tolaki-Mekongga yang dijadikan simbol tertinggi untuk menciptakan
suasana harmonis antara dua pihak atau beberapa pihak yang ingin
berkomunikasi dalam suatu urusan. Misalnya urusan menyangkut
perkawinan, peminangan, kekeluargaan dan perdamaian.
Sebenarnya Kalo adalah sebuah benda berupa lingkaran rotan pilihan
berwarna kuning berpelin tiga dan kedua ujungnya disimpul. Ia
merupakan simbolisasi dari berbagai unsur meliputi keluarga inti dan
adat dalam kehidupan rumah tangga itu sendiri sebagai media
pengikat hubungan keluarga inti secara timbal-balik. Keluarga Inti yang
dimaksud di sini terdiri atas: ayah, ibu dan anak. Penggunaan Kalo
biasanya bersama dengan sehelai kain putih sebagai alas dan talam
persegi empat yang terbuat dari anyaman daun palam hutan. Kain
putih merupakan simbol adat dalam kehidupan berumah tangga.
Sedangkan rumah tangga itu sendiri disimbolkan oleh wadah anyaman
tempat meletakkan lingkaran rotan yang berpilin tiga tersebut.
Kalo juga adalah simbol dari unsur-unsur keluarga luas, adat dalam
kehidupan komuniti keluarga luas dan pola komuniti itu sendiri yang
saling berkait secara timbal balik.
Selain itu dalam berbagai aspek kehidupan suku Tolaki-Mekonga, Kalo
juga selalu digunakan sebagai simbol yang mencakup unsur-unsur
masyarakat dan nilai budaya. Hal ini terlihat dalam beberapa
kebiasaan di mana Kalo selalu digunakan –misalnya-- untuk mengikat
tiang rumah bagian tengah yang selalu diikat dengan rotan. Hal ini
juga dapat dilihat pada model semua jenis jerat penangkap hewan liar
MAKALAH SENI BUDAYA

Page 9

dan unggas yang bahan asalnya dari rotan/akar yang selalu mengacu
pada bentuk Kalo.

B. Upacara Pasuo

Salah satu upacara adat yang besar, ramai dan
unik. Upacara ini sebenarnya seperti inisiasi bagi gadis-gadis Buton yang akan beranjak dewasa.
Semua gadis yang terlibat diwajibkan mengenakan pakaian adat, dengan konde (kelihatan lucu)
menyerupai ulekan. Menggunakan pakaian adat menyerupai pakaian adat Sulawesi pada
umumnya. Awalnya mereka berkumpul di lapangan berbaris membentuk lingkaran. Seorang
perempuan separuh baya, berdiri di antara mereka untuk mendampingi sekaligus memberi
petunjuk (Bhisa). Selanjutnya mereka digiring memasuki kamar kecil yang disebut Suo. (tempat
inti upacara ). Mengawali upacara di suo, semua peserta harus menangis, bagaimana pun
caranya. Beberapa wali perempuan mereka siap di suo untuk menyubiti agar tangis mereka
bertambah kencang. Ini, menurut bhisa, sebagai cerminan hidup mereka bahwa mereka
menyadari kesalahan yang telah terjadi dan bersedih karenanya. Mereka dikurung selama 7 hari
7 malam untuk diberi banyak wejangan oleh bhisa. Ini seperti rangkuman hidup bagi mereka.
Yang menarik adalah pada acara pemukulan gendang. konon, kalau gendang itu pecah, berarti
ada gadis yang tidak perawan lagi di antara mereka. Di ruangan itu pula mereka melakukan
banyak ritual, menggosok abu, tidur dengan berbagai arah, yang semuanya dilakukan tanpa
mandi. Mereka ke kamar kecil hanyauntuk mengambil air wudhu,

