MUHAMMAD NURMAN NOVIAN FDK

EVALUASI HASIL PROGRAM PARENTING SKILL
UNIT PELAYANAN DISABILITAS (UPD) YAYASAN SAYAP IBU (YSI)
CABANG PROVINSI BANTEN TERHADAP ANAK BINAAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh
Muhammad Nurman Novian
NIM: 1113054100009

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M

ABSTRAK
Evaluasi Hasil Program Parenting Skill Unit Pelayanan Disabilitas (UPD)

Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten Terhadap Anak Binaan
Masalah pengasuhan terhadap anak memang sangat sensitif karena pola
pengasuhan sangat menentukan pembentukan anaknya kedepan, baik secara jasmani
maupun rohani. Pengasuhan yang salah atau tidak tepat akan berdampak sangat buruk
bagi anaknya, tidak terkecuali dengan pengasuhan terhadap anak dengan disabilitas
yang justru membutuhkan skill khusus. Beriringan dengan terbitnya Undang-Undang
Terbaru tentang disabilitas No 8 Tahun 2016. Melihat juga Unit Pelayanan Disabilitas
(UPD) adalah pilot project yang nantinya akan didirikan UPD serupa di wilayah
lainnya. Jadi penelitian ini sangat penting dan sangat berguna bagi perkembangan
UPD Tangsel dan UPD atau ULD serupa yang akan dibentuk di berbagai wilayah
agar lebih baik lagi. Dengan ini peneliti memutuskan untuk mengevaluasi hasil
program parenting skill juga karena program ini berdampak langsung bagi sasaran
program atau anak binaan UPD, selanjutnya karena UPD ini berbeda dengan panti
atau yayasan yang lainnya yang mana anak binaannya tidak menginap atau hanya
terbatas hari tertentu, jadi lebih banyak waktu yang dihabiskan bersama orangtua atau
wali anak binaan dirumah daripada di UPD.
Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana evaluasi hasil program
parenting skill Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang
Provinsi Banten terhadap anak binaan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif melalui metode wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Peneliti

adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif. Teknik pemilihan informan
dalam penelitian ini purposive (bertujuan) sampling,yaitu Ketua UPD, Div.
Organisasi dan Program, Peksos, Fasilitator, 4 Wali Anak Binaan dan 4 Anak Binaan.
Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria kredibilitas
dan ketekunan atau keajegan.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa konsep program parenting skill
di UPD, (i) Memberikan informasi kepada wali anak binaan atau keluarga anak
binaan (sosialisasi) tentang pengasuhan yang baik (good parenting) untuk anak
disabilitas, (ii) Meningkatkan kemampuan baik fisik, psikis maupun sosial secara
optimal, (iii) Mendukung pengasuhan dengan keluarga anak dengan disabilitas atau
wali anak binaan. Pelaksanaan program ini seharusnya dilaksanakan 7 kali pertemuan
atau selama 7 bulan. Karena pelaksanaannya fleksibel, maka dilakukan 3 kali pada
bulan Agustus, Oktober dan Desember. Evaluasi hasil terhadap program ini sudah
berjalan sesuai dengan tujuannya, yaitu memberikan informasi kepada wali anak
binaan agar anaknya mendapatkan pola pengasuhan yang lebih baik, hal ini juga
diperkuat dengan pemenuhan indikator dalam pencapaian tujuan. Perubahan yang
dihasilkan dalam program parenting skill ini tidak jauh dari materi atau topik bahasan
dalam modul yang dipakai.
i


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...…………..……………………………………………………

i

KATA PENGANTAR……..……………………………………………….

ii

DAFTAR ISI ……..………………………………………………………...

vi

DAFTAR TABEL ..………………………………………………………...

ix


DAFTAR GAMBAR …..…………………………………………………..

xi

BAB I :

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

BAB II :

BAB III :

Latar Belakang Masalah ……………………………… 1

Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………….. 7
Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………. 8
Metodologi Penelitian …………………………............ 10
Tinjauan Pustaka ……………………………………... 17
Teknik Penulisan …………………………………........ 20
Sistematika Penulisan …………………………............ 20

LANDASAN TEORI
A. Evaluasi Program …………………………………….. .
1. Pengertian Evaluasi .………………………….....
2. Model Evaluasi Program ……………………….
3. Indikator Dalam Evaluasi ………………………
5. Pentingnya Evaluasi ………………………….....
6. Pengertian dan Tujuan Program ……..………..
7. Pengertian Evaluasi Program …………...……...
8. Unsur-Unsur Evaluasi Program ………………...
B. Parenting Skill ……………………………………….…..
1. Pengertian Parenting Skill ……………………….
2. Fungsi Parenting ………………………………….
3. Pengasuhan Yang Baik …………………………..

C. Anak Penyandang Disabilitas (APD) …………………..

22
22
24
28
29
31
32
32
33
33
35
37
38

GAMBARAN UMUM
A. Profil Unit Pelayanan Disabilitas …………………........
B. Visi dan Misi serta Tujuan Unit Pelayanan Disabilitas..
1. Visi …………………………………………………

2. Misi dan Tujuan …………………………………..

40
42
42
42

vi

C. Jumlah Klien, Jumlah dan
Kualitas Sarana & Prasarana …………………………. 43
1. Deskripsi dan Tipe Klien ……………………........ 43
2. Gedung ………………………………………......... 43
3. Sarana …………………………………………...... 44
D. Jangkauan Layanan ……………………………………. 44
E. Struktur Management dan Organisasi UPD ………...... 46
F. Struktur Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) ………....... 47
1. Struktur Organisasi UPD ……………………….. 47
2. Deskripsi Pekerjaan ……………………..……… 48
3. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab …………... 48

