SEMINAR PROPOSAL DAN HASIL PENELITIAN AN

SEMINAR PROPOSAL DAN HASIL PENELITIAN ANAKON LEKSIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Linguistik Kontrastif.

Kelompok 8 – VI A:
Hadi Maryana

1145020042

Sarastika Endang Hapriyonita

1145020134

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................

C. Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Anakon Leksis...................................................................................................
B. Makna Leksikal.................................................................................................
C. Bentuk Leksikal Bahasa Indonesia-Bahasa Arab dengan Leksem
Mirip Bentuk Sama Makna.............................................................................
D. Bentuk Leksikal Bahasa Indonesia-Bahasa Arab dengan Leksem
Mirip Bentuk Beda Makna..............................................................................
E. Analisis Tingkat Kesulitan...............................................................................
F. Materi dan Metode Bahan Ajar.......................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah dibahas mengenai beberapa unsur utama dalam bahasa, yaitu ilmu bunyi

(fonologi), ilmu sharaf (morfologi), ilmu nahwu (sintaksis), maka perlu dibahas ilmu
makna (semantik), sebab leksikologi merupakan bagian dari semantik.
Kesalahpahaman orang awam mengenai pembelajaran B2 justru terletak semata-mata
pada masalah pembelajaran ekuivalen-ekuivalen leksikal B2 yang berkorespondensi
dengan kata-kata B1 seorang pembelajar.
Leksikologi kontrastif yang secara relatif telah terabaikan sebagai salah satu cabang
dari ketiga cabang anakon mikrolinguistik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja cakupan anakon leksis?
2. Bagaimana analisis leksem mirip bentuk sama makna dan leksem mirip bentuk
beda makna dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Arab?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui cakupan anakon leksis.
2. Mengetahui analisis mirip bentuk sama makna dan mirip bentuk beda makna
dalam Bahasa Indonesia dan bahasa Arab.

1


BAB II
PEMBAHASAN
A. Anakon Leksis
Leksikologi adalah telaah mengenai butir-butir kosakata (leksem-leksem) suatu
bahasa, termasuk makna-makna dan hubungan-hubungannya, serta perubahan-perubahan
dalam bentuk dan makna sepanjang waktu (Richards dalam Tarigan, 2009: 150).
Leksikologi sebagai bagian dari ilmu yang membahas makna kosakata, maka ruang
lingkup pembahasan leksikologi juga tidak bisa lepas dari ilmu semantik (ilmu makna).
Leksikon dianggap sebagai suatu daftar atau perangkat entri (kata kepala) leksikal
yang tidak berurutan. Entri leksikal dianggap sebagai suatu gabungan dari tiga spesifikasi,
yaitu: spesifikasi morfologis, spesifikasi sintaktis, dan spesifikasi semantik. (Tarigan,
2009: 154).
Para pembelajar B2 biasanya memiliki kamus-kamus bilingual. Salah satu lahan subur
bagi leksikologi kontrastif adalah leksikografi bilingual yang menarik perhatian dalam
praktik bahkan dalam komitmen teoritis bagi leksikologi kontrastif. Di Indonesia terdapat
sejumlah kamus dwibahasa, baik bahasa daerah-bahasa asing, bahasa asing-Bahasa
Indonesia, dan sebaliknya.
Kamus bahasa Arab di Indonesia cukup berkembang, baik kamus dalam bentuk buku
maupun digital. Adapun kamus yang digunakan dalam pembahasan ini adalah KBBI

(Indonesia-Indonesia) digital versi 2.1 yang dikembangkan Yufid (Jln. Kaliurang KM 6,5
GG. Timor Timur no D-9 Sleman, Yogyakarta), aplikasi berukuran 2,11 MB dan kamus
Al-Maany (Arab-Indonesia, Indonesia-Arab) digital versi 1.1 yang dikembangkan Atef
Sharia (Amman, Yordania).
B. Tinjauan Pustaka
Rujukan penelitian pertama yaitu makalah Anita Rohani mahasiswa Universitas
Negeri Jakarta pada tahun 2014 dengan judul Analisis Kontrastif Bahasa Sunda dengan
Bahasa Indonesia pada Tataran Makna Kosakata (Leksikal). Dalam makalah ini hanya
disebutkan kata-kata berbentuk mirip sama makna dan beda makna dalam bahasa Sunda
dan Bahasa Indonesia.
C. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa
konteks apapun. Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna apa adanya yang
sesuai dengan hasil observasi indra kita. Ada pendapat bahwa makna leksikal adalah
makna kamus, nemun perlu diketahui bahwa dalam kamus juga ada memuat makna2