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 10

1.5Tempat wisata

Taman wisata di Sulawesi Tenggara
Taman Nasional Wakatobi
Obyek Wisata yang terpopuler di Sulawesi Tenggara adalah Obyek Wisata Sejarah “Benteng
Buton” selain Obyek Wisata Taman Nasinal Wakatobi.
Benteng ini boleh dikatakan adalah benteng yang terbesar di Dunia (yang mengelilingi satu
perbukitan pulau Buton) setelah Gread Wall/ Tembok Cina, Mengelilingi benteng ini tidak
cukup waktu seharian bila berjalan kaki. Memasuki pintu utama kawasan ini di sebelah kiri
dijumpai prasasti yang bertuliskan silsila raja-raja Kerajaan Butun, disebelah kanan berdiri
Mesjid Tua Buton yang sangat khas dan unik, dan terlihat pula Batu bertuah, Batu yang
mempunyai kolam kecil yang tidak pernah kering, Makam para raja2, Balai Pertemuan para
raja-raja, Ruang pelantikan Raja, dan lain peninggalan sejarah kerajaan Buton seperti
Meriam/ Basoka Tua. Menuju kawasan ini dari kota pusat keramaian dengan mobil kira-kira
15-20 menit dengan jalan sedikit mendaki kearah perbukitan.
Pulau Buton dapat dicapai dengan pesawat udara atau Kapal Penumpang dari Makassar (Ibu
kota Provinsi Sulawesi Selatan), atau dengan Kapal Motor dari Kota Kendari , Ibukota
Provinsi Sulawesi Tenggara

Wisata Kota Bau Bau Buton
Wisata Kota Bau Bau -Buton
Kota Bau Bau Buton dapat dikatakan sebagai Kota Wisata karena dimana kaki melangkah
disitu ditemukan berbagai obyek wisata , seperti Wisata Alam, Hutan, Pantai, Air Terjun,
Gua, Wisata Sejarah Benteng, dan lain-lain yang sangat menawan. selengkapnya
Lihat Obyek Wisata Kota Bau Bau

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 11

Puncak Kota Bau Bau Buton

Pulau Liwu Tongkidi
Liwu Tongkidi

Pantai Laut Pulau Liwu Tongkidi
Pulau Liwu Tongkidi , sebuah pulau kecil . Pulau ini termasuk dalam kawasan
pengembangan Terpadu BASILIKA (Batauga, Siompu, Liwutongkidi dan Kadatua) di
Kabupaten Buton.
Pulau yang kecil dikelilingi pasir putih ini memiliki kekayaan bawah laut berupa
keanekaragaman terumbu karang dan biota laut . Pulau ini mudah dijangkau dari Pelabuhan
Bau-Bau, ± 15 menit dengan speed boat
MAKALAH SENI BUDAYA

Page 12

1.6Makanan khas

Makanan Khas Sulawesi Tenggara
1.) KAOSAMI

Sebutan itu bagi sebagian besar masyarakat di Sulawesi Tenggara sudah tidak
asing. Kasoami (soami) adalah makanan khas sulawesi tenggara yang terbuat dari
ubi. Proses pembuatannya bagi sudah terbiasa tentu tidak sulit. Tapi bagi pemula
tentu memerlukan kesabaran dalam proses pembuatannya.
Kasoami sangat enak bila dinikmati dengan ikan asin. Cara membuatnya yakni ubi
yang sudah dibersihkan diparut. Setelah itu ubi diperas. Biasanya proses ini
memerlukan peralatan khusus untuk memerasnya. Peralatan ini intinya berfungsi
untuk bagaimana agar ubi yang diperas itu cepat kering.
2.) KABUTO

Kabuto adalah makanan khas Masyarakat Muna dan Buton Kepulauan di Sulawesi
Tenggara yang tergolong unik. Dan bukannya saudara kembar naruto,hehehe..
Dikatakan unik lantaran bahan dasar menu makanan yang mirip bahasa jepang itu
adalah ubi kayu atau singkong yang telah dikeringkan dan dibiarkan berjamur.
Semakin lama disimpan dalam keadaan kering maka akan makin enak rasa dan
MAKALAH SENI BUDAYA

Page 13

aroma makanan ini kala disantap. Apalagi bila dicampur kelapa parut dan ditambah
menu ikan asin goreng sebagai lauknya.. tambah mantap.

