ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MOTI

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN
ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(STUDI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG)
1*)

Dika Arizona , Harsuko Riniwati

2*)

dan Nuddin Harahap

3*)

PS Agribisnis Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
1*)
2*)
3*)

dikakalajengkingsting@yahoo.co.id riniwatisepk@ub.ac.id marmunnuddin@ub.ac.id
ABSTRAK
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.Apapun bentuk
serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis
dalam semua kegiatan institusi/organisasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenganalisis dan
menjelaskan (1) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Malang, (2) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Malang,(3) Pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang.Penelitiaan ini dilaksanakan pada Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Malang.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
menggunakan instrument daftar pertanyaan atau kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pola
pengaruh yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi
kerja, komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Malang. Dari hasil regresi linier berganda dapat dilihat seberapa besar pengaruh variabel independen
mempengaruhi variabel dependen, dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa untuk variabel
Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi Kerja (X2), bernilai positif yang berarti apabila nilai dari masingmasing variabel meningkat satu kali makaakan meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan variabel
Komitmen Organisasional (X3) bernilai negatif yang berarti apabila komitmen organisasional
meningkat satu kali maka kinerja pegawai akan menurun. Hasil Uji t secara parsial dapat disimpulkan
bahwa variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Malang yaitu motivasi kerja dimana setiap variabel motivasi kerja meningkat
satu kali maka kinerja pegawai akan meningkat dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi kerja, komitmen organisasi
ABSTRACT
Human resources is a central factor in an organization. Whatever the shape and purpose, the
organization is based on a variety of visions for the benefit of man and in the execution of its mission is
managed and maintained by humans. Thus man is a strategic factor in all the activities of the
institution/ organization. The purpose of this study is to analyze and explain (1) The effect of
leadership style on employee performance Marine and Fisheries Agency Malang, (2) Effect of
motivationon employee performance Marine and Fisheries Agency Malang, (3) effect of organizational
commitment on employee performance Marine and Fisheries Agency Malang. Penelitiaan was
conducted at the Department of Marine and Fisheries Malang. The method used is a survey method
using questionnaires or questionnaire instrument as a means of data collection. The pattern of
influence that will be revealed in this study is the influence of leadership styles, motivation,
organizational commitment to employee performance Marine and Fisheries Agency Malang. From the
results of multiple linear regression can be seen how much influence the independent variables affect
the dependent variable, the equation can be seen that for a Leadership Style variabel (X1), work
motivation (X2), is positive, which means that if the value of each variable increases the time it will
improve employee performance. While the Organizational Commitment variable (X3) is negative,
which means if one organizational commitment increases the performance of employees will

decrease. T-test results can be partially concluded that the independent variabels that most affect the
performance of the Department of Marine and Fisheries officials Malang ie where each variable
motivation work motivation increases the time the employee's performance will increase, assuming
other variables held constant.
Keywords: leadership style, work motivation, commitment organizational

1

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

PENDAHULUAN
Teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat didukung oleh proses
tranformasi informasi sedemikian rupa sehingga mengakibatkan perubahan pola hidup manusia.
Berbagai pengaruh perubahan terjadi akibat globalisasi yang berdampak pada reformasi menuntut
organisasi baik swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi
tuntutan perubahan dan berupaya menyusun kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan.
Fenomena perubahan mendasar pada organisasi pemerintah dimanifestasikan dengan
lahirnya Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 31
tahun 2004 tentang perikanan telah memberikan arah perubahan dalam penyelenggaraan pemerintah