G. Sumber Dana dan Kerjasama UPD ………………....... 49
H. Program Pelayanan UPD …………………………........ 50
I. Program Parenting Skill ………………………………. 58
I. Alur Metode Penanganan Klien ………………………. 58
1. Persiapan ……………………………………….... 58
2. Pelaksanaan …………………………………….... 59
BAB IV : GAMBARAN PROGRAM DAN EVALUASI HASIL PROGRAM
C. Temuan Data Deskripsi Program Parenting Skill.......... 60
1. Konsep Program Parenting Skill UPD ………….. 60
2. Pelaksanaan Program Parenting Skill UPD …..... 63
B. Evaluasi Hasil Program ……………………………........ 67
1. Pencapaian Tujuan dari Program
Parenting Skill UPD ……………………………… 68
a. Indikator Efisiensi ………………….…….. 71
b. Indikator Pemanfaatan ………………….. 74
2. Perubahan yang dihasilkan dari Program
Parenting Skill UPD ………………………………… 85
a. Memahami ADK Dalam Keluarga ……... 87
b. Membimbing ADK ………………………. 98
c. Dukungan Pengasuhan Keluarga ADK .…….. 109


BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………...
1. Deskripsi Program Program Parenting Skill…..
2. Evaluasi Hasil Program ……………….………..
B. Saran …………………………………………………….
1. Bagi UPD …………………………………………
2. Bagi Wali dan Anak Binaan …………………….

vii

117
117
118
119
119
120

3. Bagi Pemerintah ………………………………… 120
4. Bagi Jurusan Kesejahteraan Sosial ……………. 120

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

Daftar Tabel

1. Tabel 1
Informan Evaluasi Hasil Program Parenting Skill
2. Tabel 2
Desain Evaluasi Hasil Program Parenting Skill
3. Tabel 3
Program Pelayanan Unit Pelayanan Disabilitas (UPD)
4. Tabel 4
Tolak ukur pencapaian tujuan dari hasil program parenting skill
5. Tabel 5
Tolak ukur perubahan yang di hasilkan dari hasil program parenting skill
6. Tabel 6
Tolak Ukur Keberhasilan Hasil Program Parenting Skill

Daftar Gambar


1. Gambar 1
Peta wilayah jangkauan layanan Unit Pelayanan Disabilitas
2. Gambar 2
Struktur Lembaga YSI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap anak adalah anugerah yang semestinya sejak dalam
kandungan sampai menginjak masa dewasa yaitu delapan belas tahun
diberikan segala haknya. Dikutip dari buku Membangun Anak Negeri, Abul
Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi
Muhammad SAW. “Ya Rasulullah, apakah hak anakku dariku?” Nabi
menjawab, “Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau
tempatkan ia di tempat yang baik.” Sabda Rasulullah SAW yang lain,
“Baguskanlah namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada
hari kiamat nanti.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban).1
Dan dipertegas bahwa, manusia dalam ajaran Islam adalah
Keturunan Adam dan seluruh anak cucunya dimuliakan tanpa terkecuali.
Pernyataan ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 70: 2

“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang

1

Membangun Anak Negeri, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Nusa Tenggara Barat
dan Unicef. Cet. I Oktober 2004. h.29.
2
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Q.S. Al-Isra’/17: 70 (Jakarta: PT. Insan Medika Pustaka,
2013), h. 290.

1

2

baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami
ciptakan dengan kelebihan yang sempurna ”.
Berdasarkan ayat Al-Qur’an tersebut telah dijelaskan bahwa, semua
manusia termasuk dari anak-anak sampai lansia mempunyai hak yang sama.
Termasuk juga Anak Penyandang Disabilitas (APD) yang juga harus
merasakan hak yang sama dengan anak-anak atau manusia lainnya. Anak
Penyandang Disabilitas (APD) merupakan anak yang rentan terhadap berbagai
masalah, masalah hambatan tumbuh kembang, perlindungan (eksploitasi,
kekerasan, penelantaran dan perlakuan salah), serta masalah sosial lainnya
termasuk kemiskinan. Oleh karena itu, penanganan APD perlu secara dini
dilakukan, karena kenyataannya masih banyak keluarga APD dan masyarakat
tidak memahami perlindungan dan rehabilitasi sosial terhadap APD sedini
mungkin yang menyebabkan masalah APD menjadi lebih kompleks.3
Realitasnya, situasi anak-anak dan orang dewasa dengan disabilitas sampai
detik ini hanyalah sekedar menjadi “mikrokosmos” dalam keseluruhan debat
dan proses pembangunan. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang tidak
mendapatkan tempat dan posisi yang layak dalam kehidupan sosial di
masyarakat.4
Dalam Desk-Review-nya tentang Analisis Situasi Penyandang
Disabilitas Di Indonesia, Irwanto dkk mengemukakan bahwa, “Indonesia
merupakan Negara yang memiliki berbagai resiko untuk kecacatan. Mulai di
3

Model Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak Penyandang Disabilitas Berbasis
Keluarga dan Masyarakat, Sub Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak Dengan Kecacatan,
Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial
Republik Indonesia. Cet. November 2005. h.2.
4
Peter Coleride, “Pembebasan dan Pembangunan”, Oxfam-United Kingdom, 1997.

3

berbagai daerah sepanjang tahun, masih adanya insiden penyakit polio dan
lepra, kekurangan vitamin A, tingginya insiden stroke, serta buruknya
keselamatan pasien (patient safety) dalam praktek kedokteran.

Polio dan

Lumpuh Layu yang telah ada vaksinnya masih mempunyai prevalensi sekitar
4/100.000 penduduk. Penyakit Lepra, misalnya masih mempunyai prevalensi
0.76/10.000 penduduk pada tahun 2008. Hipertensi yang dapat mengakibatkan
stroke menjangkiti 31.7% dari penduduk berusia 18 tahun ke atas (Depkes RI,
2008). Sedangkan stroke sendiri prevalensinya diperkirakan 8.3/1000
penduduk (Riskesdas 2007).”5
Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Bab I Pasal
1 Ayat 1 menyatakan bahwa: “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” Pada
pasal 23 ayat 1 menerangkan bahwa “Negara, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah menjamin perlindungan, pemeliharaan dan kesejahteraan anak dengan
memperhatikan hak dan kewajiban orangtua, wali dan oranglain yang secara
hukum bertanggungjawab terhadap anak.” Demikian pula pada pasal 12
menyatakan “setiap penyandang disabilitas berhak memperoleh rehabilitasi,
bantuan sosial dan penentuan taraf kesejahteraan sosial.” Dalam UndangUndang No. 8 Tahun 2016 Tentang Disabilitas yang merupakan UndangUndang terbaru atas perubahan Undang-Undang No. 4 Tahun 1997 Tentang
Penyandang Cacat Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 yang menyatakan bahwa: “Unit
5

Irwanto dkk, Analisis Situasi Penyandang Disabilitas Di Indonesia : Sebuah DeskReview, Pusat Kajian Disabilitas Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Politik Uiniversitas Indonesia
Depok, Jakarta, November 2010. h. 1.