3.) LAPA-LAPA

Lapa-lapa adalah makanan khas sulawesi tenggara, lapa-lapa mempunyai
rasa yang guri dan enak, apalagi dikonsumsi dengan ikan kaholeonarore
(ikan asin) semakin menambah selerah makan.
kuliner ini jika di jawa mungkin lebih di kenal dengan lepet /
lepat,tetapai cara memasak lapa-lapa berbeda dengan lepet/ lepat
karena jika lapa-lapa berasnya dimasak bersama-sama santan, sampai
setengah matang lalu diangkat. Kemudian didinginkan, dan selanjutnya
dibungkus dengan bale (janur). Setelah itu direbus kembali sampai
matang. Supaya rasanya lebih guri, lapa-lapanya dikukus agak lama.

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 14

Bab II ,Seni Budaya
2.1Seni musik
Alat Musik Sulawesi Tenggara

1. Gambus
Gambus adalah alat musik petik yang seperti mandolin. Biasanya paling banyak memiliki tiga
senar. Alat musik ini sebenarnya berasal dari Timur Tengah. Permulaan masuknya alat musik
gambus ini ke tanah air sebenarnya karena pengaruh dari penyebaran agama Islam di beberapa
daerah di Indonesia termasuk di Sulawesi Tenggara ini. Alat musik ini pada perkembangannya
akhirnya juga digunakan untuk melantunkan lagu-lagu tidak hanya berbahasa arab seperti
aslinya, namun juga berbahasa melayu.
2. Gong
Saya yakin anda semua yang membaca ini tidak asing lagi dengan alat musik tradisional yang
satu ini. Gong memang memiliki pengaruh besar terhadap permainan musik-musik tradisional.
Gong akan menambah suasana yang lebih hidup pada musik-musik tradisional karena gelegar
suara yang dihasilkan oleh alat musik yang terbuat dari logam ini.
3. Gendang
Hampir sama dengan beberapa Provinsi Lainnya. Termasuk salah satu alat musik tradisional
yang paling populer dari seluruh nusantara adalah Gendang. Alat musik yang terbuat dari kayu
dan kulit sebagai sebagai permukaan yang dipukul ini sangat mudah dimainkan dan sebagai
penentu tempo dalam suatu permainan musik tradisional.
4. Seruling bambu
Seruling bambu juga merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Tenggara. Banyak
sekali jenis dari seruling bambu yang ada di Sulawesi Tenggara seperti informasi dari beberapa
artikel yang saya baca. Ada yang ukurannya sedang, kecil, dan bahkan besar sampai
menggunakan dua ruas bambu berukurang cukup besar sebagai alat musik tiup sejenis seruling
ini.
5. Gamelan
Hampir sama dengan gamelan jawa. Alat musik ketuk atau pukul ini
menggunakan kayu sebagai landasannya. Dan di atasnya disusunlah beberapa

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 15

lempeng logam yang jika dipukul akan menghasilkan suara dan memiliki tangga
nada yang lengkap
2.2 Seni Rupa

Seni Rupa Sulawesi Tenggara
kerajinan tenun asal Sulawesi Tenggara, yang tidak hanya dikenal di Indonesia saja, namun
sudah menembus pasar Internasional dan sudah terkanal di sana, dengan banyaknya pesaing
yang ahli di dalam dunia fashion, kerajinan tenun ini mampu bertahan dan bersaing, dengan
berbagai media promosi yang ada sekarang ini.