makna lain yang bukan leksikal, seperti makna-makna yang terbentuk kiasan (Abdul
Chaer, 2014: 289).
D. Bentuk Leksikal Bahasa Indonesia-Bahasa Arab dengan Leksem Mirip Bentuk
Sama Makna

Setelah kata-kata dalam kamus Bahasa Indonesia-Arab dipilih secara acak, maka
diperoleh bentuk leksikal Bahasa Indonesia-Arab yang memiliki kemiripan bentuk dan
sama makna, diantaranya adalah:
No

Kata dalam

Makna

Bahasa Indonesia

Bahasa Arab

Makna

‫أحد‬

Hari Ahad,

tunggal, satu

Belakang, yang

‫آخر‬

Minggu,
Yang akhir

belakang sekali
Budi pekerti,

‫أخلقا‬

1

Ahad

Minggu, Esa,

2


Akhir
Akhlak

3

Kata dalam

kelakuan

perangai

bentuk jamak dari
kata “‫”خلق‬

4.

Akidah

Keyakinan pokok


5.

Balig

cukup umur

‫عقيدة‬
‫بليغ‬،‫بالغ‬

Yang dipercayai
hati
dewasa, pandai
bicara, lancar

6
7
8

Izin


membolehkan

Fakir

orang yang sangat

Ikhlas

berkekurangan
bersih hati, tulus

‫إإذِن‬
‫فقير‬
‫إخلصا‬

hati.

bicara
izin
yang miskin

ketulusan,
kejujuran,
integritas,
loyalitas,

9

10

Wajib

Asli

harus dilakukan,

‫واجب‬

kesetiaan.
tugas, kewajiban,


tidak boleh tidak

fardu, pekerjaan,

dilaksanakan

harus, perlu,

(ditinggalkan).

wajib, mesti.

tidak ada

ّ
‫أصلي‬

asli, orisinal,
3

campurannya,

autentik, benar,

tulen, murni,

nyata, pertama.

bukan salinan,
tempat asal
E. Bentuk Leksikal Bahasa Indonesia-Bahasa Arab dengan Leksem Mirip Bentuk
Beda Makna
Setelah kata-kata dalam kamus Bahasa Indonesia-Arab dipilih secara acak, maka
diperoleh bentuk leksikal Bahasa Indonesia-Arab yang memiliki kemiripan bentuk dan
beda makna, diantaranya adalah:
No.

Kata dalam Bahasa

1

Indonesia
Hajar

Makna
memukuli supaya

Kata dalam Bahasa

Makna

Arab

‫حجر‬

batu

jera, memukuli
sebagai hukuman,
membuat tidak

2

Ijazah

berdaya, batu
surat tanda tamat

‫إجازة‬

belajar, izin yang

surat izin lisensi,
liburan, libur.

diberikan oleh
guru kepada
muridnya untuk
mengajarkan ilmu
yang diperoleh si
murid dari

3

Jidar

gurunya.
garis (sekeliling

‫جدار‬

tembok

‫طبيب‬

dokter

atau halaman

4

Tabib

buku), penggaris
orang yang
pekerjaannya
mengobati orang
sakit secara
tradisional,
seperti dukun,