4

Layanan Disabilitas adalah bagian dari satu Institusi atau lembaga yang
berfungsi sebagai penyedia layanan dan fasilitas untuk penyandang
Disabilitas.”
Melihat Undang-Undang di atas, perlu adanya tindak lanjut yang
lebih komprehensif di berbagai pihak, baik pemerintah dan swasta, untuk
memberikan pelayanan yang baik bagi APD. Pemerintah dalam hal ini
menginstruksikan program penanganan berbasis institusi. Salah satunya adalah
Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten, merupakan lembaga
penyantunan dan rehabilitasi anak cacat ganda terlantar di Tangerang Selatan
Banten. Yang mempunyai Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) sebagai Unit
Layanan Disabilitas (ULD) di Tangerang Selatan. Cacat ganda atau disebut
juga disabilitas ganda adalah anak yang memiliki dua atau lebih disabilitas
fisik dan mental, dan atau disabilitas sensorik (ganda), sehingga diperlukan
pendampingan, pelayanan, pendidikan dan alat bantu yang khusus. Serta klien,
anak binaan atau penerima manfaat dengan kondisi seperti inilah, yang
ditangani oleh Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten dan Unit
Pelayanan Disabilitas (UPD) yang berdomisili di Kota Tangerang Selatan.
Pada faktanya, realitas pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Tangerang Selatan masih dirasa kurang dalam hal penanganan
disabilitas. Akibatnya fasilitas untuk penyandang disabilitas masih minim,
untuk itu pemerintah diharapkan untuk memenuhi kebutuhan anak
penyandang disabilitas.6 Ketua Yayasan Sayap Ibu Provinsi Banten Renowati

6

http://selatan.tangerangsatu.com/2015/11/waduh-fasilitas-penyandang-disabilitas.html.
Diakses pada 4 Agustus 2016.

5

Hardjosubroto mengatakan, bahwa saat ini fasilitas untuk anak penyandang
disabilitas belum disediakan pemerintah. Untuk itu pihaknya mencoba
mendorong agar disediakan fasilitas untuk penyandang disabilitas. Fasilitas
tersebut diantaranya, tempat rehabilitasi, toilet dan jalur khusus. Selama ini,
perhatian Pemerintah Kota Tangerang Selatan baru pada tahap pelayanan,
seperti pelatihan tata rias sebagai wujud pelayanan untuk penyandang
disabilitas tuna rungu selama 3 hari dan berdurasi 2 jam setiap pertemuan.7
Lalu pelatihan khusus seperti pelatihan refleksi, massage siatzu untuk tuna
netra yang berdurasi paling lama dua tahun dan paling singkat enam bulan.8
Menurut Kasie Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Cacat Lamro Siregar,
Tangerang Selatan baru memperhatikan kaum disabilitas sampai titik bantuan
secara material yaitu Rp 300.000/ bulan per orang kepada 38 orang disabilitas
berat, dan nyatanya aksi pelayanan dari Pemkot Tangsel sangat minim
dikarenakan Tangerang Selatan belum mempunyai panti rehab khususnya
yang menampung penyandang disabilitas.9 Pada temuan inti dari penelitian
yang dilakukan pada tahun 2006 dan 2007 oleh Save the Children dan
Kementerian Sosial (Kemensos) dengan dukungan dari UNICEF, yang
dilakukan di enam Provinsi terkait realitas pengasuhan di Panti Sosial Asuhan
Anak (PSAA). Penelitian ini menemukan bahwa pengurus panti tidak
memiliki pengetahuan memadai tentang situasi anak yang seharusnya diasuh

7

http://tangselmedia.com/dinsosnakertrans-gelar-kursus-tata-rias-penyandangdisabilitas.html. Diakses pada 4 Agustus 2016.
8
http://tangerangrayaonline.com/2016/04/20/di-tangsel-penyandang-disabilitas-bakaldiberi-pelatihan/. Diakses pada 4 Agustus 2016.
9
http://www.kompasiana.com/mams/penyandang-disabilitas-kejiwaan-dan-orang-terlantartangsel-butuh-panti-rehab-dan-rumah-singgah_552815956ea834172b8b45fa.
Diakses pada 4 Agustus 2016.

6

di dalam panti, dan pengasuhan yang idealnya diterima anak. 10 Ini
membuktikan begitu pentingnya penggalian layanan pengasuhan yang baik
bagi anak binaan melalui evaluasi terkait program Parenting Skill yang
diberikan oleh Unit atau Lembaga terkait, termasuk Unit Layanan Disabilitas.
Terkait dengan pelayanan yang diterapkan oleh Unit Layanan
Disabilitas, sangat penting untuk diketahui bagaimana fungsi pengasuhan yang
ada melalui tahapan evaluasi hasil dari program Parenting Skill yang
disediakan. Karena fungsi pengasuhan sangatlah penting melihat ini juga
adalah tanggungjawab negara dan instansi yang diberi izin dan tanggungjawab
untuk melindungi hak dan menjamin pengasuhan alternatif yang sesuai.
Berdasarkan fakta dan data di atas tentang realitas layanan untuk penyandang
Disabilitas yang diberikan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk
penyandang Disabilitas masih minim. Unit Pelayanan Disabilitas (UPD), yang
merupakan Unit Layanan Disabilitas (ULD) di Kota Tangerang Selatan,
menjadi mitra yang dapat membantu khususnya Pemerintah Kota Tangerang
Selatan, dalam memberikan pelayanan bagi penyandang Disabilitas di Kota
Tangerang Selatan, yang mana UPD juga adalah suatu upaya pemerintah guna
pelayanan terhadap penyandang disabilitas11. Dengan demikian sangat penting
untuk diketahui bagaimana realitas layanannya utamanya fungsi pengasuhan
yang tertuang dalam program Parenting Skill, karena sebenarnya fungsi
Parenting Skill sangatlah penting dalam upaya penanganan APD yang justru
10