Disamping kualitas kain tenun yang bagus, keberhasilan produk kerajinan tenun asal Sulawesi
Tenggara ini berkat kerja keras juga dari peran DEKRANASDA (Dewan Kerajinan Nasional
Daerah) yang sering menggelar promosi dan event yang harus terus ditingkatkan agar dalam
pemasaran kain tenun asal Sulawesi ini lebih luas lagi, dikutip dari antara, Rabu (4/6).

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 16

Seperti kata sekda provinsi itu dalam rangkaian rapat kerja daerah (rakerda) tahun 2014 ini,
tantangan dekranasda kedepan adalah semakin terbukanya pasar produk, karena keinginan
masyarakat terhadap tenun yang beragam sehingga produk harus disesuaikan dengan industri
pasaran.
Dibutuhkan kerja keras dari DEKRANASDA Sulawesi Tenggara untuk terus meningkatkan
kualitas dari tenun daerah ini, peminat tenun sekarang sangat tinggi dan bahakan bukan hanya
lokal namun luar daerah juga. Jadi kualitas tenun harus tetap di jaga agar tetap mampu
bersaing dengan kualitas tenun yang lain.

Kerajinan Gembol Khas Kendari
Masyarakat Kendari mengenal kerajinan gembol sebagai kerajinan tumor kayu. Bahan dasar dari
kerajinan ini diambil dari akar kayu yang menyerupai benjolan tumor pada manusia. Bahan­
bahan tersebut biasanya diperoleh dari aneka pohon besar yang tumbuh di Provinsi Sulawesi
Tenggara.

kerajinan gembol
jam gembol (kiri) dan meja gembol (kanan)
gambar: wisatamelayu.com
Sebenarnya kejarinan ini adalah warisan dari tentara Jepang ketika menguasai Provinsi Sulawesi
Tenggara. Para tentara Jepang ini melihat bahwa wilayah provinsi ini memiliki banyak cadangan
kayu   dengan   jenis   yang   bervariasi.   Hal   tersebut   memberikan   inspirasi   kepada   mereka   untuk
memanfaatkan kayu yang ada sebagai hasil kerajinan. Sampai saat ini kerajinan tersebut masih
diproduksi oleh masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara.

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 17

Bahan   dasar   kerajinan   gembol   dipilih   dan   diambil   dari   akar   kayu   yang   berkualitas   tinggi
sehingga kerajinan ini menjadi unik. Para pengrajin juga memilih bahan yang betul­betul sudah
terbentuk alami untuk menentukan tekstur. Selanjutnya, tekstur alami tersebut disempurnakan
dengan cara dipoles dan diberi warna agar menghasilkan karya yang menakjubkan. Hasil karya
kerajinan   tersebut   berupa   jam   dinding,   meja,   kursi,   asbak,   dan   aneka   ukiran   yang   dibentuk
menyerupai hewan dan kerangka yang mirip manusia.

Rumah Adat Sulawesi Tenggara
bangunan induk anjungan mengambil bentuk Istana Sultan Buton (disebut
Malige) yang megah. Meskipun didirikan hanya dengan saling mengait,
tanpa tali pengikat ataupun paku, bangunan ini dapat berdiri dengan dengan
kokoh dan megah diatas sandi yang menjadi landasan dasarnya. Patung dua
ekor kuda jantan yan sedang bertarung, pelengkap bangunan,
menggambarkan tradisi mengadu kuda dari Pulau Muna yang digemari
masyarakat Sulawesi Tenggara. Rumah adat Buton atau Buton merupakan
bangunan di atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Banguanannya
terdiri dari empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas
dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga,
jadi makin keatas makin kecil atau sempit ruangannya.

Pakaian Adat

Babu Kandiu
Babu Kandiu ini merupakan baju lengan panjang dengan model kerah berdiri yang terbuka pada
bagian depannya dan dihiasi warna keemasan pada sekitar leher, belahan baju depan serta bagian
lengan.