dan tatanan pengelolaan bidang perikanan yang berkesinambungan dan sinergis sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Dampak dari lahirnya Undang-undang tersebut adalah terbentuknya Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Malang. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang awalnya merupakan
Cabang Dinas milik Dinas Perikanan Propinsi Propinsi Jawa Timur dengan nama "Cabang Dinas
Perikanan Daerah Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Malang". Selanjutnya sejalan dengan semangat
otonomi daerah, pada tahun 1993 Dinas Kelautan dan Perikanan diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten Malang dengan nama "Dinas Perikanan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Malang".
Setelah era reformasi tepatnya di masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dimana saat
itu Kelautan dan Perikanan menjadi Departemen tersendiri dengan nama Departemen Eksplorasi Laut
dengan menterinya Ir. Sarwono Kusumaatmadja, maka pada tahun 2001, Dinas Kelautan dan
Perikanan berubah nama menjadi "Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang". Namun
pada akhir tahun 2004, sejalan diterapkannya PP 8 Tahun 2003, Dinas Kelautan dan
Perikanan digabung dengan Dinas Peternakan menjadi "Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Malang".
Kemudian terhitung sejak tanggal 29 Pebruari 2008 seiring diterapkannya PP No. 41 Tahun
2007 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang menjadi Dinas tersendiri dengan nama "Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang" yang dibentuk berdasarkan Perda Kabupaten Malang
No. 1 Tahun 2008 tanggal 28 Pebruari 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Perbup No. 18
Tahun 2008 tanggal 29 Pebruari 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Dinas Kelautan dan

Perikanan. Hal ini menjadikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang memiliki kesempatan
dan kewenangan mengurus dirinya sendiri sesuai dasar hukum yang berlaku.
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.Apapun bentuk
serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis
dalam semua kegiatan institusi/organisasi.Selanjutnya, Manajemen Sumberdaya Manusia berarti
mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara
optimal.
Menurut Anthony dan Young dalam Salusu (2003) Manajemen strategik tidak hanya
digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah diterapkan pada sektor publik.Penerapan
manajemen strategik pada kedua jenis institusi tersebut tidaklah jauh berbeda, hanya pada organisasi
sektor publik tidak menekankan tujuan organisasi pada pencarian laba tetapi lebih pada pelayanan.
Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk dapat meningkatkan kinerja baik sekarang dan yang akan
datang secara berkesinambungan, sehingga dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keunggulan harus mengusahakan
kinerja individual yang setinggi-tingginya, karena pada dasarnya kinerja individu mempengaruhi
kinerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara
keseluruhan. Berbagai macam strategi akan ditempuh oleh organisasi dalam meningkatkan kinerja
pegawainya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya dengan mewujudkan
komitmen organisasional melalui gaya kepemimpinan dan motivasi kerja yang sesuai dengan harapan

karyawan.
Nurjanah (2008) membuktikan bahwa gaya kepemimpinan secara langsung mempengaruhi
kinerja karyawan itu sendiri. Ketika gaya kepemimpinan dibangun dan diperkuat oleh komitmen
organisasi, maka kinerja karyawan diyakini dapat diwujudkan, dengan kata lain bahwa komitmen
organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Untuk meningkatkan komitmen organisasional dalam mencapai kinerja yang maksimal selain
memperhatikan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin, perlu juga melihat
faktor motivasi yang diberikan kepada pegawai, karena komitmen pegawai untuk terus bekerja
menjadi bagian dari suatu organisasi akan meningkat apabila didukung adanya motivasi yang tinggi
dari pegawai yang terkait dengan pekerjaannya.
Pegawai tentunya memiliki kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan yang ingin dipenuhinya.Hal
ini menjadi pendorong baginya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di dalam suatu organisasi,
dengan harapan kebutuhan dan kepentingan individualnya dapat diwujudkan, dan sebaliknya kegiatan

2

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

yang dilakukan dapat memberikan manfaat kepada organisasi.Oleh karena itu, perusahaan juga

penting untuk memperhatikan aspek motivasi yang dimiliki oleh tenaga kerjanya agar perusahaan
tidak kehilangan individu-individu yang berkualitas.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapapermasalahan sebagai berikut:
1. Apakah gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasional berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang?
2. Apakah faktor dari gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasional yang
dominan paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Malang?
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja
pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang
2. Pengaruh faktor dari gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasional yang
paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Malang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. SDM Dinas
Diharapkan penelitian ini mampu meningkatkan kinerja pegawai sehingga pekerjaan yang
dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai sesuai berdasarkan visi organisasi.
2. Organisasi Publik atau Pemerintah