Buku Standar Nasional Pengasuhan Anak Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak,
Kementerian Sosial Republik Indonesia. (Jakarta: 2011). H. 3.
11
Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Peksos (Pengaruh Konsep Diri dan Sikap Terhadap
Kehidupan Sosial Terhadap Aktualisasi Diri Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar Rehabilitasi
Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong-Bogor) R.Engkeu Agiati, Enung Huripah, Vol.8,
No.2, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) (Bandung, 2009) h. 262-263.

7

seringkali terabaikan. Melihat harapan besar kedepan yaitu UPD akan lebih
dikembangkan atau menjadi Pilot Project yang nantinya akan dimaksimalkan
keberadaannya, berupa UPD baru di setiap domisili atau berupa ULD yang
serupa di Kota Tangerang Selatan. Untuk itu penting sekali menggali
bagaimana layanan UPD atau evaluasi hasil melalui program Parenting Skill,
agar jika UPD sudah berkembang dan melebarkan sayap guna pembentukan
ULD yang serupa. Layanan yang diberikan akan semakin baik dan ideal.
Berdasarkan paparan masalah di atas maka penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian yaitu ”EVALUASI HASIL PROGRAM
PARENTING SKILL UNIT

PELAYANAN DISABILITAS (UPD)

YAYASAN SAYAP IBU (YSI) CABANG PROVINSI BANTEN
TERHADAP ANAK BINAAN”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan
yang peneliti teliti, untuk itu perlu adanya pembatasan masalah yang
berkaitan dengan penelitian ini. Karena peneliti menyadari adanya
keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Pembatasan
masalah dilakukan agar pengkajian dalam penelitian ini tidak terlampau
jauh sehingga menjadi lebih terfokus dan efektif terhadap apa yang akan
disimpulkan. Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada Evaluasi Hasil

8

Program Parenting Skill Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap
Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten Terhadap Anak Binaan.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah serta eksplorasi permasalahan
pada latar belakang diatas. Maka pertanyaan mendasar dalam Evaluasi
Hasil Program Parenting Skill Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan
Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten Terhadap Anak Binaan, yang
ingin dijawab dan dituangkan dalam skripsi ini adalah :
a) Bagaimana Deskripsi Program Parenting Skill Unit Pelayanan
Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten
terhadap anak binaan?
b) Bagaimana Evaluasi Hasil Program Parenting Skill Unit Pelayanan
Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten
terhadap anak binaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian skripsi ini
adalah :
a) Untuk mendeskripsikan Program Parenting Skill Unit Pelayanan
Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi
Banten terhadap anak binaan.

9

b) Untuk mendeskripsikan Bagaimana Evaluasi Hasil Program
Parenting Skill Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap
Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten terhadap anak binaan.

1. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa Kesejahteraan
Sosial tentang Evaluasi Hasil Program Parenting Skill Unit
Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang
Provinsi Banten terhadap anak binaan. Serta dapat dijadikan sebagai
bahan referensi atau bahan kepustakaan bagi pengembangan ilmu
Kesejahteraan Sosial.
b) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan kepada
berbagai pihak terkait dengan isu layanan Disabilitas, baik
Pemerintah maupun swasta tentang Evaluasi Hasil Program
Parenting Skill. Juga dapat berkontribusi dalam memberikan
gambaran tentang Evaluasi Program Parenting Skill Unit Pelayanan
Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi
Banten terhadap anak binaan. Sehingga bisa menjadi bahan rujukan
guna perbaikan layanan Disabilitas yang diterapkan oleh Unit

10

Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang
Provinsi Banten yang lebih baik.

D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang penulis gunakan adalah
pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi

objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.12
2. Jenis Penelitian
Bogdan dan Taylor dalam Syamsir Salam menjelaskan bahwa
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.13
3. Model dan Ruang Lingkup Evaluasi
Untuk melakukan evaluasi hasil program parenting skill di UPD
Tangsel, peneliti mengambil model evaluasi program dari Pietrzak, Ramler,

12

Prof.Dr. Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2009),cet: 5,

13

Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.30.

h.1.

11

Ford dan Gilbert dengan tipe evaluasi hasil.14 Yang diarahkan kepada
evaluasi keseluruhan dampak terhadap penerima layanan, dengan
pertanyaan kunci pencapaian tujuan.15 serta perubahan yang dirasakan oleh
penerima layanan. Dalam hubungannya dengan kriteria keberhasilan yang
digunakan untuk suatu proses evaluasi, peneliti menggunakan 2 indikator
dari 8 indikator yang dikemukakan oleh Feurstein, yaitu indikator efisiensi
dan pemanfaatan.16 Peneliti juga mengambil dari modul anak dengan
disabilitas yang dipakai oleh UPD dalam pelaksanaan program Parenting
Skill, guna mengetahui perubahan yang dirasakan oleh penerima layanan
atau wali dan anak binaan UPD.

4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah penerima manfaat atau anak binaan
UPD, dan obyek dalam penelitian ini adalah hasil program parenting skill
UPD Tangsel. Obyek dalam kualitatif adalah obyek yang alamiah atau
natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai
metode naturalistik.

5. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Disabilitas
yang bertempat di Jl. Kenanga No.10, Komplek Perumahan Ciputat Baru

14

BAB II h.7.
BAB II h.11.
16
BAB II h.12.
15

12

Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (15413).
Sedangkan waktu penelitian dari Bulan September 2016 sampai dengan
bulan Februari 2017.