4

5

Ulama

dokter
orang yang ahli
dalam hal
pengetahuan

6

Ustaz

agama Islam
guru agama atau

‫علماء‬
bentuk jamak dari
kata “‫”عليم‬

ِ‫أستاذ‬

orang yang ahli
dalam berbagai
bidang ilmu
pengetahuan.
Guru, guru besar

guru besar (lakilaki), tuan
(sebutan atau

7

Madrasah

sapaan)
sekolah atau

‫مدرسة‬

sekolah

perguruan
(biasanya yang
berdasarkan

8

Ziarah

agama Islam)
Kunjungan ke

‫زيارة‬

Kunjungan

‫أسماء‬

nama-nama

tempat yang
dianggap keramat

9

Asma

atau mulia
gangguan
pernapasan yang
sering bersifat
alergis, ditandai

bentuk jamak dari
kata “ ‫”إسم‬

dengan sulit
bernapas dan rasa
sesak dalam dada;
nama (bagi

10

Kuliah

Tuhan)
Sekolah tinggi,

‫كلية‬
ّ

fakultas

mengikuti
pelajaran di
perguruan tinggi,

11

Imtihan

ceramah.
Upacara saat

‫إمتحان‬

ujian

pengumuman
kenaikan kelas
5

atau
pengumuman

12

ujian.
Puji-pujian

Zikir

‫ذِكر‬

mengingat

kepada Allah
yang diucapkan
berulang-ulang,
doa atau pujipujian berlagu
(dilakukan pada
perayaan Maulid

13

Nabi)
Lebih baik, lebih

Afdal

‫افضل‬

lebih utama.

utama, lengkap,
komplet.

F. Analisis Prediksi Tingkat Kesulitan
a. Leksem Mirip Bentuk Sama Makna
No

Kata dalam
Bahasa Indonesia
(B1) – Bahasa Arab

Kalimat dalam
Makna

(B2)
1

Ahad -

‫أحد‬

Bahasa Indonesia

Tingkat

(B1) -

Kesulitan

Minggu (apabila

Bahasa Arab (B2)
B1 : Perlombaan

TK 1 : Karena di

ditulis dengan

cerpen nasional

dalam Bahasa

huruf kapital),

diselenggarakan

Arab (B2) tidak

esa, tunggal, satu

pada hari Ahad.

mengenal huruf
kapital, tetapi

B2 :

apabila dilihat

‫ذهبت يوم‬
.‫الحأد‬
‫قل هو الله‬

-

dari segi makna,
bermakna sama.

-

.‫أحأد‬
2

Akhir-

‫آخر‬

B1: Belakang,

B1:Peristiwa itu

TK 0:

penghabisan,

berakhir dengan

Kata ini tidak
6

kesudahan

pembunuhan yang

menimbulkan

kejam.

kesulitan apapun.

B2: Yang akhir
B2:

‫فعل مضارع‬
‫مرفوع‬
‫وعلمة رفعه‬
‫الضمة‬
‫الظاهرة‬
3

Akhlak –

‫أخلقا‬

(‫)جـ‬

Budi pekerti,

. ‫على آخره‬
B1: Krisis akhlak
TK 3:

kelakuan –

terjadi karena

dalam B1

perangai

pembinaan moral

diberikan

yang dilakukan

interpretasi baru

oleh orangtua,

dalam B2. Selain

sekolah, dan

mengetahui

masyarakat sudah

bermakna sama

kurang efektif.

antara B1-B2,
pembelajar B2

B2:

perlu mengetahui

‫عامل الناس‬
‫بأخلقك ل‬

bahwa kata dalam
B2 adalah bentuk
jamak.

.‫بأخلقهم‬
4.

Akidah -

‫عقيدة‬

B1: Keyakinan

B1: Tanpa akidah

pokok

yang benar,

TK 1:

seseorang akan
B2: yang

terbenam dalam

dipercayai hati

keraguan.
B2:
7

5.

B1 : cukup umur

Balig –

‫بليغ‬،‫بالغ‬

B1 : Apabila

TK 5 :

seorang perempuan

Satu unsur dalam

B2 : dewasa,

telah mengeluarkan B1 menjadi dua

pandai bicara,

darah haid maka

unsur dalam B2.

lancar bicara

dirinya telah

Terdapat dua kata

menginjak usia

dalam B2, dimana

balig.

dua kata tersebut
berbeda arti

B2 :

meskipun sama
bentuk.
Perbedaan arti
dapat diketahui
melalui cara

6

Izin - ‫إذِن‬
‫إ‬

B1:

B1: Orang tuanya

pelafalannya.
TK 1:

membolehkan,

telah

Makna kata dalam

mempersilakan

mengizinkannya

B1 menyatu

untuk segera

menjadi satu

menikah

unsur dalam B2.