Sebagai informasi atau masukan bagi organisasi publik/pemerintah khususnya Dinas Kelautan
dan Perikanan berkenan dengan gaya kepemimpinan, motivasi, komitmen terhadap kinerja
Pegawai Negeri Sipil.
3. Peneliti
Akan memperoleh wawasan yang nyata dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan fenomena yang ada.
METODOLOGI
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 September - 8 Oktober 2012 berlokasi di Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang mengenai gaya kepemimpinan, motivasi kerja, komitmen
organisasional terhadap kinerja pegawai negeri.
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini terdapat dua macam yaitu :
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui
media perantara).Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok,
hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara tidak langsung namun
bersifat menunjang, seperti literature, hasil penelitian terdahulu, dokumentasi atau file yang
diperoleh dari pihak-pihak terkait seperti struktur organisasi, deskripsi pekerjaan.
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin

peneliti investigasi (Sekaran, 2006).Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). SedangkanPopulasi target adalah
sekelompok orang yang mempunyai pengetahuan dan pandangan serta mampu memberikan
tanggapan terhadap isi survei.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan
Kabupaten Malang yang meliputi seluruh staf dan pimpinan pada level menengah meliputi Kepala
Bidang dan Kepala Seksi, kecuali pimpinan puncak atau Kepala Dinas
Teknik pengampilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling
jenuh. Menurut Sugiyono (2010) teknik sampling jenuh/sensus adalah teknik penentuan sample bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sehingga sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu seluruh pegawai pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Malang yang meliputi seluruh staff dan pimpinan pada level menengah meliputi
Kepala Bidang dan Kepala Seksi, kecuali pimpinan puncak atau Kepala Dinas.
Sesuai dengan pokok masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka jenis
penelitian ini adalah explanatory research.Menurut Sugiyono (2003) penelitian menurut tingkat
eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variable-variabel yang diteliti
serta hubungan antara variabel satu variabel dengan variabel yang lain.

3


APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

Pada penelitian ini digunakan teknik penelitian lapangan yaitu upaya penelitian secara
langsung pada obyek yang diteliti untuk mendapatkan data dari perusahaan. Adapun yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
a. Angket (queationnaire)
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat pernyataan
tertulis yang ditujukan kepada responden. Merupakan instrumen yang dirancang secara spesifik
untuk memperoleh informasi yang akan digunakan untuk kepentingan analisis, metode ini
dilakukan dengan memberikan pertanyaan dan pernyataan yang terstrukur dan sistematis yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian, kuesioner tersebut diberikan langung kepada
Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang.
b. Wawancara
Merupakan proses memperoleh keterangan dengan cara bertanya langsung kepada pihak-pihak
terkait. Metode wawancara ini dilakukan untuk mengungkap fakta yang terjadi dilapangan dan
memperoleh data tambahan yang mendukung angket (queationnaire).
c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sesuai dengan

yang disaksikan dengan mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Hal ini dilakukan dengan
melakukan pencatatan data yang dibutuhkan selama penelitian. Observasi dalam penelitian ini
untuk mengetahui fenomena sosial dan gejala-gejala psikis.
d. Dokumentasi
Dari perolehan dokumentasi ini data-data yang didapatkan biasanya berupa laporan resmi atau
berupa dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemilik atau instansi tertentu yang fungsinya
sebagai data pribadi atau kelompok ataupun dokumentasi tahunan. Dokumen-dokumen ini
biasanya berupa arsip yang dimiliki setiap instansi. Dengan mendapatkan data yang
terdokumentasi nantinya data-data yang dilaporkan akan akurat sesuai arsip pribadi atau instansi
terkait yang akan mendukung dibuatnya laporan. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah struktur organisasi dan denah lokasi.
Analisa Data
Analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk
mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat
yaitu pengaruh variabel gaya kepemimpinan X 1, motivasi kerja X2, dan komitmen organisasional X3
terhadap kinerja pegawai Y. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = kinerja pegawai
a = konstanta
b1,b2,b3 = koefisien regresi
X1 = gaya kepemimpinan
X2 = motivasi kerja
X3 = komitmen organisasional
Pengujian Hipotesis
Penelitian pada dasarnya adalah usaha untuk mencari atau mengumpulkan data dan
informasi yang akan digunakan untuk menguji suatu hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto,
1993). Perlu ditekankan disini bahwa pengujian hipotesis bukan bermaksud membuktikan benar
tidaknya hipotesis tetapi menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak.
Hasil kajian empiris tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
dilakukan oleh Wijaya Noer (2008) mengemukakan hasil penelitian bahwa gaya kepemimpinan secara
parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Pendapat tersebut
didukung oleh Fernandez dan Perry (2010) temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
terintegrasi dalam sektor publik dapat memperbaiki kinerja organisasional. Gaya kepemimpinan
terintegrasi secara positif berhubungan dengan kinerja pemerintah.
Hasil kajian empiris tentang pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dilakukan
oleh Oluyesi A dan Hammed, T. Ayo (2009) menemukan bukti bahwa motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut juga didukung oleh Permana Fahmi (2009) hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik berpengaruh secara bersama-sama
terhadap kinerja karyawan non medis.
Hasil kajian empiris tentang pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan
dilakukan oleh Chen, Jui-Chen, Colin Silverthor Ne, Jung-Yao Hung (2006) menyatakan bahwa
komitmen organisasi memiliki korelasi signifikan positif terhadap kinerja. Hal tersebut didukung oleh