6. Teknik Pemilihan Informan
Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive
(bertujuan) sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam
menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Karena
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.17 Dan apabila dalam proses pengumpulan data
sudah tidak lagi ditemukan variasi informan maka peneliti tidak perlu untuk
mencari informan baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai.
Peneliti menganggap bahwa Kepala UPD sebagai tumpuan atas apa yang
berkaitan dengan UPD, Divisi Organisasi dan Program, Fasilitator dan
Pekerja Sosial yang bertugas di UPD perlu untuk menjadi informan. Lalu
wali anak binaan dan anak binaan UPD yang menjadi sasaran atas program
parenting skill di UPD.
Berikut ini tabel subjek dan informan dalam pengumpulan data yang
diperlukan dalam penelitian.

Tabel 1
Informan Evaluasi Hasil Program Parenting Skill

17

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 54.

13

No

Informan

Informasi

Metode

Jumlah

Alasan

Yang Dicari
1.

2.

KepalaUnit

Wawancara

Pelayanan

dan Studi

Disabilitas

Dokumentasi

1 Orang

Wawancara

1 Orang

Program

Wawancara

1 Orang

(Yang rutin

kontroling program Parenting Skill.

Skill

dan

merasakan

bagaimana

Provinsi Banten
Sebagai pihak netral atas pelaksanaan

(UPD) Yayasan
Sayap Ibu

Wali Anak Binaan

dan

(UPD) Yayasan Sayap Ibu Cabang

Disabilitas

5.

teknis

layanan Unit Pelayanan Disabilitas

Unit Pelayanan

Pekerja Sosial

pelaksana

Sebagai pelaksana program Parenting

Parenting Skill

4.

kebijakan

pelaksanaan program Parenting Skill

Sebagai

Tutor atau
Fasilitator

penentu

yang ada di UPD

Divisi Organisasi
dan Program

3.

Sebagai

Wawancara

1 Orang

program dan layanan yang ada di Unit

(YSI) Cabang

Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan

Provinsi Banten

Sayap Ibu Cabang Provinsi Banten

terhadap anak
binaan.

Wawancara

4 Orang

Dan Observasi

Sebagai pihak netral dan sebagai pihak
ke

3

dari

pelaksanaan

program

Parenting Skill.

mengikuti
program)
6.

Anak Binaan
(Disabilitas Ganda)

Wawancara
dan Observasi

4 Orang

Sebagai objek utama penerima manfaat
dari program Parenting Skill UPD

14

7. Sumber Data
Sumber data yang diambil oleh peneliti ini terdapat dua data, yaitu
data primer (pokok) dan data sekunder (pendukung).
a) Data primer adalah data yang belum tersedia, sehingga untuk
menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya.
Diperoleh melalui wawancara Kepala UPD, Div Organisasi dan
Program, Fasilitator, Peksos, 4 orang wali anak binaan dan anak binaan.
Melalui observasi dan studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan, surat
kabar atau media kabar, dokumen yang berkaitan dengan penelitian.18
Seperti isu-isu yang terjadi di Indonesia melalui pemberitaan online,
surat kabar atau Koran yang membahas mengenai permasalahan
Parenting Skill dalam ranah disabilitas.

8. Teknik Pengumpulan Data
Adapun untuk pelaksanan penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang dilakukan adalah melalui:
a) wawancara
Interview atau wawancara, merupakan suatu alat pengumpulan
informasi

secara

langsung

tentang

beberapa

jenis

data.19

Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan
yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti
18

Jamal Arifin, Teknik Penarikan Sample Dan Pengumpulan Data, (Jakarta, 2005) h.17.
Adang Rukhyat, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: Dinas Olahraga dan
Pemuda, 2003), h. 51.
19

15

memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.
Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist.20
Diperoleh melalui wawancara Kepala UPD, Div Organisasi dan
Program, Fasilitator, Peksos, 4 orang wali anak binaan dan anak
binaan.
b) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan dengan menggunakan
pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya
seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu observasi
adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya,
melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra
lainnya.21 Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mendatangi
langsung ke lokasi penelitian, kemudian mengamati program parenting
skill di UPD. Melalui pencatatan apa yang terlihat, didengar dan diraba
kemudian penulis tuangkan dalam laporan penulisan skripsi sesuai data
yang dibutuhkan. Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si
peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek
penelitiannya.

Instrumen

yang

dipakai

dapat

berupa

lembar

pengamatan, panduan pengamatan dan lainnya.22

20

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011), h. 24.
21
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Linnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 115.
22
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011), h. 25.

16

c) Studi Dokumentasi
Studi dokumen merupakan perlengkapan dari pengguna
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen
yang dimaksud seperti buku data anak binaan UPD, brosur UPD dan
dokumen lainnya. Serta dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan
program parenting skill di Unit Pelayanan Disabilitas (UPD) Yayasan
Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten. Pengumpulan dokumen
untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti
berbagai faktor di sekitar subjek penelitian.23

9. Teknik Analisa Data
Menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unitunit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.24

10. Teknik Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini
memiliki kriteria, yaitu :
23

Heribertus B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian untuk
Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996), h. 36.
24
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Cet-ke 5, h. 88.

17

a) Kredibilitas

dengan

teknik

triangulasi

yaitu

memeriksa

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Misalnya,
membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat

dan

pandangan

orang

lain.