B2: izin

B2:

،‫غدا أجمل‬
.‫بإذن الله‬
7

Fakir -

‫فقير‬

B1: orang yang

B1: Setiap Jumat

TK 1:

sangat

dia membagi-

Makna kata dalam

berkekurangan

bagikan sedekah

B1 menyatu

kepada fakir dan

menjadi satu

miskin.

unsur dalam B2.

B2: yang miskin

Makna kata ini
B2:

dalam B1 berbeda

‫فقير لكنه‬
.‫كريم‬

antara fakir dan
miskin, dalam B2
hanya memiliki
8

8

Ikhlas - ‫إخلصا‬

B1: bersih hati,

B1: Ikhlas dalam

tulus hati.

bekerja.

B2:

B2:

satu makna.
TK 0:

‫الخلصا في‬
‫العمال‬
9

Wajib - ‫واجب‬

B1: harus

B1: Shalat lima

dilakukan, tidak

waktu adalah

boleh tidak

wajib.

TK 1:

dilaksanakan
(ditinggalkan).

B2:

‫الصلوات‬
B2: tugas,

‫الخمس‬

kewajiban, fardu,
pekerjaan, harus,

‫واجب‬

perlu, wajib,
10

Asli - ‫أصلي‬

mesti.
B1: tidak ada

B1: Kurma adalah

campurannya,

buah asli dari

tulen, murni,

Arab.

TK 1:

bukan salinan,
tempat asal

B2:

‫التمر هو ثمر‬
B2:

‫الصألي‬
‫العربية‬

b. Leksem Mirip Bentuk Beda Makna
No.

Kata dalam
Bahasa Indonesia
(B1) – Bahasa Arab
(B2)

Kalimat dalam
Makna

Bahasa Indonesia

Tingkat

(B1) -

Kesulitan

Bahasa Arab (B2)
9

1

Hajar -

‫حجر‬

B1: memukuli

B1: Dia menghajar

TK 4:

supaya jera,

semua lawannya.

Ada makna kata

memukuli sebagai

dalam B2 benar-

hukuman,

B2:

benar baru dan

membuat tidak

‫ضرب عصفرين‬

tidak memiliki

berdaya, batu

‫بحجر‬

(Aswad)

kesamaan sama
sekali dengan
unsur dalam B1.

2

Ijazah - ‫إجازة‬

B2: batu
B1: surat tanda

B1 : Pelamar kerja

TK 4:

tamat belajar, izin

diminta

Ada makna kata

yang diberikan

menyerahkan

dalam B2 benar-

oleh guru kepada

fotokopi ijazah dan

benar baru dan

muridnya untuk

transkrip nilai yang

tidak memiliki

mengajarkan ilmu

dilegalisir.

kesamaan sama

yang diperoleh si
murid dari

sekali dengan
B2 :

unsur dalam B1.

‫هل تبحث عن‬

gurunya –

‫إجازة صأيفية‬

B2: surat izin

‫رخيصة؟‬

lisensi, liburan,
3

Jidar - ‫جدار‬

libur.
B1: garis

B1:

(sekeliling atau

-

TK 4:
Untuk

Makna kata

halaman buku),

menghasilkan

dalam B2 benar-

penggaris

gambar bangun

benar baru dan

ruang yang

tidak memiliki

bagus,

kesamaan sama

diperlukan jidar.

sekali dengan

B2: tembok.

unsur dalam B1.
B2:

‫الساعة على‬
‫الجدار تثير‬
10

‫شفقتي‬
4

Tabib -

‫طبيب‬

B1: orang yang

B1: Uang

TK 1:

pekerjaannya

simpanannya yang

mengobati orang

sedikit dengan cepat

sakit secara

habis untuk membeli

tradisional,

obat dan membayar

seperti dukun;

tabib.

dokter
Ketika mencari tabib
B2: dokter

dan dokter itu
sepanjang hari, dia
terus juga
menggendong
anaknya.
B2:

‫هل ذهبت‬

-

‫إلى‬
‫الطبيب؟‬
‫ن أخوك‬
‫إ ن‬

-

‫طبيب‬
5

Ulama - ‫علماء‬

B1: orang yang

B1: Kholifah Indar

TK 3:

ahli dalam hal

Parawansa berkata

dalam B1

pengetahuan

bahwa yang

diberikan

agama Islam

memimpin bangsa

interpretasi baru

seharusnya seorang

dalam B2. Selain

ulama atau kiyai.

mengetahui

B2: orang yang
ahli dalam
berbagai bidang
ilmu
pengetahuan.

kesamaan makna
B2:

yaitu “orang yang

‫رأيت‬
‫العلماء إل‬

- ahli”, pembelajar
B2 perlu
mengetahui
bahwa kata dalam
11

‫واحأدا ا‬

B2 adalah bentuk
jamak dan
membedakan
makna lain yaitu
“pengetahuan
agama Islam” dan
“pengetahuan
(secara umum,
tidak hanya

6

Ustaz -

ِ‫أستاذ‬

B1: guru agama

B1: Seorang ustaz

agama)”
TK 3:

atau guru besar

berjuang

dalam B1

(laki-laki), tuan

membangun

diberikan

(sebutan atau

pesantren untuk

interpretasi baru

sapaan)

yatim dan jompo.

dalam B2. Selain
mengetahui

B2: Guru, guru

B2:

besar

‫أمامى أستاذ ذ‬
‫خرج الستاذ‬

kesamaan makna

-

yaitu “seorang
guru”, pembelajar
B2 perlu
mengetahui
bahwa kata dalam
B2 adalah bentuk
jamak dan
membedakan
makna lain yaitu
“guru agama” dan
“guru (secara

7

Madrasah -

B1:

umum)”
B1: Usman pergi ke TK 3:

‫مدرسة‬

sekolah atau

sekolah.

perguruan

dalam B1
diberikan

(biasanya yang

B2:

interpretasi baru

berdasarkan

‫ذهممب عثمممان‬

dalam B2. Selain
12

agama Islam)

‫إلى المدرسة‬

mengetahui
kesamaan makna

B2: sekolah

yaitu “sekolah”,
perlu
membedakan
makna lain yaitu
“sekolah Islam”
dan “sekolah

8

Ziarah - ‫زيارة‬

(secara umum)”
TK 3:

B1: Kunjungan ke B1: Objek ziarah
tempat yang

utama di seluruh

dianggap keramat

situs Pamijahan

atau mulia

adalah makam
Syekh Abdul Muhyi.

B2: Kunjungan
B2:

‫الملك سلمان‬
‫يصل إندونيسيا‬
‫في زيارة‬
.‫تاريخية‬
9

Asma –

‫أسماء‬

B1: gangguan

B1:

Jahe

pernapasan yang

dijadikan

sering bersifat

bahan

alergis, ditandai

untuk asma.

bisa TK 3:
sebagai dalam B1

obat

alami diberikan

dengan sulit

interpretasi baru
dalam B2. Selain

bernapas dan rasa

B2:

mengetahui

sesak dalam dada;

‫السممتاذة تبحممث‬

makna “nama-

nama (bagi
Tuhan)
B2: nama-nama

‫عن أسماء أولدا‬

nama”,
pembelajar B2

‫فمممممي كشمممممف‬

perlu mengetahui

.‫الحضور‬

bahwa kata dalam
B2 adalah bentuk
jamak.
13

10

ّ ‫ك‬
Kuliah - ‫لية‬

B1: Sekolah

B1:

Ali

sedang TK 4:

tinggi, mengikuti

belajar di fakultas makna dalam B2

pelajaran di

teknik

benar-benar baru

perguruan tinggi,
ceramah.
B2: fakultas

dan tidak
B2:

memiliki

‫علممي يممدرس‬

kesamaan sama

‫فمممممي كليمممممة‬

sekali dengan
makna dalam B1

‫هندسة‬
11

Imtihan -

B1:

B1:

TK 4:

‫إمتحان‬

Upacara saat

Annisa

pengumuman

belajar untuk ujian.

sedang makna dalam B2
benar-benar baru

kenaikan kelas

dan tidak

atau

B2:

memiliki

pengumuman

‫النساء تممدرس‬

kesamaan sama

ujian.