4

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

Pangestuti A (2009) bahwa budaya organisasi dan komitmen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja.
Uji statistik ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kebenaran dan membuktikan ada
tidaknya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Kemudian untuk melakukan uji atas
hipotesis yang telah dirumuskan maka dilakukan pengujian sebagai berikut:
a. Uji F
Tujuan pengujian Uji F adalah untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel terikat. Pengujiannya sebagai berikut :
Hipotesis :
H0 : β1 = β2 = β3 …..=βn = 0
H1 : β1 = β2 = β3.... βn ≠ 0
Uji statistik yang digunakan adalah uji F dengan rumus:
F-hitung =

R2(k  1)

(1  R2)(n  k )

Dimana :
2
R
= koefisien determinasi
k
= jumlah variabel bebas
n
= jumlah sampel
Kriteria uji
F-hitung > F-tabel (k-1, n-k), maka tolak H0
F-hitung < F-tabel (k-1, n-k), maka terima H0
Membandingkan nilai sig F dengan α
Jika sig F α , maka H0 diterima dan H1 ditolak
2
b. Uji R (Koefisien Determinasi)
2
Koefisien determinasi (R ) dapat dihitung langsung dari data bersamaan dengan koefisien
regresinya. Kegunaan dari koefisien determinasi adalah untuk mengukur tingkat ketepatan yang
paling baik dari analisis regresi. Jika data observasi dapat tepat pada garis regresi yang diestimasi,
maka dikatakan kecocokan sempurna dapat dicapai, dalam hal ini koefisien determinasi akan
maksimum, yaitu sebesar 1. Kriteria pengujian, apabila koefisiensi determinasi sama dengan satu
atau mendekati satu maka dianggap baik (Kusnawan, 2008). Koefisien determinasi dirumuskan
sebagai berikut :
R
2

2=

1

2

 (Yi  Y)
 (Yi  Y)

Dimana nilai R adalah 0 < R < 1, yang artinya :
2

Bila R = 1, berarti besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap naik turunnya variabel terikat
sebesar 100%, sehingga tidak ada faktor lain yang mempengaruhinya.
2

Bila R = 0, berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap variabel
independen yang dimasukan tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengeruh secara
2
signifikan atau tidak. Oleh karena itu para peneliti dianjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R
2
2
pada saat mengevaluasi mana model yang terbaik. Tidak seperti R , nilai adjusted R dapat naik dan
turun apa bila satu variabel ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2005).
c. Uji t
Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji koefisien regresi secara parsial atau digunakan
untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas(X) terhadap variabel terikat(Y). Alat
ini digunakan untuk mengetahui variabel bebas (x) mana yang paling dominan mempengaruhi variabel
terikat (Y). Pengujian secara statistik sebagai berikut :
Hipotesis :
H0 : βi = 0
H1 : βi ≠ 0
Uji statistik yang digunakan adalah uji t menurut Soekartawi (1990), uji t digunakan untuk
menguji masing-masing koefisien regresi yang secara matematis dinyatakan sebagai berikut :

T hitung 

Dimana: b1
S (b1)

bi
S (bi )

: Koefisien regresi
: Standart error dari b1.