Kemudian

juga

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen maupun
dokumentasi yang berkaitan. Dalam hal ini penulis melakukan
perbandingan wawancara dari informan satu ke informan lain dan
juga melakukan wawancara terhadap hasil dari obsevasi yang
penulis lakukan.
b) Ketekunan/ keajegan pengamatan dengan maksud menemukan
ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang dicari, kemudian memusatkan diri
pada hal-hal tersebut secara rinci, atau dengan kata lain peneliti
hanya memusatkan jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

E. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka dari Jurnal
Ilmiah Pekerjaan Sosial Peksos (Pengaruh Konsep Diri dan Sikap Terhadap
Kehidupan Sosial Terhadap Aktualisasi Diri Penyandang Cacat Tubuh di
Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong-Bogor)
R.Engkeu Agiati, Enung Huripah, Vol.8, No.2, Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial (STKS) (Bandung, 2009). Karena dalam jurnal ini, membahas secara
gamblang tentang subjek penelitiannya yang juga penyandang cacat atau
disabilitas, lalu juga membahas tentang UPT tau Unit Pelaksana Teknis atau

18

dalam penelitian ini peneliti meneliti UPD yang juga adalah UPT atau ULD
bentukan YSI.
Juga dari Jurnal Instruksional Psikologi, Edisi September 2001 Oleh
Jennifer Neal, Donna Frickhorbu, menghasilkan bahwa pengasuhan
merupakan sebuah proses interaksi yang berlangsung terus-menerus dan
mempengaruhi bukan hanya bagi anak tetapi juga bagi orangtua. Pengasuhan
sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang
dilakukan orangtua untuk mendukung perkembangan anak. Ini mendukung
bagaimana penelitian yang diambil oleh peneliti tentang bagaimana
pengaruhnya program parenting skill atau pengasuhan terhadap anak dari
orangtuanya atau dalam penelitian ini adalah wali anak binaan.
Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti menemukan
skripsi yang berhubungan tentang Evaluasi Program, tetapi peneliti
menemukan dari sudut yang berbeda, yaitu skripsi Ulfa Andriyani, Nim
1110054100033, Tahun 2014 Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan Judul Evaluasi Program Terapi Anak
Berkebutuhan Khusus Di Yayasan Panti Nugraha Jakarta Selatan. Skripsi
tersebut membahas bagaimana evaluasi program terapi anak berkebutuhan
khusus di yayasan panti

nugraha jakarta selatan. Bedanya skripsi diatas

menggunakan tempat yang berbeda yaitu di Yayasan panti nugraha Jakarta
selatan, sedangkan penulis mengambil tempat di Unit Pelayanan Disabilitas
(UPD) Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Provinsi Banten. Persamaannya

19

yakni skripsi tersebut menggunakan variabel yang sama yaitu berfokus pada
Evaluasi Program lembaga yang sedang diteliti.
Peneliti juga melakukan tinjauan pustaka dari skripsi Bani
Fauziyyah Jehan, Nim 1110054100030, Tahun 2014, Jurusan Kesejahteraan
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan Judul Efektifitas Kegiatan
Parenting Skill Dalam Pemberdayaan Keluarga Anak Jalanan Di Pusat
Pengembangan Pelayanan Sosial Anak Atau Social Development Centre For
Children (Sdc). Bedanya adalah objek penelitiannya yaitu di pusat
pengembangan pelayanan sosial anak atau social development centre for
children (sdc), sedangkan penulis mengambil objek penelitiannya yaitu Unit
Pelayanan Disabilitas Kota Tangerang Selatan. Persamaannya adalah, samasama meneliti tentang Program Parenting Skill.
Peneliti juga mengambil tinjauan pustaka dari skripsi Usniawati,
Nim 07054002463, Tahun 2011 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan Judul Evaluasi Hasil Program
Bimbingan Keterampilan Pada Korban Trafficking Di Panti Sosial Karya
Wanita “Mulya Jaya” Pasar Rebo Jakarta Timur. Skripsi tersebut meneliti
tentang evaluasi terhadap program bimbingan keterampilan di Panti Sosial
Karya Wanita Mulya Jaya. Kesamaan dengan skripsi diatas adalah yang samasama meneliti tentang evaluasi atas hasil program. Perbedaannya adalah
terletak pada objek dan subjek penelitian yaitu peneliti mengambil objek
penelitian di Unit Pelayanan Disabilitas dan subjek penelitiannya adalah Anak
Penyandang Disabilitas. Sedangkan skripsi diatas mengambil objek penelitian
di PSKW dan objek penelitiannya adalah korban trafficking.

20

F. Teknik Penulisan
Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam
skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2,
tahun 2008.

G. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN mencakup tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II

KAJIAN TEORITIS mengenai pokok pembahasan meliputi :
Pengertian Evaluasi, Pengertian dan Tujuan Program, Pengertian
Evaluasi Program, Model Evaluasi Program, Indikator Evaluasi,
Tujuan dan Pentingnya Evaluasi, Pengertian Parenting Skill, Fungsi
Parenting, Pengertian Anak Penyandang Disabilitas, Pengertian
Anak Penyandang Disabilitas Ganda.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA menjelaskan tentang Profil
Lembaga, Sejarah Singkat Unit Pelayanan Disabilitas, Visi dan
Misi, Kegiatan Unit Pelayanan Disabilitas, Jaringan kerjasama,
Susunan Organisasi, Pendanaan Unit Pelayanan Disabilitas, Sarana
dan Prasarana.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN membahas
analisa sesuai dengan perumusan masalah yang telah dibuat dalam
bentuk deskriptif mengenai evaluasi hasil program Parenting Skill

21

terhadap anak binaan yang disesuaikan dengan tinjauan teoritis pada
bab dua.
BAB V

PENUTUP berisi kesimpulan yang berisikan penilaian dari evaluasi
hasil program parenting skill, sesuai dengan perumusan masalah
serta

dikemukakan

beberapa

permasalahan yang ditemukan.

saran

yang

terkait

dengan

22

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program
1.

Pengertian Evaluasi
Menurut bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
Evaluation. “Evaluation berarti menilai sesuatu produk sehingga
dapat digambarkan sebagai pengembangan suatu proses dan dalam
hal ini putusan nilai mengambil peranan penting sehingga evaluasi
dalam arti luas menyangkut segala proses yang diteliti.”25 Menurut
istilah, “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument
dan

hasilnya

dibandingkan

tolak

ukur

untuk

memperoleh

kesimpulan.”26 Menurut etimologi, “evaluasi adalah penaksiran,
perkiraan keadaan, dan penentuan hasil.”27 Sedangkan terdapat
beberapa definisi evaluasi menurut para ahli mengenai evaluasi
sebagai berikut:
a) Menurut Sriven (1976) evaluasi dapat mempunyai dua
fungsi, yaitu fungsi formatif dan sumatif. Formatif dan
sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Fungsi
formatif yaitu evaluasi yang dipakai untuk perbaikan dan
25
26

Suryanta Rafi’I, Teknik Evaluasi, (Bandung: Angkasa, 1988), Cet. Ke-10, h.10.
M.Chatib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1991), Cet Ke-1,

h.1.
27

Nurul Hidayati, Evaluasi Program, (Tangerang: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Jakarta, 2008), h. 5-6.