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 18

2.3 Seni Rupa

Seni Tari Sulawesi Tenggara
seni tari Honari Mosega.

Kesenian ini adalah tarian perang asli asal Liya, Kabupaten Wakatobi,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kesenian Tari Tradisonal ini merupakan
kebanggaan masyarakat Liya yang mengisahkan tarian berani.

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 19

Dahulu kala seni tari Honari Mosega di atraksikan sebelum dan sesudah
perang. Tarian ini diadakan sebagai pengungkapan dan motivasi dari
semangat prajurit Liya ketika akan berperang mengusir musuh dan
kegembiraan mereka karena pulang dengan kemenangan keberhasilan
menaklukan musuh.
Tari ini dimainkan oleh beberapa laki-laki, terdiri dari 1 penari inti disebut
tompidhe dengan memegang tombak atau parang, dan dilengkapi dengan 1
atau 4 orang sebagai hulubalang yang disebut manu-manu moane dengan
memegang tombak dan janur kuning sebagai penghalau bisa atau sihir.
Kadang terdapat pula hulubalang wanita yang disebut manu-manu wowine
serta 1 orang pemukul gendang atau tamburu.

2.4 Seni peran

Seni Peran
Tari Lulo Alu adalah tarian yang berasal dari Tokotua, Kabupaten
Bombana, Sulawesi Tenggara. Tarian ini dilaksanakan sebagai salah satu
ritual adat Tokotua atas rasa syukur dan terima kasih kepada sang pencipta
atas melimpahnya rezki dari hasil panen beras pada masa lalu. Dimana
menurut catatan sejarah pada zaman dahulu Tokotua atau Kabaena
merupakan bagian dari Kesultanan Buton yang merupakan penghasil beras
sebagai pilar penguat Kesultanan Buton pada masa kejayaannya

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 20

Gerakan dan Busana
Tarian ini dibawakan 12 penari yang dibagi atas dua peranan. Delapan penari
putra memegang alu (Penumbuk Padi) yang menggambarkan pria yang
menumbuk padi dan empat orang penari perempuan memegang nyiru
sebagai alat penapis gabah, ditambah sapu tangan yang menggambarkan
proses penapisan gabah. Pakaian yang digunakan dalam tari tersebut
merupakan ciri khas Kabaena dengan pakaian berwarna dasar hitam
ditambah warna kekuning-kuningan dan kemerah-kemerahan

Bab III Fungsi dan Peranan

Fungsi Dan Peranan
1.

Fungsi Pribadi (Individual)
Pengertian fungsi seni dalam individu, adalah konsep penciptaan seni yang lebih menekankan
pada proses emosional dari sang seniman. Disini peran seniman sebagai kreator dalam
menciptakan sebuah karya seni, semua ide, imajinasi, pemikiran dituangkan sehingga
menghasilkan sebuah karya seni. Bagi seorang seniman karya seni itu mencitrakan pemikiran
dan karakter psikologis dari si penciptanya. Oleh sebab itu ketika seseorang apresiator
mengamati sebuah karya seni, disitu dapat dibaca karakter dari si seniman. Bagi seniman juga
akan tecapai kepuasan jiwa atau diri, ketika semua konsep pemikirannya telah tertuang dalam
karya. Perlu ditekankan disini fungsi individu dari seni itu dapat tercapai dengan sempurna, jika
seniman itu berkarya dengan jujur, berkarya dengan hati
MAKALAH SENI BUDAYA

Page 21

2.