5

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

Kriteria uji ini membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel. Jika dari perhitungan
diperoleh t hitung > t tabel, berarti variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat pada tingkat kepercayaan tertentu. Jika t hitung < t tabel, berarti variabel bebas secara individu
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat pada tingkat kepercayaan tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah kuesioner disebar maka selanjutnya akan diuji apakah kuesioner tersebut valid atau
tidak. Menurut Arikunto (2006), validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalitan suatu instrumen. Hasil uji validitas dinyatakan valid apabila jika r hitung> rtabel dengan taraf
signifikasi 5%. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi positif dan besarnya
lebih dari 0,3 (Sugiono,2008). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 19 For Windows,
berikut hasil uji validitas variabel yang telah dilakukan:
Tabel 1. Uji Validitas Item Variabel X1 (Gaya Kepemimpinan)
Item
Validitas
Kesimpulan
Korelasi
Sig
(X1)
X1.1
0,680
0,00
Valid
Gaya Kepemimpinan
X1.2
0,676
0,00
Valid
X1.3
0,675
0,00
Valid
X1.4
0,623
0,00
Valid
X1.5
0,621
0,00
Valid
X1.6
0,533
0,00
Valid
X1.7
0,667
0,00
Valid
X1.8
0,660
0,00
Valid
X1.9
0,532
0,00
Valid
X1.10
0,750
0,00
Valid
X1.11
0,713
0,00
Valid
X1.12
0,588
0,00
Valid
X1.13
0,688
0,00
Valid
X1.14
0,636
0,00
Valid
X1.15
0,605
0,00
Valid
Sumber: Data Primer (output SPSS 19 for Windows), 2012
Berdasarkan data dari Tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa semua indikator instrument
pernyataan X1.1, X1.2, X1.3 ,..., X1.15 adalah valid dengan nilai korelasi yang didapat lebih besar dari 0,3
dan signifikan hasil lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian maka ke-15 butir pernyataan untuk
mengukur variabel “Gaya Kepemimpinan” (X1) pada penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur
variabel yang diteliti.
Pengujian berikutnya adalah uji validitas variabel motivasi kerja, menurut Arikunto (2006),
validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan suatu instrumen.Hasil
uji validitas dinyatakan valid apabila jika rhitung> rtabel dengan taraf signifikasi 5%. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi positif dan besarnya lebih dari 0,3 (Sugiono,2008). Uji
validitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 19 For Windows, berikut hasil uji validitas variabel
yang telah dilakukan:
Tabel 2. Uji Validitas Item Variabel X2 (Motivasi Kerja)
Item
Validitas
Kesimpulan
Korelasi
Sig
(X2)
X2.1
0,592
0,00
Valid
Motivasi Kerja
X2.2
0,764
0,00
Valid
X2.3
0,702
0,00
Valid
X2.4
0,769
0,00
Valid
X2.5
0,824
0,00
Valid
X2.6
0,781
0,00
Valid
X2.7
0,822
0,00
Valid
X2.8
0,559
0,00
Valid
Sumber: Data Primer (output SPSS 19 for Windows), 2012
Berdasarkan data dari Tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa semua indikator instrument
pernyataan X2.1, X2.2, X2.3 ,..., X2.8 adalah valid dengan nilai korelasi yang didapat lebih besar dari 0,3
dan signifikan hasil lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian maka ke-8 butir pernyataan untuk