22

23

pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program,
orang, produk dan sebagainya). Fungsi sumatif yaitu
evaluasi dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan,
seleksi atau lanjutan. jadi, evaluasi hendaknya membantu
pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program,
perbaikan

program,

pertanggungjawaban,

seleksi,

motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari
mereka yang terlibat.28
b) Worthen dan Sanders (1973, dalam Anderson 1971)
mendefinisikan evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu
yang berharga tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu
tersebut

juga

termasuk

mencari

informasi

yang

bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program,
produksi, prosedur, juga alternatif strategi yang diajukan
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
c) Casley dan Kumar mendefinisikan evaluasi sebagai suatu
penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi dan
dampak dari suatu proyek dikaitkan dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.
d) Fink dan Kosecoff juga mendefinisikan evaluasi sebagai
serangkaian prosedur untuk menilai mutu suatu program

28

Farida yusuf tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk program
Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h.4.

24

dan menyediakan informasi tentang tujuan, aktifitas,
hasil, dampak dan biaya program.
e) Gosling dan Edward mendefinisikan evaluasi sebagai
penilaian yang dilakukan pada waktu tertentu terhadap
dampak dari serangkaian kegiatan dimana tujuan yang
telah ditetapkan tercapai.29
Dari definisi di atas, penulis sependapat dengan definisi yang
diutarakan oleh Fink dan Kosecoff yang mendefinisikan evaluasi sebagai
serangkaian prosedur untuk menilai mutu suatu program dan menyediakan
informasi tentang tujuan, aktifitas, hasil, dampak dan biaya program. Jadi
dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh evaluator untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu program guna
keputusan atau keberlanjutan program yang lebih baik kedepannya.
Evaluasi dibutuhkan dalam setiap program untuk mengetahui keberhasilan
dan kemajuannya serta target yang direncanakan sudah tercapai atau belum,
sehingga hasilnya nanti dapat diperbaiki pada program selanjutnya. Serta
agar tidak terjadi lagi kesalahan atau kekurangan serupa yang menyebabkan
terhambat dan tersumbatnya suatu program untuk dijalankan.

2. Model Evaluasi Program
Model evaluasi ialah model desain evaluasi yang dibuat oleh
ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama

29

Suharsimi Arikunto, Cepi Syarifadi Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Bumi
Aksara, Jakarta: 2009, h.1-2.

25

dengan pembuatnya atau tahap pembuatannya. Model ini dianggap
model standar atau dapat dikatakan merek standar dari pembuatannya.30
Terdapat model evaluasi CIPP (Contect, Input, Process, Product), yang
telah dikembangkan oleh Daniel L.Stuflebem, adapun penjelasannya
sebagai berikut:
a) Contect evaluation to serve planning decision. Konteks
evaluasi ini berfungsi untuk membantu merencanakan
suatu keputusan, menentukan kebutuhan yang akan
dicapai oleh suatu program, serta untuk merumuskan
tujuan program. Evaluasi ini juga merupakan suatu
upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan,
kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel
yang dilayani serta tujuan dari suatu proyek.
b) Input evaluation, structuring decision. Evaluasi ini
menolong mengatur keputusan, menentukan sumbersumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa
rencana dan strategi yang digunakan untuk mencapai
kebutuhan. Serta bagaimana prosedur kerja untuk
mencapainya.
c) Process evaluation, to serve implementing decision.
Evaluasi

proses

berfungsi

untuk

membantu

mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana
rencana tersebut telah diterapkan, dan apa yang harus
30

Ibid., Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, h.13.

26

direvisi. Begitu pertanyaan tersebut terjawab, maka
prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki.
d) Product evaluation, to serve recycling decision. Evaluasi
produk ini digunakan untuk menolong keputusan
selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang
dilakukan setelah suatu program

berjalan?

Serta

mengenai pertanyaan apakah tujuan yang ditetapkan
telah tercapai?.31

Terdapat

juga

Model

evaluasi

program

yang akan

dikemukakan oleh Pietrzak, Ramler, Ford, Gilbert. Mereka
mengemukakan tiga tipe evaluasi guna mengawasi program secara
lebih seksama, yaitu:
a) Evaluasi Input
Evaluasi ini memfokuskan pada berbagai unsur yang
masuk dalam pelaksanaan suatu program. Tiga unsur utama
yang terkait dengan evaluasi input adalah klien, staff,
program. Pietrzak dkk, menjelaskan bahwa variabel klien
meliputi karakteristik demografi klien, seperti susunan
keluarga dan beberapa anggota keluarga yang ditanggung.
Variabel staff meliputi aspek demografi dari staff seperti:
latar belakang pendidikan staff dan pengalaman staff.

31

Ibid,.h.13-22.