Fungsi Masyarakat (social)
Setiap karya seni yang diciptakan seniman, pada umumnya akan disajikan kepada masyarakat
atau audiens. Ketika karya seni itu hadir di dalam masyarakat, maka disitulah terjadi interaksi
antara audiens dan karya seni tersebut. Distu karya seni di nikmati, diamati, diapresiasi, sehingga
timbullah proses komunikasi. Dalam mengamati sebuha karya seni rupa, apresiator dapat dengan
bebas menilai, mencari, dan menggali makna visual dari sebuah karya seni rupa. Fungsi seni
dalam masyarakat dibagi menjadi dua bagian yaitu fungsi rekreasi dan fungsi komunikasi.
Fungsi seni di masyarakat yang berhubungan dengan rekreasi atau wisata, apabila karya seni itu
dikonsep atau diprogram untuk menarik wisatawan. Dalam hal ini para apresiator dapat
menikmati sebuah karya seni secara langsung dan tidak lansung. Pengamatan secara langsung ini
dapat kita jumpai misalkan pada pameran seni lukisan, pameran patung dan seni publik.
Sedangkan apresiasi karya seni yang tidak langsung, mempunyai pengertian apabila karya seni
tersebut tidak dijadikan konsep utama. Artinya sebuah karya seni tersebut hanya sebagai
pelengkap dalam suatu acara atau bangunan. Ini dapat dijumpai misalkan lukisan yang terpajang
di restaurant, hotel, dan perkantoran.
4. Fungsi Keagamaan (Religious)
Seni rupa atau seni lainnya memang ikut andil dalam ranah agama atau religious. Kemunculan
seni rupa sejak zaman pra sejarah sampai modern, secara subtansial terdapat fungsi dalam suatu
kepercayaan. Karya-karya seni yang erat hubungannya dengan fungsi religious ini dapat
ditelusuri mungkin sejak zaman Renaisans. Di Italia pada abad 15, abad dimana pergolakan
pemikiran dan kreativitas dieksplorasi munuju pencerahan. Seniman Renaisans pada waktu itu
berkarya untuk kepentingan gereja, denga dukungan dari penguasa atau bangsawan. Peran
seniman pada zaman itu sangat berpengaruh dalam menciptakan karya seni yang religious
sebagai penunjang peradaban Renaisans.
5. Fungsi Pendidikan (Education)
Fungsi seni dalam dunia pendidikan memang berperan dalam menunjang lancarnya proses
belajar mengajar. Dalam konteks ini karya seni sebagai mediator penyampaian pesan dalam
proses belajar. Berbagai metode dalam proses belajar mengajar dari mulai metode verbal maupun
non verbal. Seni visual atau seni rupa dapat pula diterpakan dalam pendidikan. Ketika pesan
verbal itu perlu sarana pendukung dalam bentuk visual, maka dapat dihadirkan dalam bentuk
gambar, lukisan, ilustrasi, ataupun poster.

Bab IV kesimpulan
KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa seni adalah
barang/atau karya dari sebuah kegiatan, sedangkan Budaya adalah cara
hidup suatu bangsa atau umat yang tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu
dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur
kehidupan berasaskan peradaban.

penutup
Penulis hanya bisa memberi saran kepada pembaca bahwasahnya seni
dan budaya masih sangatlah dibutuhkan karna hidup tanpa seni tak akan
indah dan hidup tanpa mengenal budaya sering kali terjerumus kearah yang
menjurangkan kehidupan.
MAKALAH SENI BUDAYA

Page 22

Di dalam makalah ini mungkin ada kesalahan dan kekurangan oleh
karena itu penulispun meminta agar kiranya pembaca juga memberi keritik
dan saranya agar kiranya makalah ini bisa menjadi lebih sempurna lagi

Daftar Pustaka
Id.wikipedia.org/wiki/wisata_budaya
Indonesiaindonesia.com/f/104203-rekonsilir-budaya-tolaki
Indotimnet.wordpress.com/upacara-pasuo
Indotimnet.wordpress.com/wisata-sulawesitenggara
Adibafarah.blogspot.de/2014/02/4-makanan-khas-sulawesi-tenggara.html
Alatmusiktradisional.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara
Sitisnayah.blogspot.de
Budayaindonesiasatu.blogspot.de/2014

MAKALAH SENI BUDAYA

Page 23