6

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

mengukur variabel “Motivasi Kerja” (X2) pada penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur variabel
yang diteliti.
Setelah uji validitas variabel motivasi kerja selanjutnya adalah hasil uji validitas variabel
komitmen organisasional. Menurut Arikunto (2006), validitas adalah salah satu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan suatu instrumen. Hasil uji validitas dinyatakan valid apabila jika
rhitung> rtabel dengan taraf signifikasi 5%. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi
positif dan besarnya lebih dari 0,3 (Sugiono,2008). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan
SPSS 19 For Windows, berikut hasil uji validitas variabel yang telah dilakukan:
Tabel 3. Uji Validitas Item Variabel X3 (Komitmen Organisasional)
Item
Validitas
Kesimpulan
Korelasi
Sig
(X3)
X3.1
0,512
0,00
Valid
Komitmen Organisasional
X3.2
0,530
0,00
Valid
X3.3
0,641
0,00
Valid
X3.4
0,675
0,00
Valid
X3.5
0,668
0,00
Valid
X3.6
0,720
0,00
Valid
X3.7
0,623
0,00
Valid
X3.8
0,529
0,00
Valid
X3.9
0,638
0,00
Valid
Sumber: Data Primer (output SPSS 19 for Windows), 2012
Berdasarkan data dari Tabel 3. diatas, menunjukkan bahwa semua indikator instrument
pernyataan X3.1, X3.2, X3.3 ,..., X3.8 adalah valid dengan nilai korelasi yang didapat lebih besar dari 0,3
dan signifikan hasil lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian maka ke-9 butir pernyataan untuk
mengukur variabel “Komitmen Organisasional” (X3) pada penelitian ini adalah valid atau dapat
mengukur variabel yang diteliti.
Uji validitas berikutnya pada penelitian ini adalah uji validitas variabel kinerja pegawai.
Menurut Arikunto (2006), validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalitan suatu instrumen. Hasil uji validitas dinyatakan valid apabila jika rhitung>rtabel dengan taraf
signifikasi 5%. Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi positif dan besarnya
lebih dari 0,3 (Sugiono,2008). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 19 For Windows,
berikut hasil uji validitas variabel yang telah dilakukan:
Tabel 4. Uji Validitas Item Variabel Y (Kinerja Pegawai)
Validitas
Korelasi
Sig
(Y)
Y1
0,795
0,00
Kinerja Pegawai
Y2
0,795
0,00
Y3
0,778
0,00
Y4
0,530
0,00
Y5
0,663
0,00
Y6
0,714
0,00
Y7
0,617
0,00
Y8
0,707
0,00
Y9
0,488
0,00
Y10
0,778
0,00
Sumber: Data Primer (output SPSS 19 for Windows), 2012
Item

Kesimpulan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan data dari Tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa semua indikator instrument
pernyataan Y1, Y2, Y3 ,..., Y10 adalah valid dengan nilai korelasi yang didapat lebih besar dari 0,3 dan
signifikan hasil lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian maka ke-10 butir pernyataan untuk
mengukur variabel “Kinerja Pegawai” (Y) pada penelitian ini adalah valid atau dapat mengukur
variabel yang diteliti.
Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat koefisiensi Cronbach
Alpha yang diperoleh dari hasil pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS 19 for Windows.
Adapun hasil dari pengujian reliabilitas untuk variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan
komitmen organisasional (X1, X2, X3) terhadap 51 responden dapat dilihat pada tabel berikut:

7

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

Tabel 5. Uji Reliabilitas Variabel (X1, X2, X3)
Variabel
Alpha Cronbach
Keterangan
Gaya Kepemimpinan (X1)
0,894
Reliabel
Motivasi Kerja (X2)
0,870
Reliabel
Komitmen Organisasional (X3)
0,775
Reliabel
Sumber: Data Primer (output SPSS 19 for Windows),2012
Berdasarkan data dari Tabel 5. diatas, dapat dikatakan bahwa item–item variabel yang
digunakan adalah reliabel. Dikatakan reliabel karena nilai Alpha Cronbach yang didapat lebih dari
0,60. Sehingga dapat dikatakan seluruh item variabel (gaya kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2),
komitmen organisasional (X3)) dapat diandalkan atau reliabel dan data yang dihasilkan sesuai dengan
kondisi sesungguhnya.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier digunakan untuk menganalisis kinerja pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Malang dengan melihat pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X 1), motivasi
kerja (X2), komitmen organisasional (X3) terhadap kinerja pegawai (Y), maka dilakukan analisis dan
interprestasi yang akan dijelaskan pada uraian berikut ini:

No

1
2

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi
Variabel
Koefisien Regresi
(B)
Constant
-1,040
Gaya Kepemimpinan (X1)
0,440
Motivasi Kerja (X2)

3

0,461

Sig t

Keterangan

0,00
Signifikan
0
0,00
Signifikan
0
0,96
Tidak
7
Signifikan
= 0,000
= 0,05
= 51

Komitmen
-0,002
Organisasional(X3)
R
= 0,961
Sig F
R Square
= 0,923
α
Adjusted R square = 0,918
n
Fhitung
= 187.840
Sumber: Data Primer (Output SPSS 19 For Windows),2012

Dari hasil analisis diperoleh Nilai F hitung sebesar 187.840 dengan signifikansi sebesar 0,000.

Nilai
F = 187,840
Sig F = 0,000
Α
= 0,005

Status
H0 Ditolak

Tabel 7. Hasil Uji F
Hipotesis
Ada pengaruh yang signifikan secara simultan
(serentak) dari variabel independen (X 1, X2,
dan X3) terhadap variabel dependen (Y)

Sumber: Data Primer (Output SPSS 19 For Windows),2012
Dari hasil pengujian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa variasi perubahan nilai variabel
dependen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen (X 1, X2, dan X3) yang artinya semua variabel
independen meliputi: Gaya Kepemimpinan (X 1), Motivasi Kerja (X2), dan Komitmen Organisasional
(X3) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yaitu kinerja pegawai Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang dengan kata lain model regresi ini dapat digunakan untuk
memprediksi pengaruh variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasional
terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang .
Dari hasil analisis regresi yang telah ditampilkan pada tabel 4.15 terlihat bahwa variabel X 1
dan X2 memiliki nilai signifikansi t < α (0,05), sedangkan variabel X3 memiliki nilai signifikan t > α
(0,05).
Uji Asumsi Klasik
Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas
normal probability plot.Apabila data membentuk suatu garis lurus diagonal berarti analisis regresi yang
dilakukan memenuhi asumsi normalitas. Adapun hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

8

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

Gambar 1. Hasil Pengujian Normalitas
Dari gambar terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dari arah kiri bawah menuju
kanan atas, sehingga memenuhi asumsi normalitas.
Dari hasil pengujian heteroskedastisitas pada tabel.8 dibawah menunjukkan bahwa signifikan
> 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tabel 8. Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Variabel Koefisien
Sig
Keterangan
X1 (b1)
-0,562
0,049 Homokedastisitas
X2 (b2)
0,270
0,337 Homokedastisitas
X3 (b3)
-0,177
0,232 Homokedastisitas
Sumber: Data Primer (Output SPSS 19 For Windows),2012
Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel.9 dibawah dapat diketahui bahwa
masing-masing variabel bebas mempunyai nilai VIF < 10, sehingga dapat dinyatakan bahwa model
regresi yang digunakan bebas multikolonieritas.
Tabel 9. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas
Variabel bebas
Tolerance
VIF
Keterangan
Gaya kepemimpinan (X1)
0.221
4.521 Non
multikolonieritas
Motivasi kerja (X2)
0.220
4.542 Non
multikolonieritas
Komitmen organisasional (X3)
0.798
1.254 Non
multikolonieritas
Sumber: Data Primer (Output SPSS 19 For Windows),2012
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan tentang analisis pengaruh gaya kepemimpinan,
motivasi kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasional dapat dibuktikan
secara simultan atau bersama-sama semua variabel berpengaruh terhadap kinerja pegawai
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang. Secara parsial gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Malang. Sedangkan secara parsial komitmen organisasional tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Malang.
Variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen organisasional yang berpengaruh
paling dominan terhadap kinerja pegawai dinas kelautan dan perikanan kabupaten malang
adalah variabel motivasi kerja dengan nilai koefisien regresi B sebesar 0,461 dengan nilai
signifikansi α < 0,05. Ini mengindikasikan bahwa fakta yang terjadi pada variabel motivasi kerja
merupakan pengaruh paling dominan ini disebabkan pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan
memiliki motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaannya dengan begitu kinerja yang
dihasilkan akan semakin baik dan meningkat.