27

Sedangkan variabel program meliputi aspek tertentu, seperti
layanan yang diberikan dan sumber rujukan yang tersedia.
Dalam

kaitan

evaluasi

input

program

pietrzak

mengemukakan empat kriteria yang dapat dikaji, baik
sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan. Kriteria tersebut
adalah: 1) Tujuan dan objektif, 2) Penilaian terhadap
kebutuhan komunitas, 3) Standar dari suatu praktek yang
terbaik; 4) Biaya per unit layanan.
b) Evaluasi Proses
Dalam

evaluasi

ini

menurut

Pietrzak

dkk,

memfokuskan diri pada aktifitas program antara klien
dengan staff terdepan yang merupakan pusat dari pencapaian
tujuan program. Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis
dari sistem pemberian layanan, hasil analisis harus dikaji
berdasarkan kriteria yang relevan seperti standar praktek
terbaik, kebijakan lembaga, tujuan proses dan kepuasan
klien.
c) Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil menurut Pietrzak dkk diarahkan
kepada evaluasi keseluruhan dampak dari suatu program
terhadap penerima layanan. Pertanyaan yang muncul dalam
evaluasi ini adalah bila suatu program telah berhasil
mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan akan

28

menjadi berbeda setelah ia menerima layanan tersebut?
Kriteria keberhasilan ini akan dikembangkan sesuai dengan
kemajuan suatu program atau terjadi perubahan perilaku dari
klien. Pertanyaan kunci yang ingin dijawab dalam evaluasi
ini adalah:
1) Apakah tujuan pelayanan pada klien tercapai
pada tingkat yang sesuai dengan yang
diharapkan?
2) Apakah program menghasilkan perubahan
pada penerima layanan?32
Model evaluasi program yang akan peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah model evaluasi menurut Pietrzak, Ramler,
Ford, Gilbert. Mereka mengemukakan tiga tipe evaluasi guna
mengawasi program secara lebih seksama, yaitu evaluasi input,
proses dan hasil. Namun peneliti hanya mengambil evaluasi hasil
saja dalam penelitian ini.

3. Indikator Dalam Evaluasi
Dalam hubungan dengan kriteria keberhasilan yang digunakan
untuk suatu proses evaluasi, peneliti menggunakan dua indikator dari
delapan indikator yang dikemukakan oleh Feurstein. Indikator yang akan
peneliti gunakan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi kegiatan:
32

Ulfa Andriani, (Skripsi Evaluasi Program terapi anak berkebutuhan khusus di Yayasan
Panti Nugraha Jakarta Selatan), h.28.

29

a) Indikator efisiensi, indikator ini menunjukkan apakah sumber daya
dan

aktivitas

yang

dilaksanakan

guna

mencapai

tujuan

dimanfaatkan secara tepat guna mencapai tujuan dimanfaatkan
secara tepat guna atau tidak memboroskan sumber daya yang ada
dalam mencapai tujuan.
b) Indikator pemanfaatan, indikator ini melihat seberapa banyak suatu
layanan yang sudah disediakan oleh pemberi layanan dipergunakan
oleh kelompok sasaran.33

4. Pentingnya Evaluasi
Menurut Toseland dan Rivas, 1984 (dalam Ashman, 1993)
menyebutkan pentingnya evaluasi dalam praktek pekerjaan sosial:
a) Dapat memberikan pemahaman kepada pekerja sosial tentang
dampak dari praktek pertolongan yang telah dilakukannya.
b) Dapat memberikan umpan balik kepada pekerja sosial dalam
meningkatkan keterampilannya dalam bekerja sama dengan
klien.
c) Dapat

menunjukkan

kemanfaatan

program-program

yang

dilaksanakan yang berguna untuk perbaikan program di masa
yang akan datang.
d) Menjadi media untuk memahami kemajuan-kemajuan yang telah
dicapai klien.

33

Ibid., h.133-135.

30

e) Dapat menjadi media bagi klien untuk mengekspresikan sikap,
harapan, serta pandangan-pandangannya.
f) Dapat menjadi media untuk mengembangkan pengetahuan yang
bermanfaat bagi praktek orang lain.34

Sedangkan menurut Feurstein, menyatakan ada 10 alasan mengapa
evaluasi perlu dilakukan, yaitu?
a) Pencapaian, guna apa yang sudah dicapai.
b) Mengukur kemajuan yakni melihat kemajuan dikaitkan dengan
objek program.
c) Meningkatkan pemantauan agar tercapai manajemen yang lebih
baik.
d) Mengidentifikasi

kekurangan

dan

kelebihan

agar

dapat

memperkuat program itu sendiri.
e) Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif guna
melihat perbedaan apa yang telah terjadi setalah diterapkan
suatu program.
f) Biaya dan melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup masuk
akal.
g) Mengumpulkan informasi, guna merencanakan dan mengelola
kegiatan program secara lebih baik.
h) Berbagi pengalaman, guna melindungi pihak lain terjebak dalam
kesalahan yang sama atau untuk mengajak seseorang untuk ikut
34

Ibid., h. 17.

31

melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan
telah berhasil dengan baik.
i) Meningkatkan keefektifan, agar dapat memberikan dampak
yang lebih kuas.
j) Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik.
Karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan
dari masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal.35

5. Pengertian dan Tujuan Program
Menurut pengertian secara umum, “program dapat diartikan sebagai
rencana. Pengertian program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka
program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang
dilakukan bukan hanya satu kali melainkan berkesinambungan.”36 Program
dalam pandangan seorang ahli yakni Suharsimi Arikunto adalah “sederetan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai satu tujuan
tertentu. Oleh karena itu suatu program merupakan kegiatan yang
direncanakan maka tentu saja perencanaan program itu bertujuan dan
keberhasilannya dapat diukur”37

35

Ibid., Isbandi Rukminto, Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervesi
Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), h. 127.
36
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (yogyakarta: Bina Aksara, 1998),
h.8.
37
Ibid., h. 1.

32

6. Pengertian Evaluasi Program
Tanpa evaluasi, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat
diketahui. “evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui
efektivitas masing-masing komponennya.”38 Definisi evaluasi program
menurut dua ahli yakni Cronbach dan Stufflebeam mengemukakan bahwa
“evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan
kepada pengambil keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut
meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil
keputusan tentang suatu program.”39

7. Unsur-Unsur Evaluasi program
a) Pertama, yaitu proses evaluasi, dimana langkah pada proses evaluasi
adalah penyediaan informasi, menggambarkan dengan menaksir dan
memperkirakan keadaan, mengukur keberhasilan serta mencari
penyebab dari kegagalan dan keberhasilan, melakukan penilaian secara
berkala dengan waktu yang ditentukan dan dengan cara mengkritisi
program.
b) Kedua, yaitu kaitan evaluasi d