12

Zikir -

‫ذِكر‬

‫للمتحان‬

B2: ujian.
B1: puji-pujian

B1: Pemerintah

kepada Allah

Kabupaten Klaten

yang diucapkan

menggelar doa dan

berulang-ulang,

zikir serentak di

doa atau puji-

rumah dinas wakil

pujian berlagu

bupati.

sekali dengan
makna dalam B1.
TK 3:

(dilakukan pada
perayaan Maulid
Nabi)

B2:

‫ه‬
‫أذكروا الل ه‬

-

‫ذذكرا كثيرا‬
‫هو ذكر‬

-

B2: mengingat

‫اسماء‬
‫الصحابة‬
13

Afdal - ‫افضل‬

B1:

B1:

Lebih baik, lebih

lebih

Shalat
utama

wajib TK:
dari
14

utama, lengkap,

shalat sunah.

komplet.
B2:
B2: lebih utama.

‫صألة الفممرض‬
‫افضمممل ممممن‬
‫صألة السنة‬

Keterangan:
0 = tidak menimbulkan kesulitan apapun
1 = bahasa pertama menyatu menjadi satu unsur dalam bahasa kedua
2 = tidak menemukan padanannya dalam bahasa kedua
3 = dalam bahasa pertama diberikan interpretasi baru dalam bahasa kedua
4 = unsur dalam bahasa kedua benar-benar baru dan tidak memiliki kesamaan sama
sekali dengan unsur dalam bahasa pertama
5 = satu unsur dalam bahasa pertama menjadi dua unsur atau lebih dalam bahasa
kedua

G. Materi dan Metode Bahan Ajar
Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik
pembelajaran kosakata atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna
kata (al-mufradat)1:
1. Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru atau
media lainnya. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka
untuk selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara benar.
2. Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan
membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan
dalam memberikan arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka
tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari,
sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik
yang bisa digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh
arti suatu kata, yaitu dengan pemberian konteks kalimat, defines sederhana,
1 Ahmad Fuad Effendy, 2005, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, hlm. 99-101.

15

pemakaian gambar/foto, sinonim, antonim, memperlihatkan benda asli atau
tiruannya, peragaan gerakan tubuh, dan terjemahan sebagai alternatif terakhir bila
suatu kata memang benar-benar sukar untuk dipahami oleh siswa.
4. Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna kosakata
baru, guru menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan
membaca kata tersebut dengan suara keras.
5. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bila ia diminta untuk menulis
kata-kata baru yang dipelajarinya mengingat karakteristik kata tersebut masih
segar dalam ingatan siswa.
6. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan katakata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun
tulisan. Guru harus kreatif dalam memberikan contoh kalimat dan siswa diminta
untuk menirukannya. Dalam menyusun kalimat, hendaknya digunakan kata-kata
yang produktif dan actual agar siswa dapat memahami dan mempergunakannya
sendiri.
Langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas tentunya dapat dijadikan
acuan para pengajar bahasa asing khususnya bahasa Arab, walaupun tidak semua
kata-kata baru harus dikenalkan dengan langkah-langkah tersebut.

16

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil analisis kontrastif perbedaan kata antara dua bahasa ini agar guru dapat
memprediksi bahwa pola ini akan menyulitkan pembelajar B2 sehingga guru dapat
menyiapkan langkah pembelajaran yang tepat.
Menerjemahkan suatu teks adalah salah satu cara yang paling sering digunakan untuk
mengajarkan kosakata. Guru akan mengajarkan materi tentang tata bahasa menggunakan
rumus, dan kemudian menggunakan alih bahasa ketika memberikan pengajaran
membaca, menulis, serta kosakata dalam bahasa Arab.

17

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.

Aplikasi:
Yufid KBBI
Kamus Arab Indonesia Al-Maany

18