9

APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 1-11 UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Recieved 18 January 2013, Accepted 15 May 2013

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, maka saran yang dapat penulis
sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ditemukan fakta yang terjadi bahwa gaya kepemimpinan dapat
meningkatkan kinerja pegawai apabila pemimpin menganut paham demokratis, komunikatif dan
mengadakan perhargaan/reward kepada pegawai yang berprestasi. Adapun upaya-upaya baru
yang dapat dilakukan pemimpin supaya kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Malang dapat meningkat diantaranya:
- Memberikan pengaruh ideal
Dengan pengaruh ideal seorang atasan kadang perlu mengambil tindakan tanpa
memperdulikan kepentingan bawahannya.
- Memberikan pengembangan intelektual
Dengan pengembangan intelektual, sebagai tindakan atasan yang tidak pernah percaya
pada bawahan karena sikap pedulinya pada pekerjaan.
- Memberikan inspirasi
Dengan inspirasi, atasan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk turut andil dalam
pengambilan keputusan dengan harapan ada masukan yang lebih komprehensif sehingga
keputusan lebih efektif
- Memberikan perhatian pribadi
Dengan perhatian pribadi hendaknya sebagai atasan secara pribadi memperhatikan
bawahan yang bekerja keras, selalu membimbing bawahan yang sudah siap dipromosikan
dan suka mengarahkan bawahan sesuai dengan tingkat kematangannya.
2. Dari hasil penelitian ditemukan fakta yang terjadi bahwa motivasi kerja dapat meningkatkan
kinerja pegawai apabila pegawai memiliki tanggung jawab/responsibility dan melakukan
pengawasan. Adapun upaya-upaya baru yang dapat dilakukan supaya motivasi kerja dapat
meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang diantaranya:
- Menciptakan suasana kondusif
Suasana kondusif ini dapat tercipta bilamana seluruh komponen didalamnya bersatu padu,
saling menghormati, tidak bersikap otoriter, serta menghilangkan kesan adanya perbedaan
senior dan junior.
- Adanya rasa kebersamaan dan keterbukaan
Hal ini ditandai dengan adanya sikap saling menghormati, saling menghargai, serta adanya
jalinan komunikasi yang harmonis antara pimpinan dengan bawahannya atau antar rekan
kerja. Tanpa rasa kebersamaan dan keterbukan dari semua pihak, maka akan timbul asumsi
yang kurang baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja yang dihasilkan. Oleh
karenanya rasa kebersamaan dan keterbukaan ini perlu sekali dipertahankan agar tercipta
rasa nyaman dalam bekerja.
3. Dari hasil penelitian ditemukan fakta yang terjadi bahwa komitmen organisasional dapat
meningkatkan kinerja pegawai apabila pemimpin memperjelas dan mengkomunikasikan misi
organisasi, menjamin keadilan organisasi dan mendukung perkembangan pegawai. Adapun
upaya-upaya baru yang dapat dilakukan supaya komitmen organisasional dapat meningkatkan
kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang diantaranya:
- Meningkatkan loyalitas pegawai terhadap organisasi
Pemimpin percaya bahwa pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik, oleh karena
itu pegawai akan merasa senang bekerja di organisasi tersebut dan loyalitas kepada
organisasi akan tercipta.
- Meningkatkan kesadaran kepada pegawai bahwa pegawai memiliki peran yang sangat
penting dalam memajukan organisasi.
Bahwa tanpa peran aktif dari pegawai yang terlibat mustahil organisasi dapat berjalan
berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan atau dengan kata lain keberadaan pegawai
vital bagi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggara dan Suhendi. 2010. Perilaku Organisasi. CV Pustaka Setia. Bandung.
Amiruddin. 2005. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pemerintah
Kota Sorong. Jurnal Arthavidya, Tahun 6, No 2, Juli 2005, Hal 497-508
Arshadi. 2010. Basic Need Satisfaction, Work Motivation and Job Performance in an Industrial
Company in Iran. Procedia Social and Behavioral Science 5 (2010) 1267-1272
Